• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Karakteristik Responden

Responden berjumlah 12 orang, terdiri dari 1 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Karakteristik responden tersaji dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

No n Usia (tahun) Berat Badan (kg) Tinggi Badan Indeks Massa Tubuh (kg/m2) Glukosa Darah Puasa Rerata 12 19,25 50,42 154,92 21,05 93,17 SD ±0,83 ±1,32 ±5,4

Rerata umur responden dalam penelitian ini adalah 19,25 tahun (SD±0,83) dan dengan rerata IMT dari seluruh responden adalah 21,05 (SD±1,32). Nilai IMT setiap responden dan nilai IMT rata-rata seluruh responden termasuk dalam kategori normal menurut klasifiaksi status gizi berdasarkan IMT dari Asia Pasifik. Setiap responden juga tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa, hal ini terlihat pada pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dari setiap responden berada dalam batas normal dengan nilai rata-rata adalah 93,17(SD±5,4).

4.2 Bahan Makanan yang Digunakan

Bahan makanan yang digunakan pada penelitian ini adalah roti tawar sebagai bahan makanan standar, bubur ayam instan merk “super bubur”, dan bubur ayam tradisional. Semua bahan makanan yang digunakan dalam penelitian ini mengandung 50 gram karbohidrat. Perincian mengenai hasil analisis zat gizi tiap makanan uji dapat dilihat pada tabel berikut ini :

25

25 Tabel 4.2 Analisis nutrien bahan makanan

Makanan Uji Sajian

(gram) Karbohidrat (gram) Lemak (gram) Protein (gram) Serat (gram)

Roti Tawar Putih 40 (2lbr) 17 1,5 3 1 Bubur Ayam Instan 45 (1bks) 31 3 3 -

Bubur Ayam Tradisional

419 39,81 6,37 8,4 2,2

4.3 Kadar Glukosa Darah

Hasil pemeriksaan glukosa darah setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua dengan waktu total pemeriksaan selama dua jam setelah pemberian setiap makanan uji dapat dapat dilihat pada tabel 4.3 dan grafik 4.1.

Tabel 4.3 Nilai rerata glukosa darah

No Bahan Makanan n Glukosa darah (mg/dl) pada menit ke :

12

0‟ 15‟ 30‟ 45‟ 60‟ 90‟ 120‟

1. Roti Tawar Putih 104,9 120,16 133,41 138,83 132,41 128,41 125,25

2. Bubur Ayam Instan 94,66 131 167,16 169,33 164,83 138 110,66

3. Bubur Ayam Tradisional

95,25 135,75 153,58 152,66 155 137,41 124,33

Gambar 4.1 Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar dan Makanan Uji Tabel 4.4 Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%)

0 50 100 150 200 0 15 30 45 60 90 120 K ad ar g lu ko sa d ar ah m g /d l Menit Roti

Bubur Ayam Instan

26

Makanan n 15 30 45 60 90 120

Roti Tawar Putih

12

14.5 11.02 4.06 -4.62 -3.02 -2.47 Bubur Ayam Instan

38.39 27.61 1,30 -2.66 -11.28 -19.81 Bubur Ayam

Tradisional 42.52 13.14 -0.6 1.53 -11.34 -9.52 Pada tabel 4.4 tanda (+) atau tidak ada tanda menunjukkan besar kenaikan kadar glukosa darah sedangkan tanda (-) menunjukkan besar penurunan.Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat perbedaan kenaikan kadar glukosa darah berbagai varian makanan. Dapat dilihat pada roti tawar menggalami peningkatan secara perlahan dengan puncak kenaikan glukosa darah pada menit ke-45 dan turun hingga menit ke-120 bubur ayam instan mengalami peningkatan yang menanjak drastis setelah pemberian makanan dengan puncak peningkatam glukosa pada menit ke-45 dan turun hingga menit ke-120. Sedangakan pada bubur ayam tradisional juga mengalami peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan dengan puncak peningkatan pada menit ke-30 dan turun hingga menit ke-120.

Hal ini disebabkan karena kandungan lemak dalam santan pada bubur ayam tradisional yang terkandung dalam kuahnya dibandingkan dengan kandungan lemak yang ada di roti putih dan bubur ayam instan. Adanya lemak dalam santan yang terdapat pada kuah bubur ayam tradisional menyebabkan pencernaan dan absorpsi karbohidrat lebih lambat dibandingkan dengan bubur instan.

Selain itu, berdasarkan data yang di dapat kadar glukosa darah setelah dua jam pemberian masing-masing makanan dibandingkan dengan kadar glukosa darah pada menit ke-0. Kadar glukosa darah setelah dua jam roti tawar putih yaitu125,25 mg/dL dan pada menit ke-0 104,9 mg/dL. Pada bubur ayam instan kadar glukosa darah setelah dua jam pemberian yaitu 110,66 mg/dL dan pada menit ke-0 94,66 mg/dL. Sedangkan pada bubur ayam tradisional setelah dua jam pemberian yaitu 124,33 mg/dL dan pada menit ke-0 95,25 mg/dL.

27

27

Berdasarkan hasil yang di dapat, ternyata kedua makanan uji memiliki indeks glikemik jauh lebih tinggi daripada makanan standar. Hal ini disebabkan oleh kandungan bubur dan proses pengolahan bubur itu sendiri. Berdasarkan analisis nutrient kandungan bubur instan dan bubur tradisional, kedua makanan uji ini memiliki serat yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Berdasarkan penelitian, serat dapat menjadi kontrol glikemik yang baik. Serat juga memiliki fungsi menurunkan peningkatan glukosa darah dan respon insulin. Serta berperan menurunkan resiko DM tipe dua. Normalnya jumlah serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi yaitu 25-35 gram per hari24.

Proses masak dan pengolahan bubur menjadi peran penting terhadap peningkatan glukosa darah pada penelitian ini.Panas dan air menyebabkan pati membengkak dan melunak, awalnya memiliki struktur yang intak hingga akhirnya granulnya rusak sehingga melepaskan molekul-molekul dari pati sederhana.Proses lamanya makanan dimasak, membuat proses penghancuran karbohidrat atau serat yang berakibat proses absorpsi karbohidrat dalam tubuh semakin tinggi. Sehingga respon glikemik tubuh semakin tinggi.Glukosa yang mudah diserap juga akan berada di dalam aliran darah lebih sebentar, oleh karena itu rasa lapar semakin cepat dirasakan kembali25,26.

4.4 Indeks Glikemik

Perhitungan luas area bawah kurva dihitung dengan metode trapezoid. Setelah dirata-ratakan, didapatkan nilaiindeks glikemik makanan uji yang dilampirkan dalam tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Indeks Glikemik Makanan Uji

Makanan IG Mean ± SD Klasifikasi Tinggi (> 70) Sedang (55-69) Rendah (<55) P-value*

Roti tawar putih 100± 0,00 Tinggi

0,000 Bubur Ayam Instan 112,2± 6,2 Tinggi

Roti tawar putih 100± 0,00 Tinggi

0, ,001

28

Bubur Ayam Instan 112,2± 6,2 Tinggi

0,271 Bubur Ayam Tradisional 109,24± 8,01 Tinggi

*berdasarkan uji statistik Paired T Test

Secara keseluruhan bedasarkan tabel diatas, indeks glikemik tertinggi adalah bubur ayam instan yaitu 112,2% (SD±6,20), disusul oleh bubur ayam tradisional yaitu 109,24% (SD±8,01). Makanan berbahan dasar beras yang dijadikan makanan uji dalam penelitian ini keduanya termasuk dalam makanan yang berindeks glikemik tinggi (>70%).

4.5 Beban Glikemik

Perhitungan nilai beban glikemik makan uji berbahan dasar bubur ini dengan menggunakan rumus :

Beban Glikemik = � �

100 × ℎ�

Berdasarkan rumus ini, nilai beban glikemik makanan uji berbahan dasar bubur didapatkan sebagai berikut :

Tabel 4.6 Beban glikemik Makanan Uji

Makanan BG Mean ± SD Klasifikasi Tinggi Sedang Rendah P-value*

Roti tawar putih 17± 0,00 Tinggi

0,000

Bubur Ayam Instan 34,78± 1,92 Tinggi Roti tawar putih 17± 0,00 Tinggi

0,000

Bubur Ayam Tradisional 43,48±3,19 Tinggi Bubur Ayam Instan 34,78± 1,92 Tinggi

0,000

Bubur Ayam Tradisional 43,48±3,19 Tinggi

*berdasarkan uji statistik Paired T Test

Beban glikemik bubur ayam instan yaitu 34,78 (SD±1,92)dan bubur ayam tradisional yaitu 43,49 (SD±3,19). Dari data nilai beban glikemik yang didapatkan ini, bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk dalam kategori tinggi (>20). Walaupun dalam literatur mengatakan bahwa hubungan antara indeks

29

29

glikemik dan beban glikemik tidak selalu harus selaras satu sama lain, namun pada penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa indeks glikemik dan beban glikemik pada bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk dalam kategori tinggi.

4.6 Keterbatasan Penelitian

Dalam menjalankan penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti yaitu pada pemeriksaan kadar glukosa darah makanan standar, peneliti hanya melakukan satu kali saja setiap waktu pengambilan dikarenakan masalah teknis. Seharusnya dalam satu kali waktu pengambilan dianjurkan untuk mengulang pemeriksaan dua hingga tiga kali agar hasil yang di dapat lebih akurat.

Selain itu pengawasan dan pemantauan responden yang cukup sulit untuk dilakukan. Sebelum pengambilan data dilakukan, responden diminta untuk puasa selama 10-14 jam dan kemarinnya dianjurkan untuk makan biasa yang tidak berlebihan. Jadi, peneliti hanya percaya dengan ketaatan respondennya.

BAB V

Dokumen terkait