PENGARUH JENIS PERANGAKAP SINTETIS
UNTUK MENGENDALIKAN HAMA CAPSIDE
Cyrtopeltis tenuis
Reut. (Hemiptera : Miridae)
PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI
(
Nicotiana tabacum
L.)
SKRIPSI
Oleh :
SRI WAHYUNI
050302032
HPT
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGARUH JENIS PERANGAKAP SINTETIS
UNTUK MENGENDALIKAN HAMA CAPSIDE
Cyrtopeltis tenuis Reut. (Hemiptera : Miridae)
PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI
(Nicotiana tabacum L.)
SKRIPSI
Oleh :
SRI WAHYUNI
050302032
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
(Ir.Amansyah Siregar)
( Ir. Fatimah zahara)
Ketua Anggota
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul skripsi : Pengaruh Perangkap Sintetis Untuk Mengendalikan Hama
Capside Cyrtopeltis tenuis Reut. (Hemiptera : Miridae) pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.). Nama : Sri Wahyuni
Nim : 050302032
Jurusan : Hama dan Penyakit Tumbuhan
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Ir. Amansyah Siregar Ir. Fatimah Zahara Ketua Anggota
Mengetahui
ABSTRACT
Sri Wahyuni “The Effect Kind of Sintetic Atractant to Control Pest of Capside Cyrtopeltis tenuis Reut. (Hemiptera : Miridae) for Tobacco (Nicotiana tabacum L.) Plant”. Under tuition of Ir. Amansyah Siregar as chief and Ir. Fatimah Zahara as member.
Pest of capside represent of pest which dilution leaf of inhalator is years some last of many progressively and leaf tobacco destroy. Therefore conducted by ace research this of a controling to know kind of atractant and different color of paper for tobacco (Nicotiana tabacum L.).
Research this is executed in Sampali plantation PTPN II, from on goes August until November to 2009.
This research use Random Device Group (RAK) Non Factorial of consisting 8 is that treatment:
P1W0 : Chery glue atractant with transparant paper P1W1 : Chery glue atractant with yellow paper P1W2 : Chery glue atractant with green paper P1W3 : Chery glue atractant with red paper P2W0 : Oil atractant with transparant paper P2W1 : Oil atractant with yellow paper P2W2 : Oil atractant with green paper P2W3 : Oil atactant with red paper
Data population have to atracted capside at perception of monitoring fro 1-10 and also analyse its manner sidik can be seen at enclosure 1-30, giving influence is very real toVI- VII monitoring to attacted of attact capside and high population to attracted is P1W1 and under score is P2W3.
ABSTRAK
Sri wahyuni “Pengaruh Jenis Perangkap Sintetis Untuk Mengendalikan Hama Capside Cyrtopeltis tenuis Reut. (Hemiptera : Miridae) Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.).” dibawah bimbingan Ir. Amansyah Siregar sebagai ketua dan Ir. Fatimah Zahara sebagai anggota.
Hama Capside merupakan hama penghisap cairan daun yang beberapa tahun ini semakin banyak dan merusak daun tembakau, oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan Untuk mengetahui jenis perangkap dengan warna kertas yang berbeda terhadap hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.) pada tanaman tembakau deli (Nicotiana tabacum L.).
Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Sampali PTPN II, yang berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan November 2009
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial yang terdiri dari 8 perlakuan 4 ulangan, yaitu:
1. P1W0 : perangkap chery glue dengan kertas warna transparan 2. P2W0 : perangkap minyak goreng dengan kertas transparan 3. P1W1 : perangkap chery glue dengan kertas warna kuning 4. P1W2 : perangkap chery glue dengan kertas warna merah 5. P1W3 : perangkap chery glue dengan kertas warna hijau 6. P2W1 : perangkap minyak goreng dengan kertas warna kuning 7. P2W2 : perangkap minyak goreng dengan kertas warna merah 8. P2W3 : perangkap minyak goreng dengan kertas warna hijau
Data populasi Capside yang terperangkap pada pengamatan 1-10 serta analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 1-30, memberikan pengaruh sangat nyata pada pangamatan VI dan VII. Popu;asi hama yang terperangkap tertinggi pada perlakuan P1W1 dan terendah pada perlakuan P2W3.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tk. Meranti, 08 Mei 1988, P. Berandan dari Ayahanda Jayus Effendi dan Ibunda tercinta Poniyem. Penulis merupakan putri ke empat dari empat bersaudara.
Jenjang Pendidikan Formal
1. Tahun 1999 penulis lulus SD Negeri 43 Tk. Meranti.
2. Tahun 2003 Penulis lulus SMP Negeri 3 Babalan, Pangkalan Berandan. 3. Tahun 2005 Penulis lulus SMA Negeri 1 Pangkalan Berandan.
4. Dan pada tahun 2005 penulis masuk ke Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB, Program studi Hama dan Penyakit Tumbuhan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun judul skripsi ini adalah “PENGARUH JENIS PERANGKAP
SINTETIS UNTUK MENGENDALIKAN HAMA CAPSIDE
Cyrtopeltis tenuis Reut. PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI
(Nicotiana tabacum L.)” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Amansyah Siregar selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Fatimah Zahara
selaku komisi anggota pembimbing yang telah memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat membuat skripsi ini. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Saiful dan Ibu Tuty selaku pembimbing lapangan, dan tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua ayahanda dan ibunda yang telah mendoakan selama ini, teman-teman semua Sofie, H5, May, Eko dan teman lainnya yang telah membantu dan Aa Sofyan yang telah memotivasi selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan
Medan, Maret 2010
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Imago capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.)……….8
2. Gejala serangan capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.)………..9
3. Grafik populasi capside yang terperangkap……….19
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data populasihama capside yang terperangkap pengamatan I... 34 2. Transformasi data ke √x+0,5 ... 34 3. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
pada pengamatan I... 34 4. Data populasi hama capside yang terperangkap pengamatan II... 36 5. Transformasi data ke √x+0,5... 36 6. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangkap pada
Pengamatan II... 36 7. Data populasihama capside yang terperangkap pengamatan III... 38 8. Transformasi data ke √x+0,5... 38 9. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
pada pengamatan III... 38 10. Data populasihama capside yang terperangkap pengamatan IV... 40 11. Transformasi data ke √x+0,5... 40 12. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
pada pengamatan IV... 40 13. Data populasihama capside yang terperangkap pengamatan V... 42 14. Transformasi data ke √x+0,5 ... 42 15. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
pada pengamatan V...42 16. Data populasihama capside yang terperangkap pengamatan VI...44 17. Transformasi data ke √x+0,5 ... 44 18. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
20. Transformasi data ke √x+0,5 ... 46 21. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
pada pengamatan VII... 46 22. Data populasihama capside yang terperangkap pengamatan VIII.... 48 23. Transformasi data ke √x+0,5 ...48 24. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
Pada pengamatanVIII... 48 25. Data populasihama capside yang terperangkap pengamatan IX.... 50 26. Transformasi data ke √x+0,5 ... 50 27. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
pada pengamatan IX... 50 28. Data populasihama capside yang terperangkap pengamatan X... 52 29. Transformasi data ke √x+0,5 ... 52 30. Tabel sidik ragam populasi hama capside yang terperangka
DAFTAR ISI
ABSTRACT………. i
ABSTRAK……… ii
RIWAYAT HIDUP………... iii
KATA PENGANTAR……….. iv
DAFTAR TABEL………. V DAFTAR GAMBAR……… vi
DAFTAR LAMPIRAN……… vii
DAFTAR ISI……….. x
PENDAHULUAN Latar Belakang……… 1
Tujuan Penelitian……… 5
Hipotesa Penelitian………. 5
Kegunaan Penelitian……… 5
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman……… 6
Biologi Hama Capside……… 7
Telur……… 7
Nimfa……….. 7
Imago……….. 8
Gejala Serangan……… 8
Pengendalian hama Capside……… 9
Penggunaan Perangkap ……… 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian……….. 11
Bahan dan Alat………. 11
Metode Penelitian………. 12
Pelaksanaan Penelitian……….. 12
Persiapan Pembibitan……… 12
Persiapan Lahan……… 13
Penanaman……… 13
Pemeliharaan………. 14
Pemasangan Perangkap Sintetis……… 14
Peubah Amatan………. 15
Persentase Serangan Capside……… 15 HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi Capside Yang Terperangkap... 17 Persentase Serangan capside... 20 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 24 Saran... 24 DAFTAR PUSTAKA
ABSTRACT
Sri Wahyuni “The Effect Kind of Sintetic Atractant to Control Pest of Capside Cyrtopeltis tenuis Reut. (Hemiptera : Miridae) for Tobacco (Nicotiana tabacum L.) Plant”. Under tuition of Ir. Amansyah Siregar as chief and Ir. Fatimah Zahara as member.
Pest of capside represent of pest which dilution leaf of inhalator is years some last of many progressively and leaf tobacco destroy. Therefore conducted by ace research this of a controling to know kind of atractant and different color of paper for tobacco (Nicotiana tabacum L.).
Research this is executed in Sampali plantation PTPN II, from on goes August until November to 2009.
This research use Random Device Group (RAK) Non Factorial of consisting 8 is that treatment:
P1W0 : Chery glue atractant with transparant paper P1W1 : Chery glue atractant with yellow paper P1W2 : Chery glue atractant with green paper P1W3 : Chery glue atractant with red paper P2W0 : Oil atractant with transparant paper P2W1 : Oil atractant with yellow paper P2W2 : Oil atractant with green paper P2W3 : Oil atactant with red paper
Data population have to atracted capside at perception of monitoring fro 1-10 and also analyse its manner sidik can be seen at enclosure 1-30, giving influence is very real toVI- VII monitoring to attacted of attact capside and high population to attracted is P1W1 and under score is P2W3.
ABSTRAK
Sri wahyuni “Pengaruh Jenis Perangkap Sintetis Untuk Mengendalikan Hama Capside Cyrtopeltis tenuis Reut. (Hemiptera : Miridae) Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.).” dibawah bimbingan Ir. Amansyah Siregar sebagai ketua dan Ir. Fatimah Zahara sebagai anggota.
Hama Capside merupakan hama penghisap cairan daun yang beberapa tahun ini semakin banyak dan merusak daun tembakau, oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan Untuk mengetahui jenis perangkap dengan warna kertas yang berbeda terhadap hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.) pada tanaman tembakau deli (Nicotiana tabacum L.).
Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Sampali PTPN II, yang berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan November 2009
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial yang terdiri dari 8 perlakuan 4 ulangan, yaitu:
1. P1W0 : perangkap chery glue dengan kertas warna transparan 2. P2W0 : perangkap minyak goreng dengan kertas transparan 3. P1W1 : perangkap chery glue dengan kertas warna kuning 4. P1W2 : perangkap chery glue dengan kertas warna merah 5. P1W3 : perangkap chery glue dengan kertas warna hijau 6. P2W1 : perangkap minyak goreng dengan kertas warna kuning 7. P2W2 : perangkap minyak goreng dengan kertas warna merah 8. P2W3 : perangkap minyak goreng dengan kertas warna hijau
Data populasi Capside yang terperangkap pada pengamatan 1-10 serta analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 1-30, memberikan pengaruh sangat nyata pada pangamatan VI dan VII. Popu;asi hama yang terperangkap tertinggi pada perlakuan P1W1 dan terendah pada perlakuan P2W3.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tembakau dibudidayakan oleh orang India pada saat menemukan Amerika. Kata tembakau berasal dari kata tobacco, nama pipa yang digunakan oleh orang Indian untuk merokok. Tanaman tembakau di Indonesia diperkirakan dibawa oleh Bangsa Portugis dan Spanyol pada abad ke XVI. Menurut Rumphius, tanaman tembakau pernah dijumpai di Indonesia tumbuh dibeberapa daerah yang belum dijelajahi oleh bangsa Portugis dan Spanyol (Matnawy, 1997).
Bermacam-macam jenis tembakau yang dibudidayakan di Indonesia dan bila dikelompokkan atas kegunaan terdiri atas tembakau untuk cerutu, tembakau untuk rokok putih atau Virginia, tembakau rokok kretek, tembakau pipa dan tembakau kunyah. Jenis tembakau yang khusus digunakan untuk rokok cerutu yang telah dibudidayakan di Indonesia antara lain tembakau Deli atau yang lebih dikenal di Eropa dengan nama tembakau Sumatera, tembakau Basuki dan Tembakau Vorstelanden (Erwin, 2000).
Sejak dikenalnya tembakau di Indonesia pada sekitar 1600-1830an, pengusahaan tembakau pada dasarnya dilaksanakan secara kecil-kecilan oleh petani untuk kepentingan sendiri serta persembahan kepada pengusaha. Tanaman tembakau pernah dimasukkan dalam daftar komoditi yang diusahakan dengan sisten tanam paksa, tetapi karena kurang baik sehingga harga di pasaran Eropa sangat rendah, maka usaha tersebut dihentikan (Padmo dan Edhie, 1991)
Hama-hama yang umum terdapat pada tanaman tembakau antara lain Spodoptera litura (Ulat grayak), Agrotis ipsilon (Ulat tanah), Helopeltis Sp (penggerek pucuk), Cyrtopeltis tenuis (Capside), Bemisia tabaci (kutu putih), dan Myzus persicae (Anonim, 2004)
Hama Capside (Engytatus tenuis Reut.) atau ada juga yang menyebutnya Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.) merupakan hama penghisap cairan daun yang beberapa tahun ini semakin banyak dan merusak daun tanaman tembakau , sehinnga serangga ini termasuk merugikan produksi tembakau deli. Serangga ini selalu berasosiasi dengan tanaman yang berdaun lengket atau berjekat (Erwin, 2000).
Sebenarnya capside ini tidak selalu merugikan tanaman tembakau , karena makanannya tidak hanya menghisap cairan daun, tetapi juga mampu menghisap cairan ulat yang baru menetas maupun kutu capside yang mati bahkan serangga-serangga lain termasuk predator atau musuh alami bagi hama tembakau deli (Kalshoven, 1981).
daun pasir. Padahal beberapa tahun sebelumnya serangga ini baru muncul pada akhir-akhir penanaman dan biasanya hanya menyerang daun bagian atas saja, hal ini dimungkinkan karena makanan capside seperti ulat dan kutu-kutu daun sudah punah akibat pemberian insektisida sehingga serangga ini terpaksa menghisap cairan daun tembakau (Erwin, 2000).
Menurut teknik pengendalian hama secara terpadu salah satu cara pengendalian organisme pengganggu tanaman adalah secara mekanik dengan menggunakan alat perangkap. Perangkap sintetis berperekat dapat digunakan untuk menangkap serangga hama yang bersayap agar populasinya tetap terkendali. Perangkap sintetis berperekat telah lama digunakan oleh petani untuk memantau dan mengurangi imago capside dan hama lain yang aktif di rumah kaca (Chu et al, 2003).
Penggunaan perangkap merupakan pengendalian dengan alternative yang biasa dilakukan secara fisik dan mekanik, dengan penggunaan perangkap diharapkan bisa mengurangi populasi hama serangga yang merusak (Oka, 1995).
Chery glue merupakan lem ajaib penjebak hama. Lem ini dapat mengendalikan berbagai macam hama. Hama-hama yang terkena lem ini adalah capside, kutu putih, Aphids, Thrips, lalat buah dan lain-lain, karena lem ini digunakan diberbagai macam bentuk pengendalian (Trubus, 2006).
Manfaat lain dari chery glue ini petani bisa mendeteksi hama yang menyerang. Chery glue juga dapat mengeluarkan wangi sedap bagi si pengganggu (hama) aromanya bak magnet. Tak hanya aromanya yang menjadi daya tarik, warna lemnya juga menjadi daya tarik. Umumnya serangga tertarik dengan warna kuning. Selain murah chery glue dapat mengurangi penggunaan insektisida kimiawi bagi petani (Kardinan, 2004).
Chery glue mempunyai bahan berupa cengkeh yang kandungan aktif yaitu minyak atsiri yang merupakan kandungan terbanyak pada tanaman cengkeh. Minyak atsiri ini dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh kering (Clove oil), serbuk tangkai kuntum cengkeh (Clove stem oil), dan daun cengkeh kering (Clove leaf oil). Minyak atsiri mengandung eugenol 70-85% dan bahan lainnya (Kardinan, 2004).
Serangga hama diperangkap dengan berbagai jenis alat perangkap yang dibuat sesuai jenis hama dan fase hama yang akan ditangkap. Alat perangkap diletakkan pada tempat atau bagian tanaman yang sering dilewati oleh hama diberi sering juga pada alat perangkap diberi zat-zat kimia yang dapat menarik hama (Untung, 2006).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh jenis perangkap dengan warna kertas yang berbeda terhadap hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.) pada tanaman tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.).
Hipotesa Penelitian
Penggunaan jenis perangkap dapat menekan serangan hama capside (C.tenuis reut.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.)
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Tembakau
Menurut Murdiyanti dan Sembiring (2004) klasifikasi tanaman tembakau adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Personata Family : Solanaceae Genus : Nicotiana
Species : Nicotiana tabacum L.
Adapun morfologi tanaman tembakau adalah:
Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut atau galur-galur akar.
Bagian batang yang bercabang meskipun kebanyakan tidak bercabang. Tinggi tanaman dapat mencapai 2,5m.
Daun tembakau sangat bervariasi ada juga yang berbentuk ovalis, terompet. Benang sari berjumlah lima buah (Matnawy, 2000).
Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran yang kecil, didalamnya banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi 12000 butir biji. Tiap-tiap tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25 gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan buah tembakau telah jadi masak. Biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat berkecambah bila disemaikan sehingga biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau dormansi. Kira-kira 2-3 minggu untuk dapat berkecambah, untuk dapat memperoleh kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus sudah
masak dan telah disimpan dengan baik dengan suhu yang kering (Abdullah dan Soedarmanto, 1998).
Biologi Hama Capside
Hama capside ( Cyrtopeltis tenuis Reut. ) termasuk serangga Ordo Hemiptera, family Miridae dan Genus Cyrtopeltis (Kalshoven, 1981).
Biologi dari serangga tersebut ini adalah sebagai berikut:
Stadia Telur
Telur diletakkan pada permukaan bawah daun muda, pada bagian basal urat daun. Berwarna putih gelap sampai kekuningan warna menjadi orange terang sebelum menetas. Ukuran panjang berkisar antara 0,85 mm dan diameternya 0,21mm. Masa inkubasi 7-9 hari ( Sudarmono, 2000).
Stadia Nimfa
Stadia nimfa yang baru menetas berwarna kekuningan dan bila nimfa tubuhnya telah sempurna akan berwarna hijau dengan ukuran panjang berkisar 2,68mm. mengalami instar. Stadia nimfa berkisar 13-14 hari (Sudarno, 2000).
Dewasa memiliki panjang 4 mm. Badannya berwarna hijau tetapi tungkai yang berwarna bata, demikian juga dengan tungkai belakang. Matanya juga berwarna merah bata, capside betina mempunyai alat bertelur yang mempunyai bor telur. Imago setelah berganti kulit yang terakhir masih berwarna hijau kecuali sayapnya yang terlihat putih kehijauan dan berkerak (Erwin, 2000).
Stadia Imago
Dewasa berwarna kehijauan samapai hijau gelap. Ukuran panjang 3,01-3,42 mm. Dewasa betina berbeda dengan yang jantan, karena adanya alat peletak telur(ovipositor). Total perkembangannya 21-33 hari (Sudarmono, 2000).
Siklus hidup serangga ini adalah 30 hari, priode telur selama 5-10 hari sedangkan priode nimfa selama 20-32 hari. Capside yang dewasa bisa bertahan hidup Insektisida. Priode dewasa 4-5 hari. Capside yang dewasa dapat bertahan hidup selama 14 hari (Erwin dan Sabrina, 2003).
Gejals serangan
Pada stadium manapun capside ini dapat menimbulkan kerugian bagi daun tembakau deli. Kerugian ini disebabkan oleh tusukan alat penghisapnya. Makanan utama bagi capside adalah cairan tanaman, untuk itu harus menusukkan melalui lapisan atas sampai kelapisan yang paling banyak mengandung cairan didalam daun. Penusukan ini dilakukan berulang-ulang dan berdekatan, oleh karena itu apabila daun tumbuh membesar lubang akan tampak bergerigi ataupun memanjang. Pada daun yang lebih tebal pada awalnya daun tidak tembus pandang kemudian daun tumbuh sedangkan sel bekas lubang tidak tumbuh sehingga menimbulkan koyak ataupun daun menjadi pecah (Erwin, 2000).
Capside menghisap cairan dari ujung tunas dan kuncup daun. Sepertinya mereka tidak merusak padahal mereka meninggalkan air liur yang beracun dan menumbuh sel-sel tanaman muda. Daun muda menjadi melengkung dan mengembangkan lubang-lubang kecil. Tunas muda menjadi salah bentuk (Anonimus,2000).
Gambar 2: gejala serangan hama Capside
Pengendalian Hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.)
Pengendalian hama yang paling utama dilakukan petani adalah penggunaan pestisida. Akan tetapi, apabila penggunaan bahan insektisida tersebut kurang bijaksana akan menimbulkan dampak negatif bagi flora dna fauna serta lingkungan, disamping itu pula bahan kimia atau bahan pestisida tersebut harganya cukup mahal. Untuk menunjang konsep PHT tersebut dalam rangka pengurangan penggunaan bahan pestisida perlu dicari alternatif pengendalian yang bersifat ramah lingkungan antara lain penggunaan bahan Bioaktif (insektisida nabati, attraktan, repelen), musuh alami (parasitoid, predator dan pathogen), serta perangkap berperekat (Thamrin dan Asikin, 2008).
Pentingnya pengelolaan hama memang sudah disadari oleh petani, sebab petani selalu berusaha menggunakan insektisida pada tanaman tembakau. Meskipun demikian cara dan saat yang tepat dalam menggunakan insektisida perlu diperbaiki agar cara pengendalian dapat sejalan dengan konsep pengolahan hama terpadu (pest management) (Soehardjan dan Tengkano, 1987).
Penggunaan Perangkap Warna
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap ialah: 1. Ukuran atau jenis serangga yang akan ditangkap
2. Kebiasaan serangga keluar ; siang atau malam hari 3. Stadium perkembangan serangga
4. Makanan kesukaannya 5. Warna kesukaanya
6. Kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terhadap jerat 7. Cara berjalan atau cara terbunuhnya hama
Namun perangkap sintetis (chery glue) hanya bisa digunakan pada hama siang hari saja. Prinsip kerjanyapun tidak jauh berbeda dengan perangkap cahaya dimana serangga yang datang pada tanaman , dialihkan perhatiannya pada perangkap warna yang dipasang. Bila pada objek tersebut telah dilapisi semacam lem, perekat atau getah maka serangga tersebut akan menempel dan mati (Firmansyah, 2008).
Salah satu teknik untuk menekan populasi dari serangga capside adalah melalui pengunaan perangkap sintetis yang disebut chery glue. Penggunaan perangkap berperekat ini untuk melakukan pemantauan populasi hama, juga berguna untuk menentukan penyebaran dan aktifitas harian serangga. Perangkap sintetis cukup efisien untuk menjebak capside (Hartono, 2008).
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Perkebunan Sampali PTP Nusantara II, Tanjung Morawa, Sumatera Utara, Medan. Pada ketinggian tempat ±25 m diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tembakau, tanah humus (top soil), pasir, kompos, chery glue, minyak goreng, kertas (merah, kuning, hijau dan transparan) dan bahan pendukung lainnya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, polibag, gembor, dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 8 perlakuan, 3 ulangan.
Perlakuan terdiri dari:
Metode linier yang digunakan adalah:
Yij = µ + τi + βj + єij i = 1,2,…t j = 1,2,…b Keterangan :
Yij : Respon atau nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : Nilai tengah umum
τi : Pengaruh perlakuan ke-i βj : Pengaruh blok ke-j
єij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j t : Jumlah perlakuan
b : Jumlah kelompok/blok (Bangun, 1996).
Analisis yang digunakan adalah data dengan taraf 5% dilanjutkan dengan uji Duncan.
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan pembibitan
Persiapan pembibitan dibuat bedengan dengan ukuran 1m x 6 m dengan arah Utara-Selatan. Naungan pembibitan dibuat dengan arah Timur-Barat dan tinggi tiang sebelah Timur 80cm dan sebelah Barat 60cm.
Permukaan bedengan dialasi dengan plastik lalu tanah yang telah dicampur tadi diratakan diatasnya setebal ± 10 cm. benih yang telah dikecambahkan lalu ditabur secara merata pada bedengan pembibitan. Lalu pembibitan tersebut ditutupi dengan alang-alang. Selama 15 hari di bedengan dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore tergantung pada keadaan cuaca. Beberapa hari sebelum bibit dicabut untuk dipindahkan ke-plot pembibitan, naungan dibuka agar bibit dilatih untuk tahan terhadap terik matahari.
Plot pembibitan tersebut di isi dengan tanah. Bibit yang berumur 15 hari tadi ditanam pada plot pembibitan, juga dilakukan penyiraman pada pagi dan sore hari selama 30 hari di plot pembibitan. Setelah 30 hari kemudian dipindahkan ke lapangan.
Persiapan Lahan
Sementara melakukan pembibitan, tanah areal pertanaman (penelitian) di olah dengan menggunakan tracktor, dengan kedalaman 20-30 cm, kemudian dilakukan pencangkulan kembali sambil dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa sebelumnya, lalu tanahnya diratakan dengan menggunakan garu, dan dibuat segembur mungkin agar aerase dan draenase tanah tersebut baik. Seterusnya dibuat plot-plot percobaan.
Penanaman
Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari, yang dilakukan setiap pagi dan sore hari ataupun tergantung pada cuaca. Penyiraman dilakukan sampai tahap pertumbuhan.
Penyisipan dilakukan pada tanaman dilapangan yang mengalami kegagalan pertumbuhan. Penyisipan dilakukan pada sore hari yang diambil dari tanaman plot lain yang dikhususkan untuk tanaman sisipan. Untuk penyisipan selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanam.
Pemupukan dilakukan 2 kali untuk pupuk ZA 21% 4 gram, dan pupuk ZK 59% 6 gram/1 pohon. Pemberian pertama dilakukan 15 hari setelah tanam dan pemberian kedua 30 hari setelah tanam. Sedangkan pupuk TSP 46% 6 gram diberikan sekaligus pada saat pertanaman.
Pemasangan Perangkap Sintetis
Sebelum dilakukan pengamatan, disiapkan kertas keras yang berukuran 15cm x 15cm yang berwarna merah, kuning, hijau dan transparan. Kemudian diolesi dengan chery glue dan minyak goreng. Perangkap diganti setiap 6 hari sekali. Warna perangkap dipasang sesuai masing-masing perlakuan.
Setiap plot terdapat 6 tanaman yang akan dipasang perangkap sebanyak 2 buah/plot dengan warna berbeda pada masing-masing plot dan bahan yang sama yang diamati 3 hari sekali setelah aplikasi. Setiap plot terdapat 2 tanaman contoh yang akan diamati.
Peubah Amatan
Populasi Cyrtopeltis tenuis Reut. yang terperangkap
Populasi C. tenuis yang terperangkap dihitung mulai dari 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36 hari setelah pemasangan perangkap. Pengamatan ini dilakukan setiap hari sekali, dilakukan pada pagi hari yaitu pada pukul 07.00-10.00 WIB.
Pengamatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 46 hari dimana hama yang terperangkap diambil dengan menggunakan pinset, kemudian dihitung berapa hama yang terperangkap. Setelah itu dioleskan kembali chery glue dan minyak goreng.
Persentase serangan Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.)
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati sample pada plot perlakuan yang terserang oleh hama capside. Pengamatan dilakukan 5 kali dengan interval 7 hari. Pengamatan dilakukan 1 minggu setelah aplikasi perangkap chery glue dan minyak goreng.
Persentase serangan capside dapat dihitung dengan rumus:
(Anonim, 1999) Keterangan:
P = Persentase Serangan
a = Daun yang mengalami gejala serangan b = Daun yang diamati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.) yang Terperangkap
Data Populasi Capside yang terperangkap dan Hasil analisis Sidik ragamnya dapat dilihat pada pengamatan I – 10 serta analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 1 – 30 yang menunjukkan ada perbedaan nyata diantara perlakuan
[image:33.595.62.575.355.496.2]Hasil uji beda rataannya dapat dilihat pada Tabel 1
Table 1. Rataan hama capside yang terperangkap (ekor) pada pengamatan 1 – 10
Perlakuan waktu Pengamatan (Hst)
9 Hst I2 Hst I5 Hst I8 Hst 21 Hst 24 Hst 27 Hst 30 Hst 33 Hst 36 Hst
P1W0 1.33c 1.33d 4.00c 3.33c 3.33c 2.00d 2.00c 2.00c 1.67d 0.00de
P1W1 7.33a 11.33a 17.33a 22.67a 27.67a 38.00a 41.33a 36.33a 25.67a 20.67a
P1W2 4.67b 3.67b 5.00b 4.50c 5.33b 7.67b 8.33b 4.00b 5.00b 3.00b
P1W3 4.00b 1.33d 1.67d 6,33b 5.00b 6.33c 7.67b 3.33b 3.00c 1.67c
P2W0 0.00d 2.00c 0.33e 0.00f 0.00f 0.00f 0.00d 0.00e 0.00f 0.00f
P2W1 1.33c 0.67e 1.67d 0.00f 2.67d 0.00f 0.00d 1.33e 0.00f 1.33f
P2W2 1.67c 1.00d 0.00f 1.67e 1.33e 1.00d 0.67c 0.00e 2.00d 2.00c
P2W3 0.67d 0.00f 2.00c 2.67d 1.33e 1.33d 1.00c 1.67e 1.00e 1.00e
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji jarak Duncan (taraf 0.05).
Tabel I menunjukkan bahwa pengamatan VII perlakuan P1W1 yaitu dengan perangkap chery glue dengan kertas warna kuning berbeda nyata terhadap perlakuan P1W2. Populasi Capside pada pengamatan VII tertinggi pada perlakuan P1W1 yaitu sebesar 41,33 dan yang terendah pada pengamatan I sebesar 7,33
cukup atau mendukung maka merupakan salah satu faktor untuk Capside menyerang tanaman tenbakau. Menurut Erwin (2000) keadaan cuaca mempengaruhi serangga Capside, pada musim-musim kering (kemarau) Capside akan merajalela.
Sedangkan pada pengamatan P2W0 dari pengamatan IV sampai X tidak ada hama Capside yang terperangkap Ini dikarenakan P2W0 adalah perangkap minyak goreng dengan kertas transparan tanpa diolesi chery glue, sedangkan hama Capside ini sangat menyukai warna kuning dan akan mendekatkan diri apabila ada bau. Menurut Kardinan (2004) serangga umumnya menyukai atau tertarik dengan warna kuning dan menyukai aroma yang wangi maka serangga ini akan mendekatkan diri.
Perlakuan P1W1 pada pengamatan VII menunjukkan berbeda nyata pada perlakuan P2W0, P2W1, P2W2, dan P2W3 . ini disebabkan karena penggunaan perangkap chery glue dengan kertas warna kuning dapat menekan populasi serangga capside.
Perangkap dengan menggunakan kertas warna kuning lebih efektif dibandingkan dengan kertas warna merah atau hijau. Ini terlihat pada setiap pengamatan pada perlakuan P1W1. Karena warna kuning adalah warna kontras dengan keadaan lingkungan dibandingkan dengan kertas warna merah atau hijau sehingga capside lebih tertarik dengan warna kuning sesuai dengan Firmansyah (2008) yang menyatakan bahwa serangga hama tetentu juga lebih tertarik terhadap warna. Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti kuning.
Dari tabel I menunjukkan bahwa perlakuan P1W1 dari pengamatan I-VII mengalami peningkatan populasi hama Capside yang terperangkap pada perangkap chery glue. Ini dikarenakan perangkap yang digunakan sangat efektif digunakan.
Populasi capside yang terperangkap paling sedikit terdapat pada perlakuan P2W0 dengan perangkap minyak goreng dengan kertas warna putih, ini dapat dilihat pada pengamatan 1 sampai 10. hal ini dikarenakan hama capside tidak menyukai warna putih (transparan).
Rataan Populasi Capside 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
9 Hst 12 Hst 15 Hst 18 Hst 21 Hst 24 Hst 27 Hst 30 Hst 33 Hst 36 Hst
[image:36.595.118.505.91.305.2]waktu pengamatan J u m la h P o p u la s i C a p s id e P1W0 P1W1 P1W2 P1W3 P2W0 P2W1 P2W2 P2W3
Gambar 3. Grafik populasi hama Capside yang terperangkap
Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa populasi hama Capside yang terperangkap tertinggi pada perlakuan P1W1 yaitu perangkap chery glue dengan kertas warna kuning yaitu pada pengamatan VII yaitu sebesar 41,33 dan yang terendah terdapat pada pengamatan I sebesar 7,33
Populasi hama yang terperangkap terendah adalah pada perlakuan P2W0 yaitu perangkap minyak goreng dengan kertas warna putih ini dikarenakan hama yang terperangkap sangat sedikit dan berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan P1W1 yang lebih tinggi karena hama banyak yang terperangkap, karena imago hama ini sangat menyukai warna kuning dan aroma yang menyengat. Sesuai dengan pernyataan kardinan (2004) yaitu hama umumnya sangat menyukai warna kuning dan aroma yang menyengat.
Persentase Serangan Hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.)
memberikan pengaruh nyata terhadap persentase serangan Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.).
[image:37.595.113.440.222.390.2]Hasil uji beda rataan persentase serangan Capside dapat dilihat pada tabel 2 .
Tabel 2. Rataan persentase serangan Capside Cyrtopeltis tenuis Reut.(%)
perlakuan
Waktu Pengamatan
I II III IV V
P1W0 10,00f 10,00f 10,00e 10,00e 8,33e
P1W1 10,00g 5,00g 0,00f 0,00f 0,00g
P1W2 13,33e 13,334e 11,67e 6,67d 6,67f
P1W3 23,33d 26,67d 13,33de 11,67d 11,67d
P2W0 43,33a 36,67a 36,67a 33,33a 30,00a
P2W1 40,00b 33,33b 33,33b 30,00b 20,00c
P2W2 23,33c 30,00c 26,67c 26,67c 23,33b
P2W3 23,33c 26,67d 26,67c 26,67c 23,33b
Tabel 2. menunjukkan persentase serangan tertinggi pada pengamatan 1 terdapat pada perlakuan P2W0 yaitu dengan minyak goreng dengan kertas warna putih sebesar 43,33% dan yang terendah pada perlakuan P1W0 dan P1W1 sebesar 10.00%.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa persentase serangan Capside pada tanaman tembakau semakin rendah setiap minggunya. Dengan berkurangnya populasi capside karena umur tanaman semakin tua sehingga kurang disukai hama capside. Sesuai dengan Tengkano dan Supadmo (1987) yang mengatakan bahwa gejala serangan menunjukkan suatu kecenderungan bahwa semakin tua umur tanaman semakin rendah persentase tanaman terserang, semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai capside sebagai tempat meletakkan telur.
Persentase serangan hama capside pada perlakuan P2W0 perangkap minyak goreng dengan kertas warna putih berbeda nyata terhadap perlakuan P1W0 perangkap chery glue dengan kertas warna putih. Ini disebabkan karena perlakuan P2W0 tidak dapat memerangkap hama dengan baik karena imago capside tidak tetarik dengan warna putih.
Sedangkan pada perlakuan P1W0 persentase serangan hama Capside menetap pada pengamatan 1-IV sebesar 10,00%. Ini disebabkan karena pada perlakuan ini perangkap diberi chery glue sehingga hamanya terperangkap dan tidak dapat menyerang atau menghisap cairan daun tembakau karena hama capside ini meninggalkan air liur yang beracun dan membunuh sel-sel tanaman muda. Menurut Anonim (2000) menyatakan bahwa capside akan meninggalkan air liur yang beracun dan membunuh sel-sel tanaman muda.
Rataan Persentase Serangan Capside
0 10 20 30 40 50
2 Mst 3 Mst 4 Mst 5 Mst 6 Mst
waktu pengamatan
P
er
sen
tase S
er
an
g
an P1W0
P1W1
P1W2
P1W3
P2W0
P2W1
P2W2
[image:39.595.118.507.88.334.2]P2W3
Gambar 4. Histogram Persentase Serangan Capside (%)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa populasi hama Capside yang terperangkap tertinggi pada pengamatan VII pada perlakuan P1W1 sebesar 41,33 dan yang terendah yaitu pada pengamatan I sebesar 7,33 2. Penggunaan perangkap chery glue memberikan pengaruh yang nyata
terhadap populasi capside yang terperangkap pada perangkap sintetis. 3. Dari hasil pengamatan dapat terlihat bahwa persentase serangan tertinggi
pada perlakuan P2W0 terdapat pada minggu I sebesar 43,33% dan yang terendah sebesar 10,00% terdapat pada perlakuan P1W1 yaitu perangkap minyak goreng dengan kertas warna putih (transparan).
4. Penggunan perangkap chery glue memberikan pengaruh nyata terhadap persentase serangan hama capside pada kertas warna kuning.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,A.,dan Soedarmanto., 1999. Budidaya Tembakau. Yasa Guna, Jakarta. Anonim., 2000. Capside Bugs. University Of College London, Clarendon Press,
Oxford. http//:www.rosefinder.com/plantacare/capside.bugs.( 7 Maret 2009). Bangun, M.K., 1996., Perancangan Percobaan. USU Press, Medan.
Cahyono, B., 1998. Tembakau Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta.
Chu.,G.J. Charles, J.A. Phatrick, K. Karud and T.J Hannberry., 2003. Plastic Cup Eqquipment With Light Emiting Diodes For Monitoring Adult Capside Availableat.http://www.Bioone.org.com. Diakses tanggal 7 februari 2009. Djojosudiro,S., 1997. Petunjuk Praktis Menanam Tembakau . Usaha Nasional,
Surabaya.
Direktorat Jendral Perkebunan, 1994. Pengandalian Hama Terpadu Tanaman Perkabunan. Departemen Pertanian.
Erwin., 2000. Hama Dan Penyakit Tembakau Deli. Balai penelitian Tembakau Deli, PTPN II-Tanjung Morawa, Medan.
Erwin dan T. Sabrina., 2003. Capside, Hama Tembakau yang Sangat Merugikan. Balai Penelitian Tembakau Deli, PTPN II, Medan.
Firmansyah, E., 2008. Mengurangi Populasi Hama Serangga Tanpa Merusak
Lingkungan. Available at.
tanggal 17 Februari 2009.
Hartanto, Y., 2008. perangkap Warna Kuning atau Biru untuk Serangga.
Available at.
17 februari 2009.
Kalshoven, L.G.E., 1981. The Corps in Indonesia Revised and Translated by Vander Lann, University Of Amsterdam. Ikhtiar Baru. Van Hoeve, Jakarta. Kardinan, A., 2004 Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Matnawi, H., 1997. Budi Daya Tembakau Dibawah Naungan Kanisius, Yogyakarta.
Murdiyati, A.S dan H. Sembiring., 2004. Tembakau. Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, Malang, Jawa Timur. http//:www.warintek.or.id/perkebunan.htm (7 Maret 2009).
Mukani., 2006. Forum Upaya Mengakhiri Derita Petani Kapas. Available at.
Oka, I., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.
Padmo, S. dan E.Djatmiko.,1991. Tembakau Kajian Sosial Ekonomi. Penerbit Aditia Media, Yogyakarta.
Sudarmo, S., 2000. Tembakau. Pengendalian Hama dan Penyakit. Kanisius, Yogyakarta.
Sastrosiswoyo, S., Moekesan, K.T dan Wiwin, S., 1993. Program Nasional Pelatihan dan pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Balai Penelitian Hortikultura Lembeng, Bandung.
Soehardjan, M dan W. Tengkono., 1987. Pengendalian Hama. Dalam Prosiding Kongres Entomologi II. Diterbitkan Oleh Perhimpunan Entomologi Indonesia, Jakarta.
Thamrin, W dan S.Askin., 2008. Alternatif Pengendalian Hama Serangga Sayuran Ramah Lingkungan di Lahan Lebak. Available at.
tanggal 6 Maret 2009.
Trubus., 2006. Chery glue Menarik Jenis Serangga Pengganggu, Jakarta.
BAGAN PENELITIAN
II I III
:
Keterangan
P1W0 : Perangkap Chery glue dengan kertas tanpa warna (transparan) P1W1 : Perangkap Chery glue dengan kertas berwarna merah
P1W2 : Perangkap Chery glue dengan kertas berwarna kuning P1W3 : Perangkap Chery glue dengan kertas berwarna hijau
P1W1
P1W0
P2W1
P1W2
P2W0
P1W3
P2W3
P2W1
P2W0
P2W2
P2W2
P1W2
P1W1
P1W2 P2W3 P1W0
P1W0
P1W1 P2W2 P1W3
P2W0
P2W3 P1W3 P2W1
U
P2W0 : Perangkap Minyak goreng dengan kertas tanpa warna (transparan) P2W1 : Perangkap Minyak goreng dengan kertas berwarna merah
Deskripsi Tanaman Tembakau
Varietas : F1-45 Bentuk Permukaan Daun : Ovalis / rata Urat Daun : Halus Tepi Daun : Rata
Warna Daun : Hijau terang Panjang Daun Pasir(cm) : 38,6
Panjang Daun Kaki 1 (cm) : 45,23 Panjang Daun Kaki II (cm) : 49,12 Lebar Daun Pasir(cm) : 22,43 Lebar Daun Kaki I (cm) : 28,62 Lebar Daun Kaki II (cm) : 28,92 Tebal Daun Pasir (cm) : 0,38 Tebal Daun Kaki I (cm) : 0,29 Tebal Daun Kaki II (cm) : 0,28 Tinggi Tanaman (cm) : 315 Diameter Batang (cm) : 2,3 Intermedia : 7,5 Jumlah Daun Perpokok : 42 Jumlah Daun Perproduksi : 26 Mulai Tanaman berbunga : 55-60
CURICULUM VITAE
Nama : Sri Wahyuni Nim : 050302032
Departemen : Hama dan Penyakit Tumbuhan Jurusan : Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas : Pertanian
Alamat : Jl. Besar Deli Tua No 10A Golongan Darah : B
Tempat/tgl lahir : Tk. Meranti/ 08 Mei 1988 Nama Orang Tua : Ayah : Jayus Effendi
Ibu : Poniyem Agama : Islam
Perangakap chery glue dngan kertas Perangakap chery glue dengan kertas warna hijau warna merah
Sumber : Foto Langsung Sumber : Foto Langsung
perangkap chery glue dengan kertas Perangkap chery glue dengan kertas warna kuning warna kuning
sumber: Foto Langsung sumber: Foto Langsung
Lampiran 31. Data Pengamatan Persentase serangan Tanaman Terserang pada Pengamatan 2 MST
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 10,00 10,00 10,00 30,00 10,00 P1W1 20,00 10,00 0,00 30,00 10,00 P1W2 20,00 10,00 10,00 40,00 13,33 P1W3 30,00 30,00 10,00 70,00 23,33 P2W0 50,00 40,00 40,00 130,00 43,33 P2W1 50,00 40,00 30,00 120,00 40,00 P2W2 30,00 20,00 20,00 70,00 23,33 P2W3 30,00 20,00 20,00 70,00 23,33 Total 240,00 180,00 140,00 560,00 186,67 Rataan 30,00 22,50 17,50 70,00 23,33
Lampiran 32. Data Pengamatan Persentase Tanaman Terserang Pada Pengamatan 2 MST
Transformasi Arc sin √x
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 18,43 18,43 9,10 45,97 15,32 P1W1 26,57 18,43 5,74 50,74 16,91 P1W2 26,57 18,43 18,43 63,43 21,14 P1W3 33,21 33,21 18,43 84,86 28,29 P2W0 45,00 39,23 39,23 123,46 41,15 P2W1 45,00 39,23 33,21 117,44 39,15 P2W2 33,21 26,57 26,57 86,34 28,78 P2W3 33,21 26,57 26,57 86,34 28,78 Total 261,20 220,11 177,28 658,59 219,53
Rataan 32,65 27,51 22,16 82,32 27,44 lampiran 33. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 440,17 220,09 9,99* 3,55 Perlakuan 7 1880,13 268,59 13,82* 2,46
Galat 14 178,43 12,74
Total 23 2498,73 108,64 FK 18072,5
Lampiran 34. Data Pengamatan Persentase serangan Tanaman Terserang pada Pengamatan 3 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III
P1W0 10,00 10,00 10,00 30,00 10,00 P1W1 5,00 5,00 5,00 15,00 5,00 P1W2 20,00 10,00 10,00 40,00 13,33 P1W3 30,00 30,00 20,00 80,00 26,67 P2W0 50,00 30,00 30,00 110,00 36,67 P2W1 40,00 40,00 20,00 100,00 33,33 P2W2 30,00 30,00 30,00 90,00 30,00 P2W3 30,00 30,00 20,00 80,00 26,67 Total 215,00 185,00 145,00 545,00 181,67 Rataan 26,88 23,13 18,13 68,13 22,71
lampiran 35. Data Pengamatan Persentase Tanaman Terserang Pada Pengamatan 3 MST
Transformasi Arc sin √x
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 18,43 18,43 9,10 45,97 15,32 P1W1 12,92 12,92 12,92 38,76 12,92 P1W2 26,57 18,43 18,43 63,43 21,14 P1W3 33,21 33,21 26,57 92,99 31,00 P2W0 45,00 33,21 33,21 111,42 37,14 P2W1 39,23 39,23 26,57 105,03 35,01 P2W2 33,21 33,21 33,21 99,63 33,21 P2W3 33,21 33,21 26,57 92,99 31,00 Total 241,79 221,87 186,57 650,22 216,74
Rataan 30,22 27,73 23,32 81,28 27,09 lampiran 36. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 195,45 97,72 8,28* 3,55 Perlakuan 7 1818,79 259,83 22,02* 2,46
Galat 14 165,22 11,80
Total 23 2179,46 94,76 FK 17616,3
Sy 0,63
p 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 1,75 1,84 1,89 1,93 1,96 1,97 1,98 Perlakuan P1W1 P1W0 P1W2 P1W3 P2W2 P2W1 P2W0
P2W3
12,92 15,32 21,14 30 33,21 35,01 37,14
.a .b
.c .d
.e .f
Lampiran 37. Data Pengamatan Persentase serangan Tanaman Terserang pada Pengamatan 4 MST
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 10,00 10,00 10,00 30,00 10,00 P1W1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P1W2 20,00 10,00 5,00 35,00 11,67 P1W3 20,00 10,00 10,00 40,00 13,33 P2W0 50,00 40,00 20,00 110,00 36,67 P2W1 30,00 40,00 30,00 100,00 33,33 P2W2 30,00 20,00 30,00 80,00 26,67 P2W3 30,00 30,00 20,00 80,00 26,67 Total 190,00 160,00 125,00 475,00 158,33 Rataan 23,75 20,00 15,63 59,38 19,79
lampiran 38.Data Pengamatan Persentase Tanaman Terserang Pada Pengamatan 4 MST
Transformasi Arc sin √x
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 18,43 18,43 9,10 45,97 15,32 P1W1 5,74 5,74 5,74 17,22 5,74 P1W2 26,57 18,43 12,92 57,92 19,31 P1W3 26,57 18,43 18,43 63,43 21,14 P2W0 45,00 39,23 26,57 110,80 36,93 P2W1 33,21 39,23 33,21 105,65 35,22 P2W2 33,21 26,57 33,21 92,99 31,00 P2W3 33,21 33,21 26,57 92,99 31,00 Total 221,94 199,28 165,75 586,97 195,66
Rataan 27,74 24,91 20,72 73,37 24,46 lampiran 39. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 199,80 99,90 5,43* 3,55 Perlakuan 7 2484,52 354,93 19,30* 2,46
Galat 14 257,49 18,39
Total 23 2941,81 127,90 FK 14355,5
Sy 0,78
p 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 LSR 05 1,75 1,84 1,89 1,93 1,96 1,97 1,98 Perlakuan P1W1 P1W0 P1W2 P1W3 P2W2 P2W1 P2W0
P2W3
5,74 15,32 19,31 21,14 30 35,22 36,93
.a .b
.c .d
.e
Lampiran 40. Data Pengamatan Persentase serangan Tanaman Terserang pada Pengamatan 5 MST
Perlakuan Ulangan Total
Rataan
I II III
P1W0 10,00 10,00 10,00 30,00 10,00 P1W1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P1W2 10,00 5,00 5,00 20,00 6,67 P1W3 20,00 5,00 10,00 35,00 11,67 P2W0 50,00 30,00 20,00 100,00 33,33 P2W1 30,00 30,00 30,00 90,00 30,00 P2W2 30,00 20,00 30,00 80,00 26,67 P2W3 30,00 30,00 20,00 80,00 26,67 Total 180,00 130,00 125,00 435,00 145,00 Rataan 22,50 16,25 15,63 54,38 18,13
lampiran 41. Data Pengamatan Persentase Tanaman Terserang Pada Pengamatan 5 MST
Transformasi Arc sin √x
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 18,43 18,43 9,10 45,97 15,32 P1W1 5,74 5,74 5,74 17,22 5,74 P1W2 18,43 12,92 12,92 44,28 14,76 P1W3 26,57 12,92 18,43 57,92 19,31 P2W0 45,00 33,21 26,57 104,78 34,93 P2W1 33,21 33,21 33,21 99,63 33,21 P2W2 33,21 26,57 33,21 92,99 31,00 P2W3 33,21 33,21 26,57 92,99 31,00 Total 213,81 176,21 165,75 555,77 185,26
Rataan 26,73 22,03 20,72 69,47 23,16 lampiran 42. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 159,69 79,84 4,54* 3,55 Perlakuan 7 2437,59 348,23 19,81* 2,46
Galat 14 246,12 17,58
Total 23 2843,40 123,63 FK 12870
sy 0,77
p 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 LSR 05 1,75 1,84 1,89 1,93 1,96 1,97 1,98 Perlakuan P1W1 P1W2 P1W0 P1W3 P2W2 P2W1 P2W0
P2W3
5,74 14,76 15,32 19,31 31 33,21 34,93
.a .b
.c .d
.e
Lampiran 43. Data Pengamatan Persentase serangan Tanaman Terserang pada Pengamatan 6 MST
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 10,00 10,00 5,00 25,00 8,33 P1W1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P1W2 10,00 5,00 5,00 20,00 6,67 P1W3 20,00 10,00 5,00 35,00 11,67 P2W0 40,00 30,00 20,00 90,00 30,00 P2W1 20,00 20,00 20,00 60,00 20,00 P2W2 20,00 20,00 30,00 70,00 23,33 P2W3 30,00 20,00 20,00 70,00 23,33 Total 150,00 115,00 105,00 370,00 123,33 Rataan 18,75 14,38 13,13 46,25 15,42
lampiran 44. Data Pengamatan Persentase Tanaman Terserang Pada Pengamatan 6 MST
Transformasi Arc sin √x
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 18,43 18,43 9,10 45,97 15,32 P1W1 5,74 5,74 5,74 17,22 5,74 P1W2 18,43 12,92 12,92 44,28 14,76 P1W3 26,57 18,43 12,92 57,92 19,31 P2W0 39,23 33,21 26,57 99,01 33,00 P2W1 26,57 26,57 26,57 79,70 26,57 P2W2 26,57 26,57 33,21 86,34 28,78 P2W3 33,21 26,57 26,57 86,34 28,78 Total 194,75 168,44 153,59 516,77 172,26
Rataan 24,34 21,05 19,20 64,60 21,53 lampiran 45. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05
Blok 2 108,62 54,31 3,74* 3,55 Perlakuan 7 1802,22 257,46 17,74* 2,46 Galat 14 203,14 14,51
Total 23 2113,98 91,91 FK 11127,2
Sy 0,70
p 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 LSR 05 1,75 1,84 1,89 1,93 1,96 1,97 1,98 Perlakuan P1W1 P1W2 P1W0 P1W3 P2W1 P2W2 P2W0
P2W3
5,74 14,74 15,32 19,31 26,57 28,78 33
.a .b .c
.d .e
Lampiran 1. Populasi Capside yang terperangkap pada pengamatan 1
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 0,00 4,00 0,00 4,00 1,33 P1W1 6,00 6,00 10,00 22,00 7,33 P1W2 4,00 4,00 6,00 14,00 4,67 P1W3 1,00 7,00 4,00 12,00 4,00 P2W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W1 0,00 0,00 4,00 4,00 1,33 P2W2 1,00 4,00 0,00 5,00 1,67 P2W3 2,00 0,00 0,00 2,00 0,67 Total 14,00 25,00 24,00 63,00 21,00 Rataan 1,75 3,13 3,00 7,88 2,63 lampiran 2. Data Transformasi √x+0,5 hama yang terperangkap Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 0,71 4,71 0,71 6,12 2,04 P1W1 6,71 6,71 10,71 24,12 8,04 P1W2 4,71 4,71 6,71 16,12 5,37 P1W3 1,71 7,71 4,71 14,12 4,71 P2W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W1 0,71 0,71 4,71 6,12 2,04 P2W2 1,71 4,71 0,71 7,12 2,37 P2W3 2,71 0,71 0,71 4,12 1,37 Total 19,66 30,66 29,66 79,97 26,66 Rataan 2,46 3,83 3,71 10,00 3,33 lampiran 3.Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05
Blok Perlakuan
2 48,64 24,32 24,45* 3,18 7 129,63 18,52 19,74* 3.39 Galat
Total
14 15,36 1,10 23 193,63 8,42 FK 266,4705
Sy 0,21
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 0,65 0,68 0,70 0,71 0,72 0,72 0,73 Perlakuan P2W0 P2W3 P1W0 P2W2 P1W3 P1W2 P1W1
P2W1
0.71 1.37 2.04 2.37 4.71 5.37 8.04
.a .b
.c
lampiran 4. Hama yang terperangkap pada pengamatan 2
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 0,00 4,00 0,00 4,00 1,33 P1W1 8,00 10,00 16,00 34,00 11,33 P1W2 3,00 6,00 2,00 11,00 3,67 P1W3 0,00 1,00 3,00 4,00 1,33 P2W0 0,00 2,00 4,00 6,00 2,00 P2W1 0,00 0,00 2,00 2,00 0,67 P2W2 1,00 0,00 2,00 3,00 1,00 P2W3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Total 12,00 23,00 29,00 64,00 21,33 Rataan 1,50 2,88 3,63 8,00 2,67
lampiran 5. Data Transformasi √x+0,5 hama terperangkap Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 0,71 4,71 0,71 6,12 2,04 P1W1 8,71 10,71 16,71 36,12 12,04 P1W2 3,71 6,71 2,71 13,12 4,37 P1W3 0,71 1,71 3,71 6,12 2,04 P2W0 0,71 2,71 4,71 8,12 2,71 P2W1 0,71 0,71 2,71 4,12 1,37 P2W2 1,71 0,71 2,71 5,12 1,71 P2W3 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 Total 17,66 28,66 34,66 80,97 26,99 Rataan 2,21 3,58 4,33 10,12 3,37
lampiran 6.Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05
Blok 2 60,26 30,13 38,11* 3,55 Perlakuan 7 282,00 40,29 50,95* 3.39
Galat 14 11,07 0,79 Total 23 353,33 15,36 FK 273,1763
KK 0,26
Sy
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 0,55 0,58 0,59 0,60 0,61 0,62 0,62 Perlakuan P2W3 P2W1 P2W2 P1W0 P2W0 P1W2 P1W1
P1W3
0.71 1.37 1.71 2.04 2.71 4.37 12.04 .a
.b
.c
.d
lampiran 7. Hama yang terperangkap pada pengamatan 3
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 0,00 8,00 4,00 12,00 4,00 P1W1 10,00 18,00 24,00 52,00 17,33 P1W2 0,00 7,00 8,00 15,00 5,00 P1W3 1,00 0,00 4,00 5,00 1,67 P2W0 1,00 0,00 0,00 1,00 0,33 P2W1 0,00 2,00 3,00 5,00 1,67 P2W2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W3 0,00 4,00 2,00 6,00 2,00 Total 12,00 39,00 45,00 96,00 32,00 Rataan 1,50 4,88 5,63 12,00 4,00 lampiran 8. Data Transformasi √x+0,5 hama yang terperangkap
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 0,71 8,71 4,71 14,12 4,71 P1W1 10,71 18,71 24,71 54,12 18,04 P1W2 0,71 7,71 8,71 17,12 5,71 P1W3 1,71 0,71 4,71 7,12 2,37 P2W0 1,71 0,71 0,71 3,12 1,04 P2W1 0,71 2,71 3,71 7,12 2,37 P2W2 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W3 0,71 4,71 2,71 8,12 2,71 Total 17,66 44,66 50,66 112,97 37,66 Rataan 2,21 5,58 6,33 14,12 4,71
lampiran 9.Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05
Blok 2 164,25 82,13 43,53* 3,18 Perlakuan 7 669,33 95,62 50,68* 3.39
Galat 14 26,41 1,89 Total 23 860,00 37,39 FK 531,7645
Sy 0,28
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 0,85 0,89 0,92 0,93 0,94 0,95 0,96 Perlakuan P2W2 P2W0 P1W3 P2W3 P1W0 P1W2 P1W1
P2W1
0.71 1.04 2.37 2.71 4.07 5.71 18.04 .a
.b
.c
.d
.e
.f
lampiran 10. Hama yang terperangkap pada pengamatan 4
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 2,00 8,00 0,00 10,00 3,33 P1W1 22,00 21,00 25,00 68,00 22,67 P1W2 5,00 6,00 0,00 11,00 3,67 P1W3 4,00 10,00 5,00 19,00 6,33 P2W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W2 4,00 0,00 1,00 5,00 1,67 P2W3 0,00 0,00 8,00 8,00 2,67 Total 37,00 45,00 39,00 121,00 40,33 Rataan 4,63 5,63 4,88 15,13 5,04
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 2,71 8,71 0,71 12,12 4,04 P1W1 22,71 21,71 25,71 70,12 23,37 P1W2 5,71 6,71 0,71 13,12 4,37 P1W3 4,71 10,71 5,71 21,12 7,04 P2W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W1 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W2 4,71 0,71 1,71 7,12 2,37 P2W3 0,71 0,71 8,71 10,12 3,37 Total 42,66 50,66 44,66 137,97 45,99 Rataan 5,33 6,33 5,58 17,25 5,75 lampiran 12. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 118,26 59,13 46,67* 3,18 Perlakuan 7 1154,96 164,99 130,22* 3.39
Galat 14 17,74 1,27 Total 23 1290,96 56,13 FK 793,162
KK 0,20
Sy 0,23
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 0,70 0,73 0,75 0,77 0,77 0,78 0,78 Perlakuan P2W0 P2W2 P2W3 P1W0 P1W2 P1W3 P1W1
P2W1
0.71 2.37 3.37 4.04 4.37 7.04 23.37
.a
.b
.c
.d
lampiran 3. Populasi Capside yang terperangkap pada pengamatan 5 Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 10,00 0,00 0,00 10,00 3,33 P1W1 23,00 28,00 32,00 83,00 27,67 P1W2 7,00 6,00 3,00 16,00 5,33 P1W3 8,00 4,00 3,00 15,00 5,00 P2W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W1 0,00 0,00 8,00 8,00 2,67 P2W2 2,00 0,00 2,00 4,00 1,33 P2W3 0,00 0,00 4,00 4,00 1,33 Total 50,00 38,00 52,00 140,00 46,67 Rataan 6,25 4,75 6,50 17,50 5,83 lampiran 14.Data Transformasi √x+0,5 hama yang terperangkap Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 10,71 0,71 0,71 12,12 4,04 P1W1 23,71 28,71 32,71 85,12 28,37 P1W2 7,71 6,71 3,71 18,12 6,04 P1W3 8,71 4,71 3,71 17,12 5,71 P2W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W1 0,71 0,71 8,71 10,12 3,37 P2W2 2,71 0,71 2,71 6,12 2,04 P2W3 0,71 0,71 4,71 6,12 2,04 Total 55,66 43,66 57,66 156,97 52,32 Rataan 6,96 5,46 7,21 19,62 6,54 lampiran 15. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 163,05 81,52 49,72* 3,18 Perlakuan 7 1705,33 243,62 148,59* 3.39
Galat 14 22,95 1,64 Total 23 1891,33 82,23 FK 1026,66
Sy 0,26
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 0,79 0,83 0,85 0,87 0,88 0,89 0,89 Perlakua
n P2W0 P2W2 P2W1 P1W0 P1W3 P1W2 P1W1
0.71 P2W3 3.37 4.04 5.71 6.04 28.37
2.04 .a
.b .c
.d
.e
lampiran 16. Hama yang terperangkap pada pengamatan 5 Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 0,00 0,00 6,00 6,00 2,00 P1W1 35,00 27,00 52,00 114,00 38,00 P1W2 6,00 7,00 10,00 23,00 7,67 P1W3 7,00 6,00 6,00 19,00 6,33 P2W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W2 1,00 0,00 2,00 3,00 1,00 P2W3 1,00 0,00 3,00 4,00 1,33 Total 50,00 40,00 79,00 169,00 56,33 Rataan 6,25 5,00 9,88 21,13 7,04
lampiran 17. Data Transformasi √x+0,5 hama yang terperangkap Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 0,71 0,71 6,71 8,12 2,71 P1W1 35,71 27,71 52,71 116,12 38,71 P1W2 6,71 7,71 10,71 25,12 8,37 P1W3 7,71 6,71 6,71 21,12 7,04 P2W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W1 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W2 1,71 0,71 2,71 5,12 1,71 P2W3 1,71 0,71 3,71 6,12 2,04 Total 55,66 45,66 84,66 185,97 61,99 Rataan 6,96 5,71 10,58 23,25 7,75 lampiran 15. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 323,10 161,55 52,72* 3,18 Perlakuan 7 3458,96 494,14 161,26* 3.39
Galat 14 42,90 3,06 Total 23 3824,96 166,30 FK 1441,04
Sy 0,36
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 1,08 1,14 1,17 1,19 1,20 1,21 1,22 Perlakuan P2W0 P2W2 P2W3 P1W0 P1W3 P1W2 P1W1
P2W1
0.71 1,71 2.04 2.71 7.04 8.37 38.71 .a
.b
.c
.d
lampiran 19. Hama yang terperangkap pada pengamatan 7 Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 0,00 0,00 6,00 6,00 2,00 P1W1 35,00 31,00 58,00 124,00 41,33 P1W2 6,00 7,00 12,00 25,00 8,33 P1W3 7,00 6,00 10,00 23,00 7,67 P2W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W2 0,00 0,00 2,00 2,00 0,67 P2W3 0,00 0,00 3,00 3,00 1,00 Total 48,00 44,00 91,00 183,00 61,00 Rataan 6,00 5,50 11,38 22,88 7,63 lampiran 20. Data Transformasi √x+0,5 hama yang terperangkap Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 0,71 0,71 6,71 8,12 2,71 P1W1 35,71 31,71 58,71 126,12 42,04 P1W2 6,71 7,71 12,71 27,12 9,04 P1W3 7,71 6,71 10,71 25,12 8,37 P2W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W1 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W2 0,71 0,71 2,71 4,12 1,37 P2W3 0,71 0,71 3,71 5,12 1,71 Total 53,66 49,66 96,66 199,97 66,66 Rataan 6,71 6,21 12,08 25,00 8,33 lampiran 21. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 432,03 216,01 55,35* 3,18 Perlakuan 7 4130,96 590,14 151,20* 3.39
Galat 14 54,64 3,90 Total 23 4617,63 200,77 FK 1666,18
Sy 0,40
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 1,22 1,28 1,32 1,34 1,36 1,37 1,38 Perlakua
n P2W0 P2W2 P2W3 P1W0 P1W3 P1W2 P1W1
P2W1
0.71 1.37 2.37 2.71 8.37 9.04 42.04 .a
.b
.c
lampiran 22. Hama yang terperangkap pada pengamatan 8 Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 0,00 0,00 6,00 6,00 2,00 P1W1 35,00 27,00 47,00 109,00 36,33 P1W2 3,00 4,00 5,00 12,00 4,00 P1W3 3,00 1,00 6,00 10,00 3,33 P2W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W1 0,00 1,00 0,00 1,00 0,33 P2W2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W3 0,00 2,00 0,00 2,00 0,67 Total 41,00 35,00 64,00 140,00 46,67 Rataan 5,13 4,38 8,00 17,50 5,83
lampiran 23.Data Transformasi √x+0,5 hama yang terperangkap Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 0,71 0,71 6,71 8,12 2,71 P1W1 35,71 27,71 47,71 111,12 37,04 P1W2 3,71 4,71 5,71 14,12 4,71 P1W3 3,71 1,71 6,71 12,12 4,04 P2W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W1 0,71 1,71 0,71 3,12 1,04 P2W2 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W3 0,71 2,71 0,71 4,12 1,37 Total 46,66 40,66 69,66 156,97 52,32 Rataan 5,83 5,08 8,71 19,62 6,54 lampiran 24 Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 213,62 106,81 48,16* 3,18 Perlakuan 7 3238,67 462,67 208,62* 3.39
Galat 14 31,05 2,22 Total 23 3483,33 151,45
Sy 0,30
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3.41 LSR 05 0,92 0,97 0,99 1,01 1,02 1,03 1.04 Perlakua
n P2W0 P2W1 P2W3 P1W0 P1W3 P1W2 P1W1
P2W2
0.71 1.04 1.37 2.71 4.71 5.71 37.04 .a
b.
.c
.d
lampiran 25. Hama yang terperangkap pada pengamatan 9 Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 3,00 0,00 2,00 5,00 1,67 P1W1 19,00 27,00 31,00 77,00 25,67 P1W2 3,00 4,00 8,00 15,00 5,00 P1W3 3,00 0,00 6,00 9,00 3,00 P2W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W2 6,00 0,00 0,00 6,00 2,00 P2W3 0,00 3,00 0,00 3,00 1,00 Total 34,00 34,00 47,00 115,00 38,33 Rataan 4,25 4,25 5,88 14,38 4,79 lampiran 26. Data Transformasi √x+0,5 hama yang terperangkap
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P1W0 3,71 0,71 2,71 7,12 2,37 P1W1 19,71 27,71 31,71 79,12 26,37 P1W2 3,71 4,71 8,71 17,12 5,71 P1W3 3,71 0,71 6,71 11,12 3,71 P2W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W1 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W2 6,71 0,71 0,71 8,12 2,71 P2W3 0,71 3,71 0,71 5,12 1,71 Total 39,66 39,66 52,66 131,97 43,99 Rataan 4,96 4,96 6,58 16,50 5,50 lampiran 27. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 119,76 59,88 38,87* 3,18 Perlakuan 7 1550,63 221,52 143,78* 3.39
Galat 14 21,57 1,54 Total 23 1691,96 73,56
Sy 0,25
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 0,77 0,81 0,83 0,84 0,85 0,86 0,86 Perlakuan P2W0 P2W3 P1W0 P2W2 P1W3 P1W2 P1W1
P2W1
0.71 1.71 2.37 2.71 3.71 5.71 26.37 .a
.b
.c
.d
lampiran 28. Hama yang terperangkap pada pengamatan 10 Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P1W1 19,00 18,00 25,00 62,00 20,67 P1W2 3,00 4,00 2,00 9,00 3,00 P1W3 2,00 0,00 3,00 5,00 1,67 P2W0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P2W1 0,00 0,00 4,00 4,00 1,33 P2W2 6,00 0,00 0,00 6,00 2,00 P2W3 0,00 3,00 0,00 3,00 1,00 Total 30,00 25,00 34,00 89,00 29,67 Rataan 3,75 3,13 4,25 11,13 3,71 lampiran 29.Data Transformasi √x+0,5 hama yang terperangkap perlakuan I II III
P1W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P1W1 19,71 18,71 25,71 64,12 21,37 P1W2 3,71 4,71 2,71 11,12 3,71 P1W3 2,71 0,71 3,71 7,12 2,37 P2W0 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 P2W1 0,71 0,71 4,71 6,12 2,04 P2W2 6,71 0,71 0,71 8,12 2,71 P2W3 0,71 3,71 0,71 5,12 1,71 Total 35,66 30,66 39,66 105,97 35,32 Rataan 4,46 3,83 4,96 13,25 4,42 lampira 30. Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F.hit F,05 Blok 2 72,65 36,33 32,88* 3,18 Perlakuan 7 1006,96 143,85 107,22* 3.39
Galat 14 3,35 0,24 Total 23 1082,96 47,09
Sy 0,10
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39 3,41 LSR 05 0,30 0,32 0,33 0,33 0,40 0,41 0,41 Perlakuan P1W0 P2W3 P2W1 P1W3 P2W2 P1W2 P1W1
P2W0
0.71 1.71 2.04 2.37 2.71 3.71 21.37
.a
.b
.c
.d