• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. 1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data

Peneliti melalui beberapa tahap untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data, adapaun tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Perizinan

Peneliti meminta izin untuk meneliti kepada Departemen Ilmu Komunikasi dan Dekanat FISIP USU untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 7 Kota Medan. Setelah memperoleh izin dari pihak dekanat dan pihak SMP Negeri 7 Kota Medan peneliti memperoleh data siswa SMP Negeri 7 yang menjadi populasi dalam penelitian ini.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada responden dalam jangka waktu satu minggu yakni mulai tanggal 29 April 2013 sampai dengan 4 April 2013. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak populasi penelitian yaitu 86 buah.

4. 1. 1 Teknik Pengolahan Data

Setelah kuesioner terkumpul dari responden, maka peneliti melakukan proses pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Adapun tahapan pengolahan data dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penomoran Kuesioner

Penomoran kuesioner yaitu memberi nomor unit kuesioner sebagai pengenal, yaitu 1-86

2. Editing

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan anjuran pengisian kuesioner.

3. Pengkodean

Pengkodean merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak skor yang disediakan dalam bentuk angka.

4. Inventarisasi variabel

Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar tabel Foltron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

5. Tabulasi data

Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden yan sudah melalui pengkodean dan inventarisasi variabel kedalam kerangka tabel. Adapun tabel sebanyak jumlah pertanyaan dari kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan dirinci melalui kategori, frekuensi dan persentase. Selanjutnya untuk memperjelas isi tabel, data dianalisis melalui deskripsi teks

4. 2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam pembahasan ini, peneliti akan merujuk pada sistem penyajian atau data yang diperoleh dari hasil jawaban responden, dimana metode pengumpulan data dengan melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden yang berjumlah 86 orang.

4. 2. 1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran tentang responden dalam penelitian ini. Karakteristik responden dalam hal ini adalah jenis kelamin, suku dan uang saku.

Tabel 4. 1 Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persen 1

Perempuan 48 55.81

2 Laki-Laki 38 44.18

Total 86 100

Tabel 4. 1 di atas menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 86 orang, terdapat 48 orang (55,81%) laki-laki dan 38 orang (44,18%) perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4. 2 Suku

No. Suku Frekuensi Persen

1

Batak (Toba, Mandailing, Karo, Pakpak,

Simalungun) 35 40,69% 2 Jawa 28 32,55% 3 Minang 9 10,46% 4 Melayu 7 8,13% 5 Aceh 5 5,81% 6 Sunda 2 2,32% Jumlah 86 100 Sumber: P.2/FC.4

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa SMP Negeri 7 Kota Medan bersuku Batak yang terbagi dalam Batak Toba, Mandailing, Karo, Pakpak, Simalungun yaitu sebanyak 35 orang (40,69%). Terbanyak kedua adalah suku Jawa yaitu sebanyak 28 orang (32,55%), kemudian suku Minang sebanyak 9 orang (10,46%). Responden yang bersuku Melayu sebanyak 7 orang (8,13%), terdapat responden bersuku Aceh sebanyak 5 orang (5,81%) serta terdapat pula siswa SMP Negeri 7 Kota Medan bersuku Sunda 2 orang (2,32%).

Tabel 4. 3 Uang Saku

No Uang Saku Frekuensi Persen

1 < Rp 10.000 5 5.81 2 Rp 10.000 – Rp 15.000 69 80.23 3 Rp 16.000 – Rp 20.000 10 11.62 4 > Rp 20.000 2 2.32 Total 86 100 Sumber: P.3/FC.5

Peneliti membagi uang saku ke dalam 4 kategori yaitu, responden yang mendapat uang saku < Rp 10.000, Rp 10.000-Rp 15.000, Rp 16.000-Rp 20.000 dan > Rp 20.000. berdasarkan tabel di atas dapat diketahui mayoritas responden memiliki uang saku Rp 10.000-Rp 15.000 sebanyak 69 orang (80,23%),

responden yang memiliki uang saku Rp 16.000 – Rp 20.000 sebanyak 10 orang (11,62%), responden yang memiliki uang saku < Rp10.000 sebanyak 5 orang (5,81%) dan hanya 2 responden (2,32%) yang memiliki uang saku > Rp 20.000. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan orang tua responden berada di tingkat menengah dengan mayoritas responden memiliki uang saku sebanyak Rp 10.000-Rp 15.000 dan mereka termasuk kategori yang mampu untuk membeli produk KFC.

4. 2. 2 Persepsi Siswa

Tabel 4. 4 Intensitas Melihat Iklan

No Jawaban Frekuensi Persen

1 Jarang 46 53.48

2 Sering 35 40.69

3 Sangat Sering 5 5.81

Total 86 100

Sumber: P.4/FC.6

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang jarang melihat iklan produk KFC Pokkits sebanyak 46 responden (53,48%), responden yang sering melihat iklan produk KFC Pokkits sebanyak 35 orang (40,69%) sedangkan responden yang sangat sering melihat iklan produk KFC Pokkits sebanyak 5 orang (5,81%). Diketahui bahwa mayoritas responden jarang melihat iklan produk KFC Pokkits. Hal ini disebabkan banyaknya iklan yang ditampilkan di televisi sehingga responden kurang terfokus terhadap iklan produk KFC Pokkits. Faktor lain yang menyebabkan responden jarang melihat iklan produk KFC Pokkits karena padatnya jadwal sekolah yang harus dilalui oleh responden sehingga mengharuskan mereka menghabiskan waktu kesehariannya di sekolah.

Tabel 4. 5 Intensitas Membeli Produk

No Jawaban Frekuensi Persen

1 Jarang 65 75.58

2 Sering 21 24.41

3 Sangat Sering 0 0

Total 86 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden jarang membeli produk KFC Pokkits sebanyak 65 orang (75,58%), responden yang sering membeli produk KFC Pokkits sebanyak 21 orang (24,41%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden jarang membeli produk KFC Pokkits dikarenakan responden merasa harga yang ditawarkan oleh produk KFC Pokkits kurang sesuai dengan uang saku yang mereka miliki oleh sebab itu responden lebih memilih untuk membelanjakan uang sakunya dengan membeli makanan yang dijual di kantin sekolah dengan harga yang jauh lebih murah.

Tabel 4. 6 Iklan Menggambarkan Budaya Indonesia

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Ya, Menggambarkan Budaya Indonesia 8 9.3 2 Kurang Menggambarkan Budaya Indonesia 55 63.95 3 Tidak Menggambarkan Budaya Indonesia 23 26.74

Total 86 100

Sumber: P.6/FC.8

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang beranggapan iklan produk KFC Pokkits kurang menggambarkan Budaya Indonesia sebanyak 55 orang (63,95%), responden yang beranggapan iklan produk KFC Pokkits tidak menggambarkan Budaya Indonesia sebanyak 23 orang (26,74%) dan hanya 8 orang (9,3%) responden yang beranggapan iklan produk KFC Pokkits menggambarkan Budaya Indonesia. Hal ini diketahui bahwa mayoritas responden memiliki anggapan bahwa iklan produk KFC Pokkits kurang menampilkan Budaya Indonesia. Dikarenakan model dalam iklan produk Pokkits tersebut terlalu menampilkan budaya barat yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia.

Tabel 4. 7 Kepantasan Untuk Ditayangkan Di Televisi

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Kurang Pantas 2 2.32

2 Pantas 42 48.83

3 Sangat Pantas 42 48.83

Total 86 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa responden yang memiliki anggapan iklan produk KFC Pokkits pantas untuk ditayangkan sebanyak 42 orang responden (48,83%), hal ini sebanding dengan responden yang menyatakan iklan produk KFC Pokkits sangat pantas untuk ditayangkan di televisi yaitu sebanyak 42 orang (48,83%) dan yang beranggapan iklan produk KFC Pokkits kurang pantas ditayangkan di televisi hanya 2 orang (2,32%). Diketahui bahwa mayoritas responden memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap kelayakan penayangan iklan produk KFC Pokkits di televisi.

Tabel 4. 8 Ketertarikan Setelah Melihat Iklan

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Kurang Tertarik 46 53,48

2 Tertarik 37 43,02

3 Sangat Tertarik 3 3,48

Total 86 100

Sumber: P.8/FC.10

Berdasarkan tabel di atas bahwa responden yang kurang tertarik membeli produk KFC Pokkits setelah melihat iklan sebanyak 46 orang (53,48%), responden yang tertarik membeli produk KFC Pokkits sebanyak 37 orang (43,02%) dan yang sangat tertarik membeli produk KFC Pokkits setelah melihat iklan sebanyak 3 orang (3,48%). Hal ini diketahui bahwa mayoritas responden merasa kurang tertarik untuk membeli produk KFC Pokkits.Responden kurang tertarik membeli produk KFC Pokkits dipengaruhi oleh mayoritas uang saku yang dimiliki oleh responden tidak mencukupi untuk membeli produk Pokkits tersebut sehingga mereka lebih memilih untuk membelanjakan uang yang mereka miliki di kantin sekolah. Hal ini dapat diperkuat dari hasil penelitian pada tabel berikut.

Tabel 4. 9 Menyukai Tampilan Iklan Produk Pokkits

No. Menyukai Produk Pokkits Frekuensi Persen

1 Kurang Suka 46 53.48

2 Suka 34 39.53

3 Sangat Suka 6 6.97

Total 86 100

Responden yang kurang menyukai tampilan iklan produk KFC Pokkits versi Cinta Laura sebanyak 46 orang (53,48%), responden yang menyukai tampilan iklan produk KFC Pokkits versi Cinta Laura sebanyak 34 orang (39,53%) dan hanya 6 orang (6,97%) yang sangat menyukai tampilan iklan produk KFC Pokkits versi Cinta Laura. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden kurang menyukai tampilan iklan produk KFC Pokkits versi Cinta Laura. Hal ini dikarenakan pada tampilan iklan produk KFC Pokkits tidak menampilkan budaya yang terdapat di Indonesia. Seperti halnya pakaian yang dikenakan oleh model dalam iklan tersebut yang terlalu minim, tata cara model dalam memakan produk KFC Pokits tersebut serta dalam cara menyimpan makanan di saku belakang celana yang tidak biasa atau tidak lazim di lakukan di Indonesia.

4. 2. 3 Nilai Budaya Pada Iklan Fastfood

Tabel 4. 10 Kejelasan Bahasa Dalam Iklan

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Jelas 6 6.97

2 Cukup Jelas 50 58.13

3 Kurang Jelas 30 34.88

Total 86 100

Sumber: P.10/FC. 12

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang beranggapan bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan iklan produk KFC Pokkits sudah cukup jelas sebanyak 50 orang (58,13%), sedangkan responden yang merasa bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan iklan produk KFC Pokkits kurang jelas sebanyak 30 orang (34,88%) dan yang merasa bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan iklan produk KFC Pokkits sangat jelas hanya 6 orang (6,97%). Dapat diketahui bahwa mayoritas responden merasa bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan iklan produk KFC Pokkits sudah cukup jelas.

No. Jawaban Frekuensi Persen 1 Sangat Baik 6 6.97 2 Cukup Baik 50 58.13 3 Kurang Baik 30 34.88 Total 86 100 Sumber: P.11/FC.13

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab proses penyampaian pesan dalam iklan produk KFC Pokkits cukup baik sebanyak 50 orang (58,13%), sedangkan responden yang menjawab proses penyampaian pesan dalam iklan produk KFC Pokkits kurang baik sebanyak 30 orang (34,88%) dan responden yang menjawab proses penyampaian pesan dalam iklan produk KFC Pokkits sangat baik adalah 6 orang (6,97%). Hal ini diketahui bahwa mayoritas responden beranggapan proses penyampaian pesan dalam iklan produk KFC Pokkits sudah cukup baik.

Tabel 4. 12 Suka Melihat Pakaian dan Penampilan Model Dalam Iklan

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Suka 12 13.95

2 Cukup Suka 21 24.41

3 Kurang Suka 53 61.62

Total 86 100

Sumber: P.12/FC.14

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab kurang suka melihat pakaian dan penampilan model dalam iklan produk KFC Pokkits sebanyak 53 orang (61,62%), sedangkan responden yang menjawab cukup suka melihat pakaian dan penampilan model dalam iklan produk KFC Pokkits sebanyak 21 orang (24,41%) dan responden yang menjawab sangat suka melihat pakaian dan penampilan model dalam iklan produk KFC Pokkits hanya 12 orang (13,95%). Hal ini diketahui bahwa mayoritas responden merasa kurang suka melihat pakaian dan penampilan model dalam iklan produk KFC Pokkits dikarenakan pakaiannya yang terlalu terbuka dan hal tersebut tidak biasa dikenakan di Indonesia.

Tabel 4. 13 Kesesuaian Pakaian Yang Dikenakan Model Dengan Budaya Indonesia

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Sesuai 3 3,48

2 Cukup Sesuai 9 10,46

3 Kurang Sesuai 74 86,04

Total 86 100

Sumber: P.13/FC.15

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab pakaian yang dikenakan model dalam iklan produk KFC Pokkits kurang sesuai dengan Budaya Indonesia sebanyak 74 orang (86,04%), sedangkan responden yang menjawab pakaian yang dikenakan model dalam iklan produk KFC Pokkits cukup sesuai dengan Budaya Indonesia sebanyak 9 orang (10,46%) dan responden yang menjawab pakaian yang dikenakan model dalam iklan produk KFC Pokkits sangat sesuai dengan Budaya Indonesia hanya 3 orang (3,48%). Hal ini diketahui bahwa mayoritas responden beranggapan pakaian yang dikenakan model dalam iklan produk KFC Pokkits kurang sesuai dengan Budaya Indonesia. Karena model dalam iklan produk KFC Pokkits tersebut mengenakan pakaian tanpa lengan dan

hot pants, oleh sebab itu pakaian yang dikenakan model dalam iklan produk Pokkits tersebut kurang sesuai dengan budaya yang terdapat di Indonesia.

Tabel 4. 14 Produk Menjadi Makanan Utama

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Setuju 0 0

2 Setuju 15 17,44

3 Kurang Setuju 71 82,55

Total 86 100

Sumber: P.14/FC.16

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab kurang setuju produk KFC Pokkits menjadi makanan utama sebanyak 71 orang (82,55%) dan hanya 15 orang (17,44%) responden yang menjawab setuju produk KFC Pokkits menjadi makanan utama. Dapat diketahui bahwa mayoritas responden kurang setuju produk KFC Pokkits menjadi makanan utama. Hal ini bisa jadi dikarenakan porsi produk Pokkits berukuran kecil dan responden merupakan warga negara asli

Indonesia dimana makanan pokok Indonesia adalah nasi dengan segala jenis lauk pauk.

Tabel 4. 15 Kebiasaan Makan Sambil Berbicara

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Terbiasa 2 2.32

2 Terbiasa 26 30.23

3 Kurang Terbiasa 58 67.44

Total 86 100

Sumber: P.15/FC.17

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab kurang terbiasa makan sambil berbicara sebanyak 58 orang (67,44%), sedangkan responden yang menjawab terbiasa makan sambil berbicara sebanyak 26 orang (30,23%) dan responden yang menjawab sangat terbiasa makan sambil berbicara hanya 2 orang (2,32%). Hal ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak terbiasa makan sambil berbicara.

Tabel 4. 16 Kebiasaan Makan Sambil Berjalan

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Terbiasa 1 1.16

2 Terbiasa 12 13.95

3 Kurang Terbiasa 73 84.88

Total 86 100

Sumber: P.16/FC.18

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab kurang terbiasa makan sambil berjalan sebanyak 73 orang (84,88%), sedangkan responden yang menjawab terbiasa makan sambil berjalan sebanyak 12 orang (13,95%) dan responden yang menjawab sangat terbiasa makan sambil berjalan hanya 1 orang (1,16%). Diketahui bahwa mayoritas responden tidak terbiasa makan sambil berjalan. Hal ini disebabkan karena pada norma dan adat istiadat yang terdapat di Indonesia pada umumnya tidak membenarkan makan sambil berjalan karena itu merupakan salah satu hal yang tabu untuk dilakukan di Indonesia.

Tabel 4. 17 Membeli Produk KFC Menjadi Gaya Hidup

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Setuju 1 1.16

2 Setuju 18 20.93

3 Kurang Setuju 67 77.9

Total 86 100

Sumber: P.17/FC.19

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab kurang setuju dengan membeli produk KFC Pokkits menjadi gaya hidup sebanyak 67 orang (77,9%), sedangkan responden yang menjawab setuju membeli produk KFC Pokkits sebanyak 18 orang (20,93%) dan responden yang menjawab sangat setuju membeli produk KFC Pokkits hanya 1 orang (1,16%). Hal ini diketahui bahwa mayoritas responden tidak setuju dengan membeli produk KFC telah menjadi gaya hidup.

Tabel 4. 18 Kesesuaian KFC Pokkits Dengan Makanan Indonesia

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Sesuai 0 0

2 Sesuai 20 23.25

3 Kurang Sesuai 66 76.74

Total 86 100

Sumber: P.18/FC.19

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab produk KFC Pokkits kurang sesuai dengan makanan orang Indonesia sebanyak 66 orang (76,74%), sedangkan yang menjawab produk KFC Pokkits sesuai dengan makanan orang Indonesia sebanyak 20 orang (23,25%) dan tidak ada responden yang menjawab produk KFC Pokkits sangat sesuai dengan makanan orang Indonesia. Hal ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden beranggapan produk KFC Pokkits tidak sesuai dengan makanan orang Indonesia, karena kandungan makanan yang terdapat dalam produk KFC Pokkits merupakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang yang berbudaya Barat.

Tabel 4. 19 Kesesuaian Menyimpan Makanan di Saku Belakang Celana Dengan Budaya Indonesia

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Biasa 1 1.16

2 Cukup Biasa 5 5.81

3 Kurang Biasa 80 93.02

Total 86 100

Sumber: P.19/FC.21

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab menyimpan makanan di saku belakang celana adalah hal yang kurang biasa dilakukan di Indonesia sebanyak 80 orang (93,02%), sedangkan responden yang menjawab menyimpan makanan di saku belakang celana adalah hal yang cukup biasa sebanyak 5 orang (5,81%) dan responden yang menjawab menyimpan makanan di saku belakang celana adalah hal yang sangat biasa hanya 1 orang (1,16%). Hal ini dapat diketahui mayoritas responden tidak terbiasa menyimpan makanan di saku belakang celana. Karena responden beranggapan bahwa menyimpan makanan di saku belakang celana merupakan hal yang tidak wajar untuk dilakukan di Indonesia terlebih itu adalah sebuah makanan yang siap untuk disantap.

Tabel 4. 20 Kesesuaian Makan Sambil Berjalan Dengan Budaya Indonesia

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Sesuai 1 1.16

2 Cukup sesuai 5 5.81

3 Kurang Sesuai 80 93.02

Total 86 100

Sumber: P.20/FC.22

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab makan sambil berjalan kurang sesuai dengan Budaya Indonesia sebanyak 80 orang (93,02%), sedangkan responden yang menjawab makan sambil berjalan cukup sesuai dengan Budaya Indonesia sebanyak 5 orang (5,81%) dan responden yang menjawab makan sambil berjalan sangat sesuai dengan Budaya Indonesia hanya 1 orang (1,16%). Diketahui bahwa mayoritas responden beranggapan makan sambil berjalan tidak sesuai dengan Budaya Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh norma dan adat istiadat yang berlaku di Indonesia. Makan sambil berjalan merupakan hal

yang sama sekali tidak biasa dilakukan di Indonesia. Faktor lain yang mempengaruhi hal ini adalah mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam dimana dalam ajaran agama Islam mengharuskan duduk disaat makan, tidak diperbolehkan berdiri terlebih lagi berjalan.

Tabel 4. 21 Kesesuaian Makan Sambil Berbicara Dengan Budaya Indonesia

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Sesuai 3 3.48

2 Cukup Sesuai 4 4.65

3 Kurang Sesuai 79 91.86

Total 86 100

Sumber: P.21/FC.23

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab makan sambil berbicara kurang sesuai dengan Budaya Indonesia sebanyak 79 orang (91,86%), Sedangkan responden yang menjawab makan sambil berbicara cukup sesuai dengan Budaya Indonesia sebanyak 4 orang (4,65%) dan responden yang menjawab makan sambil berbicara sangat sesuai dengan Budaya Indonesia hanya 3 orang (3,48%). Diketahui bahwa mayoritas responden beranggapan makan sambil berbicara tidak sesuai dengan Budaya Indonesia. Hal ini dikarenakan norma dan adat istiadat yang berlaku di Indonesia pada umumnya tidak membenarkan berbicara disaat makan.

Tabel 4. 22 Kandungan Unsur Budaya Barat Dalam Iklan

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Kurang Mengandung unsur budaya barat 6 6.97 2 Cukup Mengandung Unsur Budaya Barat 40 46.51 3 Sangat Mengandung Unsur Budaya Barat 40 46.51

Total 86 100

Sumber: P.22/FC.24

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab iklan produk KFC Pokkits sangat mengandung unsur Budaya Barat sebanyak 40 orang (46,51%), hal ini sebanding dengan responden yang menjawab iklan produk KFC Pokkits cukup mengandung unsur Budaya Barat sebanyak 40 orang (46,51%) dan responden yang menjawab iklan produk KFC Pokkits kurang mengandung unsur Budaya Barat hanya 6 orang (6,97%). Diketahui bahwa mayoritas responden beranggapan

iklan produk KFC Pokkits sangat mengandung unsur Budaya Barat. Hal ini dikarenakan pada iklan produk KFC Pokkits menampilkan adegan model yang sedang memakan produk Pokkits tersebut sambil berbicara dan berjalan bersama teman-temannya dan pada iklan ini pula terdapat adegan model menyimpan produk Pokkits tersebut di saku belakang celananya. Adegan yang dilakukan oleh model dalam iklan produk KFC Pokkits tersebut sama sekali tidak mencerminkan budaya asli Indonesia.

Tabel 4. 23 Pengaruh Gaya Hidup Budaya Barat Terhadap Minat Beli

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Kurang Setuju 25 29.06

2 Cukup setuju 44 51.16

3 Sangat Setuju 17 19.76

Total 86 100

Sumber: P.23/FC.25

Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab cukup setuju adanya pengaruh gaya hidup Budaya Barat terhadap minat beli produk KFC Pokkits sebanyak 44 orang (51,16%), sedangkan responden yang menjawab kurang setuju adanya pengaruh gaya hidup Budaya Barat terhadap minat beli produk KFC Pokkits sebanyak 25 orang (29,06%) dan responden yang menjawab sangat setuju adanya pengaruh Budaya Barat terhadap minat beli produk KFC Pokkits hanya 17 orang (19,76%). Hal ini dapat diketahui bahwa responden cukup setuju adanya pengaruh gaya hidup Budaya Barat terhadap minat beli produk KFC Pokkits.

Tabel 4. 24 Tampilan Iklan Mempengaruhi Sikap

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat mempengaruhi 1 1.16

2 Cukup mempengaruhi 15 17.44

3 Kurang mempengaruhi 70 81.39

Total 86 100

Sumber: P.24/FC.26

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab tampilan iklan produk KFC Pokkits kurang mempengaruhi sikap 70 orang (81,39%), sedangkan responden yang menjawab tampilan iklan produk KFC Pokkits cukup

mempengaruhi sikap sebanyak 15 orang (17,44%) dan responden yang menjawab tampilan iklan produk KFC Pokkits sangat mempengaruhi sikap hanya 1 orang (1,16%). Hal ini diketahui bahwa tampilan iklan produk KFC Pokkits tidak mempengaruhi sikap responden.

Tabel 4. 25 Pengaruh Model Iklan Terhadap Gaya Hidup No. Model Iklan KFC Berpengaruh Terhadap

Gaya Hidup Frekuensi Persen

1 Sangat Berpengaruh 3 3.48

2 Cukup Berpengaruh 18 20.93

3 Kurang Berpengaruh 65 75.58

Total 86 100

Sumber: P.25/FC.27

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab tampilan iklan produk KFC Pokkits kurang berpengaruh terhadap gaya hidup sebanyak 65 orang (75,58%), sedangkan responden yang menjawab tampilan iklan produk KFC Pokkits cukup berpengaruh terhadap gaya hidup sebanyak 18 orang (20,93%) dan responden yang menjawab tampilan iklan produk KFC Pokkits sangat berpengaruh terhadap gaya hidup hanya 3 orang (3,48%). Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tampilan iklan produk KFC Pokkits tidak berpengaruh terhadap gaya hidup responden.

Tabel 4. 26 Kebanggaan Membeli Produk

No. Jawaban Frekuensi Persen

1 Sangat Bangga 7 8.13

2 Cukup Bangga 39 45.34

3 Kurang Bangga 40 46.51

Total 86 100

Sumber: P.26/FC.28

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab kurang bangga setelah membeli produk KFC sebanyak 40 orang (46,51%), sedangkan responden yang menjawab cukup bangga setelah membeli produk KFC Pokkits sebanyak 39 orang (45,34%) dan responden yang menjawab sangat bangga setelah membeli produk KFC Pokkits hanya 7 orang (8,13%). Hal ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak bangga dengan membeli produk KFC. Oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa responden telah dapat menentukan pilihannya sendiri. Tidak sebagaimana anak remaja pada umumnya yang mudah terpengaruh oleh teman-temannya untuk selalu tampil sama sesuai dengan gaya masa kini.

4. 3 Pembahasan

SMP Negeri 7 Medan merupakan salah satu sekolah yang terletak di tengah kota yang merupakan pusat kawasan perbisnisan di Kota Medan. Karena SMP Negeri 7 Medan berada di kawasan perbisnisan maka di sekitar sekolah banyak ditemui restoran-restoran yang berasal dari luar Indonesia seperti Pizza Hut, Killiney Kopi Tiam, KFC dan lain-lain. Salah satu yang terdekat dengan

Dokumen terkait