• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Kupu-kupu yang Ditangkarkan

Kupu-kupu yang telah berhasil ditangkarkan oleh Taman Kupu-Kupu TN Babul berjumlah 12 jenis dari 2 famili yaitu Papilionidae dan Pieridae (Tabel 4). Pada tahun 2013 jenis-jenis yang ditangkarkan secara intensif terdiri dari 4 jenis yaitu: Troides helena, T. haliphron, T. hypolitus, dan Pachliopta polyponthes.

Tabel 4 Kupu-kupu yang ditangkarkan oleh taman kupu-kupu TN Babul

No Nama jenis Famili

Panjang sayap (a)

Status Perlindungan (b) Jantan (mm) Betina (mm)

1 Troides helena Papilionidae 79 88 I,II

2 T. haliphron Papilionidae 71 72 I,II

3 T. hypolitus Papilionidae 76 96 I,II

4 Papilio ascalaphus Papilionidae 76 75 -

5 P. sataspes Papilionidae 69 70 -

6 P. polytes Papilionidae 55 61 -

7 P. gigon Papilionidae 68 66 -

8 P. demoleus Papilionidae 50 54 -

9 Pachliopta polyponthes Papilionidae 57 54 -

10 Graphium agamemnon Papilionidae 43 43 -

11 Catopsilia pomona Pieridae 35 30 -

12 C. scylla Pieridae 37 35 -

(a)

Pengukuran dilakukan terhadap satu spesimen, (b) I: Jenis dilindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999, II: Jenis termasuk dalam CITES Appendix II

10

Departemen kehutanan (2003) menyebutkan bahwa pemilihan jenis kupu-kupu yang akan ditangkarkan perlu memperhatikan beberapa faktor antara lain : (1) Jenis yang akan ditangkarkan memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menutupi biaya dan memberikan keuntungan bagi penangkar; (2) Jenis yang akan ditangkarkan diketahui mengalami penurunan populasi di alam sehingga perlu mendapat prioritas konservasi. Pemilihan jenis yang ditangkarkan oleh Taman Kupu-Kupu TN Babul dilakukan berdasarkan tingkat perlindungan jenis, ketersediaan di alam, serta tersedianya pakan yang memadai. Pemilihan jenis berdasarkan tingkat perlindungan menjadi prioritas utama bagi Taman Kupu-kupu TN Babul. FSW (2005) menyatakan bahwa konservasi jenis yang dilindungi perlu menjadi prioritas karena laju kepunahan jenis di alam saat ini jauh di atas laju kepunahan alami. Pada beberapa penangkaran kupu-kupu yang ada di Jawa dan Bali, pemilihan jenis untuk ditangkarkan didasarkan pada penguasaan teknik penangkaran, aspek estetis dan permintaan pasar. Jumlah jenis yang ditangkarkan bervariasi mulai dari 4-15 jenis, tergantung pada luasan dan kebijakan masing-masing penangkaran (Tabel 5).

Morfologi Kupu-kupu yang Ditangkarkan Famili Papilionidae

Papilioniade merupakan satu-satunya famili dari serangga yang termasuk satwa prioritas konservasi IUCN Red Data Book (Vane-Wright dan De Jong 2003). Jumlah jenis yang berasal dari famili ini adalah 550 jenis dan terbagi dalam 3 sub famili. Jenis dari famili ini hidup secara kosmopolitan. Pakan larva dari jenis ini sebagian besar merupakan tumbuhan dari suku Annonaceae, Aristholociaceae, Lauraceae, Magnoliaceae, dan Rutaceae (Vane-Wright dan De Jong 2003). Ciri-ciri umum dari jenis ini adalah ukuran tubuh sedang hingga besar (Woodhall 2005), memiliki pola warna yang tegas dan penuh warna (Glassberg 2001), serta perpanjangan sayap berbentuk ekor pada bagian sayap belakang (Folsom 2009).

Tabel 5 Jumlah jenis yang ditangkarkan pada beberapa penangkaran di Indonesia

No Nama Lokasi Luas (m2) Jumlah jenis

1 Taman Kupu-kupu TN Babul

Maros, Sulawesi selatan

7 000 12

2 Bali Butterfly Park (a) Tabanan, Bali 3 700 15

3 Taman Kupu-kupu Cilember (b)

Bogor, Jawa Barat 500 4

4 Taman Mini Indonesia Indah (b)

Jakarta 500 5

(a)

11 Troides helena Felder dan Felder, 1864

T. helena merupakan salah satu kupu-kupu dengan ukuran besar, panjang sayap mencapai 79 mm untuk jantan dan 88 mm untuk betina (Gambar 5). Sayap depan untuk jenis ini didominasi warna graphite black pada bagian basal dan traffic black pada bagian apical. Pada betina, terdapat variasi bercak berwarna traffic white yang mengelilingi vena pada bagian discal. Pada sayap belakang, bercak besar berwarna traffic yellow dapat ditemukan mulai dari basal hingga submarginal. Khusus pada betina, terdapat bercak berwarna traffic black yang memanjang pada bagian submarginal.

Troides haliphron Boisduval, 1836

T. haliphron yang memiliki panjang sayap 71 mm untuk jantan dan 72 mm untuk betina tergolong dalam kupu-kupu ukuran besar (Gambar 6). Pola warna pada sayap depan didominasi warna graphite black dan black brown. Vena pada sayap depan berwarna black brown. Sayap belakang juga didominasi oleh warna graphite black untuk jantan dan traffic black pada betina. Pada bagian discal jenis ini terdapat bercak berwarna traffic yellow. Pada betina bercak tersebut tersebut ditimpa oleh bercak-bercak berwarna graphite black yang melingkar di sisi luar discal.

(a) (b) Gambar 5 Troides helena (a) jantan (b) betina

(a) (b)

12

Troides hypolitus Rothschild, 1895

Panjang sayap T. hypolitus mencapai 79 mm untuk jantan. Pada betina panjang sayap yang diukur mancapai 96 mm (Gambar 7). Hal ini membuat T. hypolitus menjadi kupu-kupu paling besar yang ada di penangkaran. Pola warna pada sayap depan T. hypolitus mengikuti pola umum yang dimiliki oleh jenis dari genus troides, yaitu di dominasi warna traffic black dan graphite black pada bagian basal hingga discal. Bagian vena pada discal dikelilingi oleh bercak berwarna pearl light grey. Bagian sayap belakang pada kupu jantan juga didominasi oleh warna grey brown kecuali pada bagian marginal, costal, apical dan dorsal. Bagian-bagian tersebut diisi oleh bercak berwarna rape yellow. Ciri khas dari jenis ini dapat ditemukan pada bagian abdomen atas kupu jantan yang mempunyai bercak orange. Kupu betina dari jenis ini juga didominasi warna traffic black pada sayap depan. Vena pada bagian discal dan submarginal berwarna traffic black dengan dikeliling bercak pearl light grey. Pada sayap belakang pola warna dominan adalah grey brown, kecuali pada costal dan apical. Pada bagian ini terdapat bercak rape yellow beralur dengan bercak traffic black di tengahnya.

Papilio ascalaphus Boisduval, 1836

P. ascalaphus mempunyai panjang sayap yang tidak terlalu berbeda ukuran antara jantan dan betinanya (Gambar 8). Pada jantan panjang sayap mencapai 75 mm, sedangkan pada betina mencapai 76 mm. Bagian basal pada sayap depan jenis ini didominasi oleh warna graphite black. Pada bagian discal hingga submarginal kupu jantan didominasi oleh graphite black sedangkan betina berwarna traffic white. Pada bagian marginal kupu jantan, terdapat bercak berwarna tarpaulin grey yang berbentuk sisir. Sayap belakang jenis ini didominasi oleh warna graphite black untuk jantan dengan bercak berwarna light green memanjang di bagian marginal hingga tornus, sedangkan pada betina terdapat bercak berwarna dahlia yellow pada bagian marginal hingga apical.

(a) (b)

13

Papilio sataspes Felder dan Felder, 1864

Panjang sayap kupu jantan dari jenis ini mencapai 69 mm. Pada kupu betina panjang sayap mencapai 70 mm (Gambar 9). Sayap depan dari jenis ini berwarna graphite black, mulai dari bagian basal hingga marginal. Kupu betina juga memiliki warna graphite black. Sayap belakang pada jenis ini juga masih di dominasi oleh graphite black, kecuali bercak berwarna pure white pada discal bagian hingga costal. Khusus untuk jantan terdapat sepasang bercak berwarna sun yellow pada bagian dorsal.

Papilio polytes Linnaeus, 1758

Kupu jantan P. polytes memiliki panjang sayap 55 mm, sedangkan betina 61 mm. Sayap depan jenis ini didominasi oleh warna traffic black (Gambar 10). Kupu jantan memiliki bercak berwarna pure white yang memanjang secara diagonal di bagian marginal, sedangkan pada kupu betina, terdapat bercak pure white yang mengelilingi vena pada bagian discal. Sayap belakang kupu jantan juga didominasi oleh warna traffic black. Terdapat bercak berwarna pure white yang menyilang sepanjang discal hingga bagian apical. Pada kupu betina bagian basal berwarna traffic black. Bagian discal berwarna traffic white dengan bercak bright red orange pada sisi atas. Bercak berwarna bright red orange juga ditemukan pada bagian marginal, apical dan dorsal.

(a) (b)

Gambar 8 Papilio ascalaphus (a) jantan (b) betina

(a) (b)

14

Papilio gigon Felder dan Felder, 1864

P. gigon jantan memiliki panjang sayap 68 mm. Pada betina panjang sayap lebih kecil yaitu 66 mm (Gambar 11). Sayap depan dari jenis ini berwarna traffic black dengan variasi bercak pure white yang memanjang mulai submarginal bawah, subapical, dan berakhir pada apical. Sayap belakang berwarna traffic black pada bagian basal. Bercak pure white yang memanjang terdapat pada bagian discal. Bercak ini menyambung dengan bercak pure white yang ada pada sayap bagian depan. Pada bagian submarginal juga terdapat bercak pure white yang memanjang hingga bagian costal. Sepasang bercak berwarna light ivory dapat ditemukan pada bagian tornus jenis ini.

Papilio demoleus Linnaeus, 1758

Panjang sayap P. demoleus jantan dapat mencapai 54 mm untuk jantan dan 50 mm pada betina (Gambar 12). Warna dasar yang dimiliki oleh jenis ini adalah umba grey. Pada sayap depan, bercak berwarna green beige dapat ditemukan pada bagian basal hingga apical. Sayap belakang dari jenis ini juga masih didominasi oleh warna umba grey. Bercak berwarna green beige dapat ditemukan pada bagian discal. Area submarginal berwarna umba grey dengan bercak green beige yang tersebar merata. Bercak berwarna distant blue dapat ditemukan pada bagian costal dan tornus.

(a) (b)

Gambar 10 Papilio polytes (a) jantan (b) betina

(a) (b)

15

Pachliopta polyponthes Boisduval, 1836

P. polyponthes memiliki panjang sayap 57 mm untuk jantan dan 54 mm untuk betina (Gambar 13). Area basal pada jenis ini berwarna graphite black. Warna traffic white menjadi dominan pada bagian discal. Warna graphite black pada vena membuat warna traffic white pada bagian ini menjadi kontras. Pada bagian marginal warna graphite black kembali menjadi dominan. Sayap belakang jenis ini berwarna graphite black, terutama pada bagian basal. Area discal berwarna silk grey, sedangkan submarginal berwarna graphite black. Bercak berwarna tomato red tersebar mulai dari bagian submarginal, costal, apical, dan tornus.

Graphium agamemnon Linnaeus, 1758

G. agamemnon memiliki ukuran sayap yang sama antara jantan dan betinanya yaitu 43 mm (Gambar 14). Warna dominan yang dimiliki oleh jenis ini adalah graphite black. Jenis ini memiliki keunikan yaitu bercak berwarna green beige yang tersebar secara merata pada seluruh bagian sayap.

Gambar 12 Papilio demoleus

Gambar 13 Pachliopta polyponthes

16

Famili Pieridae

Jenis dari famili ini dapat diketahui dari warna dominan berupa kuning dan putih pada sayapnya. Kupu-kupu dari famili ini biasa juga disebut white-yellow. Umumnya ukuran kupu-kupu dari famili ini tergolong kecil hingga sedang (Braby 2004) . Jumlah jenis dari famili ini mencapai 1200 jenis, terbagi dalam 60 genus dari 4 subfamili (Vane-Wright dan De Jong 2003). Pakan larva dari famili ini sebagian besar berasal dari famili Asteraceae, Brassicaceae, Capparaceae, Fabaceae, Loranthaceae, Rhamnaceae, Santalaceae and Zygophyllaceae; Coniferales (Vane-Wright dan De Jong 2003).

Catopsilia pomona Fabricius, 1775

Panjang sayap C. pomona bervariasi mulai dari 35 mm untuk jantan dan 30 mm untuk betina (Gambar 15). Pola warna pada sayap depan jenis ini didominasi oleh warna silk grey untuk bagian basal hingga submarginal. Kupu betina memiliki bercak berwarna clay brown yang tersebar pada bagian discal dan submarginal. Warna clay brown ditemukan pada bagian marginal, apical dan subapical dari jenis ini.

Sayap belakang jantan dari jenis ini dipenuhi oleh warna traffic yellow mulai dari basal hingga apical. Kupu betina memiliki variasi yang berbeda dari jantan pada bagian sayap belakang. Bagian basal berwarna silk grey sedangkan discal hingga submarginal berwarna traffic yellow. Warna clay brown dapat ditemukan pada bagian marginal. Warna traffic yellow kembali menjadi dominan pada bagian costal. Apical, dan tornus. Warna silk grey dapat ditemukan pada bagian dorsal.

Catopsilia scylla Linnaeus, 1763

Kupu jantan memiliki panjang sayap 37 mm, sedangkan kupu betina memiliki panjang sayap 35 mm (Gambar 16). Jenis ini berwarna sulfur yellow pada seluruh bagian sayap, sayap depan dan sayap belakang. Pada kupu betina ditemukan bercak berwarna clay brown pada bagian submarginal sayap depan dan marginal sayap belakang.

(a) (b)

17

Perkandangan Jenis kandang

Kandang yang dimiliki oleh Taman Kupu-Kupu TN Babul terbagi dalam 3 kelompok besar, yaitu kandang untuk telur dan larva, pemeliharaan pupa, dan display untuk imago. Sihombing (1999) menyatakan bahwa aspek perkandangan merupakan salah satu prasarana utama yang perlu disediakan terutama untuk tipe penangkaran tertutup (captive breeding).

Kandang pemeliharaan telur dan larva yang tersedia di Taman Kupu-Kupu terletak dalam bangunan tertutup. Bahan kandang terbuat dari kayu. Kayu memiliki sifat isolator panas (USDA 1968). Hal ini baik bagi pertumbuhan hewan berdarah dingin seperti serangga. Luas kandang sebesar 0.45 m2 dengan ketinggian 2 m (Gambar 17). Volume kandang adalah 0.9 m3. Kandang ini terbagi menjadi 15 bagian, masing masing bagian dapat menampung minimal 1 boks plastikyang berisi larva. Jumlah kandang yang tersedia adalah 5 buah, sehingga minimal total boks plastik berisi larva yang dapat dipelihara adalah 75 boks.

(a) (b)

Gambar 16 Catopsilia scylla (a) jantan (b) betina

(a) (b)

Gambar 17 Contoh (a) dan sketsa (b) kandang pemeliharaan telur dan ulat

18

Kandang pupa terbuat dari rangka besi dan paranet. Rangka besi digunakan untuk memperkuat kandang. Paranet digunakan untuk melindungi pupa dari predator, sirkulasi udara, dan mempermudah pengawasan larva. Terdapat 2 buah kandang pemeliharaan pupa di laboratorium Taman Kupu-Kupu TN Babul, masing-masing berukuran 0.45 m2 dan 1.3 m2 (Gambar 18). Tinggi kedua kandang pupu mencapai 2 m.

Kandang imago atau dome yang dimiliki oleh Taman Kupu-Kupu TN Babul terbuat dari 2 bahan utama, yaitu rangka besi dan paranet. Rangka besi berfungsi sebagai penopang dan paranet sebagai dinding serta atap dome. Taman Kupu-Kupu TN Babul memiliki 2 dome yang berfungsi sebagai kandang display, masing-masing berukuran 7 000 m2 dan 60 m2 (Gambar 19). Dome besar memiliki fasilitas seperti toilet 2 buah, shelter 2 buah, dan jalan trail sepanjang 650 m. Dome kecil fasilitas jalan trail sepanjang 15 m dan 6 buah tempat pakan tambahan. Perbedaan jenis kandang yang dimiliki oleh penangkaran bergantung pada kebutuhan masing-masing (Tabel 6).

(a) (b)

Gambar 18 Contoh (a) dan sketsa (b) kandang pemeliharaan pupa

(a) (b)

19

Penangkaran kupu-kupu secara sederhana dapat dilakukan dengan mudah, namun aspek perkandangan perlu menjadi perhatian penting agar hasilnya maksimal. Harberd (2005) mengatakan bahwa hal utama yang perlu disiapkan adalah kandang yang baik serta memuaskan. Dua bangunan utama yang perlu disiapkan adalah kandang untuk imago terbang, kawin, serta meletakkan telur. Kandang berikutnya adalah kandang pembesaran larva (Harberd 2005).

Ukuran kandang yang ideal sebaiknya ditentukan melalui penelitian (Sihombing 1999). Secara ideal ukuran kandang kupu-kupu imago minimal memiliki luas 20 m2 dengan ketinggian 2.30 m. Kandang larva juga minimal memiliki ukuran yang sama dengan kandang imago namun diberi atap dan dibangun disebelah kandang imago (Harberd 2005). Luas lahan ideal yang digunakan dalam pembangunan penangkaran adalah 0.2 ha (Sihombing 1999). Berdasarkan kriteria ini maka aspek perkandangan dari Taman Kupu-Kupu TN Babul sudah ideal.

Fungsi dan kondisi kandang

Kandang telur dan larva memiliki fungsi ganda, selain untuk membesarkan larva kandang ini juga dapat sarana display bagi pengunjung yang datang dan ingin melihat proses pemeliharaan larva. Kondisi kandang masih baik, perawatan diperlukan untuk membersihkan debu yang dapat mengganggu pertumbuhan larva.

Kandang pupa berfungsi untuk menampung pupa yang dipindahkan dari kandang larva. Pupa yang telah dipindahkan akan digantung dan dijepit pada tali yang telah terpasang rapih didalam kandang. Kandang pupa yang difungsikan baru satu buah dari 2 kandang yang tersedia. Hal ini disebabkan oleh stok pupa yang dihasilkan masih cukup untuk ditampung oleh 1 kandang pupa.

Kandang imago berfungsi sebagai sarana display bagi pengunjung. Selain itu kandang imago berfungsi sebagai pemeliharaan serta perkawinan kupu-kupu dewasa. Kandang imago yang efektif difungsikan adalah kandang imago kecil. Kandang imago besar masih dalam tahap pembangunan. Kondisi kandang cukup baik, hanya perlu beberapa penambalan pada bagian paranet yang berlubang.

Tabel 6 Perbedaan jenis kandang pada beberapa penangkaran

Penangkaran Jenis kandang Ukuran (m) Konstruksi Taman Kupu-Kupu TN Babul Telur Larva Pupa Imago 1×0.45×2 1×0.45×2 1.3×1×2 7000(a) Kayu Kayu Besi, paranet Besi, paranet Bali Butterfly Park(b) Telur Larva Pupa Imago 1.45×0.75×1.35 2×1.5×1 1.5×0.5×2 3700a

Kayu, paranet, seng Kain kasa Aluminium, paranet Besi, paranet Taman Kupu-Kupu Cilember(c) Telur Larva Pupa Imago 0.4×0.35×0.15 0.4×0.35×0.15 2.5×1×2 500a Kayu Kayu Kayu, paranet Besi, paranet (a)

20

Penambahan rear-handle diperlukan pada jalur tracking dome besar. Jalur tracking menjadi licin dan berbahaya pada saat hujan.

Fungsi kandang dapat dioptimalkan dengan pemilihan bahan serta bentuk rancangan yang ideal. Kandang telur dan larva sebaiknya dibuat dari kayu yang akan membantu menjaga suhu telur dan larva tetap hangat. Semakin hangat suhu lingkungan maka akan semakin cepat proses penetasan larva (Sutrisno dan Darmawan 2012). Suhu lingkungan akan dipengaruhi oleh intensitas matahari sehingga kandang larva juga perlu dirancang agar cahaya matahari dapat masuk secara optimal. Pemeliharaan larva dalam boks tertutup juga mengurangi resiko larva terserang parasitoid (Sutrisno dan Darmawan 2012).

Optimalisasi fungsi kandang imago dapat dilakukan dengan pemilihan bentuk yang memanjang. Kupu-kupu akan lebih nyaman terbang dalam kandang yang memanjang dibandingkan persegi (Harberd 2005). Untuk menunjang kenyaman imago, perlu dibuat daerah yang teduh dalam kandang. Kupu-kupu tropis merupakan jenis yang rawan mengalami dehidrasi jika terpapar cahaya matahari langsung dalam waktu yang lama. Idealnya daerah teduh dalam kandang imago mencapai 50% dari total luas kandang (Harberd 2005). Daerah teduh dapat dibuat dengan memberikan lapisan tambahan pada paranet. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kecepatan angin. Bobot kupu-kupu yang ringan sangat rentan jika tertiup angin yang kencang. Penanaman pohon serta semak disekitar kandang akan membantu mengurangi kecepatan angin yang masuk ke dalam kandang.

Tanaman dan Pakan Tambahan Tanaman pakan larva

Tanaman pakan adalah tanaman yang menjadi sumber pakan larva kupu-kupu. Umumnya kupu-kupu memiliki preferensi spesifik terhadap pakan yang akan menjadi makanan larva (Harberd 2005). Terdapat 4 jenis tanaman utama yang telah diketahui menjadi pakan bagi 12 jenis larva kupu-kupu di Taman Kupu-Kupu TN Babul (Tabel 7).

Tanaman pakan larva yang ada di Taman Kupu-Kupu TN Babul dibiakkan secara budidaya, namun ada juga yang tumbuh secara alami. Tipe dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh larva dapat mempengaruhi karakter morfologi dan fisiologinya, seperti : pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, perilaku, ukuran, bahkan warna (Sihombing 1999). Secara umum pakan larva merupakan pakan yang kaya akan protein. Kekurangan pakan pada larva akan memperlambat larva memasuki fase pupa, mengurangi laju pertumbuhan, ukuran tubuh, dan kemampuan reproduksi saat dewasa (Bauerfeind dan Fisher 2005 a). Pakan larva

Tabel 7 Tanaman pakan larva

Nama latin Famili Nama

umum

Jenis larva

Annona muricata Annonaceae Sirsak Graphium sp.

Aristolochia tagala Aristolochiaceae Sirih hutan Troides sp., Pachliopta sp.

Cassia tora Caesalpiniaceae Ketepeng Catopsilia sp.

21 juga berperan dalam mekanisme perlindungan diri. Sirih hutan (Aristolochia tagala) diketahui mengandung sejenis racun dengan nama aristochid acid. Racun ini akan disimpan dalam tubuh larva. Kupu-kupu dari genus Troides dan Pachliopta memanfaatkan racun ini sebagai perlindungan diri dari predator. Tanaman pakan imago

Tanaman pakan imago sebagian besar merupakan tanaman berbunga, hal ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan nectar yang merupakan pakan imago. Sumber pakan lain bagi kupu-kupu tropis adalah buah-buahan matang (Harberd 2005). Terdapat 4 jenis tanaman yang menjadi tanaman pakan imago di Taman Kupu-Kupu TN Babul (Tabel 8). Sebagian besar tanaman pakan imago yang ada di Taman Kupu-Kupu TN Babul tumbuh secara alami, namun pada beberapa spot terdapat penanaman pakan tambahan untuk menambah kuantitas pakan. Karakteristik dari pakan imago adalah kaya akan karbohidrat namun miskin protein (Bauerfeind 2007). Kekurangan pakan pada fase imago akan menyebabkan rendahnya kuantitas dan kualitas telur hasil reproduksi. Selain itu proses reproduksi kupu-kupu dewasa hanya akan berlangsung jika kebutuhan nutrisinya terpenuhi (Bauerfeind dan Fisher 2005 b).

Pakan tambahan

Pakan tambahan merupakan pakan yang diberikan kepada imago untuk melengkapi kekurangan nutrisi (kualitas) atau kekurangan jumlah pakan (kuantitas). Pakan tambahan di Taman Kupu-Kupu TN Babul diberikan saat musim kemarau, karena pada musim tersebut tumbuhan berbunga sebagai sumber nektar jumlahnya berkurang. Pakan tambahan yang diberikan oleh pengelola Taman Kupu-Kupu TN Babul terdiri dari larutan isotonik, larutan gula, larutan gula madu, dan larutan madu. Larutan isotonik merupakan pakan tambahan yang paling digemari oleh imago dewasa (Febrianti 2013) (Gambar 20). Karbohidrat merupakan unsur utama yang diperlukan oleh imago (Bauerfeind et al. 2007). Unsur ini dapat ditemukan pada semua jenis pakan tambahan yang diberikan. Selain gula imago juga membutuhkan mineral. Perilaku mengasin yang sering ditemukan pada kupu-kupu merupakan cara imago dalam mencukupi kebutuhan mineralnya. Beberapa jenis mineral dalam bentuk elektrolit yang terdapat dalam pocari adalah Na+, K+, Cl-, Mg2+, Ca2+.

Beberapa unsur lain yang dibutuhkan oleh kupu-kupu adalah lipid, amino acid, dan vitamin. Lipid berfungsi dalam proses reproduksi, bahan kering untuk oocyte, dan sumber tenaga selain gula (Bauerfeind et al. 2007). Asam amino merupakan faktor pembatas dalam reproduksi, sedangkan vitamin berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan, produksi telur, serta pergantian kulit pada larva. Pisang merupakan pakan tambahan yang baik untuk diberikan pada kupu-kupu

Tabel 8 Tanaman pakan imago

Nama latin Famili Nama umum

Clerodendrum japonicum Verbenaceae Bunga pagoda

Hibiscus rosa-sinensis Malvaceae Kembang sepatu

Ixora coccinea Rubiceae Bunga asoka

22

karena pisang memiliki kandungan gizi yang lengkap dan diperlukan oleh kupu-kupu (Bauerfeind et al. 2007).

Pembuatan larutan pakan adalah sebagai berikut: (1) Pakan isotonik, 15 gram serbuk isotonik dilarutkan dalam 280 cc air mineral, (2) Pakan madu, 2

Dokumen terkait