• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Panen dan Pasca Panen Bunga Krisan Potong di PT. Alam Indah Bunga Nusantara Cipanas - Cianjur Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Panen dan Pasca Panen Bunga Krisan Potong di PT. Alam Indah Bunga Nusantara Cipanas - Cianjur Jawa Barat"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PANEN DAN PASCA PANEN

BUNGA KRISAN POTONG DI PT. ALAM INDAH BUNGA

NUSANTARA, CIPANAS – CIANJUR JAWA BARAT

Anne Syifaurrahmah

A24070035

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

ANNE SYIFAURRAHMAH. Pengelolaan Panen dan Pasca Panen

Bunga Krisan Potong di PT. Alam Indah Bunga Nusantara,

Cipanas – Cianjur Jawa Barat. (Di bawah bimbingan

MEGAYANI SRI RAHAYU DAN DEWI SUKMA).

Magang ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan segi teknik dan manajerial dalam budidaya bunga krisan potong, serta dapat bekerja secara nyata pada perusahaan. Magang dilaksanakan di PT. Alam Indah Bunga Nusantara (ABN) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Febuari sampai dengan 14 Juni 2011.

Permasalahan yang sering muncul dalam usaha bunga krisan potong ketika panen dan pasca panen adalah kehilangan hasil yang disebabkan oleh teknik budidaya, faktor iklim mikro, faktor fisiologis, serangan hama dan penyakit, serta penanganan panen dan pasca panen. Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas bunga krisan potong yang baik, usahatani perlu dirancang dengan baik sejak awal mulai dari pemilihan bibit, teknik budidaya hingga panen dan pasca panen, hal tersebut harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai serta penggunaan teknologi yang tepat.

Salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang produksi dan ekspor bunga krisan potong adalah PT. Alam Indah Bunga Nusantara. Perusahaan tersebut memproduksi beberapa bunga diantaranya krisan potong, krisan pot, dan anyelir potong. Produksi rata-rata bunga krisan potong di perusahaan ini pada tahun 2010 sebanyak 4 921 550 tangkai.

(3)

krisan potong pada blok M selama 3 kali periode tanam memiliki rata-rata standar hasil panen 79 %. Varietas Anastasia dan Winn memiliki persentase panen paling rendah karena tingkatan serangan hama dan penyakit pada varietas tersebut cukup tinggi. Perusahaan mengantisipasi permasalahan tersebut dengan melakukan penanaman lebih banyak untuk varietas-varietas yang diinginkan konsumen. Bangunan greenhouses memberikan persentase hasil panen yang tinggi (74.4 %- 90.6 %), namun pada greenhouse tipe sere di D04 mempunyai persentase hasil panen yang rendah (74.4 %), dikarenakan konstruksi atap bangunan pada saat itu rusak oleh terpaan angin, sehingga kondisi iklim mikro pada greenhouse D04kurang mendukung budidaya bunga krisan.

Hasil pengamatan pasca panen menunjukkan bahwa perusahaan memiliki standar kelas mutu bunga krisan potong yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan permintaan pasar, sehingga bunga yang dihasilkan memiliki kualitas baik, yang dapat di ekspor ke luar negeri. Penanganan panen yang telah sesuai dengan kriteria panen dan penanganan pasca panen yang baik menyebabkan hasil panen bunga krisan potong di perusahaan memiliki rata-rata persentase grade A (54.2 %) lebih tinggi dibandingkan dengan persentase grade B (22.8 %) dan grade C (18.3 %). Metode penyimpanan bunga krisan di perusahaan masih kurang baik karena bunga krisan yang disimpan dalam cool storage lebih dari 3 hari dengan suhu 7-15 0C akan mengalami penurunan grade.

(4)

PENGELOLAAN PANEN DAN PASCA PANEN

BUNGA KRISAN POTONG DI PT. ALAM INDAH BUNGA

NUSANTARA, CIPANAS – CIANJUR JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Anne Syifaurrahmah

A24070035

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

(5)

Judul : PENGELOLAAN PANEN DAN PASCA PANEN

BUNGA KRISAN POTONG DI PT. ALAM INDAH

BUNGA NUSANTARA CIPANAS – CIANJUR JAWA

BARAT

Nama : ANNE SYIFAURRAHMAH

NIM : A24070035

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Megayani Sri Rahayu, MS Dr. Dewi Sukma, SP., MSi

NIP 19640520 1988 03 2 001 NIP 197000404 1997 02 2 001

Mengetahui.

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr.

NIP 19611101 198703 1 003

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 23 Febuari 1989 di Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Asep Syaifurrahman dan Ibu Dewi Suryani.

Tahun 2001 penulis lulus dari MI AL-KHAIRIYAH Jakarta. Tahun 2004 menyelesaikan studi di MTS AL-HAMIDIYAH Depok dan Tahun 2008 penulis lulus dari MA AL-KHAIRIYAH Jakarta. Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI pada tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat-Nya skripsi dengan judul Pengelolaan Panen dan Pasca Panen Bunga Krisan Potong di PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas – Cianjur Jawa Barat ini dapat menyelesaikannya dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua, adik-adik, abang Ismet, dan seluruh keluarga penulis atas doa dan dukungan yang telah diberikan hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS dan Dr. Dewi Sukma, SP., MSi selaku pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis baik selama magang maupun penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MSc. Agr selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran.

4. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc selaku pembimbing akademik yang telah membantu dan membimbing penulis selama menjalani kegiatan perkuliahan.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura serta staf Komisi Pendidikan yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa Agronomi dan Hortikultura.

6. Manajemen PT. Alam Indah Bunga Nusantara yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan magang dan memberikan bimbingan kepada penulis selama kegiatan magang.

7. Seluruh karyawan perusahaan atas segala doa, nasihat, pelajaran hidup yang sangat berharga bagi penulis, dan bantuannya dalam melaksanakan kegiatan magang.

(8)

9. Seluruh teman-teman AGH 44, khususnya Gina, Afifah, Eka, Eva, Soni, Risa, Evi, Afdol, Andin, Siti Khalimah, Ira, Titin, Enen, dan Yanti Jayanti yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Seluruh teman-teman kos di Pondok Rizki yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi, khususnya Indin, Mita, Karlina, Reni, Putri, Muti, mba Umi, dan mba Yani.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL………. xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiv

PENDAHULUAN………... .. 1

Latar Belakang………... 1

Tujuan……… ... .. 2

TINJAUAN PUSTAKA………. 3

Botani Krisan………... .. 3

Syarat Tumbuh……….... ... 4

Panen dan Pasca Panen………. . 5

METODE MAGANG……….. .. 9

Tempat dan Waktu………... .. 9

Metode Pelaksanaan………... 9

Pengamatan dan Pengumpulan Data………... . 10

Analisis Data dan Informasi………... 11

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG... 12

Sejarah Perusahaan………. 12

Sarana dan Prasarana Perusahaan………... 13

Letak Geografi dan Wilayah Administrasi………... 15

Keadaan Iklim dan Tanah……….. 15

Luas Areal dan Tata Guna Lahan……….. 15

Keadaan Tanaman dan Produksi……….... 17

Struktur Organisasi………... 18

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG………... 22

Aspek Teknis………... 22

Persiapan Lahan untuk Motherstock dan Produksi Krisan Potong………. 22

Persemaian Stek Krisan……….. 26

Budidaya Motherstock (MS) Krisan Potong…... 32

Budidaya Bunga Krisan Potong………... 36

Panen dan Pasca Panen Krisan Potong……….. 49

Aspek Manajerial………... 60

HASIL DAN PEMBAHASAN……….…. 65

Aspek Umum...………... 65

Aspek Khusus...………...………... 67

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN……….. 83

Kesimpulan………... 83

Saran………... 83

DAFTAR PUSTAKA……….. .. 84

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Syarat Mutu Bunga Krisan Potong Segar Berdasarkan Dewan

Standarisasi Nasional Tahun 1998...……… 8 2. Susunan dan Presentase Kepemilikan Saham PT. Alam Indah

Bunga Nusantara……… 12

3. Fasilitas yang Terdapat di PT. Alam Indah Bunga Nusantara…... 13 4. Luas Areal Kebun dan Komoditas yang ditanam di PT. Alam

Indah Bunga Nusantara……….. 16

5. Bunga Krisan Potong yang Terdapat di PT. Alam indah Bunga

Nusantara………...……… 18

6. Jumlah Karyawan PT. Alam Indah Bunga Nusantara Tahun

2011 Berdasarkan Jabatan dan Jenjang Pendidikan……….…… 20 7. Konsentrasi Larutan Pupuk Stok A dan B……… 40 8. Kelas Mutu Bunga Krisan Potong Tipe Standar dan Spray

di PT. Alam Indah Bunga Nusantara………...……… 53 9. Harga Bunga Krisan Potong di PT. Alam Indah Bunga Nusantara

Tahun 2011... 63 10. Penjualan Bunga Krisan Potong Tipe Standar dan Spray Per ikat

di PT. Alam Indah Bunga Nusantara Tahun 2011…...…….. 64 11. Karakteristik Panen Krisan Potong Tipe Spray di Blok M Pada

Bulan Mei – Juni 2011 di PT. Alam Indah Bunga Nusantara……….…….

71 12. Karakteristik Panen Krisan Potong Tipe Standar di Blok M Pada

Bulan Mei – Juni 2011 di PT. Alam Indah Bunga Nusantara...… 72 13. Panen Bunga Krisan Potong Pada Blok M Selama Bulan Juli

2010 – Juni 2011………..…... 74 14. Klasifikasi Hasil Panen Bunga Krisan Potong Per Tangkai

Berdasarkan Grade Permintaan Pasar pada Bulan Maret-Mei

2011………... 77 15. Sortasi dan Grade Krisan Potong Per Tangkai pada Bulan

Maret-Mei 2011………... 78 16. Analisis Usaha Tani Bunga Krisan Potong Varietas Anastasia

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Morfologi Organ Penyusun Tanaman Krisan Potong………...… 4

2. Bangunan Greenhouse yang terdapat di PT. Alam Indah Bung Nusantara………. 14

3. Kegiatan Persiapan Lahan untuk Motherstock dan Produksi Krisan Potong……….. 22

4. AlatPengukur pH Meter Tanah...……….. 23

5. Pengolahan Lahan dengan Menggunakan Mobil Traktor... 24

6. Sterilisasi Fumigasi di Lahan Motherstock... 25

7. Sterilisasi Steaming di Budidaya Krisan Potong………. 25

8. Langkah-Langkah Persiapan Media Persemaian Stek Krisan... 27

9. Aktifitas Penyiapan dan Penanaman Stek Pucuk di Nursery... 28

10. Penyinaran Pada Malam Hari di Ruang Persemaian ...………….. 29

11. Alat Pengukur Intensitas Cahaya (Lux Meter)……. ……….... 29

12. Sistem Pengkabutan di Ruang Persemaian………... 30

13. Sistem Buka-Tutup Paranet Pada Atap Ruang Persemaian………... 31

14. Hasil Panen Bibit Krisan di Nursery….………....…….. 32

15. Pengambilan Stek Pucuk di Motherstock Secara Manual... 36

16. Kegiatan Penanaman Bibit Krisan di Lahan Produksi... 37

17. Penyinaran Tanaman Krisan di Greenhouse Pada Malam Hari... 39

18. Aplikasi Pupuk Pada Tanaman Krisan………... 40

19. Pengaruh Kelebihan atau Kekurangan dalam Pemberian Air Pada Tanaman Krisan……….. 41

20. Kolam Penampungan Air………...………….... 42

21. Ruang Mesin Pompa Air……….... 42

22. Kegiatan Perompesan Daun Pada Tanaman Krisan……… 43

23. Tanaman Krisan yang Sudah dirompes…...……… 43

24. Tanaman Krisan yang diwiwil... 44

25. Tanaman Krisan yang diknopping... 44

(13)

27. Pencontong Bunga Krisan Tipe Standar di Lahan…………... 46 28. Pengendalian Hama Secara Preventif... 47 29. Gejala Serangan Hama dan Penyakit Pada Krisan Potong di

PT.Alam Indah Bunga Nusantara………...………. 48 30. Power Sprayer untuk Aplikasi Pestisida………... 49 31. Teknik Pemanenan Bunga Krisan Potong………..……… 50 32. Langkah-Langkah Penanganan Bunga yang Telah dipanen untuk

diangkut ke Ruang Pasca Panen……... 51 33. Bunga yang Tidak Memenuhi Kelas Mutu C Perusahaan... 52 34. Langkah-Langkah Penyortiran dan Seleksi Kelas Mutu Bunga

Krisan Potong ……….…………..……… 54 35. Pembungkusan Bunga Krisan Potong………... 55 36. Metode Penyimpanan Krisan Potong di PT. Alam Indah Bunga

Nusantara……… 56

37. Alat yang digunakan untuk Mengikat Kardus dengan Tali... 58 38. Kegiatan Pengiriman Barang Melalui Jasa Pengiriman Kargo di

Bandara Soekarano Hatta………...

59 39. Alur Perencanaan Produksi Bunga Krisan Potong di PT.ABN... 60 40. Counter Bunga Krisan PT.ABN di Taman Bunga Nusantara…….... 62 41. Diagram Pemasaran Bunga Krisan Potong di PT.ABN…………... 63 42. Pemanenan Bunga yang Tidak Serempak... 73 43. Panen Bunga Krisan Potong Pada Beberapa Greenhouse Bulan

April-Juni 2011...

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Magang Penulis di PT. Alam Indah Bunga

Nusantara, Desa Kawungluwuk, Cipanas, Jawa Barat……… 88 2. Volume dan Prestasi Kerja Karyawan Harian Lapang dan Penulis

di PT. Alam Indah Bunga Nusantara ……….. 89 3. Layout Peta Lokasi Kebun PT. Alam Indah Bunga Nusantara,

Desa Kawungluwuk, Cipanas, Jawa Barat………... 90 4. Denah Lokasi Kebun PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Desa

Kawungluwuk, Cipanas, Jawa Barat ………... 91 5. Morfologi Bunga Krisan Potong Tipe Standar dan Spray

di PT. Alam Indah Bunga Nusantara…………... 92 6. Data produksi bunga krisan potong di PT. Alam Indah Bunga

Nusantara pada tahun 2009 – 2010……….. 93 7. Struktur Organisasi PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Desa

Kawungluwuk, Cipanas, Jawa Barat Tahun 2011…………..…... 94 8. Pestisida pada Tanaman Krisan di PT.ABN Tahun 2011….……… 95 9. Umur Panen Berbagai Varietas Krisan Potong di PT. ABN…….... 96 10. Contoh Krisan Potong yang Memenuhi Kelas Mutu Perusahaan…. 97 11. Sidik Ragam Karakteristik Vegetatif dan Generatif Krisan Potong

Tipe Standar………... 98

12. Sidik Ragam Karakteristik Vegetatif dan Generatif Krisan Potong

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan komoditas tanaman hias semakin tumbuh dengan pesat di Indonesia, ditambah dengan introduksi tanaman hias dari luar negeri yang dapat dibudidayakan di Indonesia. Salah satu tanaman hias dari luar negeri yang dapat dibudidayakan di Indonesia adalah krisan.

Krisan merupakan tanaman hias perdu yang berasal dari dataran Cina. Pada saat ini bunga krisan yang banyak dikenal adalah bunga krisan hasil persilangan tetua-tetuanya yang disebut Dendrathema sp. Berbagai jenis krisan yang banyak di tanam di Indonesia umumnya diintroduksi dari luar negeri terutama dari Belanda, Amerika Serikat, dan Jepang (Sabari dan Sunarmani 2008).

Daerah sentra produksi tanaman hias krisan di Indonesia, antara lain Cipanas (Cianjur), Sukabumi, Lembang (Bandung), Bandongan (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur), dan Brastagi (Sumatera Utara). Tanaman krisan juga telah dibudidayakan di daerah-daerah lainnya, seperti NTB, Bali, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan (PUTLITBANGHORT, 2006).

Bunga krisan dapat diusahakan dalam bentuk bunga potong atau tanaman

dalam pot dan berpotensi untuk diambil minyak atsirinya (Sabari dan Sunarmani 2008). Bunga krisan potong merupakan salah satu

tanaman hias yang eksotik dan bernilai tinggi diantara produk bunga potong lainnya seperti anyelir, mawar, lili, anthurium, dan tulip (Sanjaya, 1994).

(16)

membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan budidaya bunga krisan potong.

Kualitas bunga krisan potong sangat ditentukan oleh penampilan luar mulai dari tangkai, daun, dan mahkota bunga. Faktor utama dalam menjaga kualitas bunga krisan adalah pengelolaan panen dan pasca panen yang tepat sehingga memerlukan penanganan yang khusus pada saat panen dan pasca panen. Pemutuan dalam pasca panen bunga potong krisan juga penting karena berpengaruh besar terhadap harga, kualitas, dan penilaian konsumen (Asmara, 2005).

Permasalahan yang sering muncul dalam usaha bunga krisan potong ketika panen dan pasca panen adalah kehilangan hasil yang disebabkan oleh teknik budidaya, faktor iklim mikro, faktor fisiologis, serangan hama dan penyakit, serta penanganan panen dan pasca panen. Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas bunga krisan potong yang baik, usahatani perlu dirancang dengan baik sejak awal mulai dari pemilihan bibit, teknik budidaya hingga panen dan pasca panen, hal tersebut harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai serta penggunaan teknologi yang tepat (Dewi, 2008).

Salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang produksi dan ekspor bunga krisan potong adalah PT. Alam Indah Bunga Nusantara. Perusahaan tersebut memproduksi beberapa bunga diantaranya krisan potong, krisan pot, dan anyelir potong. Permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah kegiatan teknik budidaya, dimana penanaman tanaman krisan tidak dikelompokkan berdasarkan kecepatan tumbuh, serta penanganan pasca panen yang kurang maksimal ketika penyimpanan di cool storage.

Tujuan

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Krisan

Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk dalam klasifikasi kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotiledonae, ordo Asterales, famili Asteraceae, genus Dendranthema, dan spesies Dendranthema grandiflora Tzvelev (Rukmana dan Mulyana, 1997).

Tanaman krisan sebagai bunga hias di Indonesia digunakan sebagai bunga pot dan bunga potong. Bentuk bunga krisan yang biasa digunakan sebagai bunga potong dapat digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu single, anemone, pompom, decorative, dan standar. Tipe single (tunggal) merupakan tipe bunga krisan yang mirip dengan bunga daisy, bunganya tersusun dari satu atau dua baris bunga pita dengan bunga cakram di tengahnya. Tipe anemone mirip dengan tipe single, akan tetapi cakram bunganya lebih lebar dan tebal, serta memiliki warna yang berbeda. Tipe pompon bunganya berupa susunan rangkaian bunga pita yang pendek dengan bunga cakram yang tidak nampak. Tipe decorative mirip dengan pompon tidak nampak bunga cakramnya. Tipe large flower (standar) merupakan bunga krisan yang memiliki diameter bunga yang besar yaitu 10.16 cm, cakram bunga tidak tampak, serta memiliki empat subdivisi yaitu incrurved, spider, spoon, dan lain-lain (Rimando, 2001).

Menurut Kofranek (1992) krisan sebagai bunga potong dibedakan menjadi dua tipe sesuai dengan budidaya dan permintaan pasar, yaitu tipe standar dan tipe spray. Tipe standar adalah tipe bunga krisan yang tunas terminalnya dipelihara pada satu batang, sedangkan tunas bunga lateralnya dibuang untuk menghasilkan satu bunga pada satu tangkai bunga dengan ukuran besar. Tipe spray adalah tipe bunga krisan yang seluruh tunas bunga lateralnya dibiarkan berkembang, akan tetapi bunga yang pertama berkembang dibuang agar tunas lateral yang tumbuh lebih banyak dan berukuran kecil (diameter 2-3 cm) pada satu tangkai bunga.

(18)

pada tanaman krisan merupakan ciri khas dari tanaman ini. Bentuk daun tanaman krisan yaitu bagian tepi bercelah atau bergerigi, tersusun berselang-seling pada cabang atau batang. Buah yang dihasilkan dari proses penyerbukan berisi banyak biji. Biji tersebut digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman secara generatif. Biji krisan berukuran kecil dan berwarna cokelat sampai hitam. Menurut Hasyim dan Reza (1995) akar krisan mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik dikarenakan akar tanaman krisan berjenis serabut. Morfologi organ penyusun tanaman krisan potong disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Morfologi Organ Penyusun Tanaman Krisan Potong Akar Krisan (a), Daun Krisan (b), Batang Krisan (c)

Rukmana dan Mulyana (1997) menyatakan bahwa jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat, dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia adalah krisan lokal (krisan kuno) yang berasal dari luar negeri tetapi telah lama beradaptasi di Indonesia sehingga dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-ciri krisan lokal antara lain sifat hidupnya berhari netral dan lama siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Krisan introduksi (krisanida) hidupnya berhari pendek dan siklus hidupnya pun relatif singkat sebagai tanaman annual (musiman) sedangkan krisan produk Indonesia merupakan krisan hasil buatan Indonesia yang dihasilkan oleh balai-balai penelitian yang ada di Indonesia.

Syarat Tumbuh

Krisan pada umumnya dapat tumbuh dengan baik di dataran medium sampai dataran tinggi, yaitu pada kisaran 600-1200 mdpl. Tanaman krisan kurang menyukai cahaya matahari dan percikan air hujan langsung serta tanah yang

c b

(19)

tergenang. Hujan deras atau curah hujan tinggi yang langsung menerpa tanaman krisan dapat menyebabkan tanaman mudah roboh, rusak, dan menghasilkan bunga dengan kualitas rendah (Budiarto dan Sulyo, 2008).

Krisan dapat tumbuh pada setiap jenis tanah tergantung penanganannya. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur lempung berpasir, subur, gembur, mempunyai drainase dan aerasi yang baik, serta mengandung bahan organik yang tinggi dengan pH 5.5-6.7 (Rukmana dan Mulyana, 1997).

Suhu udara siang hari yang ideal untuk pertumbuhan tanaman krisan berkisar antara 20 0C-26 0C dengan batas maksimum 30 0C dan batas minimum 17 0C. Suhu udara pada malam hari merupakan faktor penting dalam mempercepat pembentukan tunas bunga yang berkisar antara 16 0C- 18 0C jika suhu turun < 16 0C maka akan memperlambat pertumbuhan generatif yaitu tanaman lambat berbunga dan bertambah tinggi, namun pada suhu tersebut dapat meningkatkan intensitas warna bunga. Suhu udara pada siang hari terlalu tinggi mengakibatkan memudarnya warna bunga, sehingga penampilan warna bunga tampak kusam (Hasim dan Reza, 1995).

Pertumbuhan bunga krisan sangat dipengaruhi oleh faktor kelembapan. Tanaman krisan membutuhkan kelembapan 90-95 % pada awal pertumbuhan akarnya, sedangkan pada tanaman dewasa pertumbuhan optimal tercapai pada kelembapan udara sekitar 70-85 % (Budiarto dan Sulyo, 2008).

Panen dan Pasca Panen

Panen

Panen bunga harus dilakukan pada saat yang tepat ketika tingkat kematangan bunga sudah optimal, yaitu tidak terlalu kuncup dan tidak terlalu mekar sesuai dengan standar masing-masing jenis bunga. Bunga yang dipanen terlalu kuncup maka bunga akan sukar mekar atau akan mekar jika mendapatkan perlakuan khusus yang memerlukan biaya tambahan. Bunga yang dipanen terlalu mekar akan memperpendek umur bunga di dalam vase life (Supari, 1999).

(20)

dipanen jika sedikitnya dua lingkaran luar mahkota bunga telah mekar dan masih terlindungi oleh pembungkus (Isabella, 2003).

Rismunandar (1995) menyatakan bahwa waktu panen yang baik adalah pada pagi hari sebelum pukul 07.00 WIB atau setelah pukul 15.00 WIB sore hari. Pemanenan dilakukan bila bunga yang berada ditengah telah membuka dan bunga disekelilingnya telah berkembang penuh, sedangkan Supari (1999) menyatakan bahwa waktu panen yang paling baik adalah pada pagi hari yaitu pukul 06.00-08.00 waktu setempat. Pada saat tersebut kandungan air dan kandungan makanan lainnya didalam tanaman masih cukup dengan terlihat tanda penampakan bunga masih segar.

Bunga yang dipanen pada pagi hari akan lebih tahan lama dan mempunyai vase life yang lebih panjang, sedangkan bunga yang dipanen pada sore hari sebaiknya diperlakukan secara khusus, yaitu pangkal tangkai bunga direndam di dalam air yang dicampur dengan bahan nutrisi tanaman, misalnya glukosa agar bunga tidak cepat layu. Pemberian glukosa dilakukan untuk memberi bahan makanan tambahan pada bunga yang telah dipotong karena bunga yang dipanen pada sore hari telah mengalami proses metabolisme atau perombakan karbohidrat, sehingga bunga yang telah dipotong pada sore hari tidak mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk mempertahankan vase life nya (Supari, 1999).

Menurut Widiati (1992) pemanenan dilakukan dengan cara memilih tanaman yang bunganya siap dipanen dengan memotong bunga 15 cm dari permukaan tanah dengan menggunakan gunting panen. Teknik panen yang perlu diperhatikan adalah pemotongan tangkai krisan dengan sudut kemiringan sekitar 450 untuk memberikan bidang serapan air yang luas sehingga ketahanan bunga semakin baik, sedangkan Supari (1999) menyatakan bahwa pemanenan bunga krisan dilakukan dengan cara mencabut bunga bersama dengan akarnya kemudian bagian pangkalnya dipotong dengan menggunakan gunting. Tanaman krisan yang sudah waktunya dipanen harus segera dipanen karena keterlambatan panen akan menurunkan kualitas bunga.

(21)

Supari (1999) menyatakan bahwa kriteria bunga krisan potong tipe spray untuk grade I dan II adalah sebagai berikut :

1. Grade I

Bunga mekar (tidak terlalu mekar atau terlalu kuncup), segar, tidak bergerombol, tidak terserang HPT, pada pingggir kelopak bunga tidak ada busuk kehitaman. Batang besar sesuai dengan jenisnya, tegar dan lurus, panjang minimum 75 cm, daun hijau segar, tidak kering, dan tidak terserang HPT. Bentuk bunga normal dan tidak ada kelainan-kelainan yang menyimpang dari bentuk atau warna aslinya.

2. Grade II

Bunga mekar, segar, boleh bergerombol tetapi tidak terserang HPT. Batang boleh agak kecil tetapi harus lurus dengan panjang minimal 50 cm. Kriteria lain sama dengan kriteria grade I dengan sedikit toleransi, misalnya jika daun terserang HPT tetapi tidak terlalu parah masih dapat dimasukkan dalam grade II.

Pasca Panen

Penanganan pasca panen bunga merupakan suatu kegiatan yang memberikan perlaukan-perlakuan terhadap bunga setelah bunga tersebut dipanen sampai bunga itu diterima oleh konsumen. Penanganan pasca panen meliputi pengumpulan bunga yang telah dipotong, pengangkutan ke tempat sortasi, sortasi dan grading, pengikatan, pembungkusan, perendaman, penyimpanan, pengepakan, dan pengiriman ke tempat penjualan (Supari, 1999).

(22)

Tabel 1. Syarat Mutu Bunga Krisan Potong Segar Berdasarkan Dewan Standarisasi Nasional Tahun 1998

No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu

AA A B C

1 Panjang tangkai minimum

tipe standar cm 76 70 61 Asalan

tipe spray

Aster cm 76 70 61 Asalan

Kancing cm 76 70 61 Asalan

Santini cm 60 55 50 Asalan

2 Diameter tangkai bunga

tipe standar, aster, dan kancing mm >5 4.1-5 3-4.0 Asalan

Santini mm >4 3.5-4 3-3.5 Asalan

3 Diameter bunga 1/2 mekar

tipe standar mm >80 71-80 60-70 Asalan

tipe spray

Aster mm >40 >40 >40 Asalan

Kancing mm >35 >35 >35 Asalan

Santini mm >30 >30 >30 Asalan

4 Jumlah kuntum bunga 1/2 kuntum >6 >6 >6 Asalan

mekar per tangkai tipe spray

5 Kesegaran bunga Segar segar Segar Asalan

6 Benda asing/ kotoran % 3 5 10 >10

7 Keadaan tangkai bunga kuat,

lurus,

kuat, urus,

kuat,

urus, Asalan

tidak pecah

tidak pecah

tidak pecah

8 Keseragaman kultivar Seragam Seragam Seragam Seragam

9 Daun pada 2/3 bagian tangkai bunga Lengkap Lengkap Lengkap Asalan

10 Penanganan pasca panen

mutlak

perlu perlu Perlu Asalan

(23)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada 14 Febuari sampai dengan 14 Juni 2011. Pelaksanaan magang bertempat di PT. Alam Indah Bunga Nusantara (ABN) yang berlokasi di Jalan Raya Mariwati km 5 Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43254.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang meliputi aspek teknis dan manajerial. Kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan dengan mengikuti standar operasional perusahaan. Selama kegiatan magang dilakukan pembuatan jurnal harian tentang kegiatan yang telah dilakukan. Pengisian jurnal harian selama kegiatan magang dapat dilihat pada Lampiran 1. Prestasi kerja karyawan harian lapang dan magang dapat dilihat pada Lampiran 2.

Kegiatan aspek teknis dilakukan selama satu bulan pertama. Kegiatan yang dilakukan mengikuti kegiatan karyawan harian lepas (KHL) mencakup teknik budidaya di lapangan hingga kegiatan pemasaran bunga.

(24)

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mengikuti kegiatan yang ada di lapangan dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan. Data primer meliputi persemaian stek krisan, budidaya motherstock (MS), budidaya bunga krisan potong, panen dan pasca panen, serta pemasaran bunga. Data sekunder diperoleh dari perusahaan meliputi sejarah perusahaan, sarana dan prasarana perusahaan, letak geografi dan wilayah administrasi, keadaan iklim dan tanah, luas areal dan tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi krisan potong, serta struktur organisasi dan ketenagakerjaan.

Aspek umum yang diamati adalah seluruh kegiatan persemaian stek krisan, budidaya motherstock, budidaya bunga krisan potong, dan pemasaran bunga. Aspek khusus yang diamati adalah kegiatan panen dan pasca panen. Kegiatan panen dilakukan di greenhouses perusahaan dengan pengamatan yang meliputi umur panen, karakteristik panen, dan persentase panen. Kegiatan pasca panen dilakukan di ruang pasca panen dengan melakukan pengamatan yang meliputi standar kelas mutu bunga krisan potong, persentase panen dalam pasca panen, serta metode penyimpanan bunga krisan potong.

Perusahaan memiliki 55 blok yang terdiri dari blok A hingga blok R. Luasan blok-blok tersebut berkisar antara 2 096 m2 hingga 5 423 m2. Pengamatan karakteristik panen dilakukan pada greenhouse dengan musim tanam yang sama yaitu blok M, karena lahan bangunan ini luas sehingga varietas krisan yang ditanam beragam serta mempermudah pengamatan karakteristik berbagai varietas krisan saat panen dengan perlakuan dan pemeliharaan yang sama. Pengamatan karakteristik panen menggunakan 23 varietas bunga krisan potong (8 tipe standar dan 15 tipe spray), dengan menggunakan 5 tanaman contoh yang diambil secara acak dan diulang sebanyak 5 kali. Peubah yang diamati saat panen, yaitu :

1. Karakteristik vegetatif yaitu tinggi tanaman, panjang tangkai, diameter batang (tipe standar dan spray), serta jumlah cabang (tipe spray).

(25)

Analisis Data dan Informasi

Data aspek umum dan khusus yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif dibandingkan dengan literatur, sedangkan data yang bersifat kuantitatif dianalisis menggunakan rata-rata, persentase, serta Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT).

Persentase panen bunga krisan potong

= Jumlah tanaman yang dapat dipanen X 100% Jumlah tanaman yang ditanam

Persentase panen dalam pasca panen

= Jumlah bunga yang masuk kelas mutu A, B, atau C X 100 % Jumlah bunga yang dipanen

Analisis data dan informasi karakteristik panen menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor. Tiap 23 perlakuan diulang sebanyak lima kali sehingga percobaan seluruhnya berjumlah 115 satuan percobaan.

Model statistik yang digunakan untuk rancangan tersebut adalah :

Yij = µ + τi+ βj+ εij

Dimana:

i = 1, 2, 3… 23 dan j = 1,2, 3... 5

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j µ = Rataan umum

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

βj = Pengaruh kelompok ke-j

εij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

(26)

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Sejarah Perusahaan

PT. Alam Indah Bunga Nusantara merupakan sebuah perusahaan bunga yang didirikan berdasarkan akta notaris Nyoya Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H. No. 2010 tanggal 15 November 1989 di Jakarta. Akta tersebut disempurnakan kembali dengan akta No. 256 yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia pada tanggal 11 juni 1991 berdasarkan surat keputusan No. C2.2077.HT.01.Th 1991. Adapun susunan dan presentase kepemilikan saham

perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Susunan dan Persentase Kepemilikan Saham PT. ABN

No Pemegang Saham Persentase Saham

1. PT. Dani Prisma Mitra 27.50 %

2. Ny. Hj. Suhardani Bustanil Arifin 20.00 % 3. Tn. Drs. H. Ahmad Nurhani 17.50 % 4. PT. Usahatama Bunga Bersama 12.50 % 5. Tn. Ir. Darmasto Kusumaningrat 12.50 % 6. Koperasi Karyawan PT. ABN 10.00 % Sumber : PT. ABN, 2011

PT. Alam Indah Bunga Nusantara mengawali kegiatannya sekitar tahun 1989-1990, yang dimulai dengan pembangunan infrastruktur, survey pasar dan pembangunan fasilitas pokok perusahaan, seperti instalansi listrik, irigasi, bangunan tunnel, ruang pompa, ruang boiler, dan kantor. Keseluruhan sarana dan prasaran pokok kegiatan perusahaan dibangun di atas tanah seluas 6.5 ha dengan lahan produksi 3.1 ha. Perusahaan ini dibantu oleh tenaga kerja asing yang bertugas membangun seluruh fasilitas produksi dan memberikan pengarahan secara langsung tentang metode budidaya bunga krisan dan bunga anyelir.

(27)

luas areal produksi seluas 4 ha dengan membangun greenhouse tipe sere yang dirancang oleh teknisi perusahaan dan dibantu dengan tenaga kerja asing.

Sarana dan Prasarana Perusahaan

PT. Alam Indah Bunga Nusantara memiliki sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan produksi bunga krisan potong, krisan pot, dan anyelir potong. Fasilitas tidak hanya untuk keperluan di kebun tetapi untuk diluar kebun, seperti pendataan di kantor. Fasilitas yang terdapat di perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Fasilitas yang Terdapat di PT. Alam Indah Bunga Nusantara

Fasilitas Jumlah Fungsi

(unit)

Kantor 1 Sebagai pusat kegiatan administrasi dan

rapat umum pemegang saham (RUPS)

Komputer 6 Untuk memudahkan pembukuan kegiatan

dan administrasi

Gudang 1 Tempat penyimpanan bahan dan alat yang

diperlukan untuk produksi bunga

Ruang pompa 3 Sebagai pusat pengendalian air dan listrik

Greenhouses

- krisan potong 49 Lahan produksi bunga krisan potong

- krisan pot 1 Lahan produksi bunga krisan pot

- anyelir potong 2 Lahan produksi bunga anyelir potong

- mother stock (MS) 3 Tempat produksi bibit krisan

- Nursery 2 Tempat pengakaran stek krisan potong, krisan pot, dan anyelir potong

Ruang pasca panen 2 Tempat sortasi, grading, pengepakan, dan

transaksi jual beli bunga

Ruang ganti karyawan 2 Tempat karyawan untuk mengganti baju dan

beristirahat

Kantin 1 Tempat makan untuk semua pegawai

Mushola 1 Tempat beribadah

Cool storage 4 Tempat penyimpanan bunga yang telah disortasi dan digrading

Motor kaisar 2 Untuk pengangkutan hasil panen dari lahan

ke ruang pasca panen

Mobil pick up 1 Untuk pengangkutan sampah, alat, dan

bahan yang dibutuhkan untuk produksi bunga

Mobil traktor 1 Untuk membajak dan meratakan lahan

Mobil box 2 Untuk pengangkutan bunga yang akan

(28)

Bangunan greenhouse yang dimiliki perusahaan terbagi menjadi 2 tipe yaitu tunnel dan sere. Tipe bangunan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Tunnel yaitu rumah plastik berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran panjang 59 m, lebar 8.5 m, dan tinggi bangunan 4 m. bangunan tersebut memiliki luas 500 m2 yang dilengkapi dua unit kipas besar (exhaust fan) dengan ukuran 2500 watt yang dipasang disisi kanan dan kiri bangunan. Adapun tujuan pemasangan kipas besar (exhaust fan) adalah untuk sirkulasi udara agar suhu di dalam bangunan dan diluar bangunan seimbang. Bangunan tipe ini merupakan bangunan yang dirancang oleh tenaga kerja asing saat awal pendirian perusahaan.

Keuntungan bangunan menggunakan plastik tipe tunnel adalah radiasi matahari yang ditransmisikan ke dalam selalu mencapai tingkat maksimum sepanjang hari dan mudah dalam pemasangan atap (Suhardiyanto, 2009). Kelemahan bangunan ini adalah suhu udara didalam bangunan tinggi sekitar 30-38 0C pada siang hari di perusahaan, sehingga membutuhkan tambahan exhaust fan dan memerlukan listrik dengan daya yang cukup besar yaitu 2500 watt.

Gambar 2. Bangunan Greenhouse yang terdapat di PT. ABN (a) Tunnel, (b) Sere, dan (c) Rumah Kaca

Sere merupakan bangunan yang bagian sampingnya ditutupi dengan jaring (screen) dan memiliki luas bangunan yang berbeda-beda. Keuntungan bangunan ini adalah hemat listrik karena hanya membutuhkan kipas kecil untuk sirkulasi udaranya dan luas lahan bangunan ini yang lebih besar dari tunnel sehingga jumlah tanaman yang bisa ditanam lebih banyak.

Rumah kaca yang digunakan sebagai tempat pengakaran stek (nursery) dengan ukuran panjang 40 m, lebar 25 m, dan tinggi bangunan 4 m. Lantai rumah kaca disemen agar kondisi didalam rumah kaca tetap higienis. Ambal atau keset

b c

(29)

kaki dan irigasi curah diletakkan didepan pintu masuk untuk membersihkan alas kaki digunakan untuk menghindari kotoran sebagai sumber patogen yang terbawa oleh alas kaki.

Letak Geografi dan Wiayah Administrasi

PT. Alam Indah Bunga Nusantara memiliki dua lokasi kerja, yaitu kantor pusat yang berlokasi di Jalan Duren Tiga Indah Raya Blok 1 No. 12 Jakarta Selatan dan kebun produksi berlokasi di Jalan Raya Mariwati km 5 Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43254. Layout peta yang menunjukkan arah ke lokasi kebun PT. ABN dapat dilihat pada lampiran 3.

Perusahaan memiliki dua kebun produksi, yaitu di sebelah timur dari arah Cipanas terdapat PT. Alam Indah Bunga Nusantara I dan sebelah barat dari arah Cipanas terdapat PT. Alam Indah Bunga Nusantara II. Kedua areal kebun tersebut dipisahkan dengan batas jalan raya Cipanas-Mariwati. PT. Alam Indah Bunga Nusantara I memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 2 %, sedangkan PT. Alam Indah Bunga Nusantara II memiliki topografi yang relatif terjal dengan kemiringan 2-10% dengan tekstur tanah pasir.

Keadaan Iklim dan Tanah

Kebun produksi PT. Alam Indah Bunga Nusantara terletak pada ketinggian 770 meter dari atas permukaan laut dengan kontur lahan datar dan tipe tanah campuran antara tanah latosol dan tanah andosol serta memiliki pH tanah 6-7 (pH meter tanpa dikalibrasi). Suhu udara daerah tersebut 18-34 0C dengan curah hujan 3000 mm per tahun dan kelembapan nisbi 65 %. Suhu rata-rata pada bulan Febuari 2011 di sere pada pagi 23 0C, siang 37 0C, dan sore 34 0C sedangkan suhu rata-rata di tunnel pada pagi 24 0C, siang 38 0C dan sore 35 0C.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

(30)
[image:30.595.88.511.149.642.2]

semakin meningkat. Luas areal kebun dan komoditas yang ditanam dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas Areal Kebun dan Komoditas yang ditanam di PT. ABN

Areal Blok Luas Baru (m2)

Komoditas

Nursery GH1 1 000 Bibit krisan potong

HG 2 399 Bibit krisan pot

Produksi Blok A 1 s/d 11 5 423 Krisan potong dan anyelir potong

Produksi Blok B 1 s/d 11 5 423 Krisan potong dan anyelir potong

Produksi Blok C 0 s/d 11 5 916 Krisan potong

Produksi Blok C 12 1 094 Krisan potong

Produksi Blok D 1 1 776 Krisan potong

Produksi Blok D 2 2 462 Krisan potong

Produksi Blok D 3 2 841 Krisan potong

Produksi Blok D 4 2 010 Krisan potong

Produksi Blok D 5 2 225 Krisan potong

Produksi Blok D 6 2 253 Krisan potong

Produksi Blok E 2 555 Krisan potong

Produksi Blok F 1 800 Krisan potong

Pot Blok G 2 909 Krisan pot

Produksi Blok H 2 096 Krisan potong

Produksi Blok I 1 872 Krisan potong

Produksi Blok J 1 872 Krisan potong

Produksi Blok K 2 620 Krisan potong

Produksi Blok L 2 620 Krisan potong

Produksi Blok M 2 620 Krisan potong

Produksi Blok N 1 572 Krisan potong

Produksi Blok O 2 521 Krisan potong

Mother Stock Blok P 923 Mother stock krisan potong dan pot

Mother Stock Blok Q 1 989 Mother stock krisan potong dan pot

Mother Stock Blok R 1 800 Mother stock krisan potong

Total 62 591

Sumber : PT. ABN, 2011

(31)

H, I, dan J. Areal kebun II terdiri dari blok K, L, M, N, O, P, Q, dan R merupakan bangunan tipe sere. Areal kebun ini terdapat halaman yang cukup luas dimana setiap hari kamis seluruh pegawai perusahaan mengikuti senam pagi bersama-sama. Denah kebun PT. Alam Indah Bunga Nusantara dapat dilihat pada Lampiran 4.

Keadaan Tanaman dan Produksi

PT. Alam Indah Bunga Nusantara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis tepatnya sebagai produsen dan trading company bunga krisan potong, anyelir potong, dan bunga krisan pot. Komoditas utama yang terdapat di perusahaan adalah bunga krisan potong.

Bibit krisan yang diperoleh merupakan bibit yang belum berakar (unrooted cutting) dan diimpor langsung dari Belanda. Perusahaan memiliki 49 varietas krisan potong yang terdiri dari varietas lokal, impor, penemuan, koleksi, dan 14 varietas baru yang diproduksi oleh BALITHI, akan tetapi varietas yang diproduksi hanya 34 varietas. Varietas bunga krisan potong yang terdapat di perusahaan, dapat dilihat pada Tabel 5. Morfologi bunga beberapa varietas krisan potong yang diproduksi perusahaan, dapat dilihat pada Lampiran 5.

(32)
[image:32.595.80.514.81.832.2]

Tabel 5. Bunga Krisan Potong yang Terdapat di PT. ABN

Nama Varietas

Lokal Impor Penemuan Koleksi Balithi

Dark BN Yellow Fiji Roswita Kornikova Dwi Kencana

Town Talk Deliflame Dani Yellow Residen Wastu Kania

Pingpong Yellow Residen Monalisa Yellow Ibis Lime Pasopati

White Reagen Zembla Sunny Monalisa Salem Orinoko Paras Ratu

Reggie White White Fiji Monalisa Pink Frogy Pramudita

Megara Zembla White Orange Fiji Revert Padma Buana

Pingpong White Bacardi Remix Pink Ballon Dwi Pelangi

Monalisa White Dark Fiji Haruta Puspita Nusantara

Pink Reagen Anastasia Biaritz Pink Tirta Ayuni

Deco Felling Trai Pink Raspati

Hawaian Orange Country PuspitaPelangi

Balithi Orange Dublin Sakuntala

Splendid Reagen Montown Funny Captiva

Alfa Stroika Jaguar Red Jimba White

Remix Red

Sumber : PT. ABN, 2011

Stuktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT. Alam Indah Bunga Nusantara merupakan perusahaan tipe Perseroan Terbatas. Kedudukan tertinggi dalam organisasi perusahaan adalah dewan komisaris yang merupakan kumpulan dari pemegang saham. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dilaksanakan setiap tahun, membahas laporan pertanggungjawaban perusahaan terutama dewan direksi kepada dewan komisaris. Dewan komisaris, meliputi :

a. Komisaris Utama : Drs. H. Ahmad Nurhandi b. Komisaris I : Dr. Ir. Ismeth S. Abidin c. Komisaris II : H. Alwin Arifin

d. Komisaris III : H. Abdul Hadi Tsabit e. Komisaris IV : H. Ahmad Huraera Nurhani

(33)

pengendalian produksi dan marketing oleh Ir. Hj. Darmasto Kusumaningrat, dan direktur pengendalian administrasi dan keuangan oleh Drs. H. Yuliantoronto AM.

Pimpinan umum di perusahaan adalah seorang general manajer yaitu Aris Wahyudi, Beng dan dibawah garis kepemimpinannya terdapat beberapa manajer yang masing-masing bertugas mengawasi kelancaran kegiatan di masing-masing bidang. Manajer tersebut meliputi kepala produksi yang ditempati oleh Warsa, asisten general manajer bidang teknik ditempati oleh Manahan L. Tobing, manajer pemasaran ditempati oleh M. Yusuf SH, manajer keuangan ditempati oleh Agus Sumirat, SE, asisten general manajer bidang umum dan personalia ditempati oleh Tamyiz Muchtamil, SE, administrasi umum dan tata usaha ditempati oleh Rustina. Struktur organisasi dan jabatan perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 7.

Manajer keuangan yang bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan accounting dalam garis kepemimpinannya membawahi bagian accounting, bagian penjualan (kasir), inventory control dan administrasi gudang. Asisten general manajer bidang umum dan personalia bertanggung jawab dalam pengadaan atau pembelian barang dan administrasi personalia, dalam garis kepemimpinannya membawahi bagian personalia.

Kepala produksi dalam garis kepemimpinannya membawahi beberapa unit kerja. Unit adalah pelaksana kegiatan perusahaan. Unit kerja dalam departemen produksi antara lain quality assurance, unit kerja bunga krisan pot, unit kerja hama dan penyakit tanaman, serta unit kerja motherstock dan nursery. Asisten general manajer bidang teknik membawahi unit kerja teknik bangunan, unit kerja teknik listrik, dan unit kerja teknik irigasi. Manajer pemasaran dalam garis kepemimpinannya membawahi bagian penjualan dan promosi serta bagian panen dan pasca panen.

(34)

ditandatangi oleh kedua belah pihak. Karyawan yang bekerja di perusahaan terdiri dari karyawan bulanan, karyawan harian, dan karyawan insidentil. Karyawan bulanan termasuk karyawan tetap, sedangkan karyawan harian dan karyawan insidentil termasuk karyawan tidak tetap.

Sistem penempatan karyawan bulanan dan karyawan harian di perusahaan berdasarkan keahlian, prestasi kerja, lama bekerja, dan tingkat pendidikan sehingga terdapat empat sistem penempatan karyawan yaitu rotasi, promosi, demosi, dan mutasi. Rotasi yaitu pemutaran kerja karyawan harian untuk semua unit departemen dengan tujuan agar karyawan harian memiliki keterampilan disemua unit departemen. Promosi yaitu pengangkatan posisi kerja karyawan, demosi yaitu penurunan posisi karyawan, dan mutasi yaitu pemecatan karyawan karena melanggar peraturan yang telah dibuat perusahaan.

Jumlah karyawan yang bekerja sebanyak 138 orang dengan klasifikasi karyawan tetap berjumlah 59 orang dan tenaga karyawan tidak tetap 79 orang. Karyawan perusahaan sebagian besar berasal dari penduduk setempat berkisar sekitar 80 % sedangkan 20 % dari daerah lain. Tingkat pendidikan karyawan mulai dari tamatan SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Karyawan PT. ABN Tahun 2011 Berdasarkan Jabatan dan Jenjang Pendidikan

Jabatan Tingkat Pendidikan Jumlah

Karyawan

SD SMP SMA D3 S1

Karyawan Tidak Tetap 63 12 4 79

Karyawan Tetap 14 11 28 2 4 59

Total 77 23 32 2 4 138

Sumber : PT. ABN, 2011

(35)

diberikan satu kali dengan makan siang yaitu pukul 12.00-13.00 WIB, namun hari

Jumat waktu istirahat untuk karyawan laki-laki dimulai dari pukul 11.00-13.00 WIB.

Sistem penggajian yang diterapkan di PT ABN ini mengacu pada upah minimum daerah (UMD) berdasarkan tingkat pendidikan, jabatan, pengalaman kerja, dan lama kerja di perusahaan. Sistem penggajian untuk karyawan tetap dibayar sebulan sekali, karyawan harian dan insidentil pemberian gaji setiap dua minggu sekali.

(36)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya bunga krisan potong oleh PT. Alam Indah Bunga Nusantara meliputi : persiapan lahan untuk motherstock dan produksi krisan potong, persemaian stek krisan, budidaya motherstock (MS) krisan potong,budidaya bunga krisan potong, panen dan pasca panen.

Persiapan Lahan untuk Motherstock dan Produksi Krisan Potong

Kegiatan persiapan lahan untuk motherstock dan produksi krisan potong, meliputi pengolahan lahan, sterilisasi lahan, pembuatan bedeng dan parit, pemasangan sarana penunjang tanaman, serta pengendalian gulma sebelum tanam. a. Pengolahan Lahan

Persiapan lahan diawali dengan kegiatan menggulung net penyangga kemudian meletakkannya pada pinggir tunnel atau sere. Kegiatan berikutnya adalah membongkar sisa-sisa tanaman yang masih ada di lahan yang tidak layak lagi dipanen. Sisa-sisa tanaman dan gulma dibuang ke tempat pembuangan sampah, setelah itu menggantungkan drip irigasi dengan rapi pada kawat-kawat yang telah disediakan. Kegiatan persiapan lahan motherstock dan produksi krisan potong, dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kegiatan Persiapan Lahan Motherstock dan Produksi Krisan Potong Penggulungan net penyangga (a), Pembongkaran sisa-sisa tanaman (b), Penggulungan Drip Irrigation (c)

(37)

Pengolahan lahan dilakukan untuk membuat struktur tanah menjadi gembur dan aerasinya baik, sehingga pertumbuhan akar menjadi baik. Pengolahan lahan dilakukan pada tanah bagian atas (top soil) sampai kedalaman sekitar 30 cm. Pengolahan lahan sebaiknya tidak mengikutsertakan lapisan sub soil karena lapisan tersebut dapat bereaksi masam dan lengket (Supari, 1999).

Pengecekan pH tanah sangat penting sebelum pengolahan lahan untuk mengetahui tanah yang akan ditanam bersifat masam atau tidak, jika diketahui tanah bersifat masam dapat segera dilakukan pengapuran tanpa mengganggu tanaman yang ditanam. Nilai pH tanah yang ideal untuk tanaman krisan potong berkisar 5.5-6.7. Pengecekan pH tanah di perusahaan dilakukan sebelum kegiatan pengolahan lahan, dengan menggunakan alat pH meter tanpa dikalibrasi. Lahan diberikan kapur pertanian (dolomit) 100-200 kg/500 m2 jika pH tanah < 5.5. Alat Pengukur pH meter tanah disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Alat Pengukur pH Meter Tanah

PT. Alam Indah Bunga Nusantara melakukan pengolahan lahan secara moderen dengan menggunakan mobil traktor yang dikendalikan oleh karyawan harian. Pengolahan lahan terbagi menjadi dua tahap, yaitu bajak dan rotari. Tahap pertama pengolahan lahan yaitu membajak lahan dengan menggunakan implement bajak singkal yang ditarik dengan mobil traktor. Bajak lahan bertujuan untuk memecahkan tanah dengan kedalaman ± 30 cm. Kegiatan setelah membajak lahan yaitu penyebaran bokasi dan pupuk dasar. Dosis bokasi yang diberikan yaitu 1500 kg/500m2 dan dosis pupuk yang diberikan yaitu NPK 20 kg/500m2, Urea 15 kg/500m2, SP-36 20 kg/500m2, Furadan 3 kg/500m2, MgSO4 2 kg/500m2.

(38)

rotari sebaiknya dilakukan sebanyak 2 kali agar diperoleh kondisi pertanaman yang baik. Kegiatan pengolahan lahan dengan menggunakan traktor dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pengolahan Lahan dengan Menggunakan Mobil Traktor. Bajak Singkal (a) dan Rotari (b)

b. Sterilisasi Lahan

Sterilisasi lahan bertujuan untuk membunuh sumber hama dan penyakit yang tersisa di dalam tanah sebelum dilakukan penanaman. Teknik yang digunakan untuk sterilisasi media tanam adalah steaming dan fumigasi. Sterilisasi steaming adalah memasukkan uap air yang panas ke dalam pori-pori media tanam, sehingga uap tersebut dapat membunuh hama, penyakit, dan biji-biji gulma yang ada di media tanam. Keuntungan lainnya dari sterilisai steaming adalah tidak ada fitotoksisitas (meracuni tanaman) pada area yang diberi perlakuan dan waktu sterilisasi steam sebentar. Sterilisasi fumigasi adalah memberikan gas beracun ke dalam pori-pori media tanam untuk meracuni dan mematikan sumber patogen di media tanam (Supari, 1999).

Perusahaan melakukan sterilisasi fumigasi pada budidaya motherstock sedangkan sterilisasi steaming pada budidaya bunga krisan potong. Sterilisasi fumigasi untuk budidaya motherstock dilakukan apabila lahan telah berproduksi sebanyak 3 kali atau tingkat serangan hama dan penyakit tinggi. Bahan kimia yang digunakan untuk sterilisasi fumigasi adalah Basamid G (Dazomet 98 %) dengan dosis 20 kg/500 m2. Basamid G disebarkan secara merata diatas lahan kemudian lahan dirotari satu kali dan disiram dengan irigasi overhead sampai lahan basah dengan kedalaman 20 cm. Kegiatan selanjutnya adalah penutupan

(39)

lahan dengan plastik putih secara rapat sehingga tidak ada udara yang keluar dari dalam tanah, kemudian lahan didiamkan selama 7 hari. Sterilisasi fumigasi di lahan motherstock disajikan pada Gambar 6. Sterilisasi steaming untuk budidaya bunga krisan potong dilakukan sehari sebelum penanaman dengan menggunakan formalin (Formaldehyde) dosis 4 kg/500 m2 atau fungisida (Dithane M-45 atau Vondoze b.a Mankozeb 80%) dosis 1 kg/500 m2. Sterilisasi steaming di budidaya krisan potong disajikan pada Gambar 7.

Gambar 6.Sterilisasi Fumigasi di Gambar 7. Sterilisasi Steaming di Lahan Motherstock Budidaya Krisan Potong c. Pembuatan Bedeng dan Parit

Pembuatan bedeng dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul setelah pengolahan tanah dengan rotari. Bedengan dibuat sesuai dengan jalur yang telah ada. Ukuran bedengan yaitu 1 m x 56 m dengan ketinggian 20-30 cm, jarak antara bedengan yaitu 20-40 cm apabila dalam bedengan ketinggian tanah kurang rata maka dilakukan penggaruan untuk meratakan tanah. Parit dibuat dengan kedalaman 20 cm bertujuan agar tidak terjadi penggenangan pada bedengan jika penyiraman berlebihan.

d. Pemasangan Sarana Penunjang Tanaman

Sarana penunjang tanaman dipasang sebelum penanaman bibit seperti alat irigasi, support, dan net penyangga. Semua sarana penunjang tersebut dipasang secara sempurna sebelum tanam agar pertumbuhan tanaman krisan potong baik selama masa pertumbuhannya.

(40)

tersebut bertujuan agar lebih praktis dan efisien dalam pemeliharaan tanaman krisan, karena tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak. Support adalah tiang penyangga berupa bambu atau besi behel yang dipasang pada pinggir bedengan yang berguna untuk menjaga net penyangga saat dinaikkan. Net penyangga dipasang dengan tujuan menopang tanaman agar tidak rebah sehingga tanaman bisa tetap tegak lurus sampai dipanen. Bahan net yang digunakan yaitu tambang plastik. Lubang net dibuat dengan ukuran 12.5 cm x 12.5 cm karena lubang-lubang net tersebut bisa digunakan sebagai jarak tanam dalam penanaman bibit.

Kegiatan setelah pembuatan bedeng adalah penurunan unit irigasi tetes (drip irrigation) selanjutnya pemasangan support dan net penyangga. Support yang digunakan terbuat dari besi behel dengan diameter ± 1 cm dengan panjang support 1.2 m. Pemasangan support dengan cara menancapkannya ke sisi kiri dan kanan net penyangga dengan jarak antar support 2.5 m. Pemasangan net penyangga dilakukan diatas irigasi tetes yang telah terpasang. Pengecekan terhadap drip irrigation dan overhead irigasi dilakukan setelah semua terpasang dengan cara dialiri air dan diperiksa tetesan air yang keluar, jika ada yang rusak maka diperbaiki dan apabila ada yang tersumbat dibersihkan.

e. Pengendalian Gulma Sebelum Tanam

Pengendalian gulma secara sistemik dilakukan sebelum tanam dengan cara menyemprotkannya ke lahan dengan herbisida Goal dosis 100 ml/100L untuk luasan lahan 500 m2 sebelum penanaman bibit di lahan. Prinsip kerja herbisida tersebut adalah membentuk lapisan transparan di atas tanah yang disemprot sehingga gulma yang akan tumbuh dapat ditekan.

Persemaian Stek Krisan

(41)

a. Persiapan Media Persemaian Stek Krisan

Media tanam yang digunakan untuk persemaian stek pucuk adalah arang sekam yang dapat dipakai hingga 7-8 kali penanaman bibit. Arang sekam memiliki kelebihan yaitu cukup porous dan steril akan tetapi media arang sekam juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat menyimpan air lebih lama sehingga media tersebut cepat kering dan harus sering disiram. Oleh karena itu, media persemaian disiram terlebih dahulu sebelum dilakukan penanaman karena arang sekam bersifat higroskopis atau mudah menyerap air sehingga akar tanaman menjadi kering jika tidak dijenuhi dengan air terlebih dahulu (Supari,1999).

Persemaian stek pucuk di perusahaan menggunakan meja dengan ukuran panjang 35 m, lebar 2 m, dan ketinggian dari tanah 0.75 m dengan ketebalan media 10-15 cm. Arang sekam yang digunakan untuk satu meja kurang lebih 80-100 karung. Media tanam tersebut disebarkan di atas meja persemaian kemudian disiram secukupnya, diaduk-aduk dengan garpu serta diratakan dengan alat perata. Proteksi dasar pada media persemaian stek dilakukan untuk mencegah terjadinya busuk batang pada stek yang disebabkan oleh bakteri. Proteksi dasar diberikan sehari sebelum stek pucuk ditanam. Media persemaian diproteksi dasar dengan menggunakan sidazeb konsentrasi 2 g/L dan previcur N konsentrasi 1 ml/L. Langkah-langkah persiapan media persemaian stek krisan disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Langkah-Langkah Persiapan Media Persemaian Stek Krisan. Pengadukan Media Persemaian dengan Garpu (a), Perataan Media Persemaian (b), Proteksi Dasar Media Persemaian (c)

b. Penyiapan dan Penanaman Stek pucuk

Stek yang digunakan untuk budidaya motherstock berasal dari produsen langsung yang diimpor dari Belanda dan hasil pinching kedua (4 MST) dari

b

(42)

motherstock, sedangkan pinching stek untuk produksi bunga krisan potong 4-19 MST dari tanaman induknya.

Perusahaan memiliki kriteria stek pucuk untuk budidaya motherstock dan produksi bunga krisan potong yaitu panjang stek yang digunakan 5-6 cm, jumlah daun 3-4 helai, bebas dari hama dan penyakit, berdaun hijau segar, dan batang stek belum berkayu. Supari (1999) menyatakan bahwa pengurangan daun pada stek dilakukan dengan tujuan mengurangi penguapan dari daun, sedangkan daun yang disisakan diharapkan dapat melakukan fotosintesis, sehingga dapat menghasilkan karbohidrat yang dapat menstimulir pembentukan akar.

Stek pucuk yang akan disemai, sebelum tanam diberi zat perangsang perakaran yaitu Rootone-F yang mengandung bahan aktif naftalenasetomida 0.067 %, metal 1 naftalena setamida 0.013 %, metal 1 naftalen asetat 0.033 %, dan indo-3 butirat selanjutnya diberi label varietas, jumlah tanam, dan asal MS. Stek ditanam dengan posisi tegak pada kedalaman 2 cm dengan jarak tanam 4 cm disesuaikan dengan lebar daun. Stek yang telah ditanam disiram dengan menggunakan shower. Aktifitas sortasi, grading hingga penanaman stek pucuk dapat dilihat pada Gambar 9.

0

Gambar 9. Aktifitas Penyiapan dan Penanaman Stek Pucuk di Nursery.

Sortasi dan Grading Stek Krisan (a), Pemberian Rootone-F Pada Stek Krisan (b), Penanaman Stek Krisan di Media Persemaian (c) c. Pemeliharaan

Pemeliharaan pada kegiatan persemaian meliputi penyinaran, penyiraman, buka-tutup paranet, serta pengendalian hama dan penyakit.

1. Penyinaran

Penyinaran pada malam hari di ruang persemaian stek dilakukan dari penanaman sampai bibit siap ditanam ke lapang untuk mempertahankan

c b

(43)

pertumbuhan vegetatif dan menghambat pertumbuhan generatif. Apabila lama penyinaran kurang, maka akan terjadi inisiasi bunga ketika penanaman bibit di lahan produksi yang menyebabkan ketidakseragaman dalam pertumbuhan.

[image:43.595.319.498.427.564.2]

Penyinaran pada malam hari di ruang persemaian diberikan selama 4 jam dengan system cyclic dimulai dari pukul 22.00-02.00 WIB. System cyclic yang diterapkan di perusahaan adalah pengelompokkan lampu pada meja persemaian dengan 2 kelompok, 15 menit lampu menyala pada kelompok pertama, 15 menit lampu padam pada kelompok kedua, dan kebalikannya terus dilakukan selama 4 jam. Penyinaran diberikan dengan lampu yang memiliki daya 18 watt dengan jenis lampu TL, dengan intensitas paling tinggi 68.4 lux dan paling rendah 56.0 lux. Lampu dipasang 1-1.5 meter dari permukaan atas tanaman dengan jarak antar lampu masing-masing 2.5 meter, sehingga setiap bibit mendapatkan pencahayaan yang rata. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan setiap malam hari pada ruang persemaian dengan menggunakan alat lux meter. Penyinaran pada malam hari di ruang persemaian dapat dilihat pada Gambar 10 dan alat pengukur intensitas cahaya dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 10. Penyinaran Pada Malam Gambar 11. Alat Pengukur Intensitas Hari di Ruang Persemaian Cahaya (Lux Meter)

2. Penyiraman

(44)

Teknik penyiraman stek di perusahaan terbagi menjadi 2 yaitu secara manual dengan shower dan pengkabutan (mist irrigation). Penyiraman secara manual dilakukan sebelum penanaman stek dan setiap hari setelah penanaman stek jika media persemaian stek terlihat kering. Pengkabutan (mist irrigation) dilakukan jika suhu ruang persemaian stek lebih dari 25 0C. Sistem pengkabutan di ruang persemaian dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Sistem Pengkabutan di Ruang Persemaian

3. Buka Tutup-Paranet Pada Atap Ruang Persemaian

Supari (1999) menyatakan bahwa kegunaan cahaya terutama untuk membentuk auksin dan karbohidrat akan tetapi jika cahaya diberikan secara berlebihan akan merintangi pembentukan akar, stek yang diberi perlindungan seperti paranet akan berakar lebih banyak daripada stek yang menerima cahaya matahari langsung. Selain itu, stek memerlukan perlindungan cahaya matahari langsung untuk mempertahankan temperatur dan kelembapan.

(45)

Gambar 13. Sistem Buka-TutupParanet Pada Atap Ruang Persemaian 4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada persemaian stek di PT. ABN dilakukan secara preventif (pencegahan) dan kuratif (pemberantasan). Pengendalian secara preventif dilakukan sebelum penanaman stek dengan pemberian proteksi dasar. Media persemaian diproteksi dasar dengan menggunakan sidazeb konsentrasi 2 g/L dan previcur N konsentrasi 1 ml/L untuk mencegah penyakit busuk akar serta pangkal batang yang disebabkan oleh bakteri Erwinia chrysanthemum. Aplikasi proteksi dasar dilakukan dengan cara manual menggunakan shower. Pengendalian secara kuratif dilakukan ketika stek telah ditanam dengan cara mencabut stek yang terserang penyakit dan membuangnya ke dalam keranjang sampah, hal ini bertujuan agar penyakit tidak menyebar ke stek lain yang sudah ditanam.

d. Panen Bibit Krisan

(46)

Gambar 14. Hasil Panen Bibit Krisan di Nursery. Bibit yang Afkir (a) dan Bibit yang Baik (b)

Budidaya Motherstock (MS) Krisan Potong

Motherstock (MS) merupakan tanaman induk yang digunakan sebagai sumber stek pucuk untuk memproduksi bunga krisan. Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, stek pucuk, dan kultur jaringan. Penyetekan merupakan proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman yang jika ditempatkan pada kondisi optimum akan berkembang menjadi satu tanaman lengkap.

Perusahaan memperoleh bibit untuk tanaman induk dari breeder yang diimpor langsung dari Belanda, sehingga virus yang terdapat dalam tanaman kemungkinan tidak ada. Bibit yang digunakan untuk MS bisa berasal dari MS yang telah dibudidayakan yaitu pinching kedua dari tanaman induk. Bibit krisan yang akan digunakan untuk produksi bunga krisan potong berasal motherstock, sehingga budidaya dan peremajaan MS sangat penting dilakukan untuk mendapatkan stek pucuk yang baik. Stek pucuk yang dihasilkan oleh MS akan mempengaruhi kualitas dan keseragaman dalam pertumbuhan bunga krisan potong di lapang.

Adapun kegiatan budidaya MS yang dilakukan oleh perusahaan meliputi penanaman bibit, pemeliharaan motherstock, dan pinching.

a. Penanaman Bibit

Bibit krisan yang bervigour baik, berakar lebat, bersih dari hama dan penyakit yang dapat ditanam. Penanaman bibit krisan tidak boleh terlalu dalam dan ada daun yang tertimbun, hal ini mengakibatkan bibit busuk serta tidak

(47)

berakar. Penanaman bibit yang tepat pada pagi atau sore hari ketika suhu udara tidak terlalu panas dengan tujuan untuk mengurangi stres pada tanaman (Supari, 1999).

Penanaman bibit krisan yang berakar di perusahaan dilakukan secara manual dan waktu penanaman bibit dilakukan pada pagi hari. Penanaman bibit di lahan sesuai varietas dengan cara dibuat lubang tanam di tengah jaring net. Bibit ditanam dengan kedalaman 2 cm dengan jarak tanam yang digunakan yaitu 12.5 cm x 12.5 cm. Bibit yang telah ditanam kemudian disiram dengan irigasi curah agar bibit terikat oleh tanah dan tidak rebah.

b. Pemeliharaan Motherstock (MS)

Pemeliharaan motherstock meliputi penyinaran, pemupukan, penyiraman, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman.

1. Penyinaran

Pada tanaman induk untuk produksi stek, penyinaran pada malam hari dilakukan 4 jam/hari sampai tanaman induk tidak produktif dalam menghasilkan stek (Budiarto dan Sulyo, 2008). Penyinaran pada malam hari di motherstock bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Kesalahan pemberian intensitas dan lama cahaya yang diberikan pada MS menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pucuk karena terbentuk bakal bunga dan terlihat adanya daun yang abnormal (Supari, 1999).

Pada perusahaan, penyinaran untuk budidaya motherstock dilakukan setiap malam hari selama 4 jam mulai pukul 22.00-02.00 WIB dengan menggunakan sistem continue yaitu secara terus menerus untuk mempertahankan pertumbuhan vegetatif tanaman sampai motherstock dibongkar. Lampu yang digunakan jenis natrium berdaya 450 watt dengan jarak antar lampu 6.4 m x 7.8 m dengan ketinggian 5 m dari permukaan tanah.

2. Pemupukan

(48)

perusahaan menggunakan pupuk CaNO3 1.5 kg/1000 L, KNO3 1.8 kg/1000 L,

MgSO4 500 gram/1000 L. Pemupukan dilakukan secara manual setiap minggu

saat tanaman berumur 2 MST sampai tanaman tersebut dibongkar. 3. Penyiraman

Pemberian air pada tanaman krisan dimaksudkan untuk menyuplai kebutuhan air pada saat proses fisiologis tanaman, menjaga stabilitas suhu dan kelembapan media, serta lingkungan tanam (PUTLITBANGHORT, 2006). Pengairan dapat dilakukan dengan cara menyiram tanaman langsung dengan metode splingkler, trikle, drip atau siraman.

Teknik penyiraman motherstock di perusahaan dengan cara irigasi curah, irigasi tetes, dan manual dengan shower. Penyiraman menggunakan irigasi curah dilakukan setiap pagi dan siang hari bila diperlukan, selama 30 menit dengan tekanan 4 bar ketika MS berumur 0-4 MST. Penyiraman menggunakan irigasi tetes atau secara manual dengan shower dilakukan 2-3 kali dalam seminggu, ketika MS berumur 5 MST sampai tanaman MS dibongkar.

4. Penyiangan Gulma

Penyiangan gulma dilakukan sebanyak 4-5 kali dalam setiap periode tanam atau tergantung dari banyaknya pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan secara manual saat tanaman berumur 5-6 MST. Jenis gulma yang dominan tumbuh yaitu jenis gulma berdaun lebar dan teki-tekian.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

(49)

c. Pinching

Pinching digunakan sebagai stek dengan tujuan untuk merangsang keluarnya tunas-tunas samping dari ketiak daun. Pengambilan stek pucuk MS dapat dilakukan dengan menggunakan gunting atau dengan ibu jari dan telunjuk. Pada penyetekan tanaman krisan, pengambilan stek pertama dari tanaman induk dapat dilakukan setelah tanaman induk mempunyai tujuh daun atau kira-kira berumur 2 minggu setelah tanam. Penyetekan pertama dilakukan dengan menyisakan 4 daun, hal ini diharapkan akan tumbuh minimal 2 tunas yang selanjutnya akan dijadikan stek pada periode berikutnya. Penyetekan kedua dapat dilakukan dengan menyisakan 2 daun yang produktif sehingga dapat tumbuh 2 tunas (Supari, 1999).

Pada PT. Alam Indah Bunga Nusantara, pengambilan stek pucuk untuk produksi krisan potong dilakukan dengan menggunakan tangan. Pinching pertama dilakukan saat tanaman berumur 1 MST, tujuannya yaitu untuk merangsang pertumbuhan tunas samping. Tunas hasil pertama tidak bisa ditanam di lahan produksi karena masih muda sehingga mudah terserang hama dan penyakit, batang lunak dan sukulen sehingga bila ditanam akan menghasilkan kualitas yang kurang baik, dan stek yang diambil terlalu pendek sehingga sulit untuk ditanam. Pinching kedua dilakukan 3 minggu setelah pinching pertama dari tanaman induk (4 MST), stek tersebut sebagian digunakan sebagai bibit untuk MS dan produksi bunga. Pinching ketiga dilakukan 1 minggu setelah pinching kedua dan pinching selanjutnya dilakukan seminggu sekali sampai tanaman induk dibongkar atau pergantian tanaman induk.

(50)

Gambar 15. Pengambilan Stek Pucuk di Motherstock Secara Manual

Budidaya Bunga Krisan Potong

Bibit yang digunakan untuk budidaya bunga krisan potong berasal dari MS yang sehat, berkualitas, bebas dari hama dan penyakit, serta komersial di pasar. Kegiatan budidaya bunga krisan potong hampir sama dengan kegiatan budidaya motherstock. Kegiatan budidaya bunga krisan potong yaitu penanaman bibit, pemeliharaan tanaman, serta panen dan pasca panen.

a. Penanaman Bibit

Penanaman bibit untuk produksi bunga krisan potong menggunakan bahan stek yang sudah berakar atau berumur ± 2 minggu dari ruang persemaian stek. Pola tanam terlebih dahulu dibuat sebelum dilakukan penanaman dengan cara menghitung jumlah populasi tanaman yang ada di tunnel atau sere yang disesuaikan dengan permintaan marketing dengan rata-rata penanaman 130 000 tanaman/minggu. Pada hari-hari besar nasioanal, keagamaan atau

peringatan khusus lainnya jumlah penanaman krisan biasanya ditingkatkan dengan rata-rata penanaman mencapai 180 000 tanaman/minggu.

(51)

batang bibit akan memar dan mudah terserang cendawan (Supari, 1999). Kegiatan penanaman bibit krisan di lahan produksi dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Kegiatan Penanaman Bibit Krisan di Lahan Produksi b. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan bunga krisan potong di perusahaan meliputi penyinaran, pemupukan, penyiraman, penaikkan net penyangga, penyiangan, seleksi tanaman,

Gambar

Tabel 4. Luas Areal Kebun dan Komoditas yang ditanam di PT. ABN
Tabel 5. Bunga Krisan Potong yang Terdapat di PT. ABN
Gambar 10. Penyinaran Pada Malam            Gambar 11. Alat Pengukur Intensitas                     Cahaya (Lux Meter)
Gambar 18.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: &#34;Tuhan kamu

Begitu pula istri Bapak I Ketut Rinsin yaitu Bu Ni Nyoman Kerti Asih yang juga bekerja menjadi buruh harian lepas tidak menentu mendapatkan penghasilan karena tidak

Untu Untuk k menye menyelamatk lamatkan an setiap orang setiap orang dari ancaman dari ancaman orang yang orang yang memba membahayak hayakan an !bersenjata atau

The TOEFL Information Bulletin for Computer-Based and Paper-Based Testing includes important information about the exam: a list of test sites, institution codes (to report your

Pelaksanaan penjelasan tanda dan gejala penyakit di ruang rawat inap RS C, frekuensi tertinggi yaitu berkategori tidak dilakukan sebanyak 58 responden (90,6%) dan

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. BOPO menunjukkan kemampuan bank dalam

Mencermati beberapa definisi yang dikemukakan ulama di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya maslahat adalah sesuatu yang dianggap baik oleh akal karena

 Inflasi pada Bulan Juni 2017 di Kota Tegal terjadi karena adanya perubahan indeks pada hampir semua kelompok yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,11 persen, Kelompok