• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Profil Usaha

Rumah Makan Mie Khangen merupakan jenis usaha rumah makan yang berada di kawasan Depok II Timur. Rumah Makan Mie Khangen Depok menawarkan sajian makanan yang menyehatkan dengan produk utama yaitu mie, yang diolah sendiri dengan menggunakan bahan alami sehingga baik untuk dikonsumsi bagi tubuh dan kesehatan. Selain itu, terdapat juga sajian makanan lainnya, seperti nasi goreng, nasi ayam bakar, sup iga, dan lain-lain. Hal yang menarik terdapat didalam menu Rumah Makan Mie Khangen Depok adalah pemberian nama produk makanan dan minuman yang unik.

Rumah Makan Mie Khangen Depok memiliki 30 orang karyawan, yang terdiri dari: 8 orang karyawan bekerja di unit dapur, dan 22 orang karyawan bekerja di unit pelayanan. Untuk perincian yang lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.

14

Tabel 5 Deskripsi karyawan rumah makan Mie Khangen Depok

Jabatan / Unit Kerja Jumlah

Karyawan Keterangan

Pemilik

(manajer restoran)

1 orang Pemilik Rumah Makan Mie Khangen Depok

adalah pengelola sekaligus manajer restoran yang berperan sebagai pengawas dan penanggungjawab dari keseluruhan kegiatan operasional restoran.

Dapur 8 orang Terdiri dari:

- 2 orang chef (juru masak), dan

- 6 orang helper (asisten juru masak), dimana

pekerjaannya adalah membantu menyiapkan bahan baku dari makanan dan minuman. Catatan:

Juru masak ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam unit dapur

Pelayanan 22 orang Terdiri dari:

- 2 orang cashier (kasir), dan - 20 orang waiter/waitress (pelayan) Catatan:

Satu karyawan ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam unit pelayanan

Gambaran Umum Profil Karyawan

Data deskriptif menguraikan gambaran umum keadaan atau kondisi responden sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Responden dalam penelitian ini diidentifikasi menurut jenis kelamin, usia, status pernikahan dan tingkat pendidikan. Data dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik responden penelitian

No Karakteristik Jumlah

(n) Total

Persentase (%)

1 Jenis Kelamin Pria

Wanita 14 17 31 45,2 54,8 2 Usia < 25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun > 41 tahun 22 4 2 2 1 31 71,0 12,9 6,5 6,5 3,2

3 Status Pernikahan Menikah

Belum Menikah 5 26 31 16,1 83,9 4 Pendidikan SMA S1 30 1 31 96,8 3,2

15 Lanjutan Tabel 6 No Karakteristik Jumlah (n) Total Persentase (%) 5 Penghasilan Rp 900.000 Rp 1.100.000 Rp 1.500.000 > Rp 1.500.000 22 6 2 1 31 71,0 19,4 6,5 3,2 Sumber: Data diolah (2014)

Jenis Kelamin dan Unit Kerja

Jenis kelamin dan unit kerja dapat dijelaskan bahwa terdapat 31 orang karyawan yang terdiri dari 14 pria dan 17 wanita. Pemilik atau manajer restoran yaitu 1 orang (pria). Pada unit dapur memiliki 8 orang karyawan, terdiri dari juru masak (2 pria) dan asisten juru masak (6 wanita), sedangkan unit pelayanan terdiri dari kasir (1 pria dan 1 wanita dan pelayan (10 pria dan 10 wanita).

Gambar 3 Perbandingan jenis kelamin dan unit kerja Usia

Karakteristik karyawan berdasarkan usia menunjukkan bahwa usia yang terbesar dalam penelitian ini adalah dibawah 25 tahun yakni sebesar 22 orang atau 71,0%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan pada Rumah Makan Mie Khangen Depok adalah berusia dibawah 25 tahun. Karena usia dibawah 25 tahun merupakan usia produktif, jika dibandingkan dengan usia diatasnya. Rata-rata usaha bisnis kuliner lebih menempatkan karyawan-karyawan muda, khususnya untuk bagian pelayanan. Sedangkan, untuk bagian yang memiliki keterampilan (spesialisasi), seperti juru masak yang harus memiliki kemampuan memasak, karyawan tersebut tidak diharuskan memiliki kualifikasi umur, tetapi lebih mengedepankan pengalaman kerja.

16

Gambar 4 Perbandingan jenis kelamin dan usia

Hubungan antara usia dengan jenis kelamin dibagi menjadi lima kategori usia. Usia dibawah 25 tahun terdiri 22 orang karyawan (11 pria dan 11 wanita). Usia antara 26–30 tahun terdiri dari 4 orang karyawan (2 pria dan 2 wanita). Usia antara 31–35 tahun terdiri dari 2 orang karyawan (2 wanita). Usia antara 36–40 tahun terdiri dari 2 orang (2 wanita). Dan usia diatas 41 tahun terdiri dari 1 orang karyawan (pria).

Penghasilan dan Unit Kerja

Gambar 5 Perbandingan penghasilan dan unit kerja

Karakteristik karyawan antara penghasilan dengan unit kerja dibagi menjadi tiga kategori penghasilan. Penghasilan sebesar Rp 900.000 untuk karyawan unit pelayanan (termasuk kasir). Penghasilan sebesar Rp 1.100.000 untuk asisten juru masak pada unit dapur. Penghasilan sebesar Rp 1.500.000 untuk juru masak pada unit dapur.

Penilaian besaran penghasilan per bulan bergantung pada bidang pekerjaan masing-masing karyawan dalam unit kerja yang telah dibuat oleh Rumah Makan Mie Khangen Depok, dengan mempertimbangkan sebaik mungkin dan selayak mungkin bagi seluruh karyawan. Pekerja pada unit dapur memiliki nilai upah yang lebih tinggi daripada karyawan unit pelayanan. Sebab, pada unit dapur karyawan lebih memiliki keterampilan khusus dan tanggungjawab pekerjaan yang lebih besar, karena juru masak dan asisten juru masak bertanggungjawab terhadap cita rasa sajian makanan yang mereka buat. Sedangkan unit pelayanan

17 tidak membutuhkan keterampilan khusus karena hanya mengantarkan makanan dan minuman dari dapur ke meja pelanggan.

Persepsi Karyawan terhadap Kompetensi

Kompetensi dalam penelitian ini terdiri dari keahlian teknis, percaya diri, perhatian terhadap kejelasan tugas dan ketelitian kerja, empati, dan berorientasi kepada pelanggan. Hasil analisis deskriptif karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok terhadap kompetensi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Persepsi karyawan terhadap kompetensi

No Pernyataan Skor Rataan Kesimpulan

1 Keahlian Teknis 4,11 Baik

2 Percaya Diri 4,10 Baik

3 Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan

Ketelitian Kerja

4,55 Sangat Baik

4 Empati 4,42 Sangat Baik

5 Berorientasi kepada Pelanggan 4,58 Sangat Baik

Sumber: Data diolah (2014)

Keahlian Teknis

Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap keahlian teknis yaitu sebesar 4,11. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok sudah memiliki keahlian teknis yang baik. Artinya, hampir seluruh karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok telah memiliki keahlian teknis berupa keahlian dalam memasak dan memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan ramah dan tulus. Akan tetapi, untuk mencapai hasil yang sangat baik maka karyawan perlu diberikan pelatihan dan pengarahan. Sebagai contoh, pada unit dapur, asisten juru masak diberikan kesempatan untuk dapat memasak (memiliki peran yang sama seperti juru masak).

Percaya Diri

Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap percaya diri yaitu sebesar 4,10. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok memiliki rasa percaya diri yang baik. Artinya, dengan percaya diri maka karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok merasa yakin akan kemampuan yang dimilikinya sehingga mampu melayani pelanggan. Untuk mencapai hasil yang sangat baik maka diperlukan pemberian motivasi oleh pemilik Rumah Makan Mie Khangen Depok supaya para karyawan mampu menghasilkan kinerja sesuai yang diharapkan oleh Rumah Makan Mie Khangen Depok.

Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja

Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap perhatian kejelasan tugas dan ketelitian kerja yaitu sebesar 4,55. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok memiliki pemahaman terhadap tugas yang harus dilaksanakan dengan sangat baik dan memiliki tingkat ketelitian yang sangat baik

18

pula dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Artinya, seluruh karyawan Mie Khangen Depok mampu mengerjakan tugas yang diberikan tanpa melakukan kesalahan sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan oleh Rumah Makan Mie Khangen Depok.

Empati

Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap berorientasi kepada pelanggan yaitu sebesar 4,42. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok memiiliki empati yang sangat baik, Artinya, seluruh karyawan memiliki kesungguhan dalam merespon permintaan pelanggan dan berusaha memberikan pelayanan yang sama kepada setiap pelanggan.

Berorientasi kepada Pelanggan

Hasil skor rataan persepsi karyawan terhadap berorientasi kepada pelanggan yaitu sebesar 4,58. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok memiliki orientasi kepada pelanggan yang sangat baik, yakni dalam menjalin hubungan dan menjaga komunikasi dengan pelanggan serta berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan.

Persepsi Karyawan terhadap Kinerja

Kinerja dalam penelitian ini terdiri dari kualitas kerja, kuantitas kerja, kerjasama, tanggungjawab, dan inisiatif. Hasil analisis deskriptif karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok terhadap kinerja dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Persepsi karyawan terhadap kompetensi

No Pernyataan Skor Rataan Kesimpulan

1 Kualitas Kerja 4,32 Sangat Baik

2 Kuantitas Kerja 4,55 Sangat Baik

3 Kerjasama 4,50 Sangat Baik

4 Tanggungjawab 4,39 Sangat Baik

5 Inisitaif 3,81 Baik

Total Skor Rataan 4,31 Sangat Baik

Sumber: Data diolah (2014)

Hasil total skor rataan persepsi karyawan terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 4,31. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok telah menghasilkan kinerja yang sangat baik. Demi mempertahankan kinerja yang telah diperoleh tersebut maka diperlukan peran karyawan Rumah Makan Mie Khangen Depok melalui kompetensi yang dimiliki supaya dapat terus ditingkatkan, terutama inisiatif yaitu kesadaran karyawan dalam membantu pelanggan dan karyawan lain yang membutuhkan bantuan.

19 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan

Perincian dari analisis regresi linear berganda mengenai kompetensi dan kinerja karyawan diolah dengan menggunakan program komputerisasi SPPS versi 16.

Persamaan Regresi

Y = 2,214 + 0,239 X1 + 0,062 X2 + 0,108 X3 + 0,119 X4 + 0,017 X5

Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan (pengaruh dan hubungan) antara variabel independen (Kompetensi) terhadap variabel dependen (Kinerja Karyawan). Berdasarkan output SPSS diketahui nilai konstanta sebesar 2,214. Untuk nilai koefisien regresi yaitu: Keahlian Teknis (0,239), Percaya Diri (0,062), Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja (0,108), Empati (0,119), Berorientasi kepada Pelanggan (0,017).

Persamaan regresi tersebut menunjukkan adanya kontribusi positif dari kuat lemahnya dimensi kompetensi (Keahlian Teknis, Percaya Diri, Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan Berorientasi kepada Pelanggan) terhadap kinerja karyawan. Setiap peningkatan kekuatan kelima dimensi kompetensi akan meningkatkan kinerja dari para karyawan.

Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui derajat kekuatan hubungan antara variabel bebas (Keahlian Teknis, Percaya Diri, Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan Berorientasi kepada Pelanggan) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan).

Besarnya nilai korelasi yaitu sebesar 0,703. Nilai tersebut menunjukkan bahwa derajat kekuatan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat berada pada derajat kekuatan hubungan kuat (0,60 – 0,799) dan positif sebab nilai r mendekati 1, sehingga memiliki hubungan yang searah antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Artinya, semakin tinggi nilai kompetensi maka semakin tinggi pula nilai kinerja karyawan. Hasil koefisien korelasi dapat dilihat pada Lampiran 4.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi atau keefektifan model dari struktur variabel bebas (Keahlian Teknis, Percaya Diri, Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan Berorientasi kepada Pelanggan) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan).

Nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,494. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel kompetensi (Keahlian Teknis, Percaya Diri, Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan Berorientasi kepada Pelanggan) terhadap kinerja karyawan pada Rumah Makan Mie Khangen Depok adalah sebesar 49,4%. Adapun sisanya sebesar 50,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi ini. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada Lampiran 4.

Uji F

Uji F dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Penentuan nilai ttabel didasarkan kepada penetapan taraf kesalahan (α = 5%)

20

dan jumlah populasi penelitian. Penetapan Ftabel dicari dengan meggunakan tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan df1 = k – 1 atau 5 – 1 = 4, dan df2 = n – k atau 31 – 5 = 26, lalu diperoleh ttabel sebesar 2,743. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil uji F

Model Jumlah Kuadrat df Rata-Rata Kuadrat F Sig.

Regression 1.285 5 .257 4.888 .003

Residual 1.314 25 .053

Total 2.599 30

Sumber: Data diolah (2014)

H0 : Kompetensi Karyawan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan H1 : Kompetensi Karyawan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Diketahui bahwa thitung (4,888) > ttabel (2,743) dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 ditolak. Jadi secara simultan Kompetensi (Keahlian Teknis, Percaya Diri, Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja, Empati, dan Berorientasi kepada Pelanggan) memberikan pengaruh positif signifikan tehadap Kinerja Karyawan. Uji t

Uji t dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Penentuan nilai ttabel didasarkan kepada penetapan taraf kesalahan (α = 5%) dan jumlah populasi penelitian. Penetapan ttabel dicari dengan meggunakan tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan df = n–k–1 atau 31 – 5 – 1 = 25, lalu diperoleh ttabel sebesar 2,060. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil uji t

Variabel Bebas (X) α = 0,05 Nilai

Probabilitas Kesimpulan

Keahlian Teknis 0,05 0,001 Berpengaruh

Percaya Diri 0,05 0,558 Tidak Berpengaruh

Perhatian terhadap Kejelasan

Tugas dan Ketelitian Kerja 0,05 0,353 Tidak Berpengaruh

Empati 0,05 0,480 Tidak Berpengaruh

Berorientasi kepada Pelanggan 0,05 0,848 Tidak Berpengaruh

Sumber: Data diolah (2014)

Pengaruh Keahlian Teknis terhadap Kinerja Karyawan

H0 : Keahlian Teknis tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan H2 : Keahlian Teknis berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Diketahui bahwa thitung (3,655) > ttabel (2,060) dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 ditolak. Jadi secara parsial Keahlian Teknis berpengaruh nyata dan positif terhadap Kinerja Karyawan.

21 Pengaruh Percaya Diri terhadap Kinerja Karyawan

H0 : Percaya Diri tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan H3 : Percaya Diri berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Diketahui bahwa thitung (0,594) < ttabel (2,060) dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,558 > 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 diterima. Jadi secara parsial Percaya Diri tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap Kinerja Karyawan.

Pengaruh Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja terhadap Kinerja Karyawan

H0 : Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

H4 : Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Diketahui bahwa thitung (0,946) < ttabel (2,060) dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,353 > 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 diterima. Jadi secara parsial Perhatian terhadap Kejelasan Tugas dan Ketelitian Kerja tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap Kinerja Karyawan.

Pengaruh Empati terhadap Kinerja Karyawan

H0 : Empati tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan H5 : Empati berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Diketahui bahwa thitung (0,716) < ttabel (2,060) dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,480 > 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 diterima. Jadi secara parsial Empati tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap Kinerja Karyawan. Pengaruh Berorientasi kepada Pelanggan terhadap Kinerja Karyawan H0 : Berorientasi kepada Pelanggan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan H6 : Berorientasi kepada Pelanggan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Diketahui bahwa thitung (0,194) < ttabel (2,060) dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,848 > 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 diterima. Jadi secara parsial Berorientasi kepada Pelanggan tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap Kinerja Karyawan.

Implikasi Manajerial

Penelitian ini memberikan implikasi terhadap kompetensi yang mempengaruhi kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh kompetensi (keahlian teknis, percaya diri, perhatian terhadap kejelasan tugas, empati dan berorientasi kepada pelanggan). Berdasarkan pengukuran kinerja yang telah dilakukan, bahwa kompetensi dapat diterapkan pada industri kuliner. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat maka diharapkan bagi pihak Rumah Makan Mie Khangen Depok agar dapat terus meningkatkan kompetensi SDM yang dimilikinya sehingga mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

22

Implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh Rumah Makan Mie Khangen Depok, yaitu diadakan briefing setiap pagi saat memulai pekerjaan (buka restoran) dan melakukan evaluasi kinerja karyawan setiap bulan. Gunanya adalah agar dapat terus meningkatkan kompetensi karyawan di masa yang akan datang. Selanjutnya, Rumah Makan Mie Khangen Depok dapat memberikan apresiasi (penghargaan) kepada karyawan yang berprestasi, sebagai upaya untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensinya. Penghargaan dapat diberikan secara finansial seperti bonus dan hadiah maupun penghargaan non-finansial seperti pujian atau pengakuan.

Dokumen terkait