• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati dari minyak jelantah yang dimurnikan.

Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Parameter Yang Diamati Dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh terhadap kadar air, asam lemak bebas, bilangan peroksida, warna, viskositas dan organoleptik (aroma) pada minyak jelantah yang dimurnikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Parameter Yang Diamati Konsentrasi Zeolit Aktif (%) Kadar Air (%) Asam Lemak Bebas (%) Bilangan Peroksida Indeks Warna Viskositas (N/m-2s) Organoleptik Aroma (Numerik) K1 = 5 0,267 0,796 5,314 5,475 0,002181 3,625 K2 = 7,5 0,249 0,704 3,794 5,300 0,002087 3,625 K3 = 10 0,226 0,638 3,195 5,188 0,001993 3,625 K4 = 12,5 0,196 0,579 1,821 5,150 0,001887 3,613

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa perbedaan konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 0,267% sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar 0,196%. Asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 0,796% sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar 0,579%. Bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 5,314 sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar 1,821. Nilai indeks warna yang tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 5,475 dan yang terendah

terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 5,150. Viskositas yang tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 0,002181 N/m2 dan viskositas yang terendah terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 0,001887 N/m2. Dan pada organoleptik (aroma) memberikan pengaruh yang tidak nyata.

Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Parameter Yang Diamati Dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa suhu pencampuran memberikan pengaruh terhadap kadar air, asam lemak bebas, bilangan peroksida, warna, viskositas dan organoleptik (aroma) pada minyak jelantah yang dimurnikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Parameter Yang Diamati

Suhu Pencampuran (0C) Kadar Air (%) Asam Lemak Bebas (%) Bilangan Peroksida Indeks Warna Viskositas (N/m-2s) Organoleptik Aroma (Numerik) T1 = 50 0,244 1,036 2,800 5,650 0,002523 3,888 T2 = 60 0,238 0,705 3,348 5,513 0,001731 3,800 T3 = 70 0,232 0,588 3,710 5,363 0,001821 3,600 T4 = 80 0,224 0,388 4,267 4,588 0,002074 3,075

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa suhu pencampuran memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Nilai kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 0,244% dan terendah pada perlakuan T4 sebesar 0,224%. Nilai asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 1,036% dan terendah pada perlakuan T4 sebesar 0,388%. Nilai bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada perlakuan T4 sebesar 4,267 dan terendah pada perlakuan T1 sebesar 2,8. Nilai indeks warna yang tertinngi terdapat pada perlakuan T1 yaitu sebesar 5,650 dan yang terendah terdapat pada perlakuan T4 yaitu sebesar 4,588. Viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan T1 yaitu sebesar 0,002523 dan yang

terendah terdapat pada perlakuan T2 yaitu sebesar 0,001731. Nilai organoleptik aroma tertinggi terdapat pada perlakuan T1 yaitu sebesar 3,913 dan yang terendah terdapat pada perlakuak T4 yaitu sebesar 3,100

Kadar Air (%)

Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif (%) terhadap Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air. Uji LSR pengaruh konsentrasi zeolit aktif terhadap kadar air disajikan pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 K 0,05 0,01

- - - K1 0,267 a A

2 0,0040 0,0055 K2 0,249 b B 3 0,0042 0,0058 K3 0,226 c C 4 0,0043 0,0059 K4 0,196 d D Keterangan: Notasi uruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

dan sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan K2, K3, dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata dengan K3, dan K4. Serta perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 0,267% sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar 0,196%.

Hubungan konsentrasi zeolit aktif terhadap kadar air minyak jelantah yang dimurnikan dapat dilihat ada Gambar 5 berikut:

Gambar 5. Grafik Hubungan Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit aktif menyebabkan semakin menurunnya kadar air. Hal ini disebabkan karena zeolit aktif merupakan adsorben sehingga menyerap air, ketika konsentrasinya meningkat, jumlah air yang terserap juga ikut meningkat dan akhirnya kadar air minyak jelantah yang telah dimurnikan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Anonimous (1994) yang menyatakan bahwa zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka 3 dimensinya. Ion – ion logam tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa merusak struktur zeolit dan dapat menyerap air secara reversibel.

Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari Lampiran 1 dapat dilihat bahwa suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR efek pengaruh suhu pencampuran terhadap kadar air dari minyak jelantah yang dimurnikan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:

ŷ = -0,0094K + 0,3166 r = -0,9945 0,080 0,102 0,124 0,146 0,168 0,190 0,212 0,234 0,256 0,278 2,5 5 7,5 10 12,5

Konsentrasi Zeolit Aktif (K) (%)

K a d a r A ir ( % )

Tabel 6. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 T 0,05 0,01

- - - T1 0,244 a A

2 0,0040 0,0055 T2 0,238 b B 3 0,0042 0,0058 T3 0,232 c C 4 0,0043 0,0059 T4 0,224 d D Keterangan: Notasi uruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

dan sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan T1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T3 dan T4 serta perlakuan T3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T4. Nilai kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 0,244% dan terendah pada perlakuan T4 sebesar 0,224%.

Hubungan antara suhu pencampuran dengan kadar air disajikan pada Gambar 6 berikut ini:

Gambar 6. Grafik Hubungan Suhu Pencampuran dengan Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

ŷ = -0,0006T+ 0,2763 r = -0,9983 0,220 0,225 0,230 0,235 0,240 0,245 40 50 60 70 80 Suhu Pencampuran (oC) (T) K a d a r A ir ( % )

Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pencampuran maka kadar air yang dihasilkan semakin rendah hal ini disebabkan karena semakin tinggi suhu maka gugus zeolit semakin reaktif atau reaksi kimianya akan semakin meningkat sehingga gugus aktif dari zeolit lebih banyak mengikat air dan sehingga kadar air yang terkandung dari minyak jelantah yang telah dimurnikan menjadi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saputra (2006) bahwa unsur-unsur kimia dalam minyak goreng (misalnya trigliserida) memiliki diameter kinetik yang terlalu besar dan akan membuat unsur-unsur ini tidak dapat melewati pori-pori zeolit sehingga secara efektif unsur-unsur kimia ini akan tersaring. Dengan demikian, secara teori maka separasi unsur-unsur kimia dari minyak goreng bekas dapat dilakukan oleh zeolit.

Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air dari minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran terhadap kadar air minyak jelantah yang dimurnikan disajikan pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 KT 0,05 0,01 - - - K1T1 0,286 a A 2 0,0028 0,0039 K1T2 0,272 b B 3 0,0030 0,0041 K1T3 0,262 c C 4 0,0030 0,0042 K1T4 0,248 e E 5 0,0031 0,0043 K2T1 0,264 c C 6 0,0032 0,0043 K2T2 0,255 d D 7 0,0032 0,0044 K2T3 0,243 f F 8 0,0032 0,0045 K2T4 0,232 g G 9 0,0032 0,0045 K3T1 0,228 h G 10 0,0032 0,0045 K3T2 0,228 h GH 11 0,0032 0,0045 K3T3 0,226 h H 12 0,0032 0,0046 K3T4 0,221 i I 13 0,0033 0,0046 K4T1 0,197 j J 14 0,0033 0,0046 K4T2 0,196 j J 15 0,0033 0,0046 K4T3 0,196 j J 16 0,0033 0,0046 K4T4 0,196 j J Keterangan: Notasi huruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

dan sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit aktif dan semakin meningkatnya suhu pencampuran maka kadar air minyak jelantah semakin menurun. Kadar air tertinggi sebesar 0,286% dan yang terendah yaitu sebesar 0,196%. Hal ini disebabkan karena zeolit merupakan penyerap air yang kuat kemudian dan dengan pemanasan akan menyebabkan zeolit semakin reaktif sehingga kadar air minyak jelantah yang dimurnikan akan semakin rendah pula. Hal ini sesuai dengan literatur Anonimous (1994) yang menyatakan bahwa zeolit mempunyai struktur berongga dan biasanya rongga ini diisi oleh air dan kation yang dapat dipertukarkan dan memiliki ukuran pori yang tertentu. Oleh karena itu zeolit dapat dimanfaatkan sebagai penyaring molekular, penukar ion, penyerap bahan dan katalisator.

Hubungan interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran disajikan pada Gambar 7 berikut ini:

Gambar 7. Grafik Hubungan Interaksi Antara Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit aktif dan semakin tinggi suhu pencampuran, kadar air yang dihasilkan dari minyak jelantah yang dimurnikan akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya suhu pencampuran akan menyebabkan semakin reaktif zeolit yang digunakan dan semakin tinggi konsentrasi zeolit aktifnya maka akan semakin kuat zeolit menyerap air yang ada di dalam minyak jelantah sehingga kadar airnya semakin rendah.

T1 ŷ = -0,0121K + 0,3498; r = -0,9958 T2 ŷ = -0,0102K + 0,327; r = -0,9912 T3 ŷ = -0,0086K + 0,307; r = -0,9911 T4 ŷ = -0,0067K + 0,2827; r = -0,9932 0,000 0,080 0,160 0,240 0,320 2,5 5 7,5 10 12,5

Konsentrasi Zeolit Aktif (%)

K a d a r A ir ( % ) 50 60 70 80

Asam Lemak Bebas (%)

Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Asam Lemak Bebas (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari Lampiran 2 dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap asam lemak bebas dari minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR pengaruh konsentrasi zeolit aktif dengan asam lemak bebas disajikan pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Asam Lemak Bebas dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 K 0,05 0,01

- - - K1 0,796 a A

2 0,0181 0,0249 K2 0,704 b B 3 0,0190 0,0262 K3 0,638 c C 4 0,0195 0,0268 K4 0,579 d D Keterangan: Notasi uruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

dan sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan K2, K3, dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata dengan K3, dan K4. Serta perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 0,796% sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar 0,579%.

Hubungan antara konsentrasi zeolit aktif dengan asam lemak bebas disajian dalam Gambar 8 berikut ini:

Gambar 8. Grafik Hubungan Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit aktif maka kandungan asam lemak bebas yang dihasilkan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena zeolit aktif menyerap air dengan kuat sehingga dengan terserapnya air, produksi asam lemak bebas semakin menurun. Efek meningkatnya konsentrasi zeolit aktif akan membuat kandungan asam lemak bebas menjadi semakin rendah. Dimana yang menyebabkan asam lemak minyak jelantah tinggi ialah terputusnya ikatan rangkap antara mono gliserida dan digliserida dan memiliki kadar air yang tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Anonimous (2007) yang menyatakan minyak jelantah adalah minyak makan hasil penggorengan yang telah digunakan berulang-ulang kali, akibat penggunaan yang berulang-ulang, otomatis minyak akan menerima banyak panas selama pemakaian sehingga memutus ikatan rangkap dan membuat minyak jelantah memiliki kandungan asam lemak bebas yang tinggi.

ŷ = -0,0288K + 0,9306 r = -0,9941 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5

Konsentrasi Zeolit Aktif (K) (%)

A s a m L e m a k B e b a s ( % )

Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan asam lemak bebas dari minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR pengaruh suhu pencampuran terhadap kandungan asam lemak bebas dari minyka jelantah yang dimurnikan disajikan pada Tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 T 0,05 0,01

- - - T1 1,036 a A

2 0,0181 0,0249 T2 0,705 b B

3 0,0190 0,0262 T3 0,588 c C

4 0,0195 0,0268 T4 0,388 d D

Keterangan: Notasi uruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1 %

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan T1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T3 dan T4 serta perlakuan T3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T4.

nilai asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 1,036% dan terendah pada perlakuan T4 sebesar 0,388%.

ŷ = -0,0206T+ 2,0205 r = -0,9802 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,10 40 50 60 70 80 90 Suhu Pencampuran (oC) (T) A s a m L e m a k B e b a s ( % )

Hubungan antara suhu pencampuran dengan asam lemak bebas disajikan pada Gambar 9 berikut:

Gambar 9. Grafik Hubungan antara Suhu Pencampuran dengan Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah yang dimurnikan.

Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pencampuran, maka kandungan asam lemak bebas yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena pada suhu yang tinggi zeolit semakin reaktif sehingga lebih banyak menyerap air didalam minyak jelantah. Dengan semakin berkurangnya air, maka proses penguraian lemak menjadi asam lemak bebas selama pemanasan menjadi terhambat dan akhirnya asam lemak bebas yang terbentuk semakin menurun. Banyaknya Asam lemak bebas pada minyak disebabkan oleh adanya air sehingga terjadi proses hidrolisis pada minyak jelantah. Hal ini sesuai dengan literatur Destianna, et al., (2007) yang menyatakan bahwa Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terpisahkan dari trigliserida, digliserida, monogliserida, dan gliserin bebas. Hal ini dapat disebabkan oleh pemanasan dan terdapatnya air sehingga terjadi proses hidrolisis.

Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 ternyata interaksi konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap asam lemak bebas minyak yang dimurnikan. Uji LSR pengaruh interaksi konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran terhadap kandungan asam lemak bebas dapat dilihat pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 KT 0,05 0,01 - - - K1T1 1,075 a A 2 0,0128 0,0176 K1T2 0,790 d D 3 0,0134 0,0185 K1T3 0,675 f F 4 0,0138 0,0190 K1T4 0,645 g G 5 0,0141 0,0193 K2T1 1,045 b B 6 0,0142 0,0196 K2T2 0,700 e E 7 0,0144 0,0199 K2T3 0,600 h H 8 0,0144 0,0201 K2T4 0,470 k I 9 0,0145 0,0203 K3T1 1,040 b B 10 0,0146 0,0204 K3T2 0,695 e E 11 0,0146 0,0205 K3T3 0,585 i H 12 0,0147 0,0206 K3T4 0,230 l J 13 0,0147 0,0207 K4T1 0,985 c C 14 0,0147 0,0208 K4T2 0,635 g G 15 0,0147 0,0209 K4T3 0,490 j I 16 0,0147 0,0209 K4T4 0,205 m K Keterangan: Notasi huruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

dan sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa pada perlakuan konsentrasi zeolit aktif tertinggi (12,5%) dan suhu pencampuran tertinggi (800C) memberikan asam lemak bebas yang terendah yaitu 0,205%.

Hubungan antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran terhadap asam lemak bebas dari minyak jelantah yang dimurnikan pada Gambar 10 berikut:

Gambar 10. Grafik Hubungan Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit aktif dan semakin tinggi suhu pencampuran, kandungan asam lemak bebas akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena meningkatnya konsentrasi zeolit aktif sebagai adsorben dan dengan suhu pencampuran yang tinggi menyebabkan zeolit lebih reaktif untuk menyerap air minyak jelantah, sehingga dengan menurunnya kadar pada minyak maka proses hidrolisis yang menyebabkan asam lemak bebas tinggi akan semakin menurun juga, sehingga asam lemak bebas pada minyak jelantah yang dimurnikan akan semakin rendah.

T1 ŷ = -0,011K + 1,1325; r = -0,9467 T2 ŷ = -0,0188K+ 0,8695; r = -0,9495 T3 ŷ = -0,0228K + 0,787; r = -0,9683 T4 ŷ = -0,0624K + 0,9335; r = -0,9629 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 2,5 5 7,5 10 12,5

Konsentrasi Zeolit Aktif (%)

A s a m L e m a k B e b a s ( % ) 50 60 70 80

Bilangan Peroksida

Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) bilangan peroksida minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR pengaruh konsentrasi zeolit aktif terhadap bilangan peroksida dari minyak jelantah sebagai berikut:

Tabel 11. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 K 0,05 0,01

- - - K1 5,314 a A

2 0,2864 0,3942 K2 3,794 b B 3 0,3007 0,4143 K3 3,195 c C 4 0,3083 0,4248 K4 1,821 d D Keterangan: Notasi huruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

dan sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan perlakuan K1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan K2, K3, dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata dengan K3, dan K4. Serta perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 5,314 sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar 1,821.

Hubungan antara konsentrasi zeolit aktif dengan bilangan peroksida disajikan pada Gambar 11 berikut:

Gambar 11. Grafik Hubungan Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.

Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit maka bilangan peroksida semakin menurun. Hal ini disebabkan karena zeolit aktif merupakan adsorben aktif yang mempunyai permukaan yang luas yang tersusun oleh pori-pori yang halus dan besar sehingga lebih kuat menyerap kotoran-kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak jelantah sehingga semakin tinggi konsentrasinya semakin banyak senyawa peroksida yang terserap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bernasconi (1995) bahwa permukaan yang luas ini tersusun oleh banyaknya pori halus pada padatan tersebut. Disamping luas spesifik dan diameter pori, distribusi ukuran partikel, maupun kekerasannya merupakan sifat karakterisik yang penting dari suatu adsorben. Tergantung pada tujuan penggunaannya, adsorben dapat berupa granulat ( biasanya untuk menyerap gas) atau serbuk (biasanya untuk adsorpsi campuran cair).

ŷ = -0,4431K + 7,4084 r = - 0,9880 0,000 0,900 1,800 2,700 3,600 4,500 5,400 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5

Konsentrasi Zeolit Aktif (K) (%)

B il a n g a n P e ro k s id a

Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap bilangan peroksida dari minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR pengaruh suhu pencampuran terhadap bilangan peroksida disajikan ada Tabel berikut:

Tabel 12. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 T 0,05 0,01

- - - T1 2,800 d C

2 0,2864 0,3942 T2 3,348 c B 3 0,3007 0,4143 T3 3,710 b B 4 0,3083 0,4248 T4 4,267 a A Keterangan: Notasi huruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

dan sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan T1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T3 dan T4 serta perlakuan T3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T4. Nilai bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada perlakuan T4 sebesar 4,267 dan terendah pada perlakuan T1 sebesar 2,800.

Hubungan antara suhu pencampuran dan bilangan peroksida disajikan pada Gambar 12 berikut:

Gambar 12 . Grafik Hubungan Suhu Pencampuran dengan Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pencampuran, maka bilangan peroksida akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya suhu yang tinggi akan mempercepat terbentuknya senyawa peroksida, ketika suhu semakin meningkat maka proses oksidasi pada minyak akan semakin meningkat sehingga pembentukan senyawa peroksida akan meningkat. Setiap lemak atau minyak yang tidak jenuh ketika dipanaskan akan membentuk senyawa peroksida dan peristiwa ini dipercepat dengan semakin meningkatnya suhu.

Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.

Dari Lampiran 3 dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap bilangan peroksida dari minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR pengaruh konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran disajikan pada Tabel 13 berikut:

ŷ = 0,0476T + 0,4354 r = 0,9968 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 40 50 60 70 80

Suhu Pencam puran (0C) (T)

B il a n g a n P e ro k s id a

Tabel 13. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 KT 0,05 0,01 - - - K1T1 3,764 e E 2 0,2025 0,2788 K1T2 4,702 c C 3 0,2126 0,2929 K1T3 6,018 b B 4 0,2180 0,3003 K1T4 6,773 a A 5 0,2227 0,3064 K2T1 3,162 f F 6 0,2254 0,3105 K2T2 3,876 e E 7 0,2275 0,3152 K2T3 3,897 e E 8 0,2288 0,3186 K2T4 4,243 d D 9 0,2302 0,3213 K3T1 2,703 g G 10 0,2315 0,3233 K3T2 3,071 f F 11 0,2318 0,3250 K3T3 3,091 f F 12 0,2322 0,3267 K3T4 3,917 e E 13 0,2325 0,3280 K4T1 1,571 i I 14 0,2329 0,3294 K4T2 1,744 i I 15 0,2332 0,3304 K4T3 1,836 i HI 16 0,2335 0,3314 K4T4 2,134 h H Keterangan: Notasi huruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

dan sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran yang menyebabkan bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada perlakuan K1T4 sebesar 6,773 dan terendah pada perlakuan K4T1 sebesar 1,571. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi zeolit aktif tertinggi dan suhu pencampuran terendah senyawa peroksida pada minyak jelantah setelah dimurnikan menjadi berkurang.

Hubungan interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran terhadap bilangan peroksida disajikan pada Gambar 13 berikut:

T1 ŷ = -0,2815K + 5,2631; r = -0,9796 T2 ŷ = -0,3871K + 6,735; r = -0,9918 T3 ŷ = -0,5341K + 8,3839; r = -0,9812 T4 ŷ = -0,5697K + 9,2516; r = -0,9623 0,000 0,900 1,800 2,700 3,600 4,500 5,400 6,300 7,200 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5

Konsentrasi Zeolit Aktif (%)

B il a n g a n P e ro k s id a 50 60 70 80

Gambar 13. Grafik Hubungan Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa bilangan peroksida akan semakin rendah dengan semakin meningkatnya konsentrasi zeolit aktif. Hal ini disebabkan karena zeolit aktif merupakan adsorben aktif yang mempunyai permukaan yang luas yang terbentuk oleh pori-pori yang halus dan besar sehingga lebih kuat menyerap kotoran-kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak jelantah sehingga semakin tinggi konsentrasinya semakin banyak senyawa peroksida yang terserap. Kemudian pada perlakuan suhu pencampuran semakin tinggi suhu pencampuran maka bilangan peroksida akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya suhu yang tinggi akan mempercepat terbentuknya senyawa peroksida, ketika suhu semakin meningkat maka proses hidrolisis pada minyak akan semakin meningkat juga sehingga pembentukan senyawa peroksida akan meningkat.

Nilai Indeks Warna

Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Nilai Indeks Warna Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai indeks warna minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR pengaruh suhu pencampuran terhadap organoleptik disajikan pada Tabel 14 berikut :

Tabel 14 . Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Nilai Indeks Warna Minyak Jelantah Yang Dimurnikan

jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 K 0,05 0,01

- - - K1 5,475 a A

2 0,1044 0,1437 K2 5,300 b B 3 0,1096 0,1510 K3 5,188 c B 4 0,1124 0,1549 K4 5,150 c B

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan K2, K3 dan K4. Perlakuan K2 berbeda nyata dengan perlakuan K3 dan K4. Perlakuan K3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan K4. Nilai indeks warna yang tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 5,475 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 5,150. Hal ini disebabkan karena semakin banyak konsentrasi zeolit aktifnya maka kotoran-kotoran yang menyebabkan warna minyak jelantah hitam akan semakin banyak yang diserap, sehingga minyak akan semakin kuning keemasan warnanya. Semakin rendah nilai indeks warna semakin bagus warna yang dihasilkan.

Hubungan konsentrasi zeolit aktif dengan nilai indeks warna minyak jelantah yang dimurnikan dapat dilihat pada Gambar 14 berikut.

Gambar 14. Grafik Hubungan Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Nilai Indeks Warna Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.

Dokumen terkait