Dari hasil pembahasan yang dilakukan, secara umum dapat di ketahui bahwa suhu pemanasan memberikan pengaruh terhadap kadar air, asam lemak bebas dan rendemen pada minyak yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Pengaruh suhu pemanasan terhadap parameter yang diamati
No. T (oC) Kadar air (%) Asam lemak bebas (%) Rendemen (%)
1. U1 37,54 2,91 0,11
2 U2 34,28 0,96 0,16
3 U3 21,1 2,63 0,44
Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa kadar air yang tertinggi diperoleh pada perlakukan suhu U1 sebesar 37,54 dan yang terendah diperoleh pada perlakuan suhu U3 sebesar 21,1. Kadar asam lemak bebas yang tertinggi diperoleh pada perlakuan suhu U1 sebesar 2,91 dan kadar asam lemak bebas yang terendah di peroleh pada suhu U2 sebesar 0,96. Nilairendemen yang tertinggi diperoleh pada suhu U3 sebesar 0,44 dan nilai rendemen yang terendah diperoleh pada suhu U1 sebesar 0,11.
Hasil analisis statistik pengaruh suhu terhadap masing- masing parameter yang diamati dapat dilihat pada uraian berikut.
Kadar air
Kadar air merupakan salah satu tolak ukur mutu minyak nilam. Makin rendah kadar air dalam minyak maka mutunya makin baik, hal ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya hidrolisis yang dapat menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas. Perhitungan kadar air bertujuan untuk
mengetahui kadar air dalam sampel minyak nilam karena kadar air dalam suatu bahan dapat mempengaruhi kualitas minyak. Ketaren (1986) menyatakan bahwa kadar air yang rendah memperkecil terjadinya proses hidrolisis, sehingga mengurangi terbentuknya asam lemak bebas.
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan suhu yang sama memberikan pengaruh tidak nyata. Sehingga pengujian duncan multiple
range test (DMRT) tidak dilanjutkan.
Pengaruh perlakuan suhu terhadap persentase kadar air minyak nilam dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Pengaruh perlakuan suhu terhadap persentase kadar air minyak Pada Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa persentase kadar air minyak semakin rendah suhu yang akan digunakan untuk proses penyulingan minyak nilam maka persentase kadar air minyak semakin tinggi. Persentase kadar air minyak nilam pada perlakuan suhu U1 sebesar 37,54% kemudian mengalami penurunan pada suhu U2 sebesar 34,28% dan pada pelakuan suhu U3 sebesar 21,1%. Hal ini disebabkan bahwa semakin tinggi suhu penyulingan maka air yang
0 5 10 15 20 25 30 35 40 95 100 105 as am l em ak b eb as ( % ) Suhu (oC)
hilang semakin banyak, sehingga kadar air dalam minyak semakin rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Fashina dan Ajibola (1989) yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya suhu pemanasan maka kadar air semakin berkurang.
Asam lemak bebas
Asam lemak bebas merupakan salah satu parameter yang penting dalam menentukan kualitas minyak. Asam lemak bebas adalah banyaknya mL NaOH dengan normalitas 0,1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan minyak atau lemak (Ketaren, 1986). Semakin tinggi bilangan asam lemak bebas maka tingkat kerusakan minyak semakin tinggi. Tinggi asam lemak bebas pada minyak diduga karena adanya reaksi hidrolisis. Minyak dengan asam lemak bebas tinggi tidak tahan lama untuk disimpan akan mengakibatkan kerusakan minyak.
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan suhu yang sama memberikan pengaruh tidak nyata. Sehingga pengujian duncan multiple
range test (DMRT) tidak dilanjutkan.
Pengaruh perlakuan suhu terhadap persentase asam lemak bebas dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Pengaruh perlakuan suhu terhadap persentase asam lemak bebas.
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 95 100 105 as am l em ak b eb as ( % ) Suhu (oC)
Pada Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa persentase asam lemak bebas, semakin rendah suhu yang digunakan maka persentase asam lemak bebas akan semakin rendah. Persentase asam lemak bebas pada suhu U1 sebesar 2,91% kemudian menurun sebesar 0,96% pada suhu U2 dan pada perlakuan suhu U3 mencapai sebesar 2,63%.
Semakin tinggi\ suhu, semakin banyak lemak yang teroksidasi menjadi asam lemak bebas sehingga produk cepat berbau tengik. Bahwa peningkatan kadar asam lemak bebas dapat disebabkan adanya proses oksidasi. Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak. Faktor penyinaran, tersedianya oksigen dan adanya logam-logam yang bersifat sebagai katalisator proses oksidasi.
Menurut ketaren (1986), minyak harus disimpan pada kondisi penyimpanan yang sesuai dan bebas dari pengaruh logam dan harus dilindungi dari oksigen, cahaya dan temperatur tinggi. Keadaan lingkungan mempengaruhi penyimpanan minyak dan lemak, yaitu RH (kelembaban udara), ruangan, penyimpanan, suhu (temperatur), ventilasi, tekanan dan masalah pengangkutan faktor yang mempercepat oksidasi pada minyak adalah suhu, cahaya atau radiasi.
Rendemen
Rendemen merupakan perbandingan antara minyak yang dihasilkan dengan berat bahan baku yang digunakan sebelum penyulingan. Rendemen ditentukan dengan cara menghitung berat bahan yang digunakan terhadap berat minyak yang dihasilkan dari setiap perlakuan dan kemudian dihitung rata-rata pada setiap perlakuan suhu yang sama.
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan suhu yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap persentase rendemen. Hasil uji DMRT
( Ducan Multiple Range Test).
Table 2. Uji DMRT perlakuan suhu terhadap rendemen
DMRT Notasi
jarak 0.05 0.01 Perlakuan Rataan 0.05 0.01
- - - 95 0.11 a A
2 0.117228 0.177638 100 0.16 a A
3 0.121497 0.184278 105 0.44 b A
Pada Tabel 2 dapat dilihat perlakuan suhu U1 berbeda nyata dengan perlakuan U3 namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan U2 dan perlakuan U2 berbeda nyata terhadap U3. Pada taraf 1% tidak memiliki perbedaan antara U1, U2, dan U3.
Pengaruh perlakuan suhu terhadap rendemen dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Pengaruh perlakuan suhu terhadap persentase rendemen
y = 0.033x - 3.063 R² = 0.860 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 94 96 98 100 102 104 106 re nde m e n ( % ) Suhu (oC)
Pada Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa rendemen minyak, semakin tinggi suhu maka semakin tinggi rendemennya. Rendemen pada perlakuan suhu U1 sebesar 0,11% kemudian meningkat pada perlakuan suhu U2 sebesar 0,16% dan pada perlakuan suhu U3 mencapai 0,44%.
Minyak nilam yang dihasilkan dari penyulingan uap langsung memiliki ciri-ciri yaitu berwarna kuning jernih dan berbau segar. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil rendemen minyak nilam. Menurut Ketaren (1985), salah satu faktor yang mempengaruhi rendemen minyak nilam adalah perlakuan sebelum minyak nilam disuling. Perlakuan tersebut adalah pengeringan daun nilam. Pengeringan adalah pengurangan sebagian kandungan air dalam bahan dengan cara termal. Rendemen minyak nilam dapat ditingkatkan dengan penanganan bahan baku yang tepat.
Menurut Dewi (1994), menyatakan bahwa semakin lama penjemuran cenderung menurunkan rendemen minyak dan sebaliknya, pelayuan yang semakin lama memperlihatkan kenaikan rendemen minyak nilam.