• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Hasil Analisa

Hasil analisa air bersih dan air minum pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.1 Data Analisa Air Bersih

No Nomor Contoh Uji Hasil (mg/l)

1 339/K/AB/10/01/2019 < 0,02

Tabel 4.2 Data Analisa Air minum

No Nomor Contoh Uji Hasil (mg/l) sampel 339 : < 0,02mg/L, dan untuk Air Minum dengan kode sampel 335, 336, 337, 338 secara berturut-turut yaitu < 0,02 mg/L, < 0,02 mg/L, < 0,02 mg/L, 0,09 mg/L.

Dari data menunjukkan kadar fluorida pada air bersih telah memenuhi syarat baku mutu menurut Peraturan Manteri Kesehatan RI No.32 Tahun 2017 yaitu : 1,5 mg/L dan air minum telah memenuhi syarat baku mutu menurut Peraturan Manteri Kesehatan RI No. 495/menkes /per/ IV/ 2010 yaitu : 1,5 mg/L. Artinya hasil yang diperoleh pada air konsumen memenuhi persyaratan yang ditetapkan.Dengan catatan Nilai yang bisa di baca dari Spektrofotometer UV-VIS DR 2800 adalah< 0,01 mg/L.

Senyawa fluorida adalah garam yang terbentuk ketika unsur fluorida (F), berikatan dengan mineral dalam tanah atau batuan. Fluorida ditambahkan ke air minum untuk meningkatkan kesehatan gigi. Paparan konsumsi berlebihan fluorida seumur hidup berpengaruh terhadap kesehatan yang mengakibatkan peningkatan patah tulang pada orang dewasa dan dapat mengakibatkan efek pada tulang berupa nyeri dan perih.

16

Beberapa senyawa fluorida seperti sodium fluoride dan fluorosilicates mudah larut ke air tanah ketika bergerak melalui celah-celah dan ruang pori antara bebatuan.

Kebanyakan pasokan air mengandung beberapa fluorida alami. Fluorida juga dapat memasuki air minum akibat terlepas dari pupuk atau pabrik aluminium. Selain itu banyak masyarakat menambahkan fluorida pada air minum mereka untuk meningkatkan kesehatan gigi.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, fluorida termasuk parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan. Kadar maksimun fluorida yang diperbolehkan adalah 1,5 mg/l.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air Kelas satu yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut kadar maksimum fluorida yang diperbolehkan adalah 0,5 mg/l.

Pada umum kadar fluorida lebih tinggi di air minum, karena Fluorida telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan fluor dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur yang mengandung fluor.

Tujuan penggunaan fluorida dalam bidang kedokteran gigi adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluoridasi termasuk pasta gigi yang mengandung fluor memang salah satu cara efektif mengontrol kerusakan gigi seperti karies, namun penggunaannya harus tepat dosis dan tidak berlebihan dalam pemakaiannya. Gejala awal keracunan fluorida termasuk gangguan pencernaan, mual, muntah, dan sakit kepala. Dosis minimal yang yang dapat menghasilkan gejala ini diperkirakan 0,1 sampai 0,3 mg/kg fluorida (yaitu 0,1-0,3 miligram fluorida 56 untuk setiap kilogram berat badan). Efek fluorida yang berlebihan pada gigi disebut fluorosis gigi.

Fluorosis gigi merujuk kepada perubahan tampilan enamel gigi yang disebabkan oleh pengambilan fluor dalam jangka masa panjang ketika gigi sedang berkembang.

Berdasarkan kepada penemuan reset yang terkini, didapati bahwa fluor (F) menyebabkan disfungsi neuronal dan cedera pada sinap dengan mekanisme yang melibatkan produksi radikal bebas dan peroksidasi lipid. Efek kadar fluor yang tinggi didalam air minum terhadap IQ anak-anak telah menunjukkan hasil yang signifikan

17

yaitu anak-anak yang minum air yang kadar fluornya tinggi mempunyai IQ yang lebih rendah berbanding anak-anak yang minum air dengan kandungan fluor yang rendah (Umarani, 2014).

18

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa diperoleh kadar fluorida untuk air bersih dengan kode sampel 339 : < 0,02mg/L, dan untuk Air Minum dengan kode sampel 335, 336, 337, 338 secara berturut-turut yaitu < 0,02 mg/L, < 0,02 mg/L, < 0,02 mg/L, 0,09 mg/L.Dari data menunjukkan kadar fluorida pada air bersih telah memenuhi syarat baku mutu menurut Peraturan Manteri Kesehatan RI No.32 Tahun 2017 yaitu : 1,5 mg/L dan air minum telah memenuhi syarat baku mutu menurut Peraturan Manteri Kesehatan RI No. 495/menkes /per/ IV/ 2010 yaitu : 1,5 mg/L.

5.2 Saran

Sebaiknya alat yang digunakan harus dikalibrasi secara berskala, sehingga data yang dihasilkan lebih akurat. Dan sebaiknya air bersih dan air minum diperiksa secara rutin dengan menganalisa kadar fluorida pada air bersih dan air minum sehingga dapat mengantisipasi timbulnya bahaya keracunan bagi masyarakat.

19

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Biologi Edisi Kelima-jilid 1, Jakarta:Erlangga,2002, halaman 402

Chapin F Stuart, Jr And Edward J Kaiser, 1979. Urban Land Use Planning, University of Illimois Press, London.

Depkes RI. 2010. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

Chatib Benny, 2001. Penyediaan dan Teknologi Pengolahan Air Minum, Makalah yang disajikan pada kursus penyegaran teknologi dan pengelolaan lingkungan. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. 2004. Kriteria Perencanaan Penyediaan Air Bersih.

Fawell J, Bailey K, Chilton J, Dahi E, Fewtrell L, Magara Y. 2006. Fluoride in Drinking Water. London: Iwa Publishing. (Published on behalfof the WHO).

Hefni Effendi, Kualitas Air, Yogyakarta: PT Kanisius, 2003, halaman 3 https://id.wikipedia.org/wiki/Fluorida.

Noerbambang S.M dan Morimura, Takeo, 1985. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, PT. Daimppon Gitakarya Printing.

Pramono, Sigit S. 2002. Pendekatan Sistem (System Approach) Pada Pengelolaan Air Bersih di Indonesia, Universitas Gunadharma, Jakarta.

Rohman, 2007 spektrofometri uv-visible, Yogyakarta: PT Kanisius, halaman 8 ROSS, D. A. 1970. Introduction to Oceanogra-phy. Meredith Corporation, New Sutrisno, Totok C. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta, Jakarta York: 106-124.

Triweko, R.W. 1992. Paradigma Baru dalam Pengelolaan Air Bersih Perkotaan, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Penyediaan Air Bersih untuk Umum atau Perkotaan.

Totok Sutrisno, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta:PT Rineka Cipta,1987, Umarani, Ramu. (2014). Fluoride Contamination Status of Groundwater in East

Coastal Area In Tamilnadu, India. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology. Vol. 3, Issue 3, March 2014

20

Lampiran1.PERMENKES No. 492/Menkes/Per/IV/2010

Dokumen terkait