• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan bahan tanam berbeda nyata terhadap parameter persentase tumbuh, tinggi tanaman, jumlah akar, panjang akar, dan tidak nyata terhadap parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa media berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tumbuh dan tidak nyata terhadap parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah akar, panjang akar. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa interaksi antara media dan sumber bahan tanam berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tumbuh dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah akar, panjang akar.

Persentase Tumbuh (%)

Dari tabel sidik ragam persentase tumbuh pada lampiran 3 diketahui bahwa media, bahan tanamam dan interaksi keduanya berbeda nyata terhadap persentase hidup (Tabel 1).

Tabel 1. Persentase tumbuh (%) stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.

Persentase tumbuh (%)

Media Tanam Bahan Tanam Rataan

B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)

M1 100.00 100.00a 100.00 100.00a

M2 100.00 100.00a 100.00 100.00a

M3 100.00 66.67b 100.00 88.89b

M4 100.00 100.00a 100.00 100.00a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukan belum berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh berpengaruh nyata terhadap parameter persentase hidup dimana persentase tertinggi terdapat pada M1, M2 dan M4 (100.00%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan M3 (88.89%). Pada faktor bahan tanam juga menunjukkan berbeda nyata terhadap parameter persentase hidup di mana persentase tertinggi terdapat pada perlakuan B1 dan B3 (100.00%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan B2 (91.67%). Pada perlakuan interaksi media dan bahan tanam persentase tertinggi terdapat pada perlakuan M1B1, M1B2, M1B3, M2B1, M2B2, M2B3, M3B1, M3B3, M4B1, M4B2 dan M4B3 (100.00%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan M3B2 (66.67%).

Persentase Tunas (%)

Berdasarkan tabel sidik ragam persentase tunas pada lampiran 5 diketahui bahwa media, bahan tanam dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tunas (Tabel 2).

Tabel 2. Persentase tunas (%) stek Sansevieria terhadap pengaruh media tanam terhadap sumber bahan tanam.

Persentase tunas (%)

Media Tanam Bahan Tanam Rataan

B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)

M1 50.00 50.00 50.00 50.00

M2 66.67 83.33 66.67 72.22

M3 50.00 50.00 83.33 61.11

M4 50.00 66.67 100.00 72.22

Rataan 54.17 62.50 75.00 63.89

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh belum berpengaruh nyata dalam parameter persentase tunas di mana persentase tertinggi terdapat pada M2 dan M4 (72.22%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan

M1 (50.00%). Pada faktor bahan tanam juga menunjukkan belum berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tunas di mana persentase tertinggi terdapat

pada perlakuan B3 (75.00%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan B1 (54.17%).

Minggu Bertunas (MST)

Berdasarkan tabel sidik ragam minggu bertunas pada lampiran 8, diketahui bahwa media, bahan tanam dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter minggu bertunas (Tabel 3).

Tabel 3. Minggu bertunas (MST) stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.

Minggu Bertunas (MST)

Media Tanam Bahan Tanam Rataan

B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)

M1 7.67 7.50 6.33 7.17

M2 7.67 7.33 10.50 8.50

M3 7.43 5.00 6.50 6.31

M4 7.33 7.50 11.50 8.78

Rataan 7.53 6.83 8.71 7.69

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh belum berpengaruh nyata dalam parameter minggu bertunas di mana persentase tertinggi

terdapat pada M4 (8.78 mst) dan yang terendah terdapat pada perlakuan M3 (6.31 mst). Pada faktor bahan tanam juga menunjukkan belum berpengaruh

nyata terhadap parameter minggu bertunas di mana persentase tertinggi terdapat

pada perlakuan B3 (8.71 mst) dan yang terendah terdapat pada perlakuan B2 (6.83 mst).

Berdasarkan tabel sidik ragam jumlah tunas pada lampiran 11, diketahui bahwa media, bahan tanam dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah tunas (Tabel 4).

Tabel 4. Jumlah tunas (Tunas) stek Sansevieria terhadap pengaruh media tanam dan sumber bahan tanam.

Jumlah Tunas (Tunas)

Media Tanam Bahan Tanam Rataan

B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)

M1 0.50 0.83 0.67 0.67

M2 0.67 1.00 0.83 0.83

M3 0.50 0.50 1.17 0.72

M4 0.67 1.00 1.83 1.17

Rataan 0.58 0.83 1.13 0.85

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh belum berpengaruh nyata dalam parameter jumlah tunas di mana persentase tertinggi

terdapat pada M4 (1.17%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan M1 (0.67%). Pada faktor bahan tanam juga menunjukkan belum berpengaruh

nyata terhadap parameter jumlah tunas di mana persentase tertinggi terdapat pada perlakuan B3 (1.13%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan B1 (0.58%). Tinggi Tunas (cm)

Berdasarkan tabel sidik ragam tinggi tunas pada lampiran 14, diketahui bahwa bahan tanam berbeda nyata terhadap parameter tinggi tunas, sedangkan pada media dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tunas (Tabel 5).

Tabel 5. Tinggi tunas (cm) stek lidah mertua terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.

Tinggi Tunas (cm)

Media Tanam Bahan Tanam Rataan

B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)

M2 1.55 2.03 9.10 4.23

M3 1.93 1.63 3.33 2.30

M4 1.80 1.53 4.47 2.60

Rataan 1.82b 1.80b 5.38a 3.00

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom menunjukan belum berbeda nyata pada uji BNJ pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada faktor bahan tanam berbeda

nyata terhadap parameter tinggi tunas dimana tunas tertinggi terdapat pada B3 (5.38 cm) dan yang terendah terdapat pada B2 (1.80 cm). Pada faktor media

tanam belum berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas dimana tunas tertinggi terdapat pada M2 (4.23 cm) dan yang terendah terdapat pada M1 (2.88 cm).

Jumlah Akar (Helai)

Berdasarkan tabel sidik ragam jumlah akar lampiran 17, diketahui bahwa sumber bahan tanam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah akar, sedangkan pada media dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah akar (Tabel 6).

Tabel 6. Jumlah akar (helai) stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.

Jumlah akar (helai)

Media Tanam Bahan Tanam Rataan

B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)

M1 6.83 16.33 12.50 11.89

M2 9.50 11.83 11.33 10.89

M3 6.33 11.50 10.33 9.39

M4 8.17 13.47 13.33 11.66

Rataan 7.71c 13.28a 11.88b 10.96

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukan belum berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada faktor bahan tanam berbeda nyata terhadap parameter jumlah akar dimana jumlah akar tertinggi terdapat pada B2 (13.28 helai) dan yang terendah terdapat pada B1 (7.71 helai). Pada faktor media tanam belum berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah akar di mana

tertinggi terdapat pada M1 (11.89 helai) dan yang terendah terdapat pada M3 (9.39 helai).

Panjang Akar (cm)

Berdasarkan tabel sidik ragam panjang akar pada lampiran 20 diketahui bahwa sumber bahan tanam berbeda nyata terhadap parameter panjang akar, sedangkan pada media dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar (Tabel 7).

Tabel 7. Panjang akar (cm) stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.

Panjang akar (cm)

Media Tanam Bahan Tanam Rataan

B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)

M1 6.23 12.38 15.67 11.43

M2 9.90 10.45 11.85 10.73

M3 8.20 9.68 15.57 11.15

M4 13.80 15.63 14.50 14.64

Rataan 9.53b 12.03b 14.40a 11.99

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukan belum berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa pada faktor bahan tanam berbeda

nyata dalam parameter panjang akar dimana akar tertinggi terdapat pada B3 (14.40 cm) dan yang terendah terdapat pada B1 (9.53 cm). Pada faktor media

tanam belum berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar di mana

tertinggi terdapat pada M4 (14.64 cm) dan yang terendah terdapat pada M2 (10.73cm).

Pembahasan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa media berbeda nyata terhadap persentase hidup, dimana rataan tertinggi terdapat pada M1, M2, M4 (100.00%) dan terendah terdapat pada M3 (88.89%). Hal ini diduga karena ada perbedaan porositas pada media. Pramono (2008) menyatakan bahwa pada dasarnya

Sansevieria membutuhkan media tanam yang berpouros, bertekstur kasar dan mengandung sedikit bahan organik. Sansiveria tidak terlalu suka dengan kondisi media terlalu lembab. Media tanam yang menjamin tersedianya oksigen bagi akar tanaman.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa interaksi antara media tanam dan bahan tanam berpengaruh nyata dimana rataan tertinggi terdapat pada M1B1, M1B2, M1B3, M2B1, M2B2, M2B3, M3B1, M3B3, M4B1, M4B2, M4B3 (100.00%) dan terendah terdapat pada M3B2 (66.67%). Hal ini diduga karena media yang di gunakan memenuhi syarat tumbuh. Sudarmono (1997) menyatakan potongan daun pada stek jika ditanam dalam media yang memenuhi syarat, akan tumbuh akar dan tunas, walaupun daun tidak bertangkai. Stek daun yang ditanam dalam media yang memiliki kelembaban tinggi akan mudah layu karena daun yang tidak memiliki akar tidak akan dapat disuplai air dari dalam tanah.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bahan tanam berbeda nyata terhadap tinggi tunas dimana rataan tertinggi terdapat pada B3 (5.38 cm) dan terendah terdapat pada B2 (1.80 cm). Hal ini diduga karena ada perbedaan faktor fisiologi pada bahan stek. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa bahan stek berasal dari pucuk sering kali masih terlalu muda sehingga lunak mengakibatkan stek menjadi lemah dan akhirnya mati. Kemampuan stek membentuk akar dan tunas dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat dan keseimbangan hormon yang tercermin pada C/N rasio.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bahan tanam berbeda nyata terhadap jumlah akar dimana rataan tertinggi terdapat pada B2 (13.28 cm) dan terendah terdapat pada B1 (7.71 cm). Hal ini karena adanya kandungan karbohidrat yang

tinggi pada bahan stek. Hardjati (2005) menyatakan bahwa pada stek daun bagian tengah memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi di bandingkan dengan bagian atas. Pada awal penyetekan karbohidrat berperan penting dalam metabolisme tanaman yang menghasilkan energi kemudian di gunakan untuk pertumbuhan akar.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bahan tanam berbeda nyata terhadap panjang akar dimana rataan tertinggi terdapat pada B3 (14.40 cm) dan terendah terdapat pada B1 (9.53 cm). Hal ini karena pembentukan akar adventif pada stek daun lebih mudah dilakukan. Hartmann and Kaster (1997) menyatakan bahwa pada tanaman Sansevieria akar dan tunas baru berkembang dari meristem sekunder dari hasil pelukaan dan pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif.

Dokumen terkait