• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbandingan Bubur Buah Tomat dengan Sari Ubi Jalar Oranye terhadap parameter yang Diamati

Secara umum hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye memberikan pengaruh terhadap kadar air (%), kadar abu (%), total asam (%), vitamin C (mg/100 g bahan), total soluble solid (TSS)(oBrix), viskositas (mpas), nilai uji organoleptik warna (numerik), nilai uji organoleptik aroma (numerik) dan nilai uji organoleptik rasa saos pepaya (numerik) seperti terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap parameter yang diamati

A

Parameter yang diuji A1 A2 A3 A4

(40:10%) (35:15) (30:20%) (25:25%)

Kadar air (%) 68,904 66,198 64,052 61,930

Kadar abu (%) 1,845 1,960 2,050 2,252

Total asam (%) 1,369 1,234 1,167 1,036

Vitamin C (mg/100 g bahan) 105,104 100,664 90,834 85,531

Total soluble solid (TSS)(oBrix) 10,875 12,250 12,625 13,875

Viskositas (mpas) 131 135 139 151

Nilai uji organoleptik warna (numerik) 2,892 3,108 3,308 3,433 Nilai uji organoleptik aroma (numerik) 2,650 2,858 3,133 3,350 Nilai uji organoleptik rasa (numerik) 3,150 3,075 2,908 2,708 Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan A1

(40:10%) yaitu sebesar 68,904% dan terendah terdapat pada perlakuan A4

(25:25%) yaitu sebesar 2,252% dan terendah terdapat pada perlakuan A1

(40:10%) yaitu sebesar 1,845%.

Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (40:10%) sebesar 1,369%

dan terendah terdapat pada perlakuan A4 (25:25%) yaitu sebesar 1,036%. Vitamin

C tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (40:10%) yaitu sebesar 105,104 mg/100 g

bahan dan terendah terdapat pada perlakuan A4 (25%:25%) yaitu sebesar 85,531

mg/100 g bahan. Total soluble solid (TSS)(oBrix) tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (25:25%) yaitu sebesar 13,875 oBrix dan terendah terdapat pada

perlakuan A1 (40:10%) yaitu sebesar 10,875 oBrix.

Viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (25:25%) yaitu sebesar

151 mpas dan terendah terdapat pada perlakuan A1 (40:10%) yaitu sebesar 131

mpas. Nilai uji organoleptik warna tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (25:25%)

yaitu sebesar 3,433 (numerik) dan terendah terdapat pada perlakuan A1 (40:10%)

yaitu sebesar 2,892 (numerik).

Nilai uji organoleptik aroma tertinggi terdapat pada perlakuan A4

(25:25%) yaitu sebesar 3,350 (numerik) dan terendah terdapat pada perlakuan A1

(40:10%) yaitu sebesar 2,650 (numerik). Nilai uji organoleptik rasa tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (40:10%) yaitu sebesar 3,150 (numerik) dan terendah

terdapat pada perlakuan A4 (25:25%) yaitu sebesar 2,708 (numerik).

Pengaruh Konsentrasi Kalium Sorbat terhadap Parameter yang Diamati Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh terhadap kadar air (%), kadar abu (%), total asam (%), vitamin C (%), total soluble solid (TSS)(oBrix), viskositas (mpas), nilai uji

organoleptik warna (numerik), nilai uji organoleptik aroma (numerik) dan nilai uji organoleptik rasa saos pepaya (numerik) seperti terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap parameter yang diamati S

Parameter yang diuji S1 S2 S3 S4

(0%) (0,1%) (0,2%) (0,3%)

Kadar air (%) 66,388 65,478 64,904 64,314

Kadar abu (%) 1,950 2,010 2,035 2,113

Total asam (%) 1,468 1,283 1,153 0,901

Vitamin C (%) 111,595 101,760 90,004 78,774

Total soluble solid (TSS)(oBrix) 12,000 12,250 12,500 12,875

Viskositas (mpas) 133 137 141 144

Nilai uji organoleptik warna (numerik) 2,867 3,100 3,308 3,467 Nilai uji organoleptik aroma (numerik) 2,742 2,975 3,025 3,250 Nilai uji organoleptik rasa (numerik) 3,083 3,133 2,917 2,708 Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 66,388% dan terendah

terdapat pada perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 64,314% . Kadar abu tertinggi

terdapat pada perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 2,113% dan terendah terdapat

pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 1,950%.

Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 1,468%

dan terendah terdapat pada perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 0,901%. Vitamin C

tertinggi terdapat pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 111,595 mg/100 g bahan

dan terendah terdapat pada perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 78,774 mg/100 g

bahan. Total soluble solid (TSS)(oBrix) tertinggi terdapat pada perlakuan S4

(0,3%) yaitu sebesar 12,875 oBrix dan terendah terdapat pada perlakuan S1 (0%)

Viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 144

mpas dan terendah terdapat pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 133 mpas. Nilai

uji organoleptik warna tertinggi terdapat pada perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar

3,467 (numerik) dan terendah terdapat pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 2,867

(numerik). Nilai uji organoleptik aroma tertinggi terdapat pada perlakuan S4

(0,3%) yaitu sebesar 3,250 (numerik) dan terendah terdapat pada perlakuan S1

(0%) yaitu sebesar 2,742 (numerik). Nilai uji organoleptik rasa tertinggi terdapat pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 3,083 (numerik) dan terendah terdapat pada

perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 2,708 (numerik).

Kadar Air (%)

Pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar air (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air saos pepaya. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar air saos pepaya (%) ditampilkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar air saos pepaya (%)

Jarak LSR

Perbandingan bubur buah

tomat dengan sari ubi Rataan Notasi

0,05 0,01 ubi jalar oranye (%) 0,05 0,01

- - - A1=40:10% 68,904 a A

2 0,826 1,139 A2=35:15% 66,198 b B

3 0,867 1,188 A3=30:20% 64,052 c C

4 0,892 1,220 A4=25:25% 61,930 d D

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%. dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata

dengan A2, A3, dan A4. Perlakuan A2 berbeda sangat nyata dengan A3 dan A4.

Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4. Kadar air tertinggi terdapat pada

perlakuan A1(40:10%) yaitu sebesar 68,904% dan terendah terdapat pada

perlakuan A4 (25:25%) yaitu sebesar 61,930%.

Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar air saos pepaya (%) ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar air saos pepaya (%)

Semakin tinggi konsentrasi bubur buah tomat maka kadar air saos pepaya semakin tinggi karena buah tomat mengandung air dengan jumlah yang tinggi (berkisar 94,92%) dibandingkan dengan ubi jalar oranye (64%), sehingga dengan sari ubi jalar oranye yang lebih tinggi mengakibatkan jumlah komposisi kandungan air pada saos pepaya rendah (Astawan, 2004).

Pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar air (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

68.904 66.198 64.052 61.930 0 15 30 45 60 75 40:10 35:15 30:20 25:25 K ad ar ai r (%)

terhadap kadar air saos pepaya. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar air saos pepaya (%) ditampilkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar air saos pepaya (%)

Jarak LSR Konsentrasi kalium Rataan Notasi

0,05 0,01 sorbat (%) 0,05 0,01

- - - S1= 0% 66,388 a A

2 0,826 1,139 S2= 0,1% 65,478 b AB

3 0,867 1,188 S3= 0,2% 64,904 bc B

4 0,892 1,220 S4= 0,3% 64,314 c B

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan S1 berbeda nyata dengan

perlakuan S2, dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan S3 dan S4. Perlakuan S2

berbeda nyata dengan S3 dan S4. Perlakuan S3 berbeda tidak nyata dengan S4.

Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan S1(0%) yaitu sebesar 66,388% dan

terendah terdapat pada perlakuan S4(0,3%) yaitu sebesar 64,314%.

Hubungan konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar air saos pepaya (%) ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar air saos pepaya (%) 66.388 65.478 64.904 64.314 ŷ= -6,796S + 66,29 r = -0,992 60 62 64 66 68 0 0.1 0.2 0.3 K ad ar ai r ai r (%)

Semakin tinggi konsentrasi kalium sorbat maka kadar air saos pepaya semakin rendah. Hal ini diduga karena penambahan kalium sorbat yang semakin tinggi mengakibatkan tingginya laju transmisi uap air dan permeabilitas uap air yang meningkat, sehingga dengan rendahnya konsentrasi kalium sorbat mengakibatkan kadar air saos pepaya tinggi, (Koswara, dalam Rini, 2010).

Pengaruh interaksi perbandingan bubur buah tomat dengan ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar air saos pepaya (%)

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap mutu saos pepaya memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar air saos pepaya (%), sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Kadar Abu (%)

Pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar abu (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu saos pepaya. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar abu saos pepaya (%) ditampilkan pada Tabel 12.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata

dengan A2, A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda nyata dengan A3 dan berbeda sangat

nyata dengan A4. Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4. Kadar abu

tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (25:25%) yaitu sebesar 2,252% dan terendah

Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar abu saos pepaya (%)

Jarak LSR

Perbandingan bubur buah

tomat dengan sari ubi Rataan Notasi

0,05 0,01 ubi jalar oranye (%) 0,05 0,01

- - - A1=40:10% 1,845 c C

2 0,075 0,103 A2=35:15% 1,960 b B

3 0,078 0,107 A3=30:20% 2,050 b B

4 0,081 0,110 A4=25:25% 2,252 a A

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar abu saos pepaya (%) ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap kadar abu saos pepaya (%)

Semakin tinggi konsentrasi sari ubi jalar oranye maka kadar abu saos pepaya semakin tinggi karena sari ubi jalar oranye mengandung mineral (kalsium, fosfor dan zat besi) yang tinggi, sehingga dengan konsentrasi sari ubi jalar oranye yang lebih banyak akan menghasilkan saos pepaya dengan kadar abu yang lebih tinggi (Aceng, 2008), dan dengan menurunkan konsentrasi tomat yang memiliki mineral yang lebih sedikit akan mengurangi kandungan mineral pada saos pepaya.

1.845 1.960 2.050 2.252 0 1 2 3 40:10 35:15 30:20 25:25 K ad ar ab u ( %)

Pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar abu (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu saos pepaya. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar abu saos pepaya (%) ditampilkan pada Tabel 13. Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar

abu saos pepaya (%)

Jarak LSR Konsentrasi kalium Rataan Notasi

0,05 0,01 sorbat (%) 0,05 0,01

- - - S1=0% 1,950 b B

2 0,075 0,103 S2=0,1% 2,010 ab A

3 0,078 0,107 S3=0,2% 2,035 ab A

4 0,081 0,110 S4=0,3% 2,113 a A

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan S1 berbeda sangat nyata

dengan perlakuan S2, S3, dan S4. Perlakuan S2 berbeda tidak nyata dengan S3 dan

S4. Perlakuan S3 berbeda tidak nyata dengan S4. Kadar abu tertinggi terdapat pada

perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 2,113% dan terendah terdapat pada perlakuan

S1 (0%) yaitu sebesar 1,950%.

Semakin tinggi konsentrasi kalium sorbat maka kadar abu saos pepaya akan semakin tinggi karena kalium merupakan unsur mineral yang tertinggal sebagai residu yang terhitung sebagai kotoran, sehingga dengan tingginya konsentrasi kalium sorbat akan meningkatkan kadar abu pada saos pepaya, (Maulana, dkk., dalam Hambali, 2006).

Hubungan konsentrasi kalium sorbat dengan kadar abu saos pepaya (%) ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar abu saos pepaya (%)

Pengaruh interaksi perbandingan bubur buah tomat dengan ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar abu saos pepaya (%)

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa interaksi perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar abu saos pepaya (%), sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Total Asam (%)

Pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total asam (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam saos pepaya (%).

Pada Tabel 14 berikut dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat

nyata dengan A2, A3, dan A4. Perlakuan A2 berbeda tidak nyata dengan A3, dan

berbeda sangat nyata dengan A4. Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4.

Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (40:10%) yaitu sebesar 1,369%

dan terendah terdapat pada perlakuan A4 (25:25%) yaitu sebesar 1,036%. Hasil uji

1.950 2.010 2.035 2.113 ŷ= 0,514S + 1,949 r = 0,982 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 0 0.1 0.2 0.3 K ad ar ab u ( %)

LSR utama pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total asam saos pepaya (%) ditampilkan pada Tabel 14.

Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total asam saos pepaya (%)

Jarak LSR

Perbandingan bubur buah

tomat dengan sari ubi Rataan Notasi

0,05 0,01 ubi jalar oranye (%) 0,05 0,01

- - - A1=40:10% 1,369 a A

2 0,088 0,121 A2=35:15% 1,234 b B

3 0,092 0,126 A3=30:20% 1,167 b B

4 0,095 0,130 A4=25:25% 1,036 c C

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total asam saos pepaya (%) ditampilkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total asam saos pepaya (%)

Semakin tinggi konsentrasi bubur buah tomat maka total asam saos pepaya semakin tinggi karena kandungan total asam pada tomat lebih tinggi dibandingkan ubi jalar oranye yang lebih banyak mengandung kadar gula dan total asam yang

1.369 1.234 1.167 1.036 0 1 2 40:10 35:15 30:20 25:25 T o tal as am ( %)

rendah, sehingga saos pepaya dengan konsentrasi sari ubi jalar oranye lebih tinggi menghasilkan saos pepaya dengan total asam rendah (Astawan, 2004).

Pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam saos pepaya. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya (%) ditampilkan pada Tabel 15.

Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya (%)

Jarak LSR Konsentrasi kalium Rataan Notasi

0,05 0,01 sorbat (%) 0,05 0,01

- - - S1=0% 1,468 a A

2 0,088 0,121 S2=0,1% 1,283 b B

3 0,092 0,126 S3=0,2% 1,153 c C

4 0,095 0,130 S4=0,3% 0,901 d D

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa perlakuan S1 berbeda sangat nyata

dengan perlakuan S2, S3, dan S4. Perlakuan S2 berbeda sangat nyata dengan S3 dan

S4. Perlakuan S3 berbeda sangat nyata dengan S4. Total asam tertinggi terdapat

pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 1,468% dan terendah terdapat pada

perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 0,901%.

Semakin tinggi konsentrasi kalium sorbat maka total asam saos pepaya semakin rendah karena kalium sorbat bersifat menghambat pertumbuhan mikroba. Menurut Winarno dan Rahman, (1974) adanya mikroba menyebabkan timbulnya enzim pembentuk asam-asam organik yang dapat merusak zat gizi, dan dengan menaikkan konsentrasi kalium sorbat akan menyebabkan daya hambat

pertumbuhan mikroba meningkat, sehingga asam-asam organik yang terbentuk semakin kecil.

Hubungan konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya (%) ditampilkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya (%)

Pengaruh interaksi perbandingan bubur buah tomat dengan ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya (%)

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa interaksi perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap total asam saos pepaya (%).

Hasil pengujian LSR menunjukkan bahwa pengaruh intraksi antara perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya tiap-tiap perlakuan ditampilkan pada Tabel 16.

Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan antara perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi

1.468 1.283 1.153 0.901 ŷ= -1,831S+ 1,475 r = -0,992 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 0 0.1 0.2 0.3 T o tal as am ( %)

(%). Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan A1S1 yaitu sebesar 1,671% dan

total asam terendah terdapat pada perlakuan A3S4 yaitu sebesar 0,798%.

Tabel 16. Uji LSR efek utama interaksi perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya (%)

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,05 - - A1S1 1,671 a 2 0,184 A1S2 1,396 bc 3 0,190 A1S3 1,405 bc 4 0,193 A1S4 1,002 e 5 0,196 A2S1 1,532 ab 6 0,198 A2S2 1,402 bc 7 0,199 A2S3 1,135 de 8 0,201 A2S4 0,869 e 9 0,201 A3S1 1,399 bc 10 0,202 A3S2 1,336 bcd 11 0,203 A3S3 1,136 de 12 0,203 A3S4 0,798 e 13 0,203 A4S1 1,268 cd 14 0,204 A4S2 1,000 e 15 0,204 A4S3 0,938 e 16 0,204 A4S4 0,936 e

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%.

Tingginya konsentrasi bubur buah tomat akan meningkatkan total asam saos pepaya karena kandungan asam pada buah tomat lebih tinggi dibandingkan ubi jalar oranye yang lebih banyak mengandung gula dalam bentuk karbohidrat yang untuk mengubah gula-gula menjadi asam organik dibutuhkan waktu yang lebih lama (Winarno dan Laksmi, 1982), dan kenaikan konsentrasi kalium sorbat menyebabkan daya hambat pertumbuhan mikroba pembentuk asam organik lebih sedikit sehingga total asam rendah. Hal ini dijelaskan oleh (Nikerson and Ronsivalli, 1980) bahwa asam sorbat dapat mengahambat metabolisme enzim dari

mikroba untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya, maka semakin tinggi konsentrasi kalium sorbat akan menurunkan total asam saos pepaya.

Hubungan intraksi perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya (%) ditampilkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan interaksi perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap total asam saos pepaya (%)

Vitamin C (mg/100 g bahan)

Pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap vitamin C(mg/100 g bahan)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap vitamin C saos pepaya. Hasil uji LSR perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap vitamin C saos pepaya (mg/100 g bahan) ditampilkan pada Tabel 17.

A3;ŷ3= -0,199A + 1,867; r = -0,935 A4;ŷ4= -0,225A + 1,799; r = -0,988 A1;ŷ1= -0,200A + 1,668; r = -0,956 A2;ŷ2= -0,105A + 1,300; r = -0,864 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 0 1 2 3 4 T o tal as am ( %)

Perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye (%) A1 40:10

A2 35:15 A3 30:20 A4 25:25

Tabel 17. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap vitamin C saos pepaya (mg/100 g bahan)

Jarak LSR

Perbandingan bubur buah

tomat dengan sari ubi Rataan Notasi

0,05 0,01 ubi jalar oranye (%) 0,05 0,01

- - - A1=40:10% 105,104 a A

2 7,676 10,577 A2=35:15% 100,664 a AB

3 8,050 11,030 A3=30:20% 90,834 b BC

4 8,283 11,329 A4=25:25% 85,531 b C

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda tidak nyata

dengan A2, dan berbeda sangat nyata dengan A3, dan A4. Perlakuan A2 berbeda

sangat nyata dengan A3 dan berbeda tidak nyata dengan A4. Perlakuan A3 berbeda

tidak nyata dengan A4. Vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan A1(40:10%)

yaitu sebesar 105,104% dan terendah terdapat pada perlakuan A4 (25:25%) yaitu

sebesar 85,531%.

Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap vitamin C saos pepaya (mg/100 g bahan) ditampilkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap vitamin C saos pepaya (mg/100 g bahan)

105.104 100.664 90.834 85.531 0 20 40 60 80 100 120 40:10 35:15 30:20 25:25 ka da r vi ta m in C ( m g/ 100g ba ha n)

Semakin tinggi konsentrasi sari ubi jalar oranye maka vitamin C saos pepaya semakin rendah karena vitamin C tomat lebih tinggi dari kadar vitamin C ubi jalar oranye. Hal ini sesuai dengan literatur Departemen Kesehatan, (2009) kadar vitamin C tomat 34 mg/100 g bahan dan kadar vitamin C ubi jalar oranye 22 mg/100 g bahan.

Pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap vitamin C (mg/100 g bahan) Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap vitamin C saos pepaya. Hasil uji LSR konsentrasi kalium sorbat terhadap vitamin C ditampilkan pada Tabel 18.

Tabel 18. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi kalium sorbat terhadap kadar vitamin C (mg/100 g bahan)

Jarak LSR Konsentrasi kalium Rataan Notasi

0,05 0,01 sorbat (%) 0,05 0,01

- - - S1=0% 111,595 a A

2 7,676 10,577 S2=0,1% 101,760 b A

3 8,050 11,030 S3=0,2% 90,004 c B

4 8,283 11,329 S4=0,3% 78,774 d C

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa perlakuan S1 berbeda nyata dengan

perlakuan S2, dan berbeda sangat nyata dengan S3 dan S4. Perlakuan S2 berbeda

sangat nyata dengan S3, dan S4. Perlakuan S3 berbeda sangat nyata terhadap S4.

Vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan S1 (0%) yaitu sebesar 111,595% dan

terendah terdapat pada perlakuan S4 (0,3%) yaitu sebesar 78,774%.

Hubungan konsentrasi kalium sorbat dengan vitamin C (mg/100 g bahan) ditampilkan pada Gambar 10.

Gambar 10. Hubungan konsentrasi kalium sorbat terhadap vitamin C (mg/10 bahan)

Semakin tinggi konsentrasi kalium sorbat maka vitamin C menurun karena kalium sorbat merupakan unsur mineral, dimana kandungan mineral pada bahan pangan akan mempercepat oksidasi dan menurunkan kandungan gizi bahan. Vitamin C merupakan zat gizi bahan yang mudah mengalami oksidasi,sehingga dengan tingginya kalium sorbat yang ditambahkan diprediksi dapat menurunkan vitamin C dalam saos pepaya.

Pengaruh interaksi antara perbandingan bubur buah tomat dengan ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat terhadap vitamin C saos pepaya (mg/100 g bahan)

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa interaksi perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dan konsentrasi kalium sorbat memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap vitamin C saos pepaya (mg/100 g bahan), sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

111.595 101.760 90.004 78.774 ŷ= -110,2S+ 112,0 r = -0,998 0 30 60 90 120 0 0.1 0.2 0.3 V it am in C ( m g/ 100 g ba ha n)

Total Soluble Solid (TSS)(oBrix)

Pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total soluble solid (TSS)(oBrix)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total soluble solid (TSS)(oBrix) saos pepaya. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total soluble solid saos pepaya (TSS)(oBrix) ditampilkan pada Tabel 19.

Tabel 19. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total soluble solid saos pepaya (TSS)(oBrix)

Jarak LSR

Perbandingan bubur buah

tomat dengan sari ubi Rataan Notasi

0,05 0,01 ubi jalar oranye (%) 0,05 0,01

- - - A1=40:10% 10,875 c C

2 0,562 0,775 A2=35:15% 12,250 b B

3 0,590 0,808 A3=30:20% 12,625 b B

4 0,623 0,830 A4=25:25% 13,875 a A

Keterangan : Setiap perlakuan menggunakan bubur buah pepaya 50%, dan notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata

dengan A2, A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda tidak nyata dengan A3 dan berbeda

nyata dengan perlakuan A4. Perlakuan A3 berbeda tidak nyata dengan A4. Total

soluble solid tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (25:25%) yaitu sebesar

13,875oBrix dan terendah terdapat pada perlakuan A1 (40:10%) yaitu sebesar

10,875oBrix.

Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye dengan total soluble solid saos pepaya (TSS)(oBrix) ditampilkan pada Gambar 11.

Gambar 11. Hubungan perbandingan bubur buah tomat dengan sari ubi jalar oranye terhadap total soluble solid saos pepaya (TSS)(oBrix)

Dokumen terkait