PENGARUH MEDIA DAN SUMBER BAHAN TANAM
TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LIDAH MERTUA
(Sansevieria trivaciata Lorentii )
SKRIPSI
Oleh:
NURUL VIENDA ANGGRAINI
050307028
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGARUH MEDIA DAN SUMBER BAHAN TANAM
TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LIDAH MERTUA
(Sansevieria trivaciata Lorentii )
SKRIPSI
Oleh:
NURUL VIENDA ANGGRAINI
050307028/PEMULIAAN TANAMAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Skripsi : Pengaruh Media Dan Sumber Bahan Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Lidah Mertua (Sansivieria trivaciata Lorentii)
Nama : Nurul Vienda A
NIM : 050307028
Departemen : Budidaya Pertanian Program Studi : Pemuliaan Tanaman
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc Luthfi A.M. Siregar, SP.M.Sc. Ph.D.
Ketua Anggota
Diketahui oleh
ABSTRAK
NURUL VIENDA ANGGRAINI: Pengaruh Media Dan Sumber Bahan Tanam
Terhadap Pertumbuhan Stek Lidah Mertua (Sansivieria trivaciata Lorentii), di bimbing oleh Ir.E.Harso Kadhinata,M.Sc. dan Luthfi A.M. Siregar, SP.M.Sc.
Ph.D.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media dan sumber bahan tanam terhadap pertumbuhan stek lidah mertua (Sansevieria trivaciata Lorentii ). Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Dari bulan April sampai Juli 2010. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis media tumbuh (campuran cocopeat + ampas teh + pasir, campuran sekam bakar + kompos + pasir, campuran cocopeat + kompos + pasir, campuran sekam bakar + bubuk teh + pasir).Faktor kedua adalah sumber bahan tanam (daun bagian atas, tengah, bawah). Parameter yang di amati adalah persentase hidup bahan tanam, pesentase tunas, minggu bertunas, tinggi tunas, jumlah tunas, panjang akar, jumlah akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa media tumbuh berpengaruh nyata terhadap persentase hidup bahan tanam. Bahan tanam berpengaruh nyata terhadap persentase hidup bahan tanam, tinggi tunas, jumlah tunas, panjang akar, jumlah akar. Interaksi perlakuan berpengaruh nyata terhadap persentase hidup bahan tanam.
ABSTRACT
NURUL VIENDA ANGGRAINI: Effect of medium and based plant for growth stek of lidah mertua (Sansivieria trivaciata Lorentii), Supervised by Ir.E.Harso Kadhinata,M.Sc. and Luthfi A.M. Siregar, SP.M.Sc. Ph.D.
This study aims to determine the influence of media and sources of planting material on growth of cuttings in-law tongue (Sansevieria trivaciata Lorentii). The research was conducted at the home screen Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan. From April to July 2010. This study used a randomized block design (RAK), which consists of 2 factors. The first factor is the type of growing medium (a mixture of tea waste cocopeat + sand, husk fuel mixture + compost + sand, mix cocopeat + compost + sand, husk fuel mixtures + tea powder + sand). The second factor is the source of planting material (upper leaf , middle, bottom). The parameters in the observed is the percentage of live plant material, pesentase bud, sprout week, high-shoots, shoot number, root length, number of roots. The result showed that the growth media significantly influenced the percentage of live plant material. Planting material significantly affected the percentage of living plant material, high-shoots, shoot number, root length, number of roots. Treatment interaction significantly affected the percentage of living plant material.
RIWAYAT HIDUP
Nurul Vienda Anggraini dilahirkan di medan pada tanggal 15 Mei 1987 dari pasangan Zainal Asri dan Sunaryati. Penulis merupakan putri pertama dari 3 bersaudara.
Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMAN 7 medan dan pada tahun 2005 lulus seleksi masuk usu melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi Pemuliaan Tanaman Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Selama mengikuti perkuliahan penulis menjadi asisten mata kuliah pemuliaan tanaman khusus (T.A 2008/2009-2009/2010).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi penelitian ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Media Dan Sumber
Bahan Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Lidah Mertua
(Sansevieria trivaciata Lorentii)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.E.Harso Kadhinata,M.Sc. dan Bapak Luthfi A.M. Siregar, SP.M.Sc. Ph.D. yang telah membimbing dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini di masa mendatang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Agustus 2010
DAFTAR ISI Tempat dan Waktu Penelitian ... 13
Bahan dan Alat Penelitian... 13
Metode Penelitian ... 13
PELAKSANAAN PENELITIAN Media Tanam ... 16
Penanaman Bahan Tanam ... 16
Pemeliharaan Bahan Tanam ... 16
Jumlah Tunas (tunas) ... 17 Panjang Akar (cm) ... 17 Jumlah Akar (gr) ... 17 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian ... 18 Pembahasan... 23 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 26 Saran ... 26
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
1. Persentase tumbuh stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan
sumber bahan tanam... 30 2. Persentase tunas stek Sansevieria terhadap pengaruh media tanam
terhadap sumber bahan tanam ... 31 3. Minggu bertunas stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber
bahan tanam ... 31 4. Jumlah tunas stek Sansevieria terhadap pengaruh media tanam dan
sumber bahan tanam... 32 5. Tinggi tunas stek lidah mertua terhadap pengaruh media dan sumber
bahan tanam ... 32 6. Jumlah akar stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber
bahan tanam ... 33 7. Panjang akar stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal
Data Persentase Tunas (%) ... 41
Data Transformasi Persentase Tunas (%) ... 41
Daftar Sidik Ragam Persentase Tunas ... 42
Data Minggu Bertunas (MST) ... 42
Data Transformasi Minggu Bertunas (MST) ... 43
Daftar Sidik Ragam Minggu Bertunas ... 43
Data Jumlah Tunas (Buah) ... 44
Data Transformasi Jumlah Tunas (Buah) ... 44
Daftar Sidik Ragam Jumlah Tunas ... 45
Data Tinggi Tunas (cm) ... 46
Data Transformasi Tinggi Tunas (cm) ... 46
Daftar Sidik Ragam Tinggi Tunas ... 47
Data Jumlah Akar (Helai) ... 48
Data Transformasi Jumlah Akar (Helai) ... 48
Daftar Sidik Ragam Jumlah Akar ... 49
Data Panjang Akar (cm) ... 50
Data Transformasi Panjang Akar (cm) ... 50
ABSTRAK
NURUL VIENDA ANGGRAINI: Pengaruh Media Dan Sumber Bahan Tanam
Terhadap Pertumbuhan Stek Lidah Mertua (Sansivieria trivaciata Lorentii), di bimbing oleh Ir.E.Harso Kadhinata,M.Sc. dan Luthfi A.M. Siregar, SP.M.Sc.
Ph.D.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media dan sumber bahan tanam terhadap pertumbuhan stek lidah mertua (Sansevieria trivaciata Lorentii ). Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Dari bulan April sampai Juli 2010. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis media tumbuh (campuran cocopeat + ampas teh + pasir, campuran sekam bakar + kompos + pasir, campuran cocopeat + kompos + pasir, campuran sekam bakar + bubuk teh + pasir).Faktor kedua adalah sumber bahan tanam (daun bagian atas, tengah, bawah). Parameter yang di amati adalah persentase hidup bahan tanam, pesentase tunas, minggu bertunas, tinggi tunas, jumlah tunas, panjang akar, jumlah akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa media tumbuh berpengaruh nyata terhadap persentase hidup bahan tanam. Bahan tanam berpengaruh nyata terhadap persentase hidup bahan tanam, tinggi tunas, jumlah tunas, panjang akar, jumlah akar. Interaksi perlakuan berpengaruh nyata terhadap persentase hidup bahan tanam.
ABSTRACT
NURUL VIENDA ANGGRAINI: Effect of medium and based plant for growth stek of lidah mertua (Sansivieria trivaciata Lorentii), Supervised by Ir.E.Harso Kadhinata,M.Sc. and Luthfi A.M. Siregar, SP.M.Sc. Ph.D.
This study aims to determine the influence of media and sources of planting material on growth of cuttings in-law tongue (Sansevieria trivaciata Lorentii). The research was conducted at the home screen Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan. From April to July 2010. This study used a randomized block design (RAK), which consists of 2 factors. The first factor is the type of growing medium (a mixture of tea waste cocopeat + sand, husk fuel mixture + compost + sand, mix cocopeat + compost + sand, husk fuel mixtures + tea powder + sand). The second factor is the source of planting material (upper leaf , middle, bottom). The parameters in the observed is the percentage of live plant material, pesentase bud, sprout week, high-shoots, shoot number, root length, number of roots. The result showed that the growth media significantly influenced the percentage of live plant material. Planting material significantly affected the percentage of living plant material, high-shoots, shoot number, root length, number of roots. Treatment interaction significantly affected the percentage of living plant material.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di tanah air, tumbuhan Sansevieria lebih populer dengan sebutan lidah mertua (mother-in-law’s tongue) ataupun tanaman ular (snake plant). Sansevieria mempunyai penggemar di seluruh belahan dunia, baik karena keindahan, manfaat, maupun nilai-nilai kepercayaan yang dimiliki tanaman sekulen ini. Lidah mertua ini bisa dimanfaatkan sebagai cover ground landscape, tanaman hias dalam pot (indor ataupun outdor), terrarium dan berbagai kebutuhan dekoratif lainnya. Karakter tanaman dari keluarga Agaveceae ini sangat cocok sebagai salah satu elemen tumbuhan untuk taman bergaya mediterania (Agromedia, 2007).
Sansevieria memiliki keistimewaan yang jarang ditemukan pada tanaman
lain, diantaranya mampu bertahan hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan mampu menyerap 107 jenis sebagai penyerap polutan di daerah yang padat lalu lintas dan di dalam ruangan yang penuh asap rokok (Tahir dan Sitanggang, 2008).
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu yang tumbuh memanjang ke
atas dengan ukuran 50-75 cm dan yang berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan (http/www.wikipedia, 2009).
waktu singkat sulit dilakukan karena pertumbuhannya yang lambat
(Ramadani, 2007).
Memperbanyak tanaman dengan stek daun dapat dilakukan pada beberapa jenis tanaman, misalnya Begonia, Sansevieria, dan berbagai sukulen. Potongan daun tersebut jika ditanam dalam media yang memenuhi syarat akan tumbuh akar dan tunas, walaupun daun tidak bertangkai. Stek daun yang ditanam dalam media yang memenuhi tidak memiliki kelembaban tinggi akan mudah layu karena daun yang tidak memiliki akar tidak akan dapat disuplai air dari dalam tanah (Sudarmono, 1997).
Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif. Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5–10 cm atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media (Hartmann and Kaster, 1997).
Pada dasarnya Sansevieria membutuhkan media tanam yang berpori, bertekstur kasar dan mengandung sedikit bahan organik. Hal ini sangat penting melihat Sansevieria tidak terlalu suka dengan kondisi media yang terlalu lembab. Media tanam yang berpori menjamin tersedianya oksigen bagi akar tanaman. Porositas yang tinggi juga menunjukkan drainase yang baik. Dengan demikian, media tidak akan menyimpan air terlalu banyak (Pramono, 2008).
essensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na) dan
fosfor (P)
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat
dibutuhkan oleh tanama
Teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti poliefenol, tehofilin, flavanoid, tanin, vitamin C dan vitamin E serta sejumlah mineral Zn, Se, Mo, dan Mg. Kandungan teh yang berupa mineral tersebut merupakan unsur essensial yang dibutuhkan oleh tanaman bila kekurangan salah satu dari unsur tersebut maka pertumbuhan akan terganggu atau mengalami defisiensi. (Dwidjoseputro, 1994).
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran stek batang tanaman. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh media dan sumber bahan tanam terhadap pertumbuhan stek lidah mertua (Sansevieria trifasciata Lorentii ).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media dan sumber bahan tanam terhadap pertumbuhan stek lidah mertua (Sansevieria trivaciata Lorentii ).
Hipotesis Percobaan
a. Ada pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan stek Sansevieria.
b. Ada pengaruh sumber bahan tanam terhadap pertumbuhan stek Sansevieria. c. Ada interaksi antara media dan sumber bahan tanam terhadap pertumbuhan
stek Sansevieria.
Kegunaan Percobaan
a. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Dalam ilmu taksonomi Sansevieria diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdo m: Plantae, Divisio: Magnoliopyhta, Kelas: Liliopsida, Ordo: Liliales, Famili: Agavaceae, Genus: Sansevieria Thunb, Spesies: Sansevieria trivasciata (http/www.dunia flora, 2008).
Sansevieria memiliki akar serabut berwarna putih kekuningan sampai
kemerahan. Pada tanaman yang sehat, akarnya banyak dan berserabut. Akar tumbuh dari rimpang (rhizoma) yang dapat menghasilkan tunas anakan. Namun pada beberapa jenis seperti S. tom grumbly dan S.ballyii tunas anakan keluar dari ketiak daun melalui stolon (Tahir dan Sitanggang, 2008).
Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembangbiakan. Rimpang menjalar di bawah dan kadang-kadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang (http/www.dunia flora, 2008).
Tanaman Sansevieria mudah dikenali dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent). Struktur daun seperti ini membuat Sansevieria tahan terhadap kekeringan. Proses penguapan air dan laju transpirasi
Bunga kecil sampai sangat besar dan amat menarik, kebanyakan banci, aktinomorf atau sedikit zigomorf. Hiasan bunga berupa tenda bunga yang menyerupai mahkota dengan atau tanpa pelekatan berupa buluh, terdiri atas 6 daun tenda bunga, jarang hanya 4 atau lebih dari 6, kebanyakan jelas tersusun dalam 2 lingkaran. Benang sari 6, jarang sampai 12 atau hanya 3, berhadapan dengan daun-daun tenda bunga. Tangkai sari bebas atau berlekatan dengan berbagai cara. Kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur, jarang dengan suatu liang pada ujungnya (Tjitrosoepomo, 1994).
Buah Sansevieria adalah jenis buah beri, yaitu buah yang memiliki celah berisi biji. Warna kulit buah saat masih muda hijau, setelah tua ada yang merah, oranye, hitam, dan hijau kusam. Jumlah biji dalam satu celah antar spesies yang satu dengan yang lain berbeda, yaitu 1-4 biji. Saat masih muda kulit buah halus setelah tua kasar (Lingga, 2008).
Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memiliki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji Sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari
biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebalah dalam kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman (http/www.dunia flora, 2008).
Syarat Tumbuh
Iklim
misalnya di teras, di bawah atap atau di tempat-tempat yang agak kering (Santoso, 2006).
Ada dua jenis Sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama, jenis Sansevieria yang membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalnya, Sansevieria cylindrica, Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata. Tanaman Kedua, jenis Sansevieria yang menghendaki cahaya matahari
yang tidak langsung. ini tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang masuk dalam katagori ini umumnya berdaun kuning, misalnya Sansevieria hyacinthoides dan jenis 'hahnii' (http/www.dunia flora, 2008).
Tempat Tumbuh
Keasaman (pH) media tanam yang ideal untuk Sansevieria adalah 5,5-7,5. Meskipun demikian tanaman ini bisa bertoleransi pada rentang pH 4,5-8,5. Pada kondisi asam, penyerapan hara nitrat dan fosfor akan terhambat. Kondisi asam juga mendorong bebasnya besi dan almunium yang justru merupakan racun bagi tanaman. Selain itu, media tanam yang terlalu asam merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan patogen. Akibatnya, tanaman menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur seprti busuk rimpang dan busuk daun (Pramono, 2008).
Stek Sansevieria
berubah menjadi tunas atau akar. Ada beberapa jenis tanaman buah yang dapat diperbanyak dengan cara stek akar, antara lain jambu biji, sukun, jeruk dan
kesemek
Perbedaan penampilan dari stek ini juga dimunculkan dari stek umur daun yang ditanam. Stek dari umur tua ternyata memberikan penampilan anakan yang berbeda dengan stek dari umur muda. Hal ini yang semakin memberikan daya tarik untuk mengkoleksi tanaman Sansevieria ini. Variasi penampilan dari jenis-jenis baru dapat dimunculkan melalui perbanyakan stek daun dan tidak selalu melalui perbanyakan generatif (Triharyanto dan Sutrisno, 2007).
Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama dan penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber diantaranya adalah:
a. Status air : Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.
b. Temperatur : Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C-27°C. c. Cahaya : Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber
tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks makro molekul dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek.
(Hartmann and Kaster, 1997).
Pada stek Sansevieria inisiasi akar di mulai 4-6 minggu setelah daun di akarkan, selanjutnya tunas baru akan tumbuh pada 3-4 bulan berikutnya, setiap helaian potongan daun bisa menghasilkan 1-5 anakan baru, tergantung pada kultivar, panjang potongan dan kondisi fisiologis daun selama pengakaran berlangsung (Lingga, 2005).
Media Tumbuh
Pasir sangat bagus digunakan sebagai media tanam Sansevieria, terutama yang ditempatkan dalam ruangan. Selain porositasnya tinggi, pasir mempunyai kapasitas tukar kation yang rendah sehingga sangat lambat dalam melepaskan unsur hara. Jenis pasir yang umum digunakan adalah pasir malang (http//www.wikipedia, 2009).
Teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti poliefenol, tehofilin, flavanoid, tanin, vitamin C dan vitamin E serta sejumlah mineral Zn, Se, Mo, Ge dan Mg. Kandungan teh yang berupa mineral tersebut merupakan unsur essensial yang dibutuhkan oleh tanaman bila kekurangan salah satu dari unsur tersebut maka pertumbuhan akan terganggu atau mengalami defisiensi. Keuntungan penutupan tanah bahan organik paling tidak memperbaiki kelembaban, dan menambah humus tanah, salah satu contoh pemberian mulsa atau penutup tanah adalah ampas teh (Dwidjoseputro, 1994).
Kompos sangat dianjurkan karena dapat memperbaiki produktifitas tanah. Secara fisik kompos bisa menggemburkan tanah, memperbaiki aerase dan drainase tanah secara kimia kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation, ketersediaan unsur hara, secara biologis kompos merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah (Hanafiah, 2005).
Sekam bakar dikenal sebagai campuran media yang cukup baik untuk mengalirkan air, sehingga media tetap terjaga kelembabannya. Namun selain arang, sekam juga punya kemampuan untuk menjernihkan air dan juga menghalang penyakit. Bahkan kandungan nitrogen yang dimilikinya, diyakini bisa meningkatkan kesuburan dari media tanaman. Komposisi kimiawi dari arang sekam sendiri terdiri dari SiO2 dengan kadar 52% dan C sebanyak 31%.
Sementara kandungan lainnya terdiri dari Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu
dengan jumlah yang kecil serta beberapa bahan organik lainnya. Dengan kandungan yang lengkap, membuat bahan ini jadi pilihan utama bagi penghobi tanaman hias untuk memberikannya dalam media tanam
Bahan Tanam
Batang sebagai bahan stek dapat berasal dari bagian tengah, pangkal, atau pucuk dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahan stek berasal dari pucuk seringkali masih terlalu muda sehingga lunak mengakibatkan stek menjadi lemah dan akhirnya mati. Pada stek pucuk merupakan bagian yang paling meristematik, yang artinya sel-sel dalam jaringan sangat aktif membelah sehingga tunas lebih cepat muncul dan tunas yang dihasilkan lebih banyak. Kemampuan stek membentuk akar dan tunas dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat dan keseimbangan hormon yang tercermin pada C/N rasio. Bahan stek
dengan C/N rasio yang tinggi akan lebih mudah membentuk akar (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada stek daun bagian tengah memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dibandingkan dengan bagian atas. Pada awal penyetekan karbohidrat berperan penting dalam metabolisme tanaman yang menghasilkan energi kemudian digunakan untuk pertumbuhan akar (Hardjati, 2005).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Dari bulan April sampai Juli 2010.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Sanseviera, media cocopeat, bubuk teh, pasir, sekam bakar, kompos, insektisida, dan bahan yang mendukung lainnya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot plastik, handsprayer, pisau, kertas label, kertas milimeter, sarung tangan, paranet, gembor dan cangkul.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu :
Faktor II: Sumber Bahan Tanam (B) yaitu :
B1 : Atas
B2 : Tengah
B3 : Bawah
Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan yaitu :
M1B1 M1B2 M1B3
Adapun model linier yang digunakan untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial adalah sebagai berikut :
Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Dimana :
Yijk = hasil pengamatan dari faktor media tumbuh ke-i dan faktor sumber bahan tanam ke-j dan pengaruh error ke-k.
μ = nilai tengah
αi = pengaruh media tumbuh ke-i
(εβ)ij = pengaruh kombinasi perlakuan media tumbuh ke-i dan sumber bahan
tanam ke-j dan pengaruh error ke-k
PELAKSANAAN PENELITIAN
Media Tanam
Media tumbuh yang digunakan merupakan kombinasi antara pasir dengan ampas teh, cocopeat, sekam bakar, kompos dengan perbandingan (1:1:1). Masing-masing media tersebut dimasukkan ke dalam 2/3 bagian pot plastik sebagai media tumbuh.
Penanaman Bahan Tanam
Bahan tanam yang digunakan adalah yang berasal dari indukan dengan panjang daun 30-45 cm, yang dipotong menjadi 3 bagian dengan panjang 7 cm. Lalu bahan tanam direndam insektisida selama 60 menit.
Penanaman bahan tanam dapat dilakukan dengan melubangi media tanam dengan sekop kecil dengan kedalaman 2 cm, lalu dibasahi hingga kelembaban cukup dan ditempatkan pada tempat yang teduh.
Pemeliharaan Bahan Tanam
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan handspray setiap pagi atau sore hari. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelembaban dari sumber bahan tanam. Penyiraman juga sangat tergantung pada kondisi lingkungan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengamatan Parameter
Persentase Hidup Bahan Tanam (%)
Persentase hidup bahan tanam diamati setiap saat dengan menghitung jumlah bahan tanam yang hidup.
Persentase hidup bahan tanam = Jumlah bahan tanam yang hidup Jumlah bahan tanam
x 100%
Persentase Tunas (%)
Persentase tunas yaitu menghitung jumlah tunas pada tiap sampel stek. Persentase tunas = Jumlah bahan tanam x 100%
Jumlah tunas yang muncul persampel Minggu Bertunas (MST)
Minggu bertunas yaitu mengamati tunas yang muncul pada stek tiap minggunya.
Jumlah Tunas (buah)
Jumlah tunas dihitung pada akhir penelitian dilakukan dengan menghitung jumlah tunas yang keluar dari tiap sampel stek.
Tinggi Tunas (cm)
Tinggi tunas diukur dengan menggunakan kertas milimeter yang diukur dari pangkal tanaman hingga titik tumbuh tanaman dilakukan pada akhir penelitian.
Jumlah Akar (helai)
Jumlah akar dihitung dengan menghitung akar pada akhir penelitian. Panjang Akar (cm)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan bahan tanam berbeda nyata terhadap parameter persentase tumbuh, tinggi tanaman, jumlah akar, panjang akar, dan tidak nyata terhadap parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa media berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tumbuh dan tidak nyata terhadap parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah akar, panjang akar. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa interaksi antara media dan sumber bahan tanam berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tumbuh dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah akar, panjang akar.
Persentase Tumbuh (%)
Dari tabel sidik ragam persentase tumbuh pada lampiran 3 diketahui bahwa media, bahan tanamam dan interaksi keduanya berbeda nyata terhadap persentase hidup (Tabel 1).
Tabel 1. Persentase tumbuh (%) stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.
Persentase tumbuh (%)
Media Tanam Bahan Tanam Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukan belum berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh berpengaruh nyata terhadap parameter persentase hidup dimana persentase tertinggi terdapat pada M1, M2 dan M4 (100.00%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan M3 (88.89%). Pada faktor bahan tanam juga menunjukkan berbeda nyata terhadap parameter persentase hidup di mana persentase tertinggi terdapat pada perlakuan B1 dan B3 (100.00%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan B2 (91.67%). Pada perlakuan interaksi media dan bahan tanam persentase tertinggi terdapat pada perlakuan M1B1, M1B2, M1B3, M2B1, M2B2, M2B3, M3B1, M3B3, M4B1, M4B2 dan M4B3 (100.00%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan M3B2 (66.67%).
Persentase Tunas (%)
Berdasarkan tabel sidik ragam persentase tunas pada lampiran 5 diketahui bahwa media, bahan tanam dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tunas (Tabel 2).
Tabel 2. Persentase tunas (%) stek Sansevieria terhadap pengaruh media tanam terhadap sumber bahan tanam.
Persentase tunas (%)
Media Tanam Bahan Tanam Rataan
B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)
M1 (50.00%). Pada faktor bahan tanam juga menunjukkan belum berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tunas di mana persentase tertinggi terdapat
pada perlakuan B3 (75.00%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan B1 (54.17%).
Minggu Bertunas (MST)
Berdasarkan tabel sidik ragam minggu bertunas pada lampiran 8, diketahui bahwa media, bahan tanam dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter minggu bertunas (Tabel 3).
Tabel 3. Minggu bertunas (MST) stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.
Minggu Bertunas (MST)
Media Tanam Bahan Tanam Rataan
B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh belum berpengaruh nyata dalam parameter minggu bertunas di mana persentase tertinggi
terdapat pada M4 (8.78 mst) dan yang terendah terdapat pada perlakuan M3 (6.31 mst). Pada faktor bahan tanam juga menunjukkan belum berpengaruh
nyata terhadap parameter minggu bertunas di mana persentase tertinggi terdapat
pada perlakuan B3 (8.71 mst) dan yang terendah terdapat pada perlakuan B2 (6.83 mst).
Berdasarkan tabel sidik ragam jumlah tunas pada lampiran 11, diketahui bahwa media, bahan tanam dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah tunas (Tabel 4).
Tabel 4. Jumlah tunas (Tunas) stek Sansevieria terhadap pengaruh media tanam dan sumber bahan tanam.
Jumlah Tunas (Tunas)
Media Tanam Bahan Tanam Rataan
B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada faktor media tumbuh belum berpengaruh nyata dalam parameter jumlah tunas di mana persentase tertinggi
terdapat pada M4 (1.17%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan M1 (0.67%). Pada faktor bahan tanam juga menunjukkan belum berpengaruh
nyata terhadap parameter jumlah tunas di mana persentase tertinggi terdapat pada perlakuan B3 (1.13%) dan yang terendah terdapat pada perlakuan B1 (0.58%). Tinggi Tunas (cm)
Berdasarkan tabel sidik ragam tinggi tunas pada lampiran 14, diketahui bahwa bahan tanam berbeda nyata terhadap parameter tinggi tunas, sedangkan pada media dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tunas (Tabel 5).
Tabel 5. Tinggi tunas (cm) stek lidah mertua terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.
Tinggi Tunas (cm)
Media Tanam Bahan Tanam Rataan
B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)
M2 1.55 2.03 9.10 4.23
M3 1.93 1.63 3.33 2.30
M4 1.80 1.53 4.47 2.60
Rataan 1.82b 1.80b 5.38a 3.00
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom menunjukan belum berbeda nyata pada uji BNJ pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada faktor bahan tanam berbeda
nyata terhadap parameter tinggi tunas dimana tunas tertinggi terdapat pada B3 (5.38 cm) dan yang terendah terdapat pada B2 (1.80 cm). Pada faktor media
tanam belum berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas dimana tunas tertinggi terdapat pada M2 (4.23 cm) dan yang terendah terdapat pada M1 (2.88 cm).
Jumlah Akar (Helai)
Berdasarkan tabel sidik ragam jumlah akar lampiran 17, diketahui bahwa sumber bahan tanam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah akar, sedangkan pada media dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah akar (Tabel 6).
Tabel 6. Jumlah akar (helai) stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.
Jumlah akar (helai)
Media Tanam Bahan Tanam Rataan
B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukan belum berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%
Panjang Akar (cm)
Berdasarkan tabel sidik ragam panjang akar pada lampiran 20 diketahui bahwa sumber bahan tanam berbeda nyata terhadap parameter panjang akar, sedangkan pada media dan interaksi keduanya belum berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar (Tabel 7).
Tabel 7. Panjang akar (cm) stek Sansevieria terhadap pengaruh media dan sumber bahan tanam.
Panjang akar (cm)
Media Tanam Bahan Tanam Rataan
B1 (Atas) B2 (Tengah) B3 (Bawah)
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukan belum berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa pada faktor bahan tanam berbeda
nyata dalam parameter panjang akar dimana akar tertinggi terdapat pada B3 (14.40 cm) dan yang terendah terdapat pada B1 (9.53 cm). Pada faktor media
tanam belum berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar di mana
tertinggi terdapat pada M4 (14.64 cm) dan yang terendah terdapat pada M2 (10.73cm).
Pembahasan
Sansevieria membutuhkan media tanam yang berpouros, bertekstur kasar dan
mengandung sedikit bahan organik. Sansiveria tidak terlalu suka dengan kondisi media terlalu lembab. Media tanam yang menjamin tersedianya oksigen bagi akar tanaman.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa interaksi antara media tanam dan bahan tanam berpengaruh nyata dimana rataan tertinggi terdapat pada M1B1, M1B2, M1B3, M2B1, M2B2, M2B3, M3B1, M3B3, M4B1, M4B2, M4B3 (100.00%) dan terendah terdapat pada M3B2 (66.67%). Hal ini diduga karena media yang di gunakan memenuhi syarat tumbuh. Sudarmono (1997) menyatakan potongan daun pada stek jika ditanam dalam media yang memenuhi syarat, akan tumbuh akar dan tunas, walaupun daun tidak bertangkai. Stek daun yang ditanam dalam media yang memiliki kelembaban tinggi akan mudah layu karena daun yang tidak memiliki akar tidak akan dapat disuplai air dari dalam tanah.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bahan tanam berbeda nyata terhadap tinggi tunas dimana rataan tertinggi terdapat pada B3 (5.38 cm) dan terendah terdapat pada B2 (1.80 cm). Hal ini diduga karena ada perbedaan faktor fisiologi pada bahan stek. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa bahan stek berasal dari pucuk sering kali masih terlalu muda sehingga lunak mengakibatkan stek menjadi lemah dan akhirnya mati. Kemampuan stek membentuk akar dan tunas dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat dan keseimbangan hormon yang tercermin pada C/N rasio.
tinggi pada bahan stek. Hardjati (2005) menyatakan bahwa pada stek daun bagian tengah memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi di bandingkan dengan bagian atas. Pada awal penyetekan karbohidrat berperan penting dalam metabolisme tanaman yang menghasilkan energi kemudian di gunakan untuk pertumbuhan akar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Media tanam berpengaruh nyata terhadap persentase hidup, tetapi tidak berpengaruh nyata pada parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah akar dan panjang akar.
2. Bahan tanam berpengaruh nyata terhadap persentase hidup, tinggi tunas, jumlah akar dan panjang akar tetapi belum berpengaruh nyata pada parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas.
3. Interaksi antara media tanam dan bahan tanam berpengaruh nyata terhadap persentase hidup, tetapi belum berpengaruh nyata pada parameter persentase tunas, minggu bertunas, jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah akar dan panjang akar.
Saran
Sebaiknya media yang digunakan untuk tanaman stek adalah media pada M4 (Sekam + Bubuk Teh + Pasir).
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, redaksi. 2007.Buku Pintar.Tanaman Hias. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjanti, S. 2005. “Pertumbuhan Stek Adenium Melalui Penganginan, Asal Bahan Setek,”. http://pertanian.uns.ac.id. Diakses pada 28 Maret 2008.
Hartmann, H.T and D.E. Kaster, 1997. Plant Propagation Principle and Practices
Third Edition, Prentice-Hall,Inc, Londo
pada tanggal 19 November 2009.
http//www
Lingga, L. 2005. Panduan Praktis Budidaya Sansevieria PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
,2008. Sansevieria. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Pramono, S. 2008. Pesona Sansevieria. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Ramadani.S.2007. Respon Pertumbuhan Sansivieria Terhadap Konsentrasi IBA dan Sumber bahan tanam. Universitas Lampung.
Salisbury B.F dan C.W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Diah R.Lukman dan Sumaryon, Bandung.
Santoso.H.B, 2006.Kiat Mengatasi Permasalahan Tanaman. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Steel R. G. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sudarmono, A.S., 1997. Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Ruangan, Penerbit Kanisisus, Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM Press, Yogyakarta.
Triharyanto, E. dan J. Sutrisno. 2007. Sansevieria. PT. Prima Infosarana Prima, Jakarta.
Lampiran 1. Persentase Tumbuh (%)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 2. Sidik Ragam Persentase Tumbuh
Lampiran 3. Persentase Tunas (%)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 4. Transformasi Persentase Tunas (%)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 5. Sidik Ragam Persentase Tunas
SK db JK KT Fhit F.05
Blok 2 34.06 17.03 1.01 tn 3.44
Media (M) 3 22.13 7.38 0.44 tn 3.05
Bahan Tanam (B) 2 26.68 13.34 0.79 tn 3.44
M x B 6 26.68 4.45 0.26 tn 2.55
Error 22 371.33 16.88
Total 35 480.88
FK 1837.12
KK 6.43 %
Lampiran 6. Minggu Bertunas (MST)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 7. Transformasi Minggu Bertunas (MST)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 8. Sidik Ragam Minggu Bertunas
SK db JK KT Fhit F.05
Blok 2 0.09 0.04 0.10 tn 3.44
Media (M) 3 0.77 0.26 0.61 tn 3.05
Bahan Tanam (B) 2 4.56 2.28 5.46 * 3.44
M x B 6 1.40 0.23 0.56 tn 2.55
Error 22 9.19 0.42
Total 35 16.00
FK 106.853
KK 24.29 %
Lampiran 9. Jumlah Tunas (Buah)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 10. Transformasi Jumlah Tunas (Buah)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 11. Sidik Ragam Jumlah Tunas
SK db JK KT Fhit F.05
Blok 2 0.21 0.11 1.17 tn 3.44
Media (M) 3 0.22 0.07 0.82 tn 3.05
Bahan Tanam (B) 2 0.32 0.16 1.79 tn 3.44
M x B 6 0.28 0.05 0.52 tn 2.55
Error 22 1.99 0.09
Total 35 3.03
FK 45.474
KK 35.48 %
Lampiran 12. Tinggi Tunas (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 13. Transformasi Tinggi Tunas (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 14. Sidik Ragam Tinggi Tunas
SK db JK KT Fhit F.05
Blok 2 0.43 0.22 0.42 tn 3.44
Media (M) 3 0.79 0.26 0.51 tn 3.05
Bahan Tanam (B) 2 6.23 3.12 6.06 * 3.44
M x B 6 1.65 0.28 0.54 tn 2.55
Error 22 11.32 0.51
Total 35 20.43
FK 96.5668
KK 28.89 %
Lampiran 15. Jumlah Akar (Helai)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 16. Transformasi Jumlah Akar (Helai)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 17. Sidik Ragam Jumlah Akar
SK db JK KT Fhit F.05
Blok 2 0.60 0.30 1.36 tn 3.44
Media (M) 3 0.80 0.27 1.20 tn 3.05
Bahan Tanam (B) 2 4.72 2.36 10.64 * 3.44
M x B 6 0.93 0.16 0.70 tn 2.55
Error 22 4.88 0.22
Total 35 11.93
FK 400.466
KK 4.30 %
Lampiran 18. Panjang Akar (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 19. Transformasi Panjang Akar (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 20. Sidik Ragam Panjang Akar
SK db JK KT Fhit F.05
Blok 2 0.04 0.02 0.07 tn 3.44
Media (M) 3 1.30 0.43 1.46 tn 3.05
Bahan Tanam (B) 2 3.10 1.55 5.24 * 3.44
M x B 6 2.19 0.36 1.23 tn 2.55
Error 22 6.52 0.30
Total 35 13.14
FK 432.108
KK 4.61 %
Lampiran22. Gambar lahan
Lampiran23. Tanaman per pot
Lampiran24. pertanaman