• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Penelitian yang dilakukan selama 5 bulan dengan perlakukan salinitas yang berbeda pada semai Bruguera sexangula menunjukkan bahwa persen hidup yang paling baik terdapat pada salinitas rendah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 . Persen hidup dan mortalitas bibit B. sexangula

No Parameter Persen hidup

(%) Mortalitas(%) 1 Salinitas 0% 100 - 2 Salinitas 0.5% 100 - 3 Salinitas 1.5% 100 - 4 Salinitas 2% 100 - 5 Salinitas 3% 80% 20%

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan B. sexangula menghasilkan keberhasilan hidup bibit yang baik kecuali pada pemberian salinitas dengan konsentrasi 3%. Ada 20 % dari 100% persen hidup bibit pada kensentrasi 3% karena B. sexangula termasuk salah satu jenis mangrove yang tidak memiliki struktur kelenjar garam (Scholander dkk, 1968).

Gambar 1 . Perakaran bibit B. sexangula pada 5 bulan setelah tanam. Type akar : 1. akar utama; 2. akar lateral; (Pie dkk, 2009).

15

Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa pertumbuhan B. sexangula menunjukkan perbedaan yang signifikan pada setiap perlakuan mulai dari salinitas 0%, 0.5%, 1.5%, 2%, dan 3%. Perbedaan ini dapat dilihat dari setiap parameter pertumbuhan yang diamati seperti tinggi dan diamater semai pada setiap perlakuan yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter B. sexangula. Tanda (*) mengindikasikan secara statistik signifikan dari kontrol (0%) pada P<0,05 dengan Uji Dunnet.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa konsentrasi salinitas sangat berpengaruh terhadap penurunan tinggi dan diameter semai B. sexangula. Dari setiap perlakuan yang diberikan ternyata pertumbuhan tinggi dan diameter pada semai lebih baik pada perlakuan dengan konsentrasi salinitas 0% dibandingkan dengan perlakukan konsentrasi salinitas lainnya. semai tertinggi pada salinitas 0% yaitu 18,7 cm dan terendah pada salinitas 3% yaitu 2,8 cm. Hal ini terjadi karena tumbuhan mangrove bukan merupakan tumbuhan yang membutuhkan garam (salt demand) tetapi tumbuhan yang toleran terhadap garam (salt tolerance). * * * * * *

16

Berdasarkan uji Dunnet tersebut, dapat diketahui bahwa pemberian konsentrasi salinitas 1,5%; 2% dan 3 % memberikan berpengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan semai B. sexangula dibandingkan konsentrasi salinitas 0% dan 0,5%. Pertumbuhan tinggi pada konsentrasi 0% dan 0,5% menunjukkan pertumbuhan tinggi yang baik daripada konsentrasi salinitas lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi salinitas maka pertumbuhan tinggiakan semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Salisbury (1995) yang menyatakan bahwa setiap jenis organisme mempunyai tingkat toleransi yang berbeda terhadap faktor-faktor lingkungan termasuk terhadap konsentrasi salinitas garam yang tinggi.

Salinitas yang tinggi pada dasarnya bukan prasyarat untuk tumbuhnya mangrove, terbukti beberapa spesies mangrove dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan air tawar. Hal ini juga sesuai dengan kondisi pertumbuhan diameter semai B. sexangula. Pertumbuhan diameter tertinggi terdapat pada pemberian salinitas 0,5% yaitu 3,9 mm dan terendah pada salinitas 3% sebesar 0,9 mm.

Konsentrasi salinitas juga mempengaruhijumlah daun, tebal daun dan luas daun semai B. sexangula yang memberikan respon pertumbuhan yang berbeda-beda. Dari hasil pengamatan, pertumbuhan jumlah daun, tebal daun dan luas daun semai B. sexangula lebih baik pada konsentrasi rendah dan pada konsentrasi tinggi pertumbuhannya akan menurun. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan pada Gambar 3.

17

Gambar 3. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan perkembangan jumlah, diameter dan luas daun semai B. Sexangula. Tanda (*) mengindikasikan secara statistik signifikan dari kontrol (0%) pada P<0,05 dengan Uji Dunnet.

Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 3, dapat diketahui bahwa jumlah daun terbanyak terdapat pada tingkat salinitas 0,5% berjumlah 8 helai dan pada salinitas 3%, semai B. sexangula tidak ada yang memiliki daun yang masih utuh. Hal ini saling berkaitan dan dapat dibuktikan dengan kondisi tinggi dan diameter pertumbuhan dari semai B. sexangula sebelumnya, karena jumlah daun menunjukkan kemampuan suatu tanaman untuk melalukan proses fotosintesis semakin banyak jumlah daun maka tumbuhan B. sexangula dapat melakukan fotosintesis dengan baik sehingga pertumbuhannya baik pada konsentrasi salinitas yang rendah.

Pertumbuhan semai B. sexangula pada berbagai salinitas, memberikan pengaruh terhadap perkembangan luas daun semai. Dapat dilihat pada Gambar 3

* * * * * *

18

bahwa perkembangan luas daun yang baik terdapat pada konsentrasi yang rendah juga salinitasnya. Analisis ragam menunjukkan adanya pengaruh nyata antara jumlah dan luas daun. Hal ini sesuai dengan penelitian Fuat (2009) yang menyatakan bahwa semakin luas daun tanaman maka penerimaan cahaya matahari akan juga lebih besar, dimana cahaya sebagai sumber energi matahari berfungsi dalam pembentukan fotosintat. Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan jumlah dan luas daun tidak sejalan dengan peningkatan konsentrasi salinitas.

Dari Gambar 3, terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dari 0% pada P<0,05 dengan uji lanjutan Dunnett bahwa pemberian konsentrasi salinitas 1,5% dan 2% memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan semai B.

sexangula dibandingkan konsentrasi salinitas 0% dan 0,5% yaitu konsentrasi

salinitas yang tinggi dapat menurunkan perkembangan luas daun semai B.

sexangula.

Scholander dkk (1962) menyatakan bahwa pada umumnya transpirasi jenis-jenis mangrove adalah rendah, sedangkan akarnya terus-menerus mengabsorbsi air garam.Hal ini menyebabkan terjadinya akumulasi garam pada daun sehingga tingkat ketebalan daun meningkat pada konsentrasi salinitas yang tinggi. Dari Gambar 3, diketahui bahwa ketebalan daun yang tinggi terdapat pada konsentrasi 1,5% dan 2% yang hanya memiliki selisih 0,5 mm.

Pertumbuhan dan perkembangan daun semai B. sexangula mengalami penurunan yang signifikan jika tumbuh pada kondisi salinitas yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harjadi dan Yahya (1988) yang menyatakan bahwa pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur tanaman yaitu antara lain lebih kecilnya ukuran daun. Sehingga penyerapan hara dan air yang

19

berkurang akan menghambat laju fotosintesis yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan tanaman.

Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan perkembangan jumlah, diameter dan panjang akar utama semai B. Sexangula juga lebih baik pada konsentrasi salinitas yang rendah. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan perkembangan jumlah, diameter dan panjang akar utama semai B. Sexangula. Tanda (*) mengindikasikan secara statistik signifikan dari kontrol (0%) pada P<0,05 dengan Uji Dunnet.

Berdasarkan Gambar 4 diatas jumlah, panjang dan diameter tap root diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan yang terbaik dari ketiga parameter diatas adalah pertumbuhan dengan konsentrasi salinitas yang rendah yaitu pada konsentrasi 0,5%. Perkembangan akar pada semai B. sexangula menjadi sorotan utama dalam penilitian ini karena akar adalah bagian penting dari tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Shannon dkk., 1994) yang menyatakan bahwa akar merupakan organ yang kontak secara langsung dengan lingkungan salin, oleh

*

* * *

20

karena itu akar merupakan suatu struktur dan berfungsi mengatur pengambilan dan transpor ion.

Pada uji dunnet, jumlah dan panjang akar utama pada konsentrasi salinitas 3% memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan semai B. sexangula dibandingkan konsentrasi salinitas yang rendah yaitu konsentrasi salinitas yang tinggi dapat menurunkan perkembangan akar semai B. sexangula secara drastis dibandingkan dengan konsentrasi salinitas 0%.

Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan perkembangan jumlah, diameter dan panjang akar utama semai B. Sexangula juga lebih baik pada konsentrasi salinitas yang rendah. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan perkembangan jumlah, diameter dan panjang akar lateral semai B. Sexangula. Tanda (*) mengindikasikan secara statistik signifikan dari kontrol (0%) pada P<0,05 dengan Uji Dunnet.

Dapat dilihat pada Gambar 5, bahwa pertumbuhan dan perkembangan perakaran lateral pada semai B. Sexangula juga terjadi pada salinitas yang rendah yaitu pada salinitas 0,5% baik diameter, panjang maupun jumlah akar lateral.

* *

* *

21

Perkembangan akar pada konsentrasi salinitas yang tinggi menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar dalam melakukan penyerapan ion-ion penting lainnya karena pada konsentrasi salinitas yang tinggi ion Na + dan ion Cl sangat mendominasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Flower dkk (1977) yang menyatakan bahwa hubungan laju pertumbuhan dan pernyerapan ion merupakan hal yang penting, khususnya pada tahap awal penyesuaian kadar garam ketika terjadi peningkatan pada konsentrasi larutan dalam cairan.

Dari Gambar 5, terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dari 0% pada P<0,05 dengan uji lanjutan Dunnett bahwa pemberian konsentrasi salinitas 2% dan 3% memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan semai B.

sexangula dibandingkan konsentrasi salinitas 0%.

Pengaruh salinitas terhadap biomassa tajuk, biomassa akar dan ratio tajuk dan akar semai B. Sexangula dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pengaruh salinitas terhadap biomassa tajuk, biomassa akar dan ratio tajuk dan akar semai B. sexangula. Tanda (*) mengindikasikan secara statistik signifikan dari kontrol (0%) pada P<0,05dengan Uji Dunnet.

* * *

22

Biomassa akar, biomassa tajuk dan ratio akar dan tajuk pada semai B.

sexangula meningkat pada salinitas yang tinggi yaitu pada konsentrasi salinitas

2%-3%. Hal ini karena perhitungan berat awal dan berat akhir akar dan tajuk pada salinitas tinggi menurun, sehingga biomassa yang di hasilkan pada salinitas tinggi semakin meningkat. Penurunan berat awal dan berat akhir akar dan tajuk disebabkan karena terjadinya transpirasi yang dapat menghilangkan asupan air dalam tubuh semai sementara penyerapan air oleh akar terhambat oleh kondisi salinitas yang tinggi. hal ini diperkuat oleh pernyataan Pangaribuan (2001) yang menyatakan bahwa adanya garam mengakibatkan peningkatan transpirasi. Peningkatan laju transpirasi akan menurunkan jumlah air tanaman sehingga tanaman menjadi layu. Hal inilah yang menyebabkan berat akhir akar dan tajuk semai B. sexangula menurun. Biomassa akar dan tajuk berdasarkan uji Dunnet pada P<0,05 berpengaruh nyata pada salinitas 2% dan 3% terhadap kontrol dapat dilihat pada Gambar diatas.

Tingginya ratio tajuk dan akar pada salinitas yang tinggi menurut Lopez-Hoffman dkk. (2007), bahwa berat kering tanaman dan laju pertumbuhannya dipengaruhi juga oleh intensitas cahaya dan salinitas.Rasio akar-daun menjadi lebih tinggi pada salinitas tinggi. Kemampuan hidup semai akan lebih tinggi pada salinitas lebih rendah dan akan makin meningkat kemampuannya dengan ketersediaan cahaya yang optimum.Rasio tajuk dan akar menunjukkan perbandingan antara tajuk dengan akar yang menunjukkan adanya pengaruh yang sejalan yaitu pertumbuhan tajuk diiukuti oleh pertumbuhan organ tumbuhan lainnya, hal ini sesuai dengan pernyataan Gardener dkk., (1991) yang menyatakan perbandingan tajuk akar mempunyai pengertian bahwa pertumbuhan suatu

23

tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian tanaman lainya, dimana tajuk akan meningkat secara ratio tajuk akar mengikuti peningkatan berat akar.

Tabel 2. Koefisien korelasi semua parameter pengukuran

Keterangan: Jd : Jumlah daun; Td : Tebal daun; Ld: Luas daun; Jau : Jumlah akar utama,Jlr :

Jumlah akar lateral , Pau : Panjang akar utama, Pal : Jumlah akar lateral , Dau : Diameter akar utama, Dal : Diameter akar lateral, Kat : Kadar air tajuk; Kaa : Kadar air akar, Rat : Rasio akar tajuk dan Ld : Luas daun.Tanda (*) mengindikasikan secara statistik korelasi yang signifikan pada P<0,05 dan tanda (**) mengindikasikan secara statistik sangat signifikan pada P<0,01.

Korelasi menunjukkan adanya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Berdasarkan data Tabel 2menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari semua variabel menunjukkan hubungan yang positip dan hubungan yang bertolak belakang antar setiap variabel (negatif). Hal ini ditunjukkan dengan ada atau tidaknya tanda (-) pada nilai koefisien korelasi antar variabel. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1, r = +1 menunjukkan hubungan positip sempurna, jika nilai suatu variabel tinggi maka korelasi nilai variabel yang lainnya juga tinggi. Sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negatif sempurna jika nilai suatu variabel tinggi maka korelasi nilai variabel yang lainnya rendah dan jika

24

nilai korelasi (r = 0) menunjukkan nilai antara variabel yang satu dengan variabel yang lain tidak ada hubungan.

Tabel 3. Interpretasi nilai r

Sumber : Mason & Douglas (1996)

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai korelasi variabel yang tertinggi ditujukan pada korelasi antara pertumbuhan tinggi semai dengan luas daun yaitu 0,945 dan korelasi antara pertumbuhan tinggi dengan salinitas yaitu (-) 0,931. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi dan luas daun menunjukkan korelasi yang positip dan berinterpretasi pada korelasi yang tinggi sehingga jika pertumbuhan tinggi meningkat, maka luas daun yang dihasilkan juga meningkat, sedangkan pertumbuhan tinggi dan salinitas menunjukkan korelasi yang negatif dan berinterpretasi pada korelasi yang tinggi sehingga semakin tinggi konsentrasi salinitas yang diberikan, maka semakin rendah pertumbuhan tinggi semai.

Dari hasil Tabel 3 juga diketahui bahwa diameter tap root dan rasio tajuk akar memiliki nilai koefisien korelasi = 0 yang mengindikasikan bahwa diameter akar utama dan rasio tajuk akar tidak berkorelasi sehingga jika nilai diameter akar utama bertambah atau berkurang, maka tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasio tajuk akar semai B. sexangula.Ringkasan pertumbuhan terbaik dari setiap parameter pada berbagaikonsentrasi salinitasi dapat dilihat dari Tabel 4.

25

Tabel 4. Ringkasan pertumbuhan terbaik parameter penelitian di berbagai salinitas.

Parameter Pengukuran semai Salinitas

Tinggi 0% dan 0,5%

Diameter 0,5%

Jumlah daun 0,5%

Tebal daun 1,5%

Jumlah akar utama 0%

Jumlah akar lateral 0,5%

Panjang akar utama 0%

Panjang akar lateral 0%

Diameter akar utama 0,5%

Diameter akar lateral 0,5%

Kadar air tajuk 3%

Kadar air akar 3%

Ratio akar tajuk 2%

Luas daun 0%

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa B. sexangula mampu tumbuhan dan berkembang dengan baik pada konsentrasi salinitas yang rendah. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Gosalam (2000) yang menyatakan bahwa tumbuhan mangrove tumbuh paling baik pada lingkungan air tawar dan air laut dengan perbandingan seimbang (1:1). Salinitas yang tinggi pada dasarnya bukan prasyarat untuk tumbuhnya mangrove, terbukti beberapa spesies mangrove dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan air tawar.

Dokumen terkait