Prapto Eko Sukoco
ABSTRAK
Pengaruh Jenis Pupuk Daun Hyponex Dan Pupuk Nongfeng Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bibit Anggrek DENDROBIUM
Oleh
Prapto Eko Sukoco
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek Dendrobium bisa dilakukan dengan cara pemupukan. Akan tetapi dengan beragamnya jenis pupuk majemuk yang dipasarkan, maka belum banyak informasi jenis pupuk mana yang mampu memberikan pengaruh pertumbuhan yang terbaik.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui jenis pupuk Hyponex yang menghasilkan tanggapan terbaik pada pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Dendrobium, (2) mengetahui apakah pemberian pupuk Nongfeng berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Dendrobium, (3) mengetahui apakah ada interaksi antara pemberian pupuk Nongfeng dan pemberian jenis pupuk Hyponex dalam mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Dendrobium.
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas
disusun secara faktorial (3x2) dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pupuk daun, yaitu pupuk Hyponex Hijau (H1), Hyponex Biru (H2), alternate Hyponex Hijau dan Biru (H3) dengan kosentrasi pupuk masing-masing adalah 2 g/l. Faktor kedua adalah pupuk Nongfeng, yaitu tanpa pemberian pupuk Nongfeng (N0), dan pemberian pupuk Nongfeng (N1), dengan kosentrasi pupuk 5 g/l. Sampel tanaman bibit anggrek Dendrobium dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 kombinasi perlakuan, dan setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 6 pot tanaman. Kesamaan ragam antar perlakan diuji dengan uji Bartlett. Data diolah dengan menggunakan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf nyata 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) jenis pupuk Hyponex tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium, (2) pemberian pupuk Nongfeng (9:29:29) meningkatkan secara siknifikan jumlah daun tunas baru dan bobot basah tanaman bibit anggrek Dendrobium, (3) tidak terdapat interaksi antara pemberian pupuk Nongfeng (9:29:29) dan pemberian jenis pupuk Hyponex
(Hyponex Hijau, Hyponex Biru, alternate Hyponex Hijau-Biru) dalam
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara ketersediaan nutrisi dengan pertumbuhan
Tanaman. ... 6
2. Tampilan bunga anggrek Dendrobium Shavin White (a) dan Sonia (b). ... 11
3. Pupuk Hyponex Biru dan Pupuk Hyponex Hijau. ... 19
4. Pupuk Nongfeng (9:29:29). ... 20
5. Jenis tetua bunga anggrek Dendrobium. ... 22
6. Bahan tanam bibit anggrek Dendrobium berumur 8 bulan. ... 23
7. Pengaruh aplikasi pupuk Nongfeng terhadap jumlah daun tunas baru tanaman anggrek Dendrobium dalam pot individu. Dua nilai tengah yang diikuti huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda nyata pada uji BNT 0.05 = 0,39. ... 31
8. Penampakan pengaruh pupuk Nongfeng terhadap jumlah daun tunas baru anggrek Dendrobium hibrida setelah 4 bulan aplikasi perlakuan. ... 31
9. Pengaruh aplikasi pupuk Nongfeng terhadap bobot basah tanaman Anggrek Dendrobium dalam pot individu. Dua nilai tengah yang diikuti huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda nyata pada uji BNT 0.05 = 5,72. ... 34
10.Penampakan pengaruh pupuk Nongfeng terhadap bobot basah tanaman anggrek Dendrobium hibrida setelah 4 bulan aplikasi perlakuan. ... 34
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... . vii
DAFTAR GAMBAR ... x
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.3 Landasan Teori ... 4
1.4 Kerangka Pemikiran ... 7
1.5 Hipotesis ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Anggrek Dendrobium ... 11
2.2 Syarat Tumbuh ... 13
2.3 Media Tanam ... 14
2.4 Pemupukan ... 17
III. BAHAN DAN METODE ... 21
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 21
3.3 Metode Penelitian ... 22
3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 23
3.4.1 Penanaman Bibit di Pot Individu ... 23
3.4.2 Aplikasi Perlakuan ... 23
3.4.3 Pemeliharaan ... 24
vi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
4.1 Hasil Pengamatan ... 26
4.1.1 Tinggi Tanaman ... 28
4.1.2 Jumlah Tunas Baru ... 28
4.1.3 Tinggi Tunas Baru ... 29
4.1.4 Jumlah Daun Tunas Baru ... 30
4.1.5 Jumlah Akar Primer ... 32
4.1.6 Bobot Basah Tanaman ... 33
4.2 Pembahasan ... 35
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
5.1 Kesimpulan ... 40
5.2 Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN Gambar 11. ... 45
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Rekapitulasi analisis ragam pengaruh pemberian dua jenis
pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap pertumbuhan
anggrek Dendrobium. ... 27 2. Hasil pengamatan pengaruh pemberian dua jenis pupuk
Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap pertumbuhan anggrek
Dendrobium. ... 27 3. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap
tinggi tanaman anggrek Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 46 4. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap uji
homogenitas ragam untuk data tinggi tanaman anggrek Dendrobium
setelah 4 bulan perlakuan. ... 46 5. Analisis ragam untuk data tinggi tanaman anggrek Dendrobium
hibrida setelah 4 bulan perlakuan. ... 47
6. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap jumlah tunas baru anggrek Dendrobium setelah
4 bulan perlakuan. ... 47
7. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap uji homogenitas ragam untuk data jumlah tunas baru anggrek
Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 48 8. Analisis ragam untuk data jumlah tunas baru anggrek Dendrobium
setelah 4 bulan perlakuan. ... 49
9. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap tinggi tunas baru baru anggrek Dendrobium setelah
viii 10. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap
uji homogenitas ragam untuk data tinggi tunas baru anggrek
Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 50 11. Analisis ragam untuk data tinggi tunas baru anggrek Dendrobium
setelah 4 bulan perlakuan. ... 51
12. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap jumlah daun tunas baru baru anggrek
Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 51
13. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap uji homogenitas ragam untuk data jumlah daun tunas baru
anggrek Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 52 14. Analisis ragam untuk data jumlah tunas baru anggrek
Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 53 15. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap
jumlah daun tunas baru anggrek Dendrobium setelah
4 bulan perlakuan. ... 54
16. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap jumlah akar primer anggrek Dendrobium
Setelah 4 bulan perlakuan. ... 55 17. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap
uji homogenitas ragam untuk data jumlah akar primer
anggrek Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 56 18. Analisis ragam untuk data jumlah akar primer anggrek
Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 57 19. Data pengamatan pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk
Nongfeng terhadap bobot basah tanaman anggrek Dendrobium
setelah 4 bulan perlakuan. ... 57 20. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap
uji homogenitas ragam untuk data bobot basah tanaman
anggrek Dendrobium setelah 4 bulan perlakuan. ... 58 21. Analisis ragam untuk data jumlah akar primer anggrek
22. Pengaruh jenis pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng terhadap bobot basah tanaman anggrek Dendrobium setelah
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara ketersediaan nutrisi dengan pertumbuhan
Tanaman. ... 6
2. Tampilan bunga anggrek Dendrobium Shavin White (a) dan Sonia (b). ... 11
3. Pupuk Hyponex Biru dan Pupuk Hyponex Hijau. ... 19
4. Pupuk Nongfeng (9:29:29). ... 20
5. Jenis tetua bunga anggrek Dendrobium. ... 22
6. Bahan tanam bibit anggrek Dendrobium berumur 8 bulan. ... 23
7. Pengaruh aplikasi pupuk Nongfeng terhadap jumlah daun tunas baru tanaman anggrek Dendrobium dalam pot individu. Dua nilai tengah yang diikuti huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda nyata pada uji BNT 0.05 = 0,39. ... 31
8. Penampakan pengaruh pupuk Nongfeng terhadap jumlah daun tunas baru anggrek Dendrobium hibrida setelah 4 bulan aplikasi perlakuan. ... 31
9. Pengaruh aplikasi pupuk Nongfeng terhadap bobot basah tanaman Anggrek Dendrobium dalam pot individu. Dua nilai tengah yang diikuti huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda nyata pada uji BNT 0.05 = 5,72. ... 34
10.Penampakan pengaruh pupuk Nongfeng terhadap bobot basah tanaman anggrek Dendrobium hibrida setelah 4 bulan aplikasi perlakuan. ... 34
DAFTAR PUSTAKA
Alicia, J. 2011. Pengaruh Jenis Pupuk Daun dan Frekuensi Pemberian Benziladenin Terhadap Pembesaran Seedling Anggrek Dendrobium Hibrida. (Sikripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 45 hlm. Arditti, J. dan R. Ernst. 1992. Fundamentals of Orchid Biology. John Willey and
Sons, Inc. New York. 691 hlm.
Dieva, T. 2011. Pengaruh Media Tanam dan Jenis Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium Hibrida. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 53 hlm.
Gunawan, L. W. 2005. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 91 hlm.
Harahap. 1996. Anggrek Bunga dengan Aneka Pesona, Bentuk dan Warna. Penebar Swadaya. Jakarta. 50 hlm.
Hendaryono, D. S. 1998. Budidaya Anggrek dengan Bibit dalam Botol. Kanisus. Yogyakarta. 81 hlm.
Hew, S. and J.W.H. Yong, 2004. The Physiology of Tropical Orchids in Relation to The Industry, edition. World Scientific. 370 pp. Iswanto, H. 2002. Petunjuk Perawatan Angrek. Agromedia Pustaka. Rawa
Belong. 65 hlm.
Lakitan, B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 206 hlm.
Latif, S. M. 1990. Bunga Anggrek Permata Belantara Indonesia. Sumur Bandung. Bandung. 444 hlm.
Lingga, P. dan Marsono. 1999. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta . 203 hlm.
43
Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press London. London
Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Kampus IPB Taman Kencana Bogor. 222 hlm.
Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agronomi Pustaka. Jakarta. 130 hlm.
Pohan, Y. 2005. Pengaruh Beberapa Macam Pupuk Daun Pada Produksi Dua Varietas Anggrek Dendrobium Silangan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 49 hlm
Salisburry, F. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Diterjemahkan oleh Lukman , D., dan Sumaryono. Penerbit Institut Teknologi
Bandung. Bandung. 241
Santi, A. 1992. Pengaruh Beberapa Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Anggrek Aranda. Jurnal Hortikultura. 3(2): 28—30.
Sastrapradja, S. dan D. Gandawidjaya. 1980. Anggrek Alam Indonesia yang Mempunyai Potensi Budidaya. Buletin Kebun Raya. 4 (1): 37—42. Sulardjo. 1982. Pemupukan dengan Gandasil. Buletin informasi Pertanian. (3):
30—34.
Sutedjo, M. Mulyani. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hlm
Sutiyoso, Y. 2003. Anggrek Potong Dendrobium. Penebar Swadaya. Jakarta. 63 hlm.
Syaifullah, B. Marwoto, A. Muharam, dan T. Sutater. 1997. Anggrek. Balai Penelitian Tanaman Hias . Jakarta. 63 hlm.
Tirta, I. G. 2006. Pengaruh Beberapa Jenis Media Tanam dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Jamrud (Dendrobium
macrophyllum A. Rich.). Jurnal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 7 (1) : 81—84.
Widiastoety, D. 1986. Percobaan Berbagai Macam Media dan Kedudukan Mata Tunas Pada Kultur Jaringan Anggrek. Bulletin Penelitian Hortikultura. 13 (3): 1—8.
__________, D., N. Solvia, dan M. Soedarjo. 2010. Potensi Anggrek Dendrobium Dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga Potong. Jurnal Litbang Pertanian. 29 (3): 101—106.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah : Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta. 105 hlm.
Yoni. 2008. Daftar Harga Pupuk, Obat-batan, dan Media Tanam.
http://www.lembahpinus.com/index.php?option=com_content&task=vie w&id=126&Itemid=84. Diakses Tanggal 22 Februari 2011.
Yusuf, T. 2010. Pemupukan dan Penyemprotan Lewat Daun.
http://tohariyusuf.wordpress.com/2010/01/15/pemupukan-dan-penyemprotan-lewat-daun/. Diakses Tanggal 6 Februari 2011. Zasari, M. 2010. Studi Perbanyakan dan Regenerasi In Vitro Protocorm-Like
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan jenis anggrek yang ada di Indonesia ada beberapa jenis anggrek yang sangat digemari oleh pecinta tanaman anggrek dan bernilai komersial yaitu dari genus Dendrobium, Vanda, Phalaeonopsis, Catlleya, Oncidium, Renathera, Aranda, dan Cymbidium. Salah satu jenis bunga anggrak yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah anggrek Dendrobium. Selain tingkat kebutuhan konsumen akan bunga anggrek Dendrobium cenderung meningkat, harganya juga cukup tinggi.
Anggrek Dendrobium mampu memenuhi tuntutan konsumen yang seleranya selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari jenis anggrek yang ada di pasar yang memiliki bentuk dan warna bunga yang bervariasi, serta
Selera konsumen terhadap Dendrobium ditentukan oleh warna, ukuran, bentuk,
susunan, jumlah kuntum pertangkai, panjang tangkai, dan daya tahan kesegaran
bunga. Selain itu, selera konsumen dipengaruhi oleh produsen dan tren di luar
negeri (Sutiyoso, 2003).
Menurut Pohan (2005), pengembangan anggrek untuk menghasilkan produksi
tanaman yang baik guna memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi yaitu
dengan perbaikan teknik budidaya diantaranya melalui pemupukan.
Pertumbuhan tanaman anggrek tidak akan dapat optimal bila hanya mengandalkan tersedianya unsur hara di dalam tanah, terutama bagi tanaman anggrek yang menggunakan media non tanah, pupuk mutlak diperlukan agar tanaman tidak menderita defisiensi dan terserang berbagai penyakit akibat kekurangan unsur hara. Biasanya pupuk mengandung unsur hara makro antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), dan unsur mikro antara lain besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), boron (B),
Molibdenun (Mo), dan khlor (Cl). Semua unsur hara esensial ini dibutuhkan tanaman dalam dosis yang berbeda. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
3
Secara umum untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek Dendrobium bisa dilakukan dengan cara pemupukan, akan tetapi dengan beragamnya jenis pupuk majemuk yang dipasarkan maka perlu diketahui jenis pupuk apa yang mampu memberikan pengaruh pertumbuhan terbaik. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menjawab masalah sebagai berikut : 1. Jenis pupuk Hyponex manakah yang menghasilkan tanggapan terbaik
terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman bunga anggrek Dendrobium? 2. Apakah pemberian pupuk Nongfeng dapat meningkatkan pertumbuhan
vegetatif anggrek Dendrobium?
3. Apakah ada interaksi antara pemberian pupuk Hyponex dan Nongfeng dalam mempengaruhi pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui jenis pupuk Hyponex yang menghasilkan tanggapan terbaik pada
pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Dendrobium.
2. Mengetahui apakah pemberian pupuk Nongfeng berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Dendrobium.
1.3 Landasan Teori
Tanaman anggrek Dendrobium sama dengan tanaman lainnya, menyerap unsur hara yang dibutuhkan, mengadakan metabolisme dan melangsungkan
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan tanaman anggrek tidak akan dapat tumbuh optimal bila hanya mengandalkan tersedianya unsur hara di dalam media. Oleh karena itu, pemberian nutrisi melalui pemupukan mutlak diberikan agar kebutuhan tanaman akan unsur hara terpenuhi.
Menurut Hew dan Yong (2004), kebutuhan nutrisi tanaman anggrek mirip dengan tanaman lainnya kecuali bahwa tanaman anggrek membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan defisiensi mineral. Nutrisi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman yang dapat diibaratkan sebagai zat makanan bagi tanaman. Menurut Munawar (2011), sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tanaman, nutirisi tanaman dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu, nutrisi makro dan nutrisi mikro. Nutrisi makro adalah nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah besar (0,1%__5%), yang meliputi C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg. Nutrisi mikro adalah nutrisi yang diperlukan tanaman dalam jumlah lebih kecil yakni kurang dari 0,025%, meliputi Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, dan Cl.
Menurut Hew dan Yong (2004), N, P, dan K merupakan tiga elemen makro yang harus diperhatikan dalam format, rasio dan aplikasi pemupukan. Menurut Mengel dan Kirkby (1982), unsur nitrogen (N) memiliki kisaran kosentrasi di dalam tanaman sebesar 1,5%, unsur fosfor (P) 0,1__0,5%, dan unsur kalium (K)
5
untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta dibutuhkan dalam jumlah banyak. Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk
merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun serta pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis (Novizan, 2007).
Menurut Lingga (1999), Fosfor dibutuhkan tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda, asimilasi, mempercepat pembungaan, dan pembentukan biji. Menurut Winarso (2005), tanaman sebagian besar menyerap unsur hara fosfor dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-). Sejumlah kecil diserap dalam bentuk ion ortofosfat sekunder (HPO42-).
Menurut Lingga (1999), Unsur K bagi tanaman berfungsi sebagai katalisator enzim dalam pembentukan protein dan karbohidrat serta memperkuat tubuh tanaman agar buah, bunga, dan daun tanaman tidak mudah gugur. Selain itu juga berfungsi sebagai sumber kekuatan tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit.
dipengaruhi oleh persediaan nutrisi di dalam media tumbuh, dan ketiga, zona toksik (toxic range) yaitu laju pertumbuhan menurun dengan meningkatnya ketersediaan nutrisi.
Gambar 1. Hubungan antara ketersediaan nutrisi dengan pertumbuhan tanaman
Pemberian unsur hara selain diberikan lewat tanah umumnya diberikan lewat daun. Pupuk daun adalah bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan atau penyiraman kepada daun tanaman agar langsung dapat diserap guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sutedjo,1999).
Tanaman dapat menyerap nutrisi melalui permukaan daun lewat stomata (gas) dan kutikula (ion) (Marschner, 1986). Kepadatan stomata dapat mendorong serapan ion karena serapannya melalui ektodesmata, lubang nonplasmik yang terletak di dalam sistem membran sel epidermis antara sel-sel di bawahnya. Unsur-unsur hara kation akan menembus daun melewati kutikula, sedangkan yang berbentuk anion dan gas akan diserap melalui stomata dalam bentuk gas. Pada tanaman daratan seperti anggrek Dendrobium, stomata merupakan tempat pertukaran gas
7
CO2 dan O2 atmosfer dan hara mineral dalam bentuk gas seperti SO2, NH3, dan NO2.
Menururt Lakitan (2004), semakin banyak unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif sehingga proses fotosintesis akan meningkat. Pemupukan tanaman melalui daun dapat diserap oleh tanaman secara optimal, sehingga cukup baik untuk mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman.
1.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan teoritis terhadap perumusan masalah. Tanaman anggrek Dendrobium merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi karena berbunga indah dengan warna-warna yang menarik. Selain sebagai tanaman pot berbunga indah, anggrek juga dikenal sebagai tanaman bunga potong yang mempunyai arti penting dalam dunia perdagangan bunga, sehingga bunga anggrek merupakan sumber devisa potensial bagi negara dan sumber penghasilan bagi masyarakat yang membudidayakannya.
Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk daun Hyponex Hijau yang mengandung N:P:K sebesar 20:20:20 yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, Hyponex Biru yang mengandung N:P:K sebesar 10:40:15 yang digunakan untuk pertumbuhan generatif, dan pupuk Nongfeng yang mengandung N:P:K sebesar 9:29:29 yang juga dipergunakan untuk pertumbuhan generatif tanaman.
Dari data di atas diketahui bahwa pupuk daun Hyponex Hijau memiliki
kandungan N, P, dan K yang seimbang, kandungan N digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein dan selanjutnya protein mempunyai peranan penting dalam membentuk klorofil. Kerena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti pembentukan tunas, perkembangan batang, dan daun. Kandungan P digunakan tanaman untuk pendewasaan tanaman yang selanjutnya juga untuk pembungaan, sedangkan kandungan K digunakan untuk meningkatkan kekuatan tanaman, meningkatkan perkembangan akar, tidak mudah rebah,
memperkuat tubuh tanaman sehingga tanaman akan menjadi lebih vigor, dan membuat tanaman yang berbunga atau berbuah tidak mudah gugur dan rontok. Sehingga diharapkan dengan pemberian pupuk Hyponex Hijau dengan kandungan N:P:K yang seimbang bibit tanaman anggrek akan mampu berkembang dengan baik, muncul tunas baru, tanaman menjadi dewasa dengan memiliki perakaran yang bagus, tanaman menjadi kokoh dan menjadi lebih vigor.
Pupuk Hyponex Biru memiliki kandungan P yang lebih tinggi, pupuk ini
9
berbunga. Diharapkan dengan pemberian pupuk Hyponex Biru, bibit tanaman anggrek Dendrobium akan cepat tumbuh menjadi tanaman yang dewasa. Pupuk Nongfeng memiliki kandungan P dan K yang lebih tinggi, sehingga bisa memacu bibit anggrek Dendrobium tumbuh menjadi tanaman yang dewasa, memiliki perakaran yang kokoh, tubuh tanaman menjadi kuat dan bibit tanaman anggrek Dendrobium menjadi lebih vigor.
Anggrek Dendrobium merupakan tanaman epifit yang memiliki akar lekat dan akar udara, akar lekat diganakan tanaman anggrek untuk melekatkan akar pada media, sedangkan akar udara digunakan untuk menyerap air dan udara yang ada disekitar lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan penyerapan hara melalui akar sangat terbatas. Penyerapan hara dapat ditingkatkan dengan cara pemupukan melalui daun. Pemupukan tanaman anggrek melalui daun sangat tepat dilakukan karena anggrek Dendrobium merupakan tanaman berdaun tebal yang dapat menyerap hara mineral dalam bentuk gas yang ada dipermukaannya.
Semakin terpenuhinya kebutuhan nutrisi di dalam tanaman, maka proses
metabolisme akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya kandungan nutrisi di dalam tanaman, maka senyawa organik yang disintesis oleh tanaman akan semakin meningkat. Hasil sintesis ini antara lain dalam bentuk pati, protein, dan lipid. Produk dari sintesis ini dimanfaatkan oleh tanaman dalam proses
1.5 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Pupuk Hyponex hijau akan menghasilkan tanggapan terbaik pada pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Dendrobiium.
2. Pemberian pupuk Nongfeng akan berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Dendrobium.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggrek Dendrobium
Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000 spesies (Gunawan, 2006). Salah satu genus yang mempunyai posisi sangat tinggi dalam kultur dan industri bunga potong di indonesia adalah anggrek Dendrobium
(Gunadi, 1985 yang dikutip oleh Pohan, 2005).
Menurut Dressler dan Dodson (2000) dalam Widiastoety dkk (2010), klasifikasi
anggrek Dendrobium adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Suku : Epidendreae
Genus : Dendrobium
Dendrobium merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia, dan jumlahnya
Spesies anggrek Dendrobium terbaik banyak terdapat di kawasan timur Indonesia,
seperti Papua dan Maluku. Anggrek Dendrobium banyak digunakan dalam
rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk
bunganya bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah dirangkai, dan
produktivitasnya tinggi.
Tingkatan warna anggrek Dendrobium sangat bervariasi. Umumnya, anggrek
Dendrobium berwarna lembayung muda, putih, kuningkeemasan atau kombinasi
dari warna-warna tersebut. Contoh tampilan anggrek Dendrobium disajikan pada
Gambar 2. Beberapa hibrida Dendrobium hasil pemuliaan modern memiliki
warna kebiruan, gading, atau jingga tua sampai merah tua. Dendrobium dapat
berbunga beberapa kali dalam setahun. Tangkai bunganya panjang dan dapat
dirangkai sebagai bunga potong (Puchooa, 2004 yang dikutip oleh Widiastoety dkk,
2010).
13
2.2 Syarat Tumbuh Anggrek Dendrobium
Genus Dendrobium mempunyai keragaman yang sangat besar, baik habitat,
ukuran, bentuk pseudobulb, daun maupun warna bunganya. Spektrum
penyebarannya luas, mulai dari daerah pantai sampai pegunungan. Tersebar di
India, Sri Lanka, Cina Selatan, Jepang ke selatan sampai Asia Tenggara hingga
kawasan Pasifik, Australia, Selandia Baru, dan Papua Nugini. Tumbuh baik pada
ketinggian 0—500 m dari permukaan laut dengan kelembapan 60—80 %.
Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan budidaya anggrek yang paling mudah
adalah yang berasal dari tempat asalnya (Gunawan, 2004).
Berdasarkan cara hidupnya, sebagian besar Dendrobium bersifat epifit,
keistimewaan anggrek epifit adalah adanya akar lekat dan akar udara. Akar lekat berfungsi untuk melekatkan tanaman pada media atau pada subtratnya, sedangkan akar udara berfungsi untuk mengambil hara atau air dari lingkungan tumbuhnya (Latif, 1990).
Menurut Gunawan (2005), Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain :
pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp, Arachnis sp, Renanthera sp, Phalaenopsis sp, dan Aranthera sp. Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain
tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan
cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp. Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18– 210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar
memerlukan sedikit naungan.
Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan
terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung
humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.
2.3 Media Tanam
15
ada juga yang tumbuh memanjat pada batang tanaman lain tanpa merugikan tempat yang ditempeli (bersifat epifit).
Pada saat ini pengusahaan anggrek akan menghadapi masalah terutama pada ketersediaan media tumbuh semakin sulit dan ketersediaan air menjadi terbatas serta mahal harganya (Campbell dan Mathes, 1989 yang dikutip oleh Tirta, 2006). Penggunaan media organik seperti kulit kayu atau akar pakis mulai terbatas, media tersebut mudah melapuk sehingga harus sering diganti (Gordon, 1997 yang dikutip oleh Tirta, 2006).
Menurut Grove (1998) yang dikutip oleh Tirta (2006), para pencinta anggrek selalu mencari medium tumbuh yang baru. Medium yang diperlukan adalah medium yang dapat menyimpan air dan unsur hara serta melepaskannya pada perakaran secara perlahan-lahan, tidak mudah melapuk, tersedianya udara yang cukup bagi perakaran, mudah didapat dan relatif murah harganya. Akar pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, aerasi dan
drainase baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya (Syaifullah dkk., 1997).
cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecil lainnya. Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman. Namun, bila akar pakis yang tumbuh di hutan ini diambil secara terus menerus untuk digunakan sebagai media tanam, dikhawatirkan keseimbangan ekosistem akan terganggu.
Menurut Widiastoety (1986), media pecahan arang kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri. Walaupun sukar mengikat air dan miskin zat hara, tetapi arang cukup baik untuk media anggrek. Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa, media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak. Arang memiliki sifatnya yang bufer (penyangga) sehingga dapat menetralisir dan mengadaptasikan jika terjadi kesalahan dalam pemberian pupuk. Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karena itu penyuplaian unsur hara berupa pemupukan perlu dilakukan.
17
wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 cm atau lebih, umumnya digunakan pecahan arang yang berukuran panjang 3 cm, lebar 2-3 cm, dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk wadah (pot) yang lebih kecil, ukuran pecahan arang juga harus lebih kecil.
2.4 Pemupukan
Menurut Tirta (2006), anggrek selalu membutuhkan unsur hara untuk
mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan unsur hara sama dengan tumbuhan lainnya, hanya saja anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengingat pertumbuhan anggrek sangat lambat. Di alam bebas atau habitat aslinya, anggrek memperoleh unsur-unsur tersebut dari udara dan bahan-bahan organik yang terakumulasi di sekitar perakaran dan secara konstan jumlah unsur-unsur ini bertambah akibat adanya daun-daun yang gugur dan bahan-bahan lain yang membusuk. Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya tidak cukup mampu menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk baik organik maupun anorganik. Pupuk yang digunakan biasanya pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung unsur makro dan mikro.
langsung dapat diserap guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan (Sutedjo, 1999).
Pemupukan tanaman anggrek dapat dilakukan melalui akar dan daun. Menurut Sutiyoso (1974), pemupukan lewat daun sangat efektif untuk pertumbuhan anggrek, karena unsur hara dapat segera tersedia dan hasilnya pun cepat terlihat.
Menurut Sulardjo (1982), ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pemupukan melalui daun yaitu lebih efesien karena unsur hara makro dan mikro dapat diserap secara cepat dan menggantikan akar apabila akar-akar tanaman ada yang rusak.
Menurut Yusuf (2010), Diantara sekian banyak metode pemupukan salah satunya adalah pemupukan lewat daun. Pemupukan lewat daun ini mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan pemupukan lewat daun ini diantaranya adalah penyerapan unsur haranya relatif lebih cepat, bisa ditambahkan unsur mikro, karena pupuk (kimia) yang dilewatkan akar kebanyakan hanya megandung unsur hara makro saja, kecuali kalau tanah sering diberi pupuk organik maka pupuk hara mikro tersedia juga, tidak terjadi pengikatan unsur hara seperti halnya tanah dimana sebagian unsur hara akan diikat dengan kuat oleh partikel tanah dan sulit untuk dilepaskan sehingga tanah akan terhindar dari kerusakan.
Tujuan pemupukan lewat daun adalah untuk memacu pertumbuhan,
19
memberikan unsur hara yang cepat tersedia bagi tanaman (Noggle, 1979 yang dikutip oleh Pohan, 2005).
Noogle (1979) yang dikutip oleh Pohan (2005), menyatakan bahwa salah satu permasalahan dalam pemupukan lewat daun adalah hilang unsur hara yang diberikan tersebut karena adanya peristiwa pencucian sebagai akibat adanya hujan, salju, embun, dan kabut. Umumnya jumlah unsur hara yang hilang tercuci akan lebih banyak terjadi pada daun yang lebih muda.
Beberapa jenis pupuk daun yang bisa digunakan adalah pupuk Hyponex dan pupuk Nongfeng. Pupuk Hyponex adalah pupuk daun anorganik makro
[image:31.595.195.430.541.712.2]berbentuk kristal bisa digunakan untuk tanaman anggrek. Pupuk Hyponex Hijau memiliki kandungan N = 20% ; P = 20% ; K = 20%, yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman. Sedangkan pupuk Hyponex Biru memiliki kandungan N = 10% ; P = 40% ; K = 15%, yang digunakan untuk pertumbuhan generatif tanaman (Yoni, 2008). Bentuk kemasan kedua jenis pupuk tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
Pupuk Nongfeng Bunga (Gambar 4.), merupakan pupuk instan yang memiliki kandungan N = 9% : P = 29% : dan K = 29%, dengan unsur P dan K yag tinggi dan cocok untuk tanaman pada fase generatif. formula khusus untuk
[image:32.595.230.393.245.427.2]mempercepat dan memperbanyak terbentuknya bunga dan mencegah kerontokan bunga dan buah sehingga hasil produksi panen jadi maksimal (Yoni, 2008).
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dari bulan Januari 2011 sampai bulan Mei 2011.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, handsprayer, gelas ukur, sendok, pot tanah liat, selang, dan alat-alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan adalah bibit anggrek Dendrobium yang telah berumur 8 bulan, arang kayu, air, pupuk daun Hyponex Hijau, Hyponex Biru, Nongfeng, dan zat pengatur tumbuh benziladenin (BA) 10 mg/l. Jenis silangan
Gambar 5. Jenis tetua bunga anggrek Dendrobium .
3.3 Metode Penelitian
Rancangan perlakuan disusun secara faktorial (3x2) dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah pupuk daun, yaitu pupuk Hyponex Hijau (H1), pupuk Hyponex Biru (H2), alternate Hyponex Hijau dan Biru (H3) dengan kosentrasi pupuk masing-masing adalah 2 g/l. Faktor kedua adalah pupuk Nongfeng, yaitu tanpa pemberian pupuk
Nongfeng (N0), dan pemberian pupuk Nongfeng (N1), dengan kosentrasi pupuk 5 g/l. Setiap perlakuan diulang 3 kali, setiap satuan percobaan terdiri 6 pot, dan 1 tanaman 1 pot.
23
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Penanaman Bibit di Pot Individu
Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit anggrek
Dendrobium yang sudah berumur 8 bulan (Gambar 6.). Anggrek tersebut ditanam di dalam pot yang berukuran 20 cm, sudah berisi media arang kayu yang
[image:35.595.178.448.320.487.2]kemudian disusun berdasarkan tataletak dan ulangannya. Setiap satu set perlakuan terdiri dari 6 pot tanaman anggrek dan diulang sebanyak 3 ulangan.
Gambar 6. Bahan tanam bibit anggrek Dendrobium berumur 8 bulan.
3.4.2 Aplikasi Perlakuan
selama 4 bulan. Larutan pupuk yang diberikan pada setiap pot tanaman adalah 10 kali semprot menggunakan alat semprot handsprayer atau sebanyak ± 10 ml/pot tanaman.
3.4.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi pemberian BA 10 mg/l ke seluruh sampel tanaman yang dilakukan dengan cara tanaman disemprot sebanyak 10 kali semprot menggunakan alat semprot handsprayer atau sebanyak ± 5 ml/pot tanaman. Pemberian BA 10 mg/l dilakukan setiap 1 bulan sekali. Penyiraman tanaman anggrek dilakukan setiap hari yaitu pada pagi atau sore hari dan
pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan dengan penyemprotan seminggu sekali dengan fungisida (Dithane M-45) untuk mencegah serangan jamur dan insektisida (Curacron) untuk mencegah serangan serangga.
3.4.4 Pengamatan
Untuk menguji kesahihan kerangka pemikiran, dilakukan pengamatan terhadap peubah-peubah sebagai berikut :
1. Tinggi tanaman (dalam satuan cm), diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi tanaman.
2. Jumlah tunas baru (dalam satuan tunas), yaitu dengan menghitung jumlah tunas yang muncul dengan tinggi minimal 2 cm.
25
4. Jumlah daun tunas tunas baru (dalam satuan daun), yaitu menghitung seluruh jumlah daun tunas yang tumbuh.
5. Jumlah akar primer (dalam satuan akar primer), yaitu menghitung jumlah seluruh akar yang muncul pada pangkal batang dan akar diamati pada akhir penelitian
PENGARUH JENIS PUPUK DAUN HYPONEX DAN PUPUK NONGFENG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT ANGGREK
DENDROBIUM
(Skripsi)
Oleh
Prapto Eko Sukoco
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH JENIS PUPUK DAUN HYPONEX DAN PUPUK NONGFENG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT ANGGREK
DENDROBIUM
Oleh
PRAPTO EKO SUKOCO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN
Pada
Program Studi Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH JENIS PUPUK DAUN HYPONEX DAN PUPUK NONGFENG TERHADAP PERTUMBUHAN
VEGETATIF BIBIT ANGGREK DENDROBIUM. Nama Mahasiswa : Prapto Eko Sukoco
NPM : 0614012051
Program Studi : Hortikultura
Jurusan : Budidaya Pertanian Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. NIP 19610402 198603 1 003 NIP 19610803 198603 2 002
2. Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc.
Sekretaris : Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
Penguji
bukan Pembimbing : Ir. Sri Ramadiana, M.Si.
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 19610826 198702 1 001
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wira Bangun, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji pada tanggal 25 Oktober 1987, yang merupakan anak pertama dari 4 bersaudara pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Istirokayah.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Wira Bangun pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Simpang Pematang pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas Negeri I Simpang Pematang pada tahun 2005. Pada Tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Hama Penyakit Tanaman, Jurusan Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006 penulis kembali mengikuti ujian (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Kelompok Tani Jamur Sejahtera Kp. Linsuh, Gg. Bulan No. 2 Raja Basa Jaya, Bandar Lampung pada tahun 2010. Selama masa perkuliahan penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-dasar Teknologi Benih pada tahun 2009.
Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Alloh
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (Ath-Thalaq 4)
Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah.
Manakala dia baik, maka baiklah segenap (aktivitas anggota) tubuh,
dan (sebaliknya) manakala dia rusak, maka rusaklah segenap
(aktivitas anggota) tubuh. Ketahuilah, bahwa dia itu adalah hati.
(HR. Bukhori Muslim)
Selalu ada sabar disetiap kesulitan,
dan selalu ada syukur dalam setiap kebahagiaan, karena itulah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
Puji syukur atas ridho Allah SWT kupersembahkan hasil perjuanganku untuk Bapak, Ibu, Istriku, dan Adik-adikku yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam setiap langkah menuju keberhasilanku, serta
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Muhammad Rosulullah SAW.
Selama penyusunan sekripsi ini telah banyak yang membantu penulis, dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc., selaku Pembimbing Pertama, atas
bimbingan, saran, kesempatan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini;
2. Ibu Dr. Ir. Yusnita, M.Sc., selaku Pembimbing Kedua, atas seluruh bantuan, perhatian, masukan, motivasi dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini; 3. Ibu Ir. Sri Ramadiana, M.Si., selaku Pembahas dan Dosen Pembimbing
Akademik, yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini;
iii 5. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya
Pertanian Universitas Lampung;
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung;
7. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian khususnya Budidaya Pertanian, saya ucapkan terimaksih atas ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah diajarkan;
8. Keluarga tercinta di Mesuji, Bapak Sitrisno, Ibu Istirokayah, istriku tercinta Puji Lestari, S.Pd., dan adik-adikku Gunawan Panji Asmoro, A.md.Kep., Tri Putra Budi Utomo, Dyah Wulan Handayani, atas seluruh kasih sayang, dukungan, doa, perjuangan, semangat, motivasi, pengorbanan dan perhatian kepada penulis;
9. Keluarga besar di Pemalang, Bapak Ifan Abdul Majid, ibu Minarti, adik Lia Pungkasari, Mas Arif, atas doa, motivasi dan penyemangatnya yang diberikan kepada penulis.
10.Teman seperjuangan selama penelitian Sufi, Anisa, dan Pitri Yanto atas bantuan, semangat dan kerjasama yang baik dengan penulis;
11. Sahabatku Robi Ahmad Hidayat, S.P., Bagus Prasetyo, S.P., Poniran, Deni Satria, Yoga Utama, Topan, Bambang Wijanarko, Fabyan Tusya Ariel, Aridho Imandha, Erni Budi Wahyuning Tyas, S.P., Risca Yolanda, S.P, atas bantuan serta saran yang diberikan keada penulis selama penulisan skripsi;
Dwi Wulandari, S.P., Gunes Nurani, Feria Wirana Motik, S.P., Nurma sari, S.P.,
Rian Atmaningrum, S.P, yang telah memberikan keceriaan, kekompakan dan kebersamaan.
13.Teman-teman Budidaya Pertanian 2003, 2004, 2005, 2006, dan 2007, serta Agroekoteknologi 2008, terimakasih atas keceriaan dan telah berbagi pengalaman dengan penullis.
Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi rekan-rekan yang membaca. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2011 Penulis
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis pupuk Hyponex (Hyponex Hijau, Hyponex Biru, alternite Hyponex Hijau-Biru) selama 4 bulan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek Dendrobium yang berumur 8 bulan setelah aklimatisasi. 2. Pemberian pupuk Nongfeng (9:29:29) dengan kosentrasi 5 g/l, meningkatkan
jumlah daun tunas baru dan bobot basah bibit anggrek Dendrobium. 3. Tidak terdapat interaksi antara pemberian pupuk Nongfeng (9:29:29) pada
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan, disarankan : 1. Dilakukan penelitian lanjutan pada waktu pembibitan menggunakan jenis
pupuk daun Hyponex dengan tingkat frekuensi pemupukan yang berbeda dengan waktu penelitian yang lebih lama dari 4 bulan dan bahan tanam yang digunakan sebelumnya belum pernah diaplikasikan pupuk daun.
2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut pada tahap pembesaran anggrek hingga
menjadi tanaman dewasa siap berbunga dengan menggunakan jenis pupuk majemuk
yang memiliki kandungan P dan K lebih tinggi dengan waktu pengamatan yang lebih