• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Dan Motivasi (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Pimpinan Perusahaan Terhadap Kinerja Staf Marketing Perusahaan Di PT. TELKOMSEL Pematang Siantar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Komunikasi Dan Motivasi (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Pimpinan Perusahaan Terhadap Kinerja Staf Marketing Perusahaan Di PT. TELKOMSEL Pematang Siantar)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI DAN MOTIVASI

(Studi korelasional pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan di PT. TELKOMSEL

Pematang Siantar)

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disususn oleh: Gold Fried Edo S

080922042

ILMU KOMUNIKASI PROGRAM EKSTENSION FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI DAN DIPERTAHANKAN OLEH :

NAMA : GOLD FRIED EDO S

NIM : 080922042

DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI

JUDUL : KOMUNIKASI DAN MOTIVASI

(STUDI KORELASIONAL PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI PIMPINAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA STAF MARKETING PERUSAHAAN DI PT. TELKOMSEL PEMATANG SIANTAR)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D

NIP. 195812051989031002 NIP.196208281986012001 Dra. Fatma W. Lubis,M.A

DEKAN FISIP USU

(3)

A B S T R A K S I

Penelitian ini berjudul Komunikasi dan Motivasi (Studi Korelasional antara Pengaruh Komunikasi dan Motivasi pimpinan perusahaan terhadap Kinerja Staf Marketing perusahaan di PT. Telkomsel Pematang Siantar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar, mengetahui pengaruh motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar, dan untuk mengetahui hubungan komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan di PT. Telkomsel Pematang Siantar.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di PT. Telkomsel Pematang Siantar Komplek Perum Megaland Blok A/53, Jl. Sang Nawaluh Pematang Siantar, yang berjumlah 48 orang . Oleh sebab itu teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua cara yaitu penelitian kepustakaan (library research), yakni penelitian yang dilakukan dengan mengimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian atau berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Melalui penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui: observasi yakni pengamatan dan pencatatan statistik terhadap segala yang tampak pada objek penelitian dan kuesioner yakni alat (instrumen) pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Komunikasi dan Motivasi (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Pimpinan Perusahaan Terhadap Kinerja Staf Marketing Perusahaan di PT. Telkomsel Pematang Siantar). Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna di hari yang akan datang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dari dasar hati yang terdalam, penulis persembahkan kepada Ayahanda Osner Sinambela dan Ibunda Nurmayanti br. Sinaga yang selalu memberikan dukungan moril dan materil, serta kasih sayang yang selalu dicurahkan kepada peneliti. Kepada saudara-saudara penulis : Abang Doni Faisal dan Mester Agung, serta adikku Desima Fretty Sinambela, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan pengertian kepada peneliti.

Terimakasih yang setulus-tulusnya juga penulis sampaikan kepada :

(5)

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan masukan, bimbingan dan dorongan kepada penulis. Terima kasih atas pengetahuan dan wawasan baru yang diberikan kepada penulis, semua itu sangat berarti bagi penulis.

4. Seluruh dosen/ staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Departemen Ilmu Komunikasi. Terimakasih yang tulus penulis sampaikan atas jasa-jasa yang telah diberikan selama perkuliahan.

5. Manager PT. Telkomsel Pematang Siantar, Bapak Zulfikar yang selalu disegani dan telah memberikan kesempatan bagi penulis hingga dapat melaksanakan kegiatan penelitian.

6. Staf / Pegawai PT. Telkomsel Pematang Siantar , terimakasih telah membantu dan mempermudah penulis selama melakukan penelitian..

7. Ibu Dra.Dewi Kurniawati, M.Si, Kak Icut, Kak Ros, Rotua, dan Maya yang selalu ada di departemen yang setia membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi.

8. Teman-teman selama masa kuliah : Aginta, Rico, Dimas, Ocky, Wan, Arief, Adhar, Rangga, Irvan, Adiet, Reza, Bang Pampam, Bang Abram, Kiki, Melaty, Beby, Ina, Fany, Icha, Melly, dan lainnya yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan perhatian dalam melakukan aktivitas perkuliahan.

(6)

10. Teman-teman Ilmu Komunikasi Ext 2008 : Adiet, Jeffry, Jimmy, Yogi, Galih, Ridho, Bunbun, Biby, Kibo, Mardes, Lia, Yohana, Ema, Ella, dan Yunita serta yang tiada tersebutkan satu-persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya dengan limpahan rahmat kepada kita semua. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak dapat berguna dan jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf serta menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, January 2011 Peneliti,

(7)

DAFTAR ISI ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 7

I.3 Pembatasan Masalah ... 7

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 8

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 9

I.5 Kerangka Teori ... 9

I.5.1 Komunikasi ... 10

I.5.2 Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Vertikal ... 11

I.5.3 Kepemimpinan dalam Organisasi dan Manajemen Partisipatif.... 14

I.5.4 Koordinasi Kerja ... 15

I.6 Kerangka Konsep ... 16

I.7 Model Teoritis ... 17

I.8 Operasional Variabel ... 18

I.9 Definisi Operasional Variabel ... 19

I.10 Hipotesis ... 21

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi ... 22

II.1.1 Definisi Komunikasi ... 22

II.1.2 Proses Komunikasi ... 24

II.1.3 Elemen-elemen Komunikasi ... 25

II.1.4 Fungsi Komunikasi ... 27

II.2 Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Vertikal ... 29

II.2.1 Komunikasi Organisasi ... 29

II.2.2 Komunikasi Vertikal... 31

II.2.2.1 Komunikasi Vertikal ke Bawah (Downward Communication) ... 31

II.2.2.2 Komunikasi Vertikal ke Atas (Upward Communication) ... 37

II.2.3 Penerapan Komunikasi Kelompok di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 41

II.3 Kepemimpinan dalam Organisasi dan Manajemen Partisipatif... 44

II.3.1 Kepemimpinan dalam Organisasi ... 44

II.3.2 Manajemen Partisipatif ... 47

II.4 Koordinasi Kerja ... 52

(8)

II.4.2 Unsur-unsur Koordinasi ... 53

II.4.3 Klasifikasi Koordinasi ... 55

II.4.4 Prinsip, Proses, dan Efek Fungsional Koordinasi ... 56

II.4.5 Fungsi dan Manfaat Koordinasi ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 59

III.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Telkomsel ... 59

III.1.2 Produk-Produk PT. Telkomsel ... 63

III.1.3 Struktur Organisasi PT. Telkomsel Pematang Siantar ... 74

III.1.4 Bidang-bidang Kerja (Job Description) ... 75

III.2 Metode Penelitian ... 83

III.3 Populasi dan Sampel ... 83

III.3.1 Populasi ... 83

III.3.2 Sampel ... 83

III.4 Teknik Pengumpulan Data ... 85

III.5 Teknik Analisis Data ... 86

III.5.1 Analisis Tabel Tunggal ... 86

III.5.2 Analisis Tabel Silang ... 86

III.5.3 Uji Hipotesis... 86

III.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 88

III.6.1 Tahap Awal ... 88

III.6.2 Pengumpulan Data... 58

III.7 Proses Pengolahan Data ... 59

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Tabel Tunggal …… ... 60

IV.1.1 Karakteristik Responden……….. ... 60

IV.1.2 Komunikasi Vertikal dalam kegiatan Briefing ... 62

IV.1.2.1 Komunikasi Vertikal Ke Bawah (Downward Communication) ... 65

IV.1.2.2 Komunikasi Vertikal Ke Atas (Upward Communication) ... 67

(9)

A B S T R A K S I

Penelitian ini berjudul Komunikasi dan Motivasi (Studi Korelasional antara Pengaruh Komunikasi dan Motivasi pimpinan perusahaan terhadap Kinerja Staf Marketing perusahaan di PT. Telkomsel Pematang Siantar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar, mengetahui pengaruh motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar, dan untuk mengetahui hubungan komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan di PT. Telkomsel Pematang Siantar.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di PT. Telkomsel Pematang Siantar Komplek Perum Megaland Blok A/53, Jl. Sang Nawaluh Pematang Siantar, yang berjumlah 48 orang . Oleh sebab itu teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua cara yaitu penelitian kepustakaan (library research), yakni penelitian yang dilakukan dengan mengimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian atau berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Melalui penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui: observasi yakni pengamatan dan pencatatan statistik terhadap segala yang tampak pada objek penelitian dan kuesioner yakni alat (instrumen) pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Setiap lembaga, organisasi, perusahaan, milik swasta maupun pemerintah terdiri sejumlah individu yang membentuk kelompok sosial dengan ciri-ciri tertentu yang disebut publik. Suatu publik adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama terhadap perusahaan (organisasi). Publik ini terbentuk karena adanya kepentingan yang tertentu yang disebut publik.

Publik ini terbentuk karena adanya kepentingan yang sama dan dirasakan oleh masing-masing individu sehingga dalam suatu perusahaan ada terdapat publik internal, yaitu orang-orang atau pihak yang terlibat dalam kegiatan kelompok sosial tersebut.

Suatu perusahaan yang terdiri atas inisiatif seseorang atau beberapa orang yang mempunyai modal. Atas inisiatif maka dibentuklah suatu kelompok atau badan pengusaha yang kemudian mengadakan rencana-rencana dalam melengkapi keperluan-keperluan untuk mewujudkan organisasi perusahaan itu.

Suatu perusahaan yang didirikan akan melahirkan jenjang kepangkatan atas pembagian tugas yaitu unsur pimpinan (atasan) dan yang dipimpin (bawahan) yang mempunyai kepentingan masing-masing, dan situasi kerja dapat mempengaruhi sikap dan cara kerja karyawan, sehingga dengan demikian akan banyak menimbulkan persoalan-persoalan yang apabila dibiarkan begitu saja tanpa dicari pemecahannya dapat terjadi konflik yang menimbulkan pertentangan dalam perusahaan dan akhirnya menyebabkan terganggunya kelancaran dalam mencapai tujuan yang ditentukan.

(11)

Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat didalamnya ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik selaku pimpinan diberbagai tingkatan maupun para staf, agar pekerjaannya dapat terlaksana dengan lancer dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan sendirinya akan tercipta dalam sebuah organisasi, karena apapun bentuk intruksi, informasi dar pimpinan ke bawahan maupun sebaliknya masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara sesame bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi. Semua aktivitas kebanyakan dicakup dalam komunikasi, dimana komunikasi merupakan dasar bagi tindakan dan kerjasama.

PT. Telkomsel sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi yang tetap eksis dan berkembang berdiri pada 26 Mei 1995. PT. Telkomsel memiliki jaringan network terbesar di seluruh Indonesia yang meliputi propinsi, kabupaten dan sdh mencapai kecamatan di seluruh Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Baru-baru ini Telkomsel kembali mendapat pengakuan sebagai yang terbaik dari ajang bergengsi Top Brand Award 2010 untuk kedua produk SIM Card-nya, yakni simPATI (prabayar) dan kartuHALO (paskabayar) sebagai kartu pilihan utama selama sepuluh tahun berturut-turut (2000-2010) sejak award ini diadakan. Keberhasilan mempertahankan predikat ini membuat Telkomsel berhak memperoleh predikat “Top of The Top” dalam merek-merek terbaik.

Menurut pendapat Effendy (2000:13) “ Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.

Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fugsi melalui hiearki otoritas dan tanggung jawab.

(12)

selaku komunikator dengan para staf administrasi selaku komunikan, “yang menjadi persoalan sebenarnya bukan apakah manajer berkomunikasi atau tidak, karena komunikasi merupakan bagian dari fungsi organisasi. Persoalan sebenarnya adalah apakah manajer dapat berkomunikasi dengan baik atau tidak. Dengan kata lain, komunikasi sendiri tidak dapat dielakan dalam setiap fungsi organisasi ; tetapi komunikasi itu mungkin tidak efektif. Setiap manajer harus menjadi seorang komunikator.

Selanjutnya menurut Permata Wulandari (2007) mengatakan bahwa “peran pimpinan dalam peningkatan komunikasi pada sebuah organisasi membutuhkan tiga hal : pertama, semua pemain harus memiliki kemampuan yang tepat dan mengerti komunikasi yang baik. Komunikasi bukanlah proses yang indah dan banyak orang membutuhkan pengertian yang mendalam mengenai issue komunikasi. Kedua, komunikasi organisasi yang efektif membutuhkan iklim atau budaya yang mendukung komunikasi yang efektif. Lebih spesifik iklim ini akan membutuhkan kejujuran, keterbukaan, praktik komunikasi yang baik dan tanggung jawab untuk membuat komunikasi lebih efektif. Ketiga, komunikasi yang efektif membutuhkan perhatian. Hal ini bukanlah sesuatu yang langsung terjadi tetapi dikembangkan sebagai hasil usaha staf dan jajaran manajemen”. Oleh karena itu pimpinan perusahaan dan staf marketing harus tahu betul tentang konsep komunikasi itu sendiri agar nantinya didalam menjalankan aktivitas organisasinya dapat terlaksana dengan baiks esuai dengan yang diharapkan, “secara umum komunikasi dapat disebut sebagai proses pegiriman dan penerimaan pesan atau berita (informasi) antara dua orang atau lebih denga cara yang efektif, sehingga pesan dimaksud dapat dipahami”. Marketing dalam suatu perusahaanlah yang mampu mengkomunikasikan perusahaan itu ke khalayak atau masyarakat umum, sehingga peneliti tertarik meneliti di bagian Staf Marketing Telkomsel

Komunikasi merupakan suatu proses simana yang terlibat, menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai saling pengertian (Everett M. Rogers).

Bersesuaian pendapat-pendapat di atas Arni Muhammad (2005: 4-5) mengemukakan bahwa :

(13)

si penerima pesan dapat berupa seorang anggota organisasi, seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok orang dalam organisasi, atau organisasi secara keseluruhan. Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara terus menerus, berubah-ubah, dan tidak henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi didalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, efektif atau psikomotor.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas jelaslah bahwa pesan yang disampaikan oleh pimpinan selaku komunikator kepada para staf selaku komunikan tidak lain tujuannya adalah sebagai upaya untuk merubah pemikiran, sikap dan perilaku para staf agar mau melakukan pekerjaan organisasi sebagaimana mestinya melalui komunikasi yang diciptakan oleh pimpinan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan PT. Telkomsel Pematang Siantar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang dapat ditarik peneliti dalam penelitian ini adalah :

Apakah terdapat pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan PT. Telkomsel Pematang Siantar..

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup penelitian maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Pengaruh komunikasi organisasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan PT. Telkomsel Pematang Siantar

2. Perusahaan yang dipilih adalah PT. Telkomsel Pematang Siantar yang terletak di Komp Megaland A/53 Jl. Sang Nawaluh Pematang Siantar

(14)

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar

3. Untuk mengetahui hubungan komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian mengenai komunikasi.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat pada umumnya serta perusahaan atau instansi yang bersangkutan pada khususnya.

1.6 Kerangka Teori

Dalam penelitian ini ilmiah, teori berperan sebagai landasan berfikir.

Dengan demikian pemecahan masalah yang diteliti tampak jelas dan sistematis sesuai dengan pengertian teori sendiri yakni serangkaian asumsi, konstruk, defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. (Mecardo, 1984:84).

Nawawi (1991:39-41) mempertegas bahwa kerangka teori merupakan mempertegas bahwa kerangka toeri merupakan landasan dan kerangka berfikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang meggambarkan dari sudut mana masalah penelitian disoroti.

(15)

1.6.1 Komunikasi dalam organisasi.

Komunikasi merupakan istilah umum, ia dipergunakan dalam semua kesempatan baik dalam pembahasan, maupun dalam membicarakan berbagai masalah. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris, “communication” yang berarti “sama”. Sama disini maksudnya sama makna (Effendy, 1990:2). Interaksi yang terjadi didalam organisasi, baik antara atasan dengan bawahan hanya dapat dimungkinkan dengan adanya komunikasi.

Menurut Carl I Hovland di dalam bukunya “Social Communication Proccduring of The American Philosophical Society” (dalam Effendy, 1984:2) menyatakan bahwa, “Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan opini dan sikap.

Dengan demikian naka komunikasi merupakan proses merubah pikiran orang lain. William F Gluech dalam bukunya yang berjudul “Management” seperti dikutip oleh Widjaya(1983:8) menyatakan bahwa komunikasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :

Interpersonal communication (komunikasi antar pribadi) ; yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang lebih didalam sutu kelompok kecil manusia.

Organizational communication (komunikasi organisasi) ; yaitu pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lenbaga diluar yang ada hubungannya dengan kebutuhan kegiatan pengintegrasian dan modifikasi kepentingan-kepentingan yang berbeda ataupun berlawanan, agar tercapailah kerjasama yang harmonis.

Informasi seperti itu mengalir baik melalui struktur formal maupun informal, dan ia mengalir ke arah bawah, ke atas, dan dalam samping.

1. Teori Komunikasi ke Bawah

(16)

bawah biasanya merupakan aliran atau penyampaian informasi dari atasan kepada bawahannya, yang dapat berupa perintah kerja, evaluasi, prosedur organisasi, pelatihan, dan pengarahan.

Katz dan Khan yang dikutip oleh Pace & Faules dan diterjemahkan oleh Mulyana (2000 :185) manyatakan bahwa ada 5 jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan :

• Informasi mengenai bagaiman melakukan pekerjaan.

• Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. • Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi. • Informasi mengenai kinerja pegawai.

• Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas

2. Teori Komunikasi ke Atas

Effendy (2005 :43) mengemukakan bahwa : “Komunikais ke atas (upward communication) adalah komunikasi dari bawahan kepada pimpinan”

Pace dan Faules (2000:190) yang diterjemahkan oleh Mulyana mengungkapkan beberapa pendapat ahli mengenai pentingnya komunikasi ke atas, yaitu :

• Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.

• Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan mereka.

• Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi. • Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah

(17)

• Komunikasi ke atas membantu pengawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.

1.6.2 Teori Motivasi

Salah satu faktor penting yang mendorong karyawan mau bekerja secara produktif adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan semangat kerja. Untuk mengetahui konsep dasar motivasi kerja karyawan maka perlu diuraikan pengertian motivasi serta teori motivasi.

Menurut Stanford dalam Mangkunegara (2000: 93) menyatakan bahwa motivasi didefinisikan sebagai suatu perusahaan karena dengan adanya motivasi diharapkan setiap karyawan mau kerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Selanjutnya dikemukakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan orang untuk mencapai rasa memiliki tujuan bersama dengan memastikan bahwa sejauh mungkin keinginan dan kebutuhan organisasi serta keinginan dan kebutuhan anggotanya berada dalam keadaan yang harmonis atau seimbang. Menurut Stoner et. al. (1995: 134), motivasi merupakan karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Dengan kata lain, motivasi adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

Malayu S.P. Hasibuan (2000: 140) menyatakan bahwa motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

(18)

Selanjutnya menurut Arni Muhammad (2005:17-18) berpendapat bahwa komponen dasar komunikasi yaitu :

• Pengirim Pesan, adalah individu atau orang yang mengirim pesan. • Pesan, adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima.

• Saluran, adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. • Penerima Pesan, adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan

yang diterimanya.

• Balikan, adalah respon terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan.

Dari berbagai pendapat para ahli diatas, mengindikasikan bahwa komponen-komponen yang terdapat dalam proses komunikasi, merupakan unsur yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya masing-masing komponen mempunyai peran dan fungsi masing-masing sesuai maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan kepada para staf, maupun antara sesame staf marketing di perusahaan.

1.6.3 Kinerja

Kinerja adalah sebuah

yang menterjemahkan kata dari bahasa asi

Pengertian Kinerja Kinerja dalam

atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan at tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot

sehingga

organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseoran dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

(19)

Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

1.6.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi,

3.Dukungan yang diterima,

4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan

5.Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :

a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.

b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.

(20)

tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.

Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu :

1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2) Berani mengambil risiko

3) Memiliki tujuan yang realistis

4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.

5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan

6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan

Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1) Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.

2) Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja

3) Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)

1.6.3.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

(21)

Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”.

1.6.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan :

1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :

1.Prestasi riil yang dicapai individu

2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi- pestasi yang dikembangkan.

Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah :

1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja

3.Kebutuhan latihan dan pengembangan

4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.

5.Untuk kepentingan penelitian pegawai

6.Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai

1.7 Kerangka Konsep

(22)

Kerangka Konseptual merupakan defenisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami. (Singarimbun, 1989 :17)

Guna membantu untuk lebih mengarahkan penelitian ini sesuai objek sasaran yang diharapkan maka dirasakan perlu untuk memberikan pengertian-pengertian tentang konsep variabel sebagai berikut :

a Variabel Bebas X1 ( Komunikasi ) adalah :

Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk merubah pengetahuan, sikap dan prilaku penerima pesan (komunikan).

a Variabel Bebas X2 ( Motivasi) adalah :

Suatu keadaan fisikologi yang muncul akibat adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan.

a Variabel Terikat Y ( Kinerja staf ) adalah :

Hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

1.8 Operasional Variabel

(23)

Tabel 1

Indikator dan Tolok Ukur Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas

X1 = Komunikasi • Frekuensi Pimpinan berkomunikasi dengan karyawan

• Penyampaian Informasi • Komunikasi diluar jam kerja

• Hubungan komunikasi antara pimpinan dan karyawan

• Intruksi tugas dari pimpinan dan karyawan

• Kesediaan pimpinan menerima saran/keluhan karyawan

X2 = Motivasi • Pemberian penghargaan : - Kenaikan Gaji - Bonus

- Pujian

• Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis • Keamanan lingkungan kerja yang baik

Variabel Terikat

Y= Kinerja Staf • Mutu pekerjaan sesuai yang ditetapkan • Tingkat kehadiran

• Sikap penilaian terhadap beban pekerjaan • Tingkat kerja sama antar karyawan

• Tingkat kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan

(24)

1.9 Model Teoritis

Berdasarkan keseluruhan variabel yang telah disusun dan dikelompokkan dalam kerangka konsep, maka dibentuk ke dalam suatu model teoritis, yaitu :

1.10 Hipotesa

Hipotesa dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terdapat pemecahan masalah melalui data yang terkumpul (Nawawi, 1991:45)

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staff marketing PT Telkomsel Pematang Siantar.

Ha : Terdapat hubungan antara pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staff marketing PT. Telkomsel Pematang Siantar

1.11 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu metode yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel pada suatu faktor berkait dengan variabel lain (Rakhmat, 1984:40)

Komunikasi dari

Pimpinan ke

Bawahan

Motivasi

(25)

1.12 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kantor PT Telkomsel Pematang Siantar, Komp Megaland A/53 Jl. Sang Nawaluh Pematang Siantar.

1.13 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kelompok unsur-unsur komprehensif dan telah ditentukan (peringkat universal) yang berhubungan dengan pertanyaan atau hipotesis penelitian (Bulaeng, 2004: 136).

Menurut Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti. Objek tersebut dapat berupa manusia atau yang lain termasuk gejala yang ada di masyarakat (Notoatmodjo, 2002).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Staf Marketing PT. Telkomsel Pematang Siantar yang berjumlah 48 orang. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel:

Tabel 1

Populasi Staf Marketing PT.Telkomsel Pematang Siantar

Departemen Jumlah

Regional Account Management 3 orang

Sales 40 orang

Community 5 orang

Total Populasi 48 orang

b. Sampel

(26)

Sampel adalah sebagian wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002). Sampel penelitian ini menggunakan total sampling dimana semua populasi digunakan sebagai sampel yaitu berjumlah 48 orang.

1.14 Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun proposal penelitian, peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu :

1. Penelitian kepustakaan melalui literatur serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini dilakukan dengan melalui buku-buku, internet, dan sebagainya.

2. Penelitian Lapangan, yaitu pengumpulan data melalui kegiatan survei di lokasi penelitian, mengumpulkan data dari responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpul data dalam bentuk pertanyaan tertulis yang dijawab oleh responden (Nawawi, 1997: 117).

1.15 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1991: 23). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis ke dalam dua tahap yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk kategori (Singarimbun, 1991: 266)

2. Analisa Tabel Silang

(27)

1.16 Uji Hipotesa

Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Rumus yang digunakan untuk mengetahui hubungan di antara kedua variabel yang dikorelasikan adalah Koefisien Tata Jenjang

(Rank Order Correlation Coefficient) oleh Spearman (Arikunto, 2006: 247)

) 1 ( 6

1 2

2 − ∑ − =

n N

d

Rho (Kriyantono, 2006: 176)

Keterangan :

rs = koefisien korelasi

1 = bilangan konstan

= sigma/jumlah

d = beda antar jenjang tiap sampel

(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Transaksional 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bahagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Dengan kata lain komunikasi merupakan faktor yang fundamental dalam hidup manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia memerlukan komunikasi. Dengan berkomunikasi individu dapat menyampaikan perasaan, pikiran, pendapat, sikap, ataupun informasi kepada sesame. Komunikasi juga membentuk ikatan-ikatan diantara kita, dan

komunikasi kita gunakan untuk memecahkan banyak masalah yang kita hadapi dalam kehidupan kita.

Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa latin communico yang artinya membagi (Effendy, 2004:9). Upaya membangun kesamaan untuk membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih dalam proses informasi antara satu dengan lain bermaksud atau dimaksudkan untuk merubah tingkah laku. Dalam arti yang sederhana, komunikasi dapat berarti proses pertukaran pengertian.

Komunikasi antar manusia (Human Communication), menurut kelompok sarjana komunikasi yang fokus pada studi komunikasi antar manusia adalah : Suatu pertukaran, proses simbolik yang menghendaki orang-orang agar mengatur

lingkungannya; 1. Dengan membangun hubungan antar sesame manusia; 2. Melalui pertukaran informasi; 3. Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; 4. Serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

(29)

Dari berbagai uraian sebagai batasan pengertian komunikasi, yakni komunikasi antar manusia (human communication) dengan pertukaran pesan menggunakan bahasa (komunikasi verbal), dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Jika dipandang sebagai proses, komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung dinamis, pengirim pesan disebut

komunikator dan penerima pesan disebut komunikan, pengalihan suatu ide sebagai pesan dari sumber kepada penerima bisa individual atau bahkan juga kelompok, seperti khalayak penonton atau audience.

2.1.2 Ruang Lingkup Komunikasi

Adapun Ruang Lingkup Komunikasi dapat dilihat dibawah ini. 1. Komponen Komunikasi

a. Komunikator (communicator) b. Pesan (message)

c. Media (media)

d. Komunikan (communicant) e. Efek (effect)

2. Proses Komunikasi

a. Proses secara primer b. Proses secara sekunder 3. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Personal (personal communication)

1. Komunikasi Intrapersonal (intrapersonal communication) 2. Komunikasi Antarpersonal (interpersonal communication) b. Komunikasi Kelompok

1. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication)

 Ceramah (lecture)

 Diskusi Panel (panel discussion)

 Simposium (symposium)

 Forum

 Seminar

 Curah saran (brainstorming)

(30)

 Komunikasi Massa (Mass Communication)

 Pers

 Radio

 Televisi

 Film

 Komunikasi Media (Media Communication)

 Surat

 Telepon

 Pampflet

 Poster

 Spanduk 4. Sifat Komunikasi

a. Tatap Muka (face to face) b. Bermedia (mediated) c. Verbal (verbal)

 Lisan (oral)

 Tulisan/cetsk (written/printed) d. Non-verbal (non-verbal)

 Kial/isyarat badaniah (gestural)

 Bergambar (pictorial) 5. Metode Komunikasi

a. Jurnalistik (journalism)

 Jurnalistik cetak (printed journalism)

 Jurnalistik elektronik (electronic journalism) - Jurnalistik radio (radio journalism)

- Jurnalistik televise (television journalism)

b. Hubungan Masyarakat (public relation) c. Periklanan (advertising)

d. Pameran (exhibition) e. Publisitas

f. Propaganda

(31)

6. Teknik Komunikasi

a. Komunikasi informative (informative communication) b. Komunikasi persuasive (persuasive communication)

c. Komunikasi instruktif/koersif (instructivelcoersive communication) d. Hubungan manusiawi (human relation)

7. Tujuan Komunikasi

a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan Perilaku (behavior change) d. Perubahan sosial (social change) 8. Fungsi Komunikasi

a. Menyampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertaint) d. Mempengaruhi (to influence) 9. Model Komunikasi

a. Model satu tahap (one stop flow communication) b. Komunikasi dua tahap (two step flow communication) c. Komunikasi multi tahap (multi step flow communication) 10.Bidang Komunikasi

a. Komunikasi sosial (social communication)

b. Komunikasi manajemen/organisasi (management/organizational communication)

c. Komunikasi perusahaan (business communication) d. Komunikasi politik (political communication)

e. Komunikasi international (international communication) f. Komunikasi antar budaya (intercultural communication) g. Komunikasi pembangunan (development communication) h. Komunikasi lingkungan (enviromental communication) i. Komunikasi tradisional (traditional communication)

(32)

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Proses dan elemen komunikasi dilaksanakan untuk mencapai fungsi komunikasi meliputi :

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik ( to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (dalam Pohan, 2002 :7)

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting dalam proses komunikasi, dalam rangka membangun kesamaan dan berbagi informasi antar pihak-pihak, baik secara individu atau kelompok. Tujuannya agar satu sama lain mengetahui tujuan yang hendak mereka capai. Fungsi pendidikan lebih pada arah perubahan yang

terjadidalam keberlangsungan proses komunikasi, hingga mampu bertahan atau malah merubah keseluruhan ide atau kepercayaan diri sebelum proses tersebut berlangsung termasuk didalamnya proses mempengaruhi. Fungsi menghibur yakni bagaimana komunikasi melalui proses pertukaran informasi, dan pendidikan yang ada mampu merperkuat keyakinan dan menyenangkan perasaan.

Fungsi komunikasi antar manusia (human communication) melalui jenis komunikasi yang ditujukan kepada massa, tidak terlepas dari fungsi informasi, pendidikan, hiburan, dan juga mampu menjadi faktor perubah, diterjemahkan oleh Alexis S. Tan (Dalam Nurdin, 2007 :65), sebagai berikut :

• Tujuan Komunikator 1. Memberi informasi 2. Mendidik

3. Mempersuasi, dan

4. Mengenangkan, memuaskan kebutuhan komunikan. • Tujuan Komunikan

1. Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan.

2. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakat.

(33)

4. Menggembirakan, mengendorkan urat syaraf, menghibur, dan mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi.

2.1.4 Komunikasi Transaksional

Dalam struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian tugas yang merupakan tata hubungan yang erat satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan suatu kerjasama. Pembagian tugas untuk setiap pegawai berbeda-beda, sesuai dengan jabatannya. Seorang pemimpin bertugas menyelanggarakan, memberi petunjuk, mendidik, dan membimbing agar para bawahan mengikuti jejak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi. Semua itu dapat dilakukan secara baik bila seorang pemimpin dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana nestinya seorang pemimpin. Disinilah suatu komunikasi merupakan salah satu sarana penting di dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Salah satu komunikasi yang digunakan para pimpinan dalam berinteraksi dengan bawahannya adalah Komunikasi Transaksional.

“Komunikasi adalah proses transaksional. Komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan”(Joseph, 1997:47).

Komunikasi Transaksional adalah meminta atau memberi jasa/barang, fakta, dan pendapat yang terkait dengan kehidupan peserta didik sehari-hari serta mata pelajaran lain, secara lisan dan tulisan.

Komunikasi Transaksional adalah salah satu teknik komunikasi yang dapat menunjang hubungan interpersonal yang baik dalam rangka mengatasi

kekurangan harmonisan hubungan interpersonal dengan orang lain karena kekurang mampuan.

(Sumber:http://inherent.Brawijaya.ac.id.iv/m/mod/resource/view.php?id)

2.2 Komunikasi Dalam Organisasi

(34)

Komunikasi organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari karena sekarang ini banyak orang yang tertarik dan memberi perhatian kepadanya guna mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan organisasi, baik organisasi komersial seperti lembaga bisnis dan industri maupun organisasi-organisasi sosial seperti lembaga rumah sakit maupu n institusi pendidikan.

Komunikasi merupakan alat untuk menjelaskan tentang kebijakan-kebijakan organisasi, perintah, pesan, saran, dan lain-lain. Adanya komunikasi yang baik akan membantu menciptakan arah pertumbuhan yang positif bagi organisasi. Conrad, 1985 (Dalam Steward, 2005:170), mengidentifikasi tiga fungsi komunikasi dalam organisasi.

Fungsi-fungsi tersebut adalah : 1. Fungsi perintah.

Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi “membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah”. Dua jenis komunikasi yang mendukung pelaksanaan fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik, dan tujuannya adalah berhasil mempengaruhi orang lain dalam organisasi. Hasil dan fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi rasional.

Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi “menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan anggota organisasi lain”. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai acara.

3. Fungsi manajemen ambigu.

Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.

(35)

Manusia merupakan unsur terpenting dari unsur-unsur produksi lainnya, karena mempunyai rasio dan perasaan. Sedangkan unsur-unsur lainnya seperti, tujuan, fungsi organisasi dan peralatan hanya merupakan benda mati tanpa adanya manusia. Hubungan yang harmonis dalam perusahaan dapat dicapai dengan adanya

komunikasi. Komunikasi merupakan sebagian besar kegiatan hidup. Demikian pula dalam suatu organisasi. Interaksi yang harmonis diantara para karyawan dalam suatu organisasi, baik dalam hubungannya secara timbale balik antara atasan dan bawahan dikarenakan adanya komunikasi. Komuniksi merupakan alat yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan tentang kebijaksanaan-kebijkasanaan perusahaan, perintah, pesan-pesan, saran-saran, dan lain-lain. Masalah itu menjadi sumber utama untuk

mengadakan interaksi diantara para karyawan, dilakukan melalui saluran formal (misalnya: berbincang-bincang sehabis makan siang antara atasan dengan bawahan maupun sesame karyawan). Adanya komunikasi yang baik akan membantu

menciptakan arah pertumbuhan yang positif dari suatu organisasi.

Interaksi yang terjadi didalam suatu organisasi baik sesame karyawan maupun antara atasan dengan karyawan hanya dapat lancar dengan komunikasi.

Betapa pentingnya komunikasi dalam organisasi oleh Munhammad

disimpulkan bahwa komunikasi dalam organisasi merupakan proses untuk mencipta dan saling tukar menukar pesan dalam rangkaian hubungan yang saling bergantung antara satu dengan yang lain untuk menyelesaikan suatu masalah yang berlaku dilingkungan yang tidak menentu (Muhammad, 1995:66).

Organisasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan (Gitosudarmo & Sudila, 2000:57).

“Sehein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab. Ia juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tegantung kepada komunikasi manusia untuk menkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang

dimaksudkan Sehein ini adalah merupakan suatu sistem”. (Muhammad,1995:68).

(36)

1. Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas

Organisasi dibentuk atau disusun atas dasar adanya tujuan. Jelasnya tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.

2. Prinsip skala Hirarki

Adanya garis kewenang yang jelas dari pimpinan tingkat atas sampai pada setiap pimpinan tingkat bawahan, berarti garis pelimpahan wewenang dan garis pertanggung jawaban nya akan lebih efektif. Demikian pula proses pengambilan keputusan, sistem komunikasi dan koordinasinya suatu organisasi.

3. Prinsip Kesatuan perintah/komando

Bahwa seseorang hanya menerima perintah dan bertanggung jawab terhadap seorang atasannya saja.

4. Prinsip Pelimpahan wewenang

Disebabkan seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas, dalam melaksanakan segala pekerjaannya, maka kewenangan itu harus

dilimpahkan kepada pejabat-pejabat pimpinan sampai yang terendah sekalipun. Pelimpahan wewenang itu harus dapat menjamin hail yang diharapkan. Yang dimaksud dengan pelimpahan wewenang ialah wewenang para pejabat pimpinan itu untuk mengambil keputusan,

melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.

5. Prinsip pertanggung jawaban.

Dalam menjalankan tugas bawahannya harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasannya. Sekalipun demikan atasan tidak dapat menghindarkan pertanggung jawabannya atas segala kegiatan/perbuatan yang dilakukan oleh bawahannya.

6. Prinsip Pembagian Pekerjaan.

Pembagian pekerjaan timbul disebabkan bahwa seseorang mempunyai kemampuan terbatas untuk melakukan segala macam pekerjaan. Oleh karena itu pembagian pekerjaan berarti bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan pekerjaan harus dikhususkan secara sempurna (spesialisasi). Kegiatan-kegiatan itu harus jelas ditentukan dan dikelompokkan agar lebih effektif dalam mencapai tujuan organisasi.

(37)

Jenjang/rentang pengendalian artinya bahwa jumlah bawahan yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Oleh karena itu tingkat-tingkat kewenangan harus dibatasi seminim munkin, agar biaya overhead dapat ditekan serendah mungkin. Sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, maka rentang/jenjang pengendalian (span of control), terdiri atas :

a. Rentang pengendalian yang sempit, yaitu apabila jumlah bawahan yang harus dikendalikan itu relatif kecil (4-8 orang).

b. Rentang pengendalian yang luas yaitu apabila jumlah bawahan yang dikendalikan oleh seorang atasan relatif besar (8-15 orang). 8. Prinsip Fungsional

Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja serta tanggung jawabnya dalam melaksanakan tercapainya tujuan organisasi.

9. Prinsip Pemisahan.

Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.

10.Prinsip Keseimbangan.

Keseimbangan antara struktur organisasi yang effektif dengan tujuan organisasi. Keseimbangan antara beban tugas pekerjaan dengan funsi-fungsi manajer. Dalam prakteknya keseimbangan itu mungkin terjadi pada bidang-bidang tertentu, misalnya : pada struktur organisasi, yaitu apabila jenjang/rentang pengendalian (span of control) tidak effisien, karena komunikasi yang luas tidak juga effisien dan sebagainya.

11.Prinsip Fleksibelitas.

Sesuatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi harus disesuaikan dengan perubahan dan dinamika organisasi itu, sebab kalau tidak dapat menyesuaikan maka organisasi itu tidak dapat memenuhi tujuannya. Oleh karena itu diperlukan reorganisasi, karena mungkin perubahan

pimpinannya, perubahan metode dan prosedurnya, mungkin juga tidak sesuai lagi dengan tugasnya, sehingga harus disesuaikan dengan tugasnya yang baru.

(38)

Sekalipun susunan organisasi tekah ditetapkan, wewenang telah dilimpahkan kepada para manajer untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya, tetapi lebih daripada itu diperlukan adanya kemampuan kepemimpinan . pengorganisasian adalah tehnik peningkatan daripada kepemimpinan, karena dapat menciptakan situasi, dimana manajer dapat memimpin kearah yang lebih effektif (Handayaningrat, 1986).

Atau dengan meminjam defenisi dari GoldHaber (Muhammad, 1995:67) yang menyatakan bahwa komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Redding dan Sanborn (Muhammad, 1995:65) memberikan pengertian bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Kemudian Katz dan Kahn (Muhammad, 1995:65) menyatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan

pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Sedangkan Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi (Muhammad, 2006:65).

Meskipun bermacam-macam persepsi para ahli mengenai komunikasi

organisasi ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang umumdapat disimpulkan, yaitu :

A. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem yang terbuka, yang kompleks, dan yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

B. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. C. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,

hubungannya dan keterampilannya atau skillnya.

2.3 Motivasi Kerja

Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota suatu organisasi berbeda satu dengan yang lainnya.

(39)

Model Maslow ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk kerja.

Gambar : Maslow;s Need Hierarchy

Menurut Maslow, pada umumnya terdapat hierarki kebutuhan manusia antara lain : 1. Kebutuhan fisiologik (physiological needs), misalnya makanan, minuman,

istirahat/tidur, seks. Kebutuhan inilah yang merupakan kebutuhan pertama dan utama yang wajib dipenuhi oleh tiap individu.

2. Keamanan antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

3. Sosial mencakup kasih saying, rasa dimiliki, diterima dengan baik, dan persahabatan.

Kebutuhan Aktualisasi Diri

Penghargaan

Kebutuhan Sosial

Kebutuhan Keamanan

(40)

4. Pengahargaan; mencakup faktor rasa hormat internal seperti harga diri, otonomi, prestasi dan faktor hormat eksternal seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.

5. Aktualisasi diri; dorongan untuk menjadi apa yang mampu menjadi;

mencakup pertumbuhan, mencapai potensialnya, dan pemenuhan (Liliweri, 1991:51-52).

2.3.1 Manfaat Motivasi Kerja

Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga ; produktifitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya. Orang pun akan merasa dihargai/diakui, hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Frederick Herzberg mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfer atau intrinsic motivationdan factor pemeliharaan (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier atau

extrinsic motivation (Masithoh, 1998:20)

Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut

(kondisi intrinsik) antara lain :

1. Prestasi yang diraih (achievement) 2. Pengakuan orang lain (recognition) 3. Tanggung jawab (responsibility) 4. Peluang untuk maju (advancement)

5. Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self)

(41)

Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan.

Faktor ini juga disebut dissatisfies (sumber ketidakpuasaan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi :

1. Kompensasi

2. Keamanan dan Keselamatan Kerja 3. Kondisi Kerja

4. Status

5. Prosedur Perusahaan

6. Hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.

2.4 Kepemimpin dan Fungsinya 2.4.1 Arti Kepemimpinan

Istilah “Kepemimpinan” sebagai terjemahan dari “leadership” seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, kita dengar percakapan, dalam pertemuan, dari pidato radio, dari ceramah, atau kit abaca dalam surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya.

Secara akademik, kepemimpinan dipahami sebagai seni dan proses mempengaruhi orang atau kelompok orang, sehingga mereka berusaha dengan sukarela, antusias, dengan keyakinan dan keberanian serta kerja keras dalam

kooperasi dan koordinasi kearah tercapainya sasaran dan tujuan individu, kelompok, dan organisasi secara Proporsional (Pohan, 2005:101-102). Meskipun kepemimpinan di defenisikan secara berbeda-beda, namum hakekat praktek kepemimpinan adalah sama, yaitu proses untuk mempengaruhi aktivitas-aktivitas seseorang atau kelompok dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama, pada situasi dan kondisi tertentu.

(42)

atau ciptaan yang dituangkan dalam bentuk atau lukisan dapat dikatakan kepemimpinan yang tidak langsung, karena sang pemimpin dalam usaha mempengaruhinya tidak seketika pada saat ia melakukan kegiatan.

Pemimpin-pemimpin jenis ini adalah para ilmuwan, seniman, atau sastrawan yang hasil karyanya atau ide-ide dapat mempengaruhi orang lain.

Faktor penting dalam kepemimpinan, yakni dalam mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain itu, ialah tujuan. Tujuan ini adalah tujuan pihak si pemimpin. Kepemimpinan adalah kegiatan si pemimpin untuk mengarahkan tingkah laku orang lain ke suatu tujuan tertentu (Effendy, Onong Uchyana, 1986:1-2).

Peran yang menonjol dari seseorang pemimpin bila diamati dalam organisasi perusahaan adalah pemimpin akan memiliki sifat-sifat tertentu yang menonjol dibanding orang disekitarnya. Pengamatan dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik harus memiliki sifat-sifat antara lain:

a. Mempunyai kemampuan yang lebih dibanding orang lain

Pemimpin tentu tidak mau jadi orang kedua, juga mempunyai keinginan mengatasi dan mengungguli orang di sekitarnya. Pemimpin harus mempunyai inisiatif dan sanggup bekerja keras serta ulet agar dapat mencapai tujuannya. b. Mempunyai rasa tanggung jawab yang besar.

Pemimpin yang baik tidak akan pernah merasa takut untuk memikul tanggung jawab terhadap orang lain, atau pekerjaan yang sangat sulit sekalipun akan tetap dihadapinya.

c. Mau bekerja dengan keras dan ulet.

Pimpinan akan selalu sanggup untuk melakukan kerja keras dan tidak lelah, mempunyai daya tahan yang kuat guna bekerja dalam jangka waktu yang lama. Ini akan dapat memberi contoh dan motivasi pada bawahannya.

d. Pandai bergaul

Pemimpin yang baik selalu pandai bergaul dengan teman sejawat, ia akan berusaha mengenal baik temannya serta memahami segala persoalan dan perilakunya.

e. Memberi contoh pada bawahan.

(43)

f. Memiliki rasa integritas.

Pemimpin mempunyai rasa bersatu dengan kelompok yang ada dalam organisasinya, sehingga dapat membentuk kesatuan untuk melaksanakan pekerjaan guna mencapai tujuan (Nasution, 1996:178).

Agar pemimpin dan karyawan dapat bekerja sama secara harmonis, dapat menempatkan diri secara tepat menurut peranan dan tanggung jawabnya masing, maka kesadaran dan tingkat pemahaman yang benar akan peran masing-masing dengan terus meningkatkan kualitas penghayatan hingga titik tertinggi adalah sangat penting.

Pemimpin yang efektif, menjalin hubungan sosial dan emosional dalam kerja sama karyawan ditandai dengan mengembangkan sikap saling mempercayai, keikatan dan kesetiaan tinggi yang diberikan kedua pihak. Pemimpin yang menonjolkan sumber kekuasaan referent power sebagai acuan yang dijadikan sumber memperoleh kepatuhan, rasa hormat, dan komitmen karyawannya. Hubungan dua-an (dyalic, interpersonal) pemimpin dengan karyawan dilandasi pertukaran sosial yang bertumpu simbiosis mutualisma. Pemimpin menaruh kepercayaan dan memberikan sejumlah keuntungan materi dan non materi tertentu, pemimpin menjauhkan segala bentuk tindakan yang mendorong karyawan keluar dari kelompok, organisasi atau pekerjaannya (Pohan, 2005:105).

2.4.2 Fungsi Kepemimpinan

Fungsi seorang pemimpin beserta teknik kepemimpinannya berbeda menurut situasi dimana sang pemimpin melakukan kegiatannya. Kelompok-kelompok yang satu sama lain berbeda macamnya, berbeda besarnya, berbeda sifat pemilihannya, serta berbeda fungsi dan tujuannya, menghendaki cara kepemimpinan yang berbeda pula.

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah Singkat Telkomsel Pemimpin Pasar

Telkomsel merupakan operator selular terkemuka di Indonesia yang dimiliki PT Telkom dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen dan SingTel sebesar 35 persen.

Sejak didirikannya pada tanggal 26 Mei 1995, dan selama 15 tahun Telkomsel telah memberikan layanan yang terbaik bagi para pelanggannya. Sebagai pemimpin pasar di industri operator telekomunikasi bergerak dimana telah menguasai pangsa pasar lebih dari 56% dengan total jumlah pelanggan lebih dari 93 juta, Telkomsel juga merupakan anggota dari aliansi the Asia Pacific Bridge Mobile, yaitu suatu wadah kerjasama antar operator telepon selular terkemuka di masing-masing negara di dunia.

Tiga Produk Utama

Dengan cakupan jaringan yang tersebar di 95% area populasi di Indonesia yang

tersebar di 550 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, dan didukung lebih dari

34,000 BTS (Base Transceiver Stations) serta penggunaan teknologi GSM 900, DCS dan 1800 (dual band), GPRS,Wi-Fi, EDGE serta 3G bahkan HSDPA untuk dapat mendukung 3 (tiga) produk utama Telkomsel yaitu kartuHALO, simPATI, dan kartuAS. Sebagai komitmen kepada para pelanggan,Telkomsel terus mengembangkan kualitas layanan dengan meningkatkan kapabilitas jaringan, mengeluarkan produk - produk terbaru yang inovatif, peningkatan layanan pelanggan, kemudahan akses dll.

Jalinan Mitra Roaming Internasional

Telkomsel telah menjalin kerjasama dengan 403 mitra operator seluler GSM di 200

(45)

3.1.2 Visi Telkomsel

Cita-cita Telkomsel dituangkan dalam Visi sebagai berikut : “Best and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in the Region”.

3.1.3 Misi Telkomsel

Untuk mencapai cita-cita tersebut di atas, Misi yang diemban oleh Telkomsel adalah : “Deliver mobile lifestyle services & solution in excellent way that exceed customer expectation, create value for all stakeholders, and the economic development of the nation”.

3.1.4 Struktur Organisasi Direktorat Commerce Telkomsel

Suatu organisasi bisa didefenisikan sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah individu sangat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Ada yang beranggotakan tiga atau empat orang berbeda dengan kontak yang sangat dekat. Yang lainnya memiliki seribu karyawan yang tersebar diseluruh dunia. Apa yang penting dalam hal ini adalah mereka ini bekerja di dalam struktur tertentu.

Tingkat struktur juga sangat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Dalam struktur yang sangat ketat, peran dan posisi setiap orang berada dalam hirarki yang didefenisikan dengan jelas. Di dalam organisasi dengan struktur yang lebih longgar, peran bisa bergantian, dan status hirarki bisa kurang jelas dan relative kurang penting.

Tujuan umum sebuah organisasi adalah menghasilkan pendapatan. Akan tetapi, berbagai tujuan lain yang mendukung harus pula dicapai jika tujuan akhir tersebut ingin dipenuhi. Jadi misalnya, agar diperoleh pendapatan, organisai harus mempertahankan angkatan kerja yang efektif. Untuk mencapainya, maka organisasi harus memiliki orang-orang yang bermotivasi yang bisa diperoleh.

(46)

Tujuan organisasi dengan tujuan para karyawannya seringkali seiring. Sebagai contoh, mengerjakan pekerjaan dengan baik dan naik pangkat konsisten dengan tujuan organisasi dalam meningkatkan produktivitas dan menghasilkan pendapatan. Tetapi kadang-kadang beberapa tujuan tersebut tidak searah. Sebagai contoh, para karyawan ingin gajinya dinaikkan yang berarti keuntungan yang lebih rendah bagi organisasi. Tujuan organisasi secara keseluruhan dan tujuan para karyawannya dapat diselaraskan melalui komunikasi formal maupun informal di dalam organisasi.

Berikut ini adalah Struktur Organisasi Direktorat Commerce Telkomsel.

Sehubungan dengan keputusan direksi PT. Telekomunikasi Selular Nomor : 002/HR.03/PD-00/I/2009 tentang Organisasi Direktorat Commerce sebagai

Amandemen Kedua terhadap Keputusan Direksi No.033/HR.03/PD-00/IX/2007 tentang Organisasi Perseroan 2007.

(Insite Telkomsel : www.telkomsel.co.id)

3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Rakhmat, memberikan batasan pengertian tentang metode korelasional, sebagai berikut, “Metode Korelasional adalah kelanjutan dari metode deskriptif, dengan metode ini dicari hubungan antar variabel-variabel yang diteliti. Hubungannya bersifat positif atau negative” (Rakhmat, 2000:30).

Metode Korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi variabel yang lain (Rakhmat, 2004:27). Dimana kita mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel yang tujuannya meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lainnya. Kedua variabel itu adalah : variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel Bebas dalam

penelitian ini adalah Komunikasi (X1) dan Motivasi (X2). Variabel terikatnya adalah Kinerja Staf (Y).

Dalam penelitian ini, akan dicari seberapa besar korelasi hubungan

(47)

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional

merupakan metode yang menggambarkan sejauh mana variasi pada suatu faktor yang berhubungan dengan faktor lainnya (Rakhmat, Jalaluddin, 1998 :27).

Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Oktober 2010.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Telkomsel Pematang Siantar.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998 :141).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar yang berjumlah 48 orang.

3.3.2 Sampel

Secara sederhana, sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, atau bisa juga diartikan sebagai dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi 1993:141).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling, dimana semua populasi digunakan sebagai sampel yang berjumlah 48 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dari penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Gambar

Tabel 1
Tabel 1
Gambar : Maslow;s Need Hierarchy
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 48 orang responden (100%) dapat diuraikan
+7

Referensi

Dokumen terkait