• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh komposisi pupuk daun terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium sp. Rekapitulasi sidik ragam menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun tidak berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun, tetapi parameter jumlah anakan pada 23 MSP berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun.

Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp.

Parameter Pengamatan Umur Tanaman (MSP) Komposisi Pupuk Daun KK (%) 3 tn 23.74 8 tn 19.84 13 tn 26.78 18 tn 21.28 Tinggi Tanaman (cm) 23 tn 20.25 3 tn 21.86 8 tn 23.15 13 tn 14.91 18 tn 13.77 Panjang Daun (cm) 23 tn 13.08 3 tn 16.54 8 tn 16.52 13 tn 10.19 18 tn 8.50 Lebar Daun (cm) 23 tn 8.22 3 tn 17.40 8 tn 19.36 13 tn 19.34 18 tn 16.92 Jumlah Daun 23 tn 18.49 3 tn 20.26 8 tn 20.05 13 tn 17.19 18 tn 17.41 Jumlah Anakan 23 * 19.02

Keterangan : * Nyata pada taraf uji 5% tn Tidak nyata pada taraf uji 5%

16

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman tidak berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun. Tinggi tanaman yang dihasilkan setiap komposisi pupuk daun mengalami peningkatan dari 3 MSP sampai 23 MSP (Tabel 3).

Tabel 3. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman Anggrek

Dendrobium sp. Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP --- cm --- P1 1.79 3.62 15.54 16.90 18.09 P2 1.79 3.78 15.48 16.49 16.74 P3 1.73 3.74 13.64 15.69 17.49 P4 1.62 3.35 13.09 16.18 17.35 P5 1.82 3.70 14.86 17.98 18.51 P6 1.62 3.46 13.69 16.46 16.74 P7 1.54 3.33 15.38 16.20 16.50 P8 1.51 3.07 10.73 13.10 14.98 P9 1.68 3.71 16.18 17.25 17.91 Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan : tn Tidak berbeda nyata pada uji F dengan taraf 5% * Berbeda nyata pada uji F dengan taraf 5%

Huruf yang sama pada tiap nilai rataan pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%.

Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, berat dan jumlah sel. Ukuran tanaman sebagai indikator pertumbuhan dapat dilihat secara satu dimensi misalnya dengan mengukur tinggi tanaman, dua dimensi misalnya dengan mengukur total luas permukaan daun dan tiga dimensi misalnya dengan mengukur volume akar (Lakitan, 1995).

Komposisi pupuk NPK (32-10-10) 2x diselingi NPK (6-20-30) 1x (P5) mencapai titik kritikal pertumbuhan tinggi tanaman pada 18 MSP (Tabel 3). Titik kritikal pertumbuhan merupakan suatu titik yang menunjukkan batas antara pertumbuhan secara cepat dan selanjutnya pertumbuhan melambat.

Komposisi pupuk P5 mengandung unsur hara N sebanyak 0.277 g/tanaman dan unsur hara K sebanyak 0.185 g/tanaman (Tabel 1). Kedua pupuk tersebut mengandung unsur makro N-P-K dan unsur mikro yang saling melengkapi. Menurut Wasito dan Tedjasarwana (2003), unsur makro N-P-K

17

dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak sebagai hara untuk pertumbuhannya. Semakin tinggi pemberian dosis pupuk N dan K, maka semakin meningkat laju pertambahan tinggi tanaman.

Nitrogen (N) merupakan unsur yang paling membatasi pertumbuhan tanaman (Harjadi, 1996) dan unsur utama pendorong pertumbuhan. Nitrogen juga merupakan bagian dari molekul protein dan enzim, klorofil a dan klorofil b, terdiri dari asam nukleat dan hormon (Edison, 1957). Unsur N berguna bagi pembentukan protoplasma yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dalam pertumbuhan (Solvia dan Sutater, 1997).

Jumlah Daun

Pertumbuhan tanaman tidak hanya ditentukan oleh tinggi tanaman. Tetapi, ukuran daun yang meliputi jumlah, panjang dan lebar daun dapat dijadikan sebagai indikator untuk menentukan pertumbuhan tanaman. Pembentukan daun berawal dari pembelahan sel yang terjadi di dekat apeks tajuk yang kemudian diikuti primordianya (Salisbury dan Ross, 1995). Dalam pembentukan daun diperlukan adanya unsur hara yang cukup agar jumlah daun yang dihasilkan banyak.

Tabel 4. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun Anggrek

Dendrobium sp. Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP P1 3.75 3.63 3.75 3.63 3.63 P2 3.88 3.63 3.63 3.63 4.00 P3 3.63 3.75 3.38 3.38 3.50 P4 3.50 3.50 3.38 3.50 3.63 P5 4.13 3.75 3.50 3.75 3.75 P6 3.75 3.50 3.88 3.88 3.63 P7 3.13 3.25 2.88 3.13 3.13 P8 3.63 3.25 3.63 3.63 3.63 P9 3.38 3.63 3.38 3.38 3.50 Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan : seperti pada Tabel 3

Tabel 4 menunjukkan bahwa parameter jumlah daun tidak berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun. Jumlah daun pada 3 MSP sampai 23 MSP

18

mengalami perubahan yang tidak signifikan. Pada 23 MSP komposisi pupuk NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x (P2) yang mempunyai kandungan unsur hara N sebanyak 0.195 g/tanaman (Tabel 1) dapat menghasilkan jumlah daun 4 helai, sedangkan komposisi pupuk NPK (20-15-15) 3x diselingi NPK (10-55-10) 1x (P7) yang mempunyai kandungan unsur hara N sebanyak 0.205 g/tanaman (Tabel 1) hanya menghasilkan jumlah daun 3.13 helai. Hal ini diduga, selama penelitian tanaman yang menerima hara N lebih banyak dapat meningkatkan kerentanan terhadap serangan penyakit yang menyebabkan daun layu, busuk dan akhirnya mati sehingga terjadi penurunan terhadap jumlah daun. Menurut Hardjowigeno (2003), kelebihan N dapat mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit.

Selain mengandung unsur hara N-P-K, kedua pupuk daun dalam komposisi pupuk P2 juga mengandung unsur hara Mg (Tabel Lampiran 9). Adanya kandungan unsur hara Mg dapat lebih meningkatkan jumlah daun. Hasil penelitian Supriyadi (2001) menyatakan bahwa tanaman yang diberi pupuk daun Mg menghasilkan jumlah daun lebih banyak dibandingkan tanpa pupuk Mg. Menurut Laegreid, Backman dan Kaarstad (1999), unsur Mg merupakan penyusun pigmen klorofil pada tanaman yang berperan mengambil dan mengubah energi cahaya menjadi bentuk yang dapat digunakan dalam proses fotosintesis.

Panjang Daun

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa parameter panjang daun tidak berbeda nyata antar komposisi pupuk daun. Komposisi pupuk NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x (P2) mencapai titik kritikal pertumbuhan panjang daun (13 MSP) lebih cepat dibandingkan komposisi NPK (20-15-15) 3x diselingi NPK (10-55-10) 1x (P7) yang mencapai titik kritikal pertumbuhan panjang daun pada 23 MSP (Tabel 5).

Komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x (P2) selain mengandung unsur hara N-P-K, juga tersedia unsur hara mikro lengkap. Kandungan unsur mikro dalam pupuk daun NPK (10-40-15) paling lengkap dibandingkan pupuk daun yang lainnya (Tabel Lampiran 9) karena semua unsur mikro yang dibutuhkan oleh tanaman tersedia di dalamnya. Unsur mikro

19

pada pupuk daun dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Meskipun kebutuhan tanaman sedikit tetapi kekahatan unsur mikro dapat menghambat pertumbuhan tanaman3).

Tabel 5. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Panjang Daun Anggrek

Dendrobium sp. Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP --- cm --- P1 1.64 2.81 2.86 2.95 2.96 P2 1.71 2.64 3.08 3.14 3.19 P3 1.64 2.58 2.87 2.94 2.96 P4 1.56 2.74 2.87 2.99 3.01 P5 1.74 2.61 2.98 3.01 3.09 P6 1.54 2.69 2.86 2.89 3.10 P7 1.47 2.46 2.81 2.83 2.96 P8 1.45 2.50 2.67 2.92 2.94 P9 1.60 2.57 2.91 3.01 3.15 Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan : seperti pada Tabel 3

Ukuran daun tanaman dapat ditentukan berdasarkan panjang dan lebar daun. Ukuran dan ketebalan daun ada yang berbeda diantara spesies yang satu dengan yang lain, tetapi ada pula yang hampir serupa (Solvia dan Sutater, 1997). Anggrek Dendrobium sp. var Jiad gold x Booncho gold mempunyai bentuk daun lanset agak membulat dan lebar sehingga ukuran daun anggrek tidak hanya ditentukan oleh panjang daun tetapi juga lebar daun.

Lebar Daun

Semua perlakuan komposisi pupuk daun yang diberikan pada anggrek

Dendrobium sp.secara analisis sidik ragam menunjukkan bahwa parameter lebar daun tidak berbeda nyata antar komposisi pupuk daun. Lebar daun yang dihasilkan setiap komposisi pupuk mengalami peningkatan dari 3 MSP sampai 23 MSP (Tabel 6).

3)

20

Tabel 6. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Lebar Daun Anggrek

Dendrobium sp. Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP --- cm --- P1 1.48 2.02 2.11 2.20 2.21 P2 1.51 2.17 2.26 2.32 2.36 P3 1.48 1.98 2.20 2.26 2.29 P4 1.42 1.96 2.12 2.22 2.24 P5 1.55 2.19 2.20 2.25 2.29 P6 1.39 2.02 2.14 2.19 2.29 P7 1.36 1.92 2.09 2.18 2.20 P8 1.35 1.86 2.04 2.23 2.26 P9 1.44 1.99 2.08 2.20 2.34 Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan : seperti pada Tabel 3

Komposisi pupuk daun NPK (32-10-10) 2x diselingi NPK (6-20-30) 1x (P5) mencapai titik kritikal pertumbuhan lebar daun pada 8 MSP, sedangkan komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 3x diselingi NPK (10-55-10) 1x (P7) mencapai titik kritikal pertumbuhan lebar daun pada 18 MSP (Tabel 6).

Komposisi pupuk P5 mempunyai kandungan unsur hara K (0.185 g/tanaman) lebih banyak dibandingkan kandungan unsur hara K pada komposisi pupuk P7 (0.165 g/tanaman). Unsur K mempunyai peranan penting sebagai katalisator, terutama di dalam penguraian protein menjadi asam amino serta penyusunan dan pembongkaran karbohidrat (Solvia dan Sutater, 1997). Kalium juga berperan dalam proses fisiologi tanaman, pembukaan stomata, mengaktifkan enzim dan mempengaruhi penyerapan unsur-unsur hara lainnya (Hardjowigeno, 2003).

Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 menunjukkan bahwa pupuk NPK berperan dalam pertumbuhan panjang daun dan lebar daun sehingga dapat lebih cepat mencapai titik kritikal pertumbuhan. Pemberian hara N-P-K pada tanaman anggrek Dendrobium sp. lebih efektif diserap melalui daun sehingga dapat mensuplai ketersediaan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Santi (1992), pemupukan lewat daun pada tanaman anggrek Aranda Lilac akan lebih efektif dan lebih efisien apabila pupuk diberikan dengan konsentrasi lebih rendah, tetapi intensitas pemberian pupuk ditingkatkan.

21

Panjang daun dan lebar daun berhubungan dengan luas permukaan daun. Menurut Hidayat (1995), daun merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis dan proses metabolisme lainnya. Jika luasan daun lebih besar maka kemampuan daun untuk berfotosintesis semakin besar pula dan karbohidrat yang dihasilkan juga lebih banyak. Karbohidrat dari proses fotosintesis tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Jumlah Anakan

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa parameter jumlah anakan pada 23 MSP berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun (Tabel 7).

Tabel 7. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek

Dendrobium sp. Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP P1 2.38 2.50 2.25 2.25 2.50a P2 2.25 2.38 2.25 2.25 2.50a P3 2.25 2.25 2.00 2.00 2.00bc P4 2.25 2.13 2.13 2.13 2.13abc P5 2.50 2.50 2.13 2.13 2.38ab P6 2.38 2.38 2.13 2.25 2.13abc P7 2.25 2.25 2.25 1.88 1.88c P8 2.50 2.50 2.25 2.25 2.38ab P9 2.00 2.00 2.00 2.00 2.13abc Uji F tn tn tn tn *

Keterangan : seperti pada Tabel 3

Pada 3 MSP sampai 18 MSP, jumlah anakan yang dihasilkan oleh komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x (P2) mengalami peningkatan dan penurunan. Pada 23 MSP komposisi pupuk daun tersebut menghasilkan jumlah anakan lebih banyak dibandingkan komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 3x diselingi NPK (10-55-10) 1x (P7). Komposisi pupuk daun P7 menghasilkan jumlah anakan yang relatif konstan pada 3 MSP sampai 13 MSP dan pada 18 MSP mengalami penurunan jumlah anakan yang cukup banyak. Menurut Puspitaningtyas et al. (2003), Dendrobium sp. termasuk anggrek simpodial yang mempunyai pertumbuhan ujung batang terbatas dan

22

setelah mencapai pertumbuhan maksimum maka akan terbentuk tunas anakan samping.

Komposisi pupuk daun P2 mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman anggrek. Pupuk NPK (20-15-15) yang terdapat dalam komposisi pupuk P2 mempunyai kandungan unsur hara P (0.260 g/tanaman) lebih banyak dibandingkan kandungan unsur hara N (0.195 g/tanaman) dan K (0.172 g/tanaman) yang relatif seimbang (Tabel 1). Fosfor (P) merupakan unsur esensial untuk fotosintesis, respirasi, pembentukan sel dan transformasi gula-starch dalam tanaman (Edison, 1957). Unsur ini sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan bagian dari molekul fosfat, nukleotida, asam nukleat, fosfolipid dan koenzim yang penting untuk metabolisme tanaman (Salisbury dan Ross, 1969). Dalam proses pembentukan dan perkembangan anakan dibutuhkan hara dalam jumlah relatif besar (Edmond et al., 1983).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan unsur hara dalam setiap komposisi pupuk daun yang diterima oleh tanaman memberikan hasil yang sama baiknya terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Hal ini diduga, perbedaan kandungan unsur hara antar komposisi pupuk daun masih relatif kecil sehingga pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun tidak berbeda nyata antar komposisi pupuk daun. Menurut Dwidianthy (2003), pemberian pupuk daun secara terus-menerus akan memberikan respon tanaman terhadap pemupukan semakin baik dan pada akhirnya proporsi unsur hara yang tersedia bagi tanaman juga meningkat, dengan demikian akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Dalam perbanyakan tanaman dengan cara pemisahan anakan diperlukan adanya hara yang cukup untuk menghasilkan jumlah anakan yang banyak. Semakin banyak jumlah anakan yang dihasilkan oleh suatu tanaman maka semakin banyak bibit atau tanaman baru yang dapat diperbanyak. Menurut Rimando (2001), pemisahan anakan anggrek menjadi tanaman baru dapat dilakukan jika minimal terdapat tiga sampai empat pseudobulb. Selanjutnya masing-masing pseudobulb yang telah dipisahkan ditanam dalam pot terpisah.

Dokumen terkait