4.1 Rata-rata Pertambahan Jumlah Individu PopulasiBrachionus plicatilis(ind/l)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan pertambahan jumlah
individu populasi B. plicatilis yang cukup bervariasi, baik antara media perlakuan,
maupun rentang hari pengamatan, seperti terlihat pada Tabel 4.1 di bawah ini,
Tabel 4.1 Pertambahan Jumlah Individu Populasi Brachionus plicatilis
(ind/l) Selama Waktu Pengamatan
Waktu Pengamatan (Hari ke-)
Media dan Pertambahan
M0 M1 M2 M3 P0 26 26 26 26 P1 (hari ke-2) 60 71 73 78 P2 (hari ke-4) 72 102 103 166 P3 (hari ke-6) 109 172 209 293 P4 (hari ke-8) 163 274 285 442 P5 (hari ke-10) 137 191 223 333
Tabel 4.1 menunjukkan pertumbuhan B. plicatilis pada semua perlakuan adalah sama,
yaitu terus mengalami peningkatan sejak hari pertama inokulasi sampai pada hari pengamatan ke-8 (P4), tetapi kemudian terjadi penurunan pada hari pengamatan ke-10 (P5). Hasil pada semua perlakuan juga menunjukkan hari ke-8 merupakan puncak pertumbuhan tertinggi, dimana pada M0 mencapai 163 ind./l, 274 ind./l pada M1, 285
ind./l pada M2, 442 ind./l pada M3. Pertumbuhan B. plicatilis yang diperkaya Scott’s
Emulsion lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol pada semua hari pengamatan. Tingginya pertumbuhan individu pada media yang yang diperkaya Scott’s Emulsion dibanding media kontrol disebabkan pemberian emulsi minyak ikan secara langsung kepada Brachionus dapat memaksimalkan proses pertumbuhan dan perkembangan Brachionus (Miles & Chapman, 2006). Dan dibandingkan dengan tiga perlakuan
lainnya, pertumbuhan B. plicatilis pada perlakuan M3 dengan dosis pengkayaan 0,3 ml
Scott’s Emulsion berlangsung lebih cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Karim (2006), kandungan lemak pada dosis yang optimal akan mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan Brachionus. Menurut Pangkey (2011), lemak merupakan salah
satu komponen nutrisi yang sangat berperan dalam pertumbuhan biota akuakultur. Zat ini dibutuhkan tubuh untuk kebutuhan energi jangka panjang yang akan berguna bagi pergerakan, cadangan energi selama periode kekurangan makanan. Dalam tubuh, lemak
menyediakan energi dua kali lebih besar dibandingkan protein (Sargent et al., 2002).
Lemak juga berperan utama sebagai sumber asam lemak esensial, yang sangat berperan
dalam pertumbuhan yang normal, perkembangan dan reproduksi (Leaver et al., 2008).
Asam lemak esensial adalah komponen lipida yang sangat penting nilai nutrisinya yang tidak dapat dibentuk dalam jumlah yang cukup oleh hewan dan harus diperoleh dari makanan (Cowey & Sargent, 1979). Dan sumber utama asam lemak untuk pakan biota air adalah tepung ikan dan minyak ikan laut (Miles & Chapman, 2006; Anonimous, 2008). Scott’s Emulsion merupakan emulsi minyak ikan Kod yang mengandung asam lemak esensial yang tinggi (Suastika & Sumiarsa, 2011). Golongan asam lemak esensial yang terkandung dalam Scott’s Emulsion adalah jenis asam lemak
ω-3 HUFA, khususnya EPA dan DHA (Setyawardhani & Yustinah, 2005). Asam lemak
ω-3 HUFA secara fisiologis mempunyai peranan penting, yaitu sebagai molekul sumber
energi dan komponen fosfolipid yang mampu mempertahankan fleksibilitas dan permeabilitas membran biologik sel, transpor lipid, aktivasi enzim tertentu, juga sebagai
prekursor prostaglandin (Rodriguez, 1996). Asam lemak ω-3 HUFA juga sangat
berperan dalam pembentukan komponen sel-sel baru (Craig & Helfrich, 2002). Terjadinya pertumbuhan adalah akibat dari pembentukan jaringan atau perbanyakan sel dari organisme yang bersangkutan. Scott’s Emulsion juga kaya akan vitamin A dan D,
yang mana vitamin D ini memiliki fungsi sama sebagaimana asam lemak ω-3 HUFA,
yaitu meningkatkan kondisi fisiologis Brachionus plicatilis untuk melawan stres
(Venugopal, 2010).
Pada hari pengamatan ke-10 (P5) terjadi penurunan kepadatan Brachionus
plicatilis. Hal tersebut disebabkan ketersediaan pakan sudah tidak mencukup kebutuhan
Brachionus plicatilis untuk mempertahankan kepadatan populasinya. Keadaan ini sesuai yang dinyatakan oleh Dahril (1996), bahwa kondisi media yang baik dan tersedianya nutrisi yang mencukupi dalam media kultur dapat menyebabkan terjadinya pertambahan
populasi Brachionus plicatilis dengan cepat, tetapi akan mengalami penurunan yang
4.2 Laju Pertumbuhan PopulasiBrachionus plicatilis
Berdasarkan hasil analisis data pertambahan jumlah individu populasi B. plicatilis yang
telah dilakukan dalam penelitian ini didapatkan nilai laju pertumbuhan populasi
B. plicatilis pada media perlakuan selama waktu pengamatan yang cukup bervariasi,
seperti terlihat pada Tabel 4.2berikut,
Tabel 4.2 Rata-rata Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis (ind. x 2 x 10-3 x hari-1) Pada Media Perlakuan
Waktu Pengamatan (Hari ke-)
Media dan Laju Pertumbuhan
M0 M1 M2 M3 P1 (hari ke-2) 0,418 0,502 0,516 0,549 P2 (hari ke-4) 0,091 0,181 0,172 0,377 P3 (hari ke-6) 0,207 0,261 0,353 0,284 P4 (hari ke-8) 0,201 0,232 0,155 0,205 P5 (hari ke-10) 0,086 0,180 0,122 0,141 Total 0,830 0,997 1,074 1,275 Rata-rata 0,166 0,199 0,214 0,255
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan populasi B. plicatilis pada perlakuan
M0 (kontrol), M1 dan M2 mengalami fluktuasi, menurun pada hari pengamatan ke-4, lalu kembali meningkat pada hari pengamatan ke-6 dan kembali lagi menurun sampai
hari pengamatan ke-10. Akan tetapi laju pertumbuhan populasi B. plicatilis pada
perlakuan M3 terus mengalami penurunan selama waktu pengamatan. Namun, jika dilihat dari hasil total laju pertumbuhan menunjukkan hasil yang terus meningkat terhadap media perlakuan (M0-M3). Sehingga didapat nilai total laju pertumbuhan
tertinggi, yaitu pada media M3 sebesar 1,275 ind. x 2 x 10-3 L x hari-1,dengan dosis
penambahan 0,3 ml minyak ikan Scott’s Emulsion, kemudian berturut-turut menurun
pada media M2 sebesar 1,074 ind. x 2 x 10-3 L x hari-1, media M1 sebesar 0,997 ind. x 2
x 10-3 L x hari-1, dan terendah pada media M0 (kontrol) sebesar 0,830 ind. x 2 x 10-3 L x
hari-1. Hal tersebut menunjukkan bahwa, laju pertumbuhan populasi B. plicatilis dengan
pengkayaan minyak ikan Scott’s Emulsion lebih baik jika dibandingkan dengan kontrol
(tanpa pengkayaan minyak ikan). Dengan demikian pengkayaan B. plicatilis
menggunakan minyak ikan Scott’s Emulsion memberikan efek secara langsung
dalam minyak ikan Scott’s Emulsion mampu membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
B. plicatilis untuk menyediakan kebutuhan energi jangka panjang (Sargent et al., 2002).
Hasil menunjukkan terjadinya peningkatan laju pertumbuhan populasi B.
plicatilis yang maksimal pada hari pengamatan ke-2 (P1) pada semua media. Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan nutrisi pada semua media masih sangat
banyak, sehingga pertumbuhan dan perkembangbiakkan Brachionus plicatilis dapat
terjadi dengan optimal. Kemudian pada pengamatan hari ke-4 (P2) sampai dengan
pengamatan hari ke-10 (P5), terjadi penurunan laju pertumbuhan populasi Brachionus
plicatilis pada semua perlakuan. Rusfian (1988), menjelaskan bahwa jumlah individu B. plicatilis akan berkembang dengan baik pada hari kedua dan hari keempat setelah inokulasi. Penurunan laju pertumbuhan ini disebabkan oleh mulai menurunnya ketersediaan nutrisi pada media perlakuan (M0-M3) sebagai sumber makanan secara
berangsur-angsur, sehingga tidak lagi dapat mendukung kehidupan B. plicatilis.
Cahyaningsih (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan fitoplankton sangat bergantung
pada nutrisi atau unsur hara baik makro maupun mikro yang terkandung dalam media kultur. Penyebab lainnya adalah semakin menurunnya kemampuan fekunditas (angka
kelahiran) dari B. plicatilis tersebut, karena keberadaan B. plicatilis di suatu perairan
juga sangat ditentukan oleh angka kelahiran, lama hidup dan angka kematian (Dahril, 1996).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap perbandingan laju
pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis dengan 1 perlakuan kontrol dan 3 perlakuan
penambahan variasi dosis Scott’s Emulsion, kemudian dilakukan analisis statistik, maka diperoleh Gambar 4.3,
Gambar 4.3 Uji Statistik Rata-rata Laju Pertumbuhan Brachionus plicatilis Terhadap Pemberian Media Perlakuan M0 (kontrol), M1 (0.1 ml Scott’s Emulsion), M2 (0.2 ml Scott’s Emulsion) dan M3 (0.3 ml Scott’s Emulsion) serta simbol “a” menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa perbandingan antara semua media perlakuan menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (a) sesuai dengan analisis statistik pada Lampiran I. Tetapi nilainya menunjukkan arah yang positif (meningkat)
terhadap laju pertumbuhan Brachionus plicatilis. Dari grafik tersebut dapat diketahui
bahwa pengaruh media kontrol (M0) terhadap laju pertumbuhan Brachionus plicatilis
tidak berbeda nyata (a) dibandingkan dengan media M1, M2 dan M3. Begitu pula antara M1 dengan M2, M1 dengan M3, dan M2 dengan M3. Hal ini disebabkan karena rentang dosis pemberian minyak ikan yang rendah. Sehingga tidak memberikan efek yang besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan populasi B. plicatilis.
BAB 5