• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.) yang Terperangkap

Data Populasi Capside yang terperangkap dan Hasil analisis Sidik ragamnya dapat dilihat pada pengamatan I – 10 serta analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 1 – 30 yang menunjukkan ada perbedaan nyata diantara perlakuan

Hasil uji beda rataannya dapat dilihat pada Tabel 1

Table 1. Rataan hama capside yang terperangkap (ekor) pada pengamatan 1 – 10

Perlakuan waktu Pengamatan (Hst)

9 Hst I2 Hst I5 Hst I8 Hst 21 Hst 24 Hst 27 Hst 30 Hst 33 Hst 36 Hst

P1W0 1.33c 1.33d 4.00c 3.33c 3.33c 2.00d 2.00c 2.00c 1.67d 0.00de

P1W1 7.33a 11.33a 17.33a 22.67a 27.67a 38.00a 41.33a 36.33a 25.67a 20.67a

P1W2 4.67b 3.67b 5.00b 4.50c 5.33b 7.67b 8.33b 4.00b 5.00b 3.00b

P1W3 4.00b 1.33d 1.67d 6,33b 5.00b 6.33c 7.67b 3.33b 3.00c 1.67c

P2W0 0.00d 2.00c 0.33e 0.00f 0.00f 0.00f 0.00d 0.00e 0.00f 0.00f

P2W1 1.33c 0.67e 1.67d 0.00f 2.67d 0.00f 0.00d 1.33e 0.00f 1.33f

P2W2 1.67c 1.00d 0.00f 1.67e 1.33e 1.00d 0.67c 0.00e 2.00d 2.00c

P2W3 0.67d 0.00f 2.00c 2.67d 1.33e 1.33d 1.00c 1.67e 1.00e 1.00e

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji jarak Duncan (taraf 0.05).

Tabel I menunjukkan bahwa pengamatan VII perlakuan P1W1 yaitu dengan perangkap chery glue dengan kertas warna kuning berbeda nyata terhadap perlakuan P1W2. Populasi Capside pada pengamatan VII tertinggi pada perlakuan P1W1 yaitu sebesar 41,33 dan yang terendah pada pengamatan I sebesar 7,33

penggunaan perangkap chery glue memberikan pengaruh nyata terhadap minggu VII ini dikarenakan hama Capside menyerang pertanaman tembakau pada musim-musim kemarau. Pada kondisi temperatur dan curah hujan yang

cukup atau mendukung maka merupakan salah satu faktor untuk Capside menyerang tanaman tenbakau. Menurut Erwin (2000) keadaan cuaca mempengaruhi serangga Capside, pada musim-musim kering (kemarau) Capside akan merajalela.

Sedangkan pada pengamatan P2W0 dari pengamatan IV sampai X tidak ada hama Capside yang terperangkap Ini dikarenakan P2W0 adalah perangkap minyak goreng dengan kertas transparan tanpa diolesi chery glue, sedangkan hama Capside ini sangat menyukai warna kuning dan akan mendekatkan diri apabila ada bau. Menurut Kardinan (2004) serangga umumnya menyukai atau tertarik dengan warna kuning dan menyukai aroma yang wangi maka serangga ini akan mendekatkan diri.

Perlakuan P1W1 pada pengamatan VII menunjukkan berbeda nyata pada perlakuan P2W0, P2W1, P2W2, dan P2W3 . ini disebabkan karena penggunaan perangkap chery glue dengan kertas warna kuning dapat menekan populasi serangga capside.

Pada perlakuan P2W0, P2W1, P2W2, dan P2W3 menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap perlakuan P1W1 karena perlakuan P1W1 menggunakan perangkap chery glue sedangkan P2W0, P2W1, P2W2, dan P2W3 menggunakan perangkap minyak goreng sehingga Capside sedikit terperangkap bahkan kadang-kadang tidak ada yang terperangkap. Ini disebabkan karena minyak goreng mudah tercuci oleh hujan sehingga keadaan cuaca juga sangat mempengaruhi. Menurut Erwin (2000) keada yang menyatakan cuaca dan curah hujan sangat mempengaruhi keadaan hama yang terperangkap.

Perangkap dengan menggunakan kertas warna kuning lebih efektif dibandingkan dengan kertas warna merah atau hijau. Ini terlihat pada setiap pengamatan pada perlakuan P1W1. Karena warna kuning adalah warna kontras dengan keadaan lingkungan dibandingkan dengan kertas warna merah atau hijau sehingga capside lebih tertarik dengan warna kuning sesuai dengan Firmansyah (2008) yang menyatakan bahwa serangga hama tetentu juga lebih tertarik terhadap warna. Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti kuning.

Dari tabel I menunjukkan bahwa perlakuan P1W1 dari pengamatan I-VII mengalami peningkatan populasi hama Capside yang terperangkap pada perangkap chery glue. Ini dikarenakan perangkap yang digunakan sangat efektif digunakan.

Populasi capside yang terperangkap paling sedikit terdapat pada perlakuan P2W0 dengan perangkap minyak goreng dengan kertas warna putih, ini dapat dilihat pada pengamatan 1 sampai 10. hal ini dikarenakan hama capside tidak menyukai warna putih (transparan).

Untuk melihat lebih jelas hubungan antara pemberian perangkap chery glue dengan minyak goreng dengan populasi hama Capside yang terperangkap dapat dilihat pada histogram.

Rataan Populasi Capside 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 9 Hst 12 Hst 15 Hst 18 Hst 21 Hst 24 Hst 27 Hst 30 Hst 33 Hst 36 Hst waktu pengamatan J u m la h P o p u la s i C a p s id e P1W0 P1W1 P1W2 P1W3 P2W0 P2W1 P2W2 P2W3

Gambar 3. Grafik populasi hama Capside yang terperangkap

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa populasi hama Capside yang terperangkap tertinggi pada perlakuan P1W1 yaitu perangkap chery glue dengan kertas warna kuning yaitu pada pengamatan VII yaitu sebesar 41,33 dan yang terendah terdapat pada pengamatan I sebesar 7,33

Populasi hama yang terperangkap terendah adalah pada perlakuan P2W0 yaitu perangkap minyak goreng dengan kertas warna putih ini dikarenakan hama yang terperangkap sangat sedikit dan berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan P1W1 yang lebih tinggi karena hama banyak yang terperangkap, karena imago hama ini sangat menyukai warna kuning dan aroma yang menyengat. Sesuai dengan pernyataan kardinan (2004) yaitu hama umumnya sangat menyukai warna kuning dan aroma yang menyengat.

Persentase Serangan Hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.)

Data pengamatan persentase serangan hama Capside pada pengamatan minggu I-V serta analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 31-45,

memberikan pengaruh nyata terhadap persentase serangan Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.).

Hasil uji beda rataan persentase serangan Capside dapat dilihat pada tabel 2 .

Tabel 2. Rataan persentase serangan Capside Cyrtopeltis tenuis Reut.(%)

perlakuan

Waktu Pengamatan

I II III IV V

P1W0 10,00f 10,00f 10,00e 10,00e 8,33e

P1W1 10,00g 5,00g 0,00f 0,00f 0,00g

P1W2 13,33e 13,334e 11,67e 6,67d 6,67f

P1W3 23,33d 26,67d 13,33de 11,67d 11,67d

P2W0 43,33a 36,67a 36,67a 33,33a 30,00a

P2W1 40,00b 33,33b 33,33b 30,00b 20,00c

P2W2 23,33c 30,00c 26,67c 26,67c 23,33b

P2W3 23,33c 26,67d 26,67c 26,67c 23,33b

Tabel 2. menunjukkan persentase serangan tertinggi pada pengamatan 1 terdapat pada perlakuan P2W0 yaitu dengan minyak goreng dengan kertas warna putih sebesar 43,33% dan yang terendah pada perlakuan P1W0 dan P1W1 sebesar 10.00%.

Pada pengamatan minggu II-V pada perlakuan P2W0 cenderung mengalami penurunan persentase serangan. Ini disebabkan karena banyak hama Capside yang sudah terperangkap pada perangkap chery glue yang diaplikasikan setiap 3 hari sekali yang mengandung bahan berupa cengkeh, dimana kandungan cengkeh ini terrdapat minyak atsiri yang merupakan kandungan terbanyak sehingga hama menyukai aromanya dan terperangkap. Menurut Kardinan (2004) Chery glue mengandung minyak atsiri yang dapat memerangkap hama.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa persentase serangan Capside pada tanaman tembakau semakin rendah setiap minggunya. Dengan berkurangnya populasi capside karena umur tanaman semakin tua sehingga kurang disukai hama capside. Sesuai dengan Tengkano dan Supadmo (1987) yang mengatakan bahwa gejala serangan menunjukkan suatu kecenderungan bahwa semakin tua umur tanaman semakin rendah persentase tanaman terserang, semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai capside sebagai tempat meletakkan telur.

Persentase serangan hama capside pada perlakuan P2W0 perangkap minyak goreng dengan kertas warna putih berbeda nyata terhadap perlakuan P1W0 perangkap chery glue dengan kertas warna putih. Ini disebabkan karena perlakuan P2W0 tidak dapat memerangkap hama dengan baik karena imago capside tidak tetarik dengan warna putih.

Sedangkan pada perlakuan P1W0 persentase serangan hama Capside menetap pada pengamatan 1-IV sebesar 10,00%. Ini disebabkan karena pada perlakuan ini perangkap diberi chery glue sehingga hamanya terperangkap dan tidak dapat menyerang atau menghisap cairan daun tembakau karena hama capside ini meninggalkan air liur yang beracun dan membunuh sel-sel tanaman muda. Menurut Anonim (2000) menyatakan bahwa capside akan meninggalkan air liur yang beracun dan membunuh sel-sel tanaman muda.

Untuk lebih jelasnya perkembangan skala serangan hama Capside dapat dilihat pada gambar 4.

Dokumen terkait