• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan dan Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada perusahaan integrator (PT Japfa Comfeed, PT Sierad Produce, PT Charoen Pokpand) dan Retailer (Indomart dan Alfamart) yang dilaksanakan pada bulan Pebruari hingga Agustus 2016. Penelitian dilakukan mulai dari farm sampai ke retailer. Ada beberapa metode persiapan dan pengumpulan data namun yang dilakukan penulis adalah melakukan observasi langsung, pengecekan dokumen dan wawancara.

Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat langsung terjadinya proses di farm dengan mendatangi beberapa farm di wilayah Jabodetabek, kemudian dilanjutkan ke RPA (Rumah Pemotongan Ayam) / slaughterhouse, processor dan beberapa retailer seperti ke Giant, Carefour dan KFC (Horeka). Pada farm, peneliti langsung melakukan pengamatan ke kandang-kandang ayam untuk melihat bagaimana dan seperti apa ayam dibesarkan di dalam kandang mulai dari DOC berumur 7 hari yang disebut baby chick,

pemilihan baby chick, penempatan, pemberian pakan dan sampai besar untuk siap dipotong dan dikirim ke RPA melalui transporter.

RPA memesan ayam pada departemen commercial farm dengan jumlah dan standar tertentu. Alat transportasi disediakan oleh RPA bekerjasama perusahaan transportasi yang disebut transporter. Ayam hidup yang datang ke RPA dilakukan pemilahan dan pengecekan kesehatan oleh dokter hewan RPA untuk memilih ayam yang layak dipotong. Jika ayam tersebut termasuk dalam ayam kategori layak dipotong, maka ayam tersebut dilakukan penimbangan ulang untuk memilah ayam dengan standar ukuran yang ditetapkan. Tahap selanjutnya adalah ayam-ayam tersebut diikat dan digantung untuk dimasukan ke area pemotongan. Proses pemotongan dalam RPA terdiri dari beberapa area diantaranya:

a) Area Kedatangan

1) Kedatangan ayam hidup

2) Inspeksi oleh bagian Quality Control dan dokter hewan 3) Ayam diturunkan dari truk

4) Penimbangan ayam

5) Pengistirahatan ayam untuk mengurangi stress 6) Penggantungan ayam ke Shackle

b) Area Pemotongan

1) Melakukan pemotongan 2) Perendaman air panas 3) Pencabutan bulu c) Area Pembersihan Jeroan

1) Pembukaan kloaka dan pengeluaran jeroan 2) Penggantungan

3) Penyemprotan dengan air bersih sebelum karkas masuk ke area bersih d) Area Pengepakan

1) Pencucian karkas dalam tanki dingin agar tercapai suhu < 40C 2) Penimbangan karkas

3) Pemilahan dan pengemasan

4) Penyimpanan karkas dalam ruang pendingin untuk pengiriman

5) Penyimpanan karkas dalam ruang pembekuan untuk pengiriman luar pulau

Selain melakukan observasi ke RPA, penulis juga melakukan observasi ke industri produk olahan (processor) yang memproduksi makanan siap saji dari bahan dasar daging ayam yang menghasilkan produk olahan berupa nuged, chicken wings, stick atau jenis produk lainnya yang dipesan oleh pelanggan. Terakhir penulis melakukan pengamatan langsung ke retailer yaitu ke beberapa supermarket seperti Giant, Carefour dan bahkan ke KFC.

Pengecekan Dokumen

Pengecekan dokumen dimulai dari dokumen pesanan yang ada di farm, proses pemberian pakan, penanganan penyakit, standar bio-sehat dan pengelola farm atau kandang. Dokumen dari RPA yang dikirim ke farm dan pesanan ke farm melalui

informasi farm, jumlah ayam, perlakuan dan lama perjalanan. Dokumen proses pada RPA, dokter dan hasil produksi.

Wawancara

Wawancara dilakukan mulai dari breeder yang memproduksi DOC Comercial, kemudian farm yang melakukan proses pembesaran hewan mulai dari baby chick

sampai siap dikirim ke RPA dan ke wholesaler. Penulis melakukan wawancara terhadap manajer RPA yang bertanggungjawab terhadap proses produksi di RPA dan terakhir dilanjutkan pada manajer produksi perusahaan processor untuk proses pengolahan makanan berbahan dasar dari ayam seperti Bellfood atau SoGood yang menghasilkan produk olahan lanjutan berupa chicken wing, nugged,

stick dll.

Rantai Produksi Breeder

Sebelum melakukan analisis rantai produksi dari farm hingga retailer, sedikit disampaikan asal mula dari ayam broiler yang dibesarkan dari anak ayam DOC di Indonesia. DOC GPS yang diimpor dilakukan proses sortir untuk memilah anak ayam yang sehat kemudian memilah pejantan dan betina, pemberian nutrisi (grogel) dan pemusnahan ayam yang tidak sehat. DOC GPS dikarantina pada hen house close untuk dilakukan proses pembesaran selama 25 minggu. Untuk saat ini sudah ada yang mengimpor GPS berupa telur untuk mengurangi resiko kematian DOC GPS. Setelah DOC GPS berusia 25 minggu, maka selanjutnya dilakukan proses persilangan untuk menghasilkan telur PS (parent stock). Proses produksi persilangan untuk menghasilkan telur PS adalah antara 25-65 minggu. Penetasan telur PS dilakukan di farm berbeda dengan lama proses penetasan 21 hari.

Gambar 14 Rantai produksi breeder PT X

Penetasan Telur PS Telur bakal DOC

Grand Parent Stock

(GPS) (ayam I)

Pembesaran PS (parent stock) Pembesaran GPS di Farm hingga bertelur Penetasan Telur Distribusi DOC

Telur Calon Parent Stock

Parent Stock (ayam II) Doc (Ayam III)

Dijual bebas /

Poultry Shop

Hasil penetasan telur PS disortir kembali untuk mendapatkan anak ayam PS yang sehat dan normal. Terakhir adalah pemisahan jenis antara pejantan dan betina. Setelah PS berusia 25 minggu, PS disilangkan untuk menghasilkan anak ayam pedaging untuk dipotong (DOC). DOC didistribusikan ke farm internal,

farm kontrak dan sebagian di jual bebas atau ke Poultry Shop. Proses produksi PS untuk menghasilkan DOC adalah diantara 25 - 70 minggu. Jika usia PS diatas 70 minggu, maka PS tersebut diapkir atau dijual bebas sebagai ayam pedaging. DOC yang berusia 25-40 hari maka DOC tersebut siap dipanen.

Rantai Produksi Ayam Broiler

Setelah melakukan pengumpulan data dan dokumen, selanjutnya adalah analisis rantai produksi dari farm hingga retailer. Hasil penelitian menunjukan rantai produksi ayam broiler di beberapa tempat memiliki model yang berbeda-beda. Gambar 15 menunjukan beberapa model rantai produksi di Jabodetabek.

Rantai Produksi Model X

Rantai Produksi Model Y

Rantai Produksi Model Z

Gambar 15 Model rantai produksi ayam broiler PT XYZ

RPA memiliki standar dan target produksi tertentu. Untuk memenuhi target produksi tersebut diperlukan strategi pemenuhan produksi diantaranya dengan menjalin kontrak dengan farm-farm masyarakat, mencari ke pengepul dan bahkan menyediakan jumlah farm dengan produksi ayam hidup yang cukup banyak, seperti di PT X dan Y jika kebutuhan ayam hidup di RPA tidak terpenuhi, maka sales mencari ayam hidup ke pengepul umum.

Own Farm Pengepul RPA Retailer Processor Contract Farm Pengepul

RPA Wholesaler Retailer

Processor Own Farm Contract Farm RPA Retailer Processor

Transporter bertugas melakukan distribusi ayam hidup dari farm ke RPA dan hasil produksi RPA ke processor atau ke wholesaler dan atau dari wholesaler

ke retailer. Transporter terdiri dari transporter mitra dan internal. Transporter

mitra adalah perusahaan penyedia kendaraan dan masih merupakan anak perusahaan integrator sementara transporter internal adalah kendaraan yang dimiliki di internal perusahaan integrator. Pengiriman ayam hidup umumnya lebih menggunakan transporter internal farm atau RPA.

Rantai produksi dari RPA ke retailer di stakeholder PT X dan Z memiliki model rantai produksi yang sama sementara rantai produksi RPA ke retailer di PT Y memiliki rantai produksi yang sedikit berbeda dimana PT Y mengirim semua hasil produksi RPA ke wholesaler untuk di stok di gudang, kemudian produk RPA tersebut didistribusikan ke retailer dan atau processor.

Keuntungan dan kerugian dari ketiga model rantai produksi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Keuntungan dari model PT X dan Y, RPA dapat selalu memenuhi target ayam hidup dengan standar yang ditentukan sementara kekurangannya, data dan informasi asal peternak dari pengepul tidak diketahui atau hilang. 2. Administrasi logistik dari PT Y lebih baik, karena semua produk

didistribusikan melalui wholesaler

3. PT Z memiliki kelebihan di RPA karena data informasi asal peternak dapat diketahui walaupun informasi tersebut hanya terbatas di RPA

Dari ketiga analisis rantai produksi di PT X,Y dan Z, secara umum rantai produksi tersebut tampak seperti pada gambar 16 yang menunjukan hubungan antara

stakeholder secara induktif.

T = Transporter

Gambar 16 Rantai produksi ayam broiler PT XYZ T T T T T T T Konsumen Konsumen Independent Farm 2. Farm Pengepul 3. RPA Waste & By Product 6. Retailer 5 Processor 4 Wholesaler Poultry Shop 1. Breeder Handler Traditional Market Broker/Penampu ng HOREKA

1) Breeder

Breeder adalah farm yang menghasilkan DOC untuk dibesarkan di farm

DOC dan sebagian di jual bebas melalui poultry shop. Seperti dijelaskan sebelumnya, Breeder melakukan proses pembesaran dan persilangan ayam hidup PS untuk menghasilkan telur-telur untuk ditetaskan dan menghasilkan DOC commercial yang dijual atau disalurkan ke farm-farm

ayam broiler.

2) Farm

Farm terdiri dari farm masyarakat (independent farm), contract farm dan

own farm. Independent Farm adalah farm masyarakat yang secara perseorangan membesarkan dan memproduksi ayam hidup untuk dijual dan memperoleh DOC untuk dibesarkan dari poultry shop. Poultry shop

membeli DOC dari breeder. Contract farm adalah farm masyarakat yang membesarkan DOC sesuai dengan perjanjian kontrak yang telah disepakati dengan perusahaan integrator dan umumnya DOC dan pakan diproduksi oleh perusahaan. Own farm adalah farm milik perusahaan integrator.

3) RPA

Di RPA seperti dijelaskan sebelumnya terdapat 3 proses yaitu kedatangan, pemotongan, pembersihan jeroan dan pengepakan. Pada proses kedatangan, semua ayam hidup diperiksa kembali kesehatannya, ditimbang, dicatat kembali dan di istirahatkan untuk menghilangkan stress. Jika terdapat ayam yang tidak layak di potong, maka ayam tersebut di KIR atau dikembalikan ke farm. Setelah semua proses kedatangan dilakukan, proses selanjutnya adalah pemotongan, pembersihan bulu, jeoran, pencacahan dan pengepakan.

Semua permintaan dan pengiriman ayam broiler dari farm ke RPA diatur oleh commercial farm departement. Ayam broiler dikirim dari farm

sesuai permintaan dari RPA dengan standar yang ditetapkan oleh RPA dan bahkan broker. Ayam hidup yang tidak memenuhi standar, berpenyakit atau tidak normal dikirim sebagai Waste & by product. RPA menerima ayam hidup dari farm dan jika target produksinya tidak terpenuhi maka menerima atau membeli dari pengepul. Pengepul menerima dan mencari ayam dari broker dan independent farm untuk dijual langsung ke konsumen dan RPA. Sisa produksi dari produksi dari RPA berupa bulu, tulang, kepala, ceker, dan jeroan dikirim sebagai waste & by product. Sebagian jeroan, usus, kepala dan ceker dibeli oleh handler (penjual makanan olahan yang memanfaatkan jeroan ayam, kepala dan ceker seperti tukang bubur ayam, penjual bakso dan penjual olahan makanan lainnya dari ayam).

Farm mengirim dan mencatat semua data dan informasi pengiriman ayam hidup yang kemudian diterima oleh RPA untuk di periksa dan dicatat kembali sesuai dengan pesanan. Ayam hidup yang diterima Di RPA, data dan informasi yang dicatat dapat mengetahui informasi asal ayam (broiler track) dari farm dan atau kandang mana saja, kelompok ayam dan informasi treatment terhadap ayam tersebut selama pembesaran di farm.

Ayam yang diterima dari pengepul umumnya di campur dari beberapa

farm dan tidak dicatat secara detail. Ayam digabung dan dicampur sehingga identifikasi ayam perkelompok (flock) dari farm tertentu sudah tidak dapat dikenali lagi karena dicampur. Informasi asal ayam dari farm

mana pada tahap ini sudah hilang dan tidak dicatat lagi.

Tahap RPA ini, hasil produksi menghasilkan beberapa jenis produksi. Hasil produksi menghasilkan beberapa jenis produksi seperti cacass, frozen, boneless, pilet dan jenis produk lainnya sesuai pesanan dan dari pelanggan. Data dan informasi produk teridentifikasi melalui proses

packing dan labeling berupa informasi farm, harga, tanggal kadaularsa dan informasi lainnya sesuai pesanan penjualan (sales order) dari pelanggan.

Hasil produksi RPA berupa pilet, sayap dan karkas umumnya dipesan dan dikirim ke Processor untuk dijadikan bahan olahan makanan lain seperti nugged, stick, wings, dan produk olahan lainnya, gelondongan dan cacah lainnya dijual ke pasar tradisional secara langsung melalui penjual pasar. Pemesanan daging ayam juga dilakukan oleh Horeka langsung ke RPA. Ada beberapa RPA seperti pada model Z, menyetok seluruh produksi ayam di wholesaler.

4) Wholesaler

Hasil produksi dari RPA selain dikirim ke retailer dan processor juga dikirim ke wholesaler sebagai tempat penyimpanan atau gudang khusus penjualan dan distributor. Contoh wholesaler di antaranya Lotte Mart, Makro dan gudang penyimpanan khusus produk daro RPA

5) Processor

Processor adalah perusahaan makanan olah yang memproduksi jenis makanan oleh yang berbahan dasar dari ayam. Processor memperoleh ayam biasanya langsung dari RPA. Dan processor masih merupakan anak perusahaan dari perusahaan integrator

6) Retailer

Retailer seperti contoh Carefour, Giant dan Lotte Mart menerima daging ayam hasil produksi dari RPA dan dari wholesaler. Retailer menjual kembali daging ayam tersebut langsung ke konsumen, Horeka dan pedagang kecil.

Pada umumnya stakeholder yang terlibat pada proses pembesaran, pemotongan dan pengolahan ayam tersebut meliputi 5 stakeholder utama yaitu

farm, RPA, processor, wholessaler dan retailer seperti ditunjukan pada gambar 17 Standar Atribut Stakholder. Gambar 17 menjelaskan proses dan atribut data dan informasi yang terjadi pada setiap stakeholder. Setiap farm memproduksi ayam broiler untuk di kirim ke RPA sesuai permintaan dan standar yang telah ditentukan oleh RPA. Farm mengirim ayam hidup dengan kendaraan yang telah disiapkan RPA atau farm itu sendiri. Jumlah ayam tiap farm rata-rata 20.000 - 30.000 ekor dari setiap kandangnya. Setiap kandang dikelola oleh 1 mandor kandang dengan 2 operator kandang. Setiap kandang memiliki 2 – 3 lantai. Pembesaran ayam mulai dari DOC selama 25 - 40 hari dengan perlakuan

bermacam-macam. Satu kandang dihuni satu batch ayam. Riwayat penyakit, pemberian pakan dan perlakuan lainnya di catat sebagai riwayat setiap batch

ayam.

Gambar 17 Standar atribut stakeholder

RPA menerima ayam hidup dari farm pada area kedatangan kemudian di periksa kesehatannya oleh dokter hewan karena hanya ayam-ayam yang sehat dan layak dipotong yang akan ditimbang kembali. Jika ayam tersebut berpenyakit atau tidak layak, maka ayam tersebut dipisahkan sedangkan ayam sehat langsung dilakukan proses pemotongan, pembersihan, pencacahan dan pengepakan sesuai jenis dan ukuran yang dipesan oleh konsumen. Semua informasi asal ayam, keadaan ayam dan proses di data di RPA sebagai bahan informasi selanjutnya yang diterapkan pada barcode system pada saat packaging dan labelling.

Hasil produk RPA berupa paha, karkas, sayap atau bentuk lainnya sesuai pesanan pelanggan dicatat dan didistribusikan. Distribusi produk RPA dilakukan oleh transporter. Transporter merupakan perusahaan mitra yang bertanggung jawab terhadap pengiriman ayam-ayam hasil produksi RPA dimana jenis mobil yang digunakan disesuaikan dengan jenis produk. Distribusi produk RPA dikirim ke beberapa jenis pelanggan diantaranya pelanggan untuk Processor yang melakukan proses pengolahan yang berbahan dasar daging ayam seperti nugget, spicy wing dan atau produk olahan lainnya, wholesaler sebagai gudang penyalur terpusat untuk sebagian perusahaan integrator dan atau ke retailer langsung seperti giant, lotte dan carefour. Disamping semua itu, pesanan ayam produksi RPA datang dari Horeka (Hotel, Restoran dan Kafe).

Growing Processing Wholesaler Retailing

Farm IdFarm FamType Capacity Broiler IdBacth BatchCode Start_date Harvest_date Status Treatment BatchCode Treatment Note Status Customer Id_handler Name Address Process IdProcess Process_date IdTransporter Arrivals Estimate IdProcess Farm_source amount Order IDTransport idProduct Cust_type Orders Product Product_type Barcode Price unit Retailer idRetailer Cust_type Address Request Product_type Farm Slaughterhouse Processor Wholesaler

Batch Hen House Process arrivals barcode Price, expired Capacity DOC Product Retailer

Aktor Rantai Produksi

Aktor adalah bagian atau orang yang melakukan aksi tertentu yang berhubungan secara langsung dengan rantai produksi produksi. Pada dasarnya, aktor rantai produksi tersebut terdiri dari :

1) Farmer - Operator Kandang - Dokter Hewan - Kepala Kandang 2) Transporter - Driver - Assisten Driver 3) Pengepul - Makelar - Pengepul 4) RPA - Dokter Hewan - Pemotong - Staf Produksi - Sales/Marketing 5) Processor - Marketing - Staf Produksi - Kepala Produksi 6) Wholesaler - Sales - Logistik - Distributor 7) Retailer - Kepala Toko - Salesman

Setiap aktor memiliki peranan masing-masing dengan standar tertentu. Setiap

farmer diatur oleh Commercial Farm Departement yang bertanggungjawab terhadap semua produksi farm dan melakukan transaksi pengiriman ayam ke RPA sesuai permintaan RPA. Administrator farm akan mengirimkan ayam sesuai DO yang diterima dari Comercial Farm. Pengiriman dilakukan oleh transporter yang merupakan mitra perusahaan transportasi dengan jenis kendaraan disesuaikan dengan jenis ayam atau jenis produk tertentu. Pemotong melakukan tugasnya sebagai pemotong ayam hidup di RPA yang memiliki sertifikat sebagai pemotong ayam. Hasil produksi di RPA dikirim ke pelanggan diantaranya: processor,

retailer, wholesaler, handler, Horeka dan atau ke konsumen langsung.

Sisa Produksi (waste & by product)

Sisa produksi tentunya ada disetiap stakeholder. Berikut adalah sisa produksi (production waste) pada setiap stakeholder.

a) Farm.

Sisa proses produksi yang terjadi pada farm berupa kotoran ayam, sisa makanan ayam dan ayam mati. Kotoran ayam dan sisa makanannya dijual untuk dijadikan pupuk sementara ayam mati dilakukan pemusnahan dengan dibakar

b) RPA

RPA menghasilkan sisa produksi berupa bulu ayam, kaki cakar ayam, kepala, jeroan dan tulang. Namun semuanya dapat dijadikan barang olahan tertentu dan pesanan sehingga pada RPA tidak ada sisa yang dibuang

c) Processor

Pada Processor terdapat sisa dari sampah bumbu dari ramuan untuk produk tertentu dan produk olahan gagal yang tidak layak di konsumsi

Peranan Stakeholder

Peranan stakeholder telah disampaikan sebelumnya, namun secara garis besar peranan setiap stakeholder pada dasarnya berada pada farm, RPA, wholesaler,

processor, transporter dan retailer (Horeka dan konsumen) seperti pada gambar 18 berikut.

Gambar 18 Stakeholder role

Farm memiliki peranan melakukan memelihara, memberi pakan dan membersihkan tempat/kandang pembesaran DOC disamping selalu mengawasi DOC yang berpenyakit untuk diobati atau di buang. DOC yang masih baby chick selama 7 hari di tempatkan pada area baby chick dengan temperatur dan cahaya yang ditetapkan rata-rata 40oC. setelah 7 hari, baby chick digabung pada area pembesaran kandang umum. Farm selain tempat pembesaran juga sebagai penyedia ayam untuk pengepul. RPA bertugas melakukan proses produksi mulai dari penimbangan ayam, pemotongan, pembersihan bulu dan jeroan kemudian

Farm RPA Transporter Pemeliharaan Pembesaran Pemotongan, pembersihan pengepakan, pengiriman,

distribusi, labeling dan penjualan

Wholesaler

Processor

Retailer

Logistik, penjualan, distribusi dan penyimpanan

Produksi olahan, penjualan, distribusi dan labeling

Distribusi Penyimpanan Penjualan Penyimpanan S T A K E H O L D E R R O L E

menjadi produk tertentu sesuai dengan pesanan pelanggan. Proses produksi di RPA tergantung kemampuan mesin. Di PT X, kemampuan mesin rata-rata 64 ribu ekor per hari atau 40 ribu ekor / 5 jam. Produk hasil dari RPA, biasanya di order/dikirim ke processor, wholesaler dan Horeka sebagai retailer. Wholesaler

dan retailer memiliki peran sebagai penjual hasil produksi sementara processor

mengolah daging ayam ke bentuk produk olahan lainnya dan transporter adalah penyedia alat transportasi ke stakeholder.

Traceability System yang Berjalan

Dari hasil penelitian pada stakeholder di lapangan, diketahui bahwa flow informasi dan data untuk melakukan traceability data ayam broiler dari farm ke

retailer terbukti hanya ada di beberapa stakeholder tertentu seperti pada gambar 19 sistem informasi broiler. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem informasi terintegrasi yang dapat menampung sistem traceability dari farm hingga ke

retailer secara terpusat (centralized system).

Penelitian ini tujuan utamanya adalah melakukan penelitian terhadap

traceability ayam broiler dari farm sampai ke retailer. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, menunjukan bahwa traceability tidak terjadi pada ayam broiler mulai dari farm sampai ke retailer. Tidak ada sistem yang dapat menunjukan proses traceability tersebut. Informasi ayam broiler dari farm ke RPA hanya tercatat pada RPA namun tidak secara detail sehingga informasinya tidak jelas dan terputus hanya sampai di RPA. Informasi produk dari RPA sampai ke retailer dan atau ke processor hanya tercatat pada kode barkode berupa jenis produk, masa kadaluarsa dan harga.

Gambar 19 Sistem informasi broiler

Gambar 19 menunjukan bahwa sistem informasi yang ada dikembangkan untuk kebutuhan masing-masing stakeholder, sehingga untuk melakukan traceability

informasi broiler terputus hanya di salah satu atau antara dua stakeholder. Dari semua sistem informasi tersebut, dilakukan transformasi penggabungan data-data yang ada hubungannya dengan data traceability dalam satu database sistem

traceability (re-engineering). Comercial Farm System Slaughter Information System Processor App System Wholesaler System

Gambar 20Sistem rantai produksi broiler saat ini

Kompleksitas terjadi pada RPA (slaughterhouse) karena RPA pada kenyataannya menerima ayam broiler dari stakeholder own farm, independent farm, farm

kontrak dan broker tanpa memisahkan proses produksi ayam per batch. Untuk memenuhi target produksi, RPA menerima ayam darimana saja yang proses pemotongannya dicampur sehingga ketika menghasilkan produk, hanya dapat diketahui informasi asal ayam per hari, bukan per stakeholder pada setiap produknya. Produk hasil produksi RPA tersebut merupakan pesanan customer

(processor atau wholesaler dan retailer). Packing dan labeling yang digunakan atas permintaan kustomer hanya berupa asal RPA, expire date dan harga.

Traceability System yang Diusulkan

Untuk mengatasi parsial sistem tersebut, maka perlu dikembangkan sistem

traceability yang terintegrasi mulai dari farm sampai ke retailer dengan

Dokumen terkait