• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Dari hasil sidik ragam didapat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter kecepatan berkecambah, laju perkecambahan, daya berkecambah, kecambah normal, panjang kecambah, jumlah akar, panjang akar dan panjang axis embrio.

Kecepatan berkecambah

Data hasil pengamatan kecepatan berkecambah dapat dilihat pada Lampiran 1 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah.

Data rataan kecepatan berkecambah tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kecepatan berkecambah tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3.

Konsentrasi GA3 (mg/l)

Skarifikasi

Rataan

S1 = ujung S2 = pangkal S3 = punggung S4 = perut

G1 = 100 mg/l 47,62 54,13 37,63 33,19 43,15

G2 = 200 mg/l 39,59 29,20 35,00 45,45 37,31

G3 = 300 mg/l 42,00 45,25 30,26 53,72 42,81

Rataan 43,07 42,86 34,30 44,12 41,09

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada perlakuan skarifikasi, kecepatan berkecambah tercepat diperoleh pada perlakuan S3 (punggung) yaitu sebesar

34,30 hari, dan yang terlama diperoleh pada perlakuan S4 (perut) yaitu sebesar 44,12 hari.

Dari Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan GA3, kecepatan berkecambah tercepat diperoleh pada perlakuan G2 (200 mg/l) yaitu sebesar 37,31 hari, sedangkan kecepatan berkecambah yang terlama diperoleh pada perlakuan G1 (100 mg/l) yaitu sebesar 43,15 hari.

Daya berkecambah (%)

Data hasil pengamatan daya berkecambah dapat dilihat pada Lampiran 3 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah.

Data rataan daya berkecambah tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daya berkecambah tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3.

Konsentrasi GA3

(mg/l)

Skarifikasi

Rataan

S1 = ujung S2 = pangkal S3 = punggung S4 = perut

G1 = 100 mg/l 40,00 33,33 33,33 46,67 38,33

G2 = 200 mg/l 50,00 33,33 26,67 43,33 38,33

G3 = 300 mg/l 43,33 33,33 46,67 85,00 52,08

Rataan 44,44 33,33 35,56 58,33 42,92

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada perlakuan skarifikasi, daya berkecambah terbesar diperoleh pada perlakuan S4 (perut) yaitu sebesar 58,33 %, dan yang terkecil diperoleh pada perlakuan S2 (pangkal) yaitu sebesar 33,33 %.

Dari Tabel 2 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan GA3, daya berkecambah terbesar diperoleh pada perlakuan G3 (300 mg/l) yaitu sebesar 52,08 %, sedangkan daya berkecambah yang terkecil diperoleh pada perlakuan G1 (100 mg/l) dan G2 (200 mg/l) yaitu sebesar 38,33 %.

Kecambah normal

Data hasil pengamatan daya kecambah normal dapat dilihat pada Lampiran 5 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kecambah normal.

Data rataan kecambah normal tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kecambah normal tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3.

Konsentrasi GA3 (mg/l)

Skarifikasi

Rataan

S1 = ujung S2 = pangkal S3 = punggung S4 = perut

G1=100 mg/l 40,00 33,33 33,33 46,67 38,33

G2=200 mg/l 46,67 33,33 23,33 43,33 36,67

G3=300 mg/l 43,33 33,33 43,33 85,00 51,25

Rataan 43,33 33,33 33,33 58,33 42,08

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada perlakuan skarifikasi, kecambah normal terbanyak diperoleh pada perlakuan S4 (perut) yaitu sebesar 58,33, dan yang tersedikit diperoleh pada perlakuan S2 (pangkal) dan S3 (punggung) yaitu sebesar 33,33.

Dari Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan GA3, daya berkecambah terbanyak diperoleh pada perlakuan G3 (300 mg/l) yaitu sebesar 51,25, sedangkan daya berkecambah yang tersedikit diperoleh pada perlakuan G2 (200 mg/l) yaitu sebesar 36,67.

Panjang kecambah (cm)

Data hasil pengamatan panjang kecambah dapat dilihat pada Lampiran 7 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap panjang kecambah.

Data rataan panjang kecambah tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Panjang kecambah tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3.

Konsentrasi GA3 (mg/l)

Skarifikasi

Rataan

S1 = ujung S2 = pangkal S3 = punggung S4 = perut

G1 = 100 mg/l 36,23 36,71 40,51 32,22 36,42

G2 = 200 mg/l 34,42 26,29 28,72 31,59 30,26

G3 = 300 mg/l 23,24 22,74 38,80 51,62 34,10

Rataan 31,30 28,58 36,01 38,48 33,59

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada perlakuan skarifikasi, panjang kecambah terpanjang diperoleh pada perlakuan S4 (perut) yaitu sebesar 38,48 cm, dan yang terpendek diperoleh pada perlakuan S2 (pangkal) yaitu sebesar 28,58 cm.

Dari Tabel 4 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan GA3, panjang kecambah terpanjang diperoleh pada perlakuan G1 (100 mg/l) yaitu sebesar

36,42 cm, sedangkan panjang kecambah yang terpendek diperoleh pada perlakuan G2 (200 mg/l) yaitu sebesar 30,26 cm.

Jumlah akar

Data hasil pengamatan jumlah akar dapat dilihat pada Lampiran 9 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah akar.

Data rataan jumlah akar tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah akar tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3.

Konsentrasi GA3 (mg/l)

Skarifikasi

Rataan

S1 = ujung S2 = pangkal S3 = punggung S4 = perut

G1 = 100 mg/l 5,97 5,70 4,99 5,51 5,54

G2 = 200 mg/l 5,17 5,17 5,00 6,34 5,42

G3 = 300 mg/l 5,07 6,42 5,61 8,10 6,30

Rataan 5,40 5,76 5,20 6,65 5,75

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada perlakuan skarifikasi, jumlah akar terbanyak diperoleh pada perlakuan S4 (perut) yaitu sebanyak 6,65 akar, dan yang tersedikit diperoleh pada perlakuan S3 (punggung) yaitu sebanyak 5,20 akar.

Dari Tabel 5 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan GA3, jumlah akar terbanyak diperoleh pada perlakuan G3 (300 mg/l) yaitu sebanyak 6,30 akar, sedangkan jumlah akar yang tersedikit diperoleh pada perlakuan G2 (200 mg/l) yaitu sebanyak 5,42 akar.

Panjang akar

Data hasil pengamatan panjang akar dapat dilihat pada Lampiran 11 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar.

Data rataan panjang akar tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Panjang akar tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3.

Konsentrasi GA3 (mg/l)

Skarifikasi

Rataan

S1 = ujung S2 = pangkal S3 = punggung S4 = perut

G1 = 100 mg/l 18,75 15,18 17,24 14,50 16,42

G2 = 200 mg/l 19,06 17,61 13,44 13,24 15,84

G3 = 300 mg/l 13,26 13,67 13,69 16,65 14,32

Rataan 17,02 15,48 14,79 14,80 15,52

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada perlakuan skarifikasi, panjang akar terpanjang diperoleh pada perlakuan S1 (ujung) yaitu sebesar 17,02 cm, dan yang terpendek diperoleh pada perlakuan S3 (punggung) yaitu sebesar 14,79 cm.

Dari Tabel 6 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan GA3, panjang akar terpanjang diperoleh pada perlakuan G1 (100 mg/l) yaitu sebesar 16,42 cm, sedangkan panjang akar yang terpendek diperoleh pada perlakuan G3 (300 mg/l) yaitu sebesar 14,32 cm.

Panjang axis embrio

sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap panjang axis embrio.

Data rataan panjang axis embrio tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Panjang axis embrio tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3.

Konsentrasi GA3 (mg/l)

Skarifikasi

Rataan

S1 = ujung S2 = pangkal S3 = punggung S4 = perut

G1 = 100 mg/l 6,99 6,60 6,88 7,10 6,89

G2 = 200 mg/l 6,99 6,92 7,05 7,04 7,00

G3 = 300 mg/l 6,94 5,98 6,66 10,28 7,46

Rataan 6,97 6,50 6,86 8,14 7,12

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa pada perlakuan skarifikasi, panjang axis embrio terpanjang diperoleh pada perlakuan S4 (perut) yaitu sebesar 8,14 cm, dan yang terpendek diperoleh pada perlakuan S2 (pangkal) yaitu sebesar 6,50 cm.

Dari Tabel 7 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan GA3, panjang axis embrio terpanjang diperoleh pada perlakuan G3 (300 mg/l) yaitu sebesar 7,46 cm, sedangkan panjang axis yang terpendek diperoleh pada perlakuan G1 (100 mg/l) yaitu sebesar 6,89 cm.

Diameter kecambah

Data hasil pengamatan diameter kecambah dapat dilihat pada Lampiran 15 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi dan GA3 serta interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap diameter kecambah.

Data rataan diameter kecambah tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Diameter kecambah tanaman aren pada perlakuan skarifikasi dan GA3.

Konsentrasi GA3 (mg/l)

Skarifikasi

Rataan

S1 = ujung S2 = pangkal S3 = punggung S4 = perut

G1 = 100 mg/l 0,47 0,41 0,42 0,42 0,43

G2 = 200 mg/l 0,42 0,39 0,44 0,40 0,41

G3 = 300 mg/l 0,40 0,40 0,40 0,61 0,45

Rataan 0,43 0,40 0,42 0,48 0,43

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa pada perlakuan skarifikasi, diameter kecambah terbesar diperoleh pada perlakuan S4 (perut) yaitu sebesar 0,48 cm, dan yang terpendek diperoleh pada perlakuan S2 (pangkal) yaitu sebesar 0,40 cm.

Dari Tabel 8 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan GA3, diameter kecambah terbesar diperoleh pada perlakuan G3 (300 mg/l) yaitu sebesar 0,45 cm, sedangkan diameter bibit terkecil diperoleh pada perlakuan G2 (200 mg/l) yaitu sebesar 0,41 cm.

Pembahasan

Pengaruh berbagai skarifikasi benih terhadap perkecambahan benih aren

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Akan tetapi dari tabel rataan parameter selain parameter keccepatan berkecambah dapat dilihat bahwa perlakuan skarifikasi bagian perut biji (S4) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan skarifikasi yang lain yaitu skarifikasi ujung biji (S1),

menjelaskan bahwa perlakuan skarifikasi saja belum dapat memperpendek masa dormansi biji aren.

Dari hasil penelitiannya Saleh (2003) melaporkan bahwa pada dasarnya dormansi biji aren dapat diperpendek dengan berbagai perlakuan, baik secara fisik, kimia dan biologi. Perlakuan fisik saja belum menunjukkan hasil yang memuaskan baik jumlah benih yang berkecambah maupun waktu yang dipergunakan untuk berkecambah. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa perlakuan skarifikasi saja tidak berpengaruh nyata dalam mempersingkat masa dormansi biji aren. Oleh karena itu, perlakuan fisik seperti skarifikasi perlu di padukan dengan perlakuan yang lain seperti kimia dan biologi.

Pengaruh konsentrasi asam giberelat (GA3) terhadap perkecambahan benih aren

Data dari hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan GA3 tidak berpengaruh secara nyata terhadap seluruh parameter yang diamati. Namun dari tabel rataan diketahui bahwa pemberian asam giberelat dengan konsentrasi 300 g/ml (G3) menunjukkan hasil yang lebih tinggi diikuti dengan pemberian asam giberalat dengan konsentrasi 100 g/ml (G1) dan pemberian asam giberelat dengan konsentrasi 200 g/ml. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel rataan daya kecambah (Tabel 2), kecambah normal (Tabel 3), jumlah akar (Tabel 5), panjang axis embrio (Tabel 7), dan diameter bibit (Tabel 8). Hal ini diduga karena pemberian Giberelin terhadap bibit aren belum dapat memberikan efek yang dapat meningkatkan vegetatif benih aren mulai dari masa berkecambah hingga masa vegetatif aktif. Menurut pendapat Wilkins (1992), efek-efek dari giberelin terhadap pertumbuhan bermacam-macam, dan berlainan dari organ ke

organ dan dari tanaman ke tanaman. Hal ini tidak diharapkan karena pertumbuhan itu sendiri adalah sebuah fenomena yang kompleks. Misalnya organ-organ tanaman berbeda menurut lokasi pertumbuhan dan menurut cara dimana pertumbuhan itu terjadi. Lebih lanjut lagi, karena pertumbuhan dapat terjadi dengan lebih dari satu cara, apa yang mungkin tampak sebagai perubahan identik dalam pertumbuhan keseluruhan dari sebuah organ bisa mengakibatkan cara-cara yang seluruhnya berbeda.

Interaksi berbagai skarifikasi benih dan konsentrasi Asam Giberelat (GA3) terhadap perkecambahan aren

Hasil analisa secara statistik menunjukkan bahwa interaksi skarifikasi biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) terhadap seluruh parameter berpengaruh tidak nyata. Kombinasi perlakuan terbaik pada parameter daya kecambah (Tabel 3), kecambah normal (Tabel 5), panjang kecambah (Tabel 7), jumlah akar (Tabel 9), panjang axis embrio (Tabel 13) dan diameter kecambah (Tabel 15) terdapat pada perlakuan S4G3 yaitu skarifikasi pada bagian perut dengan pemberian GA3 sebanyak 300 g/ml. Sedangkan pada parameter kecepatan berkecambah (Tabel 1), perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan S2G2 yaitu skarifikasi pada bagian pangkal ditambah GA3 sebanyak 200 g/ml, sedangkan untuk parameter panjang akar Tabel 11) terdapat pada perlakuan S1G2, yaitu skarifikasi pada bagian ujung dengan pemberian GA3 sebanyak 200 g/ml.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya daya kecambah yang baik maka diikuti oleh jumlah kecambah normal, panjang kecambah, jumlah akar, panjang axis embrio dan diameter kecambah yang baik juga sehingga menghasilkan

dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartasapoetra (2003) yang menyatakan bahwa giberelin (GA) dapat digunakan untuk memulihkan kembali vigor benih yang telah menurun.

Skarifikasi dan konsentrasi GA3 tidak memberikan interaksi yang nyata pada seluruh parameter ini menunjukkan bahwa kerja skarifikasi dan konsentrasi GA3 tidak terkait satu sama lain. Skarifikasi membantu mempercepat masuknya air dan oksigen ke dalam biji, sedangkan giberelin sendiri dapat menghasilkan efek yang berbeda-beda hal ini sesuai dengan pernyataan Wilkins (1992) yang menyatakan bahwa efek-efek dari giberelin terhadap pertumbuhan bermacam-macam, dan berlainan dari organ ke organ dan dari tanaman ke tanaman.

Dokumen terkait