• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada konsumenkantin Zea Mays yang telah mengunjungi kantin lebihdari dua kali kunjungan. Kantin Zea Mays adalahperpanjangan dari laboratorium diversifikasi pangan dan salah satu usaha penunjang bagi Institut Pertanian Bogor yang dikelola oleh Direktorat Bisnis dan Kemitraan. Kantin Zea Maysterletak di sebelah gedung rektorat Institut Pertanian

11 Bogor. Kantin ini diresmikan pada tanggal 8 Juni 2010. Sistem pengelolaan kantin Zea Mays bersifat non komersial (institusi) dimana fokus orientasinya adalah pada pelayanan. Lokasi kantin hanya mudah dijangkau bagi orang-orang yang sedang berada di sekitar rektorat atau civitas akademika yang bekerja atau sedang memiliki urusan di Rektorat. Pada awal berdirinya kantin ini menyediakan menu paket dengan kandungan gizi pada menu makanan tersebut. Menu-menu yang disediakan didominasi oleh produk yang berasal dari jagung dengan nama latin

Zea Mays yang menjadi nama dari kantin ini. Jagung tersebut sebagai salah satu upaya diversifikasi pangan. Ragam variasi menunya cukup banyak, tapi kantin ini sekarang hanya menyediakan menu yang sesuai dengan selera konsumennya.

Fasilitas yang terdapat pada kantin ini terdiri darisanitary kit, tempat minum berupa galon dan dispenser dimana pelanggan dapat mengambil sendiri minuman dan disediakan gelas yang bersih, musholla, dan toilet yang nyaman dan pengunjung tidak dikenakan biaya reservasi.

Keunggulan kantin ini adalah menyajikan suasana yang asri dengan desain interior yang sederhana dan tempat duduk yang nyaman. Kantin ini juga sering dikunjungi oleh tamu-tamu dari luar kota maupun luar negeri. Kantin ini juga menyediakan ruangan VIP dimana konsumen dapat memesan makanan sesuai dengan keinginan dengan ruangan yang nyaman dan kebersihannya terjaga. Namun biasanya ruangan VIP sering digunakan untuk menyambut tamu dari luar negeri yang berkunjung ke Institut Pertanian Bogor.

Jenis menu yang disediakan di kantin Zea Mays adalah ala carte dan table

d’hote. Untuk jenis menutable d’hoteyang disajikan adalah menu keluarga sehari-hari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan pelengkap dengan buffet serviceatau self service. Nasi dapat diambil sendiri oleh konsumen dengan harga Rp. 2.000 per porsi namun untuk pengambiln lauk pauk dan sayur dilakukan oleh karyawan kantin yang sedang berada pada bar buffet. Untuk ala carte tersedia berbagai macam menu dengan setiap makanan memiliki harga tersendiri diantaranya mie goreng, spaghetti mie jagung, sop iga, sop buntut, sapi lada hitam, dan soto ayam. Harga untuk ala carte menu beragam yaitu dari Rp. 8.000 hingga Rp. 25.000 per porsi. Selain itu juga, kantin Zea Mays menyediakan berbagai macam menu minuman diantaranya es teh, es jeruk, sop buah, es buah, jus hijau, dan berbagai macam jus dari harga Rp. 3.000 hingga Rp. 15.000.

Kantin Zea Mays dikelola oleh seorang manager dan jumlah pegawai kantin sebanyak 13 orang yang terdiri dari 1 orang kepala gudang, 1 orang kasir, 1 orang helper, 2 orang koki, 3 orang pramusaji, 1 orang divisi bar minuman, 1 orang divisi bar buffet, 1 orang divisi bar ala carte, dan 2 orang pencuci piring. Namun pembagian kerja ini terkadang dirasa kurang sehingga terdapat pegawai yang bekerja pada divisi ganda seperti pramusajidapat memegang bagian bar

buffet dan kasir dapat juga bekerja dibagian bar buffet. Sebagian besar pegawai kantin Zea Mays adalah laki-laki (69%). Persentase terbesar untuk usia pegawai yang bekerja di Kantin Zea Maysadalah pada rentang usia 26-30 tahun (54%). Sebagian besar pegawai kantin Zea Mays pendidikan terakhirnya adalah SMK sebanyak 54%. Sebelum bekerja pegawai Zea Mays dilatih terlebih dahulu sesuai dengan posisi bekerjanya. Berikut ini karakteristik pegawai kantinZea Mays yang disajikan pada tabel 4

12

Tabel 4Sebaran karakteristik pegawai kantin Zea Mays IPB

Karakteristik n % Jenis Kelamin Laki-laki 9 69 Perempuan 4 31 Jumlah 13 100 Kelompok Usia 20-25 tahun 4 31 26-30 tahun 7 54 >30 tahun 2 15 Jumlah 13 100 Pendidikan Terakhir SMP 2 15 SMK 7 54 SMA 4 31 Jumlah 13 100 Penyelenggaraan Makanan Perencanaan

Tahap perencanaan dalam penyelenggaraan makanan terbagi menjadi dua yaitu perencanaan menu dan anggaran. Perencanaan menu merupakan suatu kegiatan dalam merencanakan segala sesuatu untuk menghasilkan output yang maksimal bagi konsumen dan penyelenggara (Moehyi 1992). Pada perencanaan menu berupa siklus menu tidak dimiliki oleh kantin Zea Mays sehingga pertimbangan menu yang disajikan setiap hari adalah berdasarkan gambaran hari sebelumnya yaitu seberapa besar konsumen menyukai menu pada hari sebelumnya dan kemungkinan hari berikutnya dengan bahan makanan yang sama namun berbeda pengolahannya. Perencaanaan anggaran untuk berbelanja bahan makanan dilakukan setiap satu bulan sekali. Dalam merencanakan anggaran terdapat pencatatan tertulis. Menurut Mukrie (1990) tujuan dari perencanaan anggaran adalah untuk menghindari atau mengurangi pengeluaran yang berlebihan untuk menjamin agar tujuan penyelenggaraan makanan agar dapat mencapai tujuan.

Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penyelenggaraan makanan terdiri dari pembelian, penerimaan, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian. Pembelian bahan makanan dilakukan kepada leveransir dan pembelian langsung. Menurut Moehyi (1992) biasanya penyelenggaraan makanan institusi melakukan pembelian bahan makanan melalui pemasok (leveransir). Biasanya kantin Zea Mays membeli bahan makanan segar seperti ayam dan daging kepada rekanan yang dipercaya baik mutu maupun kuantitasnya yang dipesan setiap 2-3 hari sekali. Selain itu untuk bahan makanan lainnya seperti sayur dan buah biasanya membeli langsung di pasar terdekat yaitu Pasar Bogor yang dibeli setiap 1 minggu sekali.Untuk bahan makanan yang tahan lama dilakukan satu bulan sekali dengan memperhatikan tanggal kadaluarsa suatu bahan makanan.

Penerimaan bahan makanan dilakukan dengan cara pengecekan barang namun tidak dilakukan penimbangan ulang terhadap barang yang telah diterima di

13 ruang penerimaan. Menurut Sulaeman (2010) tujuan dari penerimaan adalah untuk memastikan bahwa pangan yang diterima adalah segar dan aman serta untuk memindahkan pangan ke tempat penyimpanan dengan tepat. Bahan makanan yang akan dipergunakan untuk hari tersebut langsung diletakkan di dapur sedangkan sisanya diletakkan pada gudang yang temperatur suhunya secara otomatis dapat menjaga kesegaran bahan makanan tersebut. Untuk bahan makanan seperti ayam, ikan, dan daging diletakkan di chiller dengansuhu -30C - 00Cyang dapat dikontrol secara otomatis.

Tempat penyimpanan bahan makanan dilakukan pada lemari es dan chiller

dengan ukuran besar yang dijaga kebersihan dan kerapihannya. Dalam unit penyimpanan kering digunakan untuk menyimpan lebih lama item-item yang mudah rusak, dalam refrigerator untuk menyimpan dalam jangka pendek item

perishable, dalam deep-chilling unit untuk periode singkat, dan dalam freezer

untuk penyimpanan pangan yang mudah rusak untuk jangka lebih panjang (Sulaeman 2010). KantinZea Mays menggunakan sistem FIFO (First In First Out)dengan tujuan agar bahan makanan yang telah lama disimpan dapat lebih dulu dipakai (Nurdianty et.al 2011). Untuk bahan makanan basah disimpan di

freezer dan chiller, sedangkan bahan makanan kering disimpan di rak-rak penyimpanan dan terpisah dari makanan matang dan mentah.

Kegiatan pengolahan bahan makanan dilakukan pada pagi hari sebelum waktu pelayanan dan dimulai dari pukul 06.00 WIB. Namun pada saat pengolahan, pengolah makanan tidak menggunakan tutup kepala, tidak menggunakan sarung tangan dan masker. Dalam melakukan pengolahan makanan, perilaku higiene sangat dibutuhkan termasuk menggunakan atribut penutup kepala, masker, dan sarung tangan untuk menghindari adanya kontaminasi pada makanan. Menurut Damayanthi et al. (2008) tingkat pencemaran bakteri dan mikroba tinggi terhadap alat makan maupun makanan yang disajikan secara terbuka. Maka dari itu diperlukan peningkatan perilaku higiene bagi penjamah makanan. Salah satu cara dalam melakukan perilaku higiene bagi penjamah makanan yaitu dengan mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas pengolahan makanan. Namun penjamah makanan harus memiliki pengetahuan mengenai perilaku higiene yang baik. Hal ini dikarenakan untuk menghindari adanya kontaminasi terhadap makanan (Benhura et al. 2012). Penyajian untuk makanan yang disajikan pada menu table

d’hotedihidangkan secara langsung pada buffet setelah makanan jadi, sedangkan untuk menu ala cartedan minuman dihidangkan sesuai dengan pesanan konsumen dan dihidangkan dalam waktu penyajian untuk minuman sekitar 5-10 menit dan menu ala carte sekitar 15-20 menit.

Higiene dan Sanitasi Kantin Zea Mays

Higiene merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya, seperti membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan. Higiene sanitasi makanan adalah suatu upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Depkes 2003). Upaya higiene dan sanitasi yang dilakukan

14

oleh kantin Zea Mays sudah cukup baik yang didukung dengan fasilitas yang cukup memadai. Namun upaya dari karyawan untuk mencapai higiene personal masih kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan karyawan mengenai higiene dan sanitasi. Hal-hal yang menunjukkan kurangnya sanitasi dan higiene pada kantin Zea Mays adalah penjamah makanan tidak menggunakan sarung tangan dan penutup kepala serta perlindungan makanan yang disajikan pada table

d’hote tidak tertutup sehingga rentan terhadap bahaya kritis seperti kontaminasi. Hasil penilaian higiene dan sanitasi kantin Zea Mays disajikan pada tabel 5.

Tabel 5 Hasil penilaian higiene dan sanitasi kantin Zea Mays IPB

No Variabel Bobot Nilai Skor

1 Lokasi 2.0 10 20 2 Bangunan 2.0 10 20 3 Pembagian Ruang 1.0 9 9 4 Lantai 0.5 10 5 5 Dinding 0.5 10 5 6 Ventilasi 1.0 10 10 7 Pencahayaan 1.0 10 10 8 Atap 0.5 10 5 9 Langit-langit 0.5 10 5 10 Pintu 1.0 10 10 11 Air Bersih 3.0 10 30

12 Pembuangan Air Limbah 2.0 7 14

13 Toilet 1.0 8 8

14 Tempat Sampah 2.0 10 20

15 Tempat Cuci Tangan 2.0 10 20

16 Tempat Mencuci Peralatan 1.0 6 6

17 Tempat mencuci bahan makanan 1.0 8 8

18 Loker pekerja 1.0 0 0

19 Peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus 2.0 10 20

20 Dapur 7.0 9 63

21 Ruang makan 5.0 8 40

22 Gudang bahan makanan 3.0 10 30

23 Bahan makanan 5.0 10 50

24 Makanan jadi 6.0 10 60

25 Proses pengolahan 5.0 10 50

26 Penyimpanan bahan makanan 4.0 10 40

27 Penyimpanan makanan 5.0 4 20

28 Cara penyajian 5.0 5 25

29 Ketentuan peralatan 15.0 10 150

30 Pengetahuan/sertifikat higiene dan sanitasi makanan 4.0 2 8 31 Pakaian kerja 2.0 10 20 32 Pemeriksaan kesehatan 2.0 4 8 33 Personal hygiene 7.0 7 49 Total 802

15 Penilaian terhadap higiene dan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan di Kantin Zea Mays merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 yang terdiri dari 33 variabel yaitu lokasi, bangunan, pembagian ruang, lantai, dinding, ventilasi, pencahayaan/penerangan, atap, langit-langit, dan pintu, air bersih, pembuangan air limbah, toilet, tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat mencuci peralatan, tempat mencuci bahan makanan, loker pekerja, peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus, dapur, ruang makan, gudang bahan makanan, bahan makanan, makanan jadi, proses pengolahan, penyimpanan bahan makanan, ruang makan, cara penyajian, ketentuan peralatan, pengetahuan/sertifikat higiene sanitasi makanan, pakaian kerja, pemeriksaan kesehatan, dan personal higiene. Setelah dilakukan penilaian terhadap higiene dan sanitasi diperoleh skor 802. Total skor sebesar 802 berada dalam kisaran skor 801-900. Artinya Kantin Zea Mays secara umum laik higiene dan sanitasi dengan tingkat mutu B berdasarkan KEPMENKES Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003.

Syarat lokasi yang baik berdasarkan Kepmenkes Nomor 1098/SK/VII/2003 adalah tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran debu, asap, bau, dan cemaran lainnya. Lokasi juga tidak berada pada jarak <100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau, dan cemaran lainnya. Kantin Zea Mays tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran debu, asap, bau, dan cemaran lainnya. Selain itu juga kantin Zea Mays berada di sebelah gedung rektorat dan gedung perkulihan dan disekitarnya tidak terdapat tempat pembuangan akhir atau sumber pencemaran. Bangunan kantin Zea Mays terpisah dengan tempat tinggal termasuk tempat tidur, kokoh, dan terhindar dari serangga dan tikus. Pembagian ruangan kantin Zea Mays terdiri dari dapur dan ruang makanan, toilet, gudang bahan makanan, ruang administrasi, dan gudang peralatan.

Lantai pada kantin Zea Maysbersih, kedap air, tidak licin, rata, kering, dan konus. Dinding dibuat kedap air, rata, dan bersih sedangkan ventilasi cukup berfungsi dengan baik, menghilangkan bau yang tidak enak, cukup menjamin rasa nyaman. Pencahayaan tersebar merata disetiap ruangan dan tidak menyilaukan. Atap kantin tidak menjadi sarang tikus dan serangga, tidak bocor, dan cukup landai, sedangkan langit-langit dengan tinggi minimal 2.4 meter, rata dan mudah dibersihkan, serta tidak terdapat lubang. Pintu pada kantin Zea Mays dibuat membuka ke arah luar dan menutup dengan baik yang terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan. Hal ini telah memenuhi syarat higeine dan sanitasi menurut KEPMENKES Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003.

Air bersih di kantin Zea Mays dalam jumlah yang mencukupi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna dan untuk pembuangan limbah mengalir dengan lancar, salurannya kedap air, dan tertutup. Toilet kantin bersih dan letaknya terpisah dengan ruang pengolahan atau dapur dan ruang makan, tersedia air bersih yang cukup, dan terpisah untuk wanita dan pria. Sampah yang dihasilkan setiap hari selalu diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir ketika kegiatan kantin telah selesai dan disetiap ruang penghasil sampah tersedia tempat sampah.

Tempat cuci tangan disertai dengan air bersih dengan jumlah yang mencukupi, dan tersedia sabun serta alat pengering seperti lap. Untuk tempat mencuci peralatan tersedia air dingin yang memadai dan terbuat dari bahan yang kuat, aman, dan halus. Setiap lubang ventilasi dipasang kawat kassa serangga dan terali tikus. Persilangan pipadan dinding tertutup rapat. Tempat tandon air

16

mempunyai tutup dan bebas jentik nyamuk. Hal ini sesuai dengan KEPMENKES nomor 1098 tahun 2003 mengenai higiene dan sanitasi rumah makan dan restaurant.

Dapur kantin selalu terawat kebersihannya, terdapat fasilitas penyimpanan makanan (kulkas dan freezer) dan ukuran dapur cukup memadai dan tersedia cerobong asap. Ruang makan juga selalu dijaga kebersihannya sehingga setiap tamu yang datang selalu tersedia meja makan yang bersih. Untuk gudang bahan makanan tidak terdapat bahan lain selain bahan makanan dan tersedia juga rak-rak penempatan bahan makanan yang rapih dan bersih sesuai dengan ketentuan.

Bahan makananberasal dari sumber resmi dan terdaftar pada Depkes RI. Untuk makanan jadi tidak ada tanda-tanda kerusakan dan terdaftar pada Depkes RI. Pada proses pengolahan, tenaga pengolah memakai pakaian kerja dengan benar dan cara kerja yang bersih. Pengambilan makanan jadi menggunakan alat khusus dan menggunakan peralatan yang benar. Bahan makanan disimpan dalam suhu dan kelembaban yang disesuaikan dengan jenis bahan pangan yang disimpan. Penempatan bahan makanan dipisah dengan makanan jadi dan tempatnya terpelihara dengan baik dan bersih. Penyimpanan makanan jadi dilakukan langsung pada buffet service namun tidak dilakukan secara tertutup sehingga mudah untuk tercemar dan terkonstaminasi. Cara penyajian makanan dilakukan dengan tempat atau wadah yang bersih namun karena letak ruang pengolahan dan tempat penyajian dekat, maka makanan didistribusikan terbuka.

Ketentuan peralatan dengan cara mencuci, mengeringkan, menyimpan peralatan sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan. Peralatan alat makan dan pengolahan dalam keadaaan baik dan utuh, peralatan makan dan minum tidak boleh mengandung kuman yang melebihi nilai ambang batas yang ditentukan. Tenaga kerja di Kantin Zea Mays yang pernah mengikuti pelatihan mengenai higiene dan sanitasi hanya satu orang yaitu kepala gudang. Sebaiknya yang mengikuti pelatihan tersebut adalah seluruh penjamah makanan di kantin Zea Mays. Tenaga kerja memiliki pakaian seragam yang setiap harinya berbeda dan dipergunakan pada saat kerja saja. Bila karyawan kantin Zea Mays sakit, disarankan untuk tidak bekerja dan berobat ke dokter sehingga terhindar dari kontaminasi yang dapat meningkatkan keparahan dari penyakitnya. Setiap karyawan sebelum memulai pekerjaannya selalu disarankan untuk mencuci tangan, berpakaian bersih dan rapi. Namun untuk penjamah makanan tidak menggunakan atribut dengan lengkap seperti penutup kepala, sarung tangan, dan masker untuk menghindari kontaminasi terhadap makanan ataupun sumber pencemaran lainnya.

Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden kantin Zea Mays dapat dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, asal daerah, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan per bulan (uang saku per bulan bagi mahasiswa). Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95 orang konsumen. Responden dipilih berdasarkan kriteria yaitu telah berkunjung ke kantin Zea Mays lebih dari dua kali kunjungan dan bersedia mengisi kuesioner dengan lengkap. Responden tersebut dipilih baik dari konsumen yang sudah atau sedang membeli

17 makanan dan minuman di Kantin Zea Mays dan berada di lokasi penelitian saat survei dilakukan.

Usia

Usia responden dalam penelitian ini tidak tersebar merata dan didominasi oleh satu golongan usia. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar responden yang berkunjung di kantin Zea Mays berusia 20-30 tahun sebesar 72%. Pada penelitian Yulianti dan Widyawati (2005) dengan responden adalah konsumen kantin menyatakan bahwa sebagian besar konsumen kantin pada rentang usia 20-30 tahun yang sering mengunjungi kantin. Sebaran responden berdasarkan usia disajikan pada tabel 6 dibawah ini :

Tabel 6Sebaranrespondenberdasarkan usia

Karakteristik responden n % Usia (tahun) <20 tahun 1 1 20-30 tahun 68 72 31-40 tahun 20 21 >40 tahun 6 6 Total 95 100 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa sebagian besar responden yang datang ke kantin Zea Mays adalah perempuan. Hal ini dapat terlihat dari persentase yang cukup besar yaitu 59% sedangkan pengunjung laki-laki sebanyak 41%. Hal ini sesuai dengan data jumlah mahasiswa IPB secara keseluruhan menyatakan bahwa proporsi jumlah mahasiswi (60.2%) lebih besar daripada proporsi mahasiswa (39.8%). Lebih banyak mahasiswi yang memilih kantin sebagai tempat makan paling nyaman untuk memuaskan kebutuhan biologis dan berkumpul bersama teman-teman (Yuliawati dan Widyawati 2005). Menurut Kotler (2009) jenis kelamin mempengaruhi pola konsumsi makanan. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel 7 dibawah ini :

Tabel 7Sebaranrespondenberdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden n %

Jenis kelamin Laki-laki 39 41

Perempuan 56 59

Total 95 100

Asal Daerah

Asal daerah responden beragam sehingga dapat dikelompokkan menjadi berbagai pulau. Sebagian besar responden yang berkunjung ke kantin Zea Mays berasal dari pulau Jawa. Hal ini dapat terlihat dari persentase pengunjung yang berasal dari pulau Jawa sebesar 53% meliputi Jakarta, Bogor, Tasikmalaya, Bandung, Solo, Banten, Semarang, Pati, dan Surabaya. Asal daerah responden kedua terbesar adalah pulau Sumatra sebesar 26% meliputi Padang, Bukit tinggi, Medan, Aceh, Lampung, Bengkulu, dan Palembang. Untuk pulau Kalimantan

18

sebesar 5% hanya meliputi Pontianak dan Samarinda, sedangkan untuk pulau Sulawesi sebesar 10% meliputi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Ternate. Untuk asal daerah lainnya sebesar 6% rata-rata meliputi daerah wilayah timur seperti papua dan maluku utara. Hal ini dikarenakan kampus IPB berada di wilayah pulau Jawa khususnya Jawa Barat sehingga banyak mahasiswa yang berasal dari daerah tersebut. Responden berasal dari beragam daerah yang menurut mereka juga memiliki beragam selera terhadap atribut tertentu yang berhubungan dengan mutu produk yaitu selera konsumen terhadap menu yang disajikan tentu berbeda menurut penilaian konsumen dengan asal daerah yang berbeda.Menurut penelitian Saufika et.al (2012) dengan responden adalah mahasiswa IPB dengan persentase terbesar berasal dari Pulau Jawa. Sebaran responden berdasarkan asal daerah disajikan pada tabel 8 dibawah ini :

Tabel 8Sebaranrespondenberdasarkan asal daerah

Karakteristik responden n % Asal daerah Sumatra 25 26 Jawa 50 53 Kalimantan 5 5 Sulawesi 9 9 Lainnya 6 6 Total 95 100 Status Pernikahan

Status pernikahan responden dalam penelitian ini terlihat cukup bervariasi. Menurut status pernikahannya lebih dari separuh responden (68%) belum menikah dan 32% responden menikah. Dikarenakan sebagian besar pengunjung adalah mahasiswa yang belum menikah dan waktunya banyak dihabiskan di kampus sehingga memilih makan di kantin kampus. Sebaran responden berdasarkan status pernikahan disajikan pada tabel 9 dibawah ini :

Tabel 9Sebaranrespondenberdasarkan status pernikahan

Karakteristik responden n %

Status pernikahan Belum menikah 65 68

Menikah 30 32

Total 95 100

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat diukur dari pendidikan terakhir yang ditamatkan seorang individu (BPS 2004). Menurut tingkat pendidikannya, sebagian besar responden, yaitu 51% sarjana, 25% adalah pasca sarjana, dan 24% SMA. Hal ini dikarenakan sebagian besar pengunjung berlatar belakang pendidikan sarjana adalah mahasiswa yang sedang melakukan studi pascasarjana dan kantin ini berada pada lingkungan kampus yang sebagian besar konsumen adalah mahasiswa. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada tabel 10 dibawah ini :

19 Tabel 10Sebaranrespondenberdasarkan tingkat pendidikan

Karakteristik responden n % Pendidikan terakhir SD 0 0 SLTP 0 0 SLTA 23 24 Diploma 0 0 Sarjana 48 51 Pascasarjana 24 25 Total 95 100 Pekerjaan

Pekerjaan responden dalam penelitian ini bervariasi. Sebagian besar konsumen yang berkunjung ke kantin Zea Mays adalah mahasiswa sebanyak 65%. Sebanyak 2% responden bekerja sebagai asisten dosen, wirausaha, dan karyawan perusahaan swasta. Responden yang bekerja sebagai peneliti sebanyak 4%, sedangkan responden yang bekerja sebagai dosen sebanyak 12%. Dikarenakan kantin ini berada di dalam kampus maka pengunjung kantin didominasi oleh mahasiswa dan tidak jarang pengunjung yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil juga merupakan mahasiswa yang sedang melakukan studi di kampus IPB.

Tabel 11Sebaranrespondenberdasarkan pekerjaan

Karakteristik responden n % Pekerjaan Asisten dosen 2 2 Auditor 1 1 Dosen 11 12 Peneliti 3 3 Pegawai swasta 2 2 Wiraswasta 2 2 Mahasiswa S1 22 23 S2 20 21 S3 19 20 PNS 12 13 Total 95 100 Pendapatan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang berkunjung ke kantin Zea Mays memiliki rata-rata pendapatan atau uang

Dokumen terkait