• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Beberapa Kondisi Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Beberapa Kondisi Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK DAUN

TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF

ANGGREK

Dendrobium

sp.

Oleh

Erna Wahyu Wijaya A34302008

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

ERNA WAHYU WIJAYA. Pengaruh Beberapa Komposisi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp. (Dibimbing oleh

AGUS PURWITO dan SINTHO W. ARDIE).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh beberapa

komposisi pupuk daun terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium sp.

Penelitian dilaksanakan di rumah plastik University Farm Institut Pertanian

Bogor, Darmaga Bogor pada awal bulan Oktober 2005 sampai Mei 2006.

Bahan yang digunakan adalah tanaman anggrek Dendrobium sp. var Jiad

gold x Booncho gold, berumur + 6 bulan dan pupuk daun NPK (20-15-15), NPK

(6-20-30), NPK (32-10-10), NPK (10-55-10) dan NPK (10-40-15), paranet 55%,

media tanam campuran arang kayu dan pakis, fungisida (Dithane M-45 dan

Benlate) dan insektisida (Decis 2.5 EC). Alat-alat yang digunakan adalah

termo-hygrometer dan luxmeter..

Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal

berupa komposisi pupuk daun dengan sembilan perlakuan yang terdiri NPK

(20-15-15) 3x diselingi NPK 40-15) 1x, NPK (20-(20-15-15) 2x diselingi NPK

(10-40-15) 1x, NPK (20-15-15) 1x diselingi NPK (10-(10-40-15) 1x, NPK (32-10-10) 3x

diselingi NPK (6-20-30) 1x, NPK (32-10-10) 2x diselingi NPK (6-20-30) 1x,

NPK (32-10-10) 1x diselingi NPK (6-20-30) 1x, NPK (20-15-15) 3x diselingi

NPK (10-55-10) 1x, NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-55-10) 1x dan NPK

(20-15-15) 1x diselingi NPK (10-55-10) 1x .

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yang meliputi : persiapan

tempat dan tanaman, pembuatan larutan stok, aplikasi pemupukan dan pemeliharaan. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali, dengan parameter

pengamatan tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun dan jumlah

anakan.

Kondisi tanaman anggrek Dendrobium sp. pada awal perlakuan secara

umum baik dan seragam. Pada 6 MSP sebanyak 61.11% pot tanaman terserang

(3)

ii

akhirnya mati dikarenakan adanya serangan penyakit bercak daun atau

Antraknosa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman, jumlah

daun, panjang daun dan lebar daun tidak berbeda nyata antar perlakuan komposisi

pupuk daun, tetapi parameter jumlah anakan pada 23 MSP berbeda nyata antar

perlakuan komposisi pupuk daun. Hal ini diduga semua perlakuan komposisi

pupuk memberikan hasil yang sama baiknya terhadap pertumbuhan vegetatif

anggrek Dendrobium sp.

Komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x

(P2) memberikan hasil jumlah anakan lebih banyak dibandingkan komposisi

pupuk daun lainnya. Kedua komposisi pupuk daun tersebut mengandung semua

unsur hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman anggrek. Unsur-unsur

hara tersebut adalah N, P, K, B, Ca, Co, Cu, Fe, Mg, Mn, Mo, S dan Zn. Dalam

perbanyakan tanaman dengan cara pemisahan anakan diperlukan adanya hara

yang cukup untuk menghasilkan jumlah anakan yang banyak. Semakin banyak

jumlah anakan yang dihasilkan oleh suatu tanaman maka semakin banyak bibit

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pati, Jawa Tengah pada tanggal 15 Januari 1984 dan

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga Bapak Tri Puryono (Alm.)

dan Ibu Sri Purwati.

Tahun 1996 penulis lulus dari SD Negeri Kauman I Juwana, Pati.

Kemudian pada tahun 1999 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 1

Juwana, Pati. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Negeri 1 Pati pada tahun 2002.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002 melalui jalur Undangan

Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).

Dalam rangka mengisi waktu liburan semester genap tahun 2003/2004,

penulis mengikuti kegiatan magang di Balai Pengembangan dan Promosi

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini tanpa adanya hambatan yang berarti. Judul dari penelitian ini adalah

Pengaruh Beberapa Komposisi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu selama melakukan penelitian ini, antara lain :

1. Dr. Ir. Agus Purwito, MSc dan Sintho W. Ardie, SP, MSi selaku dosen

pembimbing I dan pembimbing II skripsi yang telah banyak memberikan

pengarahan dan penjelasan berkaitan dengan penelitian ini.

2. Dr. Ir. Anas D. Susila, MS selaku dosen penguji.

3. Ir. Ketty Suketi, MSi selaku dosen pembimbing akademik.

4. Seluruh staf dan karyawan University Farm, atas pemberian ijin tempat dan

bantuannya dalam pemeliharaan tanaman.

5. Dewi, teman seperjuangan selama penelitian.

6. Orang tua beserta keluarga ”Papa (Alm.), Mama, Ayah, mas Andi, de’ Fatma,

de’ Riza dan de’ Fahmi” atas do’a, kasih sayang, bantuan dan motivasi yang

selalu diberikan.

7. Seluruh warga Horteen ’39 dan warga kost ”Pondok Dewi” yang tidak

mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu.

Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan

sivitas akademika.

Bogor, Agustus 2006

(6)

Judul : PENGARUH BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF ANGGREK

Dendrobium sp.

Nama :

Erna Wahyu Wijaya

NRP

:

A34302008

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Sintho W. Ardie SP, MSi NIP : 131 681 405 NIP : 132 311 728

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr NIP : 130 422 698

(7)

PENGARUH BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK DAUN

TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF

ANGGREK

Dendrobium

sp.

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Erna Wahyu Wijaya A34302008

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan... 2

Hipotesis... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Botani ... 3

Syarat Tumbuh ... 5

Pupuk Daun ... 6

Pemupukan... . 7

Perbanyakan Vegetatif Anggrek ... . 8

BAHAN DAN METODE ... 9

Tempat dan Waktu ... 9

Bahan dan Alat ... 9

Metode Penelitian... 9

Pelaksanaan Penelitian ... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN... 13

Kondisi Umum ... 13

Hasil dan Pembahasan... 15

KESIMPULAN ... 24

Kesimpulan... 24

Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Bentuk Bunga Anggrek Dendrobium sp. var Jiad gold x Booncho gold.... 4

2. Daun Anggrek Dendrobium sp. yang Terserang Antraknosa . ... 13

3. Anggrek Dendrobium sp. Hasil Perlakuan Komposisi Pupuk Daun ... 23

Lampiran

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Unsur Hara N-P-K yang Diterima Setiap Tanaman

selama 23 Minggu. ... 14

2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun

terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp. ... 15

3. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman

Anggrek Dendrobium sp. ... 16

4. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun

Anggrek Dendrobium sp. ... 17

5. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Panjang Daun

Anggrek Dendrobium sp. ... 19

6. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Lebar Daun

Anggrek Dendrobium sp. ... 20

7. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan

Anggrek Dendrobium sp. ... 21

Lampiran

1. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Tinggi

Tanaman Anggrek Dendrobium sp. ... 29

2. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun

Anggrek Dendrobium sp... 29

3. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Panjang

Daun Anggrek Dendrobium sp. ... 30

4. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Lebar Daun

Anggrek Dendrobium sp... 30

5. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium sp... 31

(11)

PENGARUH BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK DAUN

TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF

ANGGREK

Dendrobium

sp.

Oleh

Erna Wahyu Wijaya A34302008

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

ERNA WAHYU WIJAYA. Pengaruh Beberapa Komposisi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp. (Dibimbing oleh

AGUS PURWITO dan SINTHO W. ARDIE).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh beberapa

komposisi pupuk daun terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium sp.

Penelitian dilaksanakan di rumah plastik University Farm Institut Pertanian

Bogor, Darmaga Bogor pada awal bulan Oktober 2005 sampai Mei 2006.

Bahan yang digunakan adalah tanaman anggrek Dendrobium sp. var Jiad

gold x Booncho gold, berumur + 6 bulan dan pupuk daun NPK (20-15-15), NPK

(6-20-30), NPK (32-10-10), NPK (10-55-10) dan NPK (10-40-15), paranet 55%,

media tanam campuran arang kayu dan pakis, fungisida (Dithane M-45 dan

Benlate) dan insektisida (Decis 2.5 EC). Alat-alat yang digunakan adalah

termo-hygrometer dan luxmeter..

Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal

berupa komposisi pupuk daun dengan sembilan perlakuan yang terdiri NPK

(20-15-15) 3x diselingi NPK 40-15) 1x, NPK (20-(20-15-15) 2x diselingi NPK

(10-40-15) 1x, NPK (20-15-15) 1x diselingi NPK (10-(10-40-15) 1x, NPK (32-10-10) 3x

diselingi NPK (6-20-30) 1x, NPK (32-10-10) 2x diselingi NPK (6-20-30) 1x,

NPK (32-10-10) 1x diselingi NPK (6-20-30) 1x, NPK (20-15-15) 3x diselingi

NPK (10-55-10) 1x, NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-55-10) 1x dan NPK

(20-15-15) 1x diselingi NPK (10-55-10) 1x .

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yang meliputi : persiapan

tempat dan tanaman, pembuatan larutan stok, aplikasi pemupukan dan pemeliharaan. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali, dengan parameter

pengamatan tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun dan jumlah

anakan.

Kondisi tanaman anggrek Dendrobium sp. pada awal perlakuan secara

umum baik dan seragam. Pada 6 MSP sebanyak 61.11% pot tanaman terserang

(13)

ii

akhirnya mati dikarenakan adanya serangan penyakit bercak daun atau

Antraknosa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman, jumlah

daun, panjang daun dan lebar daun tidak berbeda nyata antar perlakuan komposisi

pupuk daun, tetapi parameter jumlah anakan pada 23 MSP berbeda nyata antar

perlakuan komposisi pupuk daun. Hal ini diduga semua perlakuan komposisi

pupuk memberikan hasil yang sama baiknya terhadap pertumbuhan vegetatif

anggrek Dendrobium sp.

Komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x

(P2) memberikan hasil jumlah anakan lebih banyak dibandingkan komposisi

pupuk daun lainnya. Kedua komposisi pupuk daun tersebut mengandung semua

unsur hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman anggrek. Unsur-unsur

hara tersebut adalah N, P, K, B, Ca, Co, Cu, Fe, Mg, Mn, Mo, S dan Zn. Dalam

perbanyakan tanaman dengan cara pemisahan anakan diperlukan adanya hara

yang cukup untuk menghasilkan jumlah anakan yang banyak. Semakin banyak

jumlah anakan yang dihasilkan oleh suatu tanaman maka semakin banyak bibit

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pati, Jawa Tengah pada tanggal 15 Januari 1984 dan

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga Bapak Tri Puryono (Alm.)

dan Ibu Sri Purwati.

Tahun 1996 penulis lulus dari SD Negeri Kauman I Juwana, Pati.

Kemudian pada tahun 1999 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 1

Juwana, Pati. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Negeri 1 Pati pada tahun 2002.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002 melalui jalur Undangan

Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).

Dalam rangka mengisi waktu liburan semester genap tahun 2003/2004,

penulis mengikuti kegiatan magang di Balai Pengembangan dan Promosi

(15)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini tanpa adanya hambatan yang berarti. Judul dari penelitian ini adalah

Pengaruh Beberapa Komposisi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu selama melakukan penelitian ini, antara lain :

1. Dr. Ir. Agus Purwito, MSc dan Sintho W. Ardie, SP, MSi selaku dosen

pembimbing I dan pembimbing II skripsi yang telah banyak memberikan

pengarahan dan penjelasan berkaitan dengan penelitian ini.

2. Dr. Ir. Anas D. Susila, MS selaku dosen penguji.

3. Ir. Ketty Suketi, MSi selaku dosen pembimbing akademik.

4. Seluruh staf dan karyawan University Farm, atas pemberian ijin tempat dan

bantuannya dalam pemeliharaan tanaman.

5. Dewi, teman seperjuangan selama penelitian.

6. Orang tua beserta keluarga ”Papa (Alm.), Mama, Ayah, mas Andi, de’ Fatma,

de’ Riza dan de’ Fahmi” atas do’a, kasih sayang, bantuan dan motivasi yang

selalu diberikan.

7. Seluruh warga Horteen ’39 dan warga kost ”Pondok Dewi” yang tidak

mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu.

Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan

sivitas akademika.

Bogor, Agustus 2006

(16)

Judul : PENGARUH BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF ANGGREK

Dendrobium sp.

Nama :

Erna Wahyu Wijaya

NRP

:

A34302008

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Sintho W. Ardie SP, MSi NIP : 131 681 405 NIP : 132 311 728

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr NIP : 130 422 698

(17)

PENGARUH BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK DAUN

TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF

ANGGREK

Dendrobium

sp.

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Erna Wahyu Wijaya A34302008

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan... 2

Hipotesis... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Botani ... 3

Syarat Tumbuh ... 5

Pupuk Daun ... 6

Pemupukan... . 7

Perbanyakan Vegetatif Anggrek ... . 8

BAHAN DAN METODE ... 9

Tempat dan Waktu ... 9

Bahan dan Alat ... 9

Metode Penelitian... 9

Pelaksanaan Penelitian ... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN... 13

Kondisi Umum ... 13

Hasil dan Pembahasan... 15

KESIMPULAN ... 24

Kesimpulan... 24

Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Bentuk Bunga Anggrek Dendrobium sp. var Jiad gold x Booncho gold.... 4

2. Daun Anggrek Dendrobium sp. yang Terserang Antraknosa . ... 13

3. Anggrek Dendrobium sp. Hasil Perlakuan Komposisi Pupuk Daun ... 23

Lampiran

(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Unsur Hara N-P-K yang Diterima Setiap Tanaman

selama 23 Minggu. ... 14

2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun

terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp. ... 15

3. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman

Anggrek Dendrobium sp. ... 16

4. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun

Anggrek Dendrobium sp. ... 17

5. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Panjang Daun

Anggrek Dendrobium sp. ... 19

6. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Lebar Daun

Anggrek Dendrobium sp. ... 20

7. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan

Anggrek Dendrobium sp. ... 21

Lampiran

1. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Tinggi

Tanaman Anggrek Dendrobium sp. ... 29

2. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun

Anggrek Dendrobium sp... 29

3. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Panjang

Daun Anggrek Dendrobium sp. ... 30

4. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Lebar Daun

Anggrek Dendrobium sp... 30

5. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium sp... 31

(21)

7. Rata- rata Kelembaban Udara (RH) Harian dan Bulanan (%)... 31

8. Total Curah Hujan Bulanan (mm) ... 32

9. Komposisi Unsur Makro dan Unsur Mikro dalam Pupuk Daun... 32

10. Persentase Rata-rata Jumlah Daun Terserang Penyakit Antraknosa

(22)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropik yang mempunyai kekayaan alam

dengan beragam tanaman. Salah satu keanekaragamannya berupa tanaman

hortikultura, yang meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias,

baik tanaman hias bunga maupun tanaman hias daun. Salah satu tanaman hias

bunga yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah tanaman anggrek.

Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi.

Bentuk, warna, keragaman jenis dan keawetan bunganya menjadi daya tarik

tersendiri dari spesies tanaman tersebut sehingga banyak diminati oleh konsumen

baik dari dalam maupun luar negeri (Santi, 1992).

Di Indonesia, jenis anggrek yang banyak dibudidayakan adalah

Dendrobium sp. Silangan Dendrobium sp. sebagian besar terdapat di Hawai,

Thailand dan Singapura (Sheehan, 1992). Dendrobium banyak disukai karena

keawetannya dapat mencapai beberapa minggu, perawatannya mudah dan tahan

kering karena memiliki kantung penyimpan (canes).

Dewasa ini permintaan anggrek sebagai bunga potong maupun tanaman

pot semakin meningkat. Volume ekspor anggrek pada tahun 2003 sebesar 638 339

kg, tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 702 173 kg dan volume ekspor

tahun 2005 sebesar 772 390 kg, sedangkan volume impor tahun 2003 sebesar 72

757 kg, tahun 2004 sebesar 157 155 dan tahun 2005 mengalami peningkatan

menjadi 339 455 kg1). Dengan meningkatnya permintaan pasar akan anggrek

dalam bentuk bunga potong dan tanaman pot, maka diperlukan usaha peningkatan

kualitas dan kuantitas penyediaan anggrek dalam jumlah lebih banyak dan

berkesinambungan.

Produksi nasional anggrek pada tahun 2002 berjumlah 4 995 735 tangkai,

tahun 2003 berjumlah 6 904 109 tangkai dan tahun 2004 berjumlah 8 027 720

tangkai. Setiap tahun produksi nasional anggrek mengalami peningkatan, tetapi

produktivitasnya menurun. Produktivitas nasional anggrek sebesar 4.37

tangkai/m2 (tahun 2002), 6 tangkai/m2 (tahun 2003) dan 3.55 tangkai/m2 pada

tahun 20042). Penurunan produktivitas nasional anggrek disebabkan menurunnya

1)

www.litbang.deptan.go.id 2)

(23)

2

jumlah produksi anggrek setiap meter persegi luas lahan yang digunakan untuk

budidaya. Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan produktivitas tanaman

anggrek.

Penyediaan anggrek secara berkesinambungan memerlukan teknik

perbanyakan yang tepat. Perbanyakan anggrek dapat dilakukan dengan pemisahan

anakan. Perbanyakan dengan pemisahan anakan biasanya dilakukan pada tanaman

anggrek simpodial seperti Dendrobium sp. dan sebaiknya dipilih tanaman yang

bebas penyakit (Rimando, 2001). Tanaman akan berpotensi menghasilkan jumlah

anakan yang banyak jika terpenuhi unsur hara bagi pertumbuhannya dan berada

pada kondisi lingkungan optimal. Menurut Widiastoety, Prasetio dan Solvia

(2000), pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan. Komponen iklim seperti cahaya, suhu dan kelembaban serta faktor

lain seperti jenis media dan hara sangat menentukan pertumbuhan tanaman

anggrek.

Anggrek memerlukan adanya pemberian pupuk sebagai penyedia hara

untuk pertumbuhan, perkembangan dan merangsang pembungaan serta

meningkatkan produktivitasnya. Untuk sebagian besar anggrek dan khususnya

anggrek epifit, pemupukan diberikan dalam bentuk larutan. Pada praktek budidaya

anggrek, pemberian pupuk yang berbeda rasio unsur makro secara bergantian

seringkali dilakukan untuk menjaga ketersediaan suplai hara. Hasil penelitian

Ginting, Prasetio dan Sutater (2001) menunjukkan bahwa pemupukan NPK

(25:5:20) 3x diselingi NPK (10:40:15) 1x menghasilkan tanaman yang cenderung

lebih tinggi dibanding tanaman yang dipupuk NPK (25:5:20) 2x diselingi NPK

(10:40:15) 1x.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh beberapa komposisi pupuk

daun terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium sp.

Hipotesis

Setidaknya terdapat satu komposisi pupuk daun yang menghasilkan

(24)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani

Anggrek secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam phyllum

Spermatophyta atau tumbuhan berbiji, kelas Angiospermae atau berbiji tertutup,

subkelas Monocotyledonae atau bijinya berkeping satu, ordo Gynandrae karena

alat reproduksi jantan dan betina bersatu sebagai tugu bunga dan famili

Orcidaceae atau keluarga anggrek (Puspitaningtyas et al., 2003).

Famili anggrek mempunyai 750 genus berbeda dengan 25 000 spesies dan

lebih dari 30 000 kultivar hasil persilangan (Hew dan Yong, 1996). Dendrobium

merupakan salah satu genus anggrek terbesar di Asia (Warren dan Tettoni, 1996).

Nama Dendrobium berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata dendron

artinya pohon dan biein artinya untuk hidup. Secara keseluruhan Dendrobium

berarti tanaman yang hidup pada pohon. Genus Dendrobium diperkenalkan oleh

seorang botanist Swedia, Olaf Swarts pada tahun 1800. Botanist tersebut

mendiskripsikannya dalam sembilan spesies. Dendrobium tumbuh di Asia

Tenggara, Himalaya (Nepal dan Sikkim), Birma, propinsi Moulmein, India Barat

Daya, Ceylon, Malaysia, Filipina, Indonesia, New Guinea, Australia, Cina dan

Jepang (Paul, 1963).

Bentuk daun anggrek bermacam-macam dari sempit memanjang, pensil,

bulat, bulat-lonjong, bulat telur, mata lembing/lanset, jantung dan masih banyak

lagi variasi lainnya. Seperti umumnya tumbuhan monokotil, daun anggrek

memiliki tulang daun yang sejajar dengan helaian daun dan tidak memiliki

pertulangan yang bercabang. Tebal daun bervariasi dari tipis hingga tebal

berdaging (sukulen). Pada setiap bukunya, daun melekat berselang-seling atau

berpasangan dan setiap buku terdapat dua helai daun yang berhadapan

(Puspitaningtyas et al., 2003). Dendrobium mempunyai daun yang tebal (Hew dan

Yong, 1996). Bentuk daun pada Dendrobium bigibbum dan Dendrobium

phalaenopsis hampir sama, bentuk daunnya besar di bagian pangkal dan mengecil

di bagian ujung. Panjang daunnya dapat mencapai 10 cm (LIPI, 1980).

Dilihat dari karakteristik bentuk bunganya, maka bunga dari tanaman

(25)

4

struktur dasar yang sama, yaitu terdiri dari tiga petal dan tiga sepal (Orchid

Society, 1998). Gabungan dari petal dan sepal disebut tepal. Bunga anggrek

biasanya biseksual, terdiri dari dua lingkaran (Paul, 1963). Lingkaran terluar

berbentuk calyx atau sepal dan lingkaran dalam terdiri dari corolla atau petal.

Bentuk petal dan sepal sering tidak teratur. Pembungaan (inflorescence) anggrek

dapat muncul dari ujung batangnya (terminal) atau pada ruas sampingnya (lateral,

axilar) (Puspitaningtyas et al., 2003). Organ reproduktif anggrek terdiri dari style

dan filamen yang merupakan kesatuan bentuk gynostemium atau pistil. Bentuk

dan ukuran organ ini berbeda untuk tiap spesies (Paul, 1963). Berikut adalah

gambar bentuk dan bagian-bagian bunga anggrek Dendrobium sp. var Jiad gold x

Booncho gold.

Gambar 1. Bentuk Bunga Anggrek Dendrobium sp. var Jiad gold x Booncho gold

Ciri lain dari tanaman anggrek Dendrobium sp. adalah mempunyai

pseudobulbs tegak lurus dengan daun dalam dua baris. Pseudobulbs biasanya

membesar pada bagian paling dasar dan bagian tengah. Daun pada bagian paling

bawah dari pseudobulbs adalah kecil atau tidak ada (Orchid Society, 1998).

Dendrobium sp. termasuk dalam tipe anggrek epifit yang dapat tumbuh

pada pohon maupun batu, dengan beberapa akarnya menggantung di udara (Paul,

1963). Akar anggrek epifit umumnya lunak dan mudah patah, ujung runcing,

berklorofil, licin dan memiliki daya lekat. Rambut-rambut pendek yang melekat

pada bagian akar digunakan untuk menyerap air dan hara (Puspaningtyas et al.,

2003).

Sepal tengah

Sepal lateris Sepal lateris

Labellum Petal

Petal

(26)

5

Syarat Tumbuh

Tanaman anggrek memerlukan beberapa persyaratan tumbuh. Solvia dan

Sutater (1997) menyatakan bahwa sebagian jenis anggrek, terutama Dendrobium

dapat tumbuh dan berkembang tergantung pada faktor abiotik (komponen mati)

bahkan beberapa jenis anggrek sangat tergantung pada faktor biotik (lingkungan

hidup).

Kondisi lingkungan yang optimal dibutuhkan oleh tanaman anggrek

karena pertumbuhannya tidak dapat dilepaskan dari kondisi lingkungan setempat.

Kondisi lingkungan setempat seperti pengaturan faktor cahaya, suhu, kelembaban,

jenis media dan pemupukan sangat menentukan pertumbuhan tanaman anggrek

(Widiastoety, Prasetio dan Solvia, 2000). Anggrek Dendrobium memerlukan suhu

udara 26oC - 30oC pada siang hari, 21oC pada malam hari, dengan daerah

ketinggian 0 - 650 mdpl (Stewart, 2000). Kelembaban udara (Relative

Humidity/RH) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anggrek berkisar antara 70% -

80% (Pridgeon, 1992). Anggrek Dendrobium sp. membutuhkan intensitas cahaya

yang berkisar antara 1 000 - 2 500 foot candle atau 10 764 - 26 910 lux

(Widiastoety dan Bahar, 1995).

Cahaya matahari merupakan sumber energi yang sangat penting bagi

kehidupan. Energi matahari sangat penting untuk berlangsungnya proses

fotosintesis dan proses-proses lainnya antara lain dalam membentuk gula, pati,

protein dan lemak (Widiastoety dan Bahar, 1995). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa pada tanaman bila kekurangan cahaya maka proses fotosintesis

menjadi rendah, akibatnya hasil fotosintesis dapat habis terombak oleh proses

respirasi, sehingga tidak ada sisa untuk pertumbuhannya. Hasil penelitian

Widiastoety, Prasetio dan Solvia (2000) menyatakan bahwa penggunaan naungan

55% (7 500 – 27 000 lux) pada anggrek Dendrobium Bali Queen memberikan

produksi bunga tertinggi dibandingkan penggunaan naungan 65% (6 000 – 20 000

lux) dan 75% (3 000 - 7 500 lux).

Pada tanaman dewasa, media tanam berfungsi sebagai tempat berpijak

bagi akar, agar batang semu mampu menyangga tangkai bunga dengan sejumlah

kuntum bunga. Media tanam juga berfungsi untuk menyimpan air dan hara

(27)

6

tanam yang kelembabannya tepat dan relatif konstan dengan cara menggunakan

bahan media yang mempunyai daya mengikat air yang tinggi. Widiastoety dan

Santi (1997) menyatakan bahwa media tanam yang baik harus memenuhi

beberapa persyaratan, yaitu tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit,

mempunyai aerasi baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah

didapat dalam jumlah yang diinginkan dan relatif murah harganya.

Media tanam yang dapat digunakan untuk anggrek antara lain : arang,

sabut kelapa, serat pakis dan sphagnum moss. Hasil penelitian Ginting, Prasetio

dan Sutater (2001) menyatakan bahwa media arang serta campuran arang dengan

sabut kelapa menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif yang sama

baiknya. Tanaman yang ditumbuhkan pada media arang menghasilkan tanaman

yang lebih tinggi. Panjang daun, lebar daun, jumlah daun dan tebal daun

pertumbuhannya cukup seragam pada kedua jenis media yang digunakan.

Di Indonesia, umumnya Dendrobium sp. ditumbuhkan pada media pakis.

Serat pakis yang digunakan berasal dari batang pohon pakis (Sheehan, 1992).

Pakis memiliki hampir semua sifat yang dikehendaki untuk pertumbuhan yang

baik, memiliki cukup kadar hara, kemampuan mengikat airnya baik, pH cukup

asam dan melapuk perlahan-lahan (Sheehan dan Sheehan, 1979).

Pupuk Daun

Pupuk adalah bahan yang memberikan hara pada tanaman. Pupuk

biasanya diberikan melalui tanah, tetapi dapat juga diberikan melalui daun sebagai

larutan (Harjadi, 1996). Pupuk daun adalah pupuk anorganik yang cara

pemberiannya dilakukan dengan penyemprotan ke daun. Kelebihan pupuk daun

dibandingkan dengan pupuk akar adalah penyerapan hara melalui mulut daun

(stomata) berjalan cepat, sehingga perbaikan tanaman cepat terlihat

(Hardjowigeno, 2003).

Pupuk daun merupakan pupuk anorganik yang mengandung unsur makro

dan mikro. Pupuk anorganik dijual dengan berbagai merek dagang dan

mengandung bahan campuran utama yang seimbang, terdiri dari tiga elemen

esensial dasar untuk pertumbuhan dan pembungaan. Ketiga elemen tersebut

(28)

7

yang memberikan N, P dan K disebut pupuk lengkap. Kelas pupuk (grade atau

analisis) merupakan persen dalam berat dari nitrogen (dinyatakan sebagai unsur

N), fosfor (dinyatakan sebagai P2O5) dan kalium (dinyatakan sebagai K2O).Selain

unsur makro, unsur mikro juga memegang peranan penting dalam pertumbuhan

dan perkembangan tanaman walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil

(Harjadi, 1996). Pada umumnya elemen esensial yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain C, O, H, N, P, K, S, Ca, Mg,

Mn, Fe, B, Zn, Cu dan Mo (Edison, 1957).

Pemupukan

Dalam usaha budidya tanaman anggrek, habitatnya tidak cukup mampu

menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk

pertumbuhan. Kebutuhan tanaman anggrek akan hara sama dengan tumbuhan

lainnya, tetapi anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengingat pertumbuhan anggrek sangat

lambat. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk organik

maupun anorganik (Widiastoety dan Santi, 1997).

Anggrek tidak membutuhkan pemberian pupuk khusus, tetapi lebih baik

diberikan dalam bentuk larutan. Menurut Santi (1992), pemupukan lewat daun

pada tanaman anggrek Aranda Lilac akan lebih efektif dan lebih efisien apabila

pupuk diberikan dengan konsentrasi lebih rendah, tetapi intensitas pemberian

pupuk ditingkatkan. Pemberian pupuk pada anggrek itu sendiri dapat dilakukan

pagi atau sore hari. Tetapi menurut Andani dan Purbayanti (1991), pemupukan

pada sore hari lebih efektif dibandingkan pagi hari karena anggrek termasuk

tanaman Crassulacean Acid Metabolism (CAM) yang mana stomata akan terbuka

pada sore hari.

Pemupukan pada anggrek tidak hanya dapat dilakukan dengan

menggunakan satu jenis pupuk, tetapi dapat dilakukan penyelingan dua jenis

pupuk berbeda. Penyelingan beberapa pupuk daun dilakukan untuk melengkapi

komposisi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Setiap jenis pupuk daun

mempunyai kandungan unsur hara yang berbeda. Hasil penelitian Ginting,

(29)

8

diselingi NPK (10:40:15) 1x menghasilkan tanaman yang lebih tinggi dibanding

tanaman yang dipupuk NPK (25:5:20) 2x diselingi NPK (10:40:15) 1x. Hal ini

dikarenakan pupuk yang diberikan dapat mensuplai ketersediaan hara (N-P-K),

yang dilepaskan dari pupuk Hyponex (25:5:20) dan Hyponex (10:40:15) sehingga

dapat menjaga atau memenuhi kebutuhan tanaman selama pertumbuhan. Jumlah

kuntum bunga per tangkai pada perlakuan pupuk NPK (25:5:20) 3x diselingi NPK

(10:40:15) 1x meningkat 50% dibandingkan dengan kontrol atau tanpa pupuk.

Pemberian NPK (25:5:20) 3x diselingi NPK (10:40:15) 1x adalah paling efektif

karena pemberian N tinggi dengan frekuensi yang lebih sering memberikan hasil

yang lebih baik.

Unsur makro N-P-K merupakan unsur penting yang dibutuhkan bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga harus selalu tersedia dalam

tanaman. Pemupukan dengan N yang relatif tinggi dibutuhkan untuk pertumbuhan

tanaman. Pemberian pupuk P dan K yang tinggi dapat meningkatkan

pembungaan. Secara umum pemupukan dengan NPK mempunyai perbandingan

N:P:K (21:21:21) atau dapat digunakan perbandingan dosis NPK yang berbeda

sesuai kebutuhan. Sedangkan untuk meningkatkan pembungaan mempunyai

proporsi P dan K yang lebih tinggi (Orchid Society, 1998).

Perbanyakan Vegetatif Anggrek

Salah satu bagian dari tanaman anggrek yang dapat digunakan dalam

perbanyakan secara vegetatif adalah batang atau pseudobulb. Metode perbanyakan

vegetatif dapat dilakukan dengan cara pemisahan keiki, pemisahan anakan dan

kultur jaringan. Perbanyakan dengan pemisahan anakan biasanya dilakukan pada

tanaman anggrek simpodial seperti : Cattleya, Dendrobium, Paphiopedilum dan

Cymbidium. Anggrek simpodial mempunyai rhizome yang merupakan tempat

tumbuhnya pseudobulb. Pseudobulb tersebut dapat dipisahkan jika dalam satu

rhizome tanaman terdapat minimal tiga sampai empat pseudobulb dan tanaman

dalam kondisi sehat atau utuh.Selanjutnya, pseudobulb tersebut dipotong dengan

(30)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di rumah plastik University Farm Institut

Pertanian Bogor, Darmaga Bogor pada awal bulan Oktober 2005 sampai Mei

2006.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman

anggrek Dendrobium sp. var Jiad gold x Booncho gold. Bibit yang digunakan

berumur + 6 bulan. Rata-rata tinggi tanaman 8 cm, jumlah daun 4 - 5 helai,

memiliki 2 - 3 tunas atau anakan. Rumah untuk percobaan ini menggunakan

naungan berupa paranet 55%.

Media tanam yang digunakan adalah campuran arang kayu dan pakis. Pot

yang digunakan bediameter 15 cm, terbuat dari tanah liat dengan lubang pada

bagian dasar dan sisinya. Jenis pupuk daun yang digunakan adalah NPK

(20-15-15), NPK (6-20-30), NPK (32-10-10), NPK (10-55-10) dan NPK (10-40-15)

dengan konsentrasi masing-masing 2 g.l-1. Beberapa jenis pestisida yang

digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit adalah fungisida (Dithane

M-45 dan Benlate) dan insektisida (Decis 2.5 EC). Alat-alat yang digunakan antara

lain: hand sprayer, timbangan, takaran, termo-hygrometer, luxmeter, meteran dan

alat tulis. Hand sprayer digunakan untuk pemupukan dan pemberian pestisida.

Timbangan untuk menimbang pupuk dan pestisida. Takaran dibutuhkan untuk

menakar banyaknya pupuk dan pestisida yang akan digunakan. Termo-hygrometer

untuk mengukur suhu dan kelembaban udara. Luxmeter digunakan untuk

mengukur intensitas cahaya. Meteran atau penggaris dan alat tulis digunakan saat

pengamatan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

(31)

10

masing-masing perlakuan terdiri dari delapan ulangan sehingga jumlah bibit yang

diperlukan 72 tanaman. Model statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y

ij

=

μ

+

α

i

+

Σ

ij Keterangan :

Yij : Nilai pengamatan (respon) perlakuan pupuk ke-i pada ulangan ke-j

μ : Nilai tengah populasi

αI : Pengaruh perlakuan jenis pupuk pada taraf ke-i

(i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)

Σij : Pengaruh galat percobaan perlakuan pupuk ke-i pada ulangan ke-j

Perlakuan :

P1 : NPK (20-15-15) tiga minggu berturut-turut

diselilingi NPK (10-40-15) satu minggu

P2 : NPK (20-15-15) dua minggu berturut-turut

diselingi NPK (10-40-15) satu minggu

P3 : NPK (20-15-15) satu minggu diselingi NPK (10-40-15) satu minggu

P4 : NPK (32-10-10) tiga minggu berturut-turut

diselingi NPK (6-20-30) satu minggu

P5 : NPK (32-10-10) dua minggu berturut-turut

diselingi NPK (6-20-30) satu minggu

P6 : NPK (32-10-10) satu minggu

diselingi NPK (6-20-30) satu minggu

P7 : NPK (20-15-15) tiga minggu berturut-turut

diselingi NPK (10-55-10) satu minggu

P8 : NPK (20-15-15) dua minggu berturut-turut

diselingi NPK (10-55-10) satu minggu

P9 : NPK (20-15-15) satu minggu

diselingi NPK (10-55-10) satu minggu

Pengolahan data dilakukan dengan uji F pada sistem SAS (Statistical

Analysis System). Setelah diuji F, perlakuan yang berpengaruh nyata diuji dengan

(32)

11

Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Tempat dan Tanaman

Tempat yang digunakan berupa rak-rak dari bambu dan diberi naungan

paranet 55%. Bibit anggrek dipersiapkan sebanyak + 100 tanaman dan dipilih

yang seragam sebanyak 72 tanaman. Tanaman diberi label sesuai dengan

perlakuan yang diberikan kemudian ditata berderet tiga baris secara acak.

Selanjutnya dilakukan pemilihan dan penentuan daun yang akan diamati panjang

dan lebarnya. Daun yang diamati dipilih secara acak dan diberi tanda. Dalam satu

pot tanaman anggrek dipilih dua daun yang diamati setiap satu minggu sekali.

2. Pembuatan Larutan Stok

Dosis pupuk daun yang digunakan 2 g.l-1. Sebelum pengaplikasian pupuk

daun, terlebih dahulu dibuat larutan stok pupuk daun. Larutan stok dibuat dengan

cara menimbang masing-masing pupuk daun sebanyak 200 g kemudian dilarutkan

dalam 1 liter air. Pada saat akan dipergunakan untuk pemupukan, larutan stok

tersebut diambil 10 ml, kemudian diencerkan dengan cara menambah air sampai 1

liter.

3. Aplikasi Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada sore hari sekitar pukul 15.30 – 16.30 WIB,

dengan frekuensi pemberiannya satu minggu sekali (hari Selasa) selama 23

minggu. Pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan perlakuan yang diberikan.

Cara pemupukan dilakukan dengan menyemprotkannya pada seluruh bagian daun

dan media secara merata. Volume semprot yang diberikan setiap pot tanaman

sebanyak + 25 ml.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi penyiraman dan pengendalian gulma serta

pemberantasan hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan satu hari sekali atau

sesuai kebutuhan tanaman. Gulma yang tumbuh di sekitar pot atau tanaman

dibersihkan dengan cara mencabutnya. Dalam pengendalian hama dan penyakit

digunakan fungisida berupa Dithane M-45 dan Benlate serta pemberian

insektisida Decis 2.5 EC, dilakukan seminggu sekali secara bergantian. Cara lain

yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit ini adalah dengan

(33)

12

5. Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali setelah perlakuan (MSP)

mulai dari umur 1 MSP sampai 23 MSP. Pengamatan tersebut meliputi :

1. tinggi tanaman, diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh (cm)

2. panjang daun, diukur dari pangkal atau ketiak daun sampai ujung daun (cm)

3. lebar daun, diukur pada bagian tengah daun terlebar dari daun yang diamati

(untuk parameter ke-2) (cm)

4. jumlah daun, dihitung per tanaman (daun yang sudah membuka sempurna)

5. jumlah anakan

Sebagai data pendukung dilakukan pengukuran RH dan suhu harian (T).

RH dan suhu diukur dengan cara menggantungkan alat Hygrometer di tempat

penelitian, kemudian mencatat RH dan suhunya. Pengamatan dilakukan sehari

tiga kali pada pagi hari (pukul 07.30), siang hari (pukul 12.30) dan sore hari

(pukul 17.30). Menurut Handoko (1993), suhu rata-rata harian dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Trata-rata harian : ((2T07.30) + T12.30 + T17.30)/4

T07.30 : Suhu harian pada pukul 07.30

T12.30 : Suhu harian pada pukul 12.30

T17.30 : Suhu harian pada pukul 17.30

RH merupakan perbandingan antara kandungan tekanan uap air aktual

dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air

sehingga RH dituliskan dalam persen (%). RH rata-rata harian dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

RHrata-rata harian : ((RH07.30) + RH12.30 + RH17.30)/3

RH07.30 : RH harian pada pukul 07.30

RH12.30 : RH harian pada pukul 12.30

(34)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Kondisi tanaman anggrek Dendrobium sp. pada awal perlakuan secara

umum baik dan seragam. Pada 6 MSP sebanyak 61.11% pot tanaman terserang

penyakit. Rata-rata 17.03% daun per pot tanaman menjadi layu, busuk dan pada

akhirnya mati. Hal ini dikarenakan adanya serangan penyakit bercak daun atau

Antraknosa (Gambar 2). Menurut Pirone (1978), gejala penyakit ini terlihat

dengan adanya bercak kekuningan sampai kecoklatan pada daun. Permukaan daun

[image:34.612.186.455.300.420.2]

menjadi lunak dan cekung.

Gambar 2. Daun Anggrek Dendrobium sp. yang Terserang Antraknosa

Penyakit Antraknosa disebarkan oleh patogen Colletotrichum sp. melalui

percikan air hujan atau terbawa angin. Pada bulan November (6 MSP) hujan turun

hampir setiap hari disertai angin dengan total curah hujan 423 mm. Total curah

hujan rata-rata selama penelitian 341 mm/bulan (BMG Stasiun Darmaga). Untuk

mengatasi serangan penyakit tersebut dilakukan pemindahan tanaman ke tempat

yang tidak terkena percikan air hujan saat hujan turun. Pemotongan daun yang

terkena Antraknosa dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan fungisida (Dithane M-45

dan Benlate) dengan dosis masing-masing 2 g.l-1 dan insektisida (Decis 2.5 EC)

dengan dosis 2 ml.l-1, yang diberikan setiap satu minggu sekali secara bergantian.

Penggunaan paranet 55% pada penelitian ini didasarkan pada hasil

penelitian Widiastoety, Prasetio dan Solvia (2000), dimana penggunaan paranet

(35)

14

Bali Queen yang terbaik. Intensitas cahaya aktual pada penelitian ini (3 928 lux)

lebih rendah dibanding intensitas cahaya aktual pada penelitian Widiastoety,

Prasetio dan Solvia (2000) (7 500 – 27 000 lux) maupun intensitas cahaya optimal

untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium (10 764 – 26 910 lux) (Widiastoety dan

Bahar, 1995).

Kondisi iklim selama penelitian menunjukkan adanya fluktuasi suhu dan

kelembaban. Suhu harian berkisar antara 25oC – 32oC dengan rata-rata bulanan

28.67oC (Tabel Lampiran 6). Menurut Stewart (2000), anggrek Dendrobium sp.

memerlukan suhu udara 26oC - 30oC pada siang hari dan 21oC pada malam hari.

RH harian selama penelitian berkisar antara 71% - 93% dengan rata-rata

bulanan 78.52% (Tabel Lampiran 7). Menurut Pridgeon (1992), RH yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium sp. berkisar antara 70% -

80%. Hal ini menunjukkan bahwa suhu dan RH selama penelitian berada pada

kisaran suhu dan RH optimal yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman

[image:35.612.134.506.423.642.2]

anggrek Dendrobium sp.

Tabel 1. Jumlah Unsur Hara N-P-K yang Diterima Setiap Tanaman Selama 23 Minggu

Unsur Hara (g) Perlakuan

N P5O5 K2O

P1 0.230 0.235 0.172

P2 0.195 0.260 0.172

P3 0.175 0.310 0.172

P4 0.303 0.140 0.165

P5 0.277 0.150 0.185

P6 0.225 0.170 0.225

P7 0.205 0.272 0.165

P8 0.195 0.312 0.155

(36)

15

Hasil dan Pembahasan

Tabel 2 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh komposisi

pupuk daun terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium sp. Rekapitulasi

sidik ragam menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang

daun dan lebar daun tidak berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun,

tetapi parameter jumlah anakan pada 23 MSP berbeda nyata antar perlakuan

[image:36.612.133.503.276.635.2]

komposisi pupuk daun.

Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp.

Parameter Pengamatan

Umur Tanaman (MSP)

Komposisi

Pupuk Daun KK (%)

3 tn 23.74

8 tn 19.84

13 tn 26.78

18 tn 21.28

Tinggi Tanaman (cm)

23 tn 20.25

3 tn 21.86

8 tn 23.15

13 tn 14.91

18 tn 13.77

Panjang Daun (cm)

23 tn 13.08

3 tn 16.54

8 tn 16.52

13 tn 10.19

18 tn 8.50

Lebar Daun (cm)

23 tn 8.22

3 tn 17.40

8 tn 19.36

13 tn 19.34

18 tn 16.92

Jumlah Daun

23 tn 18.49

3 tn 20.26

8 tn 20.05

13 tn 17.19

18 tn 17.41

Jumlah Anakan

23 * 19.02

(37)

16

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman tidak

berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun. Tinggi tanaman yang

dihasilkan setiap komposisi pupuk daun mengalami peningkatan dari 3 MSP

sampai 23 MSP (Tabel 3).

[image:37.612.133.507.229.388.2]

Tabel 3. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman Anggrek

Dendrobium sp.

Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP --- cm ---

P1 1.79 3.62 15.54 16.90 18.09

P2 1.79 3.78 15.48 16.49 16.74

P3 1.73 3.74 13.64 15.69 17.49

P4 1.62 3.35 13.09 16.18 17.35

P5 1.82 3.70 14.86 17.98 18.51

P6 1.62 3.46 13.69 16.46 16.74

P7 1.54 3.33 15.38 16.20 16.50

P8 1.51 3.07 10.73 13.10 14.98

P9 1.68 3.71 16.18 17.25 17.91

Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan : tn Tidak berbeda nyata pada uji F dengan taraf 5% * Berbeda nyata pada uji F dengan taraf 5%

Huruf yang sama pada tiap nilai rataan pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%.

Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran,

berat dan jumlah sel. Ukuran tanaman sebagai indikator pertumbuhan dapat dilihat

secara satu dimensi misalnya dengan mengukur tinggi tanaman, dua dimensi

misalnya dengan mengukur total luas permukaan daun dan tiga dimensi misalnya

dengan mengukur volume akar (Lakitan, 1995).

Komposisi pupuk NPK (32-10-10) 2x diselingi NPK (6-20-30) 1x (P5)

mencapai titik kritikal pertumbuhan tinggi tanaman pada 18 MSP (Tabel 3). Titik

kritikal pertumbuhan merupakan suatu titik yang menunjukkan batas antara

pertumbuhan secara cepat dan selanjutnya pertumbuhan melambat.

Komposisi pupuk P5 mengandung unsur hara N sebanyak 0.277

g/tanaman dan unsur hara K sebanyak 0.185 g/tanaman (Tabel 1). Kedua pupuk

tersebut mengandung unsur makro N-P-K dan unsur mikro yang saling

(38)

17

dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak sebagai hara untuk pertumbuhannya.

Semakin tinggi pemberian dosis pupuk N dan K, maka semakin meningkat laju

pertambahan tinggi tanaman.

Nitrogen (N) merupakan unsur yang paling membatasi pertumbuhan

tanaman (Harjadi, 1996) dan unsur utama pendorong pertumbuhan. Nitrogen juga

merupakan bagian dari molekul protein dan enzim, klorofil a dan klorofil b, terdiri

dari asam nukleat dan hormon (Edison, 1957). Unsur N berguna bagi

pembentukan protoplasma yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dalam

pertumbuhan (Solvia dan Sutater, 1997).

Jumlah Daun

Pertumbuhan tanaman tidak hanya ditentukan oleh tinggi tanaman. Tetapi,

ukuran daun yang meliputi jumlah, panjang dan lebar daun dapat dijadikan

sebagai indikator untuk menentukan pertumbuhan tanaman. Pembentukan daun

berawal dari pembelahan sel yang terjadi di dekat apeks tajuk yang kemudian

diikuti primordianya (Salisbury dan Ross, 1995). Dalam pembentukan daun

diperlukan adanya unsur hara yang cukup agar jumlah daun yang dihasilkan

banyak.

[image:38.612.131.507.488.637.2]

Tabel 4. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun Anggrek

Dendrobium sp.

Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP P1 3.75 3.63 3.75 3.63 3.63 P2 3.88 3.63 3.63 3.63 4.00 P3 3.63 3.75 3.38 3.38 3.50 P4 3.50 3.50 3.38 3.50 3.63 P5 4.13 3.75 3.50 3.75 3.75 P6 3.75 3.50 3.88 3.88 3.63 P7 3.13 3.25 2.88 3.13 3.13 P8 3.63 3.25 3.63 3.63 3.63 P9 3.38 3.63 3.38 3.38 3.50

Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan : seperti pada Tabel 3

Tabel 4 menunjukkan bahwa parameter jumlah daun tidak berbeda nyata

(39)

18

mengalami perubahan yang tidak signifikan. Pada 23 MSP komposisi pupuk NPK

(20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x (P2) yang mempunyai kandungan

unsur hara N sebanyak 0.195 g/tanaman (Tabel 1) dapat menghasilkan jumlah

daun 4 helai, sedangkan komposisi pupuk NPK (20-15-15) 3x diselingi NPK

(10-55-10) 1x (P7) yang mempunyai kandungan unsur hara N sebanyak 0.205

g/tanaman (Tabel 1) hanya menghasilkan jumlah daun 3.13 helai. Hal ini diduga,

selama penelitian tanaman yang menerima hara N lebih banyak dapat

meningkatkan kerentanan terhadap serangan penyakit yang menyebabkan daun

layu, busuk dan akhirnya mati sehingga terjadi penurunan terhadap jumlah daun.

Menurut Hardjowigeno (2003), kelebihan N dapat mengurangi daya tahan

tanaman terhadap penyakit.

Selain mengandung unsur hara N-P-K, kedua pupuk daun dalam

komposisi pupuk P2 juga mengandung unsur hara Mg (Tabel Lampiran 9).

Adanya kandungan unsur hara Mg dapat lebih meningkatkan jumlah daun. Hasil

penelitian Supriyadi (2001) menyatakan bahwa tanaman yang diberi pupuk daun

Mg menghasilkan jumlah daun lebih banyak dibandingkan tanpa pupuk Mg.

Menurut Laegreid, Backman dan Kaarstad (1999), unsur Mg merupakan penyusun

pigmen klorofil pada tanaman yang berperan mengambil dan mengubah energi

cahaya menjadi bentuk yang dapat digunakan dalam proses fotosintesis.

Panjang Daun

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa parameter panjang

daun tidak berbeda nyata antar komposisi pupuk daun. Komposisi pupuk NPK

(20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x (P2) mencapai titik kritikal

pertumbuhan panjang daun (13 MSP) lebih cepat dibandingkan komposisi NPK

(20-15-15) 3x diselingi NPK (10-55-10) 1x (P7) yang mencapai titik kritikal

pertumbuhan panjang daun pada 23 MSP (Tabel 5).

Komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x

(P2) selain mengandung unsur hara N-P-K, juga tersedia unsur hara mikro

lengkap. Kandungan unsur mikro dalam pupuk daun NPK (10-40-15) paling

lengkap dibandingkan pupuk daun yang lainnya (Tabel Lampiran 9) karena semua

(40)

19

pada pupuk daun dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Meskipun

kebutuhan tanaman sedikit tetapi kekahatan unsur mikro dapat menghambat

[image:40.612.131.508.195.355.2]

pertumbuhan tanaman3).

Tabel 5. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Panjang Daun Anggrek

Dendrobium sp.

Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP

--- cm ---

P1 1.64 2.81 2.86 2.95 2.96 P2 1.71 2.64 3.08 3.14 3.19 P3 1.64 2.58 2.87 2.94 2.96 P4 1.56 2.74 2.87 2.99 3.01 P5 1.74 2.61 2.98 3.01 3.09 P6 1.54 2.69 2.86 2.89 3.10 P7 1.47 2.46 2.81 2.83 2.96 P8 1.45 2.50 2.67 2.92 2.94 P9 1.60 2.57 2.91 3.01 3.15

Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan : seperti pada Tabel 3

Ukuran daun tanaman dapat ditentukan berdasarkan panjang dan lebar

daun. Ukuran dan ketebalan daun ada yang berbeda diantara spesies yang satu

dengan yang lain, tetapi ada pula yang hampir serupa (Solvia dan Sutater, 1997).

Anggrek Dendrobium sp. var Jiad gold x Booncho gold mempunyai bentuk daun

lanset agak membulat dan lebar sehingga ukuran daun anggrek tidak hanya

ditentukan oleh panjang daun tetapi juga lebar daun.

Lebar Daun

Semua perlakuan komposisi pupuk daun yang diberikan pada anggrek

Dendrobium sp.secara analisis sidik ragam menunjukkan bahwa parameter lebar

daun tidak berbeda nyata antar komposisi pupuk daun. Lebar daun yang

dihasilkan setiap komposisi pupuk mengalami peningkatan dari 3 MSP sampai 23

MSP (Tabel 6).

3)

(41)
[image:41.612.131.507.118.278.2]

20

Tabel 6. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Lebar Daun Anggrek

Dendrobium sp.

Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP --- cm ---

P1 1.48 2.02 2.11 2.20 2.21 P2 1.51 2.17 2.26 2.32 2.36 P3 1.48 1.98 2.20 2.26 2.29 P4 1.42 1.96 2.12 2.22 2.24 P5 1.55 2.19 2.20 2.25 2.29 P6 1.39 2.02 2.14 2.19 2.29 P7 1.36 1.92 2.09 2.18 2.20 P8 1.35 1.86 2.04 2.23 2.26 P9 1.44 1.99 2.08 2.20 2.34

Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan : seperti pada Tabel 3

Komposisi pupuk daun NPK (32-10-10) 2x diselingi NPK (6-20-30) 1x

(P5) mencapai titik kritikal pertumbuhan lebar daun pada 8 MSP, sedangkan

komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 3x diselingi NPK (10-55-10) 1x (P7)

mencapai titik kritikal pertumbuhan lebar daun pada 18 MSP (Tabel 6).

Komposisi pupuk P5 mempunyai kandungan unsur hara K (0.185

g/tanaman) lebih banyak dibandingkan kandungan unsur hara K pada komposisi

pupuk P7 (0.165 g/tanaman). Unsur K mempunyai peranan penting sebagai

katalisator, terutama di dalam penguraian protein menjadi asam amino serta

penyusunan dan pembongkaran karbohidrat (Solvia dan Sutater, 1997). Kalium

juga berperan dalam proses fisiologi tanaman, pembukaan stomata, mengaktifkan

enzim dan mempengaruhi penyerapan unsur-unsur hara lainnya (Hardjowigeno,

2003).

Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 menunjukkan bahwa pupuk NPK berperan

dalam pertumbuhan panjang daun dan lebar daun sehingga dapat lebih cepat

mencapai titik kritikal pertumbuhan. Pemberian hara N-P-K pada tanaman

anggrek Dendrobium sp. lebih efektif diserap melalui daun sehingga dapat

mensuplai ketersediaan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.

Menurut Santi (1992), pemupukan lewat daun pada tanaman anggrek Aranda

Lilac akan lebih efektif dan lebih efisien apabila pupuk diberikan dengan

(42)

21

Panjang daun dan lebar daun berhubungan dengan luas permukaan daun.

Menurut Hidayat (1995), daun merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis

dan proses metabolisme lainnya. Jika luasan daun lebih besar maka kemampuan

daun untuk berfotosintesis semakin besar pula dan karbohidrat yang dihasilkan

juga lebih banyak. Karbohidrat dari proses fotosintesis tersebut akan digunakan

untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Jumlah Anakan

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa parameter jumlah anakan

[image:42.612.133.507.332.479.2]

pada 23 MSP berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun (Tabel 7).

Tabel 7. Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek

Dendrobium sp.

Perlakuan 3MSP 8MSP 13MSP 18MSP 23MSP

P1 2.38 2.50 2.25 2.25 2.50a

P2 2.25 2.38 2.25 2.25 2.50a

P3 2.25 2.25 2.00 2.00 2.00bc

P4 2.25 2.13 2.13 2.13 2.13abc

P5 2.50 2.50 2.13 2.13 2.38ab

P6 2.38 2.38 2.13 2.25 2.13abc

P7 2.25 2.25 2.25 1.88 1.88c

P8 2.50 2.50 2.25 2.25 2.38ab

P9 2.00 2.00 2.00 2.00 2.13abc

Uji F tn tn tn tn *

Keterangan : seperti pada Tabel 3

Pada 3 MSP sampai 18 MSP, jumlah anakan yang dihasilkan oleh

komposisi pupuk daun NPK (20-15-15) 2x diselingi NPK (10-40-15) 1x (P2)

mengalami peningkatan dan penurunan. Pada 23 MSP komposisi pupuk daun

tersebut menghasilkan jumlah anakan lebih banyak dibandingkan komposisi

pupuk daun NPK (20-15-15) 3x diselingi NPK (10-55-10) 1x (P7). Komposisi

pupuk daun P7 menghasilkan jumlah anakan yang relatif konstan pada 3 MSP

sampai 13 MSP dan pada 18 MSP mengalami penurunan jumlah anakan yang

cukup banyak. Menurut Puspitaningtyas et al. (2003), Dendrobium sp. termasuk

(43)

22

setelah mencapai pertumbuhan maksimum maka akan terbentuk tunas anakan

samping.

Komposisi pupuk daun P2 mengandung semua unsur hara yang

dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman anggrek. Pupuk NPK (20-15-15) yang

terdapat dalam komposisi pupuk P2 mempunyai kandungan unsur hara P (0.260

g/tanaman) lebih banyak dibandingkan kandungan unsur hara N (0.195

g/tanaman) dan K (0.172 g/tanaman) yang relatif seimbang (Tabel 1). Fosfor (P)

merupakan unsur esensial untuk fotosintesis, respirasi, pembentukan sel dan

transformasi gula-starch dalam tanaman (Edison, 1957). Unsur ini sangat

dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan bagian dari molekul

fosfat, nukleotida, asam nukleat, fosfolipid dan koenzim yang penting untuk

metabolisme tanaman (Salisbury dan Ross, 1969). Dalam proses pembentukan

dan perkembangan anakan dibutuhkan hara dalam jumlah relatif besar (Edmond et

al., 1983).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan unsur hara

dalam setiap komposisi pupuk daun yang diterima oleh tanaman memberikan

hasil yang sama baiknya terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Hal ini diduga,

perbedaan kandungan unsur hara antar komposisi pupuk daun masih relatif kecil

sehingga pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun

tidak berbeda nyata antar komposisi pupuk daun. Menurut Dwidianthy (2003),

pemberian pupuk daun secara terus-menerus akan memberikan respon tanaman

terhadap pemupukan semakin baik dan pada akhirnya proporsi unsur hara yang

tersedia bagi tanaman juga meningkat, dengan demikian akan mempengaruhi

pertumbuhan tanaman.

Dalam perbanyakan tanaman dengan cara pemisahan anakan diperlukan

adanya hara yang cukup untuk menghasilkan jumlah anakan yang banyak.

Semakin banyak jumlah anakan yang dihasilkan oleh suatu tanaman maka

semakin banyak bibit atau tanaman baru yang dapat diperbanyak. Menurut

Rimando (2001), pemisahan anakan anggrek menjadi tanaman baru dapat

dilakukan jika minimal terdapat tiga sampai empat pseudobulb. Selanjutnya

(44)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun

anggrek Dendrobium sp. tidak berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk

daun, tetapi pada 23 MSP jumlah anakan anggrek Dendrobium sp. berbeda nyata

antar perlakuan komposisi pupuk daun. Komposisi pupuk daun memberikan hasil

yang sama baiknya terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium sp.

Saran

Untuk penelitian selanjutnya perlu diperhatikan jumlah kandungan hara

yang diperlukan setiap tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Selain

itu juga perlu diperhatikan kondisi lingkungan optimal untuk pertumbuhan

anggrek Dendrobium sp. Anggrek Dendrobium sp. sebaiknya ditempatkan pada

kondisi lingkungan dengan intensitas cahaya optimal yang diperlukan bagi

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Andani, S. dan Purbayanti. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman (terjemahan). Gajah Mada Press, Yogyakarta. 421 hal.

Dwidianthy, Y. 2003. Pengaruh Jenis Media Tanam dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Mawar (Rosa hibrida L. var. Princess). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 42 hal.

Edmond, J. B., T. L. Seen, F. S. Andrews and R. S. Halfacre. 1983. Fundamental of Horticulture. Mc. Graw Hill Inc. New York. 560 p.

Edison, T. A. 1957. Fundamental of Horticulture Third Edition. Mc. Graw-Hill Book Company, USA. 456p.

Ginting, B., W. Prasetio dan T. Sutater. 2001. Pengaruh cara pemberian air, media dan pemupukan terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium sp. J.Hort. 11(1) : 22-29.

Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya, Jakarta. 192 hal.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta. 286 hal.

Harjadi, S. S. 1996. Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 195 hal.

Hew, C. S. dan J. W. H. Yong. 1996. The Physiology of Tropical Orchid in Relation to The Industry. Department of Botany National University of Singapore, Singapore. 331 p.

Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB, Bandung. 275 hal.

Laegreid, M., O. C. Backman and O. Kaarstad. 1999. Agriculture Fertilizers and The Enviroment. CABI Publishing, USA. 294 p.

Lakitan, B. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 218 hal.

LIPI-Lembaga Biologi Nasional. 1980. Jenis-jenis Anggrek. Balai Pustaka, Jakarta. 135 hal.

Orchid Society of South East Asia. 1998. Orchid Growing In The Tropics. Timber Press, Malaysia. 207 p.

(46)

26

Pirone, P. P. 1978. Diseases and Pests of Ornamental Plants 5th Ed. A Wiley-Intersciense Publication, New York. 566 p.

Pridgeon, A. 1992. The Illustrated Encyclopedia of Orchid. Timber Press, Inc. North Amerika. 304 p.

Puspaningtyas, D. M., S. Mursidawati, Sutrisno dan J. Asikin. 2003. Anggrek Alam di Kawasan Konservasi Pulau Jawa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Bogor, Bogor. 164 hal.

Rimando, T. J. 2001. Ornamental Horticulture A Little Giant in The Tropics. SEAMEO SEARCA, Los Banos. 333 p.

Salisbury, F. B. and C. W. Ross. 1969. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Company Inc. California. 747 p.

---. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 (Terjemahan). ITB, Bandung. 343 hal.

Santi, A. 1992. Pengaruh beberapa pupuk daun terhadap pertumbuhan anggrek

Lilac. J.Hort. 3(2) : 28-30.

Sheehan, T. J. 1992. Orchid. In : Roy, A. L. (ed). Introduction to Floriculture 2nd ed, p. 113-142. Academic Press, New York.

Sheehan, T. dan M. Sheehan. 1979. Orchid Genera Illustrated. Van Nostrand Reinhold Co., A Division of Litton Educational Publishing, Inc. New York, USA. 636 p.

Solvia, N dan T. Sutater. 1997. Bioekologi tanaman anggrek Dendrobium. Buku Komoditas (3) : 1-13. Balai Penelitian Tanaman Hias. 71 hal.

Stewart, J. 2000. Orchid Revised Editions. Timber Press, Portland.

Supriyadi, L. 2001. Pengaruh Pemberian Pupuk Mg terhadap Pertumbuhan Lidah Buaya (Aloe Vera linn) yang Ditanam pada Beberapa Perimbangan Dosis Pupuk N dan K. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 30 hal.

Sutater, T. 1992. Dosis pupuk N dan K pada tanaman krisan Chrysanthemum morifolium. J. Hort. 2(2) : 1-4.

(47)

27

Wasito, A. and R. Tedjasarwana. 2003. Peningkatan mutu bunga dan produktivitas dua kultivar sedap malam dengan pemupukan N, P dan K. J.Hort. 13(3) : 177-181.

Widiastoety, D dan F. A. Bahar. 1995. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium. J.Hort. 5(4) : 72-75.

Widiastoety, D dan A. Santi. 1997. Pembibitan dan budidaya anggrek. Buku Komoditas (3) : 21-27. Balai Penelitian Tanaman Hias. 71 hal.

Widiastoety, D., W. Prasetio dan N. Solvia. 2000. Pengaruh naungan terhadap produksi tiga kultivar bunga anggrek Dendrobium. J.Hort. 9(4) : 302-306.

http://www.deptan.go.id/pusat data dan informasi pertanian/sub sektor tanaman pangan dan hortikulturan/komoditas anggrek.html. Tanggal akses 12 Juni 2006.

http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/file/0104.ANGGREK.pdf. Tanggal akses 16 Juni 2006.

(48)
(49)
[image:49.612.133.507.118.355.2] [image:49.612.134.505.417.655.2]

29

Tabel Lampiran 1. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman Anggrek Dendrobium sp.

Umur Tanaman

(MSP)

Sumber

Keragaman db JK KT F Hit Pr>F

KK (%) 3 Pupuk Galat Total 8 63 71 0.80 10.01 10.81 0.10 0.16

0.63 0.75 23.74

Pupuk 8 3.78 0.47 0.96 0.47 19.84

Galat 63 30.89 0.49

8

Total 71 34.67

Pupuk 8 183.70 22.96 1.57 0.15 26.78

Galat 63 922.21 14.64

13

Total 71 1105.91

Pupuk 8 117.97 14.75 1.23 0.29 21.28

Galat 63 753.25 11.96

18

Total 71 871.22

Pupuk 8 71.71 8.96 0.74 0.65 20.25

Galat 63 759.07 12.05

23

Total 71 830.78

Tabel Lampiran 2. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun Anggrek Dendrobium sp.

Umur Tanaman

(MSP)

Sumber

Keragaman db JK KT F Hit Pr>F

KK (%) 3 Pupuk Galat Total 8 63 71 5.36 25.25 30.61 0.67 0.40

1.67 0.12 17.40

Pupuk 8 2.25 0.28 0.60 0.78 19.36

Galat 63 29.62 0.47

8

Total 71 31.88

Pupuk 8 5.36 0.67 1.47 0.18 19.34

Galat 63 28.62 0.45

13

Total 71 33.99

Pupuk 8 3.25 0.41 1.13 0.35 16.92

Galat 63 22.62 0.36

18

Total 71 25.88

Pupuk 8 3.44 0.43 0.97 0.46 18.49

Galat 63 27.88 0.44

23

(50)
[image:50.612.130.507.119.353.2] [image:50.612.131.506.426.664.2]

30

Tabel Lampiran 3. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Panjang Daun Anggrek Dendrobium sp.

Umur Tanaman

(MSP)

Sumber

Keragaman db JK KT F Hit Pr>F

KK (%) 3 Pupuk Galat Total 8 63 71 0.64 7.64 8.29 0.08 0.12

0.66 0.72 21.86

Pupuk 8 2.00 0.25 0.65 0.73 23.15

Galat 63 24.37 0.39

8

Total 71 26.38

Pupuk 8 0.82 0.10 0.56 0.80 14.91

Galat 63 11.59 0.18

13

Total 71 12.4

Pupuk 8 0.49 0.06 0.37 0.93 13.77

Galat 63 10.48 0.17

18

Total 71 10.98

Pupuk 8 0.58 0.07 0.46 0.88 13.08

Galat 63 9.95 0.16

23

Total 71 10.53

Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Lebar Daun Anggrek Dendrobium sp.

Umur Tanaman

(MSP)

Sumber

Keragaman db JK KT F Hit Pr>F

KK (%) 3 Pupuk Galat Total 8 63 71 0.31 3.58 3.90 0.04 0.06

0.69 0.70 16.54

Pupuk 8 0.31 0.04 0.69 0.70 16.54

Galat 63 3.58 0.06

8

Total 71 3.90

Pupuk 8 0.31 0.04 0.81 0.60 10.19

Galat 63 2.98 0.05

13

Total 71 3.29

Pupuk 8 0.12 0.02 0.42 0.90 8.50

Galat 63 2.26 0.04

18

Total 71 2.38

Pupuk 8 0.19 0.02 0.70 0.69 8.22

Galat 63 2.21 0.04

23

(51)
[image:51.612.132.506.118.358.2] [image:51.612.133.512.419.539.2] [image:51.612.134.506.582.703.2]

31

Tabel Lampiran 5. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium sp.

Umur Tanaman

(MSP)

Sumber

Keragaman db JK KT F Hit Pr>F

KK (%) 3 Pupuk Galat Total 8 63 71 1.53 13.75 15.28 0.19 0.22

0.87 0.54 20.26

Pupuk 8 2.03 0.25 1.17 0.33 20.05

Galat 63 13.62 0.22

8

Total 71 15.65

Pupuk 8 0.69 0.09 0.63 0.74 17.19

Galat 63 8.62 0.14

13

Total 71 9.32

Pupuk 8 1.25 0.16 1.14 0.34 17.41

Galat 63 8.62 0.14

18

Total 71 9.88

Pupuk 8 3.19 0.40 2.24* 0.04 19.02

Galat 63 11.25 0.18

23

Total 71 14.44

Keterangan : * Berbeda nyata pada taraf uji 5%

Tabel Lampiran 6. Rata- rata Suhu Harian dan Bulanan (oC)

Rata-rata Suhu (oC) Bulan

07.30 12.30 17.30 Min Max

Rata-rata Suhu Harian (oC)

Desember 26.45 31.26 30.19 20 34 28.59

Januari 26.60 31.70 30.30 25 34 28.80

Februari 26.66 34.89 30.43 26 37 29.66

Maret 25.46 32.57 29.89 24 40 28.35

April 25.38 35.24 28.94 23 39 28.74

Mei 24.50 34.17 28.39 24 40 27.89

Rata-rata Suhu Bulanan (oC) 28.67

Tabel Lampiran 7. Rata- rata Kelembaban Udara (RH) Harian dan Bulanan (%)

Rata-rata RH (%) Bulan

Gambar

Gambar 1. Bentuk Bunga Anggrek Dendrobium sp. var Jiad gold x Booncho gold
Gambar 2. Daun Anggrek Dendrobium sp. yang Terserang Antraknosa
Tabel 1. Jumlah Unsur Hara N-P-K yang Diterima Setiap Tanaman Selama 23 Minggu
Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hifema adalah keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang

Setelah menguraikan beberapa ayat mengenai ketenangan hati dalam Alquran yang diwakilkan dengan menggunakan lafadz saki>nah dan ithma‟innah karena dalam beberapa referensi

Perencanaan tulangan utama kolom menggunakan metode grafik kapasitas beton berdasarkan CUR 4 dilihat dari besarnya beban aksial dan momen yang bekerja, sedangkan untuk

Dalam memahami pelaku dosa, Abû H{anîfah menyatakan bahwa orang mukmin yang melakukan dosa besar tidak termasuk kafir karena iman sudah mereka sandang...

Di tengah dorongan yang semakin menguat dalam wilayah studi Islam sebagai bagian dari studi agama untuk menggiatkan penelitian/ studi kawasan, khususnya di

Produktivitas ini berasal dari detritus organik yang merupakan bahan dasar penghasil unsur hara yang penting bagi kelangsungan jaring-jaring makanan bagi

Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara metode persalinan dengan IMD (RR=4,9; 95% CI=2,16-11,31), artinya proporsi IMD lebih besar 4,9

To build a research culture, schools need to use creativity in discovering the needs of their researchers, setting priorities for support, developing support