RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Branti, Lampung Selatan pada tanggal 03 Juli 1989. Penulis
adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Suwito dan Widaningsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Eka Dyasa Branti Raya, Lampung
Selatan pada tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah
dasar di SDN 2 Branti Raya yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah lanjutan
tingkat pertama SLTPN 1 Natar yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMUN 1 Natar pada tahun
2007. Di tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi
Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)
Pada Tahun 2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul
PengaruhJenis Pupuk Daun dan Benziladenin (BA) Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek Dendrobium. Shalawat dan salam semoga
senantiasa dihaurkan untuk junjungan seluruh umat manusia Rasulullah
Muhammad SAW.
Dalam penulisan skripsi ini telah banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dari
banyak pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus
kepada:
1. Ibu Ir. Sri Ramadiana, M.Si. sebagai Pembimbing Utama yang memberikan
ilmu, nasehat, saran, dorongan dan bimbingannya selama penulis melakukan
penelitian hingga penulisan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Rugayah, M.P. sebagai Pembimbing Kedua dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan, dan
bimbingan skripsi kepada penulis.
3. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. sebagai Pembahas yang telah memberikan
ilmu, nasehat, saran, dorongan dan masukan guna menyempurnakan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. selaku Ketua Jurusan
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
6. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya Jurusan
Budidaya Pertanian Program Studi Hortikultura, yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi.
7. Bapak (Suwito), Ibunda (Widaningsih), Kakak penulis ( Melia Puja Kesuma,
S.Pd.), adik penulis (Ayu Nevada), dan keluarga besar penulis, atas do’a,
motivasi, kasih sayang, kesabaran, dan dukungan dalam segala hal kepada
penulis.
8. Sahabat seperjuangan selama penelitian dan penulisan skripsi: Annisa Ayu
Fitri atas kebersamaan, motivasi, bantuan, saran dan dukungan yang diberikan.
9. Sahabat penulis : Fadhlina Sosiawati, S.P., Heni Juniyanti, S.P., Ria Riski
Irawan, Widiarti, Hasyiatun Yulia K.
10. Rekan-rekan di Laboratorium Mbak Yane, Kak Eko, Bang Yoga, Lia
Kristianti, S.P., Arum Jayanti, S.P., Eka Purnama Sari, S.P, dan Vincentia
Atika, S.P.
11. FORMATIN : Enggalih Melatri, S.P., Bagus Prambudi, Anggi Setyawan, S.P.,
Echa Desta Sagita, Akhmad komarudin, S.P, Tambat Arifin.
12. Tema-teman Hortikultura 2007 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per
satu atas semangat, kebersamaan, keceriaan, dan persaudaraannya selama ini
Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya, serta penulis berharap semoga Alloh SWT membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesain skripsi ini.
Bandar Lampung, Mei 2012
Penulis,
ABSTRACT
EFFECT OF LEAF FERTILIZER AND BENZILADENIN (BA) ON GROWTH AND FLOWERING ORCHID DENDROBIUM
By
Suvy Ethikasari
Dendrobium is a genus of orchids are much in demand for its beautiful flowers and species diversity. Orchid production is achieved with good cultivation, one with the use of fertilizers and plant growth regulators (PGR) to obtain orchid growth and flowering of good. This study aims to determine (1) the type of fertilizer Rosasol which produces the best response to the growth and flowering orchid Dendrobium, (2) the effect of giving the BA on the growth and flowering orchid Dendrobium, (3) the presence or absence of interaction between foliar fertilizer delivery Rosasol and BA in affects growth and flowering of Dendrobium orchids.
The research was conducted in the greenhouse of the Faculty of Agriculture, University of Lampung months from February to October 2011. The experiment was conducted with complete randomized design with the first factor is the type of leaf fertilizer, which is Rosasol-N (h1), Rosasol-P (h2) and the second factor, Benziladenin (BA), ie without BA (b0) and 100 mg / l BA (b2).
The results showed that treatment of leaf fertilizer-P or alternate Rosasol N- RosasolP produces a better response than Rosasol-N on growth and flowering of Dendrobium orchids indicated by the addition of high, increasing the number of segments, length of panicle, and number of flowers, concentration of 100 mg / l BA gave the best response Dendrobium orchids indicated by the addition of variable height, and there is interaction between the type of fertilizer Rosasol leaf-P and without BA in the growth and flowering of Dendrobium orchids shown in the addition of a variable number of segments.
ABSTRAK
PENGARUH JENIS PUPUK DAUN DAN BENZILADENIN (BA) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN ANGGREK
DENDROBIUM
Oleh
Suvy Ethikasari¹, Sri Ramadiana², Rugayah³
Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek yang banyak diminati karena keindahan bunga dan keanekaragaman spesiesnya. Produksi bunga anggrek dicapai dengan usaha budidaya yang baik, salah satunya dengan penggunaan pupuk dan zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk memperoleh pertumbuhan dan pembungaan anggrek yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis pupuk Rosasol yang menghasilkan tanggapan terbaik pada pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium, (2) pengaruh pemberian BA terhadap
pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium, (3) ada atau tidaknya interaksi antara pupuk daun Rosasol dan pemberian BA dalam mempengaruhi pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Februari-Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan teracak sempurna dengan faktor pertama adalah jenis pupuk daun, yaitu Rosasol-N (h1), Rosasol-P (h2) dan faktor kedua, Benziladenin (BA), yaitu tanpa BA (b0) dan 100 mg/l BA (b2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun Rosasol- P atau alternate Rosasol N- Rosasol P menghasilkan respon yang lebih baik dibandingkan Rosasol-N pada pertumbuhan dan pembungaan anggrek
Dendrobium yang ditunjukkan oleh penambahan tinggi, penambahan jumlah ruas, panjang malai, dan jumlah kuntum bunga, konsentrasi 100 mg/l BA memberikan respon terbaik anggrek Dendrobium yang ditunjukkan oleh variabel penambahan tinggi, dan terdapat interaksi antara jenis pupuk daun Rosasol-P dan tanpa BA dalam pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium yang ditunjukkan pada variabel penambahan jumlah ruas.
viii
e. Persentase bertunas ... 30
f. Tinggi tunas baru ... 31
g. Jumlah ruas tunas baru ... 31
h. Jumlah daun tunas baru ... 32
i. Lebar daun tunas baru ... 32
j. Panjang daun tunas baru ... 32
4.1.2 Pengamatan pada Variabel Generatif ... 35
a. Persentase berbunga ... 35
b. Waktu muncul bunga ... 35
c. Waktu mekar bunga ... 36
d. Lama mekar bunga ... 36
e. Panjang malai ... 38
f. Jumlah kuntum bunga ... 39
4.2 Penampilan bunga hasil silangan ... 40
4.3 Pembahasan ... 42
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
5.1 Kesimpulan ... 48
5.2 Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
ix DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi pupuk N, P, dan K pada setiap fase pertumbuhan
anggrek ... 14
2. Rekapitulasi hasil analisis ragam untuk pengaruh jenis pupuk daun dan BA pada variabel pengamatan pertumbuhan dan pembungaan
anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 25
3. Pengaruh perlakuan jenis pupuk daun Rosasol dan
Benziladenin pada pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 34
4. Pengaruh perlakuan jenis pupuk daun Rosasol dan
Benziladenin pada pertumbuhan generatif anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 37
5. Hasil pengamatan pengaruh jenis pupuk daun dan BA terhadap penambahan tinggi tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 54
6. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data penambahan tinggi tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 54
7. Analisis ragam untuk data penambahan tinggi tanaman anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 55
8. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap penambahan jumlah ruas tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 55
9. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data penambahan jumlah ruas tanaman anggrek
x 10. Analisis ragam untuk data penambahan jumlah ruas
tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah
aklimatisasi ... 56
11. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap lebar daun tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 57
12. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data lebar daun tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 57
13. Analisis ragam untuk data lebar daun tanaman anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 58
14. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap panjang daun tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 58
15. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data panjang daun tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 59
16. Analisis ragam untuk data panjang daun tanaman anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 59
17. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap persentase bertunas tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 60
18. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data persentase bertunas tanaman anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 60
19. Analisis ragam untuk data persentase bertunas tanaman
anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 61
20. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA
terhadap tinggi tunas baru tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 61
21. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data tinggi tunas baru tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 62
22. Analisis ragam untuk data tinggi tunas baru tanaman
xi 23. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap
jumlah ruas tunas baru tanaman anggrek Dendrobiu
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 63
24. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data jumlah ruas tunas baru tanaman
anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 63
25. Analisis ragam untuk data jumlah ruas tunas baru pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah
aklimatisasi ... 64
26. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA
terhadap jumlah daun tunas baru tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 64
27. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data jumlah daun tunas baru tanaman anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 65
28. Analisis ragam untuk data jumlah daun tunas baru pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 65
29. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA
terhadap lebar daun tunas baru tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 66
30. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data lebar daun tunas baru tanaman
anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 66
31. Analisis ragam untuk data lebar daun tunas baru pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 67
32. Data transformasi pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap panjang daun tunas baru tanaman anggrek Dendrobium √(x+0,5) umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 67
33. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data panjang daun tunas baru tanaman
anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 68
34. Analisis ragam untuk data panjang daun tunas
baru pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
xii 35. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA
terhadap persentase berbunga tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 69
36. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji
homogenitas ragam untuk data persentase berbunga tanaman
anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 69
37. Analisis ragam untuk data persentase berbunga pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 70
38. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap waktu muncul bunga tanaman
anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 70
39. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data waktu muncul bunga tanaman
anggrek Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 71
40. Analisis ragam untuk data waktu muncul bunga pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 71
41. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk
dan BA terhadap waktu mekar bunga tanaman anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 72
42. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data waktu mekar bunga tanaman anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 72
43. Analisis ragam untuk data waktu mekar bunga pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 73
44. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA
terhadap lama mekar bunga tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 73
45. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data lama mekar bunga tanaman anggrek
Dendrobium ... 74
46. Analisis ragam untuk data lama mekar bunga pada
tanaman anggrek Dendrobium Analisis ragam untuk data
xiii 47. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA
terhadap panjang malai tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 75
48. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas
ragam untuk data panjang malai tanaman anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 75
49. Analisis ragam untuk data panjang malai pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
setelah aklimatisasi ... 76
50. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk dan BA
terhadap jumlah kuntum tanaman bunga anggrek Dendrobium
umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 76
51. Pengaruh jenis pupuk dan BA terhadap uji homogenitas ragam untuk data jumlah kuntum bunga tanaman anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 77
52. Analisis ragam untuk data jumlah kuntum bunga pada tanaman anggrek Dendrobium umur 28 bulan
xiv DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Indukan anggrek yang digunakan untuk persilangan ... 19
2. Bahan tanam yang digunakan pada penelitian merupakan hasil
silangan yang telah berumur 20 bulan setelah aklimatisasi ... 20
3. Pengaruh jenis pupuk daun pada penambahan tinggi
tanaman anggrek Dendrobium ... 26
4. Pengaruh Benziladenin pada penambahan tinggi tanaman
anggrek Dendrobium ... 27
5. Pengaruh pemberian jenis pupuk daun Rosasol pada variabel penambahan jumlah ruas pada tanaman anggrek
Dendrobium pada masing-masing pemberian BA ... 28
6. Penampakan pengaruh jenis pupuk daun Rosasol
dan Benziladenin terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek
Dendrobium umur 28 bulan setelah aklimatisasi ... 29
7. Pengaruh jenis pupuk daun pada panjang malai tanaman
anggrek Dendrobium ... 38
8. Pengaruh jenis pupuk daun pada jumlah kuntum bunga
tanaman anggrek Dendrobium ... 39
9. Beberapa indukan anggrek Dendrobium silangan yang digunakan
pada penelitian ... 41
10. Penampakan bunga pada tanaman anggrek Dendrobium silangan selama penelitian pada anggrek berumur 28 bulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://ph.groups.yahoo.com/group/agromania/message/19871. Diakses pada tanggal 10 Februari 2011.
Anonim. http://nusaanggrek.blogspot.com/2009/03/pertumbuhan-anggrek-dendrobium-sp.html. Diakses pada tanggal 10 Februari 2011.
Gunawan, L.W. 2005. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 91 hlm.
Harjadi, S. S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hlm.
Hew, C. S., dan J. W. H. Yong. 2004. The Physiology of Tropical Orchids in Relation to the Industry. Word Scientific. Singapore. 2004. 510 hlm.
Indradewa, D, S. Harsono dan U. Khoir. 2001. Pengaruh waktu Aplikasi dan Konsentrasi Pupuk Daun Terhadap Proses Fisiologis dan Pertumbuhan Anggrek Dendrobium. Ilmu Pertanian Vol. 8 No. 2. 76-82.
Kesuma, C. 2006. Induksi Protocorm-Like Bodies (Plbs) Dari Eksplan Potongan Daun dan Induksi Tunas Dari Eksplan Mata Tunas Tanggkai Bunga Anggrek Phalaenopsis sp. Pada Media ½ MS Dengan Berbagai Konsentrasi
Benziladenin (BA). (Skripsi). Universitas Lampung
Lestari, S. S. 2002. Mengenal dan Bertanam Anggrek. CV. Aneka Ilmu. Semarang. 124 hlm.
Lingga, P dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hlm.
Parnata, A. S. 2005. Panduan Budidaya dan PerawatanAnggrek. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 194 hlm.
Pohan, Y. 2005. Pengaruh Beberapa Macam Pupuk Daun Pada Produksi Dua Varietas Anggrek Dendrobium Silangan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 69 hlm.
Ramadiana. S, Yusnita, D. Hapsoro dan A. Setiyani. 2006. Pengaruh Beberapa Macam Pupuk Daun Pada Pembungaan Tujuh Kultivar Anggrek Dendrobium. Penelitian Hibah Kompetitif 2. Pertanian Universitas Lampung.
Salisburry, F. Dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Diterjemahkan oleh Lukman, D., dan Sumaryo. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung. 241 hlm.
Sandra, Edhi. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta. 2006
Sutiyoso, Y. 2003. Anggrek Potong Dendrobium. Penebar Swadaya. Jakarta. 63 hlm.
Sutiyoso, Yos dan B. Sarwono. 2006. Merawat Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 72 hlm.
Tirta, I. G. 2006. Pengaruh Beberapa Jenis Media Tanam dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Jamrud (Dendrobium macrophyllum A. Rich.). Jurnal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 7 (1) : 81—84.
Redaksi Trubus. 2005. Trubus Info Kit Anggrek Dendrobium Vol. 01. PT Trubus Swadaya. Jakarta. 218 hlm.
Wardiana, R. 2006. Tanggapan Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Bulan
(Phalaenopsis sp.) Terhadap Berbagai Macam Media Tanam Dan Aplikasi Empat Macam Pupuk Daun. (Skripsi). Universitas Lampung. 60 hlm.
Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor Bekerja Sama Dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB. 145 hlm.
Wati, Indah. 2009. Pengaruh Jenis Pupuk, Frekuensi Pemupukan, Vitamin B1 dan Benziladenin (BA) Pada Aklimatisasi dan Pembesaran Bibit Anggrek
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Alloh SWT, atas limpahan berkat dan
rahmat-Nya jualah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya sederhana penuh perjuangan dan kesabaran
ini sebagai ungkapan rasa sayangku dan baktiku kepada :
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mencurahkan rasa sayang tanpa
henti, yang selalu mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang
terbaik, serta dalam doa dan sujud selalu menantikan keberhasilanku
dengan sabar dan pengertian.
Kakak dan adik tersayang serta semua keluarga besarku atas rasa
sayang, doa, perhatian, pengertian, pengorbanan, dan dorongan
semangat yang tulus, serta persaudaraan yang tak tergantikan.
1
I.PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Anggrek merupakan tanaman dengan bunga yang cukup indah, menarik dan banyak
penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran
bunga yang bermacam-macam dengan ciri-ciri unik menjadi daya tarik anggrek.
Kurang lebih 5000 jenis anggrek terdapat di Indonesia (Darmono, 2003). Dari ribuan
jenis anggrek yang ada di Indonesia, jenis-jenih dari beberapa genus memiliki nilai
komersial tinggi seperti genus Dendrobium, Vanda, Phalaenopsis, Cattleya,
Oncidium, Renanthera, Aranda, dan Cymbidium. Dendrobium merupakan jenis
Anggrek yang umum dibudidayakan, karena menghasilkan bunga yang menawan,
bentuk yang khas, aneka jenis warna dan memiliki mahkota bunga yang unik
(Sutiyoso, 2004).
Bunga merupakan unsur terpenting untuk tanaman anggrek yang memiliki struktur
dasar sudah baku, terdiri dari tiga kelopak (sepal) dan tiga tajuk bunga (petal). Salah
satu petal berubah menjadi bibir bunga atau labellum. Bagian inilah yang menjadi
ciri khas bunga anggrek sehingga membedakan dengan famili tanaman berbunga
2
Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan produksi bunga anggrek dicapai
dengan usaha perbanyakan tanaman secara efisien. Salah satunya dengan
penggunaan pupuk dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk memperoleh
pembungaan anggrek yang efisien.
Pupuk merupakan penyedia nutrisi bagi anggrek yang sangat penting. Media tanam
untuk anggrek umumnya tidak dapat menyimpan dan menyediakan hara bagi
tanaman. Sehingga pemupukan yang rutin merupakan keharusan dalam budidaya
anggrek. Penggunaan pupuk majemuk dapat menyediakan unsur hara makro dan
mikro yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhan maupun perkembangannya.
Pupuk Rosasol-N dan Rosasol-P masing-masing merupakan pupuk daun lengkap
dengan kandungan N dan P tinggi. Rosasol-N memiliki fungsi utama untuk
merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman awal dan pertumbuhan secara
keseluruhan sedangkan Rosasol-P berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
generatif tanaman dan mempercepat pembungaan (Trubus,).
Diantara berbagai macam Zat Pengatur Tumbuh, BA memberi suatu efek konsisten
pada induksi pembungaan anggrek. BA merangsang pembungaan Aranda Deborah,
Dendrobium Louisae Dark dan Aranthera James Storie. Lebih baru-baru ini, BA
telah pula memberi efek pembungaan pada anggrek monopodial (Hew dan Yong,
2004).
Pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) pada masa anggrek remaja diharapkan dapat
3
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Jenis pupuk Rosasol manakah yang menghasilkan tanggapan terbaik terhadap
pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium?
2. Bagaimana pengaruh pemberian Benziladenin (BA) terhadap pertumbuhan dan
pembungaan anggrek Dendrobium?
3. Apakah ada interaksi antara pupuk daun Rosasol dan pemberian Benziladenin
(BA) terhadap pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium?
1.2Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui jenis pupuk Rosasol yang menghasilkan tanggapan terbaik pada
pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.
2. Mengetahui pengaruh pemberian Benziladenin (BA) terhadap pertumbuhan dan
pembungaan anggrek Dendrobium.
3. Mengetahui ada atau tidaknya interaksi antara pupuk daun Rosasol dan
pemberian Benziladenin (BA) dalam mempengaruhi pertumbuhan dan
4
1.3Landasan Teori
Diantara keluarga tanaman berbunga lainnya, sosok bunga anggrek termasuk paling
beragam salah satunya adalah anggrek Dendrobium. Dendrobium merupakan
anggrek yang tumbuh menempel pada tanaman lain namun tidak merugikan tanaman
yang ditempelinya. Bunga yang indah, warna dan bentuk yang beragam serta
mahkota bunga yang tidak mudah rontok merupakan ciri Dendrobium.
Nilai ekonomis anggrek Dendrobium terutama dinilai dari keindahan bunga, daya
tahan mekar, kelangkaan jenis, dan mudah tidaknya berbunga. Dewasa ini jenis yang
banyak beredar di pasaran adalah anggrek silangan yang memiliki sifat-sifat unggul
(Sandra, 2005).
Upaya Dendrobium untuk melakukan proses pertumbuhan dan pembungaan dengan
baik diperlukan beberapa faktor yang secara bersama mempengaruhi proses
pembungaan. Faktor genetik merupakan faktor dasar yang dibawa dari dalam tubuh
tanaman itu sendiri. Faktor fisiologis adalah aktifitas tanaman yang dipengaruhi oleh
faktor genetik, lingkungan serta perlakuan buatan yang dapat mendorong terjadinya
proses pembungaan. Faktor lingkungan adalah kondisi lingkungan tertentu dapat
merangsang proses pembungaan (Sandra, 2005)
Secara fisiologis pertumbuhan dan pembungaan anggrek tidak hanya dirangsang dari
faktor internal saja tetapi juga diberikan dari luar tubuh tanaman misalnya aplikasi
pemupukan dan pemberian hormon. Aplikasi yang umum dilakukan adalah
5
Menurut Widiastoety (1986) dalam Tirta (1986) media pecahan arang kayu tidak
lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri. Walaupun sukar
mengikat air dan miskin zat hara, tetapi arang kayu cukup baik untuk media anggrek.
Penggunaan media tanam secara kombinasi diharapkan dapat memberikan
lingkungan perakaran lebih baik disamping tersedia air dan unsur hara bagi tanaman
anggrek.
Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan unsur hara untuk
mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan unsur hara sama
dengan tumbuhan lainnya, hanya saja anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk memperlihakan gejala devisensi, mengingat pertumbuhan anggrek yang sangat
lamban.
Pemupukan adalah salah satu kunci keberhasilan yang utama. Pemupukan anggrek
dapat dibagi menjadi dua, yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase generatif. Fase
vegetatif adalah periode pertumbuhan anggrek dari semaian hingga menjadi anggrek
muda, sedangkan fase generatif adalah periode pertumbuhan anggrek dewasa yang
telah siap berbunga (Sandra, 2006).
Pupuk daun mengandung unsur hara makro dan mikro dengan konsentrasi yang
berbeda-beda. Namun secara umum hara yang dominan dalam pupuk daun adalah
hara makro dengan tambahan beberapa unsur hara mikro. Unsur hara mikro adalah
zat yang tidak banyak diperlukan oleh tanaman tetapi turut menentukan
6
keuntungan yaitu dapat memberikan hara sesuai kebutuhan tanaman, kelarutan yang
lebih baik dibandingkan dengan pupuk akar, serta pemberiannya dapat diatur sesuai
pertumbuhan tanaman (Lingga dan Marsono, 2001).
Menurut (Havlin et al.,) 1999 dalam (Tirta) 2005 pemberian dosis pupuk N yang
semakin meningkat mengakibatkan peningkatan ketersediaan unsur N dalam tanah,
yang memacu aktifitas fotosintesis dan pertumbuhan vegetatif tanaman. Pada saat
tanaman dewasa dan mulai berbunga, proporsi pemberian pupuk dengan kandungan P
dan K tinggi perlu ditingkatkan agar perkembangan bunga tidak terganggu (Yusnita,
2010). Unsur hara makro yang berperan dalam pembentukan bunga secara langsung
adalah fosfor dan kalium, sedangkan unsur hara mikro yang menbantu dalam proses
pembungaan adalah mangan. Mangan membantu dalam proses metabolisme seperti
pembungaan (Salisbury dan Ross) 1995 dalam (Ramadiana, Yusnita, Hapsoro dan
Setiyani) 2006.
Perhatian khusus harus diberikan kepada penerapan pupuk yang tepat. Waktu dan
rotasi dalam aplikasi pupuk dengan nitrogen yang tinggi atau kalium tinggi dan / atau
fosfat. Beberapa anggrek Aranda telah diobservasi mengalami perubahan dari tunas
bunga muda menjadi tunas yang vegetatif setelah penerapan nitrogen yang tinggi.
Jelas, ratio C/N perlu diperhatikan selama pembungaan anggrek (Hew dan Yong,
2004).
Pertumbuhan dan pembungaan anggrek juga dapat dirangsang melalui pemberian
7
Sitokinin berperan dalam memicu bunga pada anggrek dengan cara mengontrol
aktifitas pembelahan sel secara mitosis dan mempercepat pendewasaan sel-sel di
jaringan meristem (Ramadiana, dkk, 2006). Benziladenin (BA) merupakan sitokinin
sintetik yaitu jenis sitokinin yang tidak diproduksi di dalam tubuh tanaman dan
merupakan analog sitokininalami yang peranannya sangat penting dalam mengatur
pertumbuhan dan morfogenesis eksplan di dalam kultur (Murashige, 1974 dalam
Kesuma, 2006).
Hasil penelitian Wati (2009) menunjukkan bahwa pemberian BA 10 mg/l mempunyai
pengaruh terbaik pada pembesaran anggrek dendrobium terhadap penambahan bobot,
penambahan jumlah tunas, penambahan tinggi, penambahan jumlah daun,
penambahan jumlah akar dan penambahan panjang akar. Menurut Hew dan Yong
(2004) pemberian BA dengan konsentrasi 200 mg/l dapat memacu pembungaan pada
anggrek simpodial. Anggrek Aranda menghasilkan bunga setelah pemberian BA
hanya selama atau tepat sebelum masa berbunga. Pemberian BA merangsang
tanaman untuk menghasilkan tunas vegetatif, oleh karena itu, pemberian BA harus
tepat pada waktunya. Waktu pembungaan pada anggrek mungkin didistribusi oleh
level asimilasi/ ketersediaan karbon untuk perkembangan bunga. Keseluruhan status
karbon pada anggrek mungkin rendah setelah masa berbunga dan akan memerlukan
waktu untuk penambahan karbon melalui fotosintesis. BA memberi efek konsisten
di induksi pembungaan dalam anggrek. BA merangsang berbunga anggrek Aranda
Deborah, Dendrobium Louisae Dark dan Aranthera James Storie. (Hew dan Yong,
8
1.4Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, untuk memberikan
jawaban terhadap perumusan masalah dalam penelitian ini disusun kerangka
pemikiran sebagai berikut.
Anggrek Dendrobium sering dipilih sebagai tanaman hias bunga penghias taman atau
ruangan. Daya tarik anggrek Dendrobium terletak pada bunganya yang banyak
ragam, indah dan juga tahan lama. Selain sebagai tanaman penghias ruangan
Anggrek Dendrobium juga dimanfaatkan sebagai bunga potong.
Anggrek Dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat semua batang
telah dewasa dan cadangan makanan yang tersedia memadai untuk membentuk
bunga. Bila pada anggrek cadangan makanan dan hasil fotosintesis kurang ,
pertumbuhan bunga tidak optimal, bunga berukuran kecil dan keriput bahkan
tanaman akan sulit untuk berbunga. Pada kondisi seperti ini anggrek Dendrobium
perlu mendapatkan asupan energi.
Ketika tanaman anggrek Dendrobium sudah hendak memasuki fase dewasa,
pemberian nutrisi berupa pupuk harus berimbang antara yang ditujukan untuk
pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif berupa pembungaan.
Pemberian pupuk daun dengan perbandingan N yang lebih tinggi seperti Rosasol-N
(29-10-10-3+TE) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif pada tanaman
9
perbandingan P lebih tinggi berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan generatif.
Perbedaan kandungan unsur hara makro maupun mikro pada masing-masing pupuk
memberikan pengaruh yang berbeda pada tanaman anggrek.
Pemberian pupuk daun dirasa belum cukup dalam pembungaan anggrek. Diperlukan
juga pemberian Zat Pengatur Tumbuh untuk merangsang pembungaan pada anggrek.
Benziladenin (BA) merupakan Zat Pengatur Tumbuh dari golongan sitokinin yang
berperan untuk memicu pembungaan dengan mempercepat pendewasaan sel-sel di
jaringan meristem.
1.5Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut.
1. Pupuk daun Rosasol-P memberikan pengaruh terbaik bagi pertumbuhan dan
pembungaan anggrek Dendrobium.
2. Benziladenin (BA) memberikan pengaruh dalam pertumbuhan dan pembungaan
anggrek Dendrobium.
3. Terdapat interaksi antara pupuk daun Rosasol dengan Benziladenin (BA) dalam
10
III. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggrek Dendrobium
Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini
tersebar luas di pelosok dunia, termasuk di Indonesia. Kontribusi Anggrek Indonesia
dalam khasanah anggrek dunia cukup besar. Dari 20.000 spesies anggrek yang
terbesar diseluruh dunia, 6.000 diantaranya berada di hutan- hutan Indonesia. Selain
Anggrek spesies, dikenal juga beberapa hasil silangan atau hibrida. Diperkirakan
setiap tahun dihasilkan 1000 hibrida baru (Sandra, 2006).
Menurut Sutiyoso dan Sarwono (2006), klasifikasi botani anggrek Dendrobium
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Planthae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Subfamili : Epidendroideae
11
Subtribe : Dendrobiinae
Genus : Dendrobium
Spesies : D. bifale, D. macrophyllum
Anggrek Dendrobium adalah salah satu genus anggrek terbesar yang terdapat di
dunia. Diperkirakan anggrek ini terdiri dari 1.600 spesies. Bentuk bunga
Dendrobium memiliki sepal yang bentuknya hampir menyamai (berbentuk) segitiga,
dasarnya bersatu dengan kaki tugu untuk membentuk taji. Petal biasanya lebih tipis
dari sepal, bibir berbelah, dan menurut bentuk bungaan inilah maka jenis Dendrobium
bisa dibedakan dalam beberapa golongan (Lestari, 2002).
Menurut Gunawan (2005), bentuk daun anggrek bervariasi, dari yang sempit
memanjang samapi bulat panjang. Seperti pada umumnya tanaman monokotil, daun
anggrek mempunyai tulang daun yang sejajar dengan helaian daun. Tebal daun juga
bervariasi dari tipis sampai tebal berdaging (sukulen). Daun tanaman anggrek
Dendrobium berstruktur lunak, berdaging berkutikula dengan tangkai daun sangat
pendek. Jumlah daun juga beragam, dari yang satu helai sampai yang banyak.
Stomata terletak di permukaan daun terutama di bagian bawah, batang tanaman
ukurannya beragam, dari yang pendek sampai yang panjang (Gunadi, 1985 dalam
Pohan 2005).
Dendrobium memiliki pola pertumbuhan batang tipe simpodial yaitu pertumbuhan
ujung batang lurus keatas dan terbatas. Pertumbuhannya akan terhenti setelah
12
rimpang dan tumbuh membesar. Batang dendrobium umumnya beruas-ruas dengan
panjang yang hampir sama (Redaksi Trubus, 2005).
Buah anggrek berbentuk seperti kapsul dan didalamnya terdapat banyak biji dengan
ukuran sangat kecil. Endosperm tidak terdapat pada biji anggrek padahal endosperm
berfungsi sebagai cadangan makanan dan sangat berperan saat terjadi perkecambahan
(Parnata, 2005).
Dendrobium mempunyai akar lekat atau akar substrat dan akar udara. Fungsi akar
lekat digunakan sebagai penahan tanaman, sedangkan akar udara untuk kelangsungan
hidup tanaman. Akar terbungkus jaringan berbentuk seperti bunga karang. Akar
sehat berwarna putih dan tebal, di bagian ujung akar aktif berwarna hijau cerah
(Redaksi Trubus, 2005)
2.2 Pemupukan Anggrek
Menurut Sandra (2006), berdasarkan aspek pemupukan, pertumbuhan anggrek dapat
dibagi menjadi dua, yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan generatif.
Fase vegetatif adalah periode pertumbuhan anggrek dari semaian hingga menjadi
anggrek muda. Sedangkan fase generatif adalah periode pertumbuhan anggrek
dewasa yang telah siap berbunga. Pada fase vegetatif perlu diberikan pupuk berkadar
Nitrogen (N) tinggi karena unsur tersebut merupakan bahan pokok untuk menyusun
protein yang sangat dibutuhkan dalam pembelahan sel. Pada fase generatif dapat
13
Pada fase generatif, kebutuhan kebutuhan unsur P tinggi karena unsur ini berperan
dalam perangsangan bunga dan tumbuhnya biji. Unsur P juga berperan dalam
merangsang pertumbuhan akar dan bibit. Kekurangan unsur P akan menyebabkan
ujung- ujung daun menjadi coklat, perakaran tidak subur, bunga tidak membuka
sempurna dan tangkai bunga mengering sebelum bunga mekar. Perbandingan
kebutuhan unsur NPK saat anakan anggrek mulai tumbuh adalah 60:30:10, anggrek
muda 30:30:30, dan anggrek dewasa yang siap berbunga 10:60:10 ( Parnata, 2005
Analisis jaringan tanaman anggrek menunjukkan bahwa terdapat tujuh hara mikro
yang ada, yaitu Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, B, dan Cl, sedangkan hara makro meliputi S, P,
Mg, Ca, K, dan N (Hew dan Yong, 2004).
Tabel 1. Komposisi Pupuk untuk Anggrek
Tanaman Anggrek N P K
Untuk seedlings (bibit) 60 30 10
Untuk mid-size (ukuran sedang) 30 30 30
Untuk flowering size (ukuran berbunga) 10 60 10
Pertumbuhan tanaman tidak akan optimal jika hanya mengandalkan tersedianya unsur
hara dalam tanah. Tanaman hias anggrek memperoleh nutrisi melalui dua cara yitu
melalui akar dan melalui daun. Tanaman anggrek menumbuhan unsur hara esensial
dengan adanya penambahan mineral, natrium klorida, yodium, calsium, kapur, fosfor
dan unsur dari bekas cucian beras, air kelapa muda atau sedikit bekas cucian daging
(ikan). Air bekas cucian ini tidak langsung begitu saja diberikan, akan tetapi lebih
14
Menurut Rondonuwo dan Pioh (2009), pupuk daun dikemas dalam bentuk cair dalam
botol atau bubuk dalam kemasan. Pupuk daun mengandung unsur hara makro dan
mikro dengan bahan baku berupa zat organik (dari tumbuhan) dan zat anorganik (zat
kimia). Pupuk daun dibuat dengan tujuan agar unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya dapat diserap daun melalui stomata.
Jika energi tersedia, tetapi unsur hara kurang, anggrek tidak akan berbunga. Energi
yang lemah hanya dapat menarik Nitrogen, akibatnya tanaman akan tetap vegetatif
dan tidak akan menghasilkan bunga (Sutiyoso dan Sarwono, 2006). Pemberian
pupuk hanya membantu agar tanaman tercukupi kebutuhan haranya. (Trubus,2002).
Rosasol –N (29-10-10-3+TE) merupakan pupuk daun lengkap berbentuk kristal berwarna hijau yang berfungsi untuk pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan
tanaman hingga akhir masa pembungaan. Komposisi unsur haranya adalah 29% N,
3% NO3, 2% NH4, 24% NH2, 10% P2O5, 10% K2O, 5% Shulphur trioxide, 0,010%
Boron, 0,0075% Cu, EDTA Chelated 0,032% Mn, EDTA Chelated 0,026% Cu,
EDTA Chelated0,0235 Zn, EDTA Chelated. Rosasol-P (15-30-15+TE) juga
merupakan pupuk daun berbentuk kristal berwarna jingga atau orange yang berfungsi
untukmerangsang dan memperbaiki akar dan umbi serta berguna untuk
memperbanyak bunga serta mencegah kerontokan. Komposisi unsur haranya adalah
15% N, 7,5% NO3, 1,0% NH2, 30% P2O5, 15% K2O, 5% Shulphur trioxide,
0,010% Boron, 0,0075% Cu, EDTA Chelated 0,026% Fe, EDTA Chelated 0,032%
15
2.3. Pembungaan Anggrek
Menurut Harjadi (2009) Pembungaan merupakan proses fisiologis yang kompleks
sebagai hasil interaksi faktor internal dan faktor lingkungan. Pada saat tanaman
mencapai kedewasaan dengan segala perubahan internal tanaman yang menyertai
pendewasaan, maka tanaman tersebut akan berbunga jika lingkungan mendukung.
Tanaman remaja berumur 8-10 bulan.ia sudah memiliki 4-6 helai daun. Umumnya
sudah dapat berbunga 3-4 bulan kemudian (Trubus, 2002).
Dendrobium yang dapat dipacu pembungaannya adalah tanaman yang sudah
memiliki bunga akhir. Tanaman ini tidak memiliki tunas lagi. Tanaman tersebut
memerlukan waktu minimal 1 bulan untuk menghasilkan bunga. Jika tanaman masih
menghasilkan tunas, perlu waktu sekitar 2,5 bulan (Sutiyoso dan Sarwono, 2001).
2.4 Zat Pengatur Tumbuh
Hormon bisa membantu pertumbuhan tanaman. Hormon adalah zat pengatur
pertumbuhan, metabolisme atau kegiatan lainnya, sehingga berpengaruh terhadap
perkembangan jaringan dan organ. Pemakaian hormon harus sesuai dengan dosis
yang dianjurkan. Pemakain yang terlalu banyak justru akan menimbulkan kelainan
16
dipasaran. Contoh hormon yang telah dikenal luas adalah IAA (indol acetic acid),
IBA (indol buteric acid), kinetin, GA3 dan NAA ( naphtyl acetic acid). Aplikasinya
bisa dilakukan dengan melarutkan 2 ml hormon kedalam 1 liter air. Setelah larut,
disemprotkan keseluruh bagian tanaman (Parnata, 2005).
Khusus untuk tanaman hari panjang dan tanaman yang butuh temperatur rendah
untuk dapat berbunga, pemberian GA3 membantu pembentukan bunga. Namun pada
jenis lain, hormon GA3 tidak berpengaruh, tetapi pemberian sitokinin dan zat
penghambat tumbuh dapat merangsang pembungaan.
BA (6-benzylaminopurine) merupakan salah satu sitokinin sintetik yang terkenal.
Perannya dalam tumbuhan adalah sebagai berikut: mengatur pembelahan sel,
pembentukan organ pembesaran sel dan organ, pencegahan kerusakan klorofil,
pembentukan kloroplas, penundaan senecens, pembukaan dan penutupan stomata,
serta perkembangan mata tunas dan pucuk (Harjadi, 2009).
BA mempunyai struktur yang serupa dengan kinetin. BA sangat aktif dalam
mendorong pertumbuhan kalus tembakau. Sitokinin mempengaruhi berbagai proses
fisiologis di dalam tanaman. Aktifitas yang terutama ialah mendorong pembelahan
sel dan aktifitas ini yang menjadi kriteria utama untuk menggolongkan suatu zat ke
dalam sitokinin. Sitokinin memperlambat proses penghancuran butir-butir khlorofil
pada daun-daun yang terlepas dari tanaman (detached leave) dan memperlambat
proses senescence pada daun, buah dan organ-organ lainnya. Pengaruh sitokinin pada
17
kesamaan struktur sitokinin dengan adenine yang merupakan komponen dari DNA
17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanaian Universitas Lampung
mulai bulan Februari sampai bulan Juli 2011.
3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini berupa pot dengan diameter 18 cm,
hand sprayer besar dan kecil, penggaris, selang air, pH meter, timbangan elektrik,
kertas label, isolasi dan alat tulis.
3.3 Bahan Tanam
Adapun bahan yang digunakan adalah anggrek Dendrobium berumur 2 tahun
yang siap berbunga, yang merupakan hasil silangan antara lain P1 x P3, P2 x P4,
P5 x P1, P2 x P1, P1 x P16, P20 x P1, P14 x P1 dan P6 x Cs pupuk Rosasol-N
(29-10-10-3+TE), Rosasol-P (15-30-15+TE), larutan Benziladenin (BA) 100 mg/l,
cacahan pakis, arang kayu, styrofoam dan Dithane M-45 ( bahan aktif Mankozep
18
Gambar 1. Indukan anggrek yang digunakan
3.4 Metode Percobaan
Percobaan ini menggunakan rancangan teracak sempurna (RTS) dengan perlakuan
yang disusun secara faktorial 3x2. Faktor pertama pupuk daun yang terdiri dari
Rosasol-N (h1), Rosasol-P (h2) dan Rosasol-N dan Rosasol-P yang diberikan
secara bergantian (h3). Faktor kedua adalah konsentrasi Benziladenin (BA) yang
terdiri dari 0 ppm (b0) dan 100 ppm (b1). Setiap kombinasi perlakuan diulang 3
kali masing-masing perlakuan terdiri dari 6 tanaman anggrek.
Data hasil pengamatan dianalisis ragam dan jika perlakuan menunjukkan
pengaruh nyata maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata
5%.
P1 P2 P3
P4 P5 P6
19
Gambar 2. Bahan tanam yang digunakan
3.5 Pelaksanaan Percobaan
3.5.1 Persiapan pot dan media baru
Pot baru yang akan digunakan yaitu pot dengan diameter 18 cm. Media tanaman
yang digunakan yaitu arang kayu. Arang kayu yang berukuran besar dihancurkan
terlebih dahulu agar memudahkan dalam pindah tanam dan media akan lebih
padat sehingga media lebih kuat menopang anggrek.
3.5.2 Pindah tanam anggrek (Repotting)
Repotting atau pindah tanam dilakukan pada tanaman anggrek yang telah
memasuki usia dewasa dengan menggunakan pot yang berukuran lebih besar dari
pot sebelumnya. Media tanam yang terdapat pada pot lama tetap digunakan
namun ditambahkan media baru yakni arang kayu. Setelah repotting tanaman
20
1.5.2 Perlakuan
1. Pemupukan
Pemupukan Rosasol-N dan Rosasol-P dilakuakan setiap 1 minggu 1 kali dengan
menggunakan handsprayer. Penyemprotandilakukan antara pukul 08.00-09.00
WIB pada hari jumat, dengan konsentrasi pemupukan 2g/l. Sebelum pemupukan
dilakukan pada sore hari sebelumnya tanaman disiram dahulu dan setelah dipupuk
tidak dilakukan penyiraman selama 24 jam. Volume semprot pada setiap tanaman
sebanyak 20 kali yakni 10 ml.
2. Pembuatan larutan Benziladenin (BA)
Pembuatan larutan BA yaitu menimbang BA sesuai dengan volume dan
konsentrasi yang diinginkan, lalu diberikan HCl 1N sebanyak 0,3 ml atu hingga
BA larut oleh HCl. Kemudian dilakukan penambahan akuades dan ditera hingga
volume akhir 1000 ml, terakhir untuk menentukan pH larutan menjadi 5,6
menggunakan pH meter dengan penambahan HCl atau KOH.
3. Pemberian Benziladenin (BA)
Pemberian Benziladenin (BA) dengan volume semprot sebanyak 7 ml/tanaman
(10 kali semprot) yang diberikan sebanyak 4 kali yaitu 2 kali pada awal bulan
pertama dan 2 kali pada awal bulan kedua. Pemberian BA dilakukan sesuai
21
3.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan yaitu penyiraman dan pengendalian hama
dan penyakit. Penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali atau sesuai kondisi
cuaca. Pengendalian hama penyakit menggunakan Dhitane M-45 dan Curacron
yang pemberiannya tergantung dari kondisi tanaman.
3.6 Pengamatan
Variabel yang diamati dalam percobaan adalah:
1. Penambahan tinggi, tinggi tunas dihitung dari pangkal batang hingga ujung
daun.
2. Penambahan jumlah ruas Peseudoub, dihitung jumlah ruas dari pangkal batang
hingga titik tumbuh.
3. Lebar Daun, dihitung pada daun ke-2 dan 3 dari pucuk tanaman.
4. Panjang daun, dihitung pada daun ke-2 dan 3 dari pucuk tanaman.
5. Persentase bertunas, merupakan perbandingan antara tanaman yang bertunas
dengan jumlah tanaman dikali 100%.
6. Tinggi tunas baru, tinggi tunas baru dihitung dari pangkal batang hingga ujung
daun.
7. Jumlah ruas tunas baru, dihitung jumlah ruas dari pangkal batang hingga titik
tumbuh.
8. Jumlah daun tunas baru, dihitung jumlah daun yang telah membuka pada akhir
pengamatan.
22
10. Panjang daun tunas baru, dihitung pada daun ke-2 dan 3 dari pucuk tanaman.
Pengamatan dilakukan setiap hari. Malai yang telah berukuran 3 cm sudah
dianggap berbunga.
11. Persentase berbunga, persentase tanaman berbunga dihitung dengan membagi
jumlah tanaman yang berbunga hingga akhir pengamatan dengan jumlah
tanaman yang ditanam pada awal percobaan dikalikan seratus persen (%).
12. Waktu muncul bunga per minggu, dihitung sejak munculnya malai hingga
lengkap dihitung dari malai berukuran 3cm.
13. Waktu mekar bunga, dihitung sejak bunga pertama mekar. Pengamatan
dilakukan setiap hari.
14. Panjang malai, panjang malai dihitung dari pangkal malai hingga ujung malai
(cm).
15. Jumlah kuntum bunga, dihitung adalah jumlah kuntum yang tumbuh selama
penelitian
PENGARUH JENIS PUPUK DAUN DAN BENZILADENIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN ANGGREK DENDROBIUM
(skripsi)
Oleh Suvy Ethikasari
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH JENIS PUPUK DAUN DAN BENZILADENIN (BA) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN ANGGREK DENDROBIUM
Oleh Suvy Ethikasari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN
Pada
Program Studi Hortikultura Jurusan Agroteknologi
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ir. Sri Ramadiana, M. Si. _____________
Sekretaris : Ir. Rugayah, M.P. _____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. _____________
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001
Judul Skripsi : Pengaruh Jenis Pupuk Daun dan Benziladenin (BA) Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek Dendrobium
Nama Mahasiswa : Suvy Ethikasari
Nomor Pokok Mahasiswa : 0714012063
Program Studi : Hortikultura
Jurusan : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Ir. Sri Ramadiana, M.Si. Ir. Rugayah, M.P.
NIP 196912051994032002 NIP 196209281987032001
2. Ketua Program Studi Agroteknologi
Riwayat Hidup
Penulis dilahirkan di Branti, Lampung Selatan pada tanggal 03 Juli 1989. Penulis
adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Suwito dan Widaningsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Eka Dyasa Branti Raya, Lampung Selatan
pada tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah dasar di
SDN 2 Branti Raya yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah lanjutan tingkat
pertama SLTPN 1 Natar yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan
pendidikan sekolah menengah atas di SMUN 1 Natar pada tahun 2007. Di tahun
yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)
Pada Tahun 2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul
PengaruhJenis Pupuk Daun dan Benziladenin (BA) terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek Dendrobium. Shalawat dan salam semoga senantiasa
dipanjatkan untuk junjungan seluruh umat manusia Rasulullah Nabi Muhammad
SAW.
Dalam penulisan skripsi ini telah banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dari
banyak pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Ir. Sri Ramadiana, M.Si. sebagai Pembimbing Utama yang memberikan ilmu,
nasehat, saran, dorongan dan bimbingannya selama penulis melakukan penelitian
hingga penulisan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Rugayah, M.P. sebagai Pembimbing Kedua dan Pembimbing Akademik
yang telah memberikan ilmu, nasehat, saran, dorongan, dan bimbingan skripsi
kepada penulis.
3. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. sebagai Pembahas yang telah memberikan
4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
6. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya Jurusan
Agroteknologi Program Studi Hortikultura, yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi.
7. Bapak (Suwito), Ibunda (Widaningsih), Kakak penulis (Melia Puja Kesuma,
S.Pd.), adik penulis (Ayu Nevada), dan keluarga besar penulis, atas do’a, motivasi,
kasih sayang, kesabaran, dan dukungan dalam segala hal kepada penulis.
8. Sahabat seperjuangan selama penelitian dan penulisan skripsi: Annisa Ayu Fitri
atas kebersamaan, motivasi, bantuan, saran dan dukungan yang diberikan.
9. Sahabat penulis : Fadhlina Sosiawati, S.P., Heni Juniyanti, S.P., Ria Riski Irawan,
Widiarti, Hasyiatun Yulia K.
10. Rekan-rekan di Laboratorium Mbak Yane, Kak Eko, Bang Yoga, Lia Kristianti,
S.P., Arum Jayanti, S.P., Eka Purnama Sari, S.P., dan Vincentia Atika, S.P.
11. FORMATIN : Enggalih Melatri, S.P., Bagus Prambudi, S.P., Anggi Setyawan,
S.P., Echa Desta Sagita, S.P., Akhmad Komarudin, S.P., Tambat Arifin.
12. Teman-teman Hortikultura 2007 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per
satu atas semangat, kebersamaan, keceriaan, dan persaudaraannya selama ini serta
Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya,
serta penulis berharap semoga Alloh SWT membalas kebaikan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesain skripsi ini.
Bandar Lampung, Mei 2012
Penulis,
48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemberian pupuk daun Rosasol mampu meningkatkan penambahan tinggi,
penambahan jumlah ruas, panjang malai dan jumlah kuntum bunga, tetapi belum
ditemukan jenis pupuk daun yang menghasilkan tanggapan terbaik terhadap
pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium.
2. Penambahan tinggi tanaman dipengaruhi oleh Benziladenin, pemberian 100 mg/l
Benziladenin mampu meningkatkan pertambahan variabel tinggi tanaman, namun
Benziladenin tidak banyak memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
pembungaan anggrek Dendrobium.
3. Terdapat interaksi antaradua jenis pupuk daun masing masik pupuk daun
Rosasol-N dan Rosasol-P dalam mempengaruhi pertumbuhan vegetatif bibit anggrek
49
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan yaitu
dapat dilakukan penelitian lebih lanjut pada tahap tanaman anggrek dewasa siap
berbunga dengan menggunakan jenis pupuk majemuk yang memiliki kandungan P
dan K lebih tinggi, dimaksudkan hanya untuk merangsang pembungaan anggrek.
Disarankan juga agar frekuensi pemberian Benziladenin lebih ditingkatkan agar
fungsi Benziladenin terlihat lebih nyata pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan