• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI STRATEGI PT.TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk PADA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA

LINGKUNGAN DALAM MENGEMBANGKAN USAHA

MIKRO KECIL DAN MENENGAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan S1

Oleh :

100903016

AGUSTIANA PADANG

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat- Nya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya. Dan tidak lupa Penulis ucapkan salawat beriring salam kepada Nabi Muhammad S.A.W sebagai contoh teladan umat .

Skripsi ini berjudul “Implementasi Strategi PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah”, skripsi ini juga sekaligus sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan S1 Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(3)

dengan apa pun. Sayang Mamak dan Bapak selalu.terimakasih juga buat nenek dan kakek penulis yaitu Magindar Padang dan Rendep Tumangger yang telah ikut berkorban banyak untuk penulis, dan juga seluruh keluarga yang selalu memberi dukungan dan motivasi penulis.

Dalam kesempatan ini Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, MSP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Drs. Kariono, M.si selaku Dosen Pembimbing Penulis yang telah banyak memberikan masukan, arahan, dan bimbingan kepada Penulis.

5. Bapak prof. Erika RevidA Ms selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis.

6. Bapak Drs. M. Arifin Nst,S.Sos,Msp selaku Dosen Penguji Penulis. 7. Kak Mega dan Kak Dian yang banyak membantu dalam urusan-

urusan administrasi penyelesaian Skripsi ini.

8. Saudara-saudari Perempuan Penulis Anita Purnama Sari Padang, Indah Sahputra Padang, Dan Edi Ok Dianto Padang yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis.

(4)

10.Seluruh teman- teman di AN 010, teman- teman PKL di Desa Timbang jaya David, Ravi, Christine,Fahmi, Lona, Bobby, Perta, Muda, Elfina dan khususnya Junita Friska Capah,Geny Iryenti Putri, dan hafni rahmanita,terima kasih uda jadi teman selama masa kuliah dan di PKL. 11.Terimakasih juga buat centriono sinamo, yang telah membantu dan

memberi motivasi.

12.Teman- teman yang ada di kost Juliet tersayang,Kak Ade, Kak Putri, Wiwit,Tiara,Aulia Tia, Vina, Efi, Nuha, Dan Nisa, terimaksih kebersamaanya.

13.Dan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Pt.Telkom medan khususnya kepada seluruh anggota bagian PKBL medan Pak Ben,Ibuk Isnaini, Ibuk Elvani, Dan Mbak Uchie, yang telah banyak membantu ketika penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki penulisan ini.

Akhirnya kepada Allah SWT kita berserah diri dengan harapan semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi kita semua. Amin..

Medan, 18 Maret 2014

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ...iv

ABSTRAK ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Fokus Penelitian ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 7

1.5.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Kerangka Teori ... 9

2.1.1 Manajemen Strategi ... 9

2.1.2 Implementasi Strategi ... 13

2.1.3 Model atau Kerangka Manajemen Strategik ... 15

2.1.4 Paradigma Global Corporate Social Responsibility (CSR) ... 18

2.1.5 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ... 22

2.1.6 Pengembangan Usaha ... 29

(6)

2.3.Sistematika Penulisan ... 38

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1.Bentuk Penelitian ... 40

3.2.Lokasi Penelitian... 40

3.3.Informan Penelitian... 40

3.4.Metode Pengumpulan Data ... 42

3.5.Metode Analisa Data ... 43

BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1.Sejarah Ringkas PT. Telekomunikasi, Tbk ... 44

4.2.Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 47

4.3.Letak Geografis... 47

4.4.Struktur Organisasi dan Personalia ... 47

4.5.Logo PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk... 52

4.6.Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ... 54

4.6.1Sejarah Terbentuknya PKBL Telkom ... 54

4.6.2Dasar Hukum PKBL Telkom CDCS Medan ... 54

4.6.3Struktur Organisasi Bagian Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT.Telkom CDC ... 56

BAB V PENYAJIAN DATA 5.1.Implementasi Strategi ... 64

5.2.Analisis Budaya Perusahaan ... 70

5.3.Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ... 71

(7)

5.5.Hasil Penelitian yang Dilakukan pada Mitra Binaan PT.Telkom CDC

Sub Area Medan ... 82

BAB VI ANALISIS DATA 6.1.Implementasi Strategi ... 103

6.2.Analisis Budaya Perusahaan ... 107

6.3.Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) ... 108

6.4.Pengembangan UMKM ... 110

6.5.Analisis Data Hasil Penelitian Pada Mitra Binaan PT.Telkom CDC Sub Area Medan... 111

BAB VII PENUTUP 7.1Kesimpulan ... 114

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 53

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengajuan Judul

Lampiran 2. Surat Persetujuan Skripsi

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari PT. Telkom Medan

Lampiran 5. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 6. Daftar Hadir Seminar

Lampiran 7. Berita Acara Seminar

Lampiran 8. Surat Undangan Sidang

(10)

ABSTRAK

Implementasi Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam Mengembangkan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM). Nama : Agustiana Padang

Nim : 100903016

Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan ekonomi yang tengah berjalan. Krisis ekonomi yang menerpa Indonesia pada tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran berfikir dengan paradigma baru dalam pengelolaan ekonomi nasional

BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional yang masuk kategori usaha skala besar yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara, keberpihakannya kepada UMKM dan Koperasi cukup besar dibandingkan pihak Swasta. Hal ini dibuktikan oleh BUMN dengan adanya Surat Keputusan nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), di mana BUMN akan mengalokasikan dana sebesar 2 % dari keuntungan bersih setelah pajak untuk program Kemitraan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada dasarnya merupakan wujud tanggung jawab sosial BUMN kepada masyarakat. Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data primer dan sekunder.

Berdasarkan konsep implementasi strategi PT.Telekomunikasi pada program kemitraan dan bina lingkungan dalam menggembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah maka PT.Telkom CDC Sub Area Medan telah mengimplementasikan strategi dengan baik yaitu sesuai tujuan tahunan dari PKBL itu sendiri dan telah sesuai prosedur yang telah ditetapkan.hal ini dapat dilihat dari budget dana yang diberikan sesuai kebutuhan usaha mitra binaannya, dan jangka waktu pemulangan dana yang dipinjamkan yang tidak memberatkan dan mempermudah setiap anggota, serta adanya pembinaan kepada mitra binaannya dan Secara umum usaha kecil yang menjadi mitra binaaan PT.Telkom CDC Sub Area Medan mengalami perkembangan dan kemajuan usaha. Sehingga kondisi perekonomian mereka semakin membaik.walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pengimplementasiannya.

(11)

ABSTRAK

Implementasi Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam Mengembangkan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM). Nama : Agustiana Padang

Nim : 100903016

Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan ekonomi yang tengah berjalan. Krisis ekonomi yang menerpa Indonesia pada tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran berfikir dengan paradigma baru dalam pengelolaan ekonomi nasional

BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional yang masuk kategori usaha skala besar yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara, keberpihakannya kepada UMKM dan Koperasi cukup besar dibandingkan pihak Swasta. Hal ini dibuktikan oleh BUMN dengan adanya Surat Keputusan nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), di mana BUMN akan mengalokasikan dana sebesar 2 % dari keuntungan bersih setelah pajak untuk program Kemitraan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada dasarnya merupakan wujud tanggung jawab sosial BUMN kepada masyarakat. Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data primer dan sekunder.

Berdasarkan konsep implementasi strategi PT.Telekomunikasi pada program kemitraan dan bina lingkungan dalam menggembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah maka PT.Telkom CDC Sub Area Medan telah mengimplementasikan strategi dengan baik yaitu sesuai tujuan tahunan dari PKBL itu sendiri dan telah sesuai prosedur yang telah ditetapkan.hal ini dapat dilihat dari budget dana yang diberikan sesuai kebutuhan usaha mitra binaannya, dan jangka waktu pemulangan dana yang dipinjamkan yang tidak memberatkan dan mempermudah setiap anggota, serta adanya pembinaan kepada mitra binaannya dan Secara umum usaha kecil yang menjadi mitra binaaan PT.Telkom CDC Sub Area Medan mengalami perkembangan dan kemajuan usaha. Sehingga kondisi perekonomian mereka semakin membaik.walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pengimplementasiannya.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan ekonomi yang tengah berjalan. Krisis ekonomi yang menerpa Indonesia pada tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran berfikir dengan paradigma baru dalam pengelolaan ekonomi nasional. Paradigma lama pembangunan ekonomi yang hanya bertumpu serta mengandalkan peranan konglomerat atau swasta nasional ternyata membuat rapuh fundamental ekonomi nasional. Pengelolaan ekonomi yang kurang transparan dan kurang memberikan partisipasi pelaku ekonomi lainnya, menimbulkan ketimpangan dalam penguasaan aset nasional. Akibatnya penguasaan perekonomian jatuh ke tangan kelompok bisnis yang bersekala besar yang tidak mengarah pada kepentingan rakyat banyak.

(13)

ambruknya perekonomian nasional. Peliknya persoalan yang timbul akibat krisis justru menguji ketahanan masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar mengingat bahwa dampaknya justru menyerang bagian-bagian vital dari kehidupan rakyat khususnya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. sebagai persoalan prioritas harus segera mendapatkan penyelesaian. Ditengah kesibukan pemerintah dalam merumuskan langkah alternatif menghadapi krisis ekonomi, harapan yang lebih menjanjikan justru timbul dari sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Terlebih di era globalisasi sekarang pengembangan UMKM menjadi suatu hal yang krusial mengingat UMKM mempunyai peranan yang demikian penting untuk pertumbuhan ekonomi sebuah negara termasuk di negara Indonesia. Husband and Purnendu, 1999 (Dalam Tambunan, 2005).

(14)

usaha kecil mempekerjakan 10,67 persen dan usaha menengah mempekerjakan sebanyak 5,12 persen. Ini berarti bahwa UMKM mempekerjakan sebanyak 96,85 persen dari seluruh angkatan kerja Indonesia.kementrian koperasi dan UKM RI (www.depkop.go.id)

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan sektor UMKM pemerintah Indonesia sebenarnya telah memberikan kemudahan kepada pengusaha kecil dalam rangka memperoleh modal dengan bantuan kredit, salah satunya adalah kebijaksanaan yang mengharuskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan menyisihkan keuntungannya sebesar 2% dari laba bersihnya untuk membantu permodalan bagi usaha kecil dan koperasi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Jones mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab moral organisasi kepada kelompok stakeholder mereka, yang baik secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kegiatan organisasi. Jones dalam Saktiyanti dan Irvan (2006: 27) Dukungan BUMN terhadap sektor usaha kecil terdapat pada Keputusan Menteri BUMN yaitu PER-05/MBU/2007. Dalam PER-05/MBU/2003 penyelenggaraan darma sosial BUMN dilakukan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang tidak hanya mengejar keuntungan, melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka menjadikan usaha kecil sebagai tulang punggung ekonomi pasca krisis.

(15)

keberpihakannya kepada UMKM dan Koperasi cukup besar dibandingkan pihak Swasta. Hal ini dibuktikan oleh BUMN dengan adanya Surat Keputusan nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), di mana BUMN akan mengalokasikan dana sebesar 2 % dari keuntungan bersih setelah pajak untuk program Kemitraan.Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada dasarnya merupakan wujud tanggung jawab sosial BUMN kepada masyarakat. Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

(16)

dan pada triwulan IV oktober-desember 2012 menyalurkan dana sebesar 2,720,800,000 yang diberikan kepada 94 mitra binaan. Sehingga jumlah keseluruhan penyaluran dana tahun 22012 sebesar 8,205,919,000 yang diberikan kepada 276 mitra binaan.( Sumber: PT.Telkom medan,2013). Adanya program ini di pandang sebagai strategi dan kesempatan baik untuk pemberdayaan ekonomi dan pembiayaan modal kerja bagi usaha kecil yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan lebih berkembang.

(17)

yang di berikan terhadap masyarakaat mitra binaan sehingga anggota mendapat beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik, dan mengalami kesulitan untuk berkembang. Masalah yang terdapat dilapangan adalah bahwa PT.Telkom unit CDC sub area medan mengutamakan pemberian pinjaman, namun pembinaan dan pengawasn yang dilakukan masi sangat jauh dari konsep strategi idealnya, selain itu masalah juga muncul dari pelaku usaha kecil, di mana kurangnya kesadaran pelaku usaka kecil tentang pentingnya pelatihan-pelatihan dan pendidikan mengenai bagaimana menjadi wirausaha yang baik dan tangguh.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bidang ini dengan judul ‘’Implementasi Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.Telkom unit CDC Sub Area Medan).”

1.2. Perumusan Masalah

(18)

Berdasarkan latar belakang yang telah diterapkan, maka permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Strategi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Dalam Mengembangkan UMKM Pada PT. Telekom Unit CDC Sub Area Medan?”

1.3. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah Program Kemitraanya, hal ini karena program yang menjadi faktor utama dalam mengembangkan usaha kecil adalah bagian kemitraannya, sedangkan untuk program bina lingkungan bukan menjadi fokus penelitian peneliti, karena bina lingkungan hanya sebagai salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat wilayah kerja perusahaan.

1.4 Tujuan Penelitian

(19)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini adalah: 1. Secara Subjektif

Untuk mengembangkan pengetahuan, wawasan serta kemampuan berfikir khususnya dalam pembuatan karya ilmiah.

2. Bagi Perusahaan PT.Telkom Medan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Telkom khususnya pada Unit CDC (Community Development Center) selaku pengelola Program kemitraan sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan pengembangan program kemitraan yang merupakan salah satu program CSR Telkom, yang diberikan kepada pengusaha kecil.

3. Secara Akademis

Mengembangkan dan memperluas wawasan keilmuan dalam penerpan disiplin Ilmu Administrasi Negara, khususnya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam mengembangkan usaha kecil. Dan berharap penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para peneliti selanjutnya.

(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1

Kerangka Teori

Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan masalah perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error) landasan teoritis. Menurut Hoy dan Miskel (Dalam sugiyono, 2005:25)teori adalah seperangkat konsep,asumsi dan generalisiasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi.

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto,2002:92). Untuk dapat menerangkan dan menjelaskan tentang program kemitraan dan bina lingkungan dalam mengembangkan usaha kecil, maka penulis menggunakan kerangka teori sebagai berikut:

2.1.1 Manajemen Strategik 2.1.1.1. Manajemen

(21)

sesungguhnya semua kegiatan manusia menghendaki berbagai bentuk manajement.Semakin kompleks kegiatan manusia, semakin kompleks jugalah tugas manajement itu.

2.1.1.2. Strategik

Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (2003), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Stephanie K. Marrus ( Dalam Husein Umar 2003:46.)

Selain definisi-definisi strategiyang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad(1995), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal yang penting. Mereka berdua mendefinisikan strategi yang terjemahannya seperti berikut ini:

(22)

2.1.1.3. Manajemen Strategik

Manajemen strategik adalah suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan dalam suatu organisasi publik atau organisasi yang berkaitan dengan perlunya penerapan strategi. Manajemen strategic senantiasa diperlukan oleh suatu organisasi publik, dalam hal ini adalah untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan organisasi akan dapat dicapai secara tepat waktu dan tepat sasaran.

Manajemen strategik adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi publilk/perusahaan publik. Karena melibatkan pengambiran keputusan yang rumit, berjangka panjang dan berorientasi ke masa depan serta membutuhkan sumber daya yang besar, maka partisipasi manajemen puncak tentunya menjadi sangat penting artinya. Muhammad Qudrat nugraha (2007:16)

(23)

2.1.1.4. Manajemen Strategik Organisasi Publik

(24)

kegiatan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk menjalankan operasi organisasi secara efektif.

Dalam organisasi publik/perusahaan publik terdapat tiga hierarki strategi, yaitu tingkat korporasi/organisasi, tingkat unit bisnis atau organisasi dan tingkat fungsional. Dari ketiga tingkat tersebut, yang melakukan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi yaitu tingkat puncak, tingkat menengah dan tingkat bawah. Pada tingkat puncak dirumuskan strategi untuk tingkat korporasi atau organisasi, kemudian pada tingkat menengah dirumuskan strategi untuk tingkat unit bisnis, sedangkan pada tingkat menengah dirumuskan strategi untuk tingkat fungsional. Hal ini analog dengan organisasi publik dan organisasi nonprofit di mana juga terdapat strategi organisasi, strategi di tingkat program dan strategi fungsional. Dalam proses manajemen strategi terdapat tiga elemen kegiatan yang bersifat pokok yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.. Muhammad Qudrat nugraha (2007:18-19).

2.1.2 Implementasi Strategi

Dalam penelitian ini lebih mengarahkan pada model atau kerangka manajemen stratejik fokus pada tahap implementasi strategi nya. Karena penelitian ini lebih melihat bagaimana implementasi strategi PKBL PT.Telekomunikasi yang dilaksanakan sesuai dengan rumusan masalah.

(25)

Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategik. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang.

Tahap ini adalah tahapan di mana strategi yang telah diformulasikan tersebut kemudian diimplementasikan. Pada tahap implementasi ini beberapa aktivitas atau cakupan kegiatan yang mendapat penekanan antara lain adalah Crown Dirgantoro (2001: 22-24) :

• Menetapkan tujuan tahunan • Menetapkan kebijakan • Memotivasi karyawan

• Mengembangkan budaya yang mendukung • Menetapkan struktur organisasi yang efektif • Menyiapkan budget

• Mendayagunakan sistem informasi.

Pada tahap ini juga akan muncul problem dalam Implementasi Strategi Seperti dikutip Hunger (1995) terhadap hasil survei terhadap 93 perusahaan yang masuk daftar Fortune 500 menunjukkan bahwa setengah dari perusahaan-perusahaan tersebut menemui 10 macam problem ketika mengimplementasikan sebuah strategi perubahan. Berikut adalah kesepuluh problem tersebut yang disusun berdasarkan tingkat frekuensi kejadian.

(26)

2. Munculnya berbagai masalah yang tidak terduga 3. Koordinasi dalam implementasi tersebut tidak efektif

4. Perusahaan memberi perhatian yang berlebihan terhadap aktivitas persaingan dan penanganan krisis sehingga kurang memperhatikan implementasi yang harus dijalankan

5. Kemampuan SDM yang terlibat dalam implementasi strategi kurang 6. Pendidikan dan pelatihan SDM di tingkat bawah kurang memadai 7. Tidak terkendalinya faktor-faktor lingkungan eksternal

8. Kualitas kepemimpinan dan pengarahan dari para manajer departemen kurang memadai

9. Tidak jelasnya implementasi pada tugas dan aktivitas kunci

10.Pemantauan aktivitas oleh sistem informasi yang dimiliki perusahaan kurang memadai.

Suatu strategi yang telah diformilasikan dengan baik,belum menjamin bahwa dalam implementasinya juga sukses atau memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

2.1.3 Model atau Kerangka Manajemen Stratejik

Agar strategi dapat diimplementasikan dengan baik, Samuel Certo dan Paul Peter mengajukan atau menawarkan sebuah model sederhana proses implementasi strategi:

A. Analisis Perubahan

(27)

perubahan yang harus dilakukan agar implementasi strategi bisa dilaksanakan dengan baik. Beberapa implementasi strategi mungkin hanya memerlukan perubahan yang sedikit atau kecil terhadap organisasi, sedangkan yang lainnya mungkin memerlukan perubahan organisasi yang bersifat radikal.

B. Analisis Struktur Orgonisasi

Analisis struktur organisasi perlu dilakukan karena pada perubahan yang dilakukan, struktur organisasi akan menjelaskan tentang bagaimana kebijakan akan disusun dan juga menjelaskan tentang bagaimana sumberdaya akan dialokasikan. Pada analisis ini, ada dua jenis struktur organisasi yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Struktur organisasi formal

Pada struktur organisasi formal ini ditunjukkan hubungan antara sumberdaya yang disusun oleh manajemen perusahaan.

2. Struktur organisasi informal

Lebih banyak menunjukkan hubungan sosial di antara orang-orang yang berada di dalam perusahaan. Dalam implementasi strategi, kedua jenis struktur tersebut harus diperhatikan untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan semacam:

(28)

b) Apakah ada kemungkinan untuk menggunakan organisasi informal untuk keberhasilan implementasi strategi? Dalam banyak kasus, peran dari organisasi informal seperti juga informal leader menjadi sumber dari keberhasilan implementasi strategi.

C. Analisis Budaya Perusahaan

(29)

budaya tetap sulit untuk diubah, akan tetapi masih lebih mudah ketimbang Level yang pertama disebutkan. Samuel Certo dan Paul Peter (Dalam Grown Dirgantoro 2001:121-132).

2.1.4 Paradigma Global Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) dalam sejarah modern dikenal sejak Howard R. Bowen (1953) menerbitkan bukunya berjudul Social Responsibilities of The Businessman. Buku yang diterbitkan di Amerika Serikat itu menjadi buku terlaris di kalangan dunia usaha pada era 1950-1960. Pengakuan publik terhadap prinsip-prinsip tanggung jawab sosial yang ia kemukakan membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai Bapak CSR. Sejak itu sudah banyak referensi ilmiah lain yang diterbitkan di berbagai negara mengacu pada prinsip-prinsip tanggung jawab dunia usaha kepada masyarakat yang telah dijabarkan dalam buku Social Responsibilities of The Businessman.

Ide dasar yang dikemukakan Bowen adalah mengenai “kewajiban perusahaan menjalankan usahanya dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat di tempat perusahaan tersebut beroperasi”. Ia menggunakan istilah sejalan dengan konteks itu demi meyakinkan dunia usaha tentang perlunya mereka memiliki visi yang melampaui urusan kinerja finansial perusahaan

(30)

memiliki korelasi positif dengan size atau besarnya perusahaan, studi ilmiah yang dilakukan Davis menemukan bahwa semakin besar perusahaan atau lebih tepat dikatakan, semakin besar dampak suatu perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya, semakin besar pula bobot tanggung jawab yang harus dipertahankan perusahaan itu pada masyarakatnya. (repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2 5416/4/Chapter%20II.pdf‎)

2.1.4.1. pengertian corporate social responsibility (CSR)

Berdasarkan penjelasan atas Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, tanggung jawab sosial dan lingkungan didefinisikan sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya

Dari beberapa definisi diatas maka secara umum Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan) merupakan peningkatan kualitas mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada, dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara (Martono Anggusti,2010: 11)

2.1.4.2Kebijakan Coorporate Social

(31)

menyepakati pedoman bagi perusahaan multinasional dalam melaksanakan CSR. Pedoman tersebut berisi kebijakan umum, meliputi:

1. Memberikan kontribusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, 2. Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan yang

dijalankan perusahaan tersebut sejalan dengan kewajiban dan komitmen pemerintah di negara tempat perusahaan beroperasi,

3. Mendorong pembangunan kapasitas lokal melalui kerja sama yang erat dengan komunitas lokal, termasuk kepentingan bisnis, selain mengembangkan kegiatan perusahaan di pasar dalam dan luar negeri sejalan dengan kebutuhan praktik perdagangan,

4. Mendorong pembentukan human capital, khususnya melalui penciptaan kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi para karyawan,

5. Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar yang dibenarkan secara hukum yang terkait dengan sosial lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, perburuhan, perpajakan, insentif finansial, dan isu-isu lain,

6. Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) serta mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik,

(32)

saling percaya diantara perusahaan dan masyarakat tempat perusahaan beroperasi,

8. Mendorong kesadaran pekerja yang sejalan dengan kebijakan perusahaan melalui penyebarluasan informasi tentang kebijakan-kebijakan itu pada pekerja termasuk melalui program-program pelatihan,

9. Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tebang pilih (diskriminatif) dan indispliner,

10.Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan subkontraktor, untuk menerapkan aturan perusahaan yang sejalan dengan pedoman tersebut,

11.Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tak sepatutnya dalam kegiatan-kegiatan politik lokal.

Peran dan tanggung jawab dari BUMN sebagai korporasi dijabarkan lebih lanjut dalam Undang-undang RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007. Pasal 74 UU RI No. 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

(33)

diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2.1.5. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Program kemitraan dan bina lingkungan merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan meliputi Program Kemitraan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri dan Program Bina Lingkungan untuk pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN tersebut.

(34)

Pada tanggal 27 April 2007 Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan No. Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Surat Keputusan Menteri No. 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan juncto Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan dan saat ini disebut dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

(35)

Kecil dan Koperasi). Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat pesat dan dinamis, peraturan-peraturan tersebut beberapa kali mengalami perubahan, terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 nama program diganti menjadi Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan ( PKBL).

Peran dan tanggung jawab dari BUMN sebagai korporasi dijabarkan lebih lanjut dalam Undang-undang RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007. Pasal 74 UU RI No. 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(36)

korporasi dengan masyarakat sekitar, namun juga menimbulkan sikap kontra dan protes atas ketentuan pasal tersebut. Pasal tersebut sungguh-sungguh menunjukkan suatu sikap yang diskriminatif dari pemerintah sendiri, yakni dengan melakukan polarisasi perseroan (termasuk didalamnya BUMN sebagai korporasi) berdasarkan ruang gerak dan bidang usahanya. Ketegasan perintah yang tercermin pada kata ‘wajib’ dalam kalimat yang dipergunakan oleh pasal tersebut, ternyata membebaskan bagi perseroan yang lainnya sehingga tidak memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan hanya diwajibkan bagi perseroan (termasuk didalamnya BUMN sebagai korporasi) yang kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, sedangkan perseroan yang tidak terkait dengan sumber daya alam bebas dari kewajiban tersebut.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, sebagai lembaga pemerintah yang menaungi dan mengayomi institusi BUMN, turut menindaklanjuti Pasal 88 UU RI No. 19 Tahun 2003 tersebut dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (disingkat ‘PKBL’) yang telah mulai diberlakukan untuk tahun buku 2007 dan ditetapkan pada tanggal 27 April 2007. Peraturan ini menggantikan peraturan sejenis terdahulu yakni Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003.

(37)

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Pasal 2 ayat (1) Permen.BUMN tersebut menegaskan bahwa Persero dan Perum wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini. Berdasarkan Pasal 1 Angka 5 Permen.BUMN tersebut, yang dimaksud dengan Program Kemitraan dengan usaha kecil adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan Angka 6 dari pasal tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Pelaksana dari kedua program tersebut adalah unit organisasi khusus yang merupakan bagian dari organisasi BUMN yang berada dibawah pengawasan seorang direksi sumber dana yang dapat dipergunakan oleh BUMN guna melaksanakan kedua program tersebut diatas berasal dari: penyisihan laba setelah pajak (maksimal sebesar 2%), jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dari administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana (sisa) program tersebut pada tahun-tahun sebelumnya, atau pelimpahan dana program dari BUMN lain (vide Pasal 9). Adapun tujuan dari program kemitraan dan bina lingkungan yaitu;

1. Meningkatkan citra baik dan hubungan sinergi dengan masyarakat sekitar keegiatan BUMN.

(38)

3. Terciptanya pemerataan pembangunan melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja dan kualitas dan sumber daya manusia (masyarakat), kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan di luar kegiatan BUMN.

2.1.5.1. Bentuk Program Dan Dana Kemitraan dan Mitra Binaan

Program Kemitraan yang dilakukan oleh BUMN. Sesuai dengan pasal 11 ayat (1) peraturan mentri BUMN tersebut adalah diberikan dalam bentuk pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, daan ppinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha mitra binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha mitra binaan.Sedangkan Program Bina Lingkungan, sesuai dengan pasal 11 ayat 2 menyatakan bahwa program bina lingkungan BUMN dibeikan dalam bentuk bantuan-bantuan untuk korban bencana alam, pendidikan dan/pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah,atau pelestarian alam.

(39)

1. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi penjualan.

2. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha mitra binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha mitra binaan.

3. Biaya pembinaan yang bersifat hibah, yang meliputi biaya pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promoso, dan hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas mitra binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang bekaitan dengan program kemitraan. (Anggusti, martono. 2009:46)

2.1.5.2. Kewaiban BUMN Pembina PKBL

Sebagai lembga Pembina atau lembaga yang menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan maka BUMN juga memiliki kewajiban. Adapun kewajiban BUMN dalam menjalankan PKBL adalah sebagai berikut:

1. Membantuk unit PKBL

2. Menyusun Standar Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan PKBL 3. Menyusun Rencana Kerja PKBL

4. Melakukan Evaluasi dan Seleksi Kelayakan Usaha Calon Mitra Binaan. 5. Menyiapkan dan Menyalurkan Dana

6. Melakukan Pemantauan dan Pembinaan Terhadap Mitra Binaan. 7. Mengadministrasikan Kegiatan Pembinaan.

(40)

9. Menyampaikan Laporan Pelaksanaan PKBL Kepada Koordinator BUMN Pembina Di Wilayah Masing-Masing Dan Kepada Mentri BUMN baik triwulan maupun tahunan.

Selain kewaiban lembaga Pembina, maka mitra binaan yang memperoleh pembiayaan dari PKBL juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhi guna mendukung berjalannya program kemitraan dan bina lingkungan, adapun yang menjadi kewajiban mitra binaan adalahsebagai berikut:

1. Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN Pembina.

2. Menyelenggarakan pencatatan/pembukuan dengan tertib.

3. Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

4. Menyampaian laporan perkembangan usaha setiap triwulan keapada BUMN Pembina.

2.1.6. Pengembangan Usaha

Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesuksesan. Perkembangan usaha di lakukan oleh usaha yang sudah mulai terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju lagi.

Pengembangan usaha adalah ” Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan

(41)

tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha. Sekarang

ini kita dituntut untuk dapat mengembangkan usaha , supaya usaha kita dapat maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Banyak hambatan – hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk , dan sebagainya . Tetapi hambatan- hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembankan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik . Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak atau tenaga kerja yang terampil , tetapi juga harus dibarengi dengan niat dari diri kita sendiri. Dengan niat yang sungguh – sungguh kita bisa mengembangkan usaha kita menjadi lebih besar. Jika tidak mengembangkan usaha dengan sungguh – sungguh maka sebaliknya usaha akan kita akan bangkrut. Cara lain yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dengan baik adalah dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada pengusaha ( wirausaha) seperti memberi pelatihan workshop tentang pengembangan usaha , dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih kepada pengusaha terhadap pengembangan usaha yang baik

2.1.6.1. Unsur – Unsur Dalam mengembangkan Usaha

Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 yaitu: 1. Unsur yang berasal dari dalam (pihak internal):

(42)

b) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi , cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang/produk, dan lain – lain.

c) Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk. .

2. Unsur dari pihak luar (Pihak eksternal):

a) Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

b) Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti meminjam dari luar.

c) Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha .

2.1.6.2. Usaha Mikro,Kecil, Menengah (UMKM)

Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu Kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah yang melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

a. usaha mikro

(43)

orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kriteria usaha mikro yang dimaksud oleh Undang-undang tersebut yaitu:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Ciri-ciri usaha mikro:

1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;

2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;

3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak .

4. memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;

5. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;

6. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;

7. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;

(44)

b. usaha kecil

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Adapun kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus

Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah:

(45)

mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Ciri-ciri usaha kecil:

1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;

2. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah; 3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih

sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;

4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;

5. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;

6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;

7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

c. usaha menengah

(46)

Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Kriteria usaha menengah:

1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; 2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem

akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;

5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;

6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

2.2. Defenisi Konsep

(47)

Oleh karena itu, untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis dapat menyederhanakan pemikiran masalah yang sedang penulis telitii, maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain:

1. Implementasi strategi

Implementasi strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategik. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang.

2. Analisis Budaya Perusahaan

(48)

menyatukan mereka. Pada tingkatan yang lebih jelas untuk dilihat, budaya merepresentasikan pola perilaku atau gaya dari perusahaan dimana pegawai baru akan secara otomatis terdorong untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh pegawai-pegawai lama. Sebagai contoh adalah adanya kelompok pekerja yang selama bertahun-tahun terkenal sebagai pekerja keras, kelompok yang dikenal sebagai sangat bersahabat terhadap orangorang asing dan lainlain. Pada level ini, budaya tetap sulit untuk diubah, akan tetapi masih lebih mudah ketimbang Level yang pertama disebutkan.

3. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan merupakan salah satu wujud kepedulian perusahaan terhadap kondisi masyarakat khususnya untuk mengembangkan usaha,mikro, kecil, dan usaha menengah yang telah diselisihkan mellui pemberian kredit sebagai modal usaha bagi masyarakat. Dengan adanya PKBL diharapkan tercapai peningkatan partisipasi BUMN dalam memberdaayakan potensi ekonomi, social, serta lingkungan masyarakat..Dan dengan PKBL, perusahaan merasa terpanggil untuk turut memberdayakan masyarakat sekitar dengan mendorong kegiatan produktif dan perluasan kesempatan berusaha sehingga dapat di peroleh kemajuann bersama. Yang memfokuskan pada pengembangan ekonomi kerakyatan yang menciptakan pembangunan yang merata.

4. Pengembangan Usaha Mikro,Kecil, Dan Menengah (UMKM)

(49)

UMKM kearah yang lebih baik secara kesinambungan. Salah satu upaya peningkatan dan pengembangan UMKM dalam perekonomian nasional dilakukan dengan mendorong pemberian kredit modal usaha kepada UMKM.

2.3. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, focus peenelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II KERANGKA TEORI

Bab ini memuat teori-teori yang dipakai, defenisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,metode pengumpulan data, metode analisa data.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian, sejarah singkat dan visi serta misi organisasi atau perusahaan.

BAB V PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat pokok bahasan penelitian yang berisikan penyajian data yang di dapat dan berkaitan dengan permasalahan penelitian. BAB VI ANALISIS DATA

(50)

BAB VII PENUTUP

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Mennurut Usman (2009:4) penilitian dengan menggunakan deskriptif bermaksud membuat penyandaraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) JL. Prof HM Yamin SH 13 – Medan.

3.3 Informan Penelitian

(52)

Menurut Suyanto (2005: 172) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:

1. Informan Kunci (Key Informan)

Merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan Utama

Merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social yang diteliti. 3. Informan tambahan

Merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi social yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informasi kunci, informan utama dan informan tambahan yaitu sebagai berikut :

1. Yang menjadi informan kunci (Key Informan) yaitu Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Medan yaitu:

• Ben Sugito : Koordinator PKBL CDC Sub Area Medan

2. Informan Utama yaitu Kelompok Masyarakat Benefiseris ( penerima manfaat dari PKBL) yaitu:

• Irma Hidayah Parinduri : Pedagang pakaian anak – anak • Ridwan Effendi Lubis : Jasa jok mobil dan kursi

• Asmul Lubis H :Pedagang madu dan obat herbal • Supartini : Kedai Sampah

(53)

3. Informan tambahan yaitu 1 orang pegawai Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Medan yaitu:

• Mbak Uchie : Customer Service CDC Sub Area Medan

3.4Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam mengumpulkan data dapat di kelompokan menjadi dua macam dilihat dari klasifikasi sumbernya, yakni:

1. Metode Pengumpulan Data Primer

Merupakan data yang langsung dari objek penelitian, terdiri dari:

a. Metode Wawancara secara mendalam dengan mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya hingga diperoleh informasi yang rinci.

b. Metode Kuesioner dengan menyebarkan daftar pertanyaan menyangkut penelitian pada responden penelitian, dan

c. Metode Observasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena yang terjadi di lapangan sesuai fokus penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Merupakan data yang tidak secara langsung dari objek penelitian terdiri dari : a. Penelitian kepustakaan, pengumpulan data melalui buku- buku,

makalah, literature yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

(54)

3.5Metode Analisa Data

(55)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1Sejarah Ringkas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan Telekomuniasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar diIndonesia. Pada awalnya PT. TELKOM adalah suatu badan usaha bernama Post en Telegraafdienst. Pada tahun 1906 Pemerintahan Hindia Belanda mengambil alih perusahaan telekomunikasi yang membentuk sebuah jawatan untuk mengatur layanan pos dan telekomunikasiyang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon(Post, Telegraph en Telephone Dienst/ PTT). Berdasarkan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19 tahun 1960 PTT-Dienst memenuhi syarat untuk tetap menjadi perusahaan Negara dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961, berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Pos dan Telekomunikasi). Dalam perkembangan selanjutnya Pemerintah memandang perlu untuk membagi PN Pos dan Telekomun ikasi menjadi dua Perusahaan Negara yang berdiri sendiri.

(56)
(57)

lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh.

Unit-unit bisnis PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Centre, Yayasan dan Anak Perusahaan. Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM yaitu:

1. Divisi Long Distance

2. Carrier dan Interconnection Service 3. Divisi Multimedia

4. Divisi Fixed Wireless Network 5. Enterprise Service

6. Divisi Regional I – Sumatera 7. Divisi Regional II – Jakarta 8. Divisi Regional III – Jawa Barat

9. Divisi Regional IV – Jawa Tengah dan Yogyakarta 10.Divisi Regional V- Jawa Timur

11.Divisi Regional VI – Kalimantan

12.Divisi Regional VII – Kawasan Timur Indonesia 13.Maintenance Service Centre

14.Training Centre

15.Carrier Development Support Centr 16.Management Consulting Centre 17.Construction Centr\

(58)

19.R and D Centre

20.Community Development Centre (CDC)

4.2Visi dan Misi PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk Visi:

“Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment & Service (TIMES) di kawasan regional” Misi :

• Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif

• Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia

4.3Letak Geografis

Kantor direksi PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) JL. Prof HM Yamin SH 13 – Medan bagian kemitraan dan bina lingkungan.

4.4 Struktur Organisasi dan Personalia

(59)

Manajemen, Asisten kakandatel Urusan Ksekretariatan, Asisten Kakandatel Urusan Safety and Security, Asisten Kakandatel Urusan Dukungan Pemasaran dan para kepala Bagian.

A. Job Description

Bagan struktur organisasi memiliki tugas masing – masing yang terdiri dari:

1. Kakandatel berwenang dan bertangguung jawab terhadap pencapain bisnis dan servive dalam penyelenggaraan jasa pelayanan telekomunikasi di area geografis Kandatel Medan,

2. Wakakandatel bertanggung jawab menjamin kelancaran operasional fungsi support manajen network, pengembangan dan pemeliharaan akses pelanggan, teknologi informasi serta logistik yang berada dibawah kendalinya,

3. Sekretariat Kandatel bertanggung jawab melaksanakan fungsi kesekretariatan serta memberi dukungan perencanaan dan analisis kepada kakandatel dalam hal perencanaan dan pengendalian aktivitas operasioanal, dukungan kegiatanpengembangan manajemen, kegiatan safety dan security,

4. Senoir Asisten kakandatel memiliki wewenang untuk pembinaan SDM para Asisten dan mengkoordinasi para Asisten kakandatel,

(60)

6. Asisten Kakandatel Urusan Dukungan Manajemen bertanggung jawab sebagai Asisten Kakandatel dalam hal dukungan terhadap kegiatan pengembangan manajemen,

7. Asisten Kakandatel Urusan Kese kretariatan bertanggung jawab sebagai Asisten Kakandatel dala m hal kesekretariatan Kakandatel Medan,

8. Asisten Kakandatel Urusan Safety and Security bertanggung jawab

sebagai Asisten Kakandatel atas pengelolaan Sistem keselamatan dan Pengamanan Manusia, Perangkat Telekomunikasi serta keseluruhan sumber daya (asset) perusahaan dilingkungan kerja serta area dimana terdapat perangkat telekomunikasi dilingkungan Kandatel Medan,

9. Asisten Kakandatel Urusan Dukungan Pemasaran bertanggung jawab sebagai Asisten Kakandatel dalam hak dukungan terhadap kegiatan pemasaran,

10.Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) bertanggung jawab atas pengadmini strasian, pengemban, perencanaan dan penyediaan dukungan SDM untuk seluruh unit kerja,

11.Bagian Keuangan bertanggung jawab atas penyediaan dukungan operasioanal keuangan, penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan, pengelolaan pendapatan dan mengendalikan keuangan serta penyusunan strategi dalam mencapai sasaran keuangan Kandatel Medan, 12.Dinas Manajemen Network bert anggung jawab atas pengelolaan operasi

(61)

terarah, terstruktur, si stematik dan profesional untuk mencapai sasaran Kandatel Medan,

13.Dinas Pengembangan dan Pemeliharaan Akses Pelanggan bertanggung jawab atas implementasi kebijakan pengembangan dan pemeliharaan perangkat jaringan telekomunikasi akses dan terminal pelanggan,

14.Bagian logistic dan MBC be rtanggung jawab atas penyediaan dukungan kepada unti kerja Kandatel Medan dalam Perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian barang/perangkat telekomunikasi,

15.Bagian Teknologi Informasi bertanggung jawab atas penyediaan dukungan teknologi telekomunikasi kepada semua unit kerja di Kandatel Medan,

16.Kelompok Pelayanan Khusus bertanggung jawab pengelolaan pelayanan segmen bisnis meliputi aktivitas customer, analisa evaluasi, perencanaan dan pengendalian pelayanan untuk sub segmen corporate ompany dan retail serta implementasidan hasil dari strategi kebijkan pemasaran untuk sub segmen tersebut,

(62)

18.Unit Pelayanan pelanggan adalah unit kerja yang bertanggung jawab atas penanganan operasional pelayanan serta melaksanakan sebagian atau keseluruhan kegiatan rutin pe layanan jasa berupa aktivasi dan pemeliharaan alat produksi kepa da semua sub segmen pelanggan sampai batas tertentu.

B. Jaringan Usaha / Kegiatan

Untuk menampung Jaringan usaha / kegiatan maka PT. TELKOM daerah telekomunikasi Medan membaginya kedalam lima bagian yang terdiri dari : 1. Fixed Phone (TELKOM Phone)

a) Personal Line b) Corporate line c) Wartel dan Telum 2. Mobile Phone

a) Prepaid Sevice(simPATI) b) Postpaid Service(Halo)

3. Network dan interconnection (TELKOM Intercarier) a) Interconection Service

b) Network Leased Service 4. Data dan Internet

a) Leased Channel Service (TELKOM Link) b) Internet Service (TELKOMNet)

(63)

d) SMS Service (From TELKOMSEL, TELKOM Flexi dan TELKOM SMS )

5. Fixed Wireles Access(TELKOM Flexi) a) Prepaid Service (Flexi Trendy) b) Postpaid Service (Flexi Classy) C. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang akan dilakukan PT TELKOM Kandatel Medan akan dijabarkan sebagai berikut :

1. PT. TELKOM akan menyelenggarakan atau menawarkan jaringan telekomunikasi di Indonesia dan juga menyedikan jasa multimedia layanan berbasis tekhnologi.

2. PT TELKOM akan bekerja sama dengan pihak penyelenggara lain yang berbadan hukum dan memiliki ijin dari Dirjen Perhubungan.

3. Mengadakan perbaikan dikarenakan selama beberapa waktu, frekuensi TELKOM Flexi mengalamai gangguan interfensi jaringan di 45 Base Transceiver station (BTS), untuk mengatasinya dibutuhkan band pass filter yang harus dipasang disetiap BTS yang mengalami ganguan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19876/4/Chapter%20II.pf

4.5

(64)

menyeluruh dan terintegrasi dengan empat aspek dasar perusahaan yakni trasnformasi bisnis, infrastuktur, sistem dan model operasi serta sumber daya manusia.

Gambar 4.1 Logo Telkom

Sumber :

Adapun Filosofi warna yang mendasri logo baru telkom ini antara lain,merah, putih, hitam dan abu-abu.

Arti warna pada logo baru PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM) adalah: 1. Warna Merah Artinya Berani, Cinta, Energi dan Ulet, warna merah

mencerminkan spirit Telkom yang selalu optimis dalam menghadai tantan gan perusahaan.

2. Warna Putih Berarti Suci, Damai, Cahaya dan Bersatu, yang mencerminkan spirit Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa. 3. Warna Hitam Merupakan Warna Dasar kemauan keras.

(65)

4.6. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan TELKOM 4.6.1 sejarah terbentuknya PKBL Telkom

Sebagai wujud tanggung jawab social perusahaan PT.Telekomunikasi CDCS Medan sebagai salah satu BUMN di wilayah profinsi sumatera utara juga memiliki tugas sebagai pelaksana program kemitraan bina lingkungan (PKBL) Sebagaimana yang diamanatkan pemerintah. BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional yang masuk kategori usaha skala besar yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara, keberpihakannya kepada UMKM dan Koperasi cukup besar dibandingkan pihak Swasta. Hal ini dibuktikan oleh BUMN dengan adanya Surat Keputusan nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), di mana BUMN akan mengalokasikan dana sebesar 2 % dari keuntungan bersih setelah pajak untuk program Kemitraan.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada dasarnya merupakan wujud tanggung jawab sosial BUMN kepada masyarakat. Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

4.6.2 Dasar Hukum PKBL Telkom CDCS Medan

(66)

1. Per-05/Mbu/2007 Tanggal 27 April 2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.

2. Keputusan Direksi PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk Nomor KD.12/PS150/COP-B0030000/2006 tanggal 13 September 2006, tentang Pembentukan Organisasi Pusat Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center).

Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha Kecil yang selanjutnya disebut Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Keputusan ini. Mitra Binaan adalah Usaha Kecil yang mendapatkan pinjaman dari Program Kemitraan.

Sedangkan Didalam pelaksanaan Program Bina Lingkungan, Community Development Center berpedoman kepada :

1. PER-05/MBU/2007 TANGGAL 27 APRIL

2. 2007 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN.

(67)

Pembentukan Organisasi Pusat Pengelola Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan (Community)

4.6.3. Struktur Organisasi Bagian Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT.Telkom CDC

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PKBL PT. Telkom Medan

Garis luris : Alur komando

(68)

Deskripsi Tugas:

1. Pengelolaan program kemitraan dan program bina lingkungan dilaksanakan oleh community development center ( CDC ).

2. Dalam menyelenggarakan programnya , CDC mengelola program-programnya dengan mekanisme sebagai berikut:

a) Tema untuk program kemitraan dan bina lingkungan diarahkan oleh direktur utama dan disusun oleh Head Of Corporate Communication.

b) Secara struktral penyelenggaraan operasional program kemitraan dan bina lingkungan dilaksanakan dengan supervise oleh direktur HC dan GA (Human Capital Dan General Affair) akan tetapi pertanggung jawaban atas efektifitas penyelenggaraannya dilaporkan langsung kepada direktur utama.

c) SGM CDC melaksanakan koordinasi program, tema dan mekanisme pelaporannya bersama dengan EGM DRIVE.

d) SM kemitraan dan SM Bina Lingkungan, SM Prandal dan SM Keuangan yang tugas dan tanggung jawabnyadiatur oleh pusat. e) Manager-manager tugasnya mengatur langsung CD Sub area yang

berada diwilayahnya, tidak ada tingkatan struktur organisasi dari CD Sub area melainkan struktur organisasinya langsung dari pusat. f) CD AREA01/Unit Sub Area Medan yang memberikan layanan

(69)

Sedangkan Pembagian Tugas Dan Wewenang khusus CDC Area Medan adalah:

• Tugas

1. Mengatur hasil dan proses

a) Memastikan pencapaian sasaran kinerja individu yang selaras dengan pekerjaanya, dengan menyusun program kerjanya, memahami perannya, mengumpulkan data dan informasi, menjadwalkan dan mendata perioritas kegiatan, melaksanakan program kerja, dan melaporkan hasil kerja kepada atasan secara periodic.

b) Memastikan tersedianya data dan informasi yang berhubungan dengan program kemitraan dan bin alingkungan untuk pelaksanaan program kerja.

c) Memastikan terjadinya hasil survey dan hasil evaluasi-evaluasi kelayakan penentuan mitra binaann dan calon objek bantuan.memastikan terjadinya daftar perjanjian pimjaman antara mitra binaan dengan TELKOM.

d) Memastikan tersedianya hasil pengukuran pelaksanaan kegiatan PKBL.

e) Memastikan tersedianya bukti dokumen hasil pelaksanaan kegiatan PKBL.

(70)

2. Menginspirasi orang-orang

a) Memelihara sepirit dan budaya organisasi dalam melaksanakan pekerjaan, dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai 5C dan 3S (solid speed smart)

b) Menyajikan hasil pencapaian kinerja individu, dengan mengumpulkan bukti dokumen kinerja, menghitung kinerja, mendiskusikan dengan penilai, dan memfinalisasi penilaian.

c) Mengembangkan kompetensi individu ( self-competencies), dengan memetakan kebutuhan area pengembangan, merancang dan mengkonsultasikan program-program pengembangan kompetensi yang diselenggarakan perusahaan.

d) Membangun relasi kerja dan komunikasi yang efektif terhadap rekan kerja/mitra pekerjaan baik internal maupun eksternal, dengan memetakan objek komunikasi/relasi, menetapkan komunikan, menyimpulkan hasil pembahasan dan konsisten melaksanakan hasil-hasil pembahasan.

(71)

3. Jaringan dan hubungan fartner

a) Memastikan berpartisipasi aktif dalam tim kerja/satgas, dengan mengidentifikasi tujuan tim, memberikan pendapat/saran-sarankonstruktif dalam diskusi tim/stags, dan berkomitmen mencapai sasaran tim/stags secara konsisten.

4. Menambah nilai ke dalam organisasi

a) Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi individu terutama yang dipersyaratkan bagi pekerjaan, dengan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan, mengikuti atau menghadiri program pengembangan kompetensi, mengimplementasikan hasil learning dalam pekerjaan.

b) Mengelola kesehatan individual, dengan mengukur atau mengikuti pengukuran level kesehatan secara periodik, merencanakan dan berpartisipasi pada program pemeliharaan dan peningkatan kesehatan serta melakukan pengendalian derajat kesehatan minimum pada level medium (Level B)

c) Menimgkatkan kapabilitas thinking dan problem solving dalam pekerjaan, dengan mengidentifikasi kebutuhan kapabilitas, mengikuti program-program pengembangan dan menerapkan keterampilan thingking dan problem solving.

(72)

mengembanngkan dan mengaplikasikan kreativitas dan inovasi, serta berbagi kreativitas dengan orang lain.

• Jumlah tenaga kerja

Jumlah tenaga kerja yang ada di Telkom CD Area 1 medan terdiri dari tiga orang ( belum termasuk Manager CD Area 1 Sumatera). Masing-masing tenaga kerjanya memiliki tugas yang berbeda-beda, akan tetapi antara satu karyawan dengan karyawan lain harus harus bisa meng-handle semua pekerjan,antara lain sebagai berikut:

1. Manager CD Area 1 Sumatera

Seorang manager merencanakan apa yang akan mereka lakukan ( dalam ukuran jangka pendek, menengah dan panjang). Kemudian,mereka melakukan pengorganisasian untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mereka menyusun staf orgnisasi sesuai dengan kebutuhan sumberdaya yang dibutuhkan. Berdasarkan sumberdaya yang ada, mereka mengarahkan untuk melaksanakan rencana. Akhirnya mereka mengendalikan sumberdaya, menjaganya agar tetap beroperasi secara optimal.

2. Off 1. PKBL Medan

Bertindak sebagai coordinator bagian khusus untuk CD Area 1 Medan, yang mengontrol, mengkoordinir, dan mengatur setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Off.2 Adm Umum Medan

Gambar

Gambar 4.1 Logo Telkom
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PKBL PT. Telkom Medan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian kredit terhadap perkembangan usaha kecil dan menengah pada Program Kemitraan dan

Noni Bahannoer : Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran

Telekomunikasi Indonesia (PT. Telkom, Tbk.) dalam Usaha Peningkatan Pemanfaatan Internet untuk Usaha Kecil Menengah Melalui Program Broadband Learning Centre. Penelitian ini

SITI ISNAINI : Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank

menjadi perhatian penulis adalah: “Bagaimana Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada Bank Rakyat Indonesia Cabang

Usaha Mikro Kecil dan menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak

Dari 51 Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM yang peneliti wawancarai dapat diketahui bahwa lebih banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM yang tidak paham mengenai ketentuan

Hambatan-hambatan dalam pembinaan usaha mikro kecil menengah oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Ciamis antara lain : Sosialisasi yang dilakukan