• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah Terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah Terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH TERHADAP HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA

SKRIPSI

OLEH :

DESTRONY HADINATA SINULINGGA 050305041/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULATAS PERTANIAN

(2)

PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH TERHADAP HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA

SKRIPSI

OLEH :

DESTRONY HADINATA SINULINGGA 050305041/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULATAS PERTANIAN

(3)

Judul Skripsi : Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah Terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda

Nama : Destrony Hadinata Sinulingga

Nim : 050305041

Departemen : Teknologi Pertanian

Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian

Disetujui oleh Komisi Pembimbing:

Ir. Terip Karo-karo MS. Ir. Ismed Suhaidi, M.Si

Ketua Anggota

Mengetahui:

Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.

Ketua Departemen

(4)

ABSTRAK

PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH TERHADAP HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah terhadap hasil pengupasan buah pinang muda. Penelitian dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu jarak bilah pisau (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) dan rpm pisau bawah (R1 = 280 rpm ;R2 = 350 rpm

; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560 rpm). Parameter yang diamati meliputi kapasitas

pengupasan, persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji pinang utuh, persentase biji pinang cacat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali terhadap kapasitas pengupasan dan persentase biji utuh memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter. Interaksi antara jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap semua parameter kecuali kapasitas pengupasan memberi pengaruh berbeda sangat nyata.

Perlakuan yang paling baik untuk jarak bilah pisau yaitu pada perlakuan J1 (1,5 cm) dan rpm pisau bawah R5 (560 rpm).

Kata kunci: Buah Pinang muda, Mesin pengupas, Jarak bilah pisau, Rpm pisau bawah.

ABSTRACT

THE EFECT OF YOUNG ARECA AND KNIFE DISTANCE AND UNDER KNIFES RPM ON THE QUALITY OF PEELED PRODUCT

The aim of this research was to find the effect of distance knife and under knifes rpm on the quality of peeled product. The research had been performed using completely randomized design with two factors i-e : distance knife (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) and

under knifes rpm (R1 = 280 rpm ; R2 = 350 rpm ; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560

rpm). Parameters analyzed were machine capacity , percentage of peeled fruit, percentage of nut on the peel, percentage of loosed nut percentage of fruit unpeeled, percentage of intact nut, percentage of defect areca nut.

The result showed that the distance knife had highly significant effect on all parameters except machine capacity and the percentages of deffect nut which were not significant. The under knifes rpm had highly significant effect on all parameters. The interaction of distance knife and under knifes rpm had not significant effect on all parameters except machine capacity which were highly significant diffect.

The best result for knife distance was on J1 = (1,5 cm) and under knifes rpm

R5 = (560 rpm).

(5)

RIWAYAT HIDUP

DESTRONY HADINATA SINULINGGA, lahir pada tanggal

17 Desember 1987 di Medan. Adalah anak dari Udin Sinulingga (alm) dan

Rusli Simamora Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis memasuki Sekolah Dasar (SD) Negeri 030307 Kisaran pada tahun 1993 dan tamat pada 1999, kemudian memasuki SMP Budi Mulia Pangururan dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Medan dan lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi Teknologi Hasil Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah Terhadap

Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ir. Terip Karo Karo. MS, sebagai ketua komisi Pembimbing dan Ir. Ismed Suhaidi, M.Si, sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan, saran dan bimbingan kepada penulis terutama dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepda orang tua tercinta, Ibunda Rusli Simamora yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil

serta do’a yang tiada henti kepada penulis, juga banyak terima kasih kepada Adinda Rajenda Sinulingga dan Friskianta Sinulingga, serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan semangat kepada penulis selama ini.

Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua teman – teman seperjuangan yang banyak memberi dorongan, inspirasi, dan menemani baik dalam keadaan suka maupun duka, terutama teman – teman THP’05 dan Christin yang telah memberi motivasi, dan dan semua teman yang tidak bisa disebutkan namanya.

(7)

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya penulis.

Medan, Juni 2010

(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Kegunaan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Pinang ... 4

Penyebaran dan Produksi ... 6

Alat Mesin Pasca Panen Pinang ... 8

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan Penelitian ... 14

Peralatan ... 14

Waktu dan Tempat Penelitian ... 14

Metode Penelitian ... 15

Model Rancangan ... 16

Pelaksanaan Penelitian ... 16

Pengamatan dan Pengukuran Data ... 17

Kapasitas Pengupasan ... 18

Persentase Buah Terkupas ... 18

Persentase Biji Lengket dengan Kulit ... 18

Persentase Biji Terlepas dengan Kulit ... 18

Persentase Buah Tidak Terkupas ... 19

Persentase Biji Pinang yang Utuh ... 19

Persentase Biji Pinang yang Cacat ... 19

DIAGRAM ALIR PENELITIAN ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Parameter yang Diamati ... 21

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Parameter yang Diamati ... 22

Kapasitas Pengupasan (buah/ jam) ... 22

Pengaruh jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan ... 23

(9)

Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau

terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ... 25

Buah Terkupas (%) ... 26

Pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%) ... 26

Pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%) ... 28

Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%) ... 30

Biji Lengket Kulit (%) ... 30

Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%) ... 30

Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%) ... 32

Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%) ... 34

Biji Lepas Kulit (%) ... 34

Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%) ... 34

Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%) ... 36

Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%) ... 38

Buah Tidak Terkupas (%) ... 38

Pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%) ... 38

Pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas (%) ... 40

Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%) ... 42

Biji Utuh (%) ... 42

Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji utuh (%) ... 42

Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji utuh (%) ... 42

Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap biji utuh (%)... 44

Biji Cacat (%) ... 44

Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%) ... 44

Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji cacat (%) ... 46

Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%) ... 48

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 49

Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Spesifiikasi motor listrik ... 10 2. Pengaruh jarak bilah pisau terhadap parameter yang diamati ... 22 3. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati ... 23 4. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap

kapasitas pengupasan (buah/ jam) ... 23 5. Uji (LSR) efek utama pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan

jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ... 25 6. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap

buah terkupas (%) ... 27 7. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap

buah terkupas (%) ... 28 8. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap

biji lengket kulit (%) ... 31 9. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap

biji lengket kulit (%) ... 32 10. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap

biji lepas kulit (%) ... 34 11. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap

biji lepas kulit (%) ... 36 12. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap

buah tidak terkupas (%) ... 38 13. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap

buah tidak terkupas (%) ... 40 14. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap

(11)

15. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap

biji cacat (%) ... 45 16. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Hal

1. Buah pinang muda dan buah pinang masak ... 4

2. Alat pengupas pinang muda ... 8

3. Penampang buah pinang muda ... 12

4. Sketsa prinsip proses pengolahan ... 13

5. Diagram alir penelitian ... 20

6. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ... 24

7. Grafik hubungan interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ... 26

8. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%) ... 27

9. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%) ... 29

10. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%) ... 31

11. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%) ... 33

12. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%)... 35

13. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%) ... 37

14. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%) .... 39

15. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas (%)... 41

16. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji utuh (%) ... 43

17. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%) ... 45

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Data pengamatan kapasitas pengupasan (buah/ jam) ... 53

2. Data pengamatan buah terkupas (%)... 54

3. Data pengamatan biji lengket dengan kulit (%) ... 55

4. Data pengamatan biji lepas dengan kulit (%) ... 56

5. Data pengamatan buah tidak terkupas (%) ... 57

6. Data pengamatan biji utuh (%) ... 58

7. Data pengamatan biji cacat (%) ... 59

8. Gambar bagian bagian alat pengupas pinang muda ... 60

9. Gambar hasil analisa terhadap parameter ... 62

10.Tabel data persiapan penelitian ... 63

11.Berat pinang muda (gram) ... 70

(14)

ABSTRAK

PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH TERHADAP HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah terhadap hasil pengupasan buah pinang muda. Penelitian dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu jarak bilah pisau (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) dan rpm pisau bawah (R1 = 280 rpm ;R2 = 350 rpm

; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560 rpm). Parameter yang diamati meliputi kapasitas

pengupasan, persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji pinang utuh, persentase biji pinang cacat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali terhadap kapasitas pengupasan dan persentase biji utuh memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter. Interaksi antara jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap semua parameter kecuali kapasitas pengupasan memberi pengaruh berbeda sangat nyata.

Perlakuan yang paling baik untuk jarak bilah pisau yaitu pada perlakuan J1 (1,5 cm) dan rpm pisau bawah R5 (560 rpm).

Kata kunci: Buah Pinang muda, Mesin pengupas, Jarak bilah pisau, Rpm pisau bawah.

ABSTRACT

THE EFECT OF YOUNG ARECA AND KNIFE DISTANCE AND UNDER KNIFES RPM ON THE QUALITY OF PEELED PRODUCT

The aim of this research was to find the effect of distance knife and under knifes rpm on the quality of peeled product. The research had been performed using completely randomized design with two factors i-e : distance knife (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) and

under knifes rpm (R1 = 280 rpm ; R2 = 350 rpm ; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560

rpm). Parameters analyzed were machine capacity , percentage of peeled fruit, percentage of nut on the peel, percentage of loosed nut percentage of fruit unpeeled, percentage of intact nut, percentage of defect areca nut.

The result showed that the distance knife had highly significant effect on all parameters except machine capacity and the percentages of deffect nut which were not significant. The under knifes rpm had highly significant effect on all parameters. The interaction of distance knife and under knifes rpm had not significant effect on all parameters except machine capacity which were highly significant diffect.

The best result for knife distance was on J1 = (1,5 cm) and under knifes rpm

R5 = (560 rpm).

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pinang (Areca catechu) adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian Timur. Jenis buah ini yang di dunia Barat dikenal dengan betel nut, terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya. Biji pinang diperoleh dari buah pinang yang telah dikupas. Biji pinang dikenal sebagai salah satu campuran makan sirih. Selain itu, biji pinang dapat dijadikan bahan campuran permen, dimanfaatkan sebagai zat pewarna merah alami, dan diekstrak zat-zat antioksidan alami yang menguntungkan seperti tanin.

(16)

Di Indonesia, selain untuk konsumsi lokal, pinang merupakan salah satu komoditas ekspor yang produksinya meningkat setiap tahun. Indonesia menjadi produsen utama pinang dunia pada tahun 2006 dengan ekspor mencapai 100.000 ton. Permintaan ekspor biji pinang muda lebih besar daripada permintaan untuk biji pinang tua. Harga jual biji pinang muda juga lebih mahal dibanding harga jual biji pinang tua. Cara mengupas buah pinang muda secara manual dengan parang menjadi tidak efisien untuk memenuhi permintaan ekspor yang cukup tinggi. Alat pengupas buah pinang muda belum ada di pasaran.

Jarak bilah pisau merupakan jarak antara pisau satu dengan pisau yang lain. Fungsi mata pisau ini adalah untuk mengupas atau melepaskan kulit pinang dari biji. Jarak bilah pisau menentukan kesempurnaan dari pengupasan buah yang dilakukan. Rpm pisau sangat menentukan dalam hal pengupasan karena gerakan yang ditimbulkan mempengaruhi kualitas pengupasan buah.

Untuk pengupasan pinang muda sangat membutuhkan waktu yang sangat lama dan tenaga kerja yang banyak. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pengupas pinang muda untuk meningkatkan kapasitas. Pengupasan protipe sudah ada tetapi tingkat efisiennya dan kualitas hasil pengupasan belum memuaskan, maka dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang, “Pengaruh Jarak

Bilah Pisau dan Rpm Pisau Bawah terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang

Muda”.

Tujuan Penelitian

(17)

Kegunaan Penelitian

- Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

- Sebagai sumber informasi dalam pengupasan buah pinag muda.

Hipotesa Penelitian

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Pinang

Pinang merupakan tumbuhan tropika yang ditanam untuk mendapatkan buahnya dan karena keindahannya, sebagai hiasan taman Tingginya antara 10 hingga 30 m dan meruncing di bagian pucuk, ukuran melintang batang pokok 15 cm hingga 20 cm. Di bagian jemala (crown) pokok ini berbentuk bulat dan berwarna hijau semasa muda dan apabila masak ia menjadi kuning dan merah. Pinang (Areca catechu) adalah sejenis palma yang tumbuh di darah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Gambar 1. Buah pinang muda dan buah pinang masak

(19)

Sri Lanka pula dikenali sebagai puvak, Thai sebagai mak dan masyarakat Cina memanggilnya dengan nama pin-lang (Anonimous, 2008).

Air rebusan dari biji pinang digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borok, bisul, eksim, kudis, difteri, cacingan (kremi, gelang, pita, tambang), mencret dan disentri oleh masyarakat desa Semayang Kutai Kalimatan Timur. Selain itu digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, memperkecil pupil mata. Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan untuk menguatkan gigi goyah, bersama-sama dengan sirih. Air rendaman biji pinang muda digunakan untuk obat sakit mata oleh suku Dayak Kendayan, di Kecamatan Air Besar Kalimantan Barat. Sementara bagi masyarakat Papua umumnya, pinang muda digunakan bersama dengan buah sirih untuk menguatkan gigi. Selain sebagai obat penguat gigi, masyarakat pesisir pantai desa Assai dan Yononi, yang didiami oleh suku Menyah, Arfak, Biak dan Serui (Papua), biji pinang muda digunakan sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan oleh kaum wanita dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama satu minggu (Kristina dan Syahid, 2007).

Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan biji yang telah meng-alami perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai obat cacing juga sebagai penenang, sehingga bersifat memabukkan bagi penggunanya (Kristina dan Syahid, 2007).

(20)

tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang and Lee, 1996).

Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid. Proantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, anti-inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000).

Penyebaran dan Produksi

Bisnis pinang di Jambi kian menjanjikan, terutama untuk Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Selain kualitasnya yang bagus, juga harga pinang untuk ekspor ini kian menjanjikan. Kini rata-rata per kilo harga pinang dihargai Rp 3.500. Sebelumnya harga pinang pernah mencapai Rp 5.000 per kilo. Namun kini banyaknya produksi buah pinang di Jambi berdampak pada penurunan harga. Kondisi ini cukup dikeluhkan sebagian petani pinang di Jambi. Karena selama ini buah pinang cukup banyak membantu perekonomian masyarakat Jambi (Anonimous2, 2009).

(21)

disebutkan tidak higienis hingga dapat menyebabkan kanker gusi. Berdasarkan data Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatra Utara (Disperindagsu), volume ekspor biji pinang periode Januari - September 2009 mencapai 8,364 ton dengan nilai US$4,098 juta (Anonimous3, 2009).

Kandungan dan Khasiat Pinang

Tanaman pinang dapat dijadikan tanaman pagar, penghijauan, bahan bangunan, dan hiasan, bagian-bagian tanamannya sangat berkhasiat menyembuhkan beberapa penyakit. Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai salah satu campuran orang makan Daun

Daun pinang mengandung minyak atsiri yang dapat mengobati gangguan radang tenggorokan, pangkal tenggorokan, dan pembuluh broncial. Pucuk daun muda yang rasanya pahit pun dapat dijadikan obat nyeri otot. Selain obat, daun pinang dijadikan sebagai pucuk pupuk hijau.

Pelepah

Pelepah pinang dapat dipakai sebagai bahan baku pembungkus makanan, seperti pembungkus gula merah, gula aren, atau gula tebu.

Batang

Batang berguna sebagai bahan bangunan, jembatan, dan saluran air. Bahkan, setiap tahun pada perayaan hari kemerdakaan, batang pinang dipakai sebagai tiang untuk lomba panjat pinang. Tanamannya sendiri dapat dipakai untuk mencegah terjadinya erosi atau longsor pada tanah miring.

(22)

Buah pinang mengandung sabut dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kuas gambar atau kuas alis mata.

Biji

Biji berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti perwarna kain, dan obat. Seperti juga pelepah pinang, biji pun perlu pengolahan untuk mendapatkan produk-produk tersebut. Biji pinang sebagai penyusun ramuan obat sudah masuk kedalam daftar prioritas WHO (Word Health Organization) yang bernaung dibawah PBB. Biji pinang ini dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan tahun sebelum masehi, terutama di Mesir. Hingga kini, ada sekitar 23 negara yang menggunakan biji pinang sebagai obat cacing, eksim, sakit gigi, flu,luka, kudis,

difteri, nyeri haid, mimisan, sariawan, mencret, koreng, borok (Kristina dan Syahid, 2007).

Alat Mesin Pasca Panen Pinang

Didalam proses pasca panen pinang muda ini terdiri dari proses pengupasan pinang dari pinang yang utuh sampai keluar biji pinang yang utuh, pada proses pengupasan ini melibatkan atau menggunakan mesin pengupasan pinang muda yang terdiri dari :

(23)

1. Bagian kerangka

Pada bagian kerang mesin ini sebagai bahan dasar adalah besi dan kemudian dimodifikasi berbentuk siku, yang berguna sebagai penahan atau dudukan mesin pengupas pinang muda ini, disamping itu kerangka ini juga dapat menunjukkan kekokohan mesin ini sehingga bisa kelihatan menarik.

2. Bagian mekanik

Dibagian pemutaran mesin ini terdiri dari 2 lahar duduk dan 2 lahar berdiri yang terletak di bagian kiri dan kanan, yang di mana fungsi lahar yang berada pada pemutar ini adalah untuk memutar dudukan pisau pengupas yang terdiri dari pisau atas dan pisau bawah.

3. Per setelan pisau atas

Pada bagian per ini hanya terdapat pada setelan pisau atas hal ini dikarenakan pisau atas berfungsi sebagai pengaturan untuk menentukan jarak antara pisau atas dan pisau bawah, yang dimana pisau bawah konstan dan tidak dapat digerakkan dan ini juga dapat memudahkan kita dalam hal pengupasan pinang muda yang diinginkan, karena bentuk dan diameter pinang sangat bervariasi.

Per ini sebanyak 2 buah yang terletak dibagian kiri dan kanan mesin pengupas pinang muda. Ukuran jarak antara pisau atas ke pisau bawah yang terdapat pada mesin ini ditentukan oleh per setelan adalah 1,5 – 3,0 cm, ukuran ini juga harus disesuaikan dengan diameter pinang muda.

4. Mata pisau.

(24)

lainnya adalah 2,5 cm. Fungsi mata pisau ini adalah untuk mengupas atau melepaskan kulit pinang dari biji.

5. Motor listrik

Motor listrik berjumlah 2 buah yang berfungsi untuk menggerakkan poli pisau. Adapun spesifikasi dari motor listrik adalah:

Tabel 1. Spesifikasi motor listrik

No Spesifikasi Motor Listrik Pisau Atas Motor Listrk Pisau Bawah

1 Tipe AO27124 Y801-4

2 Tenaga 0,5 HP, 380 V 0,55 KW, ¾ HP 220/380V

3 Arus 1,12 A 2,6/1,5 A

4 Putaran 1400 rpm 1390 rpm

Sumber : Data yang tertera pada alat

6. Poli pisau dan tali kipas

Poli pisau pada mesin ini berjumlah 2 buah yang terdapat pada pisau atas dan pisau bawah. Fungsi dari poli pisau adalah untuk mengerakkan dudukan pisau dengan bantuan tali kipas yang telah dihubungkan dengan motor listrik.

7. Pengatur kecepatan

Putaran pisau diatur dengan pengaturan putaran motor dengan bantuan inverter telemecanic ¾ HP.

Unit buah pengupasan buah pinang muda dilengkapi dengan saluran pemasukan yang mempunyai dimensi 29,5 x 40,5 x 40,5 cm3 dengan kemiringan 550 berfungsi sebagai sarana masuknya buah pinang muda secara utuh dan mengarahkannya menuju pisau pengupas. Unit pengupas terbuat dari baja dengan panjang pisau 10 cm dan lebar 2 cm dan tebal 1 mm.

(25)

yang berfungsi sebagai tempatkeluarnya hasil kupasan, yang dipasang dengan kemiringan 60o. Rangka mesin pengupasan buah pinang muda termuat dari besi lebar 4 x 4 cm dan tebal 0,5 cm.

Mekanisme kerja mesin pengupas buah pinang muda, mesin ini bekerja digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya 0,5 HP/ 1400 rpm, untuk memutar pisau pengupas. Buah pinang muda dimasukkan ke saluran pemasukan dan kemudian bergelinding menuju mata pisau pengupas. Buah pinang muda dikupas dengan memisahkan kulit dengan biji sehingga menghasilkan biji yang utuh ketika keluar dari saluran pengeluaran.

Kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti laju pemasukan bahan, kecepatan, daya yang tersedia, macam bahan yang digunakan serta ukuran bahan (Smith dan Wilkes, 1990).

Biji pecah atau cacat merupakan mutu rendah. Biji pecah dapat disebabkan karena jarak gilingan yang terlalu dekat dan kecepatan putaran tidak sesuai (Hadiwiyoto dan Soehardi, 1981).

(26)

waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak (Waries, 2006).

Jarak antar pisau, sangat berpengaruh terhadap kualitas pengupasan. Semakin rapat jarak antar pisau, maka semakin besar kemungkinan biji untuk cacat. Tapi di satu sisi, efisiensi pengupasannya semakin tinggi. Jika jarak antar pisau semakin lebar, maka efisiensi pengupasan akan rendah, tapi biji cacat akan lebih sedikit (Waries, 2006).

Kualitas pengupasan dipengaruhi oleh jarak pisau. Persentase jumlah kapasitas yang tinggi didapatkan pada jarak yang lebih besar. Hal ini digunakan juga sebagai acuan di dalam pengaturan putaran dengan diharapkan pada putaran yang lebih tinggi dapat dihasilkan kualitas pengupasan yang baik pula sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Secara teoritis semakin tinggi putaran,maka kapasitas pengupasan semakin bertambah (Amelia, dkk, 2008).

Penampang Pinang Muda

Gambar 3. Penampang buah pinang muda

Prinsip pengupasan pinang menggunakan mesin pengupas buah pinang muda, mesin ini bekerja digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya 0,5

Kulit samping kanan

Biji pnang muda

Kulit pangkal

i d

(27)

HP / 1400 rpm, untuk memutar pisau pengupas. Buah piang muda di masukkan ke saluran pemasukan dan kemudian bergelinding menuju mata pisau pengupas yang berlawanan arah. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang diterima biji. Buah pinang muda dikupas dengan memisahkan kulit dengan biji sehingga menghasilkan biji yang utuh ketika keluar dari saluran pengeluaran.

Pisau atas

Buah pinang muda

Pisau bawah

(28)

BAHAN DAN METODA

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pinang muda dengan karakter buah pinang yang sudah bulat utuh atau dengan kata lain sudah terbentuk biji. Buah pinang muda ini

diperoleh dari petani pinang tepatnya di Jln. Johar Simapang Purwo Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal, Medan.

Peralatan

- Pisau - Mata pisau

- Digital rpm meter - Per

- Tali kipas - Motor listrik

- Jangka sorong - Timbangan - Aluminium foil - Stop watch - Inverter telemecanic - Besi siku - Besi bulat

Waktu dan Tempat Penelitian

(29)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu :

Faktor I : Jarak Bilah Pisau (J) J1 = 1,5 cm

J2 = 2,0 cm

Faktor I : Rpm Pisau Bawah (R) Rpm Pisau Atas = 70 rpm R1 = 280 rpm

R2 = 350 rpm R3 = 420 rpm R4 = 490 rpm R5 = 560 rpm

Banyaknya kombinasi perlakuan (Tc) adalah 2 x 5 = 10, maka jumlah ulangan (n) adalah sebagai berikut :

Tc (n-1) > 15 10 (n-1) > 15 10 n – 10 > 15 10 n > 25

(30)

Model Rancangan (Bangun, 1991)

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor dengan model sebagai berikut :

Yijk= µ + αi+ βj+ (αβ)ij+ εijk dimana :

Yijk : Hasil pengamatan dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j dengan ulangan ke-k.

µ : Efek nilai tengah.

αi : Efek dari faktor J pada taraf ke-i.

βj : Efek dari faktor R pada taraf ke-j.

(αβ)ij : Efek interaksi dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j.

εijk : Efek galat dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k.

Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka uji

dilanjutkan dengan uji beda rataan dengan menggunakan uji LSR (Least Significant Range).

Pelaksanaan Penelitian

a. Persiapan penelitian

(31)

b. Sortasi/ Grading Pinang

Adapun prosedur pengujian alat pengupas pinang muda adalah :

- Dicampurkan semua pinang yang telah dikumpulkan dari beberapa tempat asal tumbuhnya.

- Dilakukan pengukuran terhadap diameter pinang dan pengukuran pada sudut kemiringan dari bantalan penggelindingan pinang sampai ke pisau pengupas.

- Dimasukkan pinang muda berdiameter 3,5 cm ke dalam alat pengupas pinang dimana jarak bilah pisau 1,5 cm atau 2 cm dan rpm pisau atas 70 rpm serta rpm pisau bawah 280 rpm, 350 rpm, 420 rpm, 490 rpm, dan 560 rpm.

- Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

Pengamatan dan Pengukuran Data

Dilakukan pengamatan dan pengukuran dengan cara analisis terhadap parameter :

1. Kapasitas pengupasan (buah/ jam). 2. Persentase buah terkupas (%).

(32)

Kapasitas Pengupasan (Purwadaria , 1988, dimodifikasi).

− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah). − Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.

− Dilakukan pengukuran kapasitas pengupasan dengan membagi jumlah buah pinang terhadap waktu yang dibutuhkan untuk pengupasan semua pinang tersebut.

Buah pinang (30 biji) Kapasitas pengupasan (Buah/ jam) =

Waktu

Persentase Buah Terkupas (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).

− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah). − Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.

− Diamati buah pinang yang terkupas dari hasil pengupasan.

Jumlah buah pinang terkupas

Persentase buah pinang terkupas = x 100% Jumlah pinang sampel

Persentase Biji Lengket dengan Kulit (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).

− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah). − Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.

− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan biji pinang dalam keadaan masih adanya kulit pinang yang lengket.

Jumlah biji lengket dengan kulit Persentase biji lengket dengan kulit = x 100%

Jumlah pinang sampel

Persentase Biji Lepas dengan Kulit (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).

(33)

− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan biji pinang terlepas dari kulit pada proses pengupasan.

Jumlah biji terlepas dengan kulit Persentase biji terlepas dengan kulit = x 100%

Jumlah pinang sampel

Persentase Buah Tidak Terkupas (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).

− Disediakan 30 buah pinang muda.

− Dilakukan perhitungan pinang yang dalam kondisi utuh atau sama sekali tidak terkupas.

Jumlah buah pinang tidak terkupas Persentase buah pinang tidak terkupas = x 100%

Jumlah pinang sampel

Persentase Biji Pinang yang Utuh (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).

− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah). − Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.

− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang sempurna dimana biji pinang dalam keadaan utuh.

Jumlah biji pinang utuh

Persentase biji pinang yang utuh = x 100% Jumlah pinang sampel

Persentase Biji Pinang yang Cacat (%) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).

− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah). − Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.

− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan pada pengupasan pinang yang menghasilkan biji pinang dalam keadaan cacat. Jumlah biji pinang cacat

(34)

Pinang muda Sortasi

Pengukuran diameter

pinang

Dimasukkan pinang muda ke dalam alat pengupas sebanyak 30 buah

Hasil pengupasan buah pinang muda

Jarak bilah pisau J1 = 1,5 cm J2 = 2,0 cm Pengaturan rpm dan

jarak bilah pisau Rpm pisau bawah

[image:34.595.120.508.78.656.2]

R1 = (280 rpm) R2 = (350 rpm) R3 = (420 rpm) R4 = (490 rpm) R5 = (560 rpm)

Gambar 5. Diagram alir penelitian

Dilakukan Analisa

1. Kapasitas pengupasan (buah/ jam) 2. Persentase buah terkupas (%)

3. Persentase biji lengket dengan kulit (%) 4. Persentase biji terlepas dengan kulit (%) 5. Persentase buah tidak terkupas

(35)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberikan pengaruh tehadap hasil pengupasan buah pinang muda dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Parameter yang Diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah terkupas, biji lengket, biji lepas kulit, buah tidak terkupas, biji utuh, biji cacat seperti ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh jarak bilah pisau terhadap parameter yang diamati

Jarak bilah pisau (cm) Kapasitas pengupasan (buah/ jam) Buah terkupas (%) Biji lengket kulit (%) Biji lepas kulit (%) Buah tidak terkupas (%) Biji utuh (%) Biji cacat (%)

J1 = 1,5 3054,26 84,00 12,00 72,00 16,00 67,56 16,44

J2 = 2,0 3031,65 90,45 14,89 75,56 9,55 68,67 21,78

(36)

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Parameter yang Diamati

[image:36.595.112.510.208.316.2]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah terkupas, biji lengket, biji lepas kulit, buah tidak terkupas, biji utuh, biji cacat seperti ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati.

Rpm pisau bawah (rpm) Kapasitas pengupasan (buah/ jam) Buah terkupas (%) Biji lengket kulit (%) Biji lepas kulit (%) Buah tidak terkupas (%) Biji utuh (%) Biji cacat (%)

R1 = 280 1791,69 80,00 21,11 58,89 20,00 55,56 24,24

R2 = 350 2088,18 82,22 17,22 65,00 17,78 60,56 21,66

R3 = 420 2655,89 87,78 13,33 74,45 12,22 67,78 20,00

R4 = 490 3443,15 91,11 9,44 81,67 8,89 75,56 15,55

R5 = 560 5235,87 95,00 6,11 88,89 5,00 81,11 13,89

(37)

sebesar 24,24 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (280 rpm) yaitu sebesar 13,89 %.

Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kapasitas pengupasan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kapasitas pengupasan.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - R1 = 280 rpm 1791,69 e E

2 184,50 251,42 R2 = 350 rpm 2088,18 d D 3 193,88 263,93 R3 = 420 rpm 2655,89 c C 4 198,88 270,81 R4 = 490 rpm 3443,15 b B 5 203,26 275,18 R5 = 560 rpm 5235,87 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

[image:37.595.112.511.513.613.2]
(38)

Ŷ = 11,776R - 1903 r = 0,9458

0 1500 3000 4500 6000

0 280 350 420 490 560

Rpm Pisau Bawah

K

ap

as

it

as

(

B

u

ah

/ Jam)

nyata dengan R5. Kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 5235,87 buah/ jam dan terendah pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 1791,69 buah/ jam.

Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini.

Gambar 6. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)

[image:38.595.152.479.236.436.2]
(39)

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Kapasitas Pengupasan

Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kapasitas pengupasan yang dihasilkan.

[image:39.595.113.513.291.462.2]

Hasil pengujian LSR pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)

Jarak L S R Interaksi Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1R1 1794,31 gh GH

2 260,92 355,56 J1R2 2037,96 fg FG

3 274,19 373,25 J1R3 2678,75 e E

4 281,26 382,98 J1R4 3130,89 d D

5 287,45 389,17 J1R5 5629,40 a A

6 291,88 395,36 J2R1 1789,07 h H

7 295,41 400,67 J2R2 2138,41 f F

8 297,18 405,09 J2R3 2633,03 e E

9 298,95 407,74 J2R4 3755,40 c C

10 300,72 411,28 J2R5 4842,33 b B

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

(40)

Ŷ1 = 11.034R - 1602.5

r = 0.9728

Ŷ2 = 12.519R - 2203.6

r = 0.9039

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

0 280 350 420 490 560

Rpm pisau bawah

K ap as it as ( b u ah / j am) 1.5 2

Hubungan interaksi perlakuan rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini :

Gambar 7. Grafik hubungan interaksi perlakuan rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)

Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin besar rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau maka kapasitas pengupasan yang dihasilkan semakin tinggi hal ini dikarenakan kecepatan putaran yang meningkatkan laju masuk buah ke dalam mesin pengupas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Smith dan Wilkes (1990) yang menyatakan bahwa kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti laju pemasukan bahan kecepatan daya yang tersedia macam bahan yang digunakan serta ukuran bahan.

Buah Terkupas (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Buah Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa jarak bilah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah terkupas.

[image:40.595.150.486.146.296.2]
(41)

Ŷ = 12.9J + 64.65 r = 1

0 84 88 92

0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

B

ua

h

T

e

r

ku

pa

s (

%)

Tabel 6. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 84,00 b B

2 1,61 2,19 J2 = 2,0 cm 90,45 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari tabel dapat dilihat bahwa perlakuan J1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan J2. Buah terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 90,45 % dan yang terkecil J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 84,00 %.

[image:41.595.149.473.360.569.2]

Hubungan antara jarak bilah pisau terhadap buah terkupas dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%)

(42)

disebabkan karena jarak gilingan yang terlalu dekat dan kecepatan putaran tidak sesuai.

Kualitas pengupasan dipengaruhi oleh jarak pisau. Persentase jumlah kapasitas yang tinggi didapatkan pada jarak yang lebih besar. Hal ini digunakan juga sebagai acuan di dalam pengaturan putaran dengan diharapkan pada putaran yang lebih tinggi dapat dihasilkan kualitas pengupasan yang baik pula sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Secara teoritis semakin tinggi putaran,maka kapasitas pengupasan semakin bertambah (Amelia, dkk, 2008).

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Buah Terkupas

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah terkupas.

[image:42.595.110.512.473.601.2]

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - R1 = 280 rpm 80.00 d C

2 2.54 3.46 R2 = 350 rpm 82.22 d C

3 2.67 3.63 R3 = 420 rpm 87.78 c B

4 2.74 3.73 R4 = 490 rpm 91.11 b B

5 2.80 3.79 R5 = 560 rpm 95.00 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

(43)

Ŷ = 0,0556R + 63,889

r = 0,9839

0 80 85 90 95 100

0 280 350 420 490 560

Rpm Pisau Bawah

B

ua

h

T

e

r

ku

pa

s (

%)

terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 95,00 % dan terendah pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 80,00 %.

[image:43.595.145.480.202.450.2]

Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap buah terkupas dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah ini :

Gambar 9. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%)

Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin besar rpm pisau bawah maka persentase buah terkupas meningkat. Hal ini dikarenakan putaran pisau semakin cepat sehingga gesekan semakin besar antara pisau dengan buah pinang sehingga buah semakin mudah untuk dikupas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Smith dan Wilkes (1990) yang menyatakan bahwa kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti laju pemasukan bahan kecepatan daya yang tersedia macam bahan yang digunakan serta ukuran bahan.

(44)

berpengaruh juga terhadap efisiensi pengupasan dan presentase biji cacat . Terkupas tidaknya biji dipengaruhi oleh seberapa lama biji tersebut kontak dengan pisau dan seberapa besar tekanan yang diterima biji, sehingga kulitnya bisa terkupas. Untuk bisa mengupas biji, diperlukan dua putaran pisau yang berlawanan arah, dimana besar kecilnya tekanan dipengaruhi oleh kecepatan putar pisau. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang diterima biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Buah Terkupas

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap buah terkupas sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Biji Lengket Kulit (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Lengket Kulit

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji lengket kulit.

(45)

Ŷ = 5.78J + 3.33 r = 1

0 12 14 16

0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

Bi

ji

Le

n

g

k

e

t K

u

li

t (%)

Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 12,00 b B

2 1,39 1,90 J2 = 2,0 cm 14,89 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan J1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan J2. Biji lengket kulit tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 14,89 % dan yang terkecil J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 12,00 %.

[image:45.595.149.474.370.608.2]

Hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini :

(46)

pernyataan Waries (2006) yang menyatakan jarak antar pisau sangat berpengaruh terhadap kualitas pengupasan. Semakin rapat jarak antar pisau, maka semakin besar kemungkinan biji untuk cacat. Tapi di satu sisi, efisiensi pengupasannya semakin tinggi. Jika jarak antar pisau semakin lebar, maka efisiensi pengupasan akan rendah, tapi biji cacat akan lebih sedikit.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Biji Lengket Kulit (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji lengket kulit.

[image:46.595.115.511.417.517.2]

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - R1 = 280 rpm 21,11 a A

2 2,20 3,00 R2 = 350 rpm 17,22 b B

3 2,31 3,15 R3 = 420 rpm 13,33 c C

4 2,37 3,23 R4 = 490 rpm 9,44 d D

5 2,42 3,28 R5 = 560 rpm 6,11 e E

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

(47)

Ŷ = -0,054R + 36,111 r = -0,9995

0 5 10 15 20 25

0 280 350 420 490 560

Rpm Pisau Bawah

Bi

ji

Le

n

g

k

e

t K

u

li

t (%)

[image:47.595.150.475.143.335.2]

Hubungan antara rpm pisau bawah dengan biji lengket kulit dapat dilihat pada Gambar 11 di bawah ini :

(48)

biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Lengket Kulit

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap biji lengket kulit sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Biji Lepas Kulit (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Lepas Kulit (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji lepas kulit.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 72,00 b B

2 2,54 3,46 J2 = 2,0 cm 75,56 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

(49)

Ŷ = 7.12J + 61.32 r = 1

0 72 74 76

0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

Bi

ji

Le

p

a

s K

u

li

t (

%)

Hubungan antara jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini

Gambar 12. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%)

(50)

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Biji Lepas Kulit (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji lepas kulit.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - R1 = 280 rpm 58,89 e E

2 4,02 5,47 R2 = 350 rpm 65,00 d D

3 4,22 5,74 R3 = 420 rpm 74,45 c C

4 4,33 5,89 R4 = 490 rpm 81,67 b B

5 4,42 5,99 R5 = 560 rpm 88,89 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

(51)

Ŷ = 0,1095R + 27,78 r = 0,9982

0 55 65 75 85 95

0 280 350 420 490 560

Rpm Pisau Bawah

Bi

ji

Le

p

a

s K

u

li

t (

%)

[image:51.595.153.473.146.348.2]

Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%) dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini

Gambar 13. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%)

(52)

putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah Dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Lepas Kulit

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap biji lepas kulit sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Buah Tidak Terkupas (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Buah Tidak Terkupas

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah tidak terkupas.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 16,00 a A

2 1,61 2,19 J2 = 2,0 cm 9,55 b B

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

(53)

Ŷ = -12.9J + 35.35 r = -1

0 8 10 12 14 16 18

0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

B

ua

h

T

ida

k T

e

r

k

upa

s (

%)

Hubungan antara jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas dapat dilihat pada Gambar 14 di bawah ini :

(54)

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Buah Tidak Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah tidak terkupas.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - R1 = 280 rpm 20,00 a A

2 2,54 3,46 R2 = 350 rpm 17,78 a A

3 2,67 3,63 R3 = 420 rpm 12,22 b B

4 2,74 3,73 R4 = 490 rpm 8,89 c B

5 2,80 3,79 R5 = 560 rpm 5,00 d C

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

(55)

Ŷ = -0,0556R + 36,111 r = -0,9939

0 5 10 15 20 25

0 280 350 420 490 560

Rpm Pisau Bawah

B

ua

h

T

ida

k T

e

r

k

upa

s (

c

m

)

[image:55.595.125.505.156.364.2]

Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas dapat dilihat pada Gambar 15 di bawah ini

(56)

putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah Dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Buah Tidak Terkupas (%)

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap buah tidak terkupas sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Biji Utuh (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Utuh (%)

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap biji utuh sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Biji Utuh (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji utuh.

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji utuh untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji utuh (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - R1 = 280 rpm 55,56 e E

2 3,51 4,79 R2 = 350 rpm 60,56 d D

3 3,69 5,03 R3 = 420 rpm 67,78 c C

4 3,79 5,16 R4 = 490 rpm 75,56 b B

5 3,87 5,24 R5 = 560 rpm 81,11 a A

(57)

Ŷ = 0,0945R + 28,442 r = 0,997

0 50 55 60 65 70 75 80 85

0 280 350 420 490 560

Rpm Pisau Bawah

Bi

ji

U

tu

h

(%)

[image:57.595.148.476.287.488.2]

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata dengan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata dengan R3, R4 dan R5.Perlakuan R3 berbeda sangat nyata R4 dan R5. Perlakuan R4 berbeda sangat nyata dengan R5. Biji utuh tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 81,11 % dan terendah pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 55,56 %. Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap biji utuh dapat dilihat pada Gambar 16 di bawah ini :

Gambar 16. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji utuh (%)

(58)

Menurut Waries (2006) Semakin cepat putaran pisau maka semakin tinggi nilai efisiensi pengupasan, tapi disatu sisi semakin tinggi pula persentase biji cacatnya. Kecepatan putar pisau, berpengaruh juga terhadap efisiensi pengupasan dan presentase biji cacat . Terkupas tidaknya biji dipengaruhi oleh seberapa lama biji tersebut kontak dengan pisau dan seberapa besar tekanan yang diterima biji, sehingga kulitnya bisa terkupas. Untuk bisa mengupas biji, diperlukan dua putaran pisau yang berlawanan arah, dimana besar kecilnya tekanan dipengaruhi oleh kecepatan putar pisau. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang diterima biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah Dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Utuh (%)

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap biji utuh sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Biji Cacat (%)

Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Cacat

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji cacat.

(59)

Ŷ = 10.68J + 0.42 r = 1

0 14 16 18 20 22 24

0 1.5 2

Jarak Bilah Pisau (cm)

Bi

ji

C

a

c

a

t (%)

Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%)

Jarak L S R Jarak Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - J1 = 1,5 cm 16,44 b B

2 1,97 2,68 J2 = 2,0 cm 21,78 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa perlakuan J1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan J2. Buah utuh tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 21,78 % dan yang terkecil J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 16,44 %.

[image:59.595.151.473.345.519.2]

Hubungan antara jarak bilah pisau terhadap biji cacat dapat dilihat pada Gambar 17 di bawah ini

Gambar 17. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%)

(60)

Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Biji Cacat (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran , dapat dilihat bahwa rpm pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap biji cacat.

[image:60.595.110.511.277.377.2]

Hasil pengujian dengan LSR pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji cacat untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Uji LSR efek utama rpm pisau bawah terhadap biji cacat (%)

Jarak L S R Putaran Rataan N o t a s i

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - R1 = 280 rpm 24,44 a A

2 3,11 4,24 R2 = 350 rpm 21,66 ab AB

3 3,27 4,45 R3 = 420 rpm 20,00 b B

4 3,35 4,56 R4 = 490 rpm 15,55 c C

5 3,42 4,64 R5 = 560 rpm 13,89 c C

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% menurut uji LSR.

(61)

Ŷ = -0,0389R + 35,436 r = -0,989

0 10 15 20 25 30

0 280 350 420 490 560

Rpm Pisau Bawah

Bi

ji

C

a

c

a

t (%)

Hubungan antara rpm pisau bawah terhadap biji cacat dapat dilihat pada Gambar 18 di bawah ini :

Gambar 18. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji cacat (%)

Dari Gambar 18 dapat dilihat semakin besar rpm persentase biji cacat semakin menurun karena putaran yang digunakan sesuai dengan ukuran pinang menyebabkan buah pinang terkupas lebih banyak utuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Smith dan Wilkes (1990) yang menyatakan bahwa kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti laju pemasukan bahan kecepatan daya yang tersedia macam bahan yang digunakan serta ukuran bahan.

(62)

yang diterima biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak.

Pengaruh Interaksi Antara Rpm Pisau Bawah dan Jarak Bilah Pisau Terhadap Biji Cacat (%)

(63)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah terhadap parameter yang dihadapi dapat diambil kesimpulan :

1. Jarak bilah pisau memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji cacat dan memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kapasitas pengupasan dan persentase biji utuh.

2. Rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kapasitas pengupasan, persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji utuh dan persentase biji cacat.

3. Interaksi antara jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kapasitas pengupasan dan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji utuh, dan persentase biji cacat.

(64)

Saran

1. Berdasarkan hasi penelitian yang telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal disarankan menggunakan rpm pisau atas 70 rpm dan pisau bawah 560 rpm.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia., Siahaan, Ian Hardianto dan Palisu, Inkar. (2008). Studi Pengaruh Jarak Celah Terhadap KualitascBiji Kopi Pada Mesin Pengupas Biji Kopi. Prosiding seminar Nasional 3 Teknik Mesin, UK Petra, Surabaya.

Anonimous, 2008. Pinang

Anonimous, 2009. Ekspor Pinang Sumatera Utara Menurun.

Anonimous, 2009. Pameran Seni Rupa Ludah Pinang Papua.

AOAC, 1984. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemists, Washington D.C.

Bangun, M.K., 1991, Perancangan Percobaan. USU-Press, Medan.

Fine, A.M., 2000, Oligomeric Proanthocyanidin Complexes: History, Structure, and Phytopharmaceutical Applications, Altern Med Rev, 5(2):144-151. Hadiwiyoto, S dan Soehardi, 1981, Penanganan Lepas Panen I , Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Syukur, M., 2009. Teknik Budidaya Pinang. [http://www. CCRC-FARMASI – UGM]. Yogyakarta. [27 Mei 2009].

Nonaka, G., 1989, Isolation and Structure Elucidation of Tannins, Pure and Appl. Chem, 61 (3): 357-360

Kristina, N.N. dan S.F.Syahid, 2007. Penggunaan Tanaman Kelapa, Pinang, dan Aren Sebagai Tanaman Obat. Warta Puslitbangbun. Vol. 13

Purwadaria, H.K., 1988. Teknologi Penanganan Pasca Panen Jagung. Pusat Pengembangan Teknologi Enginering Pertanian Tepat Guna. Bogor.

Smith H.P and L.H. Wilkes, 1990, Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi Keenam. Penerjemah Tri Purwadi. UGM-Press. Yogyakarta.

Sudarmadji, S., B.Haryono dan Suhardi, 1988. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian Lyberty, Yogyakrta.

(66)

Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wang, C.K., and W.H.Lee, 1996, Separation, Characteristics, and Biological Activities of Phenolics in Areca Fruit, J. Agric. Food Chem., 44(8):2014 -2019.

(67)

Lampiran 1.

Data pengamatan kapasitas pengupasan (buah/ jam)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

J1R1 1795,80 1794,01 1793,12 5382,93 1794,31

J1R2 1983,83 2140,73 1989,31 6113,87 2037,96

J1R3 2687,23 2732,10 2616,91 8036,24 2678,75

J1R4 3257,91 2984,24 3150,52 9392,67 3130,89

J1R5 5584,28 5373,13 5930,80 16888,21 5629,40

J2R1 1794,61 1786,00 1786,60 5367,21 1789,07

J2R2 2134,38 2166,93 2113,91 6415,22 2138,41

J2R3 2679,90 2666,00 2553,19 7899,09 2633,03

J2R4 3517,91 3985,23 3763,06 11266,20 3755,40

J2R5 5135,52 4675,31 4716,15 14526,98 4842,33

Total 91288,62

Rataan 3042,95

Daftar analisis sidik ragam kapasitas alat (biji/ jam)

SK db JK KT F hit. F 0,05 F 0,01

Perlakuan 9 47109063,901 5234340,433 223,034 ** 2,40 3,45

J 1 3835,674 3835,674 0,163 tn 4,35 8,10

J Lin 1 11,307 11,307 0,000 tn 4,35 8,10

R 4 45576498,761 11394124,690 485,501 ** 2,87 4,43 R Lin 1 40771328,827 40771328,827 1737,256 ** 4,35 8,10 R Kuad 1 4421565,783 4421565,783 188,402 ** 4,35 8,10 R Kub 1 323472,369 323472,369 13,783 ** 4,35 8,10 R Kuar 1 60131,783 60131,783 2,562 tn 4,35 8,10 JxR 4 1528729,466 382182,366 16,285 ** 2,87 4,43

Gallat 20 469376,120 23468,80598

Total 29 47578440,021

Keterangan:

FK = 277787071,383

KK = 5,034 %

** = sangat nyata * = nyata

(68)

Lampiran 2.

Data pengamatan buah terkupas (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

J1R1 80,00 76,67 80,00 236,67 78,89

J1R2 80,00 76,67 80,00 236,67 78,89

J1R3 83,33 83,33 86,67 253,33 84,44

J1R4 83,33 90,00 86,67 260,00 86,67

J1R5 90,00 90,00 93,33 273,33 91,11

J2R1 83,33 80,00 80,00 243,33 81,11

J2R2 86,67 86,67 83,33 256,67 85,56

J2R3 90,00 90,00 93,33 273,33 91,11

J2R4 93,33 96,67 96,67 286,67 95,56

J2R5 100,00 96,67 100,00 296,67 98,89

Total 2616,67

Rataan 87,22

Daftar analisis sidik ragam buah terkupas (%)

SK db JK KT F hit. F 0,05 F 0,01

Perlakuan 9 1268,537 140,949 31,705 ** 2,40 3,45

J 1 311,503 311,503 70,071 ** 4,35 8,10

J Lin 1 3,222 3,222 0,725 tn 4,35 8,10

R 4 918,470 229,618 51,651 ** 2,87 4,43 R Lin 1 907,381 907,381 204,109 ** 4,35 8,10

R Kuad 1 0,530 0,530 0,119 tn 4,35 8,10

R Kub 1 4,626 4,626 1,041 tn 4,35 8,10

R Kuar 1 5,933 5,933 1,335 tn 4,35 8,10

JxR 4 38,564 9,641 2,169 tn 2,87 4,43

Gallat 20 88,911 4,44556

Total 29 1357,448

Keterangan:

FK = 228232,063

KK =

Gambar

Gambar 5. Diagram alir penelitian
Tabel 3. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati. Rpm Kapasitas Buah Biji Biji Buah Biji utuh
Tabel 4. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) Jarak L   S  R Putaran Rataan N  o  t a  s  i
Gambar 6. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika pembeli dirugikan akibat dari penjual melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan perjanjian ,seperti misalnya pembeli menerima barang yang dikirim

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KETUA KARANG TARUNA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN

Tradisi-tradisi tersebut, antara lain, berupa berbagai bentuk kesenian yang memiliki banyak pewaris, baik pewaris aktif (active bearers) atau pelaku seni maupun pewaris pasif

Sasaran yang dituju dalam proses komunikasi massa adalah khalayak atau masyarakat luas yang terpencar satu sama lain tidak saling mengenal, karena masing – masing berbeda

365 7 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2003), hal.. Perpanjangan keikutsertaan, yaitu lamanya keikutsertaan peneliti pada latar

Simpulan dari penelitian tentang hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada siswi kelas XI di tiga SMA kota Yogyakarta adalah : status gizi siswi kelas XI di tiga SMA

(A) Mempunyai energy kinetic lebih besar (B) Mempunyai momentum lebih besar (C) Lebih sering menumbuk dinding (D) Lebih jarang menumbuk dinding (E) Bergerak lebih

1)Apabila tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih, masing-masing unit kerja harus terdapat Petugas P3K di tempat kerja sesuai jumlah pekerja dan tingkat