• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah Mesin Pengupas Pinang Muda Terhadap Kualitas Hasil Pengupasan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah Mesin Pengupas Pinang Muda Terhadap Kualitas Hasil Pengupasan."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BESARNYA TEKANAN PEGAS DAN RPM

PISAU BAWAH MESIN PENGUPAS PINANG MUDA

TERHADAP KUALITAS HASIL PENGUPASAN

SKRIPSI

OLEH:

GITA MUSTIKA RITONGA

060305020/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Judul Skripsi : Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah Mesin Pengupas Pinang Muda Terhadap Kualitas Hasil Pengupasan

Nama : Gita Mustika Ritonga Nim : 060305020

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan Departemen : Teknologi Pertanian

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing :

Ir.Terip Karo-Karo, M.S. Linda Masniary Lubis, STP, M.Si

Ketua Anggota

Mengetahui

Ketua Departemen Ir.Saipul Bahri Daulay, M.Si

(3)

ABSTRAK

GITA MUSTIKA RITONGA: Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah Mesin Pengupas Pinang Muda terhadap Kualitas Hasil Pengupasan, dibimbing oleh TERIP KARO-KARO dan LINDA MASNIARY LUBIS.

Buah pinang muda lebih susah dikupas daripada buah pinang tua lebih-lebih kalau menggunakan pisau seperti yang dilakukan masyarakat desa pada umumnya. Karena itu perlu ada penelitian untuk mesin pengupas pinang muda dalam kapasitas besar. Penelitian ini dilakukan pada Februari-Maret 2010 di Workshop Terip Karo-Karo, Jl.Bunga Sedap Malam XII No.4 Padang Bulan,Medan dan di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, Fakultas Pertanian USU, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu besarnya tekanan pegas (10, 20 dan 30 kg) dan rpm pisau bawah (280, 350, 420, 490, 560 rpm). Parameter yang dianalisis adalah kapasitas pengupasan, persentase buah pinang yang tidak terkupas, persentase buah pinang yang terkupas, persentase biji yang lengket pada kulit, persentase biji yang lepas dari kulit, persentase biji pinang yang utuh dan persentase biji pinang yang cacat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya tekanan pegas maupun rpm pisau bawah pada mesin pengupas pinang muda memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter. Interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kapasitas pengupasan, persentase buah pinang yang tidak terkupas, persentase buah pinang yang terkupas, persentase biji pinang yang utuh dan persentase biji pinang yang cacat, tetapi memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap persentase biji yang lengket pada kulit dan persentase biji yang lepas dari kulit. Hasil yang terbaik di peroleh oleh tekanan pegas sebesar 10 kg dan rpm pisau bawah sebesar 560 rpm.

Kata kunci : Buah Pinang Muda, Mesin Pengupas Pinang Muda, Besarnya Tekanan Pegas, Rpm Pisau Bawah.

ABSTRACT

GITA MUSTIKA RITONGA :The Effect of Spring Pressure and Under Knife Rpm of Young Areca Peeling Machine on the Quality of Peeled Product, supervised by TERIP KARO-KARO and LINDA MASNIARY LUBIS.

Peeling of young areca fruit is more difficult than old areca fruit especially when using ordinary knife as usually done by village people. Therefore, research should be done to design a fruit peeling machine for large capacity production. This research was conducted in February-Maret 2020 at Terip Karo-Karo Workshop, Jl.Bunga Sedap Malam XII No.4 Padang Bulan, Medan and at the Laboratory of Food Chemical Analysis, Faculty of Agricultural, North Sumatera University, Medan, using completely randomized design with two factors i-e : spring pressure (10, 20 dan 30 kg) and under knife rpm (280, 350, 420, 490 dan 560 rpm). Parameters analyzed were machine capacity, percentage of unpeeled fruit, percentage of peeled fruit, percentage of sticky nut on the peel, percentage of loosed nut, percentage of intact areca nut and percentage of defect areca nut.

The result showed that the spring pressure and the under knife rpm had highly significant effect on all parameters. The interaction of spring pressure and under knife rpm had highly significant effect on machine capacity, percentage of unpeeled fruit, percentage of peeled fruit, percentage of loosed nut and percentage of intact areca nut, but the had no significant effect on percentage of sticky nut on the peel and percentage of loosed nut. The best result for value of spring pressure was 30 kg and the best result of under knifes rpm was 560 rpm.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan berkah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah Mesin Pengupas Pinang Muda

Terhadap Kualitas Hasil Pengupasan” yang disusun sebagai salah sau syarat untuk

dapat meraih gelar sarjana di Penelitian ini berguna sebagai sebagai sumber informasi

dalam pengupasan buah pinang muda dan sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada komisi pembimbing bapak Ir.Terip Karo-Karo, MS. selaku ketua dan ibu Linda Masniary Lubis

STP, M.Si. selaku anggota yang telah banyak memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda (alm) dan Ibunda beserta abang dan adik saya yang memberikan

dukungan doa maupun materi. Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh teman teman stambuk 2006 di Program studi Teknologi

Hasil Pertanian yang telah membantu dan memberi dukungannya kepada saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2010

(5)

RIWAYAT HIDUP

GITA MUSTIKA, lahir di balige tanggal 14 Juni 1988. Anak ke-4 dari 5 bersaudara

dari ayahanda Maulud Ritonga (Almarhum) dan ibunda Anismar Harahap.

Pada tahun 1994, penulis memasuki Sekolah Dasar Negri 060873 Medan dan lulus pada tahun 2000. Kemudian memasuki jenjang pendidikan SLTP SwastaPertiwi dan lulus

pada tahun 2003. Selanjutnya penulis memasuki jenjang pendidikan SLTA Swasta Al-azhar dan lulus pada tahun 2006. Penulis memasuki Departemen Teknologi Pertanian dengan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Medan melalui jalur SPMB pada tahun 2006.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif sebagai pengurus Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian (IMTHP) pada tahun 2006-1009. Penulis juga aktif dalam kegiatan Organisasi Agriculture Technology Moeslem (ATM) tahun 2007-2008. Penulis telah mengikuti

(6)
(7)

DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Diagram Alir Penelitian Pengupasan Buah Pinang Muda ... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Parameter

yang Diamati ………. 25 Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Parameter yang Diamati ….. 26

Kapasitas Alat (buah/jam)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Kapasitas

Alat (buah/jam) ……….. 27 Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas Alat

(buah/jam) ……….………. 29 Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm

Pisau Bawah terhadap Kapasitas Alat (buah/jam)……….. 31

Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah Pinang yang

Tidak Terkupas (%)………. 34 Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak

Terkupas (%) ..………..……….. 36 Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm

Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%) ……. 38

Buah Pinang yang Terkupas (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah

Pinang yang Terkupas (%)……….. 40 Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang

Terkupas (%) ..……….….. 42 Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm

Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Terkupas (%)……… 44

Biji yang Lengket pada Kulit (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Biji yang Lengket pada Kulit (%)………. 46 Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Biji yang Lengket pada Kulit (%) ………... 48 Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Biji yang Lengket dengan Kulit (%)…… 50

Biji yang Lepas dari Kulit (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Biji yang Lepas dari Kulit (%)……… ……… 50 Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Biji yang Lepas dari

(8)

Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Biji yang Lepas dari Kulit (%) …….. 54 Biji Pinang yang Utuh (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Biji Pinang yang

Utuh (%) ……… 54 Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Biji Pinang yang

Utuh (%) ……….…….. 56 Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm

Pisau Bawah terhadap Biji Pinang yang Utuh (%)……… 57

Biji Pinang yang Cacat (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Biji Pinang yang

Cacat (%) ……….. 60 Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Biji Pinang yang

Cacat (%) ………. 62 Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm

Pisau Bawah terhadap Biji Pinang yang Cacat (%)……….. 64 KESIMPULAN DAN SARAN

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal 1. Spesifikasi Motor Listrik ... 11

2. Hasil pengukuran jarak pegas setelah diberi beban ... 19

3. Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Parameter yang

Diamati ... 25

4. Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Parameter yang Diamati ... 26

5. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas

Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam)………... 28

6. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap

Kapasitas Pengupasan(buah/jam) ……….………. 30

7. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas Pengupasan

(buah/jam)………... 32

8 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas

terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)……… 34

9. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap

Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%) ..………... 36

10. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak

Terkupas (%)………... 38

11. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas

terhadap Buah Pinang yang Terkupas (%)……….. 40

12. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap

Buah Pinang yang Terkupas (%) ..……….. 42

13. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi antara Besarnya

Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang

Terkupas (%) ………... 44

14. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas

(11)

15. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap

Biji yang Lengket pada Kulit (%) ……….. 48

16. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas

terhadap Biji yang Lepas dari Kulit (%)……….. 51

17. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap

Biji yang Lepas dari Kulit (%) ………... 52

18. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas

terhadap Biji Pinang yang Utuh (%) ……….. 54

19. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap

Persentase Biji Pinang yang Utuh (%) ……… 56

20. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi antara Besarnya

Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Biji Pinang yang

Utuh (%)………... 58

21. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas

terhadap Biji Pinang yang Cacat (%) ………..……… 60

22. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap

Biji Pinang yang Cacat (%) ………. 62

23. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi antara Besarnya

Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Biji Pinang yang

(12)

DAFTAR GAMBAR

4. Pegas sebelum diberi beban dengan diameter dan jarak pegas yang

berbeda, (x = diameter pegas, y = jarak pegas awal) ... 19

5. Diagram Alir Penelitian Pengupasan Buah Pinang Muda ... 24

6. Grafik Hubungan Besarnya Tekanan Pegas Terhadap Kapasitas

Pengupasan (buah/jam)………... 28

7. Grafik Hubungan Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas

Pengupasan(buah/jam) ………. 29

8. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah

Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam)………... 33

9. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah Pinang

yang Tidak Terkupas (%)……….. 35

10. Hubungan Rpm Pisau Bawah terhadap Persentase Buah Pinang

yang Tidak Terkupas (%) ..……….. 37

11. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah

terhadap Persentase Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)………… 39

12. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas terhadap Persentase Buah

Pinang yang Terkupas (%)………. 41

13. Hubungan Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang

Terkupas (%) ..……… 43

14. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah

terhadap Buah Pinang yang Terkupas (%)……….. 45

(13)

16. Hubungan Rpm Pisau Bawah terhadap Biji yang Lengket

pada Kulit (%) ………. 49

17. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas terhadap Biji yang Lepas dari

Kulit (%)……….. 51

18. Hubungan Rpm Pisau Bawah terhadap Biji yang Lepas dari

Kulit (%) ………. 53

19. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas terhadap Biji Pinang yang

Utuh (%) ………. 55

20. Hubungan Rpm Pisau Bawah terhadap Biji Pinang yang

Utuh (%) ……….. 57

21. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah

terhadap Biji Pinang yang Utuh (%) ……… 59

22. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas terhadap Biji Pinang yang

Cacat (%) ……….……. 61

23. Hubungan Rpm Pisau Bawah terhadap Biji Pinang yang

Cacat (%) ………... 63

24. Hubungan Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1. Data Pengamatan Analisa Kapasitas Pengupasan (buah/jam) ………. 71

2. Daftar Analisis Sidik Ragam Kapasitas Pengupasan (buah/jam) …… 71

3. Data Pengamatan Analisa Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)….. 72

4. Daftar Analisis Sidik Ragam Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%).. 72

5. Data Pengamatan Analisa Buah Pinang yang Terkupas (%)………… 73

6. Daftar Analisis Sidik Ragam Buah Pinang yang Terkupas (%)…….. 73

7. Data Pengamatan Analisa Biji yang Lengket pada Kulit (%)………. 74

8. Daftar Analisis Sidik Ragam Biji yang Lengket pada Kulit (%)…….. 74

9. Data Pengamatan Analisa Biji yang Lepas pada Kulit (%)... 75

10. Daftar Analisis Sidik Ragam Biji yang Lepas dari Kulit (%)………… 75

11. Data Pengamatan Analisa Biji Pinang yang Utuh (%) ………. 76

12. Daftar Analisis Sidik Ragam Biji Pinang yang Utuh …………..……. 76

13. Data Pengamatan Analisa Biji Pinang yang Cacat (%) ……… 77

14. Daftar Analisis Sidik Ragam Biji Pinang yang Cacat (%) ……… 77

15. Gambar Bagian-Bagian Mesin Pengupas Pinang Muda ... 78

16. Gambar Hasil Analisa terhadap Parameter ... 81

17. Gambar Diagram Alir Hasil Pengupasan Pinang Muda ... 82

(15)

ABSTRAK

GITA MUSTIKA RITONGA: Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah Mesin Pengupas Pinang Muda terhadap Kualitas Hasil Pengupasan, dibimbing oleh TERIP KARO-KARO dan LINDA MASNIARY LUBIS.

Buah pinang muda lebih susah dikupas daripada buah pinang tua lebih-lebih kalau menggunakan pisau seperti yang dilakukan masyarakat desa pada umumnya. Karena itu perlu ada penelitian untuk mesin pengupas pinang muda dalam kapasitas besar. Penelitian ini dilakukan pada Februari-Maret 2010 di Workshop Terip Karo-Karo, Jl.Bunga Sedap Malam XII No.4 Padang Bulan,Medan dan di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, Fakultas Pertanian USU, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu besarnya tekanan pegas (10, 20 dan 30 kg) dan rpm pisau bawah (280, 350, 420, 490, 560 rpm). Parameter yang dianalisis adalah kapasitas pengupasan, persentase buah pinang yang tidak terkupas, persentase buah pinang yang terkupas, persentase biji yang lengket pada kulit, persentase biji yang lepas dari kulit, persentase biji pinang yang utuh dan persentase biji pinang yang cacat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya tekanan pegas maupun rpm pisau bawah pada mesin pengupas pinang muda memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter. Interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kapasitas pengupasan, persentase buah pinang yang tidak terkupas, persentase buah pinang yang terkupas, persentase biji pinang yang utuh dan persentase biji pinang yang cacat, tetapi memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap persentase biji yang lengket pada kulit dan persentase biji yang lepas dari kulit. Hasil yang terbaik di peroleh oleh tekanan pegas sebesar 10 kg dan rpm pisau bawah sebesar 560 rpm.

Kata kunci : Buah Pinang Muda, Mesin Pengupas Pinang Muda, Besarnya Tekanan Pegas, Rpm Pisau Bawah.

ABSTRACT

GITA MUSTIKA RITONGA :The Effect of Spring Pressure and Under Knife Rpm of Young Areca Peeling Machine on the Quality of Peeled Product, supervised by TERIP KARO-KARO and LINDA MASNIARY LUBIS.

Peeling of young areca fruit is more difficult than old areca fruit especially when using ordinary knife as usually done by village people. Therefore, research should be done to design a fruit peeling machine for large capacity production. This research was conducted in February-Maret 2020 at Terip Karo-Karo Workshop, Jl.Bunga Sedap Malam XII No.4 Padang Bulan, Medan and at the Laboratory of Food Chemical Analysis, Faculty of Agricultural, North Sumatera University, Medan, using completely randomized design with two factors i-e : spring pressure (10, 20 dan 30 kg) and under knife rpm (280, 350, 420, 490 dan 560 rpm). Parameters analyzed were machine capacity, percentage of unpeeled fruit, percentage of peeled fruit, percentage of sticky nut on the peel, percentage of loosed nut, percentage of intact areca nut and percentage of defect areca nut.

The result showed that the spring pressure and the under knife rpm had highly significant effect on all parameters. The interaction of spring pressure and under knife rpm had highly significant effect on machine capacity, percentage of unpeeled fruit, percentage of peeled fruit, percentage of loosed nut and percentage of intact areca nut, but the had no significant effect on percentage of sticky nut on the peel and percentage of loosed nut. The best result for value of spring pressure was 30 kg and the best result of under knifes rpm was 560 rpm.

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

P

Penanganan buah pinang sesudah di panen adalah pengeringan dan

pengupasan. Pengeringan biasanya dilakukan bagi buah pinang yang sudah tua.

Pengeringan dilakukan untuk mempermudah pengupasan pinang. Pengupasan

pinang dilakukan oleh masyarakat umumnya masih sederhana yaitu dengan

memakai pisau. Proses ini memerlukan waktu yang lama dan tenaga kerja yang

banyak. Pengupasan Buah pinang muda tidak memerlukan proses pengeringan inang (Betel Nut/Areca Catechu) banyak terdapat di Indonesia baik di

pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi daPapua. Di Indonesia biji pinang

tersebut tidak secara umum digunakan oleh masyarakat atau dengan kata lain

hanya sebagian kecil saja yang mengkonsumsi pinang tersebut sebagai bahan

campuran sirih. Di beberapa negara terutama negara-negara Asia Selatan seperti

India, Pakistan, Bangladesh, Nepal dan Maldives banyak masyarakatnya

mengkonsumsi pinang sebagai kebutuhan sehari-hari. Di beberapa negara Eropa

seperti Inggris pinang dibutuhkan guna memenuhi permintaan masyarakat Asia

Selatan yang tinggal di negara tersebut. Di Jerman, Belgia, Belanda, Korea

Selatan dan China, pinang digunakan untuk bahan baku farmasi. Berdasarkan

data-data yang ada pinang asal Indonesia sangat diminati atau dengan kata lain

80% kebutuhan dunia akan pinang dipenuhi dari Indonesia. Dengan demikian

ekspor pinang merupakan suatu peluang usaha yang sangat menjanjikan karena

(17)

tetapi pinang muda dapat langsung dikupas. Ditinajau dari segi ekonomi biji

pinang muda lebih mahal dari pada biji pinang tua ini dikarenakan biji pinang

muda tidak hanya dijadikan sebagai tambahan ketika mengkonsumsi sirih tetapi

bisa juga untuk menjaga kesehatan dari kecanduan nikotin.

Pada proses pengupasan yang telah kita ketahui bersama, pinang muda

lebih susah dikupas daripada pinang tua oleh karena itu dalam perlakuan

pengupasan pinang muda sangat sulit ketika masih menggunakan pisau seperti

yang dilakukan masyarakat di desa pada umumnya. Maka dibutuhkan mesin

pengupas pinang muda dalam kapasitas besar. Mesin ini sudah ada, dimana mesin

tersebut telah dirancang bangun oleh Terip Karo-Karo, tetapi bagaimana tingkat

efisiensinya terhadap kualitas hasil pengupasan dengan beberapa faktor yang

mempengaruhinya, maka dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah

Mesin Pengupas Pinang Muda Terhadap Kualitas Hasil Pengupasan”.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh besarnya

tekanan pegas dan rpm pisau bawah mesin pengupas pinang muda terhadap

kualitas hasil pengupasan.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna sebagai sebagai sumber informasi dalam

pengupasan buah pinang muda dan sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi

di Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

(18)

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh besarnya tekanan pegas, rpm pisau bawah dan interaksi antara

besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah mesin pengupas pinang muda

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Pinang

Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang

dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm.

Buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan dan 4 bulan kemudian mempunyai

jambul daun-daun kecil yang belum terbuka. Pembentukan batang baru terjadi

setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8 tahun tergantung keadaan tanah.

Tanaman ini berbunga pada awal dan akhir musim hujan dan memiliki masa

hidup 25-30 tahun. Biji buah berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak

berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih muda. Pada bidang irisan biji tampak

perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan tidak beraturan menembus

endosperm yang berwarna agak keputihan (Depkes RI, 1989).

Tanaman pinang (Areca catechu L.) termasuk dalam famili Arecaceae

yang merupakan tanaman yang sekeluarga dengan kelapa. Salah satu jenis

tumbuhan monokotil ini tergolong palem-paleman.

Secara rinci, sistimatika tanaman pinang dapat diuraikan seperti berikut :

Divisi : Plantae Kelas : Monokotil Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae atau Palmae Genus : Areca

Spesies : Areca catechu L.

(20)

1.

Pinang termasuk jenis tanaman yang sudah dikenal luas di masyarakat

karena secara alami penyebarannya cukup luas di berbagai daerah. Ada beberapa

jenis pinang diantaranya pinang biru, pinang hutan, pinang irian, pinang kelapa,

dan pinang merah. Salah satu jenis pinang yang sudah dikenal masyarakat adalah

pinang sirih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

2.

Pohon tumbuh satu – satu, tidak berumpun seperti jenis palem umumnya.

3.

Batang lurus agak licin tinggi dapat mencapai 25 m

4.

Diameter batang atau jarak antar-ruas batang sekitar 15 cm

5.

Garis lingkaran batang tampak jelas.

Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C

Bentuk buah bulat telur, mirip telur ayam, dengan ukuran sekitar 3,5-7,7 cm

serta berwarna hijau waktu muda dan merah jingga atau merah kekuningan

saat masak tua (Anonimous, 2008)

8 H13 NO2

Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung

proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan

flavonoid. Proantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus,

antikarsinogenik, anti-inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000).

),

arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi,

tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak

menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang and Lee, 1996).

Botani Pinang

Pinang sirih tidak membutuhkan pemeliharaan atau perawatan secara

khusus. Sampai saat ini belum ditemukan hewan atau penyakit yang menimbulkan

(21)

sinar matahari yang cukup, temperatur udara antara 20 - 32 C, dan curah hujan

2.000 - 3.000 mm per tahun. Ketinggian tanah ideal untuk pertumbuhan pinang

adalah antara 0 - 750 meter di atas permukaan laut. Pembiakan pohon pinang

dapat dilakukan melalui proses pembibitan dari biji pohon yang telah berumur

lebih dari 15 tahun dan mampu menghasilkan setidaknya 350 butir pinang per

bulan. Pemupukan dilakukan pada awal dan akhir musim hujan setelah

penyiangan. Tanpa proses pemupukan teratur pohon pinang berbuah pada umur

4 - 6 tahun (Anonimous, 2008).

Pemberian pupuk secara teratur dapat mempercepat usia produktif

tanaman menjadi 3,5 tahun dengan hasil produksi yang lebih optimal. Puncak

produksi adalah pada saat tanaman berumur 10 - 20 tahun. Pada tanaman pinang

dewasa panen dapat dilakukan 4 - 6 kali per tahun. Pada usia 3,5 - 4 tahun

rata-rata produksi pohon pinang mencapai 1,5 kg/pohon per bulan atau 11.250

kg/hektar per tahun. Pada usia diatas 6 tahun rata-rata produksinya kurang lebih

22.500 kg/hektar per tahun. Lanjutnya, untuk memperoleh hasil optimal terdapat

dua sistem tanam yang dapat dikembangkan, yaitu sistem monokultur dan sistem

tumpangsari (Anonimous1

Penyebaran dan Produksi , 2009)

Bisnis pinang di Jambi kian menjanjikan. Bahkan kini pinang menjadi

salah satu komoditi ekspor, terutama untuk Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Selain kualitasnya yang bagus, juga harga pinang untuk ekspor ini kian

menjanjikan. Kini rata-rata per kilo harga pinang dibandrol Rp 3.500. Sebelumnya

harga biji pinang pernah mencapai 5.000 per kilo. Namun kini banyaknya

(22)

cukup dikeluhkan sebagian petani pinang di Jambi. Karena selama ini buah

pinang cukup banyak membantu perekonomian masyarakat Jambi. Warga

berharap agar buah pinang kembali normal seperti biasa. Tidak hanya tambahan,

bahkan sudah menjadi penghasilan pokok. Sementara data di Dinas Perindustrian

dan Perdagangan (Disperindag) ekspor biji pinang juga menjadi salah satu

komoditi primadona. Tahun 2006 lalu ekspor biji pinang volume mencapai

5.055.519 kg, sedangkan nilai ekspor mencapai USD 2.820.744,40. Jumlah ini

terus mengalami peningkatan yang cukup berarti. Di triwulan pertama 2007,

ekspor biji pinang mencapai 1.891.200 kg, dengan nilai ekspor sebesar USD

1.113.464,54. Lalu di April 2007 volume ekspor pinang Jambi sebesar 900.700

kg, dengan nilai sebanyak USD 547.185,47 (Anonimous2, 2009).

Panen dan Pasca Panen

A. Panen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Panen buah masak penuh

Panen dapat dilakukan pada buah yang menjelang masak atau sudah

masak. Tanda buah siap panen adalah warna kulit berwarna kuning atau

kemerahan. Panen dapat dilakukan dengan menggilir beberapa kelompok

tanaman.

2. Panen buah muda

Pinang kacung dipanen saat buah masih berwarna hijau tua atau berumur

antara 7-8 bulan. Biasanya buah yang dipanen cara seperti ini, dalam proses pasca

panen melalui perebusan sehingga buah akan mengeras dan tidak mudah terserang

(23)

Gambar 1. Buah pinang muda dan buah pinang masak

B. Penanganan pasca panen

Sesudah dipanen buah dibelah menjadi dua tujuannya adalah agar buah

cepat kering, setelah buah terbelah semua segera dikeringkan dengan panas sinar

matahari, setelah kering buah yang masih mempunyai kulit tadi di cungkil setelah

itu buah dijemur kembali selama 50 jam. Penjemuran berlangsung selama 4 hari

secara berturut-turut. Setelah kering biji pinang dapat dikemas dalam karung

plastik untuk dijual atau disimpan dalam gudang.

Gambar 2. Pembelahan buah pinang yang siap untuk dikeringkan di sinar matahari

Buah pinang muda

(24)

1.

Tanaman pinang dapat dijadikan tanaman pagar, penghijauan, bahan

bangunan, dan hiasan, bagian-bagian tanamannya sangat berkhasiat

menyembuhkan beberapa penyakit.

Daun

Daun pinang mengandung minyak atsiri yang dapat mengobati gangguan

radang tenggorokan, pangkal tenggorokan, dan pembuluh broncial. Pucuk daun

muda yang rasanya pahit pun dapat dijadikan obat nyeri otot. Selain obat, daun

pinang dijadikan sebagai pucuk pupuk hijau.

2. Pelepah

3.

Pelepah pinang dapat dipakai sebagai bahan baku pembungkus makanan,

seperti pembungkus gula merah, gula aren, atau gula tebu.

Batang

Batang berguna sebagai bahan bangunan, jembatan, dan saluran air.

Bahkan, setiap tahun pada perayaan hari kemerdekaan, batang pinang dipakai

sebagai tiang untuk lomba panjat pinang. Tanamannya sendiri dapat dipakai untuk

mencegah terjadinya erosi atau longsor pada tanah miring.

4. Sabut buah

5.

Buah pinang mengandung sabut dapat dijadikan sebagai bahan baku

pembuatan kuas gambar atau kuas alis mata.

Biji

Biji berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti pewarna

kain, dan obat. Seperti juga pelepah pinang, biji pun perlu pengolahan untuk

mendapatkan produk-produk tersebut. Biji pinang sebagai penyusun ramuan obat

(25)

organisasi kesehatan dunia) yang bernaung dibawah PBB. Biji pinang ini

dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan tahun sebelum masehi, terutama di Mesir.

Hingga kini, ada sekitar 23 negara yang menggunakan biji pinang sebagai obat

cacing, eksim, sakit gigi, flu, luka, kudis, difteri, nyeri haid, mimisan, sariawan,

menceret, koreng, borok (Mhdsyukur, 2009).

Alat Mesin Pasca Panen Pinang

1.

Di dalam proses pasca panen pinang muda ini terdiri dari proses

pengupasan pinang dari pinang yang utuh sampai keluar biji pinang yang utuh,

pada proses pengupasan ini melibatkan atau menggunakan mesin pengupasan

pinang muda yang dirancang bangun oleh Terip Karo-Karo, yang terdiri dari :

Bagian Kerangka

2.

Pada bagian kerangka mesin ini sebagai bahan dasar adalah besi dan

kemudian dimodifikasi berbentuk siku, yang berguna sebagai penahan atau

dudukan mesin pengupas pinang muda ini, disamping itu kerangka ini juga dapat

menunjukkan kekokohan mesin ini sehingga bisa kelihatan menarik.

Bagian Setelan Pisau Atas

3.

Bagian setelan pisau atas pada mesin ini berfungsi untuk mengatur jarak

antara pisau atas dan pisau bawah.

Per Setelan Pisau Atas

Pada bagian per ini hanya terdapat pada setelan pisau atas. Hal ini

dikarenakan pisau atas berfungsi sebagai pengaturan untuk menentukan jarak

antara pisau atas dan pisau bawah, dimana pisau bawah konstan dan tidak dapat

digerakkan dan ini juga dapat memudahkan kita dalam hal pengupasan pinang

(26)

ini terletak dibagian kiri dan kanan mesin pengupas pinang muda. Ukuran jarak

antara pisau atas ke pisau bawah yang terdapat pada mesin ini yang ditentukan

oleh per setelan adalah 1,5 – 3,0 cm, ukuran ini juga harus disesuaikan dengan

diameter pinang muda. Pada penelitian ini,ukuran jarak antara pisau atas dan pisau

bawah yang digunakan yaitu 1,9 cm dengan diameter pinang muda sebesar

3,5 – 3,8 cm.

4. Mata Pisau

5.

Mata pisau ini panjangnya 10 cm sebanyak 16 buah yang terbuat dari besi

dan terdapat pada dudukan atas dan bawah, jarak antara pisau yang satu dan

lainnya adalah 2 cm. Fungsi mata pisau ini adalah untuk mengupas atau

melepaskan kulit pinang dari biji.

Pully Pisau dan Tali Kipas

6.

Pully pisau pada mesin ini berjumlah 2 buah yang terdapat pada pisau atas

dan pisau bawah. Fungsi dari Pully pisau adalah untuk mengerakkan dudukan

pisau dengan bantuan tali kipas yang telah dihubungkan dengan motor listrik.

Motor Listrik

Motor listrik berjumlah 2 buah yang berfungsi untuk menggerakkan Pully

pisau.

Adapun spesifikasi dari motor listrik adalah:

Tabel 1. Spesifikasi motor listrik

No Spesifikasi Motor Listrik Pisau Atas Motor Listrk Pisau Bawah

1 Tipe AO27124 Y801-4

2 Tenaga 0,5 HP, 380 V 0,55 KW, ¾ HP 220/380V

3 Arus 1,12 A 2,6/1,5 A

4 Putaran 1400 rpm 1390 rpm

(27)

7. Pengaturan Kecepatan

Pengaturan kecepatan ini tergantung pada motor listrik yang digunakan.

Motor listrik untuk pisau atas ½ HP dengan pengaturan rpm 0,75 KW – ¾ HP

200/240 V dan pada motor listrik untuk pisau bawah, ¾ HP dengan pengaturan

rpm 1,5 KW – 2HP 200/240 V.

Unit mesin pengupasan buah pinang muda dilengkapi saluran pemasukan

yang mempunyai dimensi 29,5 x 40,5 x 40,5 cm3 dengan sudut kemiringan 55 o

yang berfungsi sebagai sarana masuknya buah pinang muda secara utuh dan

mengarahkannya menuju pisau pengupas. Unit pengupas terbuat dari baja dengan

panjang pisau 10 cm lebar 2 cm dan tebal 1 cm. jumlah pisau pengupas sebanyak

16 buah pisau atas dan 16 buah pisau bawah dan jarak antara mata pisau 2,5 cm

yang kemudian digerakkan oleh motor listrik secara langsung. Saluran

pengeluaran dengan dimensi 35 x 13,5 x 13 cm3 yang berfungsi sebagai tempat

keluarnya hasil kupasan, yang dipasang dengan kemiringan 60o. Rangka mesin

pengupasan buah pinang muda terbuat dari besi L 4 x 4 cmdan tebal 0,5 cm.

Prinsip pengupasan pinang menggunakan mesin pengupas buah pinang

muda, mesin ini bekerja digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya

0,5 HP / 1400 rpm, untuk memutar pisau pengupas. Buah pinang muda di

masukkan ke saluran pemasukan dan kemudian bergelinding menuju mata pisau

pengupas yang berlawanan arah. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin

besar tekanan yang diterima biji. Buah pinang muda dikupas dengan memisahkan

kulit dengan biji sehingga menghasilkan biji yang utuh ketika keluar dari saluran

(28)

pisau atas

Gambar 3. Sketsa prinsip proses pengolahan

Penampang Pinang Muda

(29)

Kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti

laju pemasukan bahan, kecepatan, daya yang tersedia, macam bahan yang

digunakan serta ukuran bahan (Smith dan Wilkes, 1990).

Biji pecah atau cacat merupakan mutu rendah, biji pecah dapat

disebabkan karena jarak gilingan yang terlalu dekat dan kecepatan putaran tidak

sesuai (Hadiwiyoto dan Soehardi, 1981).

Pegas akan memberikan tekanan pada kedua rol karet, pegas ini sangat

penting supaya kedua rol memperoleh daya tarik yang sama kuat, sehingga proses

pengupasan kulit menjadi merata. Getaran yang timbul akibat benturan antar rol

karet dengan rol karet, getaran motor, dan lain-lain dapat ditahan oleh adanya

pegas ini, sehingga proses pengupasan tidak terganggu. Besarnya daya tarik dari

pegas ini kira kira 25-30 kg (Hardjosentono, dkk., 1996).

Jenis gangguan mesin pengupas jika kapasitas turun yaitu a) putaran

poros utama menurun, cara mengatasi yaitu tambahkan gas motor hingga rpm

sesuai dengan semestinya b) tenaga penggerak tidak cukup, cara mengatasinya

yaitu naikkan rpm motor atau ganti pulinya c) pengupasan kulit tidak sempurna.

Jika pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol

yang lemah (Hardjosentono, dkk., 1996).

Arah putaran kedua rol berlawanan satu sama lain, kedua rol berputar

berlawanan ke arah dalam. Arah putaran tersebut tidak boleh terbalik artinya

kedua rol tidak boleh berputar kearah luar. Beda putaran turut menentukan

persentase beras pecah kulitnya (Hardjosentono, dkk., 1996).

Gaya putaran silinder mendesak buah hingga terhimpit dan tergencet pada

(30)

dengan pisau ke saluran yang berbeda

Peningkatan putaran pada proses pengupasan memberi pengaruh positif

terhadap kualitas biji yang terkelupas sempurna, sehingga jika ingin menaikkan

kapasitas dapat dilakukan tanpa mempengaruhi kualitas biji. Untuk kualitas biji

terkelupas sebagian dan biji tidak terkelupas, rata-rata jumlahnya menurun pada

putaran yang semakin tinggi (Amelia, dkk., 2008).

. Agar waktu yang disyaratkan guna

menjaga mutu biji tercapai, maka dilakukan pengaturan putaran pada mesin

pengupas. Secara teoritis semakin tinggi putaran, maka kapasitas pengupasan

semakin bertambah (Amelia, dkk., 2008).

Kapasitas alat dan persentase buah terkupas pada kecepatan putaran

piringan tersebut cukup tinggi. Pada kecepatan putaran piringan yang lebih tinggi,

kapasitas alat yang dihasilkan lebih tinggi dengan persentase kerusakan biji yang

(31)

BAHAN DAN METODA

Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan yaitu pinang muda dengan karakter buah

pinang yang sudah bulat utuh atau dengan kata lain sudah terbentuk biji,warna

kulit luar buah berwarna hijau tua dengan diameter 3,5-3,8 cm. Buah pinang muda

ini diperoleh dari petani pinang di Desa Lantasan Baru-Amplas, Kecamatan

Patumbak, Medan.

Peralatan

Peralatan penelitian yang digunakan yaitu jangka sorong, mistar 30 cm,

pisau, besi siku, besi bulat, timbangan, mata pisau, tali kipas, motor listrik,pegas,

Telemecanik Inverter, digital rpm, dan stopwatch.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

2010 di Workshop Terip Karo-Karo, Jl. Bunga Sedap Malam XII No.4 Padang

Bulan Medan dan di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan Departemen

(32)

Metode Penelitan

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)

faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu :

Faktor I : Besarnya Tekanan Pegas (P)

P1

Banyaknya kombinasi perlakuan (Tc) adalah 3 x 5 = 15, maka jumlah

(33)

Modal Rancangan (Bangun, 1991)

Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

dengan model :

: Efek dari faktor P pada taraf ke-i

j

(αβ)

: Efek dari faktor R padap taraf ke-j

ij

ε

: Efek interaksi faktor P pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j

ijk

Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka

dilanjutkan dengan uji LSR (Least Significant Range).

: Efek galat dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j dalam

ulangan ke-k

Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan penelitian

- Pengaturan besarnya tekanan pegas pada mesin pengupas pinang muda

Adapun prosedur pengaturan besarnya tekanan pegas pada mesin

pengupas pinang muda yaitu dilakukan dengan cara memberi beban pada masing

masing pegas yang telah ditentukan seperti tampak pada Gambar 5, dengan

ketentuan : P1 diberi beban 10 kg, P2 diberi beban 20 kg dan P3 diberi beban 30

(34)

diperoleh, diatur jarak pegas setelah diberi beban pada mesin pengupas pinang

muda. Hasil pengukuran jarak pegas setelah diberi beban dapat dilihat pada Tabel

berikut :

Pegas Besarnya Diameter Jarak Pegas Jarak Pegas Setelah Tabel 2. Hasil pengukuran jarak pegas setelah diberi beban

Tekanan Pegas Pegas Awal Diberi Beban

P1 10 kg 1,9 cm

P

4,5 cm 3,8 cm

2

P

20 kg 2,7 cm 4,9 cm 4 cm

3 30 kg (P1+P2) 4,9 cm 4,4 cm

Gambar 5. Pegas sebelum diberi beban dengan diameter dan jarak pegas yang berbeda, (x = diameter pegas, y = jarak pegas awal)

b. Prosedur penelitian

Adapun prosedur pengujian alat pengupasan pinang muda adalah :

− Dicampurkan semua pinang muda yang telah dikumpulkan dari beberapa

tempat asal tumbuhnya.

− Dilakukan sortasi yang terdiri dari minimal 30 buah pinang muda untuk tiap

perlakuan dengan batasan yaitu buah pinang muda yang sudah bulat utuh atau

dengan kata lain sudah terbentuk biji, warna kulit luar buah berwarna hijau tua

dengan diameter buah sebesar 3,5-3,8 cm.

P1 P2 P3 = (P1+P2)

(35)

− Dilakukan pengukuran terhadap jarak antara pisau atas ke pisau bawah pada

mesin pengupas yaitu sebesar 1,9 cm.

− Dilakukan pengukuran pada sudut kemiringan 55o

− Diatur besarnya tekanan pegas pada mesin pengupas pinang muda.

dari bantalan

penggelindingan pinang sampai ke pisau pengupas pada alat mesin pengupas.

− Diatur rpm pada pisau atas dan pisau bawah pada mesin pengupas pinang

muda, dengan rpm pisau atas sebesar 70 rpm dan rpm pisau bawah yang

masing masing pada R1 = 280 rpm, R2 = 350 rpm, R3 = 420 rpm, R4 = 490 rpm,

dan R5 =

− Dimasukkan pinang muda ke dalam mesin pengupas. 560 rpm.

− Dilakukan pencatatan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengupas

30 buah pinang muda.

− Diamati hasil pengupasan (sempurna, kurang sempurna, tidak sempurna).

Secara skematis, diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 1.

− Dilakukan pengamatan dan pengukuran dengan cara analisis terhadap

parameter :

1 Kapasitas Pengupasan (buah / jam)

2 Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

3 Buah Pinang yang Terkupas (%)

- Biji yang Lengket pada Kulit (%)

- Biji yang Lepas dari Kulit (%)

4 Biji Pinang yang Utuh (%)

(36)

Pengamatan dan Pengukuran Data

Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap

parameter :

Kapasitas Pengupasan (buah / jam) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi) Disediakan 30 buah pinang

− Dimasukkan kedalam mesin pengupas pinang

− Dilakukan pengukuran kapasitas pengupasan dengan membagi jumlah pinang

terhadap waktu yang dibutuhkan untuk pengupasan semua pinang tersebut.

Jumlah pinang Kapasitas pengupasan =

Waktu

Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi) Buah pinang yang tidak terkupas ditentukan ketika buah pinang yang

dimasukkan ke dalam mesin pengupas menghasilkan buah pinang kembali atau

pinang tidak terkupas sama sekali.

− Disediakan 30 buah pinang muda.

− Dilakukan perhitungan pinang yang dalam kondisi utuh atau sama sekali tidak

terkupas.

Pinang yang tidak terkupas

(37)

Buah Pinang yang Terkupas (%) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi)

Buah pinang yang terkupas ditentukan ketika buah pinang yang

dimasukkan ke dalam mesin pengupas menghasilkan buah pinang terkupas yang

terdiri dari buah pinang terkupas dengan biji lengket dengan kulit dan biji yang

terlepas dengan kulit.

Pinang yang terkupas

Buah pinang = x 100% yang terkupas (%) Jumlah pinang yang dikupas

1. Biji yang Lengket pada Kulit (%) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi)

Biji lengket pada kulit adalah dari hasil pengupasan di tandai dengan buah

pinang terkupas tetapi dalam kondisi kulit yang berwarna hijau masih lengket

dan kulit pinang masih dapat dipisahkan dari biji.

− Disediakan 30 buah pinang.

− Dilakukan perhitungan kulit pinang yang lengket pada biji tetapi masih dapat

dikupas.

Biji yang lengket pada kulit

Biji yang lengket pada kulit (%) = x 100%

Jumlah pinang yang dikupas

2. Biji yang Lepas dari Kulit (%) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi)

Biji yang lepas dari kulit adalah dari hasil pengupasan buah pinang

ditandai dengan biji terlepas dari kulit atau lebih besar dari 60 % bagian kulit yang

(38)

− Disediakan 30 buah pinang

− Dilakukan perhitungan pada biji pinang yang terlepas dari kulit

Biji yang lepas dari kulit

Biji yang lepas dari kulit (%) = x 100% Jumlah pinang yang dikupas

Biji Pinang Yang Utuh (%) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi)

Biji pinang yang terkupas utuh adalah dari hasil pengupasan buah pinang

di tandai dengan biji pinang dalam keadaan bersih utuh dengan ukuran 100% biji

pinang tanpa ada serabut atau sampah kulit lainnya dan cacat pada biji lebih kecil

dari 25 % bagian yang utuh.

− Disediakan 30 buah pinang

− Dilakukan perhitungan biji pinang yang utuh.

Biji pinang yang utuh

Biji pinang yang utuh (%) = x 100% Jumlah pinang yang terkupas

Biji Pinang yang Cacat (Purwadaria, 1988, dimodifikasi)

Biji pinang yang cacat adalah dari hasil pengupasan buah pinang di tandai

dengan adanya biji pinang yang cacat. Ukuran cacat pada biji pinang sama atau

lebih besar dari 25 % bagian yang utuh.

− Disediakan 30 buah pinang

− Dilakukan perhitungan biji pinang yang sompel dari hasil pengupasan.

Biji pinang yang cacat

(39)

Pengaturan

Dicatat waktu yang dibutuhkan dalam pengupasan

Biji Pinang Muda

Analisa : 1 Kapasitas Pengupasan

2 Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%) 3 Buah Pinang yang Terkupas (%)

- Biji yang Lengket pada Kulit (%) - Biji yang Lepas dari Kulit (%)

Diambil 30 buah per perlakuan dengan diameter pinang muda 3,5 cm s/d 3,8 cm

Sortasi Pinang Muda

(40)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum melalui penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

besar tekanan pegas dan rpm pisau bawah pada mesin pengupas pinang muda

memberikan pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah pinang yang tidak

terkupas,buah pinang yang terkupas, biji yang lengket dengan kulit, biji yang

lepas dengan kulit, biji pinang yang utuh, biji pinang yang cacat dapat dijelaskan

di bawah ini.

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Parameter yang Diamati

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa

perlakuan perbedaan besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh terhadap

kapasitas pengupasan, buah pinang yang tidak terkupas,buah pinang yang

terkupas, biji yang lengket dengan kulit, biji yang lepas dengan kulit, biji pinang

yang utuh, biji pinang yang cacat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap parameter yang diamati Perlakuan Kapasitas Buah Buah Buah Terkupas Bij Biji (Besarnya Pengupasan Tidak Terkupas Biji Biji Utuh Cacat Tekanan (buah/jam) Terkupas (%) Lengket Lepas (%) (%) Pegas) (%) Kulit (%) Kulit (%)

P1

P

(10 kg) 2735,93 14,67 85,33 37,67 47,67 58,36 41,64

2

P

(20 kg) 3741,74 8,00 92,00 30,67 61,33 65,39 34,61

3 (30 kg) 4567,19 3,00 97,00 24,33 72,67 77,69 22,31

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi diperoleh

(41)

tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 2735,93 buah/jam. Pada buah tidak terkupas

tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 14,67 % dan terendah

pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 3 %. Pada buah terkupas tertinggi

diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 97 % dan terendah pada tekanan

pegas sebesar 10 kg yaitu 85,33 %. Pada biji yang lengket pada kulit tertinggi

diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 37,67 % dan terendah pada

tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 24,33 %. Pada biji yang lepas dari kulit

tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 72,67 % dan terendah

pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 47,67 %. Pada biji pinang yang utuh

tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 77,69 % dan terendah

pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 58,36 %. Pada biji pinang yang cacat

tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 41,64 % dan terendah

pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 22,31 %.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Parameter yang Diamati

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa

perlakuan perbedaan rpm pisau bawah memberikan pengaruh terhadap kapasitas

pengupasan, buah pinang yang tidak terkupas,buah pinang yang terkupas, biji

yang lengket dengan kulit, biji yang lepas dengan kulit, biji pinang yang utuh, biji

pinang yang cacat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati

(42)

R4

R

(490 rpm) 4532,57 5,56 94,44 28,33 66,11 70,79 29,21

5 (560 rpm) 5072,62 2,78 97,22 23,33 73,89 77,54 22,46

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi diperoleh

pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 5072,62 buah/jam dan terendah pada

rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 1972,67 buah/jam. Pada buah tidak

terkupas tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 15,55 %

dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 2,78 %. Pada buah

terkupas tertinggi rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 97,22 % dan terendah

pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 84,45 %. Pada biji yang lengket

pada kulit tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 37,22

% dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 23,33 %. Pada biji

yang lepas dari kulit tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm

yaitu 73,89 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 47,23 %.

Pada biji pinang yang utuh tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 560

rpm yaitu 77,54 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu

56,02 %. Pada biji pinang yang cacat tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah

sebesar 280 rpm yaitu 43,98 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560

rpm yaitu 22,46 %.

Kapasitas Pengupasan (buah/jam)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa

besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

(43)

menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan

untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam) Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan P3. Kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu

sebesar 4567,19 buah/jam dan terendah terdapat pada perlakuan P1

Hubungan antara besarnya tekanan pegas dengan kapasitas pengupasan

mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 7 berikut ini

yaitu sebesar

2735,93 buah/jam.

(44)

Dari Gambar 7 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka kapasitas

pengupasan semakin besar. Hal ini disebabkan karena tekanan pegas pada mesin

pengupas yang semakin besar sehingga pada waktu buah pinang masuk ke dalam

mesin pengupas, pegas akan memberikan tekanan pada kedua pisau pengupas,

sehingga kedua pisau memberikan daya tarik yang sama kuat, buah pinang akan

terjepit di antara kedua pisau pengupas dan buah akan mengalami gesekan yang

besar dengan kedua pisau pengupas sehingga kulit buah akan terkoyak dan

dihasilkan pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan tekanan yang lebih

besar mampu meredam getaran yang timbul pada mesin pengupas sehingga

gangguan proses pengupasan pun dapat dihindari sehingga hal ini menyebabkan

kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra I.W., dan R.Dadang Tarmana

(1996) yang menyatakan bahwa jenis gangguan mesin pengupas jika kapasitas

turun yaitu pengupasan kulit tidak sempurna. Jika pengupasan kulit tidak

sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang lemah.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam) Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa rpm

pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

kapasitas pengupasan. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR)

menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan

(45)

Tabel 6. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata

dengan perlakuan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata dengan

R3 dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan R4 dan R5. Perlakuan R3 berbeda

sangat nyata dengan perlakuan R4 dan R5. Perlakuan R4 berbeda nyata dengan

perlakuan R5. Kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan R5 yaitu

sebesar 5072,62 buah/jam dan terendah terdapat pada perlakuan R1

Hubungan antara rpm pisau bawah dengan kapasitas pengupasan

mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 8 berikut ini :

yaitu sebesar

1972,67 buah/jam.

(46)

Dari Gambar 8 dapat dilihat semakin besar rpm pisau bawah maka

kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini disebabkan karena rpm pisau bawah

pada mesin pengupas semakin besar sehingga yang menyebabkan buah pinang

semakin cepat masuk dan lewat dari pisau pengupas sehingga hal ini

menyebabkan kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Amelia Siahaan, Ian Hardianto dan Palisu Inkar (2008) yang

menyatakan bahwa agar waktu yang disyaratkan guna menjaga mutu biji tercapai,

maka dilakukan pengaturan putaran pada mesin pengupas. Secara teoritis semakin

tinggi putaran, maka kapasitas pengupasan semakin bertambah. Peningkatan

putaran pada proses pengupasan memberi pengaruh positif terhadap kualitas biji

yang terkelupas sempurna, sehingga jika ingin menaikkan kapasitas dapat

dilakukan tanpa mempengaruhi kualitas biji.

Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa rpm

pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

kapasitas pengupasan. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR)

menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan

(47)

Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa kapasitas pengupasan tertinggi

diperoleh pada perlakuan P3R5 yaitu 6385,87 buah/jam dan kapasitas pengupasan

terendah pada perlakuan P1R1

Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah

terhadap kapasitas pengupasan mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada

Gambar 9 berikut ini :

(48)

Gambar 9. Grafik Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan

Dari Gambar 9 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas dan semakin

besar rpm pisau bawah maka kapasitas pengupasan akan semakin tinggi. Hal ini

disebabkan karena pada tekanan pegas yang besar dan rpm pisau bawah yang

besar. Pada tekanan pegas yang semakin besar mampu meredam getaran pada

mesin pengupas dikarenakan kecepatan putaran pisau yang semakin besar, maka

adanya gangguan proses pengupasan dapat dihindari dan pengupasan kulit buah

akan menjadi lebih sempurna sehingga kecepatan masuknya pinang akan semakin

cepat dan kapasitas pengupasan menjadi semakin meningkat. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra,I.W., dan

R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa getaran yang timbul akibat

benturan antara rol karet dan rol karet, getaran karena motor dan lain lain dapat

ditahan oleh adanya pegas ini sehingga proses pengupasan tidak terganggu. Jenis

gangguan mesin pengupas jika kapasitas turun yaitu a) putaran poros utama

(49)

semestinya b) tenaga penggerak tidak cukup, cara mengatasinya yaitu naikkan

rpm motor atau ganti pulinya c) pengupasan kulit tidak sempurna. Jika

pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang

lemah.

Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa

besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap persentase buah pinang yang tidak terkupas. Hasil pengujian Least

Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap

buah pinang yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada

Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Jarak Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan P3. Buah pinang yang tidak terkupas tertinggi diperoleh pada perlakuan

(50)

Hubungan besarnya tekanan pegas terhadap persentase buah pinang yang

tidak terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 10

berikut ini :

Gambar 10. Grafik hubungan besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Dari Gambar 10 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka

persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Hal ini disebabkan

karena tekanan pegas pada mesin pengupas yang semakin besar sehingga pada

waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, pegas akan memberikan

tekanan pada kedua pisau pengupas, sehingga kedua pisau memberikan daya tarik

yang sama kuat, buah pinang akan terjepit di antara kedua pisau pengupas dan

mengalami gesekan yang besar sehingga kulit buah akan terkoyak dan dihasilkan

pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan tekanan yang lebih besar

mampu meredam getaran yang timbul pada mesin pengupas sehingga gangguan

proses pengupasan pun dapat dihindari. Hal ini lah yang menyebabkan persentase

buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Namun pada tekanan pegas yang

(51)

pengupas sehingga persentase buah tidak terkupas semakin meningkat. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra,I.W., dan

R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa jenis gangguan mesin

pengupas jika pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas

penekan rol yang lemah.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa rpm

pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

persentase buah pinang yang tidak terkupas. Hasil pengujian Least Significant

Range (LSR) menunjukkan pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah pinang

yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :

Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%) Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan R3, R4 dan R5. Perlakuan R3 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan R4

dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan R5. Perlakuan R4 berbeda sangat

(52)

pada perlakuan R1 yaitu sebesar 15,55 % dan terendah terdapat pada perlakuan R5

Hubungan rpm pisau bawah terhadap persentase buah pinang yang tidak

terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 11 berikut ini

:

yaitu sebesar 2,78 %.

Gambar 11. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Dari Gambar 11 dapat dilihat semakin besar rpm pisau bawah maka

persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Hal ini disebabkan

karena rpm pisau bawah pada mesin pengupas semakin besar sehingga pada

waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, dua buah pisau pengupas

yang terdiri dari pisau atas dan pisau bawah berputar berlawanan arah, kemudian

buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan yang besar di antara kedua

pisau pengupa sehingga kulit buah akan terkoyak dan dihasilkan pengupasan buah

yang sempurna, sehingga hal ini menyebabkan persentase buah pinang yang tidak

terkupas semakin kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amelia Siahaan, Ian

(53)

terkelupas sebagian dan biji tidak terkelupas, rata-rata jumlahnya menurun pada

putaran yang semakin tinggi.

Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa

interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah memberikan

pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase buah pinang yang

tidak terkupas. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR) menunjukkan

pengaruh interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap

buah pinang yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada

Tabel 10 berikut :

Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

(54)

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa buah pinang yang tidak terkupas

tertinggi diperoleh pada perlakuan P1R1 yaitu sebesar 21,67 % dan terendah

diperoleh pada perlakuan P3R3, P3R4 dan P3R5

Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah

terhadap persentase buah pinang yang tidak terkupas mengikuti garis regresi linier

seperti terlihat pada Gambar 12 berikut ini :

yaitu sebesar 0 %.

Gambar 12. Grafik hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Dari Gambar 12 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas dan semakin

besar rpm pisau bawah maka persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin

kecil. Hal ini disebabkan karena tekanan pegas pada mesin pengupas yang

semakin besar sesuai dengan rpm pisau bawah yang semakin besar sehingga pada

waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, kedua pisau memberikan

daya tarik yang sama kuat dan buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan

yang besar di antara kedua pisau pengupas, kulit buah akan terkoyak dan

dihasilkan pengupasan buah yang sempurna. Hal inilah yang menyebabkan

persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Dan tekanan pegas R1

R2

R3

R4

(55)

yang semakin besar mampu meredam getaran pada mesin pengupas dikarenakan

kecepatan putaran pisau yang semakin besar, maka adanya gangguan proses

pengupasan dapat dihindari dan pengupasan kulit buah akan menjadi lebih

sempurna dengan persentase buah pinang yang tidak terkupas yang rendah.Hal ini

sesuai dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badr,I.W., dan

R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa getaran yang timbul akibat

benturan antara rol karet dan rol karet, getaran karena motor dan lain lain dapat

ditahan oleh adanya pegas ini sehingga proses pengupasan tidak terganggu. Jika

pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang

lemah.

Buah Pinang yang Terkupas (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah Pinang yang Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa

besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap persentase buah pinang yang terkupas. Hasil pengujian Least Significant

Range (LSR) menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah

pinang yang terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11

berikut :

Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang terkupas (%) Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

(56)

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan P3. Buah pinang yang terkupas tertinggi diperoleh pada perlakuan P3

yaitu sebesar 97 % dan terendah diperoleh pada perlakuan P1

Hubungan besarnya tekanan pegas terhadap persentase buah pinang yang

terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 13 berikut ini : yaitu sebesar

85,33 %.

Gambar 13. Grafik hubungan besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang terkupas (%)

Dari Gambar 13 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka

persentase buah pinang yang terkupas semakin besar. Hal ini disebabkan karena

tekanan pegas pada mesin pengupas yang semakin besar sehingga pada waktu

buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, pegas akan memberikan tekanan

pada kedua pisau pengupas, kedua pisau memberikan daya tarik yang sama kuat

sehingga buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan yang besar di antara

kedua pisau pengupas dengan kedua pisau pengupas sehingga kulit buah akan

terkoyak dan dihasilkan pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan

Gambar

Tabel 2. Hasil pengukuran jarak pegas setelah diberi beban Pegas    Besarnya       Diameter   Jarak Pegas    Jarak Pegas Setelah
Gambar 6. Diagram alir penelitian pengupasan buah pinang muda
Gambar 8. Grafik hubungan pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan  (buah/jam)
Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kandou manado yaitu Activity Based Costingyang menghitung setiap biaya per aktivitas, yang dibebankan secara langsung dan tidak langsung dalam biaya rawat inap

Simpulan dari penelitian tentang hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada siswi kelas XI di tiga SMA kota Yogyakarta adalah : status gizi siswi kelas XI di tiga SMA

profesional guru fiqih terhadap hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa. MIN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat pemanas tenaga surya. tanpa

365 7 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2003), hal.. Perpanjangan keikutsertaan, yaitu lamanya keikutsertaan peneliti pada latar

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan penelitian-penelitian sebelumnya yang tidak konsisten, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

1)Apabila tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih, masing-masing unit kerja harus terdapat Petugas P3K di tempat kerja sesuai jumlah pekerja dan tingkat

Sasaran yang dituju dalam proses komunikasi massa adalah khalayak atau masyarakat luas yang terpencar satu sama lain tidak saling mengenal, karena masing – masing berbeda