• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberikan pengaruh tehadap hasil pengupasan buah pinang muda dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Parameter yang Diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah terkupas, biji lengket, biji lepas kulit, buah tidak terkupas, biji utuh, biji cacat seperti ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh jarak bilah pisau terhadap parameter yang diamati

Jarak bilah pisau (cm) Kapasitas pengupasan (buah/ jam) Buah terkupas (%) Biji lengket kulit (%) Biji lepas kulit (%) Buah tidak terkupas (%) Biji utuh (%) Biji cacat (%) J1 = 1,5 3054,26 84,00 12,00 72,00 16,00 67,56 16,44 J2 = 2,0 3031,65 90,45 14,89 75,56 9,55 68,67 21,78

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 3054,26 buah/ jam. Buah terkupas tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 90,45 %. Biji lengket kulit tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 14,89 %. Biji lepas kulit tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 75,56 %. Buah tidak terkupas tertinggi pada perlakuan J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 16,00 %. Biji utuh tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 68,67 %. Biji cacat teringgi terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 21,78 %.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Parameter yang Diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah terkupas, biji lengket, biji lepas kulit, buah tidak terkupas, biji utuh, biji cacat seperti ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati.

Rpm pisau bawah (rpm) Kapasitas pengupasan (buah/ jam) Buah terkupas (%) Biji lengket kulit (%) Biji lepas kulit (%) Buah tidak terkupas (%) Biji utuh (%) Biji cacat (%) R1 = 280 1791,69 80,00 21,11 58,89 20,00 55,56 24,24 R2 = 350 2088,18 82,22 17,22 65,00 17,78 60,56 21,66 R3 = 420 2655,89 87,78 13,33 74,45 12,22 67,78 20,00 R4 = 490 3443,15 91,11 9,44 81,67 8,89 75,56 15,55 R5 = 560 5235,87 95,00 6,11 88,89 5,00 81,11 13,89

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kapasitas tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 5235,87 buah/ jam dan yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 1791,69 buah/ jam. Buah terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 95,00 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 80,00 %. Biji lengket kulit tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 21,11 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 6,11 %. Biji lepas kulit tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 88,89 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 58,89 %. Buah tidak terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 20,00 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 5,00 %. Biji utuh tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 81,11 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 55,56 %. Biji cacat tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu

sebesar 24,24 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (280 rpm) yaitu sebesar 13,89 %.

Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kapasitas pengupasan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kapasitas pengupasan.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01 - - - R1 = 280 rpm 1791,69 e E 2 184,50 251,42 R2 = 350 rpm 2088,18 d D 3 193,88 263,93 R3 = 420 rpm 2655,89 c C 4 198,88 270,81 R4 = 490 rpm 3443,15 b B 5 203,26 275,18 R5 = 560 rpm 5235,87 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata dengan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata dengan R3, R4 dan R5.Perlakuan R3 berbeda sangat nyata R4 dan R5. Perlakuan R4 berbeda sangat

Ŷ = 11,776R - 1903 r = 0,9458 0 1500 3000 4500 6000 0 280 350 420 490 560 Rpm Pisau Bawah K ap as it as ( B u ah / Jam)

nyata dengan R5. Kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 5235,87 buah/ jam dan terendah pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 1791,69 buah/ jam.

Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini.

Gambar 6. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)

Semakin besar rpm pisau bawah maka semakin besar juga kapasitas pengupasan. Rpm pisau buah semakin besar menyebabkan buah pinang semakin cepat masuk dan lewat dari pisau pengupas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Smith dan Wilkes (1990) yang menyatakan bahwa kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti laju pemasukan bahan, kecepatan, daya yang tersedia, macam bahan yang digunakan, serta ukuran bahan.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Kapasitas Pengupasan

Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kapasitas pengupasan yang dihasilkan.

Hasil pengujian LSR pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)

Jarak L S R Interaksi Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01 - - - J1R1 1794,31 gh GH 2 260,92 355,56 J1R2 2037,96 fg FG 3 274,19 373,25 J1R3 2678,75 e E 4 281,26 382,98 J1R4 3130,89 d D 5 287,45 389,17 J1R5 5629,40 a A 6 291,88 395,36 J2R1 1789,07 h H 7 295,41 400,67 J2R2 2138,41 f F 8 297,18 405,09 J2R3 2633,03 e E 9 298,95 407,74 J2R4 3755,40 c C 10 300,72 411,28 J2R5 4842,33 b B

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kapasitas pengupasan. Nilai kapasitas tertinggi terdapat pada J1R5 yaitu sebesar 5629,40 buah/ jam dan kapasitas terendah terdapat pada J2R1 yaitu sebesar 1789,07 buah/ jam.

Ŷ1 = 11.034R - 1602.5 r = 0.9728 Ŷ2 = 12.519R - 2203.6 r = 0.9039 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 0 280 350 420 490 560 Rpm pisau bawah K ap as it as ( b u ah / j am) 1.5 2

Hubungan interaksi perlakuan rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini :

Gambar 7. Grafik hubungan interaksi perlakuan rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)

Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin besar rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau maka kapasitas pengupasan yang dihasilkan semakin tinggi hal ini dikarenakan kecepatan putaran yang meningkatkan laju masuk buah ke dalam mesin pengupas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Smith dan Wilkes (1990) yang menyatakan bahwa kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti laju pemasukan bahan kecepatan daya yang tersedia macam bahan yang digunakan serta ukuran bahan.

Buah Terkupas (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Buah Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa jarak bilah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah terkupas.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Ŷ = 12.9J + 64.65 r = 1 0 84 88 92 0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

B ua h T e r ku pa s ( %)

Tabel 6. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 84,00 b B

2 1,61 2,19 J2 = 2,0 cm 90,45 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari tabel dapat dilihat bahwa perlakuan J1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan J2. Buah terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 90,45 % dan yang terkecil J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 84,00 %.

Hubungan antara jarak bilah pisau terhadap buah terkupas dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%)

Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin besar jarak bilah pisau semakin tinggi persentase buah terkupas yang dihasilkan hal ini dikarenakan semakin besar jalak bilah pisau, semakin mudah pula kulit pinang terkupas. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Hadiwiyoto dan Soehardi, 1981) yang menyatakan biji pecah atau cacat merupakan mutu rendah, biji pecah dapat

disebabkan karena jarak gilingan yang terlalu dekat dan kecepatan putaran tidak sesuai.

Kualitas pengupasan dipengaruhi oleh jarak pisau. Persentase jumlah kapasitas yang tinggi didapatkan pada jarak yang lebih besar. Hal ini digunakan juga sebagai acuan di dalam pengaturan putaran dengan diharapkan pada putaran yang lebih tinggi dapat dihasilkan kualitas pengupasan yang baik pula sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Secara teoritis semakin tinggi putaran,maka kapasitas pengupasan semakin bertambah (Amelia, dkk, 2008).

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Buah Terkupas

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah terkupas.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0.05 0.01 0.05 0.01 - - - R1 = 280 rpm 80.00 d C 2 2.54 3.46 R2 = 350 rpm 82.22 d C 3 2.67 3.63 R3 = 420 rpm 87.78 c B 4 2.74 3.73 R4 = 490 rpm 91.11 b B 5 2.80 3.79 R5 = 560 rpm 95.00 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda tidak nyata dengan R2 dan berbeda sangat nyata R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata dengan R3, R4 dan R5.Perlakuan R3 berbeda tidak nyata dengan R4 dan berbeda sangat nyata terhadap R5. Perlakuan R4 berbeda sangat nyata dengan R5. Buah

Ŷ = 0,0556R + 63,889 r = 0,9839 0 80 85 90 95 100 0 280 350 420 490 560 Rpm Pisau Bawah B ua h T e r ku pa s ( %)

terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 95,00 % dan terendah pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 80,00 %.

Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap buah terkupas dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah ini :

Gambar 9. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%)

Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin besar rpm pisau bawah maka persentase buah terkupas meningkat. Hal ini dikarenakan putaran pisau semakin cepat sehingga gesekan semakin besar antara pisau dengan buah pinang sehingga buah semakin mudah untuk dikupas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Smith dan Wilkes (1990) yang menyatakan bahwa kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti laju pemasukan bahan kecepatan daya yang tersedia macam bahan yang digunakan serta ukuran bahan.

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Waries (2006) yang menyatakan Semakin cepat putaran pisau maka semakin tinggi nilai efisiensi pengupasan, tapi disatu sisi semakin tinggi pula persentase biji cacatnya. Kecepatan putar pisau,

berpengaruh juga terhadap efisiensi pengupasan dan presentase biji cacat . Terkupas tidaknya biji dipengaruhi oleh seberapa lama biji tersebut kontak dengan pisau dan seberapa besar tekanan yang diterima biji, sehingga kulitnya bisa terkupas. Untuk bisa mengupas biji, diperlukan dua putaran pisau yang berlawanan arah, dimana besar kecilnya tekanan dipengaruhi oleh kecepatan putar pisau. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang diterima biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Buah Terkupas

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap buah terkupas sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Biji Lengket Kulit (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Lengket Kulit

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji lengket kulit.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.

Ŷ = 5.78J + 3.33 r = 1 0 12 14 16 0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

Bi ji Le n g k e t K u li t (%)

Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 12,00 b B

2 1,39 1,90 J2 = 2,0 cm 14,89 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan J1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan J2. Biji lengket kulit tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 14,89 % dan yang terkecil J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 12,00 %.

Hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini :

Gambar 10. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%) Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin besar jarak bilah pisau persentase biji pinang lengket kulit semakin tinggi hal ini dikarenakan buah pinang yang dimasukkan tidak terkupas sempurna karena gesekan yang terjadi semakin kecil karena jarak bilah pisau yang semakin besar. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Waries (2006) yang menyatakan jarak antar pisau sangat berpengaruh terhadap kualitas pengupasan. Semakin rapat jarak antar pisau, maka semakin besar kemungkinan biji untuk cacat. Tapi di satu sisi, efisiensi pengupasannya semakin tinggi. Jika jarak antar pisau semakin lebar, maka efisiensi pengupasan akan rendah, tapi biji cacat akan lebih sedikit.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Biji Lengket Kulit (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji lengket kulit.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01 - - - R1 = 280 rpm 21,11 a A 2 2,20 3,00 R2 = 350 rpm 17,22 b B 3 2,31 3,15 R3 = 420 rpm 13,33 c C 4 2,37 3,23 R4 = 490 rpm 9,44 d D 5 2,42 3,28 R5 = 560 rpm 6,11 e E

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata dengan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata dengan R3, R4 dan R5.Perlakuan R3 berbeda sangat nyata R4 dan R5. Perlakuan R4 berbeda sangat nyata dengan R5. Biji lengket kulit tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 21,11 % dan terendah pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 6,11 %.

Ŷ = -0,054R + 36,111 r = -0,9995 0 5 10 15 20 25 0 280 350 420 490 560 Rpm Pisau Bawah Bi ji Le n g k e t K u li t (%)

Hubungan antara rpm pisau bawah dengan biji lengket kulit dapat dilihat pada Gambar 11 di bawah ini :

Gambar 11. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%) Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa semakin besar rpm pisau bawah maka persentase biji lengket semakin menurun hal ini dikarenakan bahwa rpm mempengaruhi kualitas pengupasan, rpm semakin cepat maka gesekan yang ditimbulkan semakin besar maka buah menjadi lebih mudah terlepas dari kulit sedangkan pada rpm rendah gesekan yang ditimbulkan kecil sehingga kulit lebih susah terkupas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Waries (2006) yang menyatakan semakin cepat putaran pisau maka semakin tinggi nilai efisiensi pengupasan, tapi disatu sisi semakin tinggi pula persentase biji cacatnya. Kecepatan putar pisau, berpengaruh juga terhadap efisiensi pengupasan dan presentase biji cacat. Terkupas tidaknya biji dipengaruhi oleh seberapa lama biji tersebut kontak dengan pisau dan seberapa besar tekanan yang diterima biji, sehingga kulitnya bisa terkupas. Untuk bisa mengupas biji, diperlukan dua putaran pisau yang berlawanan arah, dimana besar kecilnya tekanan dipengaruhi oleh kecepatan putar pisau. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang diterima

biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Lengket Kulit

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap biji lengket kulit sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Biji Lepas Kulit (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Lepas Kulit (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji lepas kulit.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 72,00 b B

2 2,54 3,46 J2 = 2,0 cm 75,56 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan J1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan J2. Biji lepas kulit tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 75,56 % dan yang terkecil J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 72,00 %.

Ŷ = 7.12J + 61.32 r = 1 0 72 74 76 0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

Bi ji Le p a s K u li t ( %)

Hubungan antara jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini

Gambar 12. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%)

Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa persentase biji lepas kulit semakin meningkat jika jarak bilah pisau semakin besar hal ini dipengaruhi oleh ukuran buah pinang yang digunakan sesuai dengan jarak bilah pisau sehingga meningkat persentase biji lepas kulit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amelia, dkk (2008) yang menyatakan kualitas pengupasan dipengaruhi oleh jarak pisau. Persentase jumlah kapasitas yang tinggi didapatkan pada jarak yang lebih besar. Hal ini digunakan juga sebagai acuan di dalam pengaturan putaran dengan diharapkan pada putaran yang lebih tinggi dapat dihasilkan kualitas pengupasan yang baik pula sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Secara teoritis semakin tinggi putaran,maka kapasitas pengupasan semakin bertambah.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Biji Lepas Kulit (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji lepas kulit.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01 - - - R1 = 280 rpm 58,89 e E 2 4,02 5,47 R2 = 350 rpm 65,00 d D 3 4,22 5,74 R3 = 420 rpm 74,45 c C 4 4,33 5,89 R4 = 490 rpm 81,67 b B 5 4,42 5,99 R5 = 560 rpm 88,89 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata dengan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata dengan R3, R4 dan R5.Perlakuan R3 berbeda sangat nyata R4 dan R5. Perlakuan R4 berbeda sangat nyata dengan R5. Biji lengket kulit tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 88,89 % dan terendah pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 58,89 %.

Ŷ = 0,1095R + 27,78 r = 0,9982 0 55 65 75 85 95 0 280 350 420 490 560 Rpm Pisau Bawah Bi ji Le p a s K u li t ( %)

Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%) dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini

Gambar 13. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%)

Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa persentase biji lepas kulit semakin meningkat seiring dengan meningkatnya rpm pisau bawah. Hal ini dikarenakan gesekan yang terjadi lebih besar sehingga kulit lebih mudah terkupas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Waries (2006) Semakin cepat putaran pisau maka semakin tinggi nilai efisiensi pengupasan, tapi disatu sisi semakin tinggi pula persentase biji cacatnya. Kecepatan putar pisau, berpengaruh juga terhadap efisiensi pengupasan dan presentase biji cacat . Terkupas tidaknya biji dipengaruhi oleh seberapa lama biji tersebut kontak dengan pisau dan seberapa besar tekanan yang diterima biji, sehingga kulitnya bisa terkupas. Untuk bisa mengupas biji, diperlukan dua putaran pisau yang berlawanan arah, dimana besar kecilnya tekanan dipengaruhi oleh kecepatan putar pisau. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang diterima biji. Tapi semakin cepat kecepatan

putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah Dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Lepas Kulit

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap biji lepas kulit sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Buah Tidak Terkupas (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Buah Tidak Terkupas

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah tidak terkupas.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 16,00 a A

2 1,61 2,19 J2 = 2,0 cm 9,55 b B

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan J1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan J2. Buah tidak terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 16,00 % dan yang terkecil J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 9,55 %.

Ŷ = -12.9J + 35.35 r = -1 0 8 10 12 14 16 18 0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

B ua h T ida k T e r k upa s ( %)

Hubungan antara jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas dapat dilihat pada Gambar 14 di bawah ini :

Gambar 14. Grafik Hubungan jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%) Dari Gambar 14 dapat dilihat bahwa persentase buah tidak terkupas semakin menurun bilamana jarak bilah pisau semakin besar, hal ini dipengaruhi karena jarak yang semakin besar buah terkupas yang dihasilkan semakin besar karena proses pengupasan saat jarak lebih besar lebih mudah hal ini sesuai dengan pernyataan Amelia, dkk (2008) yang menyatakan kualitas pengupasan dipengaruhi oleh jarak pisau. Persentase jumlah kapasitas yang tinggi didapatkan pada jarak yang lebih besar. Hal ini digunakan juga sebagai acuan di dalam pengaturan putaran dengan diharapkan pada putaran yang lebih tinggi dapat dihasilkan kualitas pengupasan yang baik pula sehingga dapat meningkatkan

Dokumen terkait