• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara umum dapat diketahui bahwa perbedaan saluran dengan menggunakan 3 varietas memberi pengaruh terhadap kapasitas alat, kerusakan buah hasil sortasi, keseragaman buah tiap-tiap kelas dan persentase berat buah hasil sortasi tiap kelas.

JERUK

Kapasitas kerja alat

Dari hasil penelitian diperoleh data kapasitas kerja alat untuk buah jeruk. Tabel 3. Data pengamatan kapasitas alat untuk buah jeruk.

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III C1 403.6 430.6 418.63 1252.83 417.61 C2 410.34 430.12 420.12 1260.58 420.19 C3 420.24 428.36 430.15 1278.75 426.25 Total 1234.18 1289.08 1268.9 3792.16 Rataan 411.39 429.7 422.97 420.72

Dari Tabel 3 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kapasitas terbesar untuk buah jeruk terbesar yaitu sebesar 426,25 kg/jam pada perlakuan C3, dan terendah pada perlakuan C1 sebesar 417,61 kg/jam . Hal ini disebabkan semakin kecilnya jarak antar saluran maka semakin cepat buah jeruk bergulir. Hal itu juga dikarenakan karena kurangnya gesekan yang diterima buah. Bentuk buah jeruk juga merupakan faktor penting dalam proses penyortiran dimana bila dibandingkan dengan komoditas lainnya bentuk jeruk lebih baik dalam arti lebih mudah bergulir sehingga jarang tersumbat.

Persentase Buah Yang Rusak

Dari hasil penelitian diperoleh data persentase buah yang rusak untuk buah jeruk

Tabel 4. Data pengamatan persentase buah yang rusak untuk buah jeruk

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III C1 1.7 1.9 1.8 5.4 1.7 C2 1.5 1.3 1.6 4.4 1.46 C3 1.2 1.3 1.5 4 1.33 Total 4.4 4.5 4.9 13.8 Rataan 1.46 1.5 1.63 1.49

Dari Tabel 4 diatas diambil kesimpulan bahwa persentase buah rusak terbesar terdapat pada perlakuan C1, yaitu sebesar 1,7 % dan terendah sebesar 1,33 % pada perlakuan C3 sebesar 1,8 %. Hal ini dipengaruhi oleh besar saluran dan faktor gaya gesekan buah jeruk pada saluran. Hal ini juga disebabkan lapisan kulit luar jeruk yang tebal, sehingga dapat menahan benturan dan tahan lama setelah disimpan selam 3 hari setelah proses penyortiran.

Keseragaman Buah Hasil Sortasi

Dari hasil penelitian , diperoleh data pengamatan persentase keseragaman buah hasil sortasi pada buah jeruk.

Tabel 5. Data pengamatan keseragaman tiap kelas

Perlakuan Keseragaman buah tiap kelas (%)

A B C D

C1 83.15 82.12 81.36 87.04

C2 83.80 83.3 82.70 87.65

C3 83.5 84.50 84.20 87.80

Dari Tabel 5 diatas keseragaman kelas tertinggi terdapat pada perlakuan C3, baik pada perlakuan kelas A, kelas B kelas C dan kelas D. Hal ini dikarenakan

jarak antar saluran yang semakin kecil dapat mengurangi persentase kesalahan yang terjadi pada proses penyortiran, yaitu mengurangi persentase buah yang jatuh yang tidak sesuai dengan gradenya. Namun disamping itu faktor jatuh buah jeruk yang tidak dapat dikontrol merupakan faktor dasar yang tidak dapat diubah. Tetapi proses bergulirnya jeruk lebih baik dibandingkan dengan tomat dan sawo, disamping itu bentuk buah dari jeruk itu sendiri yang relatif bulat. Berbeda dengan bentuk buah tomat yang melebar ketengah dan bentuk sawo yang relatif lonjong, hal itu menyebabkan buah tomat dan buah sawo banyak yang jatuh pada tempat yang tidak sesuai dengan gradenya.

Persentase Berat Buah Tiap Kelas

Dari hasil penelitian diperoleh data persentase berat buah tiap kelas untuk buah jeruk

Tabel 6. Data pengamatan berat tiap kelas

Perlakuan Keseragaman buah tiap kelas (%)

A B C D

C1 16.14 25.33 48.33 10.2

C2 11.20 25 50 13.8

C3 10.50 26 53.4 10.1

Dari Tabel 6 diatas peningkatan berat buah tiap kelas bertambah pada kelas C, hal ini dikarenakan semakin kecil jarak saluran mempengaruhi faktor ketelitian dari buah hasil sortasi namun menyebabkan buah yang seharusnya jatuh di kelas A kebanyakan jatuh pada kelas C. Kesemuanya ini juga disebabkan oleh faktor bergulirnya buah jeruk yang tidak dapat dikontrol. Disamping itu variasi perbedaan pada keseragaman tiap kelas juga dipengaruhi dalam hal proses pengumpanan buah dalam proses penyortiran oleh operator, dimana diperlukan

ketelitian dalam proses pengumpanan buah agar faktor kesalahan dalam proses penyortiran dapat berkurang.

Tomat

Kapasitas Kerja Alat

Dari hasil penelitian diperoleh data kapasitas kerja alat untuk komoditas tomat.

Tabel 7. Data pengamatan kapasitas alat untuk buah tomat.

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III C1 375.93 420.16 429.18 1225.27 408.42 C2 380.14 420.11 428.54 1228.79 409.59 C3 390.16 415.80 440.16 1246.12 415.37 Total 1146.23 1236.16 1299.88 3682.26 Rataan 382.07 412.05 433.29 409.13

Dari Tabel diatas dapat dilihat kapasitas kerja alat terbesar didapat pada perlakuan C3 sebesar 415,13 kg/jam dan terendah sebesar 408,62 kg/jam pada perlakuan C1. Hal ini dikarenakan semakin kecil jarak saluran maka mempengaruhi besarnya kapasitas kerja alat. Semakin kecil jarak saluran mempengaruhi dalam proses penyortiran, yakni dapat mengurangi tersumbatnya buah dimana bila jarak antar saluran semakin kecil maka jarak ruas-ruas antar saluran juga semakin kecil sehingga buah yang tersumbat pada saluran juga semakin kecil. Disamping itu faktor bentuk buah tomat juga faktor lain yang mempengaruhi dari besarnya kapasitas alat. Hal ini dikarenakan bentuk buah tomat yang biasanya berbentuk melebar kesamping sehingga dalam proses penyortiran dapat menimbulkan proses terhambatnya buah.

Persentase Buah Yang Rusak

Dari hasil penelitian diperoleh data persentase buah yang rusak untuk buah tomat.

Tabel 8. Data pengamatan persentase buah yang rusak untuk buah tomat

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III C1 5 5 6 16 5.33 C2 4 5 4.5 13.5 4.5 C3 4 4.6 4.3 12.9 4.3 Total 13 14.6 14.8 42.4 Rataan 4.33 4.86 4.93 4.71

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa komoditas tomat mendapat kerusakan terbesar dibandingkan dengan komoditas lainnya, yakni sebesar 5,33 % pada perlakuan C1 dan terendah sebesar 4,3 pada perlakuan C3. buah yang rusak ini disebabkan oleh lapisan kulit luar dari komoditas tomat yang lebih tipis dari komoditas lainnya, sehingga rentan terhadap kerusakan. Disamping itu bentuk dari tomat yang melebar kesamping membuat sering terjadi tubrukan antar sesama tomat pada proses sortasi. Faktor jarak saluran yang semakin kecil tidak begitu mempengaruhi, sebab faktor yang mendasar adalah faktor lapisan kulit buah tomat dan proses bergulirnya tomat yang tidak dapat dikontrol.

Keseragaman Buah Hasil Sortasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada alat sortasi, diperoleh data pengamatan persentase keseragaman buah hasil sortasi.

Tabel 9. Data pengamatan keseragaman tiap kelas

Perlakuan Keseragaman buah tiap kelas (%)

A B C D

C1 100 60.38 96.34 84.91

C2 100 61.3 97.60 85.42

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa keseragaman terbesar didapat pada keseragaman A pada semua perlakuan yakni 100 % dan terendah pada keseragaman kelas B. Hal ini dikarenakan kebanyakan buah yang seharusnya masuk di kelas A masuk ke kelas B, sehingga keseragaman kelas B menjadi menurun. Disamping itu perlakuan jarak saluran tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan keseragaman tiap kelas, faktor bentuk dasar komoditas dan proses jatuhnya buah merupakan faktor utama yang mempengaruhi keseragaman.

Persentase Berat Buah Tiap Kelas

Dari hasil penelitian diperoleh data persentase berat buah tiap kelas untuk buah tomat.

Tabel 10. Data pengamatan persentase berat tiap kelas

Perlakuan Keseragaman buah tiap kelas (%)

A B C D

C1 4.67 32.33 41.00 22

C2 4.5 31.43 44.2 19.87

C3 4.60 30.9 44.1 20.4

Dari Tabel 10 dapat dilihat peningkatan berat buah tiap kelas bertambah pada kelas C, hal ini dikarenakan semakin kecil jarak saluran mempengaruhi faktor ketelitian dari buah hasil sortasi namun menyebabkan buah yang seharusnya jatuh di kelas A dan kelas B jatuh ke kelas C. Hal ini disebabkan bentuk buah tomat yang melebar kesamping (bulat kesamping) sehingga buah kebanyakan bergulir secara vertikal.

Sawo

Kapasitas Kerja Alat

Dari hasil penelitian diperoleh data kapasitas kerja alat untuk buah sawo. Tabel 11. Data pengamatan kapasitas alat untuk buah sawo.

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III C1 480.07 444.44 429.18 1353.69 451.23 C2 485.8 450.80 430.78 1367.38 455.79 C3 490.6 451.7 432.65 1374.95 458.31 Total 1456.47 1346.94 1292.61 4096.02 Rataan 485.49 448.98 4430.87 455.11

Dari Tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa kapasitas alat terbesar didapat pada perlakuan C3 sebesar 458,31 kg/jam dan terendah pada perlakuan C1 sebesar 451,23 kg/jam. Perlakuan jarak saluran mempengaruhi dari peningkatan kapasitas alat, hal ini dikarenakan mempercepat waktu sortasi dan mengurangi faktor terhambatnya buah pada saluran pada proses penyortiran. Disamping itu faktor lapisan kulit dari sawo yang lumayan tebal dan licin juga mempengaruhi. Bentuk sawo yang oval membuat sawo bergulir secara horizontal sehingga jarang membuat terhambatnya buah.

Persentase Buah Yang Rusak

Dari hasil penelitian diperoleh data persentase buah yang rusak untuk buah sawo.

Tabel 12. Data pengamatan persentase buah yang rusak untuk buah sawo

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III C1 3 4 5 12 4 C2 3 3 4 10 3.33 C3 3 3 3 9 3 Total 9 10 12 21 Rataan 3 3.33 4 3.44

Dari Tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa kerusakan buah terbesar pada komoditas sawo terdapat pada perlakauan C1 sebesar 4 % dan terendah pada perlakuan C3 sebesar 4 %. Faktor perlakuan jarak saluran memberi pengaruh pada persentase buah sawo yang rusak hal ini disebabkan karena kurangnya terjadi tubrukan pada buah sawo pada saat saluran diperkecil. Disamping itu keadaan buah pada saat akan disortir juga merupakan faktor utama, karena buah sawo kebanyakan disortir pada saat belum tua.

Keseragaman Buah Hasil Sortasi

Dari hasil penelitian diperoleh data persentase keseragaman buah hasil sortasi.

Tabel 11. Data pengamatan keseragaman tiap kelas

Perlakuan Keseragaman buah tiap kelas (%)

A B C D

C1 100 63.80 88.97 71.95

C2 100 64.35 90.32 70.87

C3 100 62.80 88.90 73.40

Dari Tabel 11 diatas keseragaman terbesar didapat pada keseragaman kelas A pada semua perlakuan dan terendah pada keseragaman kelas B. Perlakuan yang dilakukan tidak memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan persentase keseragaman tiap kelas, hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil yang didapatkan pada buah tomat. Ketelitian bertambah pada kelas A namun menyebabkan berkurangnya ketelitian dikelas B karena buah yang seharusnya masuk kelas A masuk kekelas B begitu juga untuk kelas berikutnya.

Persentase Berat Buah Tiap Kelas

Dari hasil penelitian diperoleh data persentase berat buah tiap kelas untuk buah sawo.

Tabel 12. Data pengamatan keseragaman tiap kelas

Perlakuan Keseragaman buah tiap kelas (%)

A B C D

C1 5.00 36.67 44 14.33

C2 5,5 38.85 46.25 9.4

C3 4.60 37.80 41.5 16.1

Dari Tabel 12 diatas peningkatan berat buah tiap kelas bertambah pada kelas C, hal ini dikarenakan semakin kecil jarak saluran mempengaruhi faktor ketelitian dari buah hasil sortasi namun menyebabkan buah yang seharusnya jatuh di kelas A dan kelas B jatuh ke kelas C. Faktor jatuh buah yang tidak bisa dikontrol tetap merupakan faktor utama.

Dokumen terkait