• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Sampel Penelitian

Penelitian ini membahas tentang pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap kadar trigliserida darah pada tikus jantan Sprague dawley yang diinduksi STZ.

Pada penelitian ini menggunakan 24 sampel tikus jantan dan dibagi secara acak menjadi 8 ekor tikus per kelompok. Setelah diadaptasi, dilakukan pengukuran kadar GDS sampel. Sampel dengan kadar GDS tinggi digunakan untuk kelompok kontrol positif dan perlakuan. Pada seluruh sampel kelompok tersebut dilakukan penyuntikan STZ secara ip yang dilanjutkan dengan pemberian sukrosa 20% ad libitum selama satu hari tepat setelah induksi STZ. Pemilihan sampel kelompok kontrol positif dan perlakuan ini dilakukan dengan harapan kadar GDS semua sampel pada kedua kelompok tersebut akan lebih dari 200 mg/dl dan dapat digunakan pada penelitian. Setelah terjadi peningkatan GDS ≥ 200 mg/dl, tikus kelompok perlakuan diberi ekstrak Binahong dengan dosis 100 mg/kgBB/hari selama 14 hari. Penentuan sampel yang masuk dalam kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara acak. Hal ini dilakukan karena sebaran kadar GDS sampel yang telah diinduksi STZ tersebut sangat lebar, sehingga dikhawatirkan tikus dengan kadar GDS di atas 500 mg/dl tidak akan bertahan hingga 14 hari kemudian. Dengan alasan inilah, dipilih tikus dengan kadar GDS yang tinggi untuk dijadikan sampel kelompok perlakuan.

Setelah dilakukan pemberian ekstrak selama waktu tersebut, jumlah hewan yang tersisa adalah 15 ekor, terdiri dari masing-masing 5 ekor pada setiap kelompok (kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan). Sembilan ekor tikus mati setelah dilakukan pemberian STZ dan selama

proses penelitian berlangsung. Kematian hewan penelitian diduga akibat efek toksisitas STZ serta kondisi tempat yang mempengaruhi rentannya terserang penyakit maupun stres.

4.1.2. Hasil Pengukuran Trigliserida Darah

Pada penelitian ini diamati kadar trigliserida darah pada tikus setelah perlakuan yaitu hari ke-14. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut didapatkan rata-rata kadar trigliserida darah dari masing-masing kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan adalah 91,6 mg/dl, 91,6 mg/dl dan 83,2 mg/dl (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Hasil Analisa Data Trigliserida Setiap Kelompok Perlakuan

n Rerata ± s.d (mg/dl) p

GDS Kontrol Negatif 5 91,6 ± 31,1

Kontrol Positif 5 91,6 ± 31,7 0.898

Perlakuan 5 83,2 ± 14,3

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, diperoleh data nilai signifikansi 0,898 yaitu lebih dari batas kritis (p>0,05), maka tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok terhadap kadar trigliserida darah ini sehingga selanjutnya tidak perlu dilakukan uji lanjutan. Kadar trigliserida darah kelompok perlakuan setelah diberikan ekstrak Binahong memiliki nilai rata-rata paling rendah dari kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Dengan hasil analisa data tersebut, nilai kadar trigliserida darah kelompok perlakuan yang lebih rendah dari kedua kelompok lainnya dapat dikatakan hanyalah kebetulan. Maka dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) dengan dosis 100 mg/kgBB/hari selama 14 hari tidak dapat menurunkan kadar trigliserida darah pada tikus jantan Sprague dawley DM.

4.2. Pembahasan

Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan Sprague dawley berusia 12 minggu. Tikus sering digunakan dalam penelitian. Tidak menggunakan jenis kelamin betina karena memiliki kondisi hormonal yang sangat berfluktuasi pada saat mulai beranjak dewasa, sehingga dikhawatirkan akan memberi respon yang berbeda serta dapat memengaruhi hasil penelitian.33 Dalam efek penyuntikan dengan STZ, tikus jantan cenderung lebih rentan terhadap respon diabetes yang dihasilkan. Penurunan sensitivitas yang dialami oleh tikus betina dapat dikaitkan dengan kemampuan estradiol untuk melindungi sel β pankreas dari apoptosis yang disebabkan oleh stress oksidatif.20

Tikus mempunyai daya tahan terhadap penyakit dan cukup agresif dibandingkan dengan galur lainnya.34 Kondisi diabetes didapatkan dengan induksi STZ (ip) dosis tunggal 50 mg/kgBB. Jika kadar GDS ≥ 200 mg/dl maka tikus sudah mengalami diabetes.35

Antibiotik streptozotosin merupakan alkilasi genotoxik agen tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan seluler meliputi pemecahan struktur DNA yang akan secepatnya menyebabkan kematian sel. Potensi radikal NO streptozotosin memediasi terjadinya destruksi sel β pankreas melalui rusaknya DNA. Hiperglikemik ini juga berhubungan dengan meningkatnya bentuk dari Reactive Oxygen Species (ROS) dan kerusakan oksidatif pada komponen jaringan. Stres oksidatif dari induksi streptozotosin berhubungan dengan auto-oksidasi glukosa, glikasi protein, pembentukan produk glikasi dan jalur poliol yang menghasilkan radikal bebas. Penghambatan terhadap O-GlcNAcase dari streptozotosin pun menyebabkan akumulasi protein-protein berbahaya dan mengarahkan aktivasi jalur stres pada apoptosis sehingga merusak sel β pankreas. Tingginya kadar GDS pada kelompok kontrol positif dan perlakuan setelah diinduksi STZ diduga karena kerusakan sel β pankreas tersebut sehingga kadar insulin dalam pembuluh darah menurun.

Pada Tabel 4.1 didapatkan hasil signifikansi (p>0,05) yang berarti perbedaan rata-rata kadar trigliserida darah pada ketiga kelompok tidak bermakna walaupun pada kelompok perlakuan kecenderungannya menurun. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Dwintha Lestari dkk (2016), pemberian ekstrak daun Binahong dengan dosis yang sama 100 mg/kgBB selama 21 hari mampu menurunkan kadar trigliserida darah.36 Perbedaan hasil tersebut kemungkinan disebabkan oleh teknik pengukuran TG yang berbeda dengan sensitivitas pembacaan yang berbeda pula. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan dosis 100 mg/kgBB selama 14 hari belum cukup waktu untuk menurunkan kadar TG darah.

Dalam pengaruhnya terhadap penurunan kadar trigliserida darah, ekstrak daun Binahong memiliki kandungan senyawa flavonoid, fitol dan kumarin yang bersifat antioksidan sebagai hipolipidemik. Sehingga diharapkan ekstrak daun Binahong dapat menurunkan kadar trigliserida darah dengan mempertimbangkan kembali pengaruh internal maupun eksternal terhadap penelitian itu sendiri.7,26,29,30

4.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian sebagai berikut:

1. Distribusi sampel belum dilakukan secara merata.

2. Penyebab kematian akibat tikus yang sakit karena infeksi masih belum dapat diminimalisir disebabkan tikus tidak ditatalaksana dengan baik. 3. Alat pengukur profil lipid (merek Lipid Pro) yang digunakan memiliki

harga yang mahal sehingga belum bisa meneliti lebih banyak variasi (waktu dan dosis) terhadap kadar trigliserida.

4. Belum memandingkan pengaruh ekstrak dengan dosis yang beragam. 5. Belum membandingkan pengaruh ekstrak dengan obat yang juga memiliki

efek antiglikemik dan antilipidemik.

6. Belum membandingkan pengaruh ekstrak dengan perbedaan lama waktu perlakuan.

BAB V

Dokumen terkait