PENGARUH KONSENTRASI ZEOLIT AKTIF DAN
SUHU PENCAMPURAN TERHADAP MUTU PEMURNIAN
MINYAK JELANTAH
SKRIPSI
OLEH
MHD TAKDIR ROSIP HSB
040305015 / TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
PENGARUH KONSENTRASI ZEOLIT AKTIF DAN
SUHU PENCAMPURAN TERHADAP MUTU PEMURNIAN
MINYAK JELANTAH
SKRIPSI
OLEH
MHD TAKDIR ROSIP HSB
040305015 / TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skripsi : Pengaruh Konsetrasi Zeolit Aktif dan Suhu
Pencampuran Terhadap Mutu Pemurnian Minyak Jelantah
Nama : Mhd Takdir Rosip Hsb
NIM : 040305015
Departemen : Teknologi Pertanian Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing :
Dr. Ir. Herla Rusmarilin, M.Si Prof. Dr. Ir. Zulkifli Lubis, M.App.Sc Ketua Anggota
Mengetahui
Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si Ketua Departemen
ABSTRAK
PENGARUH KONSENTRASI ZEOLIT AKTIF DAN SUHU PENCAMPURAN TERHADAP MUTU PEMURNIAN MINYAK JELANTAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit aktif dan suhu pencampuran terhadap mutu pemurnian minyak jelantah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor, yaitu faktor 1 : konsentrasi zeolit aktif (K) yang terdiri dari K1 = 5%, K2 = 7,5%, K3 = 10%, K4 = 12,5%
dan faktor 2 : suhu pencampuran (T) yang terdiri dari T1 = 500C, T2 = 600C, T3 = 700C,
T4 = 80 0
C. Pemurnian minyak jelantah dilakukan dengan penambahan karbon aktif sebanyak 20% dari berat minyak jelantah. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, nilai indeks warna, viskositas, dan nilai organoleptik aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, nilai indeks warna dan viskositas pada minyak jelantah hasil pemurnian. Suhu pencampuran memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, nilai indeks warna, viskositas dan nilai organoleptik (aroma) pada minyak jelantah hasil pemurnian. Interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan viskositas pada minyak jelantah hasil pemurnian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa minyak jelantah yang paling baik diperoleh dengan memakai zeolit aktif dengan konsentrasi12,5% dan suhu pencampuran 600C.
Kata Kunci : minyak jelantah, zeolit aktif, suhu pencampuran
ABSTRACT
THE EFFECT OF ACTIVE ZEOLITE CONCENTRATION AND MIXING TEMPERATURE TO QUALITY OF PURIFIED JELANTAH OIL
The purpose of this research was to know the effect of addition of active zeolite and mixing temperature to the quality of purified jelantah oil. The research was performed using factorial completely randomized design with two factors. The first factor was active zeolite concentration ( K) consisted of K1 = 5%, K2 = 7,5%, K3 = 10%, K4 =
12,5%. The second factor was mixing temperature (T) consisted of T1 = 500C, T2 = 600C,
T3 = 700C, T4 = 800C. The purification of jelantah oil was carried out with the addition of
active carbon 20% of jelantah oil weight. Parameters observed were water content, free fatty acid content, peroxide value, colour index value, viscosity, and organoleptic value of aroma. The result showed that active zeolite concentration gave highly significant effect on water content, free fatty acid content, peroxide value, colour index value and viscosity of purified jelantah oil. Mixing temperature gave highly significant effect on water content, free fatty acid content, peroxide value, colour index value, viscosity and organoleptic value (aroma) of the purified jelantah oil. The interaction between active zeolite concentration and mixing temperature gave highly significant effect on water content, free fatty acid content, peroxide value and viscosity of purified jelantah oil. The result showed that the best purified jelantah oil was produced using 12,5% active zeolite concentration and 600C mixing temperature.
RINGKASAN
MUHAMMAD TAKDIR ROSIP HASIBUAN, “Pengaruh Konsetrasi
Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Mutu Pemurnian Minyak
Jelantah”. Dibimbing oleh Dr. Ir .Herla Rusmarilin, M.si sebagai Ketua Komisi
Pembimbing dan Prof. Dr. Ir. Zulkifli Lubis, M.App.Sc sebagai Anggota Komisi
Pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit
aktif dan suhu pencampuran terhadap mutu pemurnian minyak jelantah.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor, yaitu
faktor 1 : Konsentrasi Zeolit aktif (K) yang terdiri dari K1 = 5%, K2 = 7,5%, K3 =
10%, dan K4 = 12,5%. Faktor 2 : Suhu Pencampuran (T) yang terdiri dari T1 = 50
o
C, T2 = 60 oC, T3 = 70 oC dan T4 = 80 oC.
Hasil Analisis secara statistik memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Kadar Air
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif
memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air minyak
jelantah yang dimurnikan. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan K1
sebesar 0,267% sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar 0,196%.
Suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar air minyak jelantah yang dimurnikan. Nilai kadar air
tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 0,244% dan terendah pada
Interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran
memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air dari minyak
jelantah yang dimurnikan.
2. Asam Lemak Bebas
Konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap asam lemak bebas dari minyak jelantah yang dimurnikan. Asam lemak
bebas tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 0,796% sedangkan yang
terendah pada perlakuan K4 sebesar 0,579%.
Suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap kandungan asam lemak bebas dari minyak jelantah yang
dimurnikan. Nilai asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar
1,036% dan terendah pada perlakuan T4 sebesar 0,388%.
Interaksi konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap asam lemak bebas minyak
jelantah yang dimurnikan.
3. Bilangan Peroksida
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap bilangan
peroksida minyak jelantah yang dimurnikan. Bilangan peroksida tertinggi
diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 5,314 sedangkan yang terendah pada
perlakuan K4 sebesar 1,821.
Suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada perlakuan T4 sebesar 4,267 dan
terendah pada perlakuan T1 sebesar 2,8.
Konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap bilangan peroksida dari minyak
jelantah yang dimurnikan.
4. Nilai Indeks Warna
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif
memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai indeks warna
minyak jelantah yang dimurnikan. Nilai indeks warna yang tertinggi terdapat pada
perlakuan K1 yaitu sebesar 5,475 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K4
yaitu sebesar 5,150.
Suhu pencampuran memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
nilai indeks warna minyak jelantah yang dimurnikan. Nilai indeks warna yang
tertinngi terdapat pada perlakuan T1 yaitu sebesar 5,650 dan yang terendah
terdapat pada perlakuan T4 yaitu sebesar 4,588.
Interaksi konsenterasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan
pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai indeks warna minyak jelantah yang
dimurnikan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
5. Viskositas
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif
memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap viskositas minyak jelantah
yang dimurnikan. Viskositas yang tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu
sebesar 0,002181 N/m2 dan viskositas yang terendah terdapat pada perlakuan K4
Suhu pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap viskositas minyak jelantah yang dimurnikan. Viskositas
tertinggi terdapat pada perlakuan T1 yaitu sebesar 0,002523 dan yang terendah
terdapat pada perlakuan T2 yaitu sebesar 0,001731.
Interaksi konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan
pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap viskositas dari minyak jelantah
yang dimurnikan.
6. Uji Organoleptik (Aroma)
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif
memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap uji organoleptik (aroma)
minyak jelantah yang dimurnikan. Sehingga tidak dilanjutkan uji LSR nya.
Suhu percampuran memberikan perangaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap uji organoleptik (aroma) minyak jelantah yang dimurnikan. Nilai
organoleptik tertinggi terdapat pada perlakuan T1 yaitu sebesar 3,913 dan yang
terendah terdapat pada perlakuak T4 yaitu sebesar 3,100.
Interaksi konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan
pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap organoleptik (aroma) minyak
RIWAYAT HIDUP
MUHAMMAD TAKDIR ROSIP HASIBUAN, dilahirkan di Sibuhuan
pada tanggal 16 Desember 1985, anak ketiga dari enam bersaudara dari Ayahanda
Hasben Hasibuan dan Ibunda Zurnaisah, beragama Islam.
Adapun pendidikan formal yang pernah ditempuh, pada tahun 1992
penulis memasuki SD Negeri 2 Barumun, lulus tahun 1998. Tahun 1998 penulis
memasuki SLTP Negeri 1 Barumun, lulus tahun 2001. Tahun 2001 penulis
memasuki SMU Negeri 1 Barumun, lulus tahun 2004. Tahun 2004 penulis
memasuki Universitas Sumatera Utara, Fakultas pertanian, Departemen Teknologi
Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian melalui jalur Pemanduan
Minat dan Prestasi (PMP).
Selama kuliah penulis pernah menjadi anggota Ikatan Mahasiswa
Teknologi Hasil Pertanian (IMTHP). Penulis juga pernah menjadi anggota
Agriculture Technology Moslem (ATM) dan menjadi Anggota dan Pengurus tim
sepakbola Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pada bulan Juli 2008,
penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik Kelapa Sawit Adolina
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran terhadap
mutu pemurnian minyak Jelantah” Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada Dr. Ir .Herla Rusmarilin, M.si selaku Ketua Komisi
Pembimbing dan Prof. Dr. Ir. Zulkifli Lubis, M.App.Sc selaku Anggota Komisi
Pembimbing penulis yang telah banyak membimbing dan memberikan arahan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Ayahanda Hasben Hasibuan dan Ibunda Zurnaisah, juga kedua Kakak saya Efi
Harisah Hsb dan Minta Pria Hsb, serta ketiga Adek saya Ahmad Afandi Hsb,
Intan Rawalia Hsb dan Sondi Martua Hsb, tak lupa juga kepada Abang ipar saya
Hariman Rangkuti yang telah banyak memberikan kasih sayang, semangat,
nasehat dan bantuan material, serta doa kepada penulis. Terima kasih juga kepada
rekan-rekan stambuk 2004 terutama kepada Muhardiansyah yang telah membantu
banyak penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, serta kepada Arief
(gorief), Sadri, Ari, Ery, Yamin, Rahman, Christian (si Om), Riswan (si Juntak),
Eka , Abri, Ika, Dede, Rahma dan kawan seperjuangan selama PKL Surya
(yayuk), Zul (Mas Zul), Ardi (Marbus) dan kawan-kawan yang lain yang tidak
sempat tertulis atas bantuan moral, doa serta motivasinya kepada penulis selama
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan dan
untuk kepentingan penelitian selanjutnya.
Medan, Desember 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Pemurnian Minyak Jelantah ... 20
Skema Skema Aktivasi Zeolit ... 23 Skema Pemurnian Minyak Jelantah ... 24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Parameter Yang Diamati
Dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 25 Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Parameter Yang Diamati
Dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 26 Kadar Air
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif (%) terhadap Kadar Air (%)
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 27 Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air (%)
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 28 Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Zeolit Aktif
dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 30 Asam Lemak Bebas
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Asam Lemak Bebas (%)
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 33 Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas (%)
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 35 Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Zeolit Aktif
dan Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 37 Bilangan Peroksida
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Bilangan Peroksida
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 39 Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 41 Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif
dan Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 42 Nilai Indeks Warna
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Nilai Indeks Warna
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 45 Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Nilai Indeks Warna
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 47 Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan
Suhu Pencampuran Terhadap Nilai Indeks Warna
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 48 Viskositas
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Viskositas
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 49 Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Viskositas
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 50 Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan
Suhu Pencampuran Terhadap Viskositas
Uji Organoleptik (Aroma)
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Uji Organoleptik (Aroma) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 54 Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Uji Organoleptik (Aroma)
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 54 Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan
Suhu Pencampuran terhadap Organoleptik (Aroma)
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 56
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...57 Saran ...57
DAFTAR PUSTAKA ...58 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
1 Standar Mutu Minyak Goreng Indonesia... 6
2 Uji Skala Hedonik Penentuan Aroma Minyak Jelantah
Yang Telah Dimurnikan ... 22
3 Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Parameter
Yang Diamati ... 25
4 Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Parameter Yang
Diamati... 26
5 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 27
6 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap
Kadar Air dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 29
7 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan... 31
8 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 33
9 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap
Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah yang dimurnikan ... 35
10 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit
Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan... 37
11 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 39
12 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap
Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 41
13 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida
14 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Nilai Indeks Warna Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 45
15 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap
Nilai Indeks warna Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 47
16 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Viskositas Minyak jelantah Yang Dimurnikan ... 49
17 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Viskositas Minyak jelantah Yang Dimurnikan ... 51
18 Uji LSR Efek Utama pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Viskositas
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan... 52
19 Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal
1. Zeolit alam ... 10
2. Struktur mikromolekul zeolit ... 10
3. Skema Aktivasi Zeolit ... 23
4. Skema Pemurnian Minyak Jelantah ... 24
5. Grafik Hubungan Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 28
6. Grafik Hubungan Suhu Pencampuran dengan Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 29
7. Grafik Hubungan Interaksi Antara Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 32
8. Grafik Hubungan Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 34
9. Grafik Hubungan antara Suhu Pencampuran dengan Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah yang dimurnikan ... 36
10. Grafik Hubungan Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 38
11. Grafik Hubungan Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Bilangan Peroksida dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 40
12. Grafik Hubungan Suhu Pencampuran dengan Bilangan Peroksida Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 42
13. Grafik Hubungan Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Bilangan Peroksida dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 44
15. Grafik Hubungan Suhu Pencampuran dengan Nilai Indeks
Warna Minyak Jelantah Yang Dimurnikan ... 48
16. Hubungan Konsentrasi Zeolit Aktif dan Viskositas Minyak
Jelantah Yang Dimurnikan ... 50
17. Grafik Hubungan Suhu Pencampuran dengan Viskositas Minyak
Jelantah Yang Dimurnikan ... 51
18. Grafik Hubungan Interaksi Konsentrasi Zeolit dan Suhu Pencampuran Terhadap Viskositas Minyak Jelantah Yang
Dimurnikan ... 53
19. Grafik Hubungan Suhu Pencampuran dengan Uji Organoleptik
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal
1. Data Pengamatan Analisis Kadar Air (%) ... 60
2. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Air (%) ... 60
3. Data Pengamatan Analisis Asam Lemak Bebas (%) ... 61
4. Daftar Analisis Sidik Ragam Asam Lemak Bebas (%) ... 61
5. Data Pengamatan Analisis Bilangan Peroksida ... 62
6. Daftar Analisis Sidik Ragam Bilangan Peroksida ... 62
7. Data Pengamatan Analisis Nilai Indeks warna ... 63
8. Daftar Analisis Sidik Ragam Nilai Indeks Warna ... 63
9. Data Pengamatan Analisis Viskositas (N/m2) ... 64
10. Daftar Analisis Sidik Ragam Viskositas (N/m2) ... 64
11. Data Pengamatan Analisis Organoleptik (Aroma) ... 65
12. Daftar Analisis Sidik Ragam Organoleptik (Aroma) ... 65
13. Gambar Minyak Jelantah dan Minyak Curah (Murni) ... 66
ABSTRAK
PENGARUH KONSENTRASI ZEOLIT AKTIF DAN SUHU PENCAMPURAN TERHADAP MUTU PEMURNIAN MINYAK JELANTAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit aktif dan suhu pencampuran terhadap mutu pemurnian minyak jelantah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor, yaitu faktor 1 : konsentrasi zeolit aktif (K) yang terdiri dari K1 = 5%, K2 = 7,5%, K3 = 10%, K4 = 12,5%
dan faktor 2 : suhu pencampuran (T) yang terdiri dari T1 = 500C, T2 = 600C, T3 = 700C,
T4 = 80 0
C. Pemurnian minyak jelantah dilakukan dengan penambahan karbon aktif sebanyak 20% dari berat minyak jelantah. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, nilai indeks warna, viskositas, dan nilai organoleptik aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, nilai indeks warna dan viskositas pada minyak jelantah hasil pemurnian. Suhu pencampuran memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, nilai indeks warna, viskositas dan nilai organoleptik (aroma) pada minyak jelantah hasil pemurnian. Interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan viskositas pada minyak jelantah hasil pemurnian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa minyak jelantah yang paling baik diperoleh dengan memakai zeolit aktif dengan konsentrasi12,5% dan suhu pencampuran 600C.
Kata Kunci : minyak jelantah, zeolit aktif, suhu pencampuran
ABSTRACT
THE EFFECT OF ACTIVE ZEOLITE CONCENTRATION AND MIXING TEMPERATURE TO QUALITY OF PURIFIED JELANTAH OIL
The purpose of this research was to know the effect of addition of active zeolite and mixing temperature to the quality of purified jelantah oil. The research was performed using factorial completely randomized design with two factors. The first factor was active zeolite concentration ( K) consisted of K1 = 5%, K2 = 7,5%, K3 = 10%, K4 =
12,5%. The second factor was mixing temperature (T) consisted of T1 = 500C, T2 = 600C,
T3 = 700C, T4 = 800C. The purification of jelantah oil was carried out with the addition of
active carbon 20% of jelantah oil weight. Parameters observed were water content, free fatty acid content, peroxide value, colour index value, viscosity, and organoleptic value of aroma. The result showed that active zeolite concentration gave highly significant effect on water content, free fatty acid content, peroxide value, colour index value and viscosity of purified jelantah oil. Mixing temperature gave highly significant effect on water content, free fatty acid content, peroxide value, colour index value, viscosity and organoleptic value (aroma) of the purified jelantah oil. The interaction between active zeolite concentration and mixing temperature gave highly significant effect on water content, free fatty acid content, peroxide value and viscosity of purified jelantah oil. The result showed that the best purified jelantah oil was produced using 12,5% active zeolite concentration and 600C mixing temperature.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau
hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng dari tumbuhan (nabati)
biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, kelapa sawit, kacang-kacangan,
jagung dan kedelai. Minyak goreng bisa digunakan hingga 3-4 kali penggorengan.
Jika digunakan berulang kali maka minyak akan berubah warna.
Minyak goreng sangat diperlukan dalam proses pengolahan bahan pangan
sebagai medium penghantar panas juga untuk menambah rasa gurih, nilai gizi dan
kalori dalam bahan pangan tersebut. Penggunaan kembali minyak goreng bekas
secara berulang-ulang akan menurunkan mutu bahan pangan yang digoreng akibat
terjadinya kerusakan pada minyak yang digunakan. Pada minyak goreng bekas
yang telah rusak akan terbentuk senyawa-senyawa yang tidak diinginkan seperti
asam lemak bebas, peroksida dan kotoran-kotoran lain yang tersuspensi ke dalam
minyak.
Minyak jelantah adalah minyak makan hasil penggorengan yang telah
digunakan berulang-ulang kali, akibat penggunaan yang berulang-ulang, otomatis
minyak akan menerima banyak panas selama pemakaian sehingga memutus ikatan
rangkap dan membuat minyak jelantah memiliki kandungan asam lemak bebas
yang tinggi.
Minyak jelantah dapat menimbulkan karsinogenik seperti kanker dan
banyak dan berulang-ulang, karena jumlah ALB pada minyak jelantah amat
tinggi.
Salah satu alternatif pemecahan masalah untuk mengurangi kandungan
kontaminan dalam minyak goreng bekas adalah pemurnian melalui proses
adsorpsi. Proses ini dapat menyerap zat-zat yang tidak diinginkan dalam minyak
goreng bekas dengan menggunakan suatu zat yang disebut dengan adsorben. Ada
beberapa alternatif adsorben yang dapat digunakan dalam adsorpsi yaitu silica gel,
karbon aktif dan zeolit.
Unsur-unsur kimia dalam minyak goreng (misalnya trigliserida) memiliki
diameter kinetik yang terlalu besar dan akan membuat unsur-unsur ini tidak dapat
melewati pori-pori zeolit sehingga secara efektif unsur-unsur kimia ini akan
tersaring. Dengan demikian, secara teori maka separasi unsur-unsur kimia dari
minyak goreng bekas dapat dilakukan oleh zeolit.
Zeolit merupakan kelompok senyawa berbagai jenis mineral alumino
silikat hidrat dengan logam alkali. Zeolit cocok digunakan sebagai adsorben untuk
substansi yang bersifat polar (misalnya : air dan larutan cair lainnya). Zeolit terdiri
dari dua jenis yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis.
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang patut dikembangkan
lebih lanjut seperti zeolit alam yang cukup melimpah dengan tingkat kemurnian
lebih dari 84 %. Selama ini, zeolit alam tersebut hanya digunakan secara langsung
sebagai penyubur tanah dan pencampur makanan ternak. Zeolit alam tersebut
terdapat di Jawa tepatnya di Malang, dan di Sumatera yaitu di Lampung dan di
Beberapa keuntungan pemakaian zeolit alam sebagai adsorben pada
adsorbsi minyak goreng bekas antara lain yaitu zeolit alam mempunyai efesiensi
yang tinggi dalam menghilangkan VOC (volatile organic compound), mudah
pemeliharaannya, mudah ditempatkan di dalam wadah, menggunakan teknologi
yang sederhana, dan bernilai ekonomis.
Penelitian mengenai minyak goreng bekas melalui proses adsorbsi dengan
adsorben zeolit telah dilakukan sebelumnya oleh Widayat dan Haryani (2005).
Pada penelitian ini digunakan zeolit alam yang berasal dari Jawa, dan hasil
penelitian yang diperoleh yaitu bilangan peroksida sebesar 12,84 dan kadar air
sebesar 1,91 %, bilangan asam optimum sebesar 1,71 dicapai pada berat zeolit
19,07 gram dengan diameter zeolit 1,69 mm. Dengan diameter zeolit 1,69 mm
maka mesh yang digunakan berukuran 10. Dengan prinsip yang sama maka
penelitian ini dilakukan, dengan menggunakan zeolit alam yang berasal dari
Sumatera Utara. Akan tetapi, mesh yang digunakan adalah mesh ukuran 70,
dengan tujuan yaitu dengan semakin kecilnya ukuran partikel zeolit maka luas
permukaan untuk penyerapannya akan semakin besar.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik meneliti tentang proses
pemurnian minyak jelantah menggunakan zeolit aktif dengan judul penelitian
“Pengaruh Konsetrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Mutu
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit
aktif dan suhu pencampuran terhadap mutu pemurnian minyak jelantah.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai sumber informasi pada pemurnian minyak jelantah menggunakan zeolit aktif.
- Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi
Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hipotesis Penelitian
- Ada pengaruh konsentrasi zeolit aktif terhadap mutu pemurnian minyak
jelantah.
- Ada pengaruh suhu pencampuran zeolit aktif dengan minyak jelantah
terhadap mutu pemurnian minyak jelantah.
- Ada pengaruh interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dengan suhu
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari
sembilan bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Minyak
goreng biasanya digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan, penambah
cita rasa, ataupun shortening yang membentuk tekstur pada pembuatan roti.
Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang tidak larut dalam air yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Lemak dan minyak yang digunakan
dalam makanan sebagian besar adalah trigliserida yang merupakan ester dari
gliserol dan berbagai asam lemak (Buckle, et al., 1987).
Lemak hewani mengandung banyak sterol (kolesterol) sedangkan lemak
nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak nabati yang berbentuk cair dapat
dibedakan atas tiga golongan yaitu :
(a). Drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mengering di udara,
misalnya minyak yang digunakan untuk cat dan pernis
(b). Semi drying oil seperti minyak jagung, minyak kapas dan minyak bunga
matahari, dan
(c). Non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak kacang tanah
Berdasarkan sifat titik cair, dikenal dua macam istilah dalam gliserida
yaitu minyak dan lemak. Minyak adalah gliserida yang berbentuk cair sedangkan
lemak berbentuk padat pada suhu kamar. Oleh karena ketidakjenuhan gliserida
mengakibatkan perbedaan titik cair gliserida (Winarno, et al., 1980).
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas, stabil pada cahaya
matahari, tidak merusak flavour hasil gorengan, sedikit gum, menghasilkan
produk dengan tekstur dan rasa yang bagus, asapnya sedikit setelah digunakan
berulang-ulang, serta menghasilkan warna keemasan pada produk (Wijana, 2005).
Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI-3741-1995
sebagai berikut :
Tabel 1. Standar Mutu Minyak Goreng Indonesia
No. Kriteria Uji Persyaratan No. Kriteria Uji Persyaratan
1. Bau Normal 11. Titik asap Min 200ºC
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai
alat pengolah bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media
penggoreng sangat penting dan kebutuhannya semakin meningkat. Minyak goreng
penggorengan sebagian minyak akan teradsorbsi dan masuk ke bagian luar bahan
yang digoreng dan mengisi ruang kosong yang semula diisi oleh air. Hasil
penggorengan biasanya mengandung 5-40 % minyak. Konsumsi minyak yang
rusak dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti pengendapan lemak dalam
pembuluh darah (Artherosclerosis) dan penurunan nilai cerna lemak
(Wijana, 2005).
Kerusakan minyak akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan pangan
yang digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerisasi akan
menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak
enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat
dalam minyak. Oksidasi minyak akan menghasilkan senyawa aldehida, keton,
hidrokarbon, alkohol, lakton serta senyawa aromatis yang mempunyai bau tengik
dan rasa getir. Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi
karena reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tidak jenuh. Hal ini terbukti
dengan terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat
penggorengan (Ketaren, 1986).
Kerusakan minyak atau lemak akibat pemanasan pada suhu tinggi (200 -
250°C) akan mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai macam
penyakit, misalnya diarhea, pengendapan lemak dalam pembuluh darah, kanker
dan menurunkan nilai cerna lemak. Namun, kerusakan minyak juga bisa terjadi
selama penyimpanan. Penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida pada minyak lalu membentuk gliserol
Sehubungan dengan banyaknya minyak goreng bekas dari sisa industri
maupun rumah tangga dalam jumlah tinggi dan menyadari adanya bahaya
konsumsi minyak goreng bekas, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk
memanfaatkan minyak goreng bekas tersebut agar tidak terbuang dan mencemari
lingkungan. Pemanfaatan minyak goreng dapat dilakukan dengan pemurnian
melalui proses adsorbsi dengan adsorben zeolit alam yang telah diaktifkan.
Unsur-unsur kimia dalam minyak goreng (misalnya trigliserida) memiliki
diameter kinetik yang terlalu besar dan akan membuat unsur-unsur ini tidak dapat
melewati pori-pori zeolit sehingga secara efektif unsur-unsur kimia ini akan
tersaring. Dengan demikian, secara teori maka separasi unsur-unsur kimia dari
minyak goreng bekas dapat dilakukan oleh zeolit (Saputra, 2006).
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terpisahkan dari trigliserida,
digliserida, monogliserida, dan gliserin bebas. Hal ini dapat disebabkan oleh
pemanasan dan terdapatnya air sehingga terjadi proses hidrolisis. Oksidasi juga dapat
meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam minyak nabati ( Destianna, et al., 2007)
Kerusakan atau ketengikan dalam minyak dapat disebabkan oleh 4 faktor
yaitu (1) absorbsi bau oleh minyak, (2) aksi oleh enzim dalam jaringan bahan
mengandung minyak, (3) aksi mikroba dan (4) oksidasi oleh oksigen udara atau
kombinasi dari dua atau dari penyebab kerusakan minyak (Ketaren, 1986).
Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak makan hasil penggorengan yang telah
digunakan berulang-ulang kali, akibat penggunaan yang berulang-ulang, otomatis
rangkap dan membuat minyak jelantah memiliki kandungan asam lemak bebas
yang tinggi (Anonimous, 2007).
Minyak jelantah dapat menimbulkan karsinogenik seperti kanker dan
penyempitan pembuluh darah apabila pengkonsumsiannya dalam jumlah yang
banyak dan berulang-ulang, karena jumlah ALB pada minyak jelantah amat tinggi
dapat menyebabkan penyumbatan pada sel-sel pembuluh darah
(Anonimous, 2007).
Netralisasi adalah suatu proses pemisahan asam lemak bebas dari
minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau
pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun. Pemisahan asam lemak bebas dapat
juga dilakukan dengan cara penyulingan yang dikenal dengan istilah deasidifikasi
(Hambali, et al., 2006).
Jika kita mengumpulkan minyak goreng bekas (disebut juga recycled
frying oil) keuntungan yang bisa diperoleh antara lain adalah :
- Mencegah terjadinya polusi lingkungan (air dan tanah) dengan tidak adanya
pembuangan minyak bekas goreng ke sembarang tempat
- Mengurangi bahan karsinogenik yang beredar di masyarakat. Seperti diketahui,
penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang (ditandai dengan warna coklat
tua, hitam, dan mengandung sekitar 400 senyawa kimia) akan mengoksidasi
asam lemak tidak jenuh membentuk gugus peroksida dan monomer siklik.
Senyawa ini memicu penyakit kanker kolon, pembesaran hati, ginjal dan
Zeolit
Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi
yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka 3 dimensinya.
Ion – ion logam tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa merusak struktur
zeolit dan dapat menyerap air secara reversibel.
Gambar 1. Zeolit alam Gambar 2. Struktur mikromolekul zeolit
(Anonimous, 1994).
Zeolit mempunyai struktur berongga dan biasanya rongga ini diisi oleh air
dan kation yang dapat dipertukarkan dan memiliki ukuran pori yang tertentu. Oleh
karena itu zeolit dapat dimanfaatkan sebagai penyaring molekular, penukar ion,
penyerap bahan dan katalisator.
Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari unit – unit tetrahedral AlO4 dan
SiO4 yang saling berhubungan melalui atom O dan di dalam struktur tersebut Si4+
M2nO.Al2O3.xSiO2.yH2O
Keterangan :
M = kation alkali atau alkali tanah
n = valensi logam alkali
x = bilangan tertentu (2 s/d 10)
y = bilangan tertentu (2 s/d 7)
Selain mampu menyerap gas atau zat, zeolit juga mampu memisahkan
molekul zat berdasarkan ukuran dan kepolarannya. Meskipun ada dua molekul
atau lebih yang dapat melintas, hanya sebuah saja yang dapat lolos karena adanya
pengaruh kutub antara molekul zeolit dengan zat tersebut. Molekul yang tidak
jenuh atau mempunyai kutub akan lebih mudah lolos daripada yang tidak
berkutub atau yang jenuh.
Selektivitas adsorbsi zeolit terhadap ukuran molekul tertentu dapat
disesuaikan dengan jalan : penukaran kation, dekationisasi, dealuminasi secara
hidrotermal, dan pengubahan perbandingan kadar Si dan Al (Anonimous, 1994).
Jenis-jenis Zeolit
Menurut proses pembentukannya maka zeolit dapat digolongkan menjadi
2 (dua) kelompok, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis.
a. Zeolit alam
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses perubahan alam (zeolitisasi) dari
batuan vulkanik tuf, sedangkan zeolit sintetis direkayasa oleh manusia
secara proses kimia.
1. Zeolit yang terdapat di antara celah-celah batuan atau di antara lapisan
batuan. Zeolit jenis ini biasanya terdiri dari beberapa jenis mineral zeolit
bersama-sama dengan mineral lainnya seperti kalsit, kwarsa, renit, klorit,
flourit, mineral sulfida, dan lain-lain
2. Zeolit yang berupa batuan
Hanya sedikit jenis zeolit yang berbentuk batuan diantaranya adalah
klinoptilotit, analsim laumontit, mordenit, filipsit, erionit, kabasit, dan
heulandit.
Menurut proses terbentuknya maka batuan zeolit dapat dibedakan menjadi
7 kelompok, yaitu :
1. Mineral zeolit yang terbentuk dari endapan gunung berapi di dalam danau
asin yang tertutup.
2. Mineral zeolit yang terbentuk di dalam danau air tawar atau di dalam
lingkungan air tanah terbuka.
3. Mineral zeolit yang terbentuk di lingkungan laut.
4. Mineral zeolit yang terbentuk karena proses metamorfosis berderajat
rendah karena pengaruh timbunan.
5. Mineral zeolit yang terbentuk oleh aktivitas hidrotermal atau air panas.
6. Mineral zeolit yang terbentuk dari endapan gunung berapi di dalam tanah
yang bersifat alkali.
7. Mineral zeolit yang terbentuk dari batuan atau mineral lain yang tidak
Beberapa keuntungan pemakaian zeolit alam sebagai adsorben pada
adsorbsi minyak goreng bekas antara lain yaitu zeolit alam mempunyai efesiensi
yang tinggi dalam menghilangkan VOC (volatile organic compound), mudah
pemeliharaannya, mudah ditempatkan di dalam wadah, menggunakan teknologi
yang sederhana, dan bernilai ekonomis. (Anonimous, 2006).
b. Zeolit sintetis
Zeolit sintetis dapat diproduksi dengan cara hidrotermal dan kebanyakan
diproduksi di bawah kondisi tidak setimbang, akibatnya zeolit yang
dihasilkan merupakan bahan metastabil (mudah berubah).
Tahap pertama dalam pembuatan zeolit adalah reaksi bahan dasar seperti gel
atau zat padat amorf, hidroksida alkali metal dengan pH tinggi dan basa
kuat. Kondisi operasinya yaitu suhu hidrotermal rendah, dan arus reaktan
yang berlawan (Anonimous, 1994).
Zeolit merupakan kelompok senyawa berbagai jenis mineral alumino
silikat hidrat dengan logam alkali. Zeolit cocok digunakan sebagai adsorben untuk
substansi yang bersifat polar (misalnya : air dan larutan cair lainnya). Zeolit terdiri
dari dua jenis yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis (Anonimous, 2007).
Proses Aktivasi Zeolit Alam
Proses aktivasi zeolit alam dapat dilakukan dalam 2 cara yaitu secara fisika
dan secara kimiawi.
Aktivasi secara fisika berupa pemanasan zeolit dengan tujuan untuk
menguapkan air yang terperangkap dalam pori-pori kristal zeolit, sehingga luas
suhu 300-400ºC (untuk skala laboratorium) atau menggunakan tungku putar
dengan pemanasan secara penghampaan selama 3 jam atau tanpa penghampaan
selama 5-6 jam (skala besar). Pengaktifan zeolit yang akan dimanfaatkan di
bidang pertanian dan pengolahan air dilakukan pada suhu 230ºC selama 2,5 jam
sampai 3 jam dalam oven putar.
Aktivasi secara kimia dilakukan dengan larutan asam (H2SO4) atau basa
(NaOH) dengan tujuan untuk membersihkan permukaan pori, membuang senyawa
pengotor, dan mengatur kembali letak atom yang dapat dipertukarkan. Pereaksi
kimia ditambahkan pada zeolit yang telah disusun dalam suatu tangki dan diaduk
selama jangka waktu tertentu. Zeolit kemudian dicuci dengan air sampai netral
dan selanjutnya dikeringkan.
Permukaan yang luas ini tersusun oleh banyaknya pori halus pada padatan
tersebut. Di samping luas spesifik dan diameter pori, distribusi ukuran partikel,
maupun kekerasannya merupakan sifat karakterisik yang penting dari suatu
adsorben. Tergantung pada tujuan penggunaannya, adsorben dapat berupa
granulat ( biasanya untuk menyerap gas) atau serbuk (biasanya untuk adsorpsi
campuran cair) (Bernasconi, 1995).
Asam Sulfat
Asam sulfat adalah bahan kimia yang diproduksi dalam jumlah besar di
dunia. Manfaatnya berkisar mulai dari pengolahan logam sampai produksi
obat-obatan dan manufaktur pupuk. Sejumlah kecil SO3 yang dihasilkan (bersama
dengan SO2 yang menjadi produk utamanya) diembunkan dan dimasukkan
mengungkapkan bahwa penambahan natrium nirat atau kalium nitrat
meningkatkan rendemen SO3. Bahan baku utama untuk membuat asam sulfat
adalah sulfur atau sulfur dioksida. Sumber untuk bahan kimia ini telah berubah
dari waktu ke waktu, didasari atas pertimbangan harga dan keinginan untuk
mengurangi pencemaran udara. Asam sulfat murni tidak berwarna, berupa cairan
kental yang membeku pada suhu 10,40C dan mendidih pada suhu 279,60C. Asam
sulfat dapat dicampur dengan air dalam segala perbandingan, dengan
membebaskan banyak sekali kalor. Dalam pengasaman, lapisan oksida pada
permukaan logam dilarutkan melalui reaksi dengan asam (Oxtoby, et al., 2003)
Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral
(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan, antara lain pemrosesan bijih, sintesis kimia,
pemrosesan air dan penghilangan bau minyak (Wikipedia, 2008).
Pada minyak nabati dengan kandungan asam lemak bebas tinggi, sebelum
dilakukan proses transesterifikasi dengan katalis basa dilakukan proses esterifikasi
terlebih dahulu. Katalis yang digunakan pada proses esterifikasi adalah katalis
asam yaitu dengan menggunakan asam sulfat (Susilo, 2006).
Asam Nitrat
Salah satu produk yang dibuat dari amonia yang paling penting adalah
asam nitrat. Asam nitrat memiliki konsentrasi sekitar 50 sampai 65% berdasarkan
massa. Penyulingan untuk mengeluarkan air tidak meningkatkan konsentrasi di
atas 69% HNO3, Yaitu “konsentrasi asam nitrat” yang umumnya digunakan di
penyulingan memisahkan lebih banyak air dan menghasilkan larutan yang
mengandung 95 sampai 98% asam nitrat (Oxtoby, et al., 2003).
Karbon aktif
Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang
dengan membuka pori-pori yang tertutup, sehingga memperbesar kapasitas
adsorbsi terhadap zat warna. Pori-pori dalam arang biasanya diisi oleh tar,
hidrokarbon dan zat-zat organik lainnya yang terdiri dari fixed carbon, abu, air
persenyawaan yang mengandung nitrogen dan sulfur (Ketaren, 1986)
Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu
jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa
dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Dari satu gram karbon
aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-kira
sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran gas). Pengaktifan bertujuan untuk
memperbesar luas permukaannya saja, dan meningkatkan kemampuan adsorpsi
karbon aktif itu sendiri (Wikipedia, 2008)
Keuntungan menggunakan arang aktif sebagai bahan pemucat minyak
ialah karena lebih efektif untuk menyerap warna dibandingkan dengan bleaching
clay, sehingga arang aktif dapat digunakan dalam jumlah kecil. Arang yang
digunakan sebagai bahan pemucat biasanya berjumlah kurang lebih 0,1-0,2 persen
dari berat minyak. Arang aktif dapat juga menghilangkan sebagian bau yang tidak
dikehendaki dan mengurangi jumlah peroksida sehingga memperbaiki mutu
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2008 di
Laboratorium Pangan Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bahan Penelitian
Zeolit alam yang diperoleh dari Rudang Jaya Simpang Kampus USU dan
minyak jelantah yang diperoleh dari penjual gorengan di jalan Dr. Mansyur
Kelurahan Medan Selayang, Medan.
Reagensia
- H2SO4 50 % - NaOH 0,1 N
- Aquadest - Natrium thiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
- Asam Nitrat (HNO3) 9 % - Asam Asetat
- Karbon aktif - Kloroform
- Indikator pati - Indikator phenolptalein
Alat Penelitian
- Statif dan klem - Kertas saring - Pipet Skala
- Beaker glass - Oven - Erlenmeyer
- Thermometer - Penyaring vakum - Lovibond
- Strirrer dan hot plate - Spatula
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari 2 faktor, yaitu :
Faktor I : Konsentrasi Zeolit aktif (K)
K1 = 5 %
K2 = 7,5 %
K3 = 10 %
K4 = 12,5 %
Faktor II : Suhu pencampuran Zeolit aktif dengan minyak jelantah (T)
T1 = 500 C
T2 = 600 C
T3 = 700 C
T4 = 800 C
Banyaknya kombinasi perlakuan (T) adalah 4 x 4 = 16, maka jumlah
ulangan (n) adalah sebagai berikut :
Tc(n-1) > 15
16(n-1) > 15
16n-16 > 15
16n > 31
n > 1,9………dibulatkan menjadi 2
Model Rancangan (Bangun, 1991)
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua
faktor dengan model sebagai berikut :
Yijk= µ + αi+ βj+ (αβ)ij+ εijk
dimana :
Yijk : Hasil pengamatan dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor T pada taraf ke-j
dengan ulangan ke-k
µ : Efek nilai tengah
αi : Efek dari faktor K pada taraf ke-i
βj : Efek dari faktor T pada taraf ke-j
(αβ)ij: Efek interaksi dari faktor K pada taraf ke-I dan faktor T pada taraf ke-j
εijk : Efek galat dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor T pada taraf ke-j dalam
ulangan ke-k
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan dengan menggunakan uji LSR (Least
Significant Range).
Pelaksanaan Penelitian A. Aktivasi zeolit
1. Zeolit alam dengan ukuran 80 mesh dicampurkan ke dalam H2SO4 50 %
dengan perbandingan 1 : 2 dan dibiarkan selama 24 jam.
2. Zeolit dibilas dengan aquadest hingga pH-nya netral.
3. Dipanaskan dengan suhu 600 C hingga agak mengering.
4. Dicampurkan lagi ke dalam HNO3 9 % dengan perbandingan 1 : 2 dan
dibiarkan lagi selama 24 jam
5. Zeolit dibilas lagi dengan aquadest hingga pH-nya netral.
B. Pemurnian Minyak Jelantah
1. Minyak goreng bekas dicampurkan dengan adsorben zeolit alam yang
telah diaktivasi dengan perbandingan 5 %, 7,5%, 10% dan 12,5% dari
bahan.
2. Campuran minyak goreng dan adsorben dipanaskan pda suhu 50oC, 60oC,
70oC, 80oC sambil di Stirrer selama 15 menit.
3. Hasil pengadukan disaring dengan menggunakan saringan vakum.
4. Hasil saringan ditambahkan karbon aktif sebanyak 20 % dari bahan dan
didiamkan selama 12 jam.
5. Hasil campuran disaring kembali dengan menggunakan saringan vakum.
6. Dilakukan analisa kadar air, kadar asam lemak Bebas, bilangan peroksida,
nilai indeks warna, viskositas dan organoleptik (aroma).
Pengamatan dan Pengukuran Data
Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis sesuai
dengan parameter :
1. Kadar air
2. Kadar Asam Lemak Bebas
3. Bilangan Peroksida
4. Nilai Indeks Warna
5. Viskositas
6. Organoleptik (Aroma).
Kadar Air ( Sudarmaji, et al., 1989 )
Ditimbang 5 gram minyak kedalam petridish yang telah diketahui
beratnya. Kemudian dimasukkan dalam oven pada suhu 60 0C sampai beratnya
konstan. Lalu contoh dari oven didinginkan ke dalam desikator selama ± 15
menit. Kemudian contoh ditimbang untuk mengetahui berat akhirnya dan
dihitung kadar air dengan rumus:
Kadar Asam Lemak Bebas ( Sudarmaji, et al., 1989 )
Minyak atau lemak sebanyak 5 gram ditambah 50 ml alkohol netral 95 %
kemudian dipanaskan 10 menit dalam pemanas air sambil diaduk dan ditutup
dengan pendingin balik. Alkohol berfungsi untuk melarutkan asam lemak. Setelah
didinginkan kemudian dititrasi dengan NaOH 0, 1 N menggunakan indikator
phenolptalein sampai tepat warna merah jambu.
%
Bilangan Peroksida ( Sudarmaji, et al., 1989 )
Minyak atau lemak sebanyak 5 gram dilarutkan dalam campuran asam
asetat glesial dan kloroform ( 2 : 1 ) sebanyak 30 ml kemudian dicampurkan
Kalium Ionida (KI) 0,5 ml lalu ditambahkan 30 ml aquadest kemudian dititrasi
dengan natrium thiosulfat menggunakan indikator pati sampai warna biru hilang.
Dilakukan prosedur yang sama terhadap sampel blanko.
Nilai Indeks Warna (Suden dan Putra, 2008)
Minyak jelantah yang telah dimurnikan dan telah disaring diambil
secukupnya dan dimasukan ke dalam cuvet, diamati dalam lovibond, disesuaikan
warna bahan dengan warna yang ada di lovibond, dihitung indeks warna dengan
Viskositas (AOAC, 1970)
Pengukuran viskositas dengan menggunakan viskosimeter bola jatuh yang
telah dimodifikasi. Diukur diameter bola, ditimbang massa contoh di dalam gelas
ukur. Diambil bola dengan menggunakan pinset dan dilepaskan perlahan-lahan
dari jarak 1 cm di atas contoh, diukur waktu jatuhnya bola. Ditentukan koefisien
kekentalan dengan menggunakan rumus :
η
= 2/9 . r2/v. (pb – pc). gKeterangan :
η
= Koefisien Kekentalan (N . m-2.s)r = Jari – jari Bola (m)
v = Kecepatan (m.s-1)
g = Gravitasi (m.s-2)
ƒ
b= Massa jenis bola (g.cm-3)
ƒ
c = Massa jenis contoh (g.ml)Uji Organoleptik (Aroma) (Soekarto, 1985)
Dilakukan pengujian organoleptik terdahap Aroma minyak jelantah yang
telah dimurnikan dengan uji hedonik dengan skala numeric terhadap 10 orang
panelis.
Tabel 2. Uji Skala Hedonik Penentuan Aroma Minyak Jelantah Yang Telah Dimurnikan
Skala Hedonik Skala Numerik
Tidak Tengik Agak Tengik Tengik
Sangat Tengik
4 3 2 1
SKEMA AKTIVASI ZEOLIT
Zeolit alam
Dihaluskan dan diayak dengan ukuran 80 mesh
Hasil ayakan dicampurkan dengan H2SO4 50 % dengan perbandingan 1 : 2
Dibiarkan selama 24 jam
Dibilas dengan aquadest hingga pH-nya netral
Dipanaskan dengan suhu 600 C hingga agak mengering
Dicampurkan lagi ke dalam HNO3 9 % dengan perbandingan 1 : 2
Dibiarkan selama 24 jam
Dibilas lagi dengan aquadest hingga pH-nya netral
Dipanaskan pada temperatur 300oC selama 3 jam
Zeolit Aktif
SKEMA PEMURNIAN MINYAK JELANTAH
Minyak jelantah
Dicampurkan dengan Zeolit aktif
Dipanaskan sambil di Stirrer selama 15 menit
Disaring dengan menggunakan saringan vakum.
Dicampurkan Karbon aktif sebanyak 20 % dari minyak jelantah
Dibiarkan selama 1 jam
Disaring lagi dengan menggunakan saringan vakum.
Minyak murni
Dilakukan analisa kadar air, kadar asam lemak Bebas,
bilangan peroksida, nilai indeks warna, viskositas dan organoleptik (aroma).
Gambar 4. Skema Pemurnian Minyak Jelantah
Zeolit Aktif K1 = 5 %
K2 =7,5 %
K3 = 10 %
K4 = 12,5 %
Suhu
Pencampuran T1 = 50ºC
T2 = 60ºC
T3 = 70ºC
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi zeolit aktif dan suhu
pencampuran memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati dari minyak
jelantah yang dimurnikan.
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Parameter Yang Diamati Dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan
pengaruh terhadap kadar air, asam lemak bebas, bilangan peroksida, warna,
viskositas dan organoleptik (aroma) pada minyak jelantah yang dimurnikan. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Parameter Yang Diamati
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa perbedaan konsentrasi zeolit aktif
memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar air tertinggi
diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 0,267% sedangkan yang terendah pada
perlakuan K4 sebesar 0,196%. Asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada
perlakuan K1 sebesar 0,796% sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar
0,579%. Bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 5,314
sedangkan yang terendah pada perlakuan K4 sebesar 1,821. Nilai indeks warna
terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 5,150. Viskositas yang tertinggi terdapat
pada perlakuan K1 yaitu sebesar 0,002181 N/m2 dan viskositas yang terendah
terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 0,001887 N/m2. Dan pada organoleptik
(aroma) memberikan pengaruh yang tidak nyata.
Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Parameter Yang Diamati Dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa suhu pencampuran memberikan
pengaruh terhadap kadar air, asam lemak bebas, bilangan peroksida, warna,
viskositas dan organoleptik (aroma) pada minyak jelantah yang dimurnikan. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Parameter Yang Diamati
Suhu
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa suhu pencampuran memberikan
pengaruh terhadap parameter yang diamati. Nilai kadar air tertinggi diperoleh
pada perlakuan T1 sebesar 0,244% dan terendah pada perlakuan T4 sebesar
0,224%. Nilai asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar
1,036% dan terendah pada perlakuan T4 sebesar 0,388%. Nilai bilangan peroksida
tertinggi diperoleh pada perlakuan T4 sebesar 4,267 dan terendah pada perlakuan
T1 sebesar 2,8. Nilai indeks warna yang tertinngi terdapat pada perlakuan T1 yaitu
sebesar 5,650 dan yang terendah terdapat pada perlakuan T4 yaitu sebesar 4,588.
terendah terdapat pada perlakuan T2 yaitu sebesar 0,001731. Nilai organoleptik
aroma tertinggi terdapat pada perlakuan T1 yaitu sebesar 3,913 dan yang terendah
terdapat pada perlakuak T4 yaitu sebesar 3,100
Kadar Air (%)
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif (%) terhadap Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa
konsentrasi zeolit aktif memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar air. Uji LSR pengaruh konsentrasi zeolit aktif terhadap kadar air
disajikan pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 K 0,05 0,01
- - - K1 0,267 a A
2 0,0040 0,0055 K2 0,249 b B
3 0,0042 0,0058 K3 0,226 c C
4 0,0043 0,0059 K4 0,196 d D
Keterangan: Notasi uruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1 %.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata
dengan perlakuan K2, K3, dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata dengan K3,
dan K4. Serta perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Kadar air tertinggi
diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 0,267% sedangkan yang terendah pada
perlakuan K4 sebesar 0,196%.
Hubungan konsentrasi zeolit aktif terhadap kadar air minyak jelantah yang
Gambar 5. Grafik Hubungan Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit aktif
menyebabkan semakin menurunnya kadar air. Hal ini disebabkan karena zeolit
aktif merupakan adsorben sehingga menyerap air, ketika konsentrasinya
meningkat, jumlah air yang terserap juga ikut meningkat dan akhirnya kadar air
minyak jelantah yang telah dimurnikan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan
literatur Anonimous (1994) yang menyatakan bahwa zeolit merupakan mineral
yang terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung kation alkali
atau alkali tanah dalam kerangka 3 dimensinya. Ion – ion logam tersebut dapat
diganti oleh kation lain tanpa merusak struktur zeolit dan dapat menyerap air
secara reversibel.
Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Dari Lampiran 1 dapat dilihat bahwa suhu pencampuran memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air minyak jelantah
yang dimurnikan. Uji LSR efek pengaruh suhu pencampuran terhadap kadar air
dari minyak jelantah yang dimurnikan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.
jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
Keterangan: Notasi uruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1 %.
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan T1 berbeda sangat nyata
dengan perlakuan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda sangat nyata dengan
perlakuan T3 dan T4 serta perlakuan T3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T4.
Nilai kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 0,244% dan terendah
pada perlakuan T4 sebesar 0,224%.
Hubungan antara suhu pencampuran dengan kadar air disajikan pada
Gambar 6 berikut ini:
Gambar 6. Grafik Hubungan Suhu Pencampuran dengan Kadar Air (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pencampuran
maka kadar air yang dihasilkan semakin rendah hal ini disebabkan karena semakin
tinggi suhu maka gugus zeolit semakin reaktif atau reaksi kimianya akan semakin
meningkat sehingga gugus aktif dari zeolit lebih banyak mengikat air dan
sehingga kadar air yang terkandung dari minyak jelantah yang telah dimurnikan
menjadi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saputra (2006) bahwa
unsur-unsur kimia dalam minyak goreng (misalnya trigliserida) memiliki diameter
kinetik yang terlalu besar dan akan membuat unsur-unsur ini tidak dapat melewati
pori-pori zeolit sehingga secara efektif unsur-unsur kimia ini akan tersaring.
Dengan demikian, secara teori maka separasi unsur-unsur kimia dari minyak
goreng bekas dapat dilakukan oleh zeolit.
Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa
interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran memberikan
pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air dari minyak jelantah yang
dimurnikan. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara konsentrasi zeolit aktif
dan suhu pencampuran terhadap kadar air minyak jelantah yang dimurnikan
Tabel 7.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1 %.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit
aktif dan semakin meningkatnya suhu pencampuran maka kadar air minyak
jelantah semakin menurun. Kadar air tertinggi sebesar 0,286% dan yang terendah
yaitu sebesar 0,196%. Hal ini disebabkan karena zeolit merupakan penyerap air
yang kuat kemudian dan dengan pemanasan akan menyebabkan zeolit semakin
reaktif sehingga kadar air minyak jelantah yang dimurnikan akan semakin rendah
pula. Hal ini sesuai dengan literatur Anonimous (1994) yang menyatakan bahwa
zeolit mempunyai struktur berongga dan biasanya rongga ini diisi oleh air dan
kation yang dapat dipertukarkan dan memiliki ukuran pori yang tertentu. Oleh
karena itu zeolit dapat dimanfaatkan sebagai penyaring molekular, penukar ion,
Hubungan interaksi antara konsentrasi zeolit aktif dan suhu pencampuran
disajikan pada Gambar 7 berikut ini:
Gambar 7. Grafik Hubungan Interaksi Antara Konsentrasi Zeolit Aktif dan Suhu Pencampuran Terhadap Kadar Air Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit aktif
dan semakin tinggi suhu pencampuran, kadar air yang dihasilkan dari minyak
jelantah yang dimurnikan akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena
semakin tingginya suhu pencampuran akan menyebabkan semakin reaktif zeolit
yang digunakan dan semakin tinggi konsentrasi zeolit aktifnya maka akan
semakin kuat zeolit menyerap air yang ada di dalam minyak jelantah sehingga
Asam Lemak Bebas (%)
Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Asam Lemak Bebas (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Dari Lampiran 2 dapat dilihat bahwa konsentrasi zeolit aktif memberikan
pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap asam lemak bebas dari minyak
jelantah yang dimurnikan. Uji LSR pengaruh konsentrasi zeolit aktif dengan asam
lemak bebas disajikan pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Zeolit Aktif Terhadap Asam Lemak Bebas dari Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 K 0,05 0,01
- - - K1 0,796 a A
2 0,0181 0,0249 K2 0,704 b B
3 0,0190 0,0262 K3 0,638 c C
4 0,0195 0,0268 K4 0,579 d D
Keterangan: Notasi uruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1 %.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata
dengan perlakuan K2, K3, dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata dengan K3,
dan K4. Serta perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Asam lemak bebas
tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 sebesar 0,796% sedangkan yang terendah
Hubungan antara konsentrasi zeolit aktif dengan asam lemak bebas
disajian dalam Gambar 8 berikut ini:
Gambar 8. Grafik Hubungan Konsentrasi Zeolit Aktif dengan Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zeolit aktif
maka kandungan asam lemak bebas yang dihasilkan semakin rendah. Hal ini
disebabkan karena zeolit aktif menyerap air dengan kuat sehingga dengan
terserapnya air, produksi asam lemak bebas semakin menurun. Efek
meningkatnya konsentrasi zeolit aktif akan membuat kandungan asam lemak
bebas menjadi semakin rendah. Dimana yang menyebabkan asam lemak minyak
jelantah tinggi ialah terputusnya ikatan rangkap antara mono gliserida dan
digliserida dan memiliki kadar air yang tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur
Anonimous (2007) yang menyatakan minyak jelantah adalah minyak makan hasil
penggorengan yang telah digunakan berulang-ulang kali, akibat penggunaan yang
berulang-ulang, otomatis minyak akan menerima banyak panas selama pemakaian
sehingga memutus ikatan rangkap dan membuat minyak jelantah memiliki
kandungan asam lemak bebas yang tinggi.
Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas (%) Minyak Jelantah Yang Dimurnikan.
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa suhu
pencampuran memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kandungan asam lemak bebas dari minyak jelantah yang dimurnikan. Uji LSR
pengaruh suhu pencampuran terhadap kandungan asam lemak bebas dari minyka
jelantah yang dimurnikan disajikan pada Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Suhu Pencampuran Terhadap Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah Yang Dimurnikan
jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 T 0,05 0,01
- - - T1 1,036 a A
2 0,0181 0,0249 T2 0,705 b B
3 0,0190 0,0262 T3 0,588 c C
4 0,0195 0,0268 T4 0,388 d D
Keterangan: Notasi uruf yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1 %
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan T1 berbeda sangat nyata
dengan perlakuan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda sangat nyata dengan
perlakuan T3 dan T4 serta perlakuan T3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan T4.
nilai asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 1,036% dan
ŷ = -0,0206T+ 2,0205
Suhu Pencampuran (oC) (T)
A
Hubungan antara suhu pencampuran dengan asam lemak bebas disajikan
pada Gambar 9 berikut:
Gambar 9. Grafik Hubungan antara Suhu Pencampuran dengan Asam Lemak Bebas Minyak Jelantah yang dimurnikan.
Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pencampuran,
maka kandungan asam lemak bebas yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal
ini disebabkan karena pada suhu yang tinggi zeolit semakin reaktif sehingga lebih
banyak menyerap air didalam minyak jelantah. Dengan semakin berkurangnya
air, maka proses penguraian lemak menjadi asam lemak bebas selama pemanasan
menjadi terhambat dan akhirnya asam lemak bebas yang terbentuk semakin
menurun. Banyaknya Asam lemak bebas pada minyak disebabkan oleh adanya air sehingga terjadi proses hidrolisis pada minyak jelantah. Hal ini sesuai dengan literatur Destianna, et al., (2007) yang menyatakan bahwa Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terpisahkan dari trigliserida, digliserida, monogliserida, dan gliserin
bebas. Hal ini dapat disebabkan oleh pemanasan dan terdapatnya air sehingga