• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara Bubur Ayam Instan Dan Tradisional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara Bubur Ayam Instan Dan Tradisional"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN

GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN

TRADISIONAL

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Nadiyah Zhafirah Luvi

1112103000003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara Bubur Ayam Instan Dan Tradisional” sebagai salah satu syarat tugas akhir untuk menyelesaikan Pendidikan Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Oleh karena ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Arif Sumantri, M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Dr. Dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah, M.Kep, Ph.D, dan Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku pembantu dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ucapan terima kasih yang sangat mendalam penulis sampaikan kepada dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku dosen pembimbing I dan Bu Zeti Harriyati, M.Biomed selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan, kritikan, dan perbaikan pada penelitian ini.

4. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku penanggung jawab modul riset PSPD angkatan 2012, terima kasih atas dorongan, masukan, dan bantuan kepada kami agar dapat menyelesaikan penelitian ini.

(6)

vi

dan perjuangan yang tak pernah berhenti di berikan untuk penulis. Serta adik tersayang Muhammad Fadhli yang juga telah memberikan semangat dalam menjalani penelitian ini.

6. Teman-teman sejawat seperjuangan grup riset, Ranita Rusydina Daroh, Hanifia Zahra, Ega Gumilang, Silvi Apriani. Terima kasih telah saling mengajari, membantu, peduli, bahu membahu dalam proses penyelesaian penelitian dan skripsi ini sehingga kita semua bisa mencapai tahap terakhir ini. Semoga kebersamaan kita tetap bisa berlanjut dan tetap kompak. Dan semoga kesuksesan bersama dengan kita selalu.

7. Teman-teman dan adik-adik PSPD preklinik yang telah bersedia menjadi responden penulis yaitu Nadya, Danivan, Kirana, Zahro, Upeng, Tiara, Za, Annisa, Azifa, Rafida, Annami, Irfanny. Terima kasih atas bantuannya selama proses penelitian ini. Semoga segala urusan kalian di lancarkan oleh Allah SWT.

8. Terima kasih kepada bapak warkop yang telah menyediakan bubur ayamnya dan staff kampus FKIK yang telah membantu secara teknis dalam penelitian ini.

9. Teman-teman Badan Pengurus Harian TIM Bantuan Medis USMR dan Official CIMSA “CILUKBA”, terkhususnya Reza, Adlin, Faruq, Tanti, Zahro, Ranita, Pupink, Peje, Ega, Nadya, Octa, Ifah, Shaby, Ida, Sardew, Meli, Reni, Fiizhda, Linda, Galang, Ijul, Hylman, Petra, Adit, ka Pange, ka Methas, ka Madina, ka Eca atas keceriaan, kebersamaan, semangat, dorongan untuk menjadi seorang yang lebih baik dan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini hingga selesai.

(7)

vii

Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari bentuk yang sempurna. Segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Demikian laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, agama, dunia dan setelahnya nanti. Amien YRA.

Ciputat, 31 Juli 2015

(8)

viii ABSTRAK

Nadiyah Zhafirah Luvi. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara Bubur Ayam Instan Dan Tradisional. 2015

Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah serius kesehatan global dan termasuk penyakit kronik penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Penyakit kronik sebagian besar merupakan non-comminicable disease yang didapatkan dari pola hidup dan pemilihan makanan yang tidak sehat. Di zaman modern seperti sekarang, makanan instan yang cepat dalam penyajiannya ataupun mudah di dapat seringkali menjadi pilihan dalam pemilihan asupan dengan alasan lebih praktis untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian adalah mengetahui indeks glikemik dan beban glikemik dari bubur instan maupun tradisional. Responden dalam penelitian ini berjumlah dua belas orang sehat, tidak memiliki gangguan endokrin maupun metabolisme glukosa dan indeks masa tubuh yang normal. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan setelah responden puasa minimal sepuluh jam sebelum pengambilan darah dan diambil saat sebelum diberikan makanan uji dan selama dua jam setelahnya. Indeks glikemik dan beban glikemik bubur instan mendapatkan hasil yang tinggi yaitu 112,2 (SD±6,20) dan 34,78 (SD±1,92), sedangkan bubur ayam tradisional 109,24(SD±8,01) dan 43,49 (SD±3,19).

Kata kunci : indeks glikemik, beban glikemik, glukosa darah, bubur instan, bubur ayam tradisional

ABSTRACT

Nadiyah Zhafirah Luvi. Medical Education Study Program. The Comparison ofGlycemicIndexandGlycemic LoadBetweenChicken PorridgeInstantandTraditional. 2015

(9)

ix

glycemic load in instant porridge and chicken porridge traditionalwere high. The glycemic index and glycemic load in instant porridge is 112.2(SD±6,20)and 34,78 (SD±1,92), respectirelytraditional chicken porridge is109,24(SD±8,01) and 43,49 (SD±3,19).

(10)

x

1.4.2 Manfaat Penelitian bagi Peneliti……….. 3

1.4.3 Manfaat Penelitian bagi Masyarakat……….... 4

(11)
(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pencernaan Karbohidrat ... 9 Gambar 2.2. Informasi Nilai Gizi bubur instan dalam label kemasan ...14 Gambar 4.1. Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase ... 9

Tabel 2.2. Ukuran Kadar Beban Glikemik... 12

Tabel 4.1. Karakteristik Responden ... 24

Tabel 4.2. Analisis Nutrien Bahan Makanan ... 25

Tabel 4.3. Nilai Rerata Glukosa Darah ... 25

Tabel 4.4. Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%) ... 26

Tabel 4.5. Indeks Glikemik Makanan Uji ... 27

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Surat Persetujuan Responden ... 34

Lampiran 2. Lembar Status Kesehatan Responden... 35

Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Pasien ... 37

Lampiran 4. Kriteria Status Gizi ... 38

Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji ... 39

Lampiran 6. Informasi Nilai Gizi Makanan Uji ... 41

Lampiran 7. Cara Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva... 43

Lampiran 8. Hasil Uji Statistik... 45

Lampiran 9. Dokumentasi ... 51

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

IG : Indeks Glikemik

BG : Beban Glikemik

GDP : Gula Darah Puasa IMT : Indeks Massa Tubuh

DM : Diabetes Melitus

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah serius kesehatan global dan termasuk salah satu dari beberapa penyakit tidak menular ( non-communicable disease) yang bersifat kronik penyebab kematian terbesar di seluruh dunia1. Saat ini di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang terjadi peningkatan angka kejadian dan derajat DM. Dari beberapa penelitian estimasi jumlah penduduk yang mengalami penyakit DM menyatakan bahwa sekarang ini telah sekitar 171 juta jiwa di dunia mengidap DM dan jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya, bahkan diperkirakan akan mencapai angka 366 juta jiwa pada tahun 20301.

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia menempati peringkat ke-4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak pengidap DM di seluruh dunia setelah Amerika, Cina, dan India. Menurut data tahun 2003, penyandang DM di Indonesia sebanyak 13,7 juta jiwa dan pada tahun 2030, Indonesia diramalkan akan mempunyai 20,1 juta penyandang DM dengan prevalensi 14,7% di daerah perkotaan dan 7,2% di daerah perdesaan3.

Gangguan toleransi glukosa dan gangguan glikemik puasa menjadi faktor risiko DM dan penyakit kardiovaskular. Risiko stroke meningkat 2 kali lebih tinggi pada penderita DM. Beberapa komplikasi DM lain yang sering ditemukan di negara berkembang yaitu kebutaan dan amputasi ekstremitas bawah akibat adanya ulserasi1.

(17)

2

Penerapan pola hidup sehat merupakan tindakan preventif terhadap penyakit DM, namun pada kenyataannya, pola hidup sehat sulit dijalani oleh beberapa golongan penduduk di Indonesia termasuk mahasiswa. Kesibukan dan jadwal yang padat, seringkali menjadi alasan mahasiswa untuk tidak menjalankan pola hidup yang sehat. Makanan instan seringkali menjadi pilihan mahasiswa dalam pemilihan asupan dengan alasan lebih praktis untuk dikonsumsi. Salah satu makanan instan yang cukup banyak dikonsumsi oleh mahasiswa adalah bubur instan dalam kemasan.Bubur merupakan jenis makanan yang lembek dan berair yang dibuat dari beras atau kacang-kacangan dengan cara direbus.Bubur ayam adalah salah satu contoh buburdari beras yang sangat umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain bubur ayam tradisional, saat ini sudah umum juga bubur instan dalam kemasan.

Menjaga pola hidup sehat dan pemilihan bahan makanan yang tepat menjadi faktor penting dalam pencegahan DM. Makanan sumber karbohidrat dengan Indeks Glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) yang tinggi akan memacu meningkatkan gula darah di tubuh sehingga akan merangsang pengeluaran insulin dari pankreas4.

Indeks glikemik merupakanangka yang menggambarkan kemampuan suatu makanan untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan sebagai dasar fisiologis untuk mengklasifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Berdasarkan sistem ini, nilai indeks glikemik menilai seberapa cepat makanan dicerna dan diserap oleh tubuh selama periode postprandial5. Sedangkan beban glikemik (BG) merupakan pengukuran kadar karbohidrat makanan per-porsi makanan yang dihidangkan. Nilai beban glikemik didapatkan setelah mengetahui nilai IG. Makanan yang memiliki IG yang tinggi, tidak selalu memiliki BG yang tinggi pula karena bergantung oleh jumlah besar porsi yang dimakan6.

(18)

3

3 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, dapat dirumuskan penelitian sebagai berikut : Bagaimana perbandingan hasil pengukuran indeks glikemik dan beban glikemik antara bubur instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

1. Mengetahui perbandingan indeks glikemik dan beban glikemik antara bubur instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengklasifikasikan nilai indeks glikemik dan beban glikemik bubur instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

1. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu diFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Mendapatkan ilmu dan pengalaman melakukan penelitian di bidang kesehatankhusunya mengenail nutrisi.

1.4.2 Bagi Institusi

1. Memberikan data mengenai indeks glikemik dan beban glikemik dari bubur ayam dan bubur ayam instan terhadap kadar glukosa darah.

2. Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(19)

4 1.4.3 Bagi Masyarakat

1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi masyarakat dalam pemilihan makanan sehari-hari guna antisipasi dini terhadap kejadian DM di kemudian hari.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus(DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin dan atau dengan peningkatan resistensi selular terhadap insulin sehingga mengakibatkan hiperglikemia atau suatu keadaan yang menyebabkan gula dalam darah meningkat sangat signifikan. Dalam jangka waktu yang lama, DM dapat menyebabkan kematian akibat komplikasi di berbagai organ tubuh. Organ yang sering terkena dampak dari meningkatnya gula darah yang tak terkontrol ini adalah mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah7.

Diabetes Mellitus termasuk dalam golongan penyakit tidak menular, sehingga sebagian besar etiologi penyakit ini didapatkan dari pola hidup dan pemilihan makanan yang tidak seimbang. Tingkat kesejahteraan penduduk di Indonesia yang semakin hari semakin meningkat menyebabkan pola hidup urban semakin menjamur dan faktor risiko DM pun menjadi meningkat2.

Data WHO terbaru mencatat penyakit kronik yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia antara lain : defisiensi nutrisi (29%), penyakit kardiovaskular (28%), kanker (12%), kecelakaan (10%), diabetes (3%), dan penyakit kronik lainnya (11%). Walaupun di data tersebut peringkat DM tidak terlalu tinggi, namun peran DM terhadap penyakit kardiovaskular sangatlah besar. Diabetes Mellitus sendiri merupakan penyakit dimana kadar glukosa darah sangat meningkat (hyperglycaemia) sehingga meningkatkan risiko komplikasi penyakit mikrovaskular1.

(21)

6

Menurut WHO, DM merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh produksi insulin yang tak mencukupi atau ketika tubuh tidak bisa mengefektifkan penggunaan insulin yang telah diproduksi1.

Insulin merupakan hormon polipepdita yang di produksi oleh sel β pankreas sebagai respon atas stimulus masukan makanan. Di aliran darah, insulin mengontrol homeostasis glukosa darah dengan cara menstimulasi ambilan glukosa ke dalam otot skelet, hati, dan jaringan adiposa serta sel-sel yang membutuhkan glukosa untuk melakukan metabolisme. Keberadaan insulin lebih dominan dalam keadaan pasca makan, tingginya kadar glukosa dalam darah memicu produksi insulinagar kadar gula dalam darah tetap stabil.Insulin bersifat anabolik, yang akan menyebabkan peningkatan oksidasi glukosa, glikogenesis, sintesis protein dan sintesis lemak8.

Menurut ADA, DM dibagi menjadi empat kategori klinis yaitu :

1. Diabetes tipe 1, ditandai dengan rusaknya sel β pankreas untuk memproduksi insulin sehingga menyebabkan defisiensi insulin yang absolut.

2. Diabetes tipe 2, ditandai dengan defek sekresi insulin atau resistensi sel terhadap insulin maupun terjadinya kedua hal tersebut secara bersamaan. 3. Diabetes tipe spesifik lainnya, contohnya terdapatnya cystic fibrosis

sehingga menyebabkan kelainan pada eksokrin pankreas atau karena adanya drug-or-chemical-induced akibat pengobatan dari penyakit lain. 4. Diabetes MellitusGestational

Karakteristik utama DM adalah munculnya gejala klasik seperti poliuri, polidipsi, polifagi, dan kehilangan berat badan. Gejala lain yang dapat menjurus kepada diagnosis DM adalah dampak dari hiperglikemia,yaitu pandangan buram, parestesia ekstremitas bawah, dan infeksi jamur yang menyebabkan balanitis pada laki-laki.

(22)

7

7

saat ini merupakan isu hangat global akibat tingginya angka kematian dan disabilitas yang disebabkan oleh penyakit ini2.

Diet yang patut dipantau dalam pencegahan dan pengendalian DM adalah diet yang mengandung karbohidrat. Diet tinggi karbohidrat yang tinggi juga akan meningkatkan kadar glukosa darah. Karbohidrat merupakan komponen utama yang dapat mempengaruhi sekresi insulin dan postprandial glikemik, sehingga dapat diimplikasikan bahwa terdapat hubungan antara jumlah dan tipe karbohidrat yang konsumsi dengan penyakit DM.

2.2Karbohidrat

Karbohidrat terkandung dalam tumbuhan dan hewan. Karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut9 :

- Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisi lagi. Monosakarida dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah atom karbonnya yaitu triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa, sedangkan berdasarkan kandungan gugus aldehid dan keton yaitu aldosa dan ketosa.

- Disakarida

Disakarida adalah hasil kondensasi dua monosakarida, yaitu maltosa dan sukrosa.

- Oligosakarida

Oligosakarida adalah hasil kondensasi tiga hingga sepuluh monosakarida. - Polisakarida

Polisakarida adalah hasil kondensasi lebih dari sepuluh monosakarida, contohnya pati dan dekstrin.

Makanan yang biasanya kita makan sehari-hari umumnya mengandung karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Cakupan polisakaridaantara lain :

- Pati

(23)

8

amilopektin.Amilosa dan amilopektin dibedakan dari struktur rantainya. Strukur rantai amilosa lurus dan tidak memiliki cabang, sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai yang bercabang.

Banyaknya pati yang dihidrolisis olehamilase tergantung pada struktur, derajat kristalisasi, proses pemasakan, dan keadaan struktur pati apakah terbungkus dalam dinding sel tumbuhan yang utuh atau tidak.

- Glikogen

Glikogen merupakan simpanan polisakarida yang sering ditemukan pada hewan dan terkadang juga ditemukan pada tumbuhan. Struktur rantai glikogen lebih bercabang dibandingkan amilopektin.

- Glikosaminoglikan

Glikosaminoglikan adalah karbohidrat kompleks mengandung gula amino dan asam uronat yang membetuk proteoglikan sebagai pembungkus jaringan ikat.

- Glikoprotein

Glikoprotein adalah rantai oligosakarida yang bercabang maupun tak bercabang yang terdapat pada protein.

2.3Pencernaan dan Absorbsi Karbohidrat

Sumber karbohidrat yang memiliki peranan penting dalam konsumsi makanan manusia adalah pati, laktosa dan sukrosa. Proses pencernaan manusia memiliki prinsip mengubah karbohidrat kompleks menjadi monosakarida yang memiliki struktur karbohidrat sangat sederhana melalui proses hidrolisis10.

1. Pencernaan Karbohidrat10 :

- α-amilase Saliva

(24)

9

9

dilanjutkan ke lambung. Namun dilambung hidrolisis rantai karbohidrat terhenti,akibat adanya HCl, yang akan menginaktivasi α-amilase.

- α-amilase Pankreas

Sekresi eksokrin pankreas akan melaju ke duktus pankreatikus hingga masuk ke duodenum. Sekresi eksokrin pankreas ini mengandung bikarbonat yang akan menetralkan pH asam dari lambung dan α-Amilase pankreas akan menghidrolisis α-dekstrin menjadi disakarida (maltosa), trisakarida (maltotriosa)dan oligosakarida atau limit dekstrins.

Disakarida laktosa dan sukrosa akan diubah menjadi monosakarida oleh glikosidase yang menempel di membran sel brush border. Enzim-enzim tersebut antara lain:

Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase11

No. Enzim Fungsi

1. Maltase Mengubah maltosa menjadi 2 molekul glukosa

2. Sukrase Mengubah sukrosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa

3. Laktase Mengubah laktosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa

(25)

10 2. Absorbsi Karbohidrat

Unit-unit monosakarida yang dapat diserap disaluran cerna adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.Bentuk monosakarida yang paling banyak diabsorpsi adalah glukosa yaitu sekitar 80%, sisanya adalah galaktosa dan fruktosa. Absorpsi glukosa dan galaktosa melalui transpor aktif sekunder, pembawa kotranspor pada membran luminal akan memindahkan monosakarida dan Na+ dari lumen masuk ke dalam sel usus.Proses ini memerlukan bantuan dari transport aktif natrium pada membran basolateral dari epitel usus halus yang bergantung pada pompa aktif ion Na+-K+, sehingga akhirnya glukosa dapat masuk darah di dalam vilus4. Fruktosa akan langsung diserap dalam darah hanya dengan difusi terfasilitasi pasif4.

2.4Glukosa darah dan Hormon yang Mempengaruhi

Pada umumnya glukosa banyak mengalami katabolisme untuk menghasilkan ATP, selain itu glukosa juga berperan dalam reaksi anabolik. Tubuh manusia memiliki regulator hormon dominan untuk mengatur glukosa darah yaitu insulin dan glukagon4. Insulin memiliki efek menurunkan glukosa darah dan mendorong penyimpanan karbohidratdengan mekanisme memudahkan proses transpor glukosa dalam sel, merangsang glikogenesis di otot rangka dan hati, menghambat glikogenolisis dan menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis. Oleh karena itu insulin mampu mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan mendorong penyerapan glukosa untuk digunakan dan disimpan.

(26)

11

11 2.5 Indeks Glikemik

Pada tahun 1981, Jenkins dkk memperkenalkan konsep indeks glikemik (IG) sebagai parameter respon kadar glukosa sebagai efek dari mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Definisi dari IG adalah angka dalam pesen yang menggambarkan kemampuan suatu makanan untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Makanan berbahan dasar karbohidrat memiliki kadar IG yang berbeda-beda dan respon glukosa darah terhadap tiap makanan juga berbeda. Makanan uji percobaan yang digunakan menurut beberapa jurnal penelitian yang telah dilakukan adalah dengan makanan yang memiliki jumlah karbohidrat 50 g12,13,14.

Dalam teknisnya, IG ditentukan dengan cara melakukan pengukuran kadar glukosa darah dari pembuluh darah kapiler di ujung jari yang diperoleh dengan metode „finger-prick” Pengukuran biasanya dilakukan dalam waktu dua jam setelah makan, dan kadar glukosa darah diukur tiap 15-30 menit. Kadar glukosa darah kemudian dipetakan menjadi suatu kurva glikemik. Kemudian dihitung luas area di bawah kurva dan dibandingkan dengan luas area kurva makanan standar yang mengandung glukosa murni, contohnya roti tawar.6.

Klasifikasi indeks glikemik dibagi mejadi tiga yaitu14,16 ;

 Rendah (IG < 0-55)

 Medium (IG 55-69)

 Tinggi ( IG >70)

Pada dasarnya pengukuran ini dilakukan untuk membantu orang-orang yang mengalami DM sebagai acuan pemilihan makanan16.

(27)

12

� � � =

Luas area di bawah kurva glukosa darah terhadap makanan uji setelah 2 jam Luas area di bawah kurva glukosa darah terhadap makanan standar setelah 2 jam

x 100

2.6 Beban Glikemik

Beban glikemik (BG) merupakan suatu pengukuran kadar karbohidrat yang telah kita makan secara lebih akurat karena lebih bisa menggambarkan total karbohidrat yang dimakan dalam satu porsi makanan. Berbeda dengan IG karena hanya dapat memberikan data mengenai seberapa cepat karbohidrat berubah dalam bentuk gulapengukuran BG lebih mudah dan realistis untuk dilakukan15.

Beban glikemik dapat mengekspresikan jumlah akumulasi dari glikemik postprandial, sebagai pengukur pengeluaran insulin pada waktu sesudah makan dalam satu porsi makanan.

Nilai BG ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BG = IG/100 x P x Berat makanan

Keterangan :

BG = Beban Glikemik IG = Indeks Glikemik

P = Proporsi jumlah karbohidrat dalam makanan

Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Glikemik18

Klasifikasi BG Nilai BG

Tinggi >20

Sedang 11-19

Rendah ≤10

Hubungan antara IG dan BG tidak selalu selaras satu sama lain.Makanan yang mengandung IG tinggi tapi dikonsumsi dalam porsi kecil akan memiliki nilai BG yang rendah15.

(28)

13

13

yang telah dilakukan, konsimsi makanan dengan IG atau BG yang rendah dapat menjaga respon glikemik sehinggabermanfaat mengendalikan kadar glukosa darah dan mengurangi risiko hiperglikemik13,14.

Dalam penentuan BG, kualitas karbohidrat dan kuantitas karbohidrat sangatlah menentukan hasil BG.Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran konsentrasi glukosa postprandial, antara lain adanya gangguan toleransi glukosa cenderung akan didapat IG dan BG yang lebih tinggi.

2.7 Bubur Ayam Tradisional

Bubur adalahmakanan lembek dan berair yang dibuat dari beras, kacang-kacangan, dan sebagainya yang direbus. Karena bentuknya yang semi cair, bubur mudah dicernadan diserap oleh saluran cerna. Bubur termasuk makanan favorit di Indonesia yang umumnya dikonsumsi saat sarapan.. Bubur pada dasarnya merupakan makanan universal dan tersebar merata di berbagai negara. Yang membedakannya hanya cara penyajiannya. Di Asia bubur lebih dikenal dengan nama Congee atau conjee19,20.

Cara pengolahan dan penyajian bubur di setiap negara dapat berbeda-beda. Di Indonesia, bubur biasanya dibuat dari beras yang direbus dengan air dengan komposisi air lebih banyak dibandingkan dengan memasak nasi, dan dimasak hingga lembut kemudian disajikan dalam keadaan hangat. Contoh menu bubur yang banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia adalah bubur ayam19.

Bubur ayam umumnya terdiri atas bubur nasi, saus kuah kuning, ayam yang disuir/dipotong kecil-kecil serta dengan beberapa tambahan sebagai pelengkapberupa daun bawang, saus sambal, cahkwe, kacang-kacangan, dan kerupuk. Bubur nasi umumnya dimasak tersendiri untuk kemudian disajikan dengan bahan-bahan pelengkap19.

(29)

14 2.8 Bubur Ayam Instan

Bubur ayam instan adalah produk makanan instan yang bahan bakunya terbuat dari beras. Untuk bahan pelengkap produk ini menggunakan bahan zat pengawet, gula tambahan dan bahan pewarna23.

Informasi Nilai Gizi

Takaran Saji : 1 Bungkus (45g) Jumlah Sajian per Kemasan : 1

Jumlah Per Sajian

* Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda memungkinkan lebih tinggi atau lebih rendah

Gambar 2.2. Informasi Nilai Gizi bubur instan dalam label kemasan23

Dalam satu kemasan super bubur terdapat bahan nasi instan, bumbu penyedap, kerupuk, bawang goreng, kecap asin dan sambal. Dalam penyajiannya cukup dengan menuangkan air panas sebanyak 250cc, diaduk hingga rata dan ditunggu hingga kurang lebih dua menit sebelum kemudian siap untuk disantap23.

(30)

15

15

makanan yang cepat untuk disajikan. Namun, tidak menutup kemungkinan dari seluruh kalangan dapat memakan produk ini. Selain itu, harganya pun cukup murah sehingga terjangkau untuk semua kalangan.

(31)

16 2.9 Kerangka Teori

Intake makanan denganBeban Glikemik tinggi

↑ Pengeluaran Insulin dari pankreas

- Pengaruh Genetik - Obesitas

- Rekurensi

Kelelahan sen β Pankreas

Intoleransi glukosa

DIABETES MELITUS

Kronik

(32)

17

17 2.10 Kerangka Konsep

Responden

Metabolisme Tubuh

Respon Peningkatan Kadar Glukosa Darah

Tubuh Makanan Uji

Nilai Indeks Glikemik

(33)

18 2.11 Definisi Operasional

(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental untuk mengetahui nilai indeks glikemik dan beban glikemik bubur ayam instandan bubur ayam tradisional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juni 2015, bertempat di Kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan lingkungan FKIK.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. PopulasiTarget

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun.

3.3.2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun pada tahap preklinik.

3.3.3. Besar Sampel

Sampel pada penelitian berjumlah 12 orang. Sampel didapat dengan menggunakan cara non-probability sampling,yaituconsecutive sampling.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

(35)

20

1. Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun yang sehat serta menyetujui dan telah mengisi informed consent dalam penelitian ini.

2. Responden memiliki IMT normal kriteria Asia-Pasifik.

3. Responden tidak mengalami penyakit gangguanpenyerapan glukosa. 4. Sedang tidak hamil dan tidak menyusui.

3.4.2. Kriteria Eksklusi

1. Melaksanakan diet tertentu.

2. Memiliki penyakit gangguan hormon.

3. Mempunyai riwayat gastritis atau saluran cerna lain.

4. Memiliki alergi terhadap bahan dalam komposisi makanan uji. 3.4.3. Kriteria Drop Out

1. Responden sakit saat penelitian sedang berlangsung. 3.5 Cara Kerja

3.5.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Glucometer merk easy-touch®

2. Strip Glucose merk easy-touch® 3. Lancet

4. Lancing Device 5. Alcohol Swab

6. Timbangan Ukur Digital

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Makanan standar : Roti tawar putih kupas sari roti enam lembar dengan berat karbohidrat 50 gram.

(36)

21

21 3.5.2 Besar dan Cara Pengambilan Responden

Responden terdiri dari 11 orang perempuan dan 1 laki-laki. Pemilihan responden dilakukan dengan cara non probabilitas-consecutive sampling.

(37)

22 3.6 Alur Penelitian

Populasi

Seluruh mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia

17-21 tahun

Informed Consent untuk melakukan penelitian

Bersedia Tidak Bersedia Pemilihan sampel dengan cara

non-probability

sampling,berupaconsecutive

Intervensi : Memakan jenis makanan yang di teliti oleh

peneliti

Puasa selama minimal 10 jam sebelum pengambilan

sampel

Menggunakan “finger-prick

pada pembuluh darah kapiler

Hitung Indeks Glikemik

Ukur glukosa darah setiap menit ke 15, 30, 45, 60, 90,

dan 120 setelah makan sebanyak satu kali

Hitung Glikemik Load

Minggu kedua Minggu ketiga

(38)

23

23 3.7 Rencana Manajemen dan Analisis Data

Pada penelitian yang dilakukan ini, hal pertama yang dicari yaitu indeks glikemik makanan uji dengan menggunakan metode mengukur luas area di bawah kurva atau disebut juga metode trapezoid (lampiran 4,5).

Dalam menganalisis data statistik dalam penelitian ini digunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS 22.

(39)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Responden berjumlah 12 orang, terdiri dari 1 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Karakteristik responden tersaji dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

No n Usia

Rerata umur responden dalam penelitian ini adalah 19,25 tahun (SD±0,83) dan dengan rerata IMT dari seluruh responden adalah 21,05 (SD±1,32). Nilai IMT setiap responden dan nilai IMT rata-rata seluruh responden termasuk dalam kategori normal menurut klasifiaksi status gizi berdasarkan IMT dari Asia Pasifik. Setiap responden juga tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa, hal ini terlihat pada pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dari setiap responden berada dalam batas normal dengan nilai rata-rata adalah 93,17(SD±5,4).

4.2 Bahan Makanan yang Digunakan

(40)

25

25 Tabel 4.2 Analisis nutrien bahan makanan

Makanan Uji Sajian

(gram)

4.3 Kadar Glukosa Darah

Hasil pemeriksaan glukosa darah setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua dengan waktu total pemeriksaan selama dua jam setelah pemberian setiap makanan uji dapat dapat dilihat pada tabel 4.3 dan grafik 4.1.

Tabel 4.3 Nilai rerata glukosa darah

No Bahan Makanan n Glukosa darah (mg/dl) pada menit ke :

Gambar 4.1 Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar dan Makanan Uji Tabel 4.4 Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%)

(41)

26

Pada tabel 4.4 tanda (+) atau tidak ada tanda menunjukkan besar kenaikan kadar glukosa darah sedangkan tanda (-) menunjukkan besar penurunan.Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat perbedaan kenaikan kadar glukosa darah berbagai varian makanan. Dapat dilihat pada roti tawar menggalami peningkatan secara perlahan dengan puncak kenaikan glukosa darah pada menit ke-45 dan turun hingga menit ke-120 bubur ayam instan mengalami peningkatan yang menanjak drastis setelah pemberian makanan dengan puncak peningkatam glukosa pada menit ke-45 dan turun hingga menit ke-120. Sedangakan pada bubur ayam tradisional juga mengalami peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan dengan puncak peningkatan pada menit ke-30 dan turun hingga menit ke-120.

Hal ini disebabkan karena kandungan lemak dalam santan pada bubur ayam tradisional yang terkandung dalam kuahnya dibandingkan dengan kandungan lemak yang ada di roti putih dan bubur ayam instan. Adanya lemak dalam santan yang terdapat pada kuah bubur ayam tradisional menyebabkan pencernaan dan absorpsi karbohidrat lebih lambat dibandingkan dengan bubur instan.

(42)

27

27

Berdasarkan hasil yang di dapat, ternyata kedua makanan uji memiliki indeks glikemik jauh lebih tinggi daripada makanan standar. Hal ini disebabkan oleh kandungan bubur dan proses pengolahan bubur itu sendiri. Berdasarkan analisis nutrient kandungan bubur instan dan bubur tradisional, kedua makanan uji ini memiliki serat yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Berdasarkan penelitian, serat dapat menjadi kontrol glikemik yang baik. Serat juga memiliki fungsi menurunkan peningkatan glukosa darah dan respon insulin. Serta berperan menurunkan resiko DM tipe dua. Normalnya jumlah serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi yaitu 25-35 gram per hari24.

Proses masak dan pengolahan bubur menjadi peran penting terhadap peningkatan glukosa darah pada penelitian ini.Panas dan air menyebabkan pati membengkak dan melunak, awalnya memiliki struktur yang intak hingga akhirnya granulnya rusak sehingga melepaskan molekul-molekul dari pati sederhana.Proses lamanya makanan dimasak, membuat proses penghancuran karbohidrat atau serat yang berakibat proses absorpsi karbohidrat dalam tubuh semakin tinggi. Sehingga respon glikemik tubuh semakin tinggi.Glukosa yang mudah diserap juga akan berada di dalam aliran darah lebih sebentar, oleh karena itu rasa lapar semakin cepat dirasakan kembali25,26.

4.4 Indeks Glikemik

Perhitungan luas area bawah kurva dihitung dengan metode trapezoid. Setelah dirata-ratakan, didapatkan nilaiindeks glikemik makanan uji yang dilampirkan dalam tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Indeks Glikemik Makanan Uji

Makanan IG Bubur Ayam Instan 112,2± 6,2 Tinggi

Roti tawar putih 100± 0,00 Tinggi

0, ,001

(43)

28

Bubur Ayam Instan 112,2± 6,2 Tinggi

0,271 Bubur Ayam Tradisional 109,24± 8,01 Tinggi

*berdasarkan uji statistik Paired T Test

Secara keseluruhan bedasarkan tabel diatas, indeks glikemik tertinggi adalah bubur ayam instan yaitu 112,2% (SD±6,20), disusul oleh bubur ayam tradisional yaitu 109,24% (SD±8,01). Makanan berbahan dasar beras yang dijadikan makanan uji dalam penelitian ini keduanya termasuk dalam makanan yang berindeks glikemik tinggi (>70%).

4.5 Beban Glikemik

Perhitungan nilai beban glikemik makan uji berbahan dasar bubur ini dengan menggunakan rumus :

Beban Glikemik = � � �

100 × ℎ ℎ� �

Berdasarkan rumus ini, nilai beban glikemik makanan uji berbahan dasar bubur didapatkan sebagai berikut :

Tabel 4.6 Beban glikemik Makanan Uji

Makanan BG

Bubur Ayam Instan 34,78± 1,92 Tinggi

Roti tawar putih 17± 0,00 Tinggi

0,000

Bubur Ayam Tradisional 43,48±3,19 Tinggi

Bubur Ayam Instan 34,78± 1,92 Tinggi

0,000

Bubur Ayam Tradisional 43,48±3,19 Tinggi

*berdasarkan uji statistik Paired T Test

(44)

29

29

glikemik dan beban glikemik tidak selalu harus selaras satu sama lain, namun pada penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa indeks glikemik dan beban glikemik pada bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk dalam kategori tinggi.

4.6 Keterbatasan Penelitian

Dalam menjalankan penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti yaitu pada pemeriksaan kadar glukosa darah makanan standar, peneliti hanya melakukan satu kali saja setiap waktu pengambilan dikarenakan masalah teknis. Seharusnya dalam satu kali waktu pengambilan dianjurkan untuk mengulang pemeriksaan dua hingga tiga kali agar hasil yang di dapat lebih akurat.

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitan yang dilakukan, indeks glikemik dan beban glikemik makanan berbahan dasar bubur yaitu bubur ayam instanadalah 112,2% (SD±6,20) & 34,78 (SD±1,92) dan bubur ayam tradisional adalah 109,24% (SD±8,01)& 43,49 (SD±3,19).Kedua makanan yang diujikan ini dapat digolongkan sebagai makanan dengan indeks glikemik dan beban glikemik tinggi.Dalam mengkonsumsi bubur ayam, sebaiknya mengkombinasikan bubur dengan makanan yang memiliki serat yang tinggi sehingga dapat membantu penyerapan karbohidrat.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti yang ingin melalukan penelitian indeks glikemik ataupun beban glikemik dengan menggunakan makanan yang belum ada perhitungan absolutnya, contohnya bubur ayam tradisional yang dijual dipasaran, maka dianjurkan untuk bisa lebih akurat dalam menghitung takaran per-porsinya atau takaran yang dibutuhkan lainnya. Karena perbedaan takaran akan mempengaruhi hasil yang didapat.

2. Human error maupun technical error bisa terjadi kapan saja, makan dalam pengambilan data saat finger prick test tidak hanya dilakukan sekali saja untuk hasil yang lebih akurat.

(46)

31

31

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization and International Diabetes Federation. Definition And Diagnosis Of Diabetes Mellitus And Intermediate Hyperglycemia. Switzerland: World Health Organization and International Diabetes Federation; 2006.

2. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.

3. Pusat Data dan Informasi PERSI [Internet]. Jakarta: RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak Dunia. Pdpersi; 2011. [Diakses pada: 22 Januari 2015]. Tersedia pada : www.pdpersi.co.id 4. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta:

EGC; 2012.

5. Ludwig DS, Eckel RH. The Glycemic Index at 20 y. The American Journal of Clinical Nutrition;2002;76(suppl):264S–5S.

6. Fernanda LL, Mirtes S, Rene‟ B, Denise V.d.M. Understanding the Glycemic Index and Glycemic Load and Their Practical Application. BAMBED; 2009;37:296-300.

7. American Diabetes Association. Standards Of Medical Care In Diabetes-2015. The Journal of Clinical and Applied Research and Education. January 2015;38: Supplement 1.

8. Jongsoon Lee, Paul F. Pilch. The Insulin Receptor: structure, function, and signaling. Department of Biochemistry Boston University School Of Medicine; 1994;0193: 1849-94.

9. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Karbohidrat yang Penting Secara Fisiologis dari Biokimia Harper. Edisi 27.Jakarta: EGC; 2009.

10.Smith C, Marks AD, and Marks DB. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta : EGC; 2000

(47)

32

12.Jenkins DJA, Wolever TMS, Taylor RH, Barker H, Fielden H,Baldwin JM, dkk. Glycemic Index of Foods : a Physiological Basis for Charbohydrate Exchange. American Society for Clinical Nutrition; 1981: 362-366.

13.UW Integrative Medicine Department of Family Medicine. Glycemic Index & Glycemic Load. Wisconsin: University of Wisconsin School of Medicine and Public Health; 2008.

14.BJ Venn dan TJ Green. Glycemic index and glycemic load: measurement issues and their effect on diet-disease relationship. European Journal of Clinical Nutrition; 2007: S122-S131.

15.LL Hui and EAS Nelson. Meal glycaemic load of normal-weight and overweight Hong Kong children.European Journal of Clinical Nutrition; 2006;60: 220–227.

16.Wolever TMS, Brand-Miller JC, Aernethy J, Astrup A, Atkinson F and Axelsen M. Measuring the glycemic index of foods: interlaboratory study. The American Journal of Clinical Nutrition; 2008;87: 247S-57S.

17.Alan W Barclay, Peter Petocz, Joanna McMillan-Price, et al. Glycemic index, glycemic load, and chronic disease risk-a metaanalysis of observational studies. The American Journal of Clinical Nutrition; 2008;87:627–37.

18.John A Monro and Mick Shaw. Glycemic impact, glycemic glucose equivalents, glycemic index, and glycemic load: definitions, distinctions, and implications. The American Journal of Clinical Nutrition; 2008;87(suppl):237S–43S.

19.Food and Environmental Hygiene Department. Nutrient Values Of Indigenous Congee, Rica and Noodle Dishes. Hongkong: The Government of The Hong Kong Special Administrative Region; 2006.

20.United States Department of Agriculture. Rice, White, Enriched, Long Grain. Healthy Choice American Grown; 2012: 100491-100492.

21.Tri Dewanti W, Harijono, Nurma S. Tepung Bubur Sereal Instan Metode Estruksi dari Sorgum dan Kecambah Kacang Tunggak. Jurnal Teknologi Pertanian; 3;1:35-44.

22.Jamaludin JB. Production Of Instant Fish Rice Porridge By Using Single- Screw Extruder. Faculty of Applied Sciences Universiti Teknologi MARA; 2013.

(48)

33

33

24.Lattimer JM and Haub MD. Effects of dietary fiber and its components on metabolic health. Nutrient Journal; 2010; 2:1266-1289.

25.Murugkar, D. A, Gulati, P, Kotwaliwale, N, Gupta, C, Chakraborty, S. K, & Aiman. Optimization Of Nutritionally Rich Instant Porridge With Sprouted Legumes, Malted Millets And Papaya And Its Comparison With Conventional Porridge In Terms Of Textural, Rheological And Particle Size Properties. International Journal Of Food And Nutritional Sciences; 2015: 49-55.

26.Vosloo MC. Some factors affecting the digestion of glycaemic carbohydrates and the blood glucose response. Journal of Family Ecology and Consumer Sciences. 2005; 33.

27.Aziz AA, Kenney LS, Goulet B, Abdel-Asl ES. Dietary Starch Type Affects Body Weight and Glycemic Control in Freely Fed but Not Energy-Restricted Obese Rats. The Journal of Nutrition; 2009;(136): 1881-1889. 28.Hardinsyah, Hadi R, Victor N. Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan

Karbohidrat. Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB & Departemen Gizi, FK UI; 2012.

29.Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6. Jakarta : Epidemiologi Indonesia; 2014.

(49)

34

Lampiran 1

Lembar Surat Persetujuan Responden

Formulir Informed Consent

PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL

Setelah memperoleh kejelasan mengenai tujuan, manfaat, prosedur dan kemungkinan resiko, serta jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dalam penelitian, PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONALmaka saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat : Jurusan : Semester :

Dengan ini menyatakan dengan penuh kesadaran bersedia berpartisipasi dalam penelitian tersebut dan bersedia melakukan finger prick test sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian. PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL. Selanjutnya, apabila dalam masa penelitian saya merasa dirugikan karena penelitian ini, saya berhak mengundurkan diri dari keterlibatan saya, serta membatalkan persetujuan ini, tanpa sanksi apapun dan dari pihak manapun.

Ciputat, ... 2015 Mengetahui,

Responden Peneliti

(50)

35

35

Lampiran 2

Status kesehatan responden

LEMBAR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK

ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL

Nama : Usia : BB : TB : IMT : GDP : Tanda vital

1. Tekanan darah : 2. Frekuensi napas : 3. Frekuensi nadi :

Riwayat penyakit

1. Menderita diabetes mellitus ? Ya/tidak

2. Menderita penyakit ginjal dan hati ? Ya/tidak

3. Keluarga ada yang mempunyai riwayat diabetes mellitus ? Ya/tidak

Jika ya, siapa?

4. Keluarga ada yang mempunyai riwayat penyakit tertentu ? Ya/tidak

Jika ya, siapa?

(51)

36 Jika ya, apa ?

6. Apakah memiliki riwayat gastritis dan gangguan pencernaan ? Ya/tidak

Jika ya, kapan terakhir mengalaminya ? 7. Merokok ?

Ya/tidak 8. Konsumsi alkohol ?

Ya/tidak

(52)
(53)

38

Lampiran 4

Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik

Untuk menilai status gizi responden harus dilihat dari hasil penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus:

��= �

(�� ��� )2

(54)

39

39

Lampiran 5

Contoh Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva

(55)

40 A. Perhitungan Luas Bangunan Roti Putih

Luas bangun A = 104,91+120,16

2 × 15 = 1688,12

Luas bangun B = 120,16+133,41

2 × 15 = 1901,87

Luas bangun C = 1333 ,41+138,83

2 × 15 = 2041,87

Luas bangun D = 138,83+132,41

2 × 15 = 2034,37

Luas bangun E = 132,41 + 128,41

2 × 15 = 1956,25

Luas bangun F = 128,41+125,25

2 × 15 = 1902,5

Total Luas Bangun = 11524,98

B. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Ayam Instan Luas bangun A = 94,67+131

2 × 15 = 1692,5

Luas bangun B = 131+167,16

2 × 15 = 2236,25

Luas bangun C = 167,16+169,33

2 × 15 = 2523,75

Luas bangun D = 169,33+164,83

(56)

41

41 Luas bangun E = 164,83+138

2 × 15 = 2271,25

Luas bangun F = 138+110,67

2 × 15 = 1865

Total Luas Bangun = 13094,8

C. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Ayam Luas bangun A = 95,25+135,75

2 × 15 = 1732,5

Luas bangun B = 135,75+153,58

2 × 15 = 2170

Luas bangun C = 153,58+152,67

2 × 15 = 2296,87

Luas bangun D = 152,67+155

2 × 15 = 2307,5

Luas bangun E = 155 + 137,41

2 × 15 = 2193,12

Luas bangun F = 137,41+124,33

2 × 15 = 1963,12

Total Luas Bangun = 12663,11

D. Perhitungan indeks glikemik bubur ayam instan Indeks Glikemik = 13094 ,8

11524 ,98 × 100 = 112,20

Glikemik Load = 113,62 ×31

100 = 34,78

E. Perhitungan indeks glikemik bubur ayam tradisional Indeks Glikemik = 12663 ,11

11524 ,98 × 100 = 109,24

Glikemik Load = 109,87 ×40,07

(57)

42

Lampiran 6

Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji Sebanyak 50 Gram Karbohidrat Berdasarkan informasi gizi kemasan roti putih dan Daftar Analisis Bahan Makanan FKUI 2001, maka estimati kebutuhan makanan yang digunakan sebanyak 50 gram adalah:

1. Satu sajian roti tawar putih (2lbr) mengandung 40 gram roti tawar putih yang mengandung 17 gram karbohidrat.

Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dilakukian perhitungan matematika sehingga dibutuhkan kurang lebih 120 gram roti tawar putih. Jika di ubah dalam kebutuhan per lembarnya maka dibutuhkan roti tawar putih 6 lembar.

2. Satu sajian super bubur memiliki takaran saji sebesar 45 gram yang mengandung 31 gram karbohidrat.

Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dibutuhkan satu bungkus super bubur yang ditambah lagi dengan 25 gram beras super bubur.

3. Untuk memasak bubur dibutuhkan 3 L beras untuk satu kali pemasakan dengan jumlah porsi rata-rata mencapai 70 porsi sekali masak. Jika 3 L beras di konversikan menjadi satuan kilogram yaitu 2,1 kilogram. Sehingga dalam satu porsi bubur hanya terdapat 30 gram beras.

(58)

43

43

100 gram beras mengandung 78,9 gram karbohidrat 100 gram santan mengandung 5,6 gram karbohidrat 100 gram kerupuk mengandung 85,9 gram karbohidrat

Bumbu-bumbu dapur yang terdapat dalam kandungan bubur ayam dapat di abaikan, karena tidak terlalu mempengaruhi jumlah karbohidrat pada sediaan bubur ayam.

(59)

44

Lampiran 7

Hasil Perhitungan Luas Area di bawah Kurva, Indeks Glikemik dan Beban Glikemik Bubur

Kode Makanan Standar

Bubur Ayam Instan

Bubur Ayam Tradisional

(60)

45

45

Lampiran 8

Hasil Uji Statistik

a. Uji Normalitas Data Usia, IMT, GDP

Descriptives

Statistic Std. Error

Usia

Interquartile Range 1,00

Skewness ,454 ,616

Std. Deviation 1,32742

Minimum 19,13

Maximum 23,00

Range 3,87

Interquartile Range 2,30

Skewness -,001 ,616

(61)

46

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

b. Uji Normalitas Rata-Rata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

Descriptives

Statistic Std. Error

IG_M1 Mean 112,201900459

899960

1,72204601016

8358

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 108,449884519

667880

Upper Bound 115,953916400

132040

5% Trimmed Mean 112,726378138

291120

Std. Deviation 11,40419

Minimum 67,00

Maximum 112,00

Range 45,00

Interquartile Range 12,00

Skewness -,951 ,616

(62)

47

GL_M1 Mean 34,7825891425

68995

,533834263152

191

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 33,6194642010

97050

Upper Bound 35,9457140840

40940

5% Trimmed Mean 34,9451772228

(63)

48

IG_M2 Mean 109,242735210

901840

2,22354413751

2469

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 104,398048716

758320

Upper Bound 114,087421705

045360

5% Trimmed Mean 108,956455169

249480

GL_M2 Mean 43,4895328874

60040

,885192921143

714

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 41,5608631941

41504

Upper Bound 45,4182025807

78570

5% Trimmed Mean 43,3755648028

(64)

49

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

c. Uji Paired T Test

Pair 3 IG_M1 112,201900459

(65)

50

Pair 6 GL_M1 34,7825891425

68995 13

95% Confidence Interval of

(66)

51

51

Pair 6 GL_M1 -

GL_M2

-8,706943744

891028

3,429119122

098078

,9510665249

53745

-10,7791396

91327272

-6,634747798

454784

-9,15

5

(67)

52

Lampiran 9

Dokumentasi

1. Makanan Standar dan Makanan Uji

Roti tawar putih Bubur ayam instan Bubur ayam tradisional

2. Alat

Timbangan Ukur Digital

3. Proses Pengambilan Sampel Darah

- Glucometer merk easy-touch® - Strip Glucose merk easy-touch® - Lancet

(68)

53

53

Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nadiyah Zhafirah Luvi

Tempat, tanggal lahir : Palembang, 4 Agustus 1995

Alamat : Jl. Sultan M. Mansyur No.1/2388 RT.33 RW.11 Bukil Lama, Palembang, Sumatera Selatan.

No. HP : +62 853 8053 6677

Email : nadiyahz.luvi@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

Gambar

Gambar 2.2. Informasi Nilai Gizi bubur instan dalam label kemasan ..................14
Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase .....................................................................
Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase11
Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Glikemik18
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepada penulis

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepada penulis

Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala limpahan Rahmat, Hidayah serta Ridho-Nya kepada penulis, sehingga

Segala puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia- Nya sehingga

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan karunia, nikmat, dan petunjuk-Nya sehingga penulis

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Mengetahui, Maha Adil lagi Maha Mengabulkan atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya