• Tidak ada hasil yang ditemukan

Administrasi dan Geografis

Kawasan yang menjadi lokasi penelitian perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu ini berada di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (Gambar 4). Desa Cikahuripan secara geografis terletak diantara 06º45’30’’ LS - 6º50’30’’ LS dan 107º35’0’’ BT - 107º38’20’’ BT (Gambar 5). Berada pada ketinggian antara 987.5 mdpl sampai 2 025 mdpl dengan luas 749.3 ha. Secara administratif Desa Cikahuripan termasuk dalam Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Desa dibagi menjadi 10 RW yaitu Cibodas, Sukalaksana, Manoko, Pojok Girang, Pojok Tengah, Karamat 1, Karamat 2, Cisaroni, Bina Hurip dan Sukamekar. Batas-batas administratif Desa Cikahuripan adalah:

Sebelah Utara : Perhutani, Kabupaten Subang Sebelah Selatan : Gudang Kahuripan, Lembang Sebelah Timur : Jayagiri, Lembang

Sebelah Barat : Sukajaya, Lembang

Tapak dikelilingi oleh bentang alam pertanian dan perbukitan yang menciptakan suasana pedesaan. Kawasan penelitian memiliki sumber daya pertanian dan pemandangan berupa pegunungan yang sangat potensial untuk dikembangan sebagai obyek dan daya tarik wisata. Desa yang akan dikembangkan merupakan salah satu sentra tanaman sayuran dan bunga potong di Lembang. Potensi pertanian dan peternakan sapi perah dapat dikembangkan menjadi obyek dan atraksi agrowisata.

Ga mbar 5 P eta l oka si d an ba tas ta pa k D esa C ikah ur ipan

Aspek Fisik Lokasi dan Aksesibilitas

Desa Cikahuripan terletak di sebelah utara Kota Bandung. Aksesibilitas ke Desa Cikahuripan tergolong mudah yaitu 47 km dari terminal Leuwipanjang, Kota Bandung dengan waktu tempuh sekitar 1,5 sampai 2 jam. Adapun jarak Desa Cikahuripan terhadap kawasan lainnya dapat dilihat pada Tabel 5. Lokasi desa terletak dekat dengan jalan utama yaitu Jalan Raya Lembang. Terdapat dua jalan masuk menuju tapak yaitu melalui jalan Raya Lembang yang merupakan jalur akses utama kendaraan tapak dengan lebar 6-7 meter dan kedua yaitu Jalan Kolonel Masturi selebar 4-5 meter. Jalan ini dilalui mobil pribadi, angkutan umum, dan motor.

Jalan utama menuju desa merupakan jalan aspal yang kondisinya baik. Jalan sekunder yang menghubungkan antar lokasi di desa sudah diaspal namun kondisinya kurang baik dan berlubang (Gambar 6). Akses merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam merencanakan area wisata untuk memfasilitasi pengunjung. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan kualitas jalan agar lebih baik sehingga memudahkan akses bagi pengunjung. Pada Gambar 7 terdapat point 1 sampai 6 menjelaskan kondisi jalan yang terletak di dalam desa maupun kondisi jalan menuju Desa Cikahuripan.

(a) (b)

Gambar 6 (a) Kondisi jalan yang menghubungkan antar kampung dan (b) antar desa

Tabel 5 Jarak (km) Desa Cikahuripan terhadap kawasan lain

No. Lokasi

Jarak ke Desa Cikahuripan

(km)

Waktu tempuh dengan menggunakan kendaraan

(menit)

1. Ibu Kota Kecamatan 4 36

2. Ibu Kota Kabupaten 20 60

3. Ibu Kota Provinsi 30 60

Ga mbar 7 P eta ana li sis a ksesibil it as De sa C ikahur ipan

Fasilitas dan Utilitas

Fasilitas umum yang terdapat di desa (Tabel 6) yaitu fasilitas pemerintahan desa, seperti kantor desa, jalan, transportasi umum, pendidikan, kesehatan, masjid, air bersih, listrik dan energi. Utilitas yang terdapat di Desa Cikahuripan yaitu, jaringan listrik, air, dan PDAM. Kebutuhan air tercukupi karena menggunakan sumber mata air pegunungan. Fasilitas yang menunjang kegiatan wisata sudah terdapat pada tapak penelitian, seperti masjid dan penginapan (Gambar 8). Namun masih ada fasilitas pendukung yang kurang seperti signage, gapura desa yang kurang terawat, area parkir, kios souvenir, tempat beristirahat, dan fasilitas kebersihan yang kurang terpenuhi di tapak.

(a) (b)

Gambar 8 Fasilitas (a) masjid dan (b) penginapan yang ada di Desa Cikahuripan Tabel 6 Jumlah sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Cikahuripan

No. Jenis Jumlah Keterangan

1. Kantor pemerintah desa 9 Terdapat 9 kantor kerja pemerintah desa

2. Jalan/perhubungan Terdiri dari jalan aspal 12 km, jalan makadam

7 km, jalan tanah 2 km, dan jalan konblok/semen/beton 2.75 km. Total panjang jalan di dalam desa adalah 23.75 km.

3. Transportasi umum 3 Terdiri dari truck umum 2 unit, angkutan per-

desa/kelurahan 5 unit, dan ojek 415 unit.

4. Pendidikan SD Manoko, SD Barulaksana

5. Tempat peribadatan 35 Jumlah masjid 10 unit dan jumlah

langgar/surau/mushola 25 buah.

6. Komunikasi dan

informasi

Terdapat warnet 5 unit, parabola 6 unit, papan iklam reklame 1 unit, papan pengumuman 1 unit.

7. Air bersih Sumur pompa 82 unit, sumur gali 8 unit,

hidran umum 32 unit, pam 33 unit, tangki air bersih 34 unit, embung 35 unit, bangunan pengolahan air bersih 32 unit.

8. Sanitasi Saluran drainase, sumur resapan air rumah

tangga 4 unit, jumlah MCK umum 4 unit.

9. Kesehatan 16 Posyandu 10 unit, toko obat 1 unit,

rumah/kantor praktek dokter 1 unit, dan rumah bersalin 4 unit.

10. Energi dan penerangan 2634 Listrik PLN 2634 unit

11. Kebersihan TPS 50 lokasi, TPA 51 lokasi, gerobak

sampah 53 unit, truk angkut sampah 54 unit, tong sampah 8 unit.

Topografi dan Kemiringan Lereng

Desa Cikahuripan memiliki topografi berbukit dan kemiringan lahan yang bervariasi. Pada peta topografi menunjukkan bahwa Desa Cikahuripan memiliki titik tertinggi 2 025 mdpl dan titik terendah 987.5 mdpl (Gambar 10). Letaknya yang berada di pegunungan dan perbukitan menyebabkan Desa Cikahuripan memiliki kemiringan lereng yang beragam. Kemiringan lereng yang bervariasi ini memberikan view yang indah ke arah perbukitan serta nilai visual yang menarik bagi pengunjung (Gambar 9).

Berdasarkan peta topografi, maka dibuat peta kemiringan lereng tapak. Penentuan kelas kemiringan lereng di bagi menjadi 4 kesesuaian yaitu 0-8% termasuk kawasan datar, 8-15% termasuk kawasan landai, 15-25% termasuk kawasan agak curam, dan >25% termasuk kawasan curam. Gambar 11 merupakan klasifikasi peta kelas kemiringan lereng. Klasifikasi kelas lereng, luas, peresentasi luas dijelaskan pada Tabel 7.

(a) (b)

Gambar 9 Kondisi topografi di Desa Cikahuripan berbukit dan berlereng Kelas lereng 0-8% merupakan kelas lereng datar dengan presentasi luasan 14.2% dari total luas area, kelas lereng 8-15% merupakan kelas lereng landai dengan presentasi luasan 63.9%, kelas lereng 15-25% merupakan kelas lereng agak curam dengan presentase luasan 8.4%, dan kelas lereng >25% yaitu kelas lereng curam dengan luasan 13.7% dari total luas area. Pada lereng datar dan lereng landai didominasi oleh pemukiman penduduk, peternakan, kebun campuran, ladang, dan bangunan lainnya. Pada kelas kemiringan agak curam umumnya digunakan sebagai kebun campuran dan tegalan tanaman hortikultura, sedangkan lereng curam didominasi oleh pepohonan.

Tabel 7 Luas kelas lereng Desa Cikahuripan

Kelas Lereng Luas (Ha) Persentase Luas (%)

0-8% (datar) 106.4 14.2

8-15% (landai) 478.8 63.9

15-25% (agak curam) 62.3 8.4

>25% (curam) 102.8 13.7

Ga mbar 10 P eta topo g ra fi De sa C ikahur ipan

Ga mbar 11 P eta k emi ring an l ere n g D esa C ikahur ipa n

Berdasarkan hasil analisis kelas kesesuaian ruang wisata dari kemiringan lereng Desa Cikahuripan yang ditentukan oleh skor kemiringan lereng sesuai, cukup sesuai, dan tidak sesuai pada Tabel 2, daerah yang yang sesuai untuk dijadikan kawasan agrowisata yaitu 106.4 ha (14.2% dari total luas area). Kemiringan lereng yang bervariasi di Desa Cikahuripan dari datar sampai curam memiliki daya tarik sendiri sebagai kawasan wisata karena pemandangannya yang menarik dan indah. Area yang curam perlu diperhatikan dalam pengembangannya karena rawan erosi dan juga berbahaya bagi pengguna tapak. Pada lahan dengan kecuraman yang tinggi perlu diupayakan sebagai daerah konservasi dengan ditanami berbagai tanaman pencegah erosi.

Tanah

Jenis tanah pada Desa Cikahuripan mayoritas Andosol Coklat dengan luas 485.2 ha, Regosol Kelabu dan Andosol terdapat 263.8 ha (Gambar 14). Andosol Coklat merupakan perkembangan dari tanah Regosol. Sifat-sifat tanah ini adalah berwarna coklat sampai hitam kelam, berstruktur sedang, struktur remah sampai gumpal, memiliki sifat porosing yang tinggi, sangat gembur, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf (Erwindy 2000). Regosol Kelabu dan Andosol mempunyai sifat-sifat Regosol dan Litosol yang ada umumnya mempunyai zat organik rendah, permeabilitas kecil-besar, daya absorpsi rendah-sedang dan kepekaan terhadap erosi besar (Erwindy 2000).

(a) (b) Gambar 13 Kondisi tanah yang diolah sebagai lahan pertanian

Hasil olahan peta menurut jenis tanah yang mengacu dari S.K Menteri Pertanian No. : 837/Kpts/Um/1980 yang terdapat pada Tabel 3 tentang kriteria kepekaan erosi dari berbagai jenis tanah menunjukkan bahwa terdapat 64.8% dari tapak cukup peka terhadap erosi dan 35.2% sangat peka terhadap erosi (Gambar 15). Presentasi cukup peka terhadap erosi lebih besar dari presentasi luasan area yang peka terhadap erosi sehingga desa ini dapat dikembangkan menjadi area pertanian dengan kepekaan erosi yang cukup rendah.

Ga mbar 14 P eta je nis t an ah De sa C ikahu ripa n 14

25 Gambar 15 Peta analisis kepekaan terhadap erosi dari jenis tanah Desa Cikahuripan

15

PETA ANALISIS KEPEKAAN TERHADAP EROSI DARI JENIS TANAH DESA CIKAHURIPAN

Tata Guna Lahan

Berdasarkan Profil Desa Cikahuripan tahun 2013 penggunaan lahan terbagi menjadi lahan pertanian dan non pertanian (Gambar 16) yang terdiri dari pekarangan, perkebunan, tegal/ladang, dan non pertanian terdiri dari pemukiman, perkantoran, taman, kuburan, lapangan, dan tanah desa/kelurahan dengan luasan tersaji pada Tabel 8. Klasifikasi penutupan lahan hasil olahan peta yang bersumber dari Badan Informasi dan Geospasial tahun 2011 terbagi menjadi enam kriteria yaitu bangunan, bukit pasir, vegetasi nonbudidaya, kebun campuran, ladang, dan hutan (Gambar 17).

(a) (b)

Gambar 16 Penggunaan tapak (a) ladang/kebun sayuran dan (b) pemukiman Penutupan lahan didominasi oleh tanaman budidaya seperti ladang 434.3 seluas Ha (39.8%), kebun campuran seluas 232.1 Ha (21.3%), sawah seluas 16.4 Ha yaitu (1.5%), hutan seluas 205.3 Ha (18.8%), vegetasi non budidaya seluas 66 Ha (6.05%), bangunan seluas 130.6 Ha (12%), danau seluas 0.6 Ha (0.05%), dan bukit pasir seluas 5.2 Ha (0.5%) yang tersaji pada Tabel 9. Penutupan lahan dengan area paling luas yaitu ladang/kebun sayuran 298.3 ha (39.8%). Pemanfaatan area budidaya yang bervariasi merupakan potensi utama dalam pengembangan agrowisata, terdiri kebun campuran dan peternakan. Kedua lahan tersebut berada dalam kondisi baik yang memungkinkan untuk pengembangan wisata pertanian, tetapi perlu adanya penataan agar menarik dan nyaman untuk pengunjung.

Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan menurut karakteristik penutupan oleh Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007, lahan yang sesuai untuk dikembangkan menjadi area rekreasi dan wisata pertanian yaitu dari 61.1% dari total area luas lahan (Gambar 18). Hal ini menunjukkan bahwa kawasan ini berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata berbasis pertanian.

Tabel 8 Pola penggunaan lahan di Desa Cikahuripan

No Jenis Penggunaan Luas Ha % 1. Lahan Pertanian Pekarangan 1.5 0.2 Perkebunan 452.6 60.4 Tegal/ladang 141.6 18.9

2. Lahan Non Pertanian

Luas pemukiman 5.5 0.7 Luas Perkantoran 7.5 1 Kantor Pemerintahan 0.8 0.1 Luas kuburan 1.3 0.2 Luas Taman 0.8 0.1 Lapangan 0.7 0.9 Kas Desa/Kelurahan: 3.7 0.5 Lainnya 127.3 17

Total luas Desa 749.3 100

Sumber: Profil Desa Cikahuripan 2013

Tabel 9 Luas penutupan lahan di Desa Cikahuripan

No Penutupan Lahan Luas

Ha %

1. Bangunan 89.9 12

2. Kebun campuran 159.6 21.3

3. Ladang/ kebun sayuran 298.3 39.8

4. Vegetasi non budidaya 56.9 7.6

5. Hutan 140.9 18.8

6. Bukit pasir 3.7 0.5

Total luas 749.3 100

Ga mbar 17 P eta tat a g un a laha n di De sa C ikahur ipa n

Ga mbar 18 P eta ana li sis ke se suaia n ru an g r ekr ea si dar i kondi si t ata g un a la ha n De sa C ikahu ripa n 18

Iklim

Data iklim Kecamatan Lembang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Lembang terletak pada 06º.50’ LS dan 107

º.37’ BT pada elevasi 1 241 m. Data yang diperoleh rata-rata temperatur udara, curah hujan, dan kelembaban selama kurun waktu tiga tahun dari tahun 2011 hingga tahun 2013 (Tabel 10). Berdasarkan data tersebut, diperoleh gambaran kondisi iklim Desa Cikahuripan, yaitu suhu rata-rata bulanan 21.9ºC dengan suhu minimum pada bulan Januari yaitu 20.1ºC dan suhu maksimum pada bulan Maret yaitu 25.2ºC. Curah hujan rata-rata bulanan 156.5 mm dengan curah hujan tertinggi di bulan Desember yaitu 377.5 mm dan curah hujan terendah di bulan Agustus yaitu 7.6 mm. Kelembaban rata-rata bulanan yaitu 81.8%, dengan kelembaban tertinggi pada bulan Mei yaitu 86.3% dan kelembaban terendah pada bulan September yaitu 74.7%.

Kenyamanan Desa Cikahuripan dengan menggunakan rumus THI= 0.8 T + (RHxT)/500 adalah 21.1. Menurut Laurie (1986) nilai THI yang kurang dari 27 termasuk dalam kondisi yang nyaman. Nilai THI Desa Cikahuripan yaitu 21.1 sehingga kondisi iklim di Desa Cikahuripan tergolong nyaman. Hal ini disebabkan suhu rata-rata berkisar antara 20.1-25.2 ºC dan kelembaban udara berkisar antara 74.7-80.3%.

Menurut kriteria Oldeman, Desa Cikahuripan termasuk iklim bulan lembab

(humid month) dengan rata-rata curah hujan 100-200mm. Berdasarkan klasifikasi

iklim Koppen, Desa Cikahuripan termasuk ke dalam Tipe Af, yaitu suhu bulan terdingin >18 C dan selalu basah dengan curah hujan setiap bulan rata-rata >60 mm (Handoko 1995). Suhu di Desa Cikahuripan sesuai untuk pengembangan Tabel 10 Rata-rata curah hujan, suhu, dan kelembaban udara Kecamatan

Lembang dari tahun 2011-2013 Bulan Suhu Rata-Rata

(ºC) Curah Hujan (mm) Kelembaban (%) Januari 20.1 143.7 84.3 Februari 21.7 236.9 82.7 Maret 25.2 150.5 83 April 23.1 206.5 86 Mei 21.9 162.9 86.3 Rata-Rata Bulanan Juni 21.7 72.9 83.7 Juli 21.1 76.8 82.7 Agustus 21.5 7.6 77 September 21.9 13.1 74.7 Oktober 23 101.3 75.7 November 22 329.6 82 Desember 20.5 377.5 83.7 Maksimal 25.2 377.5 86.3 Minimal 20.1 7.6 74.7

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kecamatan Lembang Tahun 2014

tanaman sayuran dan tanaman bunga. Suhu yang sejuk juga menambah kenyamanan dan mengundang wisatawan untuk berkunjung ke kawasan ini. Hidrologi

Sumber air yang terdapat di Desa Cikahuripan berasal dari mata air dengan debit sedang, bendungan dan embung dengan debit rendah. Sumber air bersih yang terdapat di desa yaitu terdiri dari mata air dengan jumlah 32 unit, sumur gali dengan jumlah 15 unit, sumur pompa 76 unit, dan depot isi ulang dengan jumlah 5 unit dengan kondisi baik (Profil Desa Cikahuripan 2013). Kualitas air minum mata air, sumur gali, sumur pompa, dan pipa termasuk baik. Mayoritas warga menggunakan mata air yang disalurkan ke rumah-rumah melalui selang yang sebelumnya sudah ditampung di tempat penampungan (Gambar 19b). Arah aliran air Desa Cikahuripan dari utara yang merupakan tempat yang lebih tinggi karena terletak di area pegunungan ke arah selatan yang merupakan tempat yang lebih rendah (Gambar 20). Kualitas dari sumber-sumber air tersebut baik untuk konsumsi maupun digunakan sebagai irigasi lahan, sehingga warga dengan mudah mendapatkan air bersih.

(a) (b)

Gambar 19 Kondisi (a) sungai yang melintasi desa dan (b) bak penampungan yang

mengalirkan bersih air ke setiap rumah di Desa Cikahuripan

Menurut data pemetaan Badan Informasi dan Geospasial 2011 terdapat sungai yang melintasi Desa Cikahuripan ini yaitu Sungai Cihideung. Selain Sungai Cihideung, terdapat pula sungai-sungai kecil dengan lebar tiga sampai empat meter yang melintasi Desa Cikahuripan (Gambar 19a). Sungai yang melintasi desa kondisisnya kurang baik karena telah tercemar oleh hasil limbah ternak yaitu kotoran sapi karena sebagian masyarakat membuang limbahnya ke sungai tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi tentang lingkungan agar masyarakat tidak membuang limbah peternakan lagi ke sungai dengan memanfaatkannya menjadi pupuk organik sehingga dapat menjaga kelestarian sungai dan lingkungan. Perlindungan sungai juga perlu diperhatikan dengan memberi sempadan sungai 10-15 meter kiri dan kanannya (Adisasmita 2010).

Ga mbar 20 P eta ana li sis hidrolog i De sa C ikahur ip an

Kualitas Visual

Aspek visual yang terdapat di dalam tapak yaitu bad view dan good view. Good view merupakan hamparan pertanaman sayuran dengan dikelilingi perbukitan. Hamparan pertanaman sayuran dan kondisi kontur yang bervariasi berbukit dan berlereng memiliki nilai estetik (Gambar 21). Letaknya yang berdekatan dengan Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Burangrang menyuguhkan pemandangan pegunungan yang indah. Salah satu hal yang paling dicari oleh para wisatawan yaitu panorama keindahan alam (Spillane J 1994). Pada Gambar 23 terdapat point 1 sampai 4 menunjukkan arah good view dan point 5 dan 6 menunjukkan arah bad view. Untuk dijadikan area wisata perlu adanya penataan lokasi ke arah good view agar dapat menarik wisatawan.

(a) (b)

Gambar 21 Kondisi visual good view hamparan tanaman sayuran pada tapak Bad view yang terdapat di tapak yaitu kebun rumput dan pekarangan yang kurang tertata rapih. Penataan kebun rumput yang kurang tertata rapih dan beberapa fasilitas desa yang kurang terawat mengurangi kualitas visual (Gambar 22). Penataan pekarangan yang kurang rapih dan bau yang berasal dari kandang sapi mengurangi kenyamanan bagi yang berkunjung. Kondisi jalan yang rusak dan fasilitas gapura desa yang dicorat-coret menjadi pemandangan yang kurang menarik. Diperlukan tempat pembuangan sampah yang menyebar di berbagai desa dan perbaikan tempat pembuangan kotoran ternak di setiap kandang-kandang ternak warga. Untuk menarik wisatawan perlu adanya penataan terhadap pekarangan dan kebun campuran yang ditanam secara teratur sehingga terlihat lebih menarik.

(a) (b)

Gambar 22 Kondisi visual bad view pada tapak (a) lokasi tempat pembuangan yang berada dipinggir jalan dan (b) kebun rumput yang kurang tertata rapih

Ga m ba r 23 P eta ana li sis visual De sa C ikahur ipan

Aspek Biofisik Vegetasi

Vegetasi yang ada pada tapak terdiri dari tanaman pangan, tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman obat, tanaman hias dan bunga. Tanaman pangan dan hortikultura yang dibudidayakan pada tapak tersaji pada Tabel 11. Tanaman buah yang terdapat pada tapak tersaji pada Tabel 12. Tanaman obat yang terdapat pada tapak tersaji pada Tabel 13. Selain itu terdapat vegetasi liar yang tumbuh di tapak antara lain rerumputan, bambu (Bambusa vulgaris), dan beberapa semak belukar lainnya.

Desa Cikahuripan merupakan daerah yang cocok sebagai kawasan budidaya tanaman hortikultura karena letaknya di dataran tinggi dan suhu rata-rata berkisar antara 20.1-25.2 ºC. Menurut Profil Desa Cikahuripan 2013 produktivitas tanaman hortikultura yang paling tinggi adalah tomat (Lycopersicum esculantum) yaitu 67.5 ton/ha.

Tanaman buah yang terdapat di Desa Cikahuripan yaitu alpukat, mangga, pepaya, pisang, lengkeng, jeruk nipis, jambu air, nangka, dan jambu biji. Tanaman buah ini menyebar di berbagai area di desa. Menurut Profil Desa Cikahuripan 2013 produktivitas tanaman buah tertinggi yang ada di Desa Cikahuripan yang ditanam di kebun-kebun warga adalah tanaman pisang (Musa sapientum) dengan luasan 15 ha dan produktivitas 50 ton/ha (Tabel 11). Tanaman buah tersebar di pekarangan rumah penduduk (Gambar 24a) dan di kebun-kebun campuran (Gambar 24b).

Tabel 11 Produktivitas tanaman sayuran dan pangan di Desa Cikahuripan

No. Jenis Tanaman Luas (ha) Hasil Panen

(ton/ha)

1. Jagung (Zea mays) 5 5

2. Ubi kayu (Manihot utilisima) 1 3

3. Ubi jalar (Ipomoea batatas) 1.5 4.5

4. Cabai (Capsicum annuum) 5 7.5

5. Tomat (Lycopersicum esculantum) 15 67.5

6. Sawi (Brassica sp.) 1 0.75

7. Kentang (Solanum tuberosum) 30 25

8. Kubis (Brasicca oleracea) 25 25

9. Buncis (Phaseolus vulgaris) 3 3

10. Brocoli (Brasicca oleracea) 25 15

11. Terung (Solanum melongena) 0.07 1

12. Bayam (Amaranthus sp) 0.5 3

13. Kangkung (Ipomoea reptana) 0.5 1

14. Selada air (Nasturtium officinale) 0.5 2

15. Talas (Colocasia esculenta) 0.03 0.2

16. Kembang Kol (Brasicca oleracea) 10 45 Sumber: Profil Desa Cikahuripan 2013 dan survey lapang

(a) (b)

Gambar 24 (a) Tanaman buah yang ditanam di pekarangan dan (b) menyebar di dalam kebun

Berbagai jenis tanaman atsiri juga terdapat di desa ini. Produktivitas tertinggi yaitu daun sereh mencapai 10 ton/ha (Tabel 13). Keberadaan Kebun Percobaan Manoko yang terdapat berbagai tanaman obat-obatan menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung. Selain itu, suhu yang dingin menjadi tempat yang cocok untuk budidaya berbagai jenis bunga dan tanaman hias di desa ini. Bunga dan tanaman hias yang dibudidayakan di Desa Cikahuripan yaitu gerbera (Garbera jamesonii), mawar (Rosa sp.), sedap malam, anggrek (Orchidacea), dan Phillodendron sp. sebagai tanaman dekorasi. Bunga yang banyak dibudidayakan di desa Cikahuripan ini yaitu bunga gerbera dan bunga mawar.

Tabel 12 Luas lahan tanaman buah dan produktivitasnya di Desa Cikahuripan

No. Jenis Tanaman Luas (ha) Hasil panen

ton/ha

1. Alpukat (Persea americana) 0.8 4

2. Mangga (Mangifera indica) 1 1

3. Pepaya (Carica papaya) 0.14 1

4. Pisang (Musa sapientum) 15 50

5. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) 1 1

6. Jambu air (Syzygium aqueum) 0.1 0.4

7. Nangka (Artocarpus heterophylus) 0.5 1

8. Jambu biji ( Psidium guajava) 1 1

Sumber: Profil Desa Cikahuripan 2013

Tabel 13 Produktivitas tanaman obat di Desa Cikahuripan

No. Jenis Tanaman Luas

(ha)

Hasil panen (ton/ha)

1. Jahe (Croton argyratus) 0.2 0.5

2. Kunyit (Curcuma domestica) 0.1 0.1

3. Daun Sirih (Piper betle) 0.7 0.5

4. Kayu manis (Cinnamomum zaylanicum) 0.5 0.3

5. Daun sereh (Cymbopogon ciatrus) 3 10

(a) (b)

Gambar 25 (a) Tanaman bunga dan tanaman hias yang dibudidayakan di green house dan (b) pekarangan rumah

Budidaya Jamur Tiram

Di Desa Cikahuripan tepatnya di Kampung Karamat RW 07 terdapat penduduk yang membudidayakan jamur tiram. Budidaya jamur tiram ini telah berdiri selama kurang lebih satu tahun. Hal ini bisa dijadikan sebagai objek dan atraksi agrowisata di Desa Cikahuripan.

(a) (b)

Gambar 26 Budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) milik warga Satwa

Satwa yang ada di Desa Cikahuripan terdapat hewan ternak dan satwa liar. Dari hasil pengamatan dan profil desa yang ada (Tabel 15) jenis hewan ternak yang ada yaitu sapi, ayam kampung, bebek, kambing, domba, angsa, kelinci, kucing, dan anjing. Sedangkan jenis ikan yang dibudidayakan yaitu ikan mas, lele, dan ikan nila (Tabel 14). Satwa liar yang dijumpai di tapak yaitu berbagai jenis burung, ular, dan serangga. Mayoritas masyarakat Desa Cikahuripan memelihara hewan ternak yaitu ayam kampung dan sapi dengan perkiraan jumlah populasi ayam kampung 5 016 dan sapi yaitu 3 011 ekor. Jenis ikan yang paling banyak hasil panennya adalah ikan mas dengan panen 5 ton/tahun. Ikan-ikan tersebut dipelihara di dalam empang dan dijadikan sebagai sarana memancing (Gambar 27b).

Hewan ternak yang ada seperti sapi perah (Gambar 27a) bisa menjadi sarana aktivitas edukatif agrowisata. Kegiatan memelihara hewan ternak juga bisa menjadi daya tarik, seperti memberi makan hewan ternak, memandikannya, teknik budidaya ikan, dan teknik memanen hasil ternak seperti memancing dan memerah susu sapi.

(a) (b)

Gambar 27 Hewan ternak yang dimiliki penduduk desa (a) sapi perah dan (b) budidaya ikan air tawar

Aspek Sosial, Ekonomi, Karakteristik Pertanian, dan Budaya Demografi

Menurut data profil desa tahun 2013 jumlah penduduk Desa Cikahuripan yaitu 10 857. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir berimbang. Presentasi jumlah penduduk laki-laki 51.3% (5 569 jiwa) dan jumlah penduduk perempuan 48.7% (5 288 jiwa). Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Desa Cikahuripan yaitu peternak sebanyak 1 148 jiwa atau sekitar 30.3%, buruh tani sebanyak 896 jiwa atau setara 23.7%, dan petani sebanyak 542 jiwa atau sekitar 14.3% (Tabel 16). Iklim yang sesuai, tanah yang subur, dan ketersediaan air yang mencukupi merupakan faktor pendukung dalam bidang Tabel 14 Jenis dan produksi budidaya ikan air tawar

No. Jenis Ikan Nama Latin Hasil panen (ton/tahun)

1. Mas (Cyprinus carpio) 5

2. Lele (Clarias batrachus) 3

3. Nila (Oreochromis niloticus) 1

Sumber: Profil Desa Cikahuripan 2013

Tabel 15 Populasi hewan ternak di Desa Cikahuripan

No. Jenis Hewan Jumlah Pemilik

(orang)

Perkiraan

Dokumen terkait