• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Rata-rata Pertambahan Jumlah Brachionus plicatilis (ind/ml) pada Media

Perlakuan

Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap perbandingan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis pada media perlakuan dengan penambahan bahan makanan selama waktu pengamatan, didapatkan rata-rata pertambahan jumlah individu Brachionus plicatilis seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut.

Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis ) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.

Tabel 4.1 Rata-Rata Pertambahan Jumlah Individu Populasi Brachionus

plicatilis (ind/ml) pada Media Perlakuan

Waktu pengamatan Media dan Rata-rata Pertambahan Individu

M0 M1 M2 M3 Hari ke-0 0.050 0.050 0,050 0.050 Hari ke-2 0.778 1.195 1.944 1.389 Hari ke-4 1.750 4.722 5.639 5.278 Hari ke-6 4.028 8.667 11.000 10.222 Hari ke-8 1.083 1.167 2.028 1.759 Hari ke-10 0.850 3.917 4.917 4.000 Hari ke-12 0.722 7.944 9.611 8.361 Hari ke-14 0,361 6.389 8.500 7.250 Hari ke-16 0,222 4.611 3.000 4.139 Total 9.844 38.662 46.689 42.448 Rata-rata 1.230 4.832 5.636 5.306

Keterangan : M0 = 200 mg/2 l kotoran ayam (kontrol)

M1 = 200 mg/2 l kotoran ayam + 4 mg/2 l TSP+ 4 mg/2 l Urea M2 = 200 mg/2 l kotoran ayam + 4 mg/2 l TSP + 4.5 mg/2 l Urea M3 = 200 mg/2 l kotoran ayam + 4,5 mg/2 l TSP + 5 mg/2 l Urea

Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata pertambahan jumlah individu populasi Brachionus plicatilis secara keseluruhan yang paling tinggi didapatkan pada waktu pengamatan hari ke-6 untuk semua media, sedangkan pengamatan hari ke-8 terlihat pertambahannya mengalami penurunan diakibatkan terjdinya penurunan ketersediaan makanan bagi B. plicatilis. Setelah dilakukan penambahan makanan pada hari ke-8, maka pada waktu pengamatan hari ke-10 kembali terlihat terjadinya penambahan jumlah individu populasi Brachionus plicatilis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mujiman (1998) yang menyatakan bahwa pemupukan untuk ketersediaan bahan makanan bagi B. plicatilis dalam media pada umumnya hanya tersedia untuk waktu 5-7 hari, jika dilakukan pemupukan susulan setiap 5-6 hari sekali maka kepadatan Brachionus dapat dipertahankan tetap tinggi lebih dari 1 bulan. Media yang terbaik adalah media M2 yaitu dengan puncak kepadatan populasi mencapai angka sebesar 11.000 ind/ml.

Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis ) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.

Terjadinya perbedaan rata-rata pertambahan jumlah individu (kepadatan) populasi tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan kombinasi media campuran kotoran ayam dengan pupuk TSP dan Urea. Hal ini disebabkan karena media kultur M2 yang dipupuk dengan kombinasi antara 200mg/2l TSP + 4.5mg/2l Urea ini menyebabkan tersedianya pakan (Fitoplankton) yang cukup bagi pertumbuhan B. plicatilis. Shasmand (1986) menyatakan bahwa dalam mengkultur Brachionus pemberian pupuk Urea dan TSP yang seimbang sangat menentukan terhadap pertumbuhan fitoplankton sebagai sumber bahan makanan dari B. plicatilis, keadaan ini disebabkan karena pupuk Urea dengan kandungan unsur (N) sekitar 14.20% dapat meningkatkan metabolisme fitoplankton karena fitoplankton sangat tergantung kepada unsur N dan P disebabkan mempunyai kandungan gizi yang sangat bagus untuk mendukung pertambahan terhadap fitoplankton terdapat dalam media kultur tersebut. Sehingga dengan mudah B. plicatilis ini berkembang biak dengan baik.

4.2 Laju Pertumbuhan Populasi Brachionusplicatilis

Dari hasil analisis data terhadap pertambahan jumlah populasi Brachionus plicatilis yang telah dilakukan, didapatkan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis pada beberapa media perlakuan dengan penambahan makanan selama waktu pengamatan cukup bervariasi seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut.

Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis ) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.

Tabel 4.2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Populasi Brachionusplicatilis (ind x 2 x

10-3 x hari-1) pada media perlakuan

Waktu Pengamatan Media dan Laju Pertumbuhan

M0 M1 M2 M3 Hari ke-2 1.352 1.575 1.825 1.658 Hari ke-4 0.887 1.120 1.178 1.154 Hari ke-6 0.727 0.855 0.896 0.882 Hari ke-8 0.342 0.369 0.451 0.441 Hari ke-10 0.233 0.393 0.428 0.436 Hari ke-12 0.209 0.413 0.423 0.419 Hari ke-14 0.129 0.342 0.366 0.355 Hari ke-16 0.090 0.260 0.269 0.269 Total 3.969 5.509 5.836 5.614 Rata-rata 0.496 0.688 0.729 0.701

Keterangan: M0 = 200 mg/2 l kotoran ayam (kontrol)

M1 = 200 mg/2 l kotoran ayam + 4 mg/2 l TSP+ 4mg/2 l Urea M2 = 200 mg/2 l kotoran ayam + 4 mg/2 l TSP + 4 mg/2 l Urea M3 = 200 mg/2 l kotoran ayam + 4,5 mg/2 l TSP+ 5 mg/2 l Urea

Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa selama waktu pengamatan pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis tertinggi terdapat pada perlakuan Media M2, yaitu sebesar 5,836 2 x 10-3 x hari-1 diikuti oleh media M3 sebesar 5,614. x 2 x 10-3 x hari-1 dan media M1 sebesar 5,509. x 2 x 10-3 x hari-1, sedangkan media M0 merupakan media dengan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis terendah, yaitu sebesar 3,969 ind x 2 x 103 x hari-), hal ini disebabkan karena media M0 merupakan media kontrol, yaitu tanpa pemberian pupuk TSP dan Urea.

Laju pertumbuhan Brachionus plicatilis secara keseluruhan terlihat sangat bervariasi, baik antar media maupun antar waktu pengamatan. Secara keseluruhan laju pertumbuhan yang paling tinggi didapatkan pada waktu pengamatan hari ke-2 pada semua media perlakuan. Keadaan ini menunjukkan bahwa bahan makanan pada waktu ini masih dapat mendukung laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis secara maksimal. Selanjutnya pada pengamatan hari ke-6 dan hari ke-8 pada semua media terlihat laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis mengalami penurunan. Terjadinya penurunan laju pertumbuhan populasi ini disababkan oleh bahan makanan yang tersedia sudah berkurang dan tidak mampu mendukung terjadinya laju

Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis ) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.

pertumbuhan secara optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Priyambodo (2001), bahwa dalam mengkultur Brachionus plicatilis ketersediaan pakan sangat menentukan terhadap laju pertumbuhan populasinya, apabila terjadi kekurangan nutrien dalam bahan media dapat menyebabkan terjadinya penurunan laju pertumbuhannya.

Pada waktu pengamatan hari ke-10, yaitu setelah dilakukan penambahan makanan pada hari ke-8, kembali terjadi peningkatan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis pada media M1, M2 dan M3, sedangkan pada media M0 terus mengalami penurunan karena tidak dilakukan penambahan makanan. Keadaan ini menunjukkan bahwa ketersediaan bahan makanan pada semua media perlakuan hanya tersedia dan mampu mendukung kehidupan dan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis hanya sampai hari ke-8, dan setelah dilakukan penambahan bahan makanan kembali laju pertumbuhan populasi dapat dipertahankan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mujiman (1998) yang menyatakan bahwa bila dilakukan pemupukan susulan setiap 5-6 hari sekali akan dapat mempertahankan kepadatan populasi Brachionus plicatilis.

Dari hasil secara keseluruhan dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan antara waktu pengamatan awal (hari ke-2 sampai dengan hari ke-8) lebih tinggi bila dibandingkan dengan waktu pengamatan setelah dilakukan penambahan bahan makanan (hari ke-10 sampai dengan hari ke-16). Hal ini dikarenakan jumlah individu populasi Brachionus plicatilis dari hari ke hari semakin meningkat, sehingga penambahan makanan dengan jumlah yang sama kurang mampu mendukung kehidupan, terutama laju pertumbuhan populasinya. Sehingga perbandingan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis setelah diberikan penambahan makanan pada media perlakuan terlihat tidak maksimal. Untuk lebih jelasnya melihat perbandingan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis pada pengamatan sebelum dan sesudah diberikan penambahan makanan dapat dilihat pada Gambar 4.2

Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis ) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.

Gambar 4.2 Grafik Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus

plicatilis (ind. 2 x 10-3 x hari-1) pada Media Perlakuan

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis tertinggi terdapat pada pengamatan hari ke-2 untuk semua media perlakuan, kemudian untuk pengamatan hari ke-4 sampai dengan hari ke-8 mengalami penurunan laju pertumbuhan untuk semua media. Hal ini dikarenakan telah berkurangnya ketersediaan bahan makanan bagi Brachionus plicatilis pada masing-masing media, yang pada akhirnya kondisi ini tidak dapat lagi mendukung kehidupan dan perkembangbiakan Brachionus plicatilis. Selanjutnya untuk pengamatan hari ke-10, yaitu setelah diberikan penambahan makanan pada hari ke-8, terjadi peningkatan kembali laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis namun tidak setinggi pada pengamatan hari ke-2 sampai dengan hari ke-8. Keadaan ini menunjukkan bahan makanan hanya mampu mencukupi kebutuhan hidup Brachionus plicatilis sampai dengan hari ke-8.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Mujiman (1998), bahwa dalam mengkultur Brachionus plicatilis ketersediaan pakan sangat menentukan terhadap laju pertumbuhan populasinya, apabila terjadi kekurangan nutrisi dalam bahan media dapat menyebabkan terjadinya penurunan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis atau bahkan mengalami kematian secara massal. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa bila dilakukan pemupukan susulan setiap 5-6 hari sekali akan dapat mempertahankan kepadatan populasi Brachionus plicatilis.

Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis ) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis pada ke empat media dengan perlakuan penambahan makanan selama waktu penelitian, setelah dianalisis secara statistik ternyata diantara waktu pengamatan dan komposisi media yang berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata. Oleh karena itu dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Uji Beda Rata-rata Duncan pada Media Perlakuan selama Waktu Pengamatan (Hari ke-2 sampai dengan Hari ke-16)

Media Rata-rata Laju Pertumbuhan

Hari ke-2 sampai dengan hari ke-8

Hari ke-10 sampai dengan hari ke-16

M0 4,961dD 0,873dD

M1 5,879cC 2,112cC

M2 6,525aA 2,228aA

M3 6,202bB 2,218bB

Keterangan:Angka pada kolom yang sama diikuti huruf kecil yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%, sedangkan huruf besar yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 1% menurut uji Duncan

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa setiap media perlakuan berbeda sangat nyata baik pada pengataman sebelum diberikan penambahan makanan (hari ke-2 sampai dengan hari ke-8) maupun pada pengamatan setelah diberikan penambahan makanan (hari ke-10 sampai dengan hari ke-16). Huruf yang sama pada kedua kolom menunjukkan bahwa pengamatan sebelum diberikan penambahan makanan (hari ke-2 sampai dengan hari 8) dengan pengamatan sesudah penambahan makanan (hari ke-10 sampai dengan hari ke-16) tidak berbeda, sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan pengamatan sebelum dan sesudah penambahan makanan berbeda nyata keadaan ini menunjukkan bahwa penambahan bahan makanan mempengaruhi laju pertumbuhan popualsi Brachionus plicatilis. Dimana semakin banyak jumlah individu B. plicatilis maka semakin besar pula bahan makanan yang dibutuhkan. Dapat dilihat bahwa media M2 merupakan media terbaik jika dibandingkan dengan media yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi media terbaik dan secara optimum dapat

Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis ) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.

mendukung kehidupan B. plicatilis dan perkembangbiakannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan mujiman (1998), bahwa pemberian pupuk TSP (posfor) yang paling baik adalah lebih rendah pemberian komposisi media terbaik dan secara optimum dapat mendukung kehidupann Brachionus plicatilis dan perkembangbiakannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mujiman (1998), bahwa pemberian pupuk Urea (nitrogen) yang paling baik adalah lebih rendah dari pemberian pupuk TSP (posfor), sehingga proses metabolisme dan pertumbuhan fitoplankton yang dibutuhkan sebagai sumber bahan makanan Brachionus plicatilis dapat berlangsung dengan baik.

Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis ) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.

BAB 5

Dokumen terkait