• Tidak ada hasil yang ditemukan

Populasi Imago Conopomorpha cramerella yang tertangkap di Perangkap

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa ketinggian dan jumlah perangkap menunjukkan perbedaan nyata terhadap populasi imago C. cramerella yang tertangkap pada pengamatan I-V, sedangkan pada pengamatan VI-VIII berpengaruh tidak nyata. Hal ini terlihat pada Tabel 1 dimana jumlah serangga yang tertangkap pada setiap perlakukan dan perlakuan yang berbeda nyata.

Tabel 1. Rataan populasi C. cramerella yang tertangkap di perangkap Perlakuan Pengamatan

I II III IV V VI VII VIII T1P1 2.00abcd 1.33abc 0.00b 0.00b 0.00c 0.33b 0.00b 0.00a T2P1 0.00d 0.00c 0.00b 0.00b 0.00c 0.00b 0.00b 0.00a T3P1 1.33abcd 0.67bc 0.00b 0.33b 0.33bc 0.33b 0.00b 0.00a T4P1 0.67cd 0.33c 0.33b 0.33b 0.33bc 0.33b 0.00b 0.00a T5P1 3.33ab 2.67abc 1.33b 0.67b 0.33bc 0.33b 0.33b 0.00a T1P2 1.00bcd 1.00bc 0.00b 0.00b 0.00c 0.00b 0.00b 0.00a T2P2 0.33d 2.00abc 0.33b 0.00b 0.00c 0.33b 0.00b 0.00a T3P2 3.00abc 1.67abc 0.33b 1.00ab 0.67bc 0.00b 0.00b 0.00a T4P2 3.00abc 2.67abc 1.00b 1.00ab 0.33bc 0.33b 0.00b 0.00a T5P2 3.33ab 3.33ab 1.67ab 2.00a 0.67bc 0.67ab 0.33b 0.33a T1P3 0.33d 0.33c 0.00b 0.00b 0.00c 0.33b 0.33b 0.00a T2P3 0.67cd 0.33c 0.00b 0.33b 0.33bc 0.00b 0.00b 0.00a T3P3 1.00bcd 1.00bc 1.67ab 1.33ab 0.33bc 0.00b 0.00b 0.00a T4P3 3.00abc 2.67abc 1.67ab 2.00a 1.00ab 0.33b 0.00b 0.00a T5P3 4.00a 4.67a 3.33a 0.67b 2.00a 1.33a 1.33a 0.33a Total 27.00 24.67 11.67 9.67 6.33 4.67 2.33 0.67 Rataan 1.80 1.64 0.78 0.64 0.42 0.31 0.16 0.04

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama untuk masing-masing perlakukan pada setiap pengamatan, berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan

nyata terhadap perlakuan lain. Kecuali pada pengamatan IV dimana perlakuan yang menunjukan perbedaan nyata adalah T4P3 (tinggi perangkap 4 meter dan jumlah perangkap 3 buah) dan T5P2 (tinggi perangkap 5 meter dan jumlah perangkap 2 buah).

Pengamatan dilakukan pada tanaman kakao dengan kisaran tinggi 4-4,5 meter. Rataan tertinggi serangga yang tertangkap adalah 4.67 pada perlakuan T5P3 (tinggi perangkap 5 meter dan jumlah perangkap 3 buah) dan nilai rataan terendah pada perlakuan T2P1 (tinggi perangkap 2 meter dan jumlah perangkap 1 buah) dimana tidak ada serangga yang tertangkap. Hal ini mungkin disebabkan

letak perangkap yang berada di atas tajuk tanaman sehingga serangga C. cramerella lebih banyak tertangkap karena C. cramerella biasanya melakukan

kopulasi pada saat terbang di atas tajuk tanaman sehingga serangga jantan banyak tertarik dan masuk ke dalam perangkap karena adanya feromon. Suparno (2001) menyatakan bahwa serangga C. cramerella melakukan kopulasi di atas tajuk tanaman pada saat terbang.

Tabel 1 menunjukkan bahwa mulai dari pengamatan III terlihat bahwa jumlah rataan serangga yang tertangkap menurun secara drastis yaitu dari 1.64 menjadi 0.74. Hal ini disebabkan karena kemampuan yang dikeluarkan feromon tidak dapat lagi menarik serangga C. cramerella sehingga jumlah imago yang tertangkap semakin menurun dan bahkan rataan pada pengamatan ke VIII hanya 0.04 yang berarti perangkap tidak dapat lagi menangkap 1 ekor imago per perangkap. Hal ini tidak sesuai dengan literatur Sulistyowati (2006) yang menyatakan bahwa di Papua Nugini feromon dapat bertahan 2 bulan dan dapat menangkap rata-rata 5-6 ekor C. cramerella per hari.

Persentase Serangan C. cramerella pada Tanaman Kakao

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan berpengaruh nyata terhadap persentase serangan C. cramerella pada setiap pengamatan. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata maka dilakukan uji jarak duncan. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan intensitas serangan C.cramerella pada buah tanaman kakao

Perlakuan Pengamatan Total Rataan

I II III IV

T1P1 65.15ab 64.09a 48.06ab 54.37bcdefg 231.69 57.92 T2P1 71.68ab 62.54a 62.87ab 74.06a 271.15 67.79 T3P1 69.49ab 69.52a 45.85ab 50.08defg 234.95 58.74 T4P1 66.47ab 63.65a 56.39ab 67.07abcdef 253.58 63.39 T5P1 64.44ab 61.97a 50.36ab 51.71cdefg 228.49 57.12 T1P2 69.96ab 65.16a 42.85ab 49.53efg 227.51 56.88 T2P2 66.33ab 62.78a 63.00a 69.09abcd 261.21 65.30 T3P2 65.14ab 66.02a 51.77ab 68.69abcde 251.62 62.91 T4P2 57.80ab 66.50a 61.70ab 69.30abc 255.30 63.82 T5P2 60.55ab 65.48a 57.22ab 46.18fg 229.44 57.36 T1P3 74.49a 66.21a 62.04ab 71.65ab 274.40 68.60 T2P3 42.41b 45.78a 49.21ab 44.64g 182.06 45.51 T3P3 67.57ab 59.73a 55.74ab 59.97abcdefg 243.02 60.75 T4P3 64.95ab 53.79a 40.37b 52.49bcdefg 211.61 52.90 T5P3 54.34ab 58.69a 48.53ab 53.93bcdefg 215.51 53.88 Kontrol 65.66ab 65.81a 43.69ab 52.23cdefg 227.41 56.85

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama untuk masing-masing perlakukan pada setiap pengamatan, berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan I-III hanya beberapa perlakuan yang berpengaruh nyata sedangkan pada pengamatan ke IV antar perlakuan berpengaruh nyata. Hal ini mungkin disebabkan buah sudah terserang sebelumnya sehingga pada saat pengamatan persentase serangan semakin tinggi kareana imago C. cramerella lebih menyukai buah yang hampir matang atau 2

Serangan C. cramerella yang paling tinggi terdapat pada perlakuan T1P3 (tinggi perangkap 1 meter dan jumlah perangkap 3 buah) dengan rataan 68,60%. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman kakao pada perlakuan tersebut memiliki naungan yang lebih banyak dan kebanyakan yang ditanam masih varietas lokal sehingga persentase serangan hama C. cramerella semakin tinggi karena didukung oleh dua faktor . Sulistyowati dkk. (2003) dan Direktorat Jendral Perkebunan, (2006) menyatakan bahwa hama imago PBK lebih menyukai suasana yang rimbun dan gelap. Taufik (2001) menyatakan bahwa hama PBK lebih menyukai buah yang memiliki alur-alur yang dalam sebagai tempat peletakan telur. Hal ini sesuai dengan varietas yang ditanam petani dimana varietas yang ditanam kebanyakan masih varietas lokal yang memiliki alur dalam sehingga serangan lebih tinggi.

Produksi Basah Tanaman Kakao

Pengamatan di lapangan menunjukkan produksi yang berbeda-beda pada setiap perlakukan dan ulangan. Hasil rataan produksi pada masing-masing perlakukan dapat dilihat pada Table 3.

Tabel 3. Rataan produksi basah tanaman kakao Perlakuan Pengamatan I II III IV T1P1 19,33 19,17 17,17 18,17 T2P1 15,10 13,33 12,73 14,83 T3P1 20,23 24,33 17,00 17,67 T4P1 25,50 26,00 13,83 14,67 T5P1 23,50 28,17 35,93 24,17 T1P2 22,17 23,00 24,00 20,50 T2P2 24,17 18,83 17,50 15,83 T3P2 15,33 11,83 12,00 10,17 T4P2 19,17 21,50 35,40 17,53 T5P2 37,50 33,00 29,50 32,50 T1P3 20,00 18,00 19,67 14,17 T2P3 23,83 26,50 17,17 19,23 T3P3 14,83 16,17 15,83 9,50 T4P3 25,67 29,17 18,27 13,67 T5P3 25,67 31,17 23,00 22,83 Kontrol 21,67 23,17 14,90 14,17 Total 353,67 363,33 323,90 279,60 Rataan 22,10 22,71 20,24 17,48

Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi kakao tertinggi yaitu 37,50 kg/0,2 ha pada perlakukan T5P2 (tinggi perangkap 5 meter dan jumlah perangkap 2) pada pengamatan I. Produksi terendah pada perlakuan T3P3 (tinggi perangkap 3 meter dan jumlah perangkap 3 buah) yaitu 9,50 kg/0,2 ha pada pengamatan IV. Hal ini mungkin di pengaruhi oleh cara bercocok tanam dari petani yaitu mulai dari perawatan dan verietas yang digunakan. Selain itu musim panen buah kakao juga hampir usai sehingga produksi yang didapat lebih rendah serta semakin banyak buah yang terserang maka berat basah akan semakin tinggi sedangkan berat kering akan semakin menurun.

Serangga Lain yang Tertangkap

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat beberapa serangga lain yang tertangkap pada perangkap. Jumlah dan jenis serangga lain yang tertangkap dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis dan Jumlah serangga lain yang tertangkap

Perlakuan Ordo Famili Status Jumlah

Diptera Tephritidae Hama 22

Homoptera Cicadellinae Hama 12

T1P1 Homoptera Delphacidae Hama 15

Orthoptera Blattidae Hama 10

Hymenoptera Formicidae Musuh alami 35

Jumlah 94

Coleoptera Coccinelidae Hama 5

Diptera Tephritidae Hama 21

T2P1 Homoptera Cicadellinae Hama 12

Homoptera Delphacidae Hama 14

Hymenoptera Formicidae Musuh alami 32

Isoptera Termitidae Hama 10

Jumlah 94

T3P1 Orthoptera Blattidae Hama 21

Jumlah 21

T4P1 Hymenoptera Braconidae Musuh alami 9

Jumlah 9

T5P1 Homoptera Cicadellinae Hama 21

Jumlah 21

Homoptera Delphacidae Hama 18

T1P2 Hymenoptera Formicidae Musuh alami 29

Hymenoptera Ichumeonidae Musuh alami 24

Jumlah 71

T2P2 Hemiptera Pentatomidae Hama 7

Hymenoptera Formicidae Musuh alami 31

Jumlah 38

T3P2 Lepidoptera Noctuidae Hama 5

Jumlah 5

T4P2 Homoptera Delphacidae Hama 21

Orthoptera Acridiidae Hama 17

Jumlah 38

T5P2 Orthoptera Acridiidae Hama 25

Orthoptera Blattidae Hama 20

Jumlah 45

Diptera Tephritidae Hama 21

Hymenoptera Braconidae Musuh alami 12

T1P3 Hymenoptera Enaniidae Musuh alami 25

Isoptera Termitidae Hama 12

Jumlah 107

Diptera Tephritidae Hama 27

T2P3 Homoptera Delphacidae Hama 19

Hymenoptera Formicidae Musuh alami 36

Orthoptera Acridiidae Hama 21

Jumlah 103

Coleoptera Cerambicidae Hama 9

T3P3 Lepidoptera Noctuidae Hama 12

Orthoptera Acridiidae Hama 24

Jumlah 45

T4P3 Isoptera Termitidae Hama 12

Orthoptera Acridiidae Hama 21

T5P3 Jumlah 33

Orthoptera Acridiidae Hama 21

Orthoptera Mantidae Hama 17

Jumlah 38

Jumlah Total 762

Tabel 4 menunjukkan bahwa pada perlakuan perangkap dengan ketinggian satu dan dua meter banyak tertangkap serangga yang merupakan musuh alami. Hal ini mungkin disebabkan karena pada ketinggian tersebut terdapat kebanyakan bunga dan buah kakao sehingga serangga musuh alami banyak hidup pada ketinggian tersebut untuk mencarai makan atau mungkin juga disebabkan karena aroma yang dikeluarkan feromon sehingga ada serangga yang tertarik.

Pengamatan menunjukkan bahwa pada ketinggian empat dan lima meter kebanyakan serangga yang tertangkap merupakan serangga hama pemakan daun, hal ini mungkin disebabkan karena letak perangkap yang sejajar dengan daun atau diatas tajuk sehingga banyak serangga pemakan daun yang tertangkap.

Selama pengamatan didapat jumlah total serangga lain yang tertangkap yaitu sebanyak 762 dimana jumlah serangga musuh alami yang tertangkap sebanyak 270 dan jumlah serangga hama yang tertangkap sebanyak 492.

Dokumen terkait