• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Sifat Fisik Tanah

Pengaruh dari pengaplikasian kompos Tithonia diversifolia, Cromolaena

odorata dan interaksi Tithonia diversifolia dengan Cromolaena odorata serta

waktu pengomposan terhadap sifat fisik tanah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2.iNilai rataan beberapa sifat fisik tanah akibat pemberian beberapa kompos

iidengan berbagai masa pengomposan setelah akhir masa generatif

Perlakuan Bulk Density

(g/cm3)

C-Organik (%)

Total Ruang Pori (%) Kompos T. diversifolia (Td) 1.104 a 1.90 a 59.66 a C. odorata (Co) 1.112 a 2.05 a 55.42 a Td x Co 1.032 b 2.37 a 59.35 a Waktu pengomposan W0 (0 minggu) 1.213 a 1.68 a 53.29 a W2 (2 minggu) 1.072 b 2.13 ab 57.59 a W4 (4 minggu) 0.963 c 2.51 b 63.57 b

Ket : Superscript yang sama menunjukan tidak ada perbedaan dari setiap parameter pada taraf 5%

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata berdasarkan nilai bulk density, C-organik dan total ruang pori terkecuali kompos pada parameter C – organik dan total ruang pori tidak yang menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata.

a. Bulk density

Tabel 3. iPengaruh interaksi aplikasi kompos T. Diversifolia dan kompos

C. odorata dan campurannya pada masa pengomposan yang berbeda

terhadap bulk density tanah (g/cm3)

Kompos Waktu

W0 W2 W4

Td 1.23 1.10 0.98

Co 1.27 1.12 0.95

TdCo 1.14 1.00 0.95

Dari Tabel 2 diketahui bahwa bulk density pada perlakuan kompos

C. odorata dengan waktu pengomposan selama 0 minggu (CoW0) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 3.80 dan nilai terendah 2.86 terdapat pada perlakuan kombinasi Tithonia diversifolia dan Cromolaena odorata dengan waktu

pengomposan selama 4 minggu (TdCoW2) dan pada perlakuan kompos

Cromolaena odorata dengan lama pengomposan 4 minggu (CoW4).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kompos yang berbeda dan lama waktu pengomposan yang berbeda maka berbeda pula pengaruhnya pada bulk density tanah.

Gambar 1. Grafik pengaruh interaksi aplikasi bahan kompos T. diversifolia dan

kompos bahan C. odorata dan bahan campurannya pada masa pengomposan yang berbeda terhadap bulk density

Gambar 1 diketahui bahwa bulk density pada perlakuan kompos

C. odorata (Co) dengan waktu pengomposan selama 0 minggu (W0) memiliki nilai tertinggi sebesar 1.27 g/cm3. Dari grafik dapat dilihat aplikasi kompos T.

diversifolia (Td), kompos C. odorata (Co) dan kombinasi kompos T. diversifolia

(Td) dan C. odorata (Co) menunjukkan penurunan nilai bulk density seiring dengan waktu pengomposan yang semakin cepat

b. Total ruang pori tanah

Tabel 4. Pengaruh pengaruh interaksi aplikasi kompos T. diversifolia dan kompos

C. odorata dan campurannya pada masa pengomposan yang berbeda

terhadap total ruang pori tanah (%)

Kompos Waktu

W0 W2 W4

Td 57.83 58.43 62.73

Co 50.13 52.17 63.97

Dari Tabel 3 diketahui bahwa total ruang pori pada perlakuan Kombinasi Kompos T.diversifolia dan C. odorata dengan 4 minggu pengomposan (TdCoW2) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 64,00 % pada perlakuan kompos (TdW0) dengan 0 minggu pengomposan memiliki nilai terendah yaitu sebesar 45,76 %.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh dari pemberian kompos yang berbeda dan waktu yang berbeda maka berbeda pula pengaruhnya pada total ruang pori tanah.

Gambar 2. Grafik pengaruh interaksi aplikasi bahan kompos T. diversifolia,

bahan kompos C. odorata dan bahan campurannya pada masa pengomposan yang berbeda terhadap total ruang pori tanah

Gambar 2 diketahui bahwa total ruang pori tanah pada perlakuan kompos yang dikombinasikan antara T. diversifolia (Td) dan C. odorata (Co) dengan waktu pengomposan selama 4 minggu (W4) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 64.00 %. Dari grafik dapat dilihat aplikasi kompos T. diversifolia (Td), kompos C. odorata (Co) dan kombinasi kompos T. diversifolia (Td) dan C.

odorata (Co) menunjukkan peningkatan nilai total ruang pori tanah seiring dengan waktu pengomposan yang semakin lama.

c. C - organik tanah

Tabel 5. Pengaruh pengaruh interaksi aplikasi kompos T. diversifolia dan kompos

C. odorata dan campurannya pada masa pengomposan yang berbeda

terhadap C-organik tanah (%)

Kompos Waktu

W0 W2 W4

Td 1.47 2.04 2.21

Co 1.67 2.01 2.48

TdCo 1.90 2.36 2.84

Dari Tabel 4 diketahui bahwa c - organik pada perlakuan kombinasi bahan kompos T. diversifolia dan C. odorata dengan 4 minggu pengomposan (TdCoW2) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 2,85 % pada perlakuan kompos (TdW0) dengan 0 minggu pengomposan memiliki nilai terendah yaitu sebesar 1,47 %.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh dari pemberian kompos yang berbeda dan waktu yang berbeda maka berbeda pula pengaruhnya pada total ruang pori tanah.

Gambar 3. Grafik pengaruh interaksi aplikasi bahan kompos T. diversifolia,

bahan kompos C.odorata dan bahan campurannya pada masa pengomposan yang berbeda terhadap C-organik tanah

Gambar 3 diketahui bahwa nilai C-organik tanah pada perlakuan kompos yang dikombinasikan antara T. diversifolia (Td) dan C. odorata (Co) dengan waktu pengomposan selama 4 minggu (W4) memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 2.84 %. Dari grafik dapat dilihat aplikasi kompos T. diversifolia (Td), kompos C.

odorata (Co) dan kombinasi kompos T. diversifolia (Td) dan C. odorata (Co)

menunjukkan peningkatan nilai C-organik tanah seiring dengan waktu pengomposan yang semakin lama. Dengan kata lain semakin banyak jenis kompos yang digunakan maka semakin tinggi nilai C-organik tanah.

Pembahasan

Bulk Density

Pemberian kompos Chromolaena odorata (Co) dengan lama pengomposan selama 0 minggu (W0) menghasilkan nilai bulk density yang

tertinggi (1.27 gr/cm3). Sedangkan nilai bulk density yang terendah terdapat pada perlakuan CoW4 dan TdCoW4 sebsar 0.95 gr/cm3. Penurunan ini disebabkan oleh lamanya waktu proses pengomposan sehingga meningkat kandungan bahan organik tanah dan tanah menjadi remah akibatnya pori aerase tanah meningkat yang pada akhirnya kepadatan tanah menurun.

Waktu pengomposan yang semakin lama berpengaruh terhadap peningkatan populasi mikroba di dalam tanah. Aktivitas mikroorganisme ini berperan dalam menurunkan kepadatan tanah atau bulk density. Hal ini sesuai dengan pernyataan Marsono dan lingga (2007) juga menyatakan bahwa bahan organik dapat menaikkan kondisi kehidupan mikroorganisme didalam tanah sehingga dapat mengikat butiran tanah menjadi butiran yang lebih besar. Mangoensoekarjo (2007) juga menyatakan bahwa manfaat bahan organik secara umum adalah untuk meningkatkan aktivitas mikroba didalam tanah dan untuk menambah populasi mikroba dalam tanah, karena setiap bahan organik yang standar biasanya juga mengandung berbagai jenis mikroba. Aktifitas mikroorganisme ini akan dapat menurunkan kepadatan tanah atau bulk density.

Total Ruang Pori

Penggunaan kompos yang dikombinasikan antara T. diversifolia (Td) dan

C. odorata (Co) dengan waktu pengomposan selama 4 minggu (W4) (TdCoW4) menunjukan hasil total ruang pori tanah tertinggi sebesar 64%, sedangkan total ruang pori tanah terendah diperoleh pada penggunaan kompos C. odorata (Co) dengan lama pengomposan selama 0 minggu (W0) sebesar 50.13%. Hasil ini sesuai dengan nilai kerapatan tanahnya, tanah dengan nilai bulk density tertinggi (CoW0) mempunyai porositas yang lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno (1987) yang menyatakan bahwa porositas total dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur dan tekstur tanah. Porositas tanah meningkat sejalan dengan meningkatnya kandungan bahan organik didalam tanah. Tanah dengan struktur granular atau remah mempunyai porositas lebih tinggi dari tanah dengan struktur masif.

Peningkatan ruang pori terjadi karena menurunnya kerapatan massa oleh penambahan bahan organik, karena bahan organik yang ditambahkan memiliki kerapatan massa yang lebih rendah dari matriks tanah. Hal ini juga dikarenakan pemberian bahan organik yang dimana bahan organik yang berbentuk butir – butir sehingga dapat membentuk agregat tanah yang bergumpal. Hal ini sesuai dengan literatur Buckman dan Brady (1982) yang menyatakan bahwa tanah – tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang besar akan memiliki total ruang pori per kesatuan volume yang tinggi. Sejalan dengan pendapat Mangoensoekarjo (2007) bahwa dengan adanya bahan organik aktivitas mikroorganisme semakin meningkat dalam hal ini akan memperbanyak dan memperbesar pori – pori makro di dalam tanah.

C - Organik

Aplikasi kompos Chromolaena odorata, Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan C - organik tanah. Namun waktu pengomposanlah yang berpengaruh terhadap kadar C – organik tanah. Semakin lama waktu pengomposan akan meningkatkan C – organik tanah. Sehingga ketika diaplikasikan ke tanah, kompos dengan waktu pengomposan selama 4 minggu memiliki kandungan C - organik yang tinggi. Waktu pengomposan ini berpengaruh nyata terhadap kandungan C – organik tanah. Proses pelapukan bahan organik membutuhkan selang beberapa waktu dalam. Dari pelapukan bahan organik ini akan dihasilkan asam – asam organik yang berperan dalam mengikat unsur P dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim (2008) yang menyatakan bahwa dari pelapukan bahan organik akan dihasilkan asam humat, asam fulvat serta asam - asam organik lainnya. Asam - asam itu dapat mengikat logam Al dan Fe sehingga mengurangi kemasaman tanah serta mengikat logam P dan P akan lebih tersedia.

Dokumen terkait