• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Pengaruh lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap parameter yang diamati dapat dijelaskan di bawah ini.

Pengaruh lama penyangraian terhadap parameter yang diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyangraian memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar lemak, daya lekat, pemisahan emulsi, dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur mentega kacang yang dihasilkan.

Pengaruh lama penyangraian terhadap parameter yang diamati dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Pengaruh lama penyangraian terhadap parameter yang diamati Lama penyangraian (menit) Kadar air (%bk) Kadar lemak (%bk) Daya lekat Pemisahan emulsi (ml) Uji Organoleptik (Numerik)

Warna Aroma Rasa Tekstur

L1 = 5 0,849 43,141 3,625 0,950 2,150 2,813 2,775 2,538

L2 = 10 0,721 44,324 3,738 1,963 2,950 2,913 2,863 3,025

L3 = 15 0,712 45,126 3,750 3,338 2,725 2,350 3,050 2,900

L4 = 20 0,707 46,906 3,913 3,375 3,638 1,613 2,600 2,925

Tabel 11 memperlihatkan bahwa lama penyangraian memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 0,849 % dan terendah terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 0,707 %. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 46,906 % dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 43,141 %. Daya lekat tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 3,913 dan terendah

terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 3,625. Pemisahan emulsi tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 3,375 ml dan terendah pada perlakuan L1 yaitu sebesar 0,950 ml. Uji organoleptik terhadap warna tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 3,638 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,150. Uji organoleptik terhadap aroma tertinggi terdapat pada perlakuan L2 yaitu sebesar 2,913 dan terendah terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 1,613. Uji organoleptik terhadap rasa tertinggi terdapat pada perlakuan L3 yaitu sebesar 3,050 dan terendah terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 2,600. Uji organoleptik terhadap tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan L2 yaitu sebesar 3,025 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,538.

Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap parameter yang diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar lemak, daya lekat, pemisahan emulsi, dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur mentega kacang yang dihasilkan. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap parameter yang diamati dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.

Tabel 12. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap parameter yang diamati Konsentrasi minyak kacang (%) Kadar air (%bk) Kadar lemak (%bk) Daya lekat Pemisahan emulsi (ml) Uji Organoleptik (Numerik)

Warna Aroma Rasa Tekstur

M1 = 7,5 0,892 43,876 3,563 1,988 2,875 2,550 2,863 2,688

M2 = 10 0,797 44,658 3,800 2,150 2,838 2,538 2,825 2,850

M3 = 12,5 0,696 45,131 3,813 2,688 2,825 2,475 2,713 2,900

M4 = 15 0,605 45,832 3,850 2,800 2,925 2,125 2,888 2,950

Tabel 12 memperlihatkan bahwa konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 0,892 % dan terendah terdapat pada perlakuan M4

yaitu sebesar 0,605 %. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 45,832 % dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 43,876 %. Daya lekat tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 3,850 dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 3,563. Pemisahan emulsi tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 2,800 ml dan terendah pada perlakuan M1 yaitu sebesar 1,988 ml. Uji organoleptik terhadap warna tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 2,925 dan terendah terdapat pada perlakuan M3 yaitu sebesar 2,825. Uji organoleptik terhadap aroma tertinggi terdapat pada perlakuan M2 yaitu sebesar 2,538 dan terendah terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 2,125. Uji organoleptik terhadap rasa tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 2,888 dan terendah terdapat pada perlakuan M3 yaitu sebesar 2,713. Uji organoleptik terhadap tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 2,950 dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 2,688.

Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap parameter yang diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar lemak, daya lekat, pemisahan emulsi, dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur mentega kacang yang dihasilkan. Pengaruh interaksi antara lama penyangraian konsentrasi minyak kacang terhadap parameter yang diamati dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13. Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap parameter yang diamati

Perlakuan Kadar air (%bk) Kadar lemak (%bk) Daya lekat Pemisahan emulsi (ml)

Uji Organoleptik (Numerik) Warna Aroma Rasa Tekstur

L1M1 0,978 41,455 3,150 0,800 2,100 2,650 2,650 2,350 L1M2 0,930 43,045 3,750 0,950 2,150 3,000 2,950 2,500 L1M3 0,800 43,493 3,750 1,000 2,200 3,050 2,600 2,600 L1M4 0,688 44,574 3,850 1,050 2,150 2,550 2,900 2,700 L2M1 0,859 42,928 3,650 1,700 2,900 2,950 3,150 2,850 L2M2 0,771 44,187 3,750 1,950 2,900 3,100 2,900 3,050 L2M3 0,638 44,457 3,750 2,000 2,950 3,050 2,600 3,100 L2M4 0,618 45,724 3,800 2,200 3,050 2,550 2,800 3,100 L3M1 0,861 45,016 3,700 2,950 2,800 2,550 3,100 2,800 L3M2 0,730 45,070 3,700 3,100 2,550 2,450 2,900 2,900 L3M3 0,693 45,133 3,800 3,650 2,800 2,300 3,100 2,900 L3M4 0,564 45,285 3,800 3,650 2,750 2,100 3,100 3,000 L4M1 0,871 46,105 3,750 2,500 3,700 2,050 2,550 2,750 L4M2 0,756 46,332 4,000 2,600 3,750 1,600 2,550 2,950 L4M3 0,653 47,442 3,950 4,100 3,350 1,500 2,550 3,000 L4M4 0,551 47,747 3,950 4,300 3,750 1,300 2,750 3,000

Tabel 13 memperlihatkan bahwa interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L1M1 yaitu sebesar 0,978 % dan terendah terdapat pada perlakuan L4M4 yaitu sebesar 0,551 %. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan L4M4 yaitu sebesar 47,747 % dan terendah terdapat pada perlakuan L1M1 yaitu sebesar 41,455 %. Daya lekat tertinggi terdapat pada perlakuan L2M2 yaitu sebesar 4,000 dan terendah terdapat pada perlakuan L1M4 yaitu sebesar 3,150. Pemisahan emulsi tertinggi terdapat pada perlakuan L4M4 yaitu sebesar 4,300 ml dan terendah pada perlakuan L1M1 yaitu sebesar 0,800 ml. Uji organoleptik terhadap warna tertinggi terdapat pada perlakuan L4M2 dan L4M4 yaitu sebesar 3,750 dan terendah terdapat pada perlakuan L1M1 yaitu sebesar 2,100. Uji organoleptik terhadap aroma tertinggi terdapat pada perlakuan L2M2 yaitu sebesar 3,100 dan terendah terdapat pada

perlakuan L4M4 yaitu sebesar 1,300. Uji organoleptik terhadap rasa tertinggi terdapat pada perlakuan L2M1 yaitu sebesar 3,150 dan terendah terdapat pada perlakuan L4M1, L4M2, dan L4M3 yaitu sebesar 2,550. Uji organoleptik terhadap tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan L2M3 dan L2M4 yaitu sebesar 3,100 dan terendah terdapat pada perlakuan L1M1 yaitu sebesar 2,350.

Kadar air (%bk)

Pengaruh lama penyangraian terhadap kadar air (%bk)

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) memperlihatkan bahwa lama penyangraian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air mentega kacang yang dihasilkan.

Hasil pengujian LSR terhadap kadar air dari setiap perlakuan dengan lama penyangraian dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh lama penyangraian terhadap kadar air (%)

Jarak LSR Lama Rataan Notasi

0,05 0,01 Penyangraian 0,05 0,01

- - - L1 = 5 menit 0,849 a A

2 0,036 0,050 L2 = 10 menit 0,721 b B

3 0,038 0,052 L3 = 15 menit 0,712 b B

4 0,039 0,054 L4 = 20 menit 0,707 b B

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 14 memperlihatkan bahwa perlakuan L1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L2, L3, dan L4. Perlakuan L2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan L4. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 0,849 % dan terendah terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 0,707 %. Hal ini disebabkan karena proses penyangraian dapat menurunkan kadar air pada kacang tanah sehingga

semakin lama penyangraian maka kadar airnya semakin berkurang dan minyak kacang akan semakin cepat keluar dari kotiledon. Hal ini sesuai dengan pernyataan Indrasti (2003) yang menyatakan bahwa penyangraian adalah proses pengeringan yang relatif cepat. Kadar air kacang tanah akan menyusut dari 5% menjadi 0,5%. Pengurangan kandungan air ini dibarengi dengan keluarnya minyak dari permukaan kotiledon. Minyak kacang ini keluar melalui sitoplasma sehingga sitoplasma menjadi bebas dari minyak. Pengaruh lama penyangraian terhadap kadar air mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Pengaruh lama penyangraian terhadap kadar air (%bk) Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap kadar air (%bk)

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) memperlihatkan bahwa konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air yang dihasilkan.

Hasil pengujian LSR terhadap kadar air dari setiap perlakuan dengan konsentrasi minyak kacang dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.

Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap kadar air (%bk)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Minyak Kacang 0,05 0,01

- - - M1 = 7,5 % 0,892 a A

2 0,036 0,050 M2 = 10 % 0,797 b B

3 0,038 0,052 M3 = 12,5 % 0,696 c C

4 0,039 0,054 M4 = 15 % 0,605 d D

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 15 memperlihatkan bahwa M1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan M2, M3, dan M4. Perlakuan M2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan M3 dan M4. Perlakuan M3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan M4. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 0,892 % dan terendah terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 0,605 %. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap kadar air mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap kadar air (%bk)

Gambar 3 memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi minyak kacang maka kadar air akan semakin menurun. Hal ini sesuai pernyatan

Indrasti (2003) yang menyatakan bahwa kadar air kacang tanah akan menyusut dari 5% menjadi 0,5%. Pengurangan kandungan air ini dibarengi dengan keluarnya minyak dari permukaan kotiledon. Minyak kacang ini keluar melalui sitoplasma sehingga sitoplasma menjadi bebas dari minyak dan mempengaruhi kadar air dari mentega kacang yang dihasilkan.

Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap kadar air (%bk)

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) memperlihatkan bahwa interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar air yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Kadar lemak (%bk)

Pengaruh lama penyangraian terhadap kadar lemak (%bk)

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) memperlihatkan bahwa lama penyangraian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR terhadap kadar lemak dari setiap perlakuan dengan lama penyangraian dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 16. Uji LSR efek utama pengaruh lama penyangraian terhadap kadar lemak (%bk)

Jarak LSR Lama Rataan Notasi

0,05 0,01 Penyangraian 0,05 0,01

- - - L1 = 5 menit 43,141 d D

2 0,180 0,248 L2 = 10 menit 44,324 c C

3 0,189 0,261 L3 = 15 menit 45,126 b B

Tabel 16 memperlihatkan bahwa perlakuan L1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L2, L3, dan L4. Perlakuan L2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L4. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 46,906 % dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 43,141 %. Pengaruh lama penyangraian terhadap kadar lemak mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Pengaruh lama penyangraian terhadap kadar lemak (%bk) Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap kadar lemak (%bk)

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) memperlihatkan bahwa konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR terhadap kadar lemak dari setiap perlakuan dengan konsentrasi minyak kacang dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.

Tabel 17. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap kadar lemak (%bk)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Minyak Kacang 0,05 0,01

- - - M1 = 7,5 % 43,876 d D

2 0,180 0,248 M2 = 10 % 44,658 c C

3 0,189 0,261 M3 = 12,5 % 45,131 b B

4 0,194 0,267 M4 = 15 % 45,832 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 17 memperlihatkan bahwa perlakuan M1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan M2, M3, dan M4. Perlakuan M2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan M3 dan M4. Perlakuan M3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan M4. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 45,832 % dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 43,876%. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap kadar lemak mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap kadar lemak (%bk)

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) memperlihatkan bahwa interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak yang dihasilkan.

Hasil pengujian least significant range (LSR) menunjukkan pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap kadar lemak mentega kacang yang dihasilkan pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 18 bahwa nilai kadar lemak tertinggi berada pada kombinasi perlakuan L4M4 yaitu sebesar 47,747% dan terendah berada pada kombinasi perlakuan L1M1 yaitu sebesar 41,455%. Hal ini disebabkan jika semakin lama penyangraian maka kadar lemak akan semakin meningkat dan jika konsentrasi minyak kacang yang ditambahkan semakin meningkat maka kadar lemak mentega kacang semakin meningkat juga dikarenakan kandungan lemak minyak kacang sebesar 76-82% asam lemak tidak jenuh sehingga kadar lemak mentega kacang semakin meningkat. Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap kadar lemak mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap kadar lemak (%bk)

Tabel 18. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap kadar lemak (%bk)

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01 - - - L1M1 41,455 h J 2 0,360 0,496 L1M2 43,045 g HI 3 0,378 0,521 L1M3 43,493 f H 4 0,388 0,534 L1M4 44,574 e EFG 5 0,396 0,545 L2M1 42,928 g I 6 0,401 0,552 L2M2 44,187 e G 7 0,405 0,561 L2M3 44,457 e FG 8 0,407 0,567 L2M4 45,724 c BC 9 0,410 0,572 L3M1 45,016 d DEF 10 0,412 0,575 L3M2 45,070 d DE 11 0,412 0,579 L3M3 45,133 d DE 12 0,413 0,581 L3M4 45,285 d D 13 0,413 0,584 L4M1 46,105 b B 14 0,414 0,586 L4M2 46,332 b B 15 0,414 0,588 L4M3 47,442 a A 16 0,416 0,590 L4M4 47,747 a A

Gambar 6 di atas memperlihatkan bahwa semakin lama penyangraian maka kadar lemak mentega kacang yang dihasilkan semakin tinggi yaitu dari lama penyangraian 5 menit kadar lemak akan meningkat pada lama penyangraian

selama 10 menit dan seterusnya sampai lama penyangraian 20 menit. Kadar lemak yang tertinggi pada lama penyangraian yaitu L4 selama 20 menit. Hal ini disebabkan karena semakin lama penyangraian maka minyak yang dikeluarkan oleh kacang tanah semakin banyak dan ini sangat mempengaruhi kadar lemak pada mentega kacang.

Daya lekat

Pengaruh lama penyangraian terhadap daya lekat

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) memperlihatkan bahwa lama penyangraian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya lekat yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR terhadap daya lekat dari setiap perlakuan dengan lama penyangraian dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.

Tabel 19. Uji LSR efek utama pengaruh lama penyangraian terhadap daya lekat

Jarak LSR Lama Rataan Notasi

0,05 0,01 Penyangraian 0,05 0,01

- - - L1 = 5 menit 3,625 b B

2 0,088 0,121 L2 = 10 menit 3,738 b B

3 0,092 0,127 L3 = 15 menit 3,750 b B

4 0,095 0,130 L4 = 20 menit 3,913 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 19 memperlihatkan bahwa perlakuan L1 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan L2 dan L3, berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L4. Perlakuan L2 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan L3 dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L4. Perlakuan L3 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L4. Daya lekat tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 3,913 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 3,625. Pengaruh lama penyangraian

terhadap daya lekat mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Pengaruh lama penyangraian terhadap daya lekat

Gambar 7 memperlihatkan bahwa semakin lama penyangraian maka daya lekat mentega kacang akan semakin meningkat. Hal ini karena pada saat penyangraian kacang akan mengeluarkan minyak yang terkandung di dalamnya dimana semakin lama disangrai maka minyak yang terkandung di dalam kacang tanah akan semakin banyak keluar dan akan mempengaruhi juga pada saat proses homogenisasi.

Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) memperlihatkan bahwa konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap daya lekat yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR terhadap daya lekat dari setiap perlakuan dengan konsentrasi minyak kacang dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.

Tabel 20. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Minyak Kacang 0,05 0,01

- - - M1 = 7,5 % 3,563 b C

2 0,088 0,121 M2 = 10 % 3,800 a B

3 0,092 0,127 M3 = 12,5 % 3,813 a AB

4 0,095 0,130 M4 = 15 % 3,850 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 20 memperlihatkan bahwa perlakuan M1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan M2, M3,dan M4. Perlakuan M2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan M3 dan M4. Perlakuan M3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan M4. Daya lekat tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 3,850 dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 3,563. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat mentega kacang (peanut butter) yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.

Gambar 8. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat

Gambar 8 memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi minyak kacang yang ditambahkan maka daya lekat akan semakin meningkat. Hal ini

disebabkan karena fungsi minyak kacang sebagai penstabil sehingga pada saat proses homogenisasi lebih cepat membentuk pasta dan apabila dioleskan ke roti maka akan lebih cepat juga melekat pada roti tersebut.

Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) memperlihatkan bahwa interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya lekat yang dihasilkan. Hasil pengujian least significant range (LSR) menunjukkan pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat mentega kacang yang dihasilkan pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 21 bahwa nilai daya lekat tertinggi berada pada kombinasi perlakuan L4M2 yaitu sebesar 4,000 dan terendah berada pada kombinasi perlakuan L1M1 yaitu sebesar 3,150. Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 9.

Tabel 21. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01 - - - L1M1 3,150 d D 2 0,176 0,242 L1M2 3,750 bc ABC 3 0,185 0,254 L1M3 3,750 bc ABC 4 0,189 0,261 L1M4 3,850 abc ABC 5 0,193 0,266 L2M1 3,650 c C 6 0,196 0,270 L2M2 3,750 bc ABC 7 0,198 0,274 L2M3 3750 bc ABC 8 0,199 0,277 L2M4 3,800 abc ABC 9 0,200 0,279 L3M1 3,700 c BC 10 0,201 0,281 L3M2 3,700 c BC 11 0,201 0,283 L3M3 3,800 abc ABC 12 0,202 0,284 L3M4 3,800 abc ABC 13 0,202 0,285 L4M1 3,750 bc ABC 14 0,202 0,286 L4M2 4,000 a A 15 0,202 0,287 L4M3 3,950 ab AB 16 0,203 0,288 L4M4 3,950 ab AB

Gambar 9. Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap daya lekat

Gambar 9 memperlihatkan bahwa hubungan antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang sangat mempengaruhi maka daya lekat mentega kacang akan semakin meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari lama penyangraian 5 menit meningkat daya lekatnya pada waktu penyangraian 10 menit dan terus meningkat sampai lama penyangraian 20 menit. Hal ini sangat

mempengaruhi pada penerimaan terhadap konsumen. Semakin banyak konsentrasi minyak kacang maka mentega kacang akan lebih mudah dioleskan pada roti.

Pemisahan emulsi (ml)

Pengaruh lama penyangraian terhadap pemisahan emulsi (ml)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa lama penyangraian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pemisahan emulsi yang dihasilkan.

Hasil pengujian LSR terhadap pemisahan emulsi dari setiap perlakuan dengan lama penyangraian dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.

Tabel 22. Uji LSR efek utama pengaruh lama penyangraian terhadap pemisahan emulsi (ml)

Jarak LSR Lama Rataan Notasi

0,05 0,01 Penyangraian 0,05 0,01

- - - L1 = 5 menit 0,950 c C

2 0,127 0,175 L2 = 10 menit 1,963 b B

3 0,134 0,184 L3 = 15 menit 3,338 a A

4 0,137 0,189 L4 = 20 menit 3,375 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 22 memperlihatkan bahwa perlakuan L1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L2, L3, dan L4. Perlakuan L2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan L4. Pemisahan emulsi tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 3,375 ml dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 0,950 ml. Pengaruh lama penyangraian terhadap pemisahan emulsi mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengaruh lama penyangraian terhadap pemisahan emulsi (ml)

Gambar 10 memperlihatkan bahwa semakin lama penyangraian maka pemisahan emulsi juga meningkat. Hal ini karena selama proses penyangraian, kacang tanah akan mengeluarkan minyak sehingga akan mempengaruhi kestabilan emulsi mentega kacang pada saat dihomogenisasi.

Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi (ml)

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pemisahan emulsi yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR terhadap pemisahan emulsi dari setiap perlakuan dengan konsentrasi minyak kacang dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.

Tabel 23. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi (ml)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Minyak Kacang 0,05 0,01

- - - M1 = 7,5 % 1,988 c C

2 0,127 0,175 M2 = 10 % 2,150 b B

3 0,134 0,184 M3 = 12,5 % 2,688 a A

4 0,137 0,189 M4 = 15 % 2,800 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 23 memperlihatkan bahwa perlakuan M1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan M2, M3, dan M4. Perlakuan M2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan M3 dan perlakuan M4. Perlakuan M3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan M4. Pemisahan emulsi tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 2,800 ml dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 1,988 ml. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.

Gambar 11. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi (ml) Gambar 11 memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi minyak kacang maka pemisahan emulsi semakin meningkat juga. Hal ini disebabkan

karena adanya proses homogenisasi sehingga mentega kacang lebih cepat membentuk pasta dan juga adanya penambahan minyak kacang.

Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi (ml)

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pemisahan emulsi yang dihasilkan.

Hasil pengujian least significant range (LSR) menunjukkan pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi mentega kacang yang dihasilkan pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 memperlihatkan bahwa nilai pemisahan emulsi tertinggi berada pada kombinasi perlakuan L4M4 yaitu sebesar 4,300 ml dan terendah berada pada kombinasi perlakuan L1M1 yaitu sebesar 0,800 ml. Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi (ml)

Tabel 24. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak kacang terhadap pemisahan emulsi (ml)

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01 - - - L1M1 0,800 g H 2 0,254 0,350 L1M2 0,950 g H 3 0,267 0,368 L1M3 1,000 g H 4 0,274 0,377 L1M4 1,050 g H 5 0,280 0,385 L2M1 1,700 f G 6 0,283 0,390 L2M2 1,950 ef G 7 0,286 0,396 L2M3 2,000 e FG 8 0,287 0,400 L2M4 2,200 e EF 9 0,289 0,404 L3M1 2,950 c CD 10 0,291 0,406 L3M2 3,100 c C 11 0,291 0,409 L3M3 3,650 b B 12 0,292 0,410 L3M4 3,650 b B 13 0,292 0,412 L4M1 2,500 d E 14 0,292 0,414 L4M2 2,600 d DE 15 0,292 0,415 L4M3 4,100 a A 16 0,293 0,416 L4M4 4,300 a A

Gambar 12 memperlihatkan bahwa semakin lama penyangraian maka pemisahan emulsi semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena selama penyangraian, minyak yang terkandung di dalam kacang tanah semakin cepat keluar dan hal ini mempengaruhi proses homogenisasi pada proses pembuatan mentega kacang.

Uji organoleptik warna

Pengaruh lama penyangraian terhadap uji organoleptik warna

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa lama penyangraian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap uji organoleptik warna yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR terhadap uji organoleptik warna dari setiap perlakuan dengan lama penyangraian dapat dilihat pada Tabel 25 berikut.

Tabel 25. Uji LSR efek utama pengaruh lama penyangraian terhadap uji organoleptik warna

Jarak LSR Lama Rataan Notasi

0,05 0,01 Penyangraian 0,05 0,01

- - - L1 = 5 menit 2,150 d D

2 0,177 0,244 L2 = 10 menit 2,950 b BC

3 0,186 0,256 L3 = 15 menit 2,725 c C

4 0,190 0,262 L4 = 20 menit 3,638 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 25 memperlihatkan bahwa perlakuan L1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L2, L3, dan L4. Perlakuan L2 berbeda nyata dengan perlakuan L3 dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan L4. Perlakuan L3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L4. Uji organoleptik warna tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 3,638 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,150. Hal ini disebabkan karena semakin lama penyangraian maka warna dari kacang tanah akan semakin sangat coklat dan semakin tinggi suhu maka akan sangat berpengaruh terhadap penampakan kacang tanah. Hal ini sesuai dengan

Dokumen terkait