• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Umum Persemaian stek krisan

Persemaian stek krisan menggunakan media tanam arang sekam. Sehari sebelum stek ditanam, media tanam diproteksi dasar dengan menggunakan sidazeb dengan konsentrasi 2 g/L dan previcur N konsentrasi 1 m/L. Kriteria stek yang digunakan adalah panjang stek 5-6 cm, jumlah daun 3-4 helai, bebas dari hama dan penyakit, berdaun hijau segar, dan batang stek belum berkayu. Stek pucuk yang akan disemai, sebelum tanam diberi zat perangsang perakaran yaitu Rootone-F. Pemeliharaan pada kegiatan persemaian meliputi penyinaran, penyiraman, buka-tutup paranet, serta pengendalian hama dan penyakit. Panen bibit krisan pada saat 2 MST. Kriteria bibit yang layak dipanen yaitu bibit sudah berakar lebat dengan mengelilingi pangkal batang, panjang akar bibit 1-2 cm, panjang bibit 5-8 cm, jumlah daun 4-5 daun dan berwarna hijau, serta bibit bersih dari hama dan penyakit.

Rata-rata persentase stek berakar untuk semua varietas krisan sebesar 90%, akan tetapi persentase perakaran tersebut dapat menurun jika stek yang diperoleh berasal dari tanaman induk yang sudah tua, stek terserang bakteri, faktor lingkungan yang tidak mendukung, waktu panen yang kurang dari 14 hari, dan pemeliharaan yang kurang intensif.

Budidaya motherstock

Motherstock (MS) merupakan tanaman induk yang digunakan sebagai sumber stek pucuk untuk memproduksi bunga krisan potong. Perusahaan memperoleh bibit untuk tanaman induk dari breeder yang diimpor langsung dari Belanda. Penanaman bibit MS di lahan dengan jarak tanam yang digunakan yaitu 12.5 cm x 12.5 cm. Pemeliharaan motherstock meliputi penyinaran, pemupukan, penyiraman, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pinching digunakan sebagai stek dengan tujuan untuk merangsang keluarnya tunas-tunas samping dari ketiak daun. Pembongkaran tanaman induk dilakukan

setelah berumur 4-5 bulan (19 MST) atau dalam satu periode tanaman tersebut sudah dilakukan 15 kali pinching.

Budidaya bunga krisan potong

Bibit yang digunakan untuk budidaya bunga krisan potong berasal dari MS yang sehat, sudah berakar, berkualitas, bebas dari hama dan penyakit, serta komersial di pasar. Jarak tanam yang digunakan yaitu 12.5 x 12.5 cm sehingga dalam 1 m2terdapat 64-70 bibit. Pemeliharaan bunga krisan potongdi perusahaan meliputi penyinaran, pemupukan, penyiraman, penaikkan net penyangga, penyiangan, seleksi tanaman, penyulaman, dan perompesan daun, pewiwilan dan knopping, pembungkusan bunga, pemberian ZPT, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Pemasaran bunga krisan potong

Strategi yang dilakukan perusahaan dalam menyikapi kondisi pasar saat ini meliputi strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Strategi produk meliputi pemilihan varietas, mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta special order. Promosi yang dilakukan antara lain melalui website, pembagian brosur, wawancara atau profil perusahaan yang diliput oleh majalah pertanian, pemberian logo dan label perusahaan pada produk-produk yang dihasilkan, serta mengikuti pameran-pameran.

Special order dilakukan dengan menanam lebih banyak bunga krisan dengan warna yang disesuaikan untuk menghadapi bulan atau hari-hari besar. Bunga krisan yang berwarna merah, kuning, dan putih lebih banyak diminati pasar. Strategi harga dilakukan dengan memberikan diskon atau potongan harga. Perusahaan melakukan pemasaran dengan beberapa cara diantaranya langsung menjual ke konsumen yang biasanya langsung datang, florist, dan menyalurkan ke distributor. Wilayah pemasaran untuk bunga krisan potong yaitu wilayah dalam dan luar kota di Indonesia serta luar negeri.

Aspek Khusus Panen Bunga Krisan Potong

1. Umur Panen Bunga Krisan Potong

Berdasarkan habitat aslinya, krisan tergolong tanaman hari pendek (short day plant) yang membutuhkan hari panjang (long day plant) untuk pertumbuhan vegetatif dan akan mengalami perkembangan generatif pada hari pendek (Hasim dan Reza, 1999). Krisan akan mengalami proses inisiasi bakal

bunga dan perkembangan bunga bila panjang hari kurang dari 12 jam (Supari, 1999). Fase pertumbuhan tanaman krisan dapat dimanipulasi, dengan

memberikan lampu tambahan pada malam hari untuk pertumbuhan vegetatif dan menutup tanaman dengan kain atau plastik hitam pada malam hari untuk pertumbuhan generatif (Hasim dan Reza, 1999). Lama penutupan pada malam hari untuk krisan tipe standar adalah 12 jam/ hari selama minimal 21-28 hari dan krisa tipe spray membutuhkan jumlah hari pendek lebih lama, dapat mencapai 42 hari (Harjadi,1989). Umur panen bunga krisan potong yaitu 12- 14 MST (Isabella, 2003).

Varietas krisan potong di perusahaan yang memiliki umur panen 12 MST adalah Jaguar, Country, dan Feeling sedangkan varietas krisan yang memiliki umur panen 16 MST adalah Monalisa White, Monalisa Yellow, dan Funny Captiva tipe spray. Varietas Winn dan Funny Captiva diproduksi oleh perusahaan dengan 2 tipe bunga, yaitu standar dan spray. Waktu panen varietas Winn dan Funny Captiva tipe standar lebih cepat 1-2 minggu daripada tipe spray. Kofranek (1992) menyatakan bahwa tipe krisan yang berbeda mempunyai titik kritis yang berbeda terhadap hari panjang untuk inisiasi dan perkembangan bunga. Bunga krisan tipe spray memiliki jumlah bunga lebih dari satu sehingga fotosintat terbagi ke beberapa bunga dan bunga menjadi lebih lama untuk mekar. Supari (1999) menambahkan bahwa faktor genetik varietas, tingkat penyinaran, dan temperatur juga mempengaruhi proses inisiasi bunga. Umur panen krisan potong yang ditanam PT. ABN, dapat dilihat pada Lampiran 9.

2. Karakteristik Panen Bunga Krisan Potong

Permasalahan perusahaan adalah teknik budidaya bunga krisan potong yang tidak dikelompokkan berdasarkan kecepatan tumbuh dan umur panen yang sama. Hal ini mengakibatkan beberapa varietas krisan memiliki tinggi tanaman dan panjang tangkai bunga yang kurang seragam, bahkan tidak memenuhi standar grade perusahaan yaitu 75 cm karena pemeliharaan yang diberikan pada semua varietas sama, padahal setiap varietas krisan memiliki sifat fisiologi dan pertumbuhan yang berbeda-beda.

Proses fisiologi yang harus diperhatikan dalam membudidayakan tanaman krisan adalah kepekaan terhadap panjang hari atau fotoperiodesitas. Tanaman krisan sangat peka terhadap panjang hari sehingga dibedakan menjadi dua periode dalam masa pertumbuhan tanaman, yaitu periode hari panjang dan periode hari pendek (Supari, 1999). Lama fase long day untuk tiap varietas krisan berbeda- beda, perlakuan fase long day pada perusahaan disamakan untuk semua varietas yang ditanam dalam greenhouse yang sama mulai tanam hingga tanaman berumur 4-5 MST.

Supari (1999) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman krisan di Kebun Ciputri dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok cepat, sedang, dan lambat. Kelompok cepat adalah varietas-varietas krisan yang memiliki pertumbuhan yang cepat seperti White Reagen, Stroika, Town Talk, dan sebagainya. Pemberian cahaya fase long day dihentikan ketika tanaman mencapai tinggi 30-35 cm (3-4 MST). Kelompok sedang adalah varietas-varietas yang memiliki pertumbuhan sedang seperti White Fiji, Yellow Fiji, Puma, dan sebagainya. Fase long day untuk varietas sedang dihentikan ketika tanaman sudah mencapai tinggi 35-45 cm (4-5 MST). Kelompok lambat adalah varietas-varietas yang memiliki pertumbuhan sangat lambat seperti Sheena Yellow, Sheena Selext, dan sebagainya. Fase long day untuk varietas lambat dihentikan ketika tanaman sudah mencapai ketinggian 45-50 cm (> 5 MST).

Berbagai varietas bunga krisan potong yang ditanam di perusahaan memiliki karakteristik vegetatif dan generatif yang sangat berbeda nyata. Pada Tabel 11 dan Tabel 12, terlihat bahwa tipe spray pada varietas Splendid Reagen memiliki tinggi tanaman (125.4 cm) dan panjang tangkai (110.8 cm) tertinggi,

sedangkan tipe standar pada varietas Winn memiliki rata-rata tinggi tanaman (119.6 cm) dan panjang tangkai (107.4 cm) tertinggi.

Hasil pengamatan tinggi tanaman dan panjang tangkai untuk varietas White Reagen dan Stroika disajikan pada Tabel 11, yang menunjukkan hasil yang sangat berbeda nyata. Varietas Stroika memiliki pertumbuhan yang lambat bila dibandingkan dengan varietas White Reagen yang ditanam dalam greenhouse sama dengan perlakuan fase long day yang sama, sedangkan varietas Stroika termasuk ke dalam kelompok pertumbuhan yang cepat. Hal ini disebabkan karena faktor internal, yaitu penurunan vigor varietas Stroika karena varietas Stroika sudah lama tidak diperbaharui tanaman induknya, sehingga berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh tanaman. Supari (1999) menyatakan bahwa tanaman induk yang diperbanyak beberapa generasi menyebabkan terjadinya akumulasi virus dari generasi ke generasi sehingga bibit yang dihasilkan akan kurang baik.

Faktor ekternal juga mempengaruhi kecepatan tumbuh varietas, diantaranya iklim mikro dan kesuburan tanah oleh karena itu kondisi iklim mikro dan kesuburan tanah untuk tiap varietas juga lebih diperhatikan. Secara umum, suhu udara siang hari yang ideal untuk pertumbuhan tanaman krisan berkisar antara 20 0C-26 0C dengan batas maksimum 30 0C dan batas minimum 17 0C (Hasim dan Reza, 1995), sedangkan rata-rata suhu siang hari pada Blok M 2011 pada bulan Maret adalah 36 0C dan bulan April 30 0C, diduga varietas krisan yang ditanam pada blok M akan tumbuh lebih baik pada temperatur suhu yang lebih rendah.

Hasil pengamatan perlakuan hari panjang selama 5 MST pada varietas White Reagen menunjukkan bahwa varietas tersebut memiliki tinggi tanaman yaitu 110.8 cm. Pengamatan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ipmawati (2006) pada varietas White Reagen yang memiliki tinggi tanaman yaitu 76.6 cm, dikarenakan perlakuan hari panjang pada varietas White Reagen diberikan selama 18 hari, sehingga tinggi tanaman yang dihasilkan lebih pendek daripada tinggi tanaman yang diberikan perlakuan hari panjang selama 5 MST. Perlakuan hari panjang selama 18 hari pada varietas White Reagen memiliki keuntungan diantaranya pemakaian energi listrik relatif lebih murah karena pemberian cahaya tambahan dihentikan 2 minggu lebih awal dibandingkan

dengan praktik standar yang ditetapkan perusahaan sehingga dapat menghemat biaya produksi, serta memudahkan pekerja dalam pemanenan.

Varietas Winn dan Funny Captiva tipe standar memiliki diameter tangkai lebih besar bila dibandingkan dengan tipe spray, karena tanaman yang akan dijadikan tipe standar pada kedua varietas tersebut, lebih diutamakan yang memiliki diameter tangkai yang besar. Diameter tangkai bunga varietas Winn dan Funny Captiva dapat dilihat pada Tabel 11 dan 12.

Pada tipe standar varietas White Fiji memiliki diameter bunga terbesar (98.8 mm) sedangkan tipe spray varietas Zembla White memiliki diameter bunga terbesar (66.4 mm), kedua varietas tersebut memiliki bentuk bunga dekoratif. Supari (1999) menyatakan bahwa bunga dengan bentuk dekoratif biasanya memiliki ukuran bunga lebih besar sehingga banyak dari bentuk bunga tersebut dijadikan bunga dengan tipe standar. Bentuk bunga yang dapat dijadikan spray yaitu pompons, singles, anemone, decorative, dan novelties (Boodley, 1998).

Jumlah cabang dan jumlah bunga berpengaruh terhadap diameter bunga, semakin banyak jumlah cabang dan bunga maka diameter bunga semakin kecil karena hasil fotosintesis pada tanaman terbagi ke beberapa bunga. Varietas Megara memiliki jumlah cabang dan bunga yang banyak, akan tetapi varietas tersebut memiliki diameter bunga yang besar, hal ini menunjukkan bahwa faktor karakteristik varietas juga berpengaruh.

Tabel 11. Karakteristik Panen Krisan Potong Tipe Spray di Blok M Pada Bulan Mei-Juni 2011 di PT. ABN

Varietas Vegetatif Generatif

Tinggi Tanaman Panjang Tangkai Diameter Tangkai Jumlah Cabang Jumlah Bunga Diameter Bunga

(cm) (cm) (mm) (cabang) (kuntum) (mm)

Bacardi 107.6ed 98.4c 6.1fedc 9.6bdc 9.4bcd 58egdf

Winn 105ed 95c 6.44bdc 5.6g 5.6f 59egdfc

Country 108edc 101.4bac 5.54fed 10.6ba 10.6ba 27.4i

Feeling 101.4ed 94.2c 7.22ba 8.6fedc 8.6bcd 26i

FC 80.2g 72d 6.32bedc 9.4bedc 9.4bcd 54.4gf

BN 99.8edf 92.6c 5.62fed 10bdc 10bc 56.4egf

Megara 103ed 96.4 6.38bdc 11ba 10.2bc 60.2ebdfc

Dublin 118.8bac 109.8ba 5.78fed 7.4feg 7.4fed 47h

Hawaian 89.2gf 79.4d 5.36f 5.4g 5.4f 62.6bdac

Monalisa 121.2ba 110.8a 6.94bac 8.2fed 8.2cd 65ba

W. Reagen 110.8bdc 99.4bc 7.4a 8fed 7.8ed 61ebdac

Stroika 99.2ef 95.4c 5.6fed 12.4a 12.4a 53.6g

Spl Reagen 125.4a 110.8a 7.1ba 9.6bdc 8.8bcd 61.2ebdac

Remix 104.4ed 98c 6.22fedc 9.2bedc 9.2bcd 64.8bac

Zembla W 109edc 98.8c 5.4fe 6.6fg 6fe 66.4a

F-hitung 8.61** 7.75** 4.79** 7.46** 6.9** 36.55**

Rata-rata 105.5 96.8 6.2 9 8.6 54.9

KK 8.35 8.71 11.68 18.3 19.24 8.41

BNT 11.2 10.7 0,91 2 2.1 5.8

Sumber : Hasil Pengamatan di Lahan, 2011

Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%

Tabel 12. Karakteristik Panen Krisan Potong Tipe Standar di Blok M Pada Bulan Mei-Juni 2011 di PT.ABN

Varietas Vegetatif Generatif

Tinggi Tanaman Panjang Tangkai Diameter tangkai Diameter Bunga (cm) (cm) (mm) (mm)

Winn 119.6a 107.4a 7.14a 77.6d

White Fiji 108.8ab 96.8ab 7.16a 98.8a

Anastasia 105.4bc 95.8abc 6.96a 79.8dc

Dark Fiji 99.4bc 88.8bdc 6.44a 95.6ab

Pingpong 98.4bc 88.8bdc 5.84b 48.6f

Jaguar Red 96.4bc 84.6dc 5.82b 76.4d

Yellow Fiji 95.2c 85bdc 7.18a 87.6bc

Funny Captiva 92.4c 82d 6.58ab 62.6e

F-hitung 3.36** 4** 2.78** 32.17**

Rata-rata 101.9 91.1 6.6 78.4

KK 10.3 10.3 11.5 8.4

BNT 13.5 12.2 0.99 8.5

Sumber : Hasil Pengamatan di Lahan, 2011

Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%

3. Persentase Panen Bunga Krisan Potong a. Varietas

Kehilangan hasil panen dapat terjadi selama proses kegiatan budidaya. Hal ini berpengaruh pada perolehan hasil panen. Kehilangan hasil panen bunga krisan potong di perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain bibit yang ditanam belum berakar sempurna, serangan hama dan penyakit, kondisi iklim mikro yang tidak mendukung, turunnya vigor tanaman tersebut karena sudah lama tidak diperbaharui tanaman induknya, tercampurnya varietas dalam bedengan yang sama ketika penanaman, kegiatan panen yang tidak serempak, dan faktor tenaga kerja dalam pemeliharaan. Pemanenan bunga krisan yang tidak serempak disajikan pada Gambar 42.

Gambar 42. Pemanenan Bunga Krisan yang Tidak Serempak. (a) Umur Panen Tiap Varietas Krisan Berbeda-beda, (b) Tipe Bunga Standar dan Spray dalam Varietas yang Sama Memiliki Umur Panen yang Berbeda

Persentase panen merupakan jumlah tanaman yang dapat dipanen dari jumlah tanaman yang ditanam. Persentase hasil panen pada greenhouse (GH) di blok M diperoleh dari data panen dalam 1 tahun yaitu 3 kali periode tanam dan panen pada bulan Juli 2010 – Juni 2011. Persentase panen krisan potong di greenhouse, dapat dilihat pada Tabel 13.

Pengamatan hasil panen terhadap 20 varietas bunga krisan potong di blok M memiliki rata-rata standar hasil panen 79 %, diantaranya dua varietas krisan memiliki persentase panen sangat rendah yaitu di bawah 70 %, delapan varietas antara 70-80 %, dan sepuluh varietas memiliki persentase daya tumbuh > 80 %. Varietas yang memiliki persentase hasil panen < 70 % yaitu Anastasia dan Winn. Varietas Anastasia dan Winn memiliki persentase panen paling rendah di blok M selama 3 kali periode tanam, karena tingkatan serangan hama dan penyakit pada varietas tersebut cukup tinggi. Serangan hama dan penyakit yang menyerang varietas Anastasia yaitu leafminer dan karat daun. Persentase panen varietas Winn rendah karena tanaman banyak terserang penyakit busuk batang ketika tanaman berumur 1-5 MST dan adanya ketidakserempakan panen dalam satu bedengan yang sama. Ketidakserempakan panen varietas Winn disebabkan perlakuan tipe bunga yang berbeda dalam satu bedengan yang sama. Oleh karena itu, perusahaan mengantisipasi permasalahan tersebut dengan melakukan penanaman lebih banyak untuk varietas-varietas yang diinginkan konsumen.

Tabel 13. Panen Bunga Krisan Potong Pada Blok M Selama Bulan Juli 2010 - Juni 2011

Varietas Jumlah Tanam (tanaman) Jumlah Panen (tangkai) Persentase Panen Bacardi 22 970 20 600 89.7 Country 5 270 4 320 82.0 Feeling 11 390 8 540 75.0 Megara 7 870 7 270 92.4 Dublin 19 990 17 610 88.1 Hawaian 3 220 2 460 76.4 Monalisa 24 290 19 730 81.2 White Reagen 6 650 5 500 82.7 Stroika 2 040 1 530 75.0 Spl Reagen 5 770 4 730 82.0 Remix 13 960 12 070 86.5 Zembla White 18 320 17 680 96.5 Yellow Fiji 25 260 20 030 79.3 Jaguar 4 110 3 220 78.3 Winn 15 080 9 060 60.1 Anastasia 19 830 11 020 55.6 White Fiji 21 350 15 660 73.3 Funny Captiva 7 100 5 960 83.9 Dark Fiji 10 750 7 740 72.0 Pingpong 14 650 10 980 74.9 Total 259 870 205 710 79.2 Sumber : PT. ABN, 2011 b. Greenhouse (GH)

Penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Penanaman di dalam greenhouse dapat memberikan manfaat yaitu membebaskan tanaman dari terpaan air hujan, pengendalian hama dan penyakit dapat lebih terkontrol dengan baik, serta dapat mengatur suhu dan kelembapan ruangan (Suhardiyanto, 2009).

Persentase panen krisan pada greenhouse yaitu jumlah tanaman krisan yang dapat dipanen dari jumlah tanaman krisan yang ditanam pada greenhouse. Pengamatan persentase panen krisan pada greenhouse dilakukan pada GH dengan bentuk tunnel (B09, B01, dan C02) serta GH dengan bentuk sere (D04, L, dan M). Persentase panen krisan pada GH, dapat dilihat pada Gambar 43.

Gambar 43. Panen Bunga Krisan Potong Pada Beberapa Greenhouse Pada Bulan April - Juni 2011

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa bangunan GH memberikan persentase hasil panen yang tinggi (74.4 %- 90.6 %), namun pada GH tipe sere di D04 mempunyai persentase hasil panen yang rendah (74.4 %). Hal tersebut dikarenakan konstruksi atap bangunan pada saat itu rusak oleh terpaan angin, sehingga kondisi iklim mikro pada greenhouse D04 kurang mendukung dalam budidaya bunga krisan, hal ini menyebabkan seluruh varietas krisan pada GH D04 terserang hama dan penyakit yang sama. Hama yang menyerang pada D04 yaitu ulat dan thrip sedangkan penyakit yang menyerang adalah busuk batang. Selain itu, tanaman krisan banyak yang roboh akibat terpaan angin dan air hujan secara langsung.

Pasca Panen Bunga Krisan Potong

1. Standar Kelas Mutu Bunga Krisan Potong

Bunga krisan potong di Indonesia telah memiliki standar kelas mutu yang ditetapkan oleh Dewan Standarisasi Nasional (DSN) tahun 1998. Acedo dan Kanlayanarat dalam Asmara (2005) menyatakan bahwa secara resmi tidak ada mutu standar yang diakui dan ditetapkan untuk bunga potong di negara anggota ASEAN. Secara umum pemutuan bunga potong dilakukan berdasarkan pada panjang dan diameter tangkai, keadaan bunga, jumlah kuntum bunga tiap tangkai, dan beberapa parameter lainnya. Penentuan parameter mutu ditetapkan sendiri oleh kebijaksanaan perusahaan produsen bunga berdasarkan permintaan pasar

88.4 90.6 84.7 74.4 83 87.2 0 20 40 60 80 100 B01 B09 C02 D04 L M P ers en tas e P an en ( % ) Greenhouse

atau konsumen. Syarat mutu bunga krisan potong berdasarkan DSN tahun 1998, disajikan pada Tabel 1.

PT. Alam Indah Bunga Nusantara memiliki standar kelas mutu bunga krisan potong yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan permintaan pasar atau konsumen. Kelas mutu bunga krisan potong tipe standar dan tipe spray di perusahaan, dapat dilihat pada Tabel 8. Syarat kelas mutu bunga krisan potong untuk dalam negeri yaitu kelas mutu (grade) AA dan A = grade A, grade B = grade B, grade C = grade C, sedangkan syarat kelas mutu bunga krisan potong untuk luar negeri yaitu kelas mutu AA, akan tetapi diameter bunga ½ lingkar sesuai dengan keinginan konsumen.

Penetapan syarat mutu untuk panjang tangkai bunga krisan potong di perusahaan tidak sama dengan SNI yang dibedakan berdasarkan grade dan tipe bunga. Perusahaan menetapkan syarat mutu untuk panjang tangkai baik berdasarkan grade (AA, A, B, dan C) maupun tipe bunga semuanya sama, yaitu panjang tangkai bunga 75 cm. Selain itu, diameter bunga ½ mekar untuk tipe spray tidak dibedakan berdasarkan grade dan tipe bentuk bunga, seperti penetapan SNI bunga krisan potong. Perusahaan menetapkan diameter bunga ½ mekar tipe spray untuk semua grade dan tipe bentuk bunga sama, yaitu diameter bunga ½ mekar tipe spray > 40 mm. Penetapan tersebut berdasarkan permintaan pasar atau konsumen di Indonesia terutama untuk florist dan pendekor bunga. Contoh krisan potong yang memenuhi kelas mutu perusahaan, dapat dilihat pada Lampiran 10.

2. Persentase Panen dalam Pasca Panen Bunga Krisan Potong

Kehilangan hasil dalam pasca panen merupakan produk yang tidak layak dijual kepada konsumen. Kehilangan hasil tersebut merupakan bunga-bunga yang sejak dari lahan memiliki penampilan bunga yang tidak layak dijual, kerusakan bunga saat pengangkutan dari lahan ke ruang pasca panen, bunga tidak sempat dicontong di lahan, dan bunga diletakkan ke dalam ember terlalu padat sehingga menimbulkan kerusakan (tangkai bunga memar dan mahkota bunga rontok) karena terhimpit oleh bunga lainnya.

Menurut Soekartawi (1996) menyatakan bahwa pekerjaan pengangkutan yaitu membawa bunga dari kebun ke rumah atau tempat penampungan diperlukan

kehati-hatian agar bunga tidak rusak, karena mahkota bunga potong mudah rusak atau terluka bila terkena gesekan atau goncangan keras. Pekerjaan pengangkutan bunga terlihat sederhana tetapi jika tidak hati-hati persentase kerusakan bunga dapat tinggi sekali.

Penanganan panen yang telah sesuai dengan kriteria panen dan penanganan pasca panen yang baik menyebabkan bunga krisan potong yang ada di perusahaan banyak masuk ke dalam kelas mutu A. Hasil panen bunga krisan potong di perusahaan memiliki rata-rata persentase grade A (54.2 %) lebih tinggi dibandingkan dengan persentase grade yang lainnya. Persentase bunga yang dijadikan gabungan (3.7 %) lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang dimusnakan (0.6 %). Klasifikasi hasil panen bunga krisan potong (tangkai) berdasarkan grade permintaan pasar pada bulan Maret-Mei 2011, dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Klasifikasi Hasil Panen Bunga Krisan Potong Per Tangkai Berdasarkan Grade Permintaan Pasar pada Bulan Maret-Mei 2011 di PT. ABN

Bulan Jumlah Panen

Grade Gabungan

(grade

dibawah C)

Total Promosi Musnah

A B C Maret 456 090 246 430 119 430 64 930 21 020 451 810 2 360 1 350 April 464 410 257 980 100 370 89 070 13 640 461 060 1 540 1 810 Mei 397 820 210 260 80 250 87 840 14 300 392 650 1 030 4 140 Total 1 318 320 714 670 300 050 241 840 48 960 1 305 520 4 930 7 300 % Panen 54.2 22.8 18.3 3.7 99.0 0.7 0.6

Sumber : Hasil Pengamatan di Lahan, 2011

Hasil pengamatan pada Tabel 15 menunjukkan bahwa rata-rata hasil sortasi dan grade bulan Maret-Mei 2011 untuk tipe standar varietas White Fiji (191 970 tangkai) dan Yellow Fiji (164 040 tangkai) yang paling banyak disortasi

dengan kualitas grade A, sedangkan untuk tipe spray varietas Dublin (130 500 tangkai) dan Zembla White (164 050 tangkai) yang paling banyak

disortasi dengan kualitas grade A. Varietas White Fiji, Yellow Fiji, Dublin, dan Zembla White merupakan beberapa varietas yang paling disukai oleh pasar sehingga jumlah penanamannya pun diperbanyak untuk menghindari penurunan grade ketika panen dan pasca panen, dengan demikian jumlah bunga yang masuk ke dalam grade A lebih banyak.

Tabel 15. Sortasi dan Grade Krisan Potong Per Tangkai pada Bulan Maret-Mei 2011 di PT.ABN

Varietas Maret April Mei

A B C A B C A B C Anastasia 38 360 35 920 34 470 18 220 18 000 18 000 18 630 18 520 18 520 Dark Fiji 44 470 41 150 38 020 15 370 15 200 15 200 11 740 1 165 1 165 Deco 20 800 20 380 19 710 9 380 9 380 9 180 4 530 4 580 4 580 Jaguar 11 830 10 730 98 80 4 130 3 930 3 930 4 560 4 460 4 460 FC 19 000 17 960 17 010 5 350 5 240 5 240 5 300 5 300 5 300 PPY 13 330 11 830 10 350 4 760 4 760 4 810 3 810 3 810 3 810 White Fiji 118 720 115 150 109 970 40 440 40 190 40 190 32 810 32 610 32 640 Dark BN 46 840 44 770 41 770 17 350 17 350 17 350 17 680 17 580 17 580 Yellow Fiji 96 380 88 830 83 060 36 160 34 690 34 410 31 500 31 380 31 500 Dublin 78 790 73 890 70 120 28 100 28 460 29 360 23 610 23 670 24 290 Feeling 12 980 12 710 12 540 10 350 10 380 10 380 7 410 7 410 7 410 Hawaian O 25 260 22 910 21 170 8 850 8 850 8 850 7 440 7 440 7 440 Mon W 37 280 35 730 34 710 14 590 14 290 14 290 12 790 12 640 12 590 Remix 47 510 43 480 39 850 22 460 24 010 24 210 17 930 17 980 17 980 Zembla W 97 010 88 420 79 870 37 990 37 990 37 990 29 050 28 850 28 850 Sumber : PT. ABN, 2011

3. Metode Penyimpanan Bunga Krisan Potong

Metode penyimpanan bunga krisan potong diperusahaan dengan menyimpan bunga di cool storage pada suhu 7-15 0C. Sugianti (2009) menyatakan bahwa bunga krisan potong di PT. ABN yang disimpan dalam cool storage lebih dari 3 hari dengan temperatur sekitar 7-10 0C akan mengalami perubahan antara lain tingkat kemekaran bunga yang lebih cepat, tangkai bunga mengalami kelenturan, dan daun pada tangkai mengalami kerontokan yang berakibat pada penurunan grade. Selain itu, pada bagian ujung tangkai bunga

Dokumen terkait