• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Keadaan Umum Penelitian

Pengamatan di lapangan berlangsung dari bulan Desember 2011 sampai bulan Maret 2012. Selama pengamatan lapang rata-rata curah hujan sebesar 344.6 mm/bulan dengan temperatur 25.8 0C, kelembaban 84.3%, lama penyinaran 46%, dan intensitas penyinaran matahari sebesar 299.2 cal/cm2

Volume pemberian larutan pupuk organik disesuaikan dengan kapasitas lapang pada kondisi media sebelum pemupukan akan diberikan (Lampiran 2). Pengukuran kapasitas lapang ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pemupukan yang berlebihan. Zulkarnain (2010) menyatakan bahwa tanaman yang ditanam pada kadar air mendekati kapasitas lapang akan mampu tumbuh dengan cepat bila unsur hara dan faktor lingkungan lainnya berada dalam kondisi optimal.

(Lampiran 1).

Selama waktu penelitian, terdapat tanaman kepel yang terserang hama dan penyakit. Hama yang menyerang adalah Graphium agamemnon (Gambar 1), dan Ulat penggulung daun (Gambar 2). Graphium agamemnon merupakan hama utama family Annonaceae (Chattopadhyay, 2011). Ulat penggulung daun dapat menyebabkan tinggi tanaman berkurang dengan menggulung daun muda pada pucuk tanaman menyebabkan daun kering sehingga pucuk juga mengering.

Gambar 1. Larva G. agamemnon Gambar 2. Ulat penggulung daun

Keterangan : (A) pupa ulat penggulung, (B) Imago ulat daun, (C) gejala serangan

Kombinasi media tanam campuran tanah dan arang sekam dengan fertigasi kotoran sapi merupakan perlakuan dengan intensitas serangan hama paling tinggi dari awal penelitian sampai 9 MST sehingga diakhir pengamatan menunjukkan nilai tengah tertinggi pada parameter jumlah daun, jumlah cabang, dan luas daun pertanaman. Hal ini diduga sama dengan efek pemangkasan bahwa setelah terjadinya serangan hama terjadi peningkatan jumlah daun dan jumlah cabang. Efek pemangkasan ini berpotensi menghambat dominansi apikal sehingga merangsang pertumbuhan tunas-tunas lateral yang akhirnya membentuk cabang sekunder tanaman. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan penambahan jumlah cabang dapat terjadi karena hilangnya dominasi apikal akibat pemangkasan tunas pucuk, yang menyebabkan tunas-tunas lateral tumbuh dan berkembang. Hal ini juga mengindikasikan bahwa semakin banyak jumlah cabang menyebabkan jumlah daun meningkat.

Gulma yang ditemui yaitu gulma dari golongan daun lebar. Spesies gulma yang dijumpai yaitu Ageratum conycoides dan Impatiens balsamina. Selama penelitian berlangsung gulma dikendalikan secara manual.

Hasil analisis tanah

Hasil analisis tanah yang dilakukan di Laboratorium Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB (lampiran 3) dan kriteria penilaian sifat kimia tanah yang dilakukan berdasarkan ketetapan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimatologi Bogor (Lampiran 4), dapat dilihat pada Tabel 2.

Hasil pengamatan bobot jenis media di Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura, menunjukkan bahwa bobot jenis media tanam tanah saja sebesar 1.01 g/cm3;media tanam campuran tanah dan arang sekam sebesar 0.63 g/cm3; media tanam campuran tanah, arang sekam, dan kotoran kambing sebesar 0.66 g/cm3; media tanam campuran tanah, arang sekam, dan kotoran ayam sebesar 0.79 g/cm3.

Tabel 2. Hasil Analisis Hara Media dan Pupuk Bahan pH C N C/N P K KTK % % ppm me/100g me/100g Media Tanah 5.6 2.15 0.22 9.77 28.3 0.78 19.49 agak

masam sedang sedang rendah sedang sedang sedang Tanah +

arang sekam

6.4 2.15 0.25 8.6 46.2 2.18 18.71 agak

masam sedang sedang rendah tinggi tinggi sedang Tanah + arang sekam + kotoran kambing 6.9 5.79 0.56 10.34 132 3.43 21.82 netral sangat

tinggi tinggi rendah

sangat tinggi sangat tinggi sedang Tanah + arang sekam + kotoran ayam 6.8 5.5 0.49 11.22 232.5 4.86 29.07 netral sangat

tinggi sedang sedang

sangat tinggi sangat tinggi sedang Pupuk Kotoran sapi 8.4 16.56 1 16.56 100.4 28.04 agak alkalis sangat tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi sangat tinggi Kotoran ayam 6.2 8.22 1.37 6 238.9 8.17 agak masam sangat tinggi sangat tinggi rendah sangat tinggi sangat tinggi Kotoran kambing 8.2 13.17 0.68 19.37 133.6 17.59 agak alkalis sangat

tinggi tinggi tinggi

sangat tinggi

sangat

tinggi

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam pada pengamatan tinggi tanaman dan pertambahan tinggi tanaman menunjukkan hampir dari awal sampai akhir pengamatan tidak berpengaruh nyata. Hasil yang menunjukkan pengaruh nyata hanya pada pertambahan tinggi tanaman pada 5 MST (Tabel 3).

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Tinggi Tanaman

Karakter Uji F Koefisien Keragaman (%)

Tinggi 1 MST tn 5.51 Tinggi 3 MST tn 5.57 Tinggi 5 MST tn 5.72 Tinggi 7 MST tn 5.63 Tinggi 9 MST tn 5.61 Tinggi 11 MST tn 6.22 Tinggi 13 MST tn 6.50 Pertambahan Tinggi 1-3 MST tn 19.86 Pertambahan Tinggi 1-5 MST 7 * 26.19 Pertambahan Tinggi 1-7 MST 4 tn 38.91 Pertambahan Tinggi 1-9 MST 3 tn 31.29 Pertambahan Tinggi 1-11 MST 1 tn 26.40 Pertambahan Tinggi 1-13 MST 1 tn 23.26 1

Keterangan: (1) hasil transformasi ; (3)hasil transformasi ; (4)hasil transformasi ; ; (7) hasil transformasi ; (tn) tidak berpengaruh nyata; (*) berpengaruh nyata; (**) berpengaruh sangat nyata

Hasil uji lanjut DMRT menunjukkan bahwa secara umum semua perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kepel kecuali pada pertambahan tinggi tanaman 1-5 MST. Pada akhir pengamatan tinggi tanaman berkisar antara 98.45 - 107.50 cm. Pertambahan tinggi tanaman pada akhir pengamatan, perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing menunjukkan pertambahan paling tinggi sebesar 9.44 cm tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lain (Tabel 4).

Tabel 4. Tinggi Tanaman

Perlakuan Tinggi (MST)

Pertambahan Tinggi (MST)

1 13 1-5 1-13

Media tanah dengan fertigasi kotoran

ayam 92.56 101.50 2.06abc 8.94

Media campuran tanah, arang sekam,

dengan fertigasi kotoran sapi 97.39 106.11 1.00bc 8.72

Media campuran tanah, arang sekam,

dengan fertigasi kotoran ayam 95.61 100.67 1.56abc 5.06

Media campuran tanah, arang sekam,

dengan fertigasi kotoran kambing 92.89 99.83 0.00c 6.94

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan fertigasi

kotoran sapi 90.72 98.45 3.67 7.72

ab

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan fertigasi

kotoran ayam 92.83 99.61 1.50 6.78

abc

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran

sapi 93.28 101.67 1.22 8.39

bc

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran

ayam 97.89 104.95 2.06 7.06

abc

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing

98.06 107.50 4.78a 9.44

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata menurut uji DMRT taraf kesalahan 5%

Diameter Batang

Tabel 5 menunjukkan perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik memberikan pengaruh terhadap parameter diameter batang tanaman. Semua perlakuan memberikan berpengaruh sangat nyata pada diameter batang tanaman dari awal sampai akhir pengamatan. Perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik juga memberikan pengaruh yang nyata untuk parameter pertambahan diameter batang tanaman dari 9-13 MST

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Diameter Batang

Karakter Uji F Koefisien Keragaman (%)

Diameter 1 MST ** 5.91 Diameter 3 MST ** 6.28 Diameter 5 MST ** 5.94 Diameter 7 MST ** 5.51 Diameter 9 MST ** 4.90 Diameter 11 MST ** 4.79 Diameter 13 MST ** 4.62 Pertambahan Diameter 1-3 MST tn 22.33 Pertambahan Diameter 1-5 MST 2 tn 34.85 Pertambahan Diameter 1-7 MST tn 32.13 Pertambahan Diameter 1-9 MST * 26.03 Pertambahan Diameter 1-11 MST * 22.00 Pertambahan Diameter 1-13 MST * 19.22

Keterangan: (2)hasil transformasi ; (tn) tidak berpengaruh nyata; (*) berpengaruh nyata; (**) berpengaruh sangat nyata

Perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik menunjukkan perbedaan sangat nyata terhadap diameter batang tanaman dari awal sampai akhir pengamatan. Pada akhir pengamatan, perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam menunjukkan diameter batang terbesar sebesar 1.402 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan fertigasi kotoran ayam dan perlakuan kombinasi media campuran tanah dengan fertigasi kotoran ayam (Tabel 6). Pada akhir pengamatan, parameter pertambahan diameter batang tanaman paling besar ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi media tanam campuran dari tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran sapi dengan nilai 0.173 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam, dan pelakuan kombinasi media tanam tanah dengan fertigasi kotoran ayam.

Tabel 6. Diameter Batang

Perlakuan Diameter (MST) Pertambahan diameter (MST)

1 13 1-9 1-11 1-13

Media tanah dengan fertigasi

kotoran ayam 1.242a 1.376ab 0.112abc 0.126abc 0.133abc

Media campuran tanah, arang sekam, dengan fertigasi kotoran

sapi 1.102 1.227

b cd

0.102abcd 0.117abc 0.124 Media campuran tanah, arang

sekam, dengan fertigasi kotoran ayam

bc

1.164ab 1.274bcd 0.090abcd 0.102bc 0.110

Media campuran tanah, arang sekam, dengan fertigasi kotoran kambing

c

1.078b 1.177d 0.079bcd 0.092c 0.099

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan fertigasi kotoran sapi

c

1.093b 1.212d 0.065d 0.096c 0.119

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan fertigasi kotoran ayam

c

1.231a 1.329abc 0.063d 0.081c 0.098

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran sapi

c

1.059b 1.232cd 0.132a 0.154a 0.173

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam

a

1.235a 1.402a 0.119ab 0.142ab 0.168

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing

ab

1.050b 1.165d 0.069cd 0.088c 0.115c

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata menurut uji DMRT taraf kesalahan 5%

Jumlah Cabang

Hasil Sidik ragam menunjukkan perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang. Pada umur 7 dan 9 minggu setelah pindah tanam perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang. Pengaruh yang nyata juga terlihat pada pertambahan jumlah cabang pada akhir pengamatan.

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Jumlah Cabang

Karakter Uji F Koefisien Keragaman (%) Jumlah Cabang 1 MST tn 11.48 Jumlah Cabang 3 MST tn 11.42 Jumlah Cabang 5 MST tn 10.72 Jumlah Cabang 7 MST * 9.71 Jumlah Cabang 9 MST * 10.21 Jumlah Cabang 11 MST tn 9.60 Jumlah Cabang 13 MST tn 9.08 Pertambahan Jumlah Cabang 1-3 MST tn 14.22 Pertambahan Jumlah Cabang 1-5 MST

3

tn 21.22 Pertambahan Jumlah Cabang 1-7 MST

4

tn 20.30 Pertambahan Jumlah Cabang 1-9 MST

4

tn 20.71 Pertambahan Jumlah Cabang 1-11 MST

5

tn 29.56 Pertambahan Jumlah Cabang 1-13 MST

3

* 33.85 1

Keterangan: (1) hasil transformasi ; (3)hasil transformasi ; (4)hasil transformasi ; (5) hasil transformasi ; (tn) tidak berpengaruh nyata; (*) berpengaruh nyata; (**) berpengaruh sangat nyata.

Semua perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik pada parameter jumlah cabang pada akhir pengamatan menunjukkan nilai tidak berbeda nyata. Jumlah cabang diakhir pengamatan berkisar antara 11.67-14.67 cabang. Perlakuan kombinasi media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran sapi menunjukkan parameter pertambahan jumlah cabang paling banyak sebesar 2.89 cabang dan berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi media campuran tanah, arang sekam, dengan fertigasi kotoran ayam yang menunjukkan pertambahan hanya sebanyak 0.22 cabang, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (Tabel 8).

Tabel 8. Jumlah Cabang

Perlakuan Jumlah Cabang (MST)

Pertambahan Jumlah Cabang

(MST)

1 7 9 13 1-13

Media tanah dengan fertigasi

kotoran ayam 11.67 12.22abc 12.56ab 13.33

1.67a Media campuran tanah, arang

sekam, dengan fertigasi kotoran sapi 12.00 12.22abc 12.22abc 14.67

2.67 Media campuran tanah, arang

sekam, dengan fertigasi kotoran ayam

a

12.22 12.33abc 12.33abc 12.44

0.22 Media campuran tanah, arang

sekam, dengan fertigasi kotoran kambing

b

10.22 10.56bc 10.44bc 11.67

1.44 Media campuran tanah, arang

sekam, kotoran kambing dengan fertigasi kotoran sapi

a

11.00 12.67ab 12.67ab 13.11

2.11 Media campuran tanah, arang

sekam, kotoran kambing dengan fertigasi kotoran ayam

a

10.89 11.56abc 11.78abc 13.33

2.44 Media campuran tanah, arang

sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran sapi

a

9.67 10.11c 10.11c 12.56

2.89 Media campuran tanah, arang

sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam

a

13.11 13.56a 13.11a 14.11

1.00 Media campuran tanah, arang

sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing

ab

12.33 13.33a 13.67a 14.56

2.22a

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan memberikan hasil yang berbeda nyata menurut uji DMRT

Jumlah Daun

Tabel 9 menampilkan rekapitulasi sidik ragam jumlah daun tanaman kepel. Perlakuan kombinasi media tanam dan fertigasi kotoran hewan tidak menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun dan pertambahan jumlah daun dari awal pengamatan hingga akhir pengamatan.

Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun

Karakter Uji F Koefisien Keragaman (%) Jumlah Daun 1 MST tn 17.61 Jumlah Daun 3 MST tn 18.16 Jumlah Daun 5 MST tn 19.55 Jumlah Daun 7 MST tn 19.24 Jumlah Daun 9 MST tn 18.36 Jumlah Daun 11 MST tn 19.59 Jumlah Daun 13 MST tn 20.98 Pertambahan Jumlah Daun 1-3 MST tn 32.48 Pertambahan Jumlah Daun 1-5 MST

4

tn 35.51 Pertambahan Jumlah Daun 1-7 MST

7

tn 37.47 Pertambahan Jumlah Daun 1-9 MST

5

tn 23.88 Pertambahan Jumlah Daun 1-11 MST

8

tn 36.57 Pertambahan Jumlah Daun 1-13 MST

6

tn 32.17 1

Keterangan: (1) hasil transformasi ; (4) hasil transformasi ; (5) hasil transformasi ; (6) hasil transformasi ; (7) hasil transformasi ; (8)hasil transformasi ; (tn) tidak berpengaruh nyata; (**) berpengaruh sangat nyata

Perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik tidak memberikan pengaruh terhadap nilai tengah parameter jumlah daun dari awal sampai akhir pengamatan. Jumlah daun diakhir pengamatan berkisar pada nilai tengah antara 51.56-73.89 daun. Untuk parameter pertambahan jumlah cabang, perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik juga tidak memberikan pengaruh yang nyata dari awal sampai akhir pengamatan. Nilai tengah pertambahan jumlah daun diakhir pengamatan berkisar antara 5.56-16.22 daun (Tabel 10).

Tabel 10. Jumlah Daun

Perlakuan Jumlah Daun (MST)

Perubahan Jumlah Daun (MST)

1 13 1-13

Media tanah dengan fertigasi kotoran

ayam 49.44 57.56 8.11

Media campuran tanah, arang sekam,

dengan fertigasi kotoran sapi 57.89 73.89 16.00

Media campuran tanah, arang sekam,

dengan fertigasi kotoran ayam 56.11 62.78 6.67

Media campuran tanah, arang sekam,

dengan fertigasi kotoran kambing 46.00 51.56 5.56

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan fertigasi

kotoran sapi 42.89 53.11 10.22

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan fertigasi

kotoran ayam 43.44 59.67 16.22

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran

sapi 44.44 58.67 14.22

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran

ayam 56.11 63.22 7.11

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing

48.22 63.67 15.45

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan memberikan hasil yang berbeda nyata menurut uji DMRT

Luas Daun per Tanaman

Perlakuan kombinasi media tanam dan fertigasi pupuk organik tidak menunjukkan berpengaruh nyata terhadap luas daun setiap tanaman pada minggu 9 sampai 13 setelah pindah tanam. (Tabel 11). Luas daun per tanaman pada akhir pengamatan berkisar pada nilai tengah antara 4320.0 cm2 dan 6143.0 cm2 (Tabel 12).

Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Luas Daun Setiap Tanaman

Karakter Uji F Koefisien Keragaman (%)

Luas Daun per Tanaman 9 MST tn 20.4

Luas Daun per Tanaman 11 MST tn 24.3

Luas Daun per Tanaman 13 MST tn 24.5

Keterangan: (tn) tidak berpengaruh nyata

Tabel 12. Luas Daun Per Tanaman

Perlakuan Luas daun (cm

2

)/tanaman (MST)

9 11 13

Media tanah dengan fertigasi kotoran ayam 2984.6 4300.9 4320.0

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran sapi 3141.5 4606.6 6143.0

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran ayam 2886.8 4808.1 4749.0

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran kambing 2542.9 4221.6 4606.0

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

kambing dengan fertigasi kotoran sapi 3336.8 4249.8 4829.0

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

kambing dengan fertigasi kotoran ayam 2621.2 3367.3 4954.0

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran sapi 3000.0 4302.1 4980.0

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran ayam 3992.1 4686.8 5235.0

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran kambing 3079.1 4614.7 5598.0

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan memberikan hasil yang berbeda nyata menurut uji DMRT

Korelasi

Uji korelasi menunjukkan seberapa dekat hubungan antara satu peubah dengan peubah yang lain. Hasil uji korelasi menunjukkan semua peubah mempunyai hubungan korelasi yang berpengaruh sangat nyata. Nilai korelasi paling besar ditunjukkan oleh korelasi peubah jumlah daun dan luas daun per tanaman dengan nilai r sebesar 0.911 (Tabel 13).

Tabel 13. Matriks Korelasi antar Parameter Diameter Batang Luas Daun /Tanaman Jumlah Daun Jumlah Cabang Tinggi Tanaman 0.715 ** 0.827 ** 0.791 ** 0.845 ** Diameter Batang 1 0.531 ** 0.580 ** 0.628 ** Luas Daun/Tanaman 1 0.911 ** 0.833 ** Jumlah Daun 1 0.833 ** Jumlah Cabang 1

Keterangan: (**) berpengaruh sangat nyata

Analisis hara daun

Analisis hara daun dapat menjadi alat bantu pemantau pasokan atau serapan hara pada tanaman. Jumlah kandungan suatu unsur dalam tanaman merupakan indikator pasokan unsur hara tersebut dan berhubungan langsung dengan jumlah unsur tersebut didalam media tanam.

Tabel 14. Hasil Analisis Hara Daun pada Akhir Penelitian

Perlakuan Kandungan

N P K

………..………..%...

Media tanah dengan fertigasi kotoran ayam 1.46 0.27 1.24

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran sapi 1.57 0.27 1.54

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran ayam 1.5 0.28 1.24

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran kambing 1.64 0.3 1.67

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

kambing dengan fertigasi kotoran sapi 1.57 0.28 1.54

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

kambing dengan fertigasi kotoran ayam 1.6 0.27 1.42

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran sapi 1.74 0.31 1.54

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran ayam 1.88 0.3 1.79

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran kambing 1.85 0.31 1.98

Analisis hara daun dilakukan untuk melihat seberapa efisien tanaman menyerap hara sesuai dengan perlakuan kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk organik yang diberikan. Hasil analisis hara daun menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam memiliki nilai tertinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya untuk kandungan unsur hara N sebesar 1.88% dan unsur hara K sebesar 1.98%. Selanjutnya, nilai paling tinggi untuk kandungan unsur hara P ditunjukkan pada perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran sapi dan perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam sebesar 0.31%. (Tabel 14).

Banyaknya serapan hara yang terdapat pada daun, berhubungan dengan jumlah daun dan bobot biomassa daun. Bobot rata-rata satu daun tanaman kepel sebesar 2.31 g. Pada percobaan ini, perlakuan kombinasi media campuran tanah, arang sekam dan kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam meunjukkan serapan tertinggi pada kandungan hara N sebesar 2.75 g. Perlakuan media tanam campuran tanah, arang sekam dengan fertigasi kotoran sapi dan perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing menunjukkan kandungan P tertinggi pada daun yaitu sebesar 0.46 g. Untuk serapan unsur hara K paling tinggi ditunjukkan pada perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing sebesar 2.91 g (Tabel 15).

Tabel 15. Serapan Hara yang terdapat pada Daun

Perlakuan Serapan

N P K

…….…..………..g/tanaman... Media tanah dengan fertigasi kotoran ayam

1.94 0.36 1.65

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran sapi 2.68 0.46 2.63

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran ayam 2.18 0.41 1.80

Media campuran tanah, arang sekam, dengan

fertigasi kotoran kambing 1.95 0.36 1.99

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

kambing dengan fertigasi kotoran sapi 1.93 0.34 1.89

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

kambing dengan fertigasi kotoran ayam 2.21 0.37 1.96

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran sapi 2.36 0.42 2.09

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran ayam 2.75 0.44 2.61

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran

ayam dengan fertigasi kotoran kambing 2.72 0.46 2.91

Rata-rata 2.30 0.40 2.17

Skoring Bibit Kepel

Pemilihan bibit yang berkualitas diharapkan akan menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan yang lebih baik ketika ditanam di lapang. Penilaian skoring berdasarkan kenampakan tanaman kepel dari semua perlakuan (Lampiran 5). Bibit yang mempunyai skor tertinggi merupakan bibit yang terbaik. Pada penelitian ini, perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam menunjukkan total nilai paling tinggi terhadap penilaian kualitatif dengan nilai 23 (Tabel 16).

Tabel 16. Hasil Skoring Bibit Tanaman Kepel

Perlakuan Tinggi Diameter Jumlah Jumlah Luas Total

Daun Cabang Daun

Media tanah dengan fertigasi

kotoran ayam 1 5 2 3 1 12

Media campuran tanah, arang sekam, dengan fertigasi kotoran

sapi 4 2 5 3 4 18

Media campuran tanah, arang sekam, dengan fertigasi kotoran

ayam 2 3 4 3 3 15

Media campuran tanah, arang sekam, dengan fertigasi kotoran

kambing 1 1 1 1 1 5

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan

fertigasi kotoran sapi 1 1 1 3 2 8

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran kambing dengan

fertigasi kotoran ayam 1 4 1 2 1 9

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan

fertigasi kotoran sapi 1 1 1 1 2 6

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan

fertigasi kotoran ayam 4 5 4 5 5 23

Media campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing

1 1 3 4 4 13

Uji Fitokimia

Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan bahan bioaktif pada daun tanaman kepel. Hasil uji fitokimia daun kepel secara kualitatif menunjukkan positif mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, steroid, triterpenoid dan saponin dalam nilai yang sama (Lampiran 6).

Pembahasan

Pada dasarnya pemupukan secara nyata meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi fotosintesis permukaan daun (Gardner et al., 1991). Aplikasi pemupukan sangat penting untuk pertumbuhan tanaman bergantung pada nutrisi yang diberikan dan karakteristik tanaman itu sendiri. Penyerapan unsur hara dari dalam tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah, dan kemampuan tanaman untuk menyerap hara dari tanah.

Perlakuan kombinasi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran ayam pada akhir pengamatan menunjukkan diameter batang tanaman yang relatif lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lain. Menurut Nakasone dan Paull (1999), kecepatan pertumbuhan diameter batang tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara N, P, pengairan, dan temperatur. Media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam memiliki kandungan unsur P paling tinggi dibandingkan media tanam lain sebesar 232.5 ppm. Larutan kotoran ayam yang diberikan mengandung unsur N (1.37%) dan P (238.9 ppm) paling tinggi diantara larutan kotoran hewan yang lain. Hal ini diduga karena komposisi media tanam dan larutan pupuk organik yang diberikan dapat menyediakan hara bagi tanaman sehingga pertumbuhan diameter tanaman meningkat.

Pertambahan jumlah cabang diakhir pengamatan pada perlakuan media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran sapi menunjukkan pertambahan yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lain sebesar 2.89 cabang. Komposisi media tanam campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam memiliki kandungan unsur P paling tinggi dibandingkan media tanam yang lain sebesar 232.5 ppm. Larutan kotoran sapi yang diberikan mengandung unsur K sebesar 28.04 me/100g dan merupakan kandungan unsur K paling tinggi diantara larutan kotoran hewan yang lain. Lakitan (2010) menyatakan, kalium berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam mengatur tekanan turgor sel yang berperan penting dalam proses membuka dan menutupnya stomata. Munawar (2011) menambahkan, kalium juga terlibat dalam dalam pengangkutan hasil-hasil fotosintesis dari daun menuju organ reproduktif dan penyimpanan. Hal ini diduga karena kombinasi media tanam

campuran tanah, arang sekam, kotoran ayam dengan fertigasi kotoran kambing menyediakan hara bagi tanaman sehingga pertumbuhan jumlah cabang meningkat.

Dokumen terkait