• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Balumbang Jaya terletak di wilayah Bogor Barat dan Kelurahan Kebon Pedes terletak di wilayah Tanah Sareal. Kelurahan Balumbang Jaya mempunyai luas sebesar 124,595 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT sebanyak 45. Letak geografis Kelurahan Balumbang Jaya 200 M di permukaan laut dengan curah hujan 3000-4000 mm. Kelurahan Balumbang Jaya mempunyai batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Situ Gede, sebelah Timur dengan Kelurahan Bubulak dan Kelurahan Situ Gede, sebelah Selatan dengan Kelurahan Marga Jaya, serta sebelah Barat dengan Desa Babakan Kecamatan Dramaga. Kelurahan Kebon Pedes terletak diwilayah Tanah Sareal. Kelurahan Kebon Pedes mempunyai luas 104 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 RW dan RT sebanyak 74. Letak geografis Kelurahan Kebon Pedes berada pada ketinggian 250 M dengan curah hujan rata-rata 3500-4000 mm. Kelurahan Kebon Pedes mempunyai batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Kedung Badak, sebelah Selatan dengan Kelurahan Cibogor, sebelah Barat dengan Kelurahan Ciwaringin dan sebelah Timur dengan Kelurahan Tanah Sareal.

Kedua kelurahan tersebut berada di bantaran sungai, pemukiman yang rawan bencana, memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dengan jarak rumah kurang dari satu meter. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka lokasi penelitian termasuk dalam wilayah pemukiman marjinal yang secara umum tidak layak untuk ditempati. Selain itu, lingkungan memberikan potensi terhadap perkembangan anak termasuk remaja. Kedua wilayah yang diteliti tidak memiliki fasilitas untuk menunjang kegiatan remaja seperti karang taruna.

Karakteristik Keluarga

Berdasarkan d ata pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata usia istri 41.49 tahun dan rata usia usia suami 46.49 tahun. Dengan demikian, sebagian besar usia istri dan suami termasuk pada kategori dewasa madya yaitu dengan rentang 40 sampai 60 tahun (Hurlock 1980) dengan persentase usia istri 59.4 persen dan usia suami 84.4 persen. Lebih dari separuh istri (55.60%) dan suami (53.10%) belum memenuhi wajib belajar 9 tahun. Berdasarkan garis kemiskinan Kota Bogor 2013, lebih dari setengah keluarga contoh (60.60%) berada pada

11

kategori miskin, dengan rata-rata pendapatan perkapita kurang dari Rp 360518. Rata-rata lama menikah yaitu 21.52 tahun.

Tabel 2 Sebaran contoh menurut karakteristik keluarga

Karakteristik Min. Maks. Rataan±St.dev

Usia istri (tahun) 32 66 41.49±5.81

Usia suami (tahun) 32 74 46.49±7.13

Lama pendidikan istri (tahun) 0 16 7.57±2.81

Lama pendidikan suami (tahun) 0 15 8.31±2.76

Besar keluarga (orang) 3 9 4.88±1.06

Lama menikah (tahun) 6 40 21.52±5.90

Pendapatan perkapita (rupiah) 10000 1375000 3.50068.67±187131.21

Karakteristik Remaja

Usia contoh berkisar antara 12-19 tahun dengan persentase 33.8 persen pada usia 12 sampai dengan 15 tahun dan 66.3 persen pada usia 16 sampai 19 tahun. (Arnet 2007 dalam Nurhidayah 2013) mengkategorikan usia remaja ke dalam tiga periode yaitu early adolescence (10-14 tahun), late adolescence (15-18 tahun) dan emerging adolescence (19-25 tahun), sedangkan Monks mengelompokkan usia remaja ke dalam tiga periode, yaitu periode remaja awal (12-15), periode remaja tengah (16-18), dan periode remaja akhir (19-21). Dengan demikian usia contoh berada pada periode early adolescence dan late adolescence (Arnet 2007) dan termasuk kelompok remaja tengah menurut (Monks 1999).

Tabel 3 menunjukkan contoh yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 88 orang (sebanyak 6 dari 10 contoh berjenis kelamin laki-laki berjumlah 72 orang (45.00%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 88 orang (55.00%). Tingkat pendidikan contoh menunjukkan persentase tertinggi 46.9 persen adalah tingkat SMP, tingkat SMA sebesar 44.4 persen dan tingkat SD dengan peresentase terendah sebesar 4.4 persen.

Tabel 3 Sebaran contoh menurut karakteristik remaja

Karakteristik n Min. Maks. Rataan±St.dev

Jenis kelamin - Laki-laki 45.0 - - - Perempuan 55.0 - - - Usia remaja - 12 19 15.39±1.93 Lama pendidikan remaja - 5 12 9.34 Pendidikan remaja SD 8.8 - - - SMP 46.9 - - - SMA 44.4 - - -

12

Perkembangan Psikososial Remaja

Erikson dalam Papalia et. al (2008) menyebutkan bahwa krisis yang terjadi di masyarakat memengaruhi kepribadian individu. Delapan tahap perkembangan yang mencakup teori kepribadian Erikson disebut dengan perkembangan psikososial. Penelitian ini menggunakan lima tahap perkembangan psikososial, yaitu kompunen trust, autonomy, initiative, industry, dan komponen identiy. Berdasarkan sebaran capaian perkembangan psisososial remaja tahapan trust

(tabel 4), perkembangan tahapan trust tertinggi disebabkan oleh kepercayaan terhadap orang sekitar diperoleh sebesar 75.20 persen. Contoh membangun kepercayaan melalui keyakinan akan kemampuan diri sendiri dengan skor 71.12 persen. Kesiapan untuk menghadapi kemugkinan hal buruk yang akan terjadi menunjukkan capaian terendah dengan capaian sebesar 36.66 persen atau hanya 3 dari 10 contoh yang merasa siap untuk menghadapi kemungkinan buruk yang akan terjadi. Item lain dengan capaian yang rendah yaitu sulit percaya terhadap orang lain sebesar 43.12 ersen.

Tabel 4 Sebaran indeks capaian komponen perkembangan psikososial remaja tahap trust

Komponen tahap trust Indeks

Mampu mengontrol diri saat marah 52.08

Dunia merupakan tempat yang penuh harapan 62.91

Tidak takut kehilangan kontrol diri pada saat merasa kecewa 66.04

Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri 71.12

Pemahaman orang lain terhadap keadaan diri sendiri 51.87

Keyakinan bahwa hal baik akan berlangsung lama 60.83

Kesukaan terhadap orang dikenal 75.20

Keyakinan bahwa dunia dipenuhi orang yang baik 63.75

Perasaan senang pada saat membantu orang lain 71.87

Kesiapan menghadapi hal buruk yang akan terjadi 36.66

Merasa sama baiknya dengan orang lain 48.75

Sulit percaya terhadap orang lain 43.12

Subtotal pencapaian 58.85

Tabel 5 menunjukkan indeks capain perkembangan psikososial remaja tahapan autonomy. Pencapaian tertinggi tahap perkembangan autonomy

disebabkan oleh usaha yang dilakukan untuk mewujudkan apa yang diinginkan (75.62%), hal tersebut menunjukkan 7 dari 10 contoh mamiliki usaha yang baik untuk mewujudkan apa yang diinginkan. Capaian autonomy terbesar kedua yaitu usaha yang tinggi untuk bangkit dari keadaan yang tidak baik (75.20%). Capaian tahapan autonomy lainnya menunjukkan 5 dari 10 contoh suka terhadap kebebasan yang memiliki capaian sebesar 58.33 persen. capaian tersebut merupakan capaian terkecil dari perkembangan psikososial untuk komponen

autonomy contoh. Kesulitan dalam membagi waktu untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain juga memberikan capaian terkecil kedua dengan indeks capaian sebesar 59.58 persen. Capaian rata-rata perkembangan autonomy contoh sebesar 67.70 persen.

13

Tabel 5 Sebaran indeks capaian komponen perkembangan psikososial remaja tahap autonomy

Komponen tahap autonomy Indeks

Menerima sesuatu apa adanya 71.66

Berpikir sebelum bertindak 73.33

Berusaha bangkit dari keadaan yang buruk 75.20

Dapat membagi waktu untuk diri sendiri dan orang lain 59.58

Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki 74.37

Tidak merasa malu dengan keadaan saat ini 54.58

Berusaha terus mandiri 74.79

Memtuskan pilihan sendiri 59.79

Berusaha keras mencapai apa yang diinginkan 75.62

Keyakinan bahwa keberhasilan dipengaruhi kemampuan diri 62.50

Focus menjalani kehidupan 72.70

Suka terhadap kebebasan 58.33

Subtotal pencapaian 67.70

Komponen perkembangan psikososial tahap initiative menunjukkan bahwa capaian tertinggi perkembangan initiative disebabkan oleh perasaan semangat dan senang pada saat menemukan pengalaman baru sebesar 73.95 persen. Capaian tertinggi kedua yaitu semangat untuk melakukan hal yang baik sebesar 72.08 persen. Capaian perkembanga autonomy yang rendah disebabkan oleh inisiatif dalam mengeluarkan pendapat atau ide baru sebesar 42.70 persen, memiliki kemampuan yang sama satu sama lain sebesar 43.8 persen (Tabel 6). Rata-rata capaian tahap initiative contoh sebesar 59.20 persen.

Tabel 6 Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan psikososial remaja tahap initiative

Komponen tahapan Initiative Indeks

Menjadi yang pertama dalam mengeluarkan ide-ide baru. 42.70

Memiliki kemampuan yang sama dengan orang lain. 43.12

Inisiatif dalam mengeluarkan ide 61.04

Tidak merasa ada kekurangan pada penampilan saya. 42.08

Tidak takut melakukan hal yang benar 62.29

Semangat dalam melakukan banyak hal. 72.08

Dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal yang tidak baik. 70.20 Berusaha memperbaiki diri pada saat menyadari kesalahan 69.16

Semangat ketika menemukan pengalaman yang baru. 73.95

Suka mencari tahu ,mengenai hal-hal yang baru. 68.54

Lebih suka menjadi pengikut dibandingkan menjadi pemimpin. 42.70 Mampu menahan diri pada saat berniat melakukan hal yang tidak baik. 62.50

Subtotal pencapaian 59.20

Tabel 7 menunjukkan bahwa capaian tertinggi tahap perkembangan industry dapat dilihat sebagian besar contoh beruaha keras mencapai apa yang diinginkan (76.45%), keyakinan setiap masalah ada penyelesaian mendapat

14

capaian tertinggi kedua untuk komponen perkembangan tahap industry (76.66%). Capaian rata-rata tahap perkembangan komponen industry sebesar 64.50 persen. Tabel 7 Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan

psikososial remaja tahap industry

Komponen tahapan Industry Indeks

Merasa putus asa pada saat apa yang inginkan tidak tercapai 64.16

Senang menunda-nunda pekerjaan. 65.41

Pekerja keras. 62.91

Merasa berguna bagi orang lain. 58.54

Berusaha keras untuk mencapai cita-cita 76.66

Menghabiskan waktu untuk hal yang berguna. 64.37

Sabar walaupun diejek teman 64.58

Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum mengerjakan tugas. 67.08

Tidak menunda masalah berlarut-larut 55.20

Yakin setiap masalah dapat diselesaikan. 76.45

Subtotal capaian 59.58

Pada perkembangan psikososial remaja pada tahap identity, remaja perlu menentukan identitasnya (Erikson dalam Papalia et al. 2008). Tabel 8 menunjukkan sebaran contoh yang sebagian besar mampu membedakan yang baik dan yang buruk (80.62%) capaian tersebut merupakan capaian tertinggi dari komponen perkembangan tahap identity.

Tabel 8 Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan psikososial remaja tahap identity

Komponen tahapan Identity Indeks

Mengatasi kekurangan yang ada pada diri sendiri 62.29

Menjadi pemimpin pada saat berkumpul dengan orang lain. 43.12

Bersikap sopan. 76.04

Memiliki tujuan dan cita-cita yang jelas. 79.16

Mampu memegang apa yang menjadi prinsip hidup. 66.66

Saya berlaku jujur dalam bertindak. 68.12

Membuat keputusan yang tepat untuk hidup 63.54

Bangga dengan apa yang diperjuangkan. 77.08

Memahami kodrat sebagai laki-laki/perempuan. 75.20

Mampu membedakan mana yang baik dan buruk. 80.62

Terlibat dalam berbagai kegiatan. 59.58

Subtotal capaian 68.31

Capaian tertinggi kedua yaitu memiliki tujuan yang jelas dengan capaian sebesar 79.16 persen. Capaian terendah terdapat pada item kedua yaitu intensitas untuk selalu menjadi pemimpin yang diperoleh sebesar 43.12 persen. mampu mengatasi kekurangan yang ada pada dirinya sebesar 49.4 persen, mampu membuat keputusan untuk hidupnya diperoleh sebesar 47.5 persen, dan sebagian besar contoh merasa bangga dengan apa yang sedang diperjuangkan saat ini

15

dengan rataan capaian sebesar 45.6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin individu mampu menentukan dan memutuskan tujuan hidupnya makan akan semakin mampu menentukan identitas dirinya.

Lima tahap pertama dari delapan perkembangan psikososial remaja yaitu trust vs mistrust, otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu, inisiatif vs rasa bersalah, produktivitas vs inferioritas, identitas vs kekacauan. Krisis identitas bukan peristiwa yang membawa bencana melaikan sebuah kesempatan untuk mengembangkan sikap penyesuaian diri yang bersifat adaptif maupun maladaptive (Feist & Feist dalam Nurhidayah 2013). Tabel 9 memperlihatkan bahwa rata-rata ketercapaian tertinggi contoh berada pada dimensi perkembangan tahap identity sebesar 68.31 persen, diikuti dengan dimensi perkembangan tahap

autonomy sebesar 67.70 persen. Sedangkan dimensi yang paling rendah ketercapaiannya adalah dimensi pada tahap perkembangan trust sebesar 58.85 persen. Secara keseluruhan, rata-rata capaian perkembangan psikososial remaja diperoleh sebesar 62.73 persen.

Tabel 9 Sebaran indeks capaian perkembangan psikososial remaja

Subvariabel Perkembangan Psikososial Indeks

Dimensi perkembangan tahap Trust (12 item) 58.85

Dimensi perkembangan tahap autonomy (12 item) 67.70

Dimensi perkembangan tahap initiative (12 item) 59.20

Dimensi perkembangan tahap industry (10 item) 59.58

Dimensi perkembangan tahap identity (11 item) 68.31

Subtotal capaian perkembangan psikososial remaja 62.73

Kepuasan Hidup remaja

Kepuasan hidup remaja ditunjukkan melalui tingkat kepuasan terhadap keluarga, kepuasan terhadap sekolah, kepuasan terhadap teman, kepuasan terhadap diri sendiri, dan kepuasan terhadap lingkungan. Tabel 10 menunjukkan sebaran capaian kepuasan hidup remaja terhadap keluarga. Capaian tertinggi yaitu kesenangan pada saat berada di rumah bersama keluarga sebesar 78.95 persen. Kesenangan menghabiskan waktu bersama keluarga sebagai capaian tertinggi kedua yang berdampak terhadap kepuasan hidup terhadap keluarga dengan capaian sebesar 74.37 persen. Capaian terendah terdapat pada rutinitas dalam melakukan hal yang menyenangkan bersama keluarga sebesar 63.12 persen. capaian terendah kedua berada pada item bahwa contoh merasa keluarga yang dimilikinya lebih baik dari keluarga yang lainnya yang dicapai sebesar 71.75 persen. Namun, kedua capaian tersebut masih menunjukkan capaian optimal, karena lebih dari separuh contoh telah mencapai tugas dengan baik. Capaian rata-rata keseluruhan komponen kepuasan terhadap keluarga yaitu sebesar 72.79 persen yang menunjukkan bahwa 7 dari 10 remaja kepuasan hidup terhadap keluarganya sudah terpenuhi dengan baik. Komunikasi yang baik ditunjukkan dengan

16

Tabel 10 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap keluarga

Kepuasan terhadap Keluarga Indeks

Senang saat berada di rumah dengan keluarga 78.95

Keluarga berkomunikasi dengan baik satu sama lain 74.37

Menghabiskan waktu dengan keluarga 75.00

Melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama orang tua 63.12 Keluarga sendiri lebih baik bila dibandingkan dengan keluarga lainnya 71.25 Semua anggota keluarga berbicara dengan bahasa yang baik. 73.75

Diperlakukan dengan adil di dalam keluarga. 73.12

Subtotal capaian 72.79

Tabel 11 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan kepuasan hidup terhadap sekolah. Sebagian besar contoh memiliki harapan yang besar untuk dapat berprestasi di sekolah sebesar 86.25 persen. Harapan untuk terus bersekolah diperoleh sebesar 90.83 persen memperoleh capaian tertinggi pada komponen kepuasan hidup terhadap sekolah. Capaian rata-rata kepuasan hidup terhadap sekolah sebesar 79.71 persen.

Tabel 11 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap sekolah

Kepuasan terhadap Sekolah Indeks

Berharap bisa berprestasi di sekolah 86.25

Sekolah adalah kegiatan yang menyenangkan. 80.41

Sekolah hal yang menarik 78.95

Berharap terus bersekolah 90.83

Ada banyak hal yang tidak menyenangkan di sekolah 71.66

Menikmati kegiatan yang ada di sekolah 72.29

Sekolah mengajarkan banyak hal 81.25

Kenyamanan berada di sekolah 76.04

Subtotal capaian 79.71

Tabel 12 menyajikan sebaran capaian kepuasan hidup remaja terhadap teman diperoleh rata-rata capaian sebesar 70.34 persen. Banyaknya jumlah teman memperoleh capaian tertinggi yaitu sebesar 77.29 persen, banyaknya manfaat yang dalam berteman sebagai capaian tertinggi kedua dengan capaian sebesar 75.62 persen. sementara itu, harapan untuk memiliki teman yang beragam mendapat capaian terendah sebesar 58.12 persen. perasaan bangga terhadap teman merupakan capaian terendah kedua dengan capaian sebesar 61.25 persen. Capaian lain yang menunjukkan hasil yang rendah yaitu pada item bantuan dari teman pada saat mengalami kesulitan yang diperoleh sebesar 69.58 persen.

17

Tabel 12 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap teman

Kepuasan terhadap Teman Indeks

Perlakuan baik dari teman 73.33

Teman- teman semuanya baik 74.16

Harapan memiliki teman yang berbeda 58.12

Teman memberikan banyak manfaat 75.62

Rasa bangga terhadap teman 61.25

Pengalaman buruk dengan teman 71.66

Memiliki banyak pengalaman menyenangkan dengan teman 72.08

Memiliki banyak teman 77.29

Teman membantu pada saat mengalami kesulitan 69.58

Subtotal capaian 70.34

Tabel 13 menunjukkan sebaran kepuasan hidup remaja terhadap diri sendiri. Capaian tertinggi yaitu rasa bangga terhadap diri sendiri sebesar 80.00 persen. ketertarikan terhadap hal baru berdampak pada kepuasan terhadap diri sendiri yang merupakan capaian tertinggi kedua dengan capaian sebesar 72.29 persen. Rata-rata capaian komponen kepuasan remaja terhadap diri sendiri yaitu sebesar 64.40 persen.

Tabel 13 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap diri sendiri

Kepuasan terhadap Diri Sendiri Indeks

Merasa cantik/tampan 54.16

Berguna bagi lingkungan sekitar. 67.08

Berlaku baik pada orang lain. 69.58

Banyak kesamaan dengan orang di sekitar 43.33

Tertarik terhadap hal-hal baru. 72.29

Bangga terhadap diri saya sendiri. 80.00

Subtotal capaian 64.40

Komponen kepuasan hidup remaja terhadap lingkungan menunjukkan tingkat kepuasan contoh terhadap lingkungan sekitar. Tabel 14 menunjukkan bahwa rasa nyaman dengan lingkungan tempat tinggal memberikan dampak tertinggi terhadap capaian kepuasan pada lingkungan dengan capaian sebesar 77.50 persen. sebagian besar contoh merasa naman dengan lingkungan tempat tinggalnya saat ini sebesar 48.80 persen. Namun meskipun sebagian contoh merasa nyaman, contoh berharap untuk dapat pindah ke tempat lain diperoleh sebesar 41.20 persen. Hal ini berkaitan dengan sebaran pernyataan yang menunjukkan bahwa sebagian besar contoh merasa bosan berada di lingkungan tempat tinggalnya saat ini diperoleh sebesar 38.80 persen.

18

Tabel 14 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap lingkungan

Kepuasan terhadap Lingkungan Sebaran

Merasa nyaman dengan lingkungan tempat tinggal 77.50

Harapan ada orang baru tinggal di lingkungan sekitar 67.70

Harapan untuk dapat pindah rumah ke tempat lain 68.12

Harapan orang-orang berlaku baik 69.16

Kesukaan terhadap lingkungan tempat tinggal 59.79

Lingkungan saya membosankan 68.33

Tetangga bersikap baik terhadap terhadap keluarga 66.87

Terdapat hal yang menyenangkan di lingkungan tempat tinggal 66.79

Subtotal capaian 68.41

Diener diacu dalam (Yacoob et al. 2012) mendefinisikan kepuasan hidup sebagai evaluasi kognitif individu pada beberapa domain. Kepuasan hidup dapat diukur dengan dua jenis pengukuran, yaitu menggunakan dimensi umum dan dimensi khusus. Namun dimensi khusus dinilai lebih efektif dalam mengukur kepuasan hidup remaja. Huebner membagi dimensi khusus tersebut ke dalam lima komponen yaitu, hubungan interpersonal dengan keluarga, lingkungan sekolah, persepsi diri, hubungan pertemanan, dan lingkungan hidup (Huebner 1994 dalam Yacoob et al. 2012). Tabel 15 menunjukkan capaian kepuasan hidup remaja. Capaian rata-rata tertinggi yaitu pada tingkat kepuasan terhadap sekolah sebesar 79.71 persen, capaian tertinggi kedua berada pada tingkat kepuaan terhadap keluarga yang dicapai sebesar 72.79 persen. Sementara itu capaian terendah berada pada tingkat kepuasan terhadap diri sendiri sebesar 64.40 persen. Secara keseluruhan, rata-rata capaian pemenuhan tugas kepuasan hidup remaja berada pada kategori tinggi dengan capaian rata-rata sebesar 71.13 persen.

Tabel 15 Sebaran indeks capaian kepuasan hidup remaja

Komponen Kepuasan Hidup Remaja Indeks

Kepuasan terhadap keluarga 72.79

Kepuasan terhadap sekolah 79.71

Kepuasan terhadap teman 70.34

Kepuasan terhadap diri sendiri 64.40

Kepuasan terhadap lingkungan 68.41

Subtotal capaian kepuasan hidup remaja 71.13

Uji Hubungan antar Karakteristik Keluarga, Karakteristik Remaja, Perkembangan Psikososial, dan Kepuasan Hidup Remaja

Uji hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik remaja, perkembangan psikososial dan kepuasan hidup remaja menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik keluarga dan karakteristik remaja terhadap perkembangan psikososial remaja maupun terhadap kepuasan hidup remaja. terdapat hubungan positif sangat signifikan antara perkembangan psikososial remaja dan kepuasan hidup remaja. Hal ini menunjukkan bahwa

19

semakin tinggi capaian perkembangan psikososial remaja maka kepuassan hidup remaja akan semakin meningkat. (Tabel 16).

Tabel 16 Koefisien korelasi antara karakteristik keluarga, karakteristik remaja, perkembangan psikososial, dan kepuasan hidup remaja

Variabel Perkembangan psikososial Kepuasan hidup remaja Usia istri - .026 .064 Usia suami .062 .101

Lama pendidikan istri .154 -.013

Lama pendidikan suami -.005 -.052

Besar keluarga .009 -0.36

Lama menikah .039 .055

Pendapatan per kapita -.092 -.135

Usia remaja .068 -.029

Lama pendidikan remaja .070 -055

Kepuasan hidup remaja 1 .559**

*signifikan pada p<0.05; **signifikan pada p<0.01

Uji Hubungan antar Variabel Perkembangan Psikososial Remaja dan Kepuasan Hidup remaja

Hasil uji korelasi antar variabel perkembangan psikososial remaja dan kepuasan hidup remaja menjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara perkembangan psikososial remaja dan kepuasan hidup remaja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi perkembangan psikososial remaja maka kepuasan hidup remaja akan semakin meningkat.

Tabel 17 Koefisien korelasi antara karakteristik keluarga, karakteristik remaja, perkembangan psikososial, dan kepuasan hidup remaja

Variabel Kepuasan hidup remaja

Komponen tahap trust .393**

Komponen tahap autonomy .443**

Komponen tahap initiative .500**

Komponen tahap industry .291**

Komponen tahap identity .585**

*signifikan pada p<0.05; **signifikan pada p<0.01

Pengaruh Karakteristik keluarga, Karakteristik Remaja, Perkembangan Psikososial Remaja, dan Kepuasan Hidup remaja

Tabel 18 menyajikan pengaruh karakteristik, karakteristik remaja, perkembangan psikososial remaja keluargaterhadap kepuasan hidup remaja. Hasil uji regresi dari keseluruhan model regresi menujukkan bahwa subvariabel dan variabel yang konsisten signifikan berpengaruh positif adalah subvariabel

20

perkembangan psikososial, yaitu pada tahap intiative dan identity. Hal ini menujukkan bahwa semakin meningkat perkembangan tahap initiative dan identity maka remaja akan semakin memenuhi kepuasan hidupnya Subvariabel lain dari perkembangan psikososial yang berpengaruh negative signifikan secara konsisten adalah komponen perkembangan pada tahap industry. Semakin meningkat perkembangan pada tahap industry maka remaja akan semakin tidak dapat memenuhi kepuasan hidupnya. Karakteristik keluarga, karakteristik remaja secara konsisten tidak berpengaruh terhadap kepuasan hidup remaja.

Tabel 18 Hasil uji regresi, variabel karakteristik keluarga, karakteristik remaja, perkembangan psikososial remaja, dan kepuasan hidup remaja

Variabel β F Sig. Adj. R2

Model Y1: α+ β1X1+ ε

Konstanta regresi 71.842 .000 .308

Perkembangan psikososial remaja .573 .000**

Model Y2: α+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ … + β10X10+ β31X31 + β32X32+ ε

Konstanta regresi 8.057 .000 .307

Perkembangan psikososial remaja .598 .000**

Model Y3: α+ β1aX1a+ β1bX1b+ β1cX1c+ β1dX1d + β1eX1e + ε

Konstanta regresi 20.164 .000 .376

Item tahap initiative .177 .034*

Item tahap industry -.173 .027*

Item tahap identity .375 .000**

Model Y4: α + β1aX1a + β1bX1b + β1cX1c + … + β2aX2a + β2bX2b + β2cX2c + … + β2jX2j+ β3aX3a+ β3bX3b + ε

Konstanta regresi 8.226 .000 .389

Item tahap initiative .176 .039*

Item tahap industry -.195 .017*

Item tahap identity .402 .000**

*signifikan pada p<0.05; **signifikan pada p<0.01

Pembahasan

Lingkungan permukiman marjinal merupakan hal yang menarik untuk dikaji karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan lingkungan pada umumnya. Perhatian keluarga yang tinggal di wilayah permukiman marjinal masih relatif kurang hal ini dapat dilihat bahwa lebih dari separuh keluarga contoh tidak menamatkan pendidikan dasar sembilan tahun dengan perentase istri (55.6%) dan suami (53.1%) sebagaimana yang dianjurkan oleh pemerintah. Persentase tersebut menunjukkan bahwa 6 dari 10 keluarga contoh tidak menamatkan pendidikan wajib dasar sembilan tahun. Selain itu lebih dari separuh keluarga contoh (60.6%) atau sebanyak 7 dari 10 keluarga contoh termasuk dalam kategori keluarga miskin dengan pendapatan per kapita di bawah rata-rata garis kemiskinan kota Bogor

21

(BPS 2013). Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa wilayah permukiman marjinal memiliki potensi penduduk miskin lebih besar.

Perkembangan psikososial pada remaja berkenaan dengan pencarian identitas (Erikson dalam Papalia et al. 2008). Identitas terbentuk ketika remaja berhasil memecahkan tiga masalah utama, yaitu pilihan pekerjaan, adopsi nilai yang diyakini dan dijalani, dan perkembangan identitas seksual yang memuaskan. Sepanjang krisis masa anak-anak pertengahan, yaitu tahap industry vs inferioritas,

anak-anak menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam kultur mereka. Pada saat memasuki usia remaja, mereka harus mencari jalan menggunakan keterampilan tersebut. Remaja juga harus mampu menunjukkan kebingungan dengan mundur ke masa kanak-kanak untuk menghindari pemecahan konflik atau dengan melibatkan diri mereka secara impulsif ke dalam serangkaian tindakan yang buruk (Papalia et al. 2008).

Hasil penelitian menunjukkan capaian perkembangan psikososial remaja secara keseluruhan yang terdiri dari lima dimensi diperoleh sebesar 62.73 persen. Dimensi perkembangan tahap autonomy dan identity memberikan kontribusi tertinggi terhadap total capaian perkembangan psikososial remaja, sedangkan capaian perkembangan tahapan trust 58.85 persen, initiative 59.20 persen, dan

industry 59.58 persen masih menunjukkan capaian yang kurang optimal. Dimensi

Dokumen terkait