• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Bobot non karkas

Diperoleh dari hasil penimbangan bobot masing-masing komponen non karkas yang terdiri dari kepala, kaki, kulit, hati, limpa, paru-paru, darah, trakhea, jantung, saluran reproduksi, testis, lemak omental, diafragma, ginjal, ekor, vesica urinaria, urine dan kantong empedu. Dari hasil penelitian diperoleh bobot non karkas sebagai berikut, terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rataan bobot non karkas sapi peranakan ongole selama penggemukan (kg/ekor) Perlakuan Ulangan Total Rataan 1 2 P1 111,32 126,48 237,80 118,90 P2 92,20 136,30 228,50 114,25 P3 81,61 119,76 201,37 100,68 Total 285,13 382,54 667,67 333,83 Rataan 95,043 127,51 222,55 111,27

Dari Tabel 12 dapat dilihat rataan bobot non karkas yang tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi 118,900 kg/ekor, kemudian diikuti oleh perlakuan P2 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 114,250 kg/ekor. Sementara, rataan bobot non karkas terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami padi fermentasi sebesar 100,685 kg/ekor

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Persentase bobot non karkas (%)

Persentase non karkas merupakan Bobot non karkas dibagi dengan bobot tubuh kosong dikali 100%. Dari hasil penelitian diperoleh persentase non karkas sebagai berikut, terlihat pada tabel 13.

Tabel 13. Rataan persentase non karkas sapi Peranakan Ongole selama penggemukan (%) Peubah (%) Perlak-uan Ualngan Total Rataan R1 R2 Kepala P1 8,17 8,89 17,07 8,53 P2 7,88 8,93 16,82 8,41 P3 7,30 8,29 15,60 7,80 Kaki P1 3,85 4,11 7,96 3,98 P2 4,11 4,06 8,18 4,09 P3 4,60 4,06 8,66 4,33 Kulit P1 11,38 12,23 23,61 11,80 P2 8,91 11,41 20,33 10,16 P3 8,03 11,44 19,48 9,74 Ekor P1 0,58 0,72 1,30 0,65 P2 0,48 0,67 1,15 0,57 P3 0,43 0,68 1,12 0,56 Hati P1 1,34 1,55 2,89 1,44 P2 1,64 1,58 3,23 1,61 P3 1,53 1,54 3,07 1,53 Limfa P1 0,70 0,83 1,53 0,76 P2 0,44 0,84 1,28 0,64 P3 0,54 0,77 1,32 0,66 Paru-Paru P1 1,34 1,55 2,89 1,44 P2 1,23 1,63 2,87 1,43 P3 1,09 1,57 2,66 1,33 Darah P1 3,79 3,94 7,74 3,87

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009. USU Repository © 2009 P2 4,66 3,57 8,23 4,11 P3 4,23 3,94 8,18 4,09 Trakhea P1 0,19 0,23 0,43 0,21 P2 0,20 0.24 0,45 0,22 P3 0,16 0,22 0,38 0,19 Jantung P1 0,81 0,86 1,67 0,83 P2 0,54 0,84 1,39 0,69 P3 0,58 0,85 1,44 0,72 Saluran Reproduksi P1 0,50 0,61 1,11 0,55 P2 0,75 0,64 1,39 0,69 P3 0,43 0,51 0,95 0,47 Testis P1 0,29 0,38 0,68 0,34 P2 0,20 0,39 0,60 0,30 P3 0,08 0,40 0,48 0,24 Lemak omental P1 0,46 0,44 0,91 0,45 P2 0,48 0,59 1,07 0,53 P3 0,80 0,45 1,26 0,63 Diafgrama P1 0,64 0,77 1,42 0,71 P2 1,09 0,79 1,89 0,94 P3 0,94 0,68 1,63 0,81 Ginjal P1 0,23 0,27 0,51 0,25 P2 0,27 0,34 0,62 0,310 P3 0,29 0,28 0,57 0,28 Vesica Urinaria P1 0,40 0,38 0,79 0,39 P2 0,54 0,39 0,94 0,47 P3 0,58 0,45 1,04 0,52 Kantong empedu P1 0,07 0,11 0,18 0,09 P2 0,10 0,12 0,22 0,11 P3 0,09 0,09 0,18 0,09 S. Pencernaan (Perut+Usus) P1 30,18 32,36 62,55 31,27 P2 29,63 30,52 60,15 30,07 P3 27,83 32,22 60,05 30,02 Perut+Oesophagus+Isi P1 24,40 27,80 52,21 26,10 P2 22,90 27,49 50,40 25,20 P3 20,16 28,67 48,83 24,41 Perut+Oesophagus P1 8,58 10,51 19,09 9,54

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009. USU Repository © 2009 P2 8,64 9,18 17,82 8,91 P3 9,05 9,44 18,50 9,25 Usus kosong P1 4,78 5,45 10,23 5,11 P2 4,18 4,91 9,09 4,54 P3 4,52 6,01 10,53 5,26

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan persentase bobot kepala tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebear 8,53%, dan rataan persentase bobot kepala terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 7,80%.

Rataan persentase bobot kaki tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebear 4,33%, dan rataan persentase bobot kaki terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 3,98%.

Rataan persentase bobot kulit tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebear 11,80%, dan rataan persentase bobot kulit terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 9,74%.

Rataan persentase bobot ekor tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebear 0,65%, dan rataan persentase bobot ekor terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 0,56%.

Rataan persentase bobot hati tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami padi fermentasi sebear 1,61%, dan rataan persentase bobot hati

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 1,44%.

Rataan persentase bobot limfa tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebear 0,76%, dan rataan persentase bobot limfa terendah terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami padi fermentasi sebesar 0,64%.

Rataan persentase bobot paru-paru tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebear 1,44%, dan rataan persentase bobot paru-paru terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 1,33%.

Rataan persentase bobot darah tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebear 4,11%, dan rataan persentase bobot darah terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 3,87%.

Rataan persentase bobot trakhea tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 0,22%, dan rataan persentase bobot trakhea terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 0,19%.

Rataan persentase bobot jantung tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebear 0,83%, dan rataan persentase bobot jantung terendah terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami padi fermentasi sebesar 0,69%.

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Rataan persentase bobot saluran reproduksi tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami padi fermentasi sebear 0,69%, dan rataan persentase bobot saluran reproduksi terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 0,47%.

Rataan persentase bobot testis tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebear 0,34%, dan rataan persentase bobot testis terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 0,24%.

Rataan persentase bobot lemak omental tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebear 0,63%, dan rataan persentase bobot lemak omental terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 0,45%.

Rataan persentase bobot diafragma tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebear 0,94%, dan rataan persentase bobot diafragma terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 0,71%.

Rataan persentase bobot ginjal tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami padi fermentasi sebear 0,31%, dan rataan persentase bobot ginjal terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 0,25%.

Rataan persentase bobot vesica urinaria tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebear 0,52%, dan rataan persentase

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

bobot vesica urinaria terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 0.39%.

Rataan persentase bobot kantong empedu tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu pakan jerami padi fermentasi sebear 0,11%, dan rataan persentase bobot kantong empedu terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 0,09%.

Rataan persentase bobot saluran pencernaan tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebear 31,27%, dan rataan persentase bobot saluran pencernaan terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan jerami jagung fermentasi sebesar 30,02%

Persentase bobot saluran pencernaan (%)

Persentase bobot saluran pencernaan adalah bobot saluran pencernaan (perut dan usus) dibagi dengan bobot tubuh kosong dikali 100%.

Tabel 14. Persentase bobot saluran pencernaan

Peubah(Persentase) Perlakuan Ulangan Total Rataan

Perut dan esophagus

1 2 P1 8,58 10,51 19,09 9,54 P2 8,64 9,18 17,82 8,91 P3 9,06 9,44 18,50 9,25 Usus P1 4,79 4,45 9,23 4,61 P2 4,18 4,91 9,09 4,54 P3 4,53 6,01 10,53 5,26

Dari Tabel diatas 14 dilihat bahwa rataan persentase bobot perut dan oesophagus tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu pakan berbasis pelepah daun kelapa sawit fermentasi sebesar 9,54% dan rataan persentase bobot perut dan

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

oesophagus terendah terdapat perlakuan P2 yaitu pakan berbasis jerami padi fermentasi sebesar 8,91%.

Rataan persentase bobot usus tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu pakan berbasis jerami jagung fermentasi sebesar 5,26% dan rataan persentase bobot usus terendah terdapat perlakuan P2 yaitu pakan berbasis jerami padi fermentasi sebesar 4,54%.

Pembahasan

Bobot non karkas

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tersebut terhadap bobot non karkas maka

dilakukan analisis keragaman bobot non karkas seperti terlihat pada Tabel 15. Tabel 15. Analisis keragaman bobot non karkas sapi Peranakan Ongole

SK db JK KT F Hit F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan 2 0.073768 0.036884 0.170775tn 9.55 30.81 Galat 3 0.647941 0.21598 Total 5 0.721709 tn = tidak nyata

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa dengan pemberian ransum pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap sapi peranakan ongole tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot non karkas. Ini berarti bahwa dengan pemberian ketiga pakan tersebut menghasilkan bobot non karkas yang sama, walaupun secara angka bobot non karkasnya berbeda antar perlakuan. Berbedanya bobot non karkas antar perlakuan ini disebabkan bobot potong yang berbeda. Hal ini didukung oleh pendapat Herman (1993) yang menyatakan bahwa semakin tinggi bobot potong yang diperoleh maka semakin tinggi pula bobot non karkas dan persentase non karkas yang didapat. Untuk menghasilkan bobot potong dan bobot non karkas maka erat kaitannya dengan konsumsi hewan ternak selama masih hidup. Konsumsi yang tinggi akan menghasilkan bobot tubuh dan bobot potong yang tinggi.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Tomaszewska dkk., 1993) yang menyatakan bahwa pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana berat tubuh awal fase penggemukan berhubungan dengan berat dewasa, yaitu apabila pertumbuhan sapi di awal penggemukan baik, maka pertumbuhan sapi hingga puncaknya juga akan baik.

Persentase Bobot Non Karkas Darah

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot darah maka dilakukan

analisis keragaman persentase bobot darah seperti terlihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Analisis keragaman persentase bobot darah sapi Peranakan Ongole selama penelitian. SK db JK KT F Hit F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan 2 0.073768 0.036884 0.170775tn 9.55 30.81 Galat 3 0.647941 0.21598 Total 5 0.721709 tn = tidak nyata

Dari hasil analisa keraragaman Tabel 16, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap

nyatanya persentase bobot darah tersebut adalah karena pada penelitian ini pakan yang digunakan mempunyai kandungan nutrisi yang sama, sehingga tidak memberikan pengaruh yang berabeda terhadap bobot darah. Menurut Forest dkk (1975) nutrisi juga mempengaruhi persentase non karkas terhadap berat hidup. Persentase karkas terhadap berat hidup meningkat sesuai dengan peningkatan berat hidup, tetapi persentasi bagian non karkas seperti kulit dan darah menurun.

Kulit

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot kulit maka dilakukan

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 17. Analisis keragaman persentase bobot kulit sapi Peranakan Ongole selama penelitian. SK db JK KT F Hit F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan 2 4.773437 2.386719 0.769239tn 9.55 30.81 Galat 3 9.308108 3.102703 Total 5 14.08155 tn = tidak nyata

Dari hasil analisa keragaman Tabel 17, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot kulit sapi peranakan ongole. Faktor yang menyebabkan tidak nyatanya persentase bobot kulit tersebut adalah karena pada penelitian ini pakan yang digunakan mempunyai kandungan nutrisi yang sama, sehingga tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap bobot kulit. Menurut forest dkk (1975) nutrisi juga mempengaruhi persentase non karkas terhadap berat hidup. Persentase karkas terhadap berat hidup meningkat sesuai dengan peningkatan berat hidup, tetapi persentase bagian non karkas seperti kulit dan darah menurun.

Kepala

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot kepala maka dilakukan

analisis keragaman persentase bobot kepala seperti terlihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Analisis keragaman persentase bobot kepala maka sapi Peranakan Ongole selama penelitian.

SK db JK KT F Hit F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan 2 0.615632 0.307816 0.707409tn 9.55 30.81 Galat 3 1.305395 0.435132 Total 5 1.921027

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

tn = tidak nyata

Dari hasil analisa keragaman Tabel 18, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot kepala sapi peranakan ongole. Faktor yang menyebabkan tidak nyatanya persentase bobot kepala tersebut adalah sapi yang digunakan mempunyai umur yang relatif sama. Pertumbuhan bobot non karkas eksternal tidak dipengaruhi oleh nutrisi, oleh karena itu bobot kepala bertambah sesuai fase pertumbuhan hidupnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeparno (1994) yang menyatakan bahwa perlakuan nutrisi tidak mempengaruhi bobot non karkas eksternal seperti kepala.

Kaki

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot kaki maka dilakukan

analisis keragaman persentase bobot kaki seperti terlihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Analisis keragaman persentase bobot kaki sapi Peranakan Ongole selama penelitian. SK db JK KT F Hit F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan 2 0.127464 0.063732 1.061104tn 9.55 30.81 Galat 3 0.180186 0.060062 Total 5 0.307649

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

tn = tidak nyata

Dari hasil analisa keragaman Tabel 19, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot kaki sapi peranakan ongole. Faktor yang menyebabkan tidak nyatanya persentase bobot kaki tersebut adalah karena sapi yang digunakan mempunyai umur yang relatif sama. Pertumbuhan bobot non karkas eksternal tidak dipengaruhi oleh nutrisi, oleh karena itu bobot kepala bertambah sesuai fase pertumbuhan hidupnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeparno (1994) yang menyatakan bahwa perlakuan nutrisi tidak mempengaruhi bobot non karkas eksternal seperti kepala dan kaki.

Hati

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot hati maka dilakukan

analisis keragaman persentase bobot hati seperti terlihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Analisis keragaman persentase bobot hati sapi Peranakan Ongole selama penelitian.

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009. USU Repository © 2009 0.05 0.01 Perlakuan 2 0.027977 0.013989 1.693675tn 9.55 30.81 Galat 3 0.024778 0.008259 Total 5 0.052755 tn = tidak nyata

Dari hasil analisa keragaman Tabel 20, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot hati sapi peranakan ongole. Faktor yang menyebabkan tidak nyatanya persentase bobot hati tersebut adalah karena pakan yang digunakan mempunyai kandungan nutrisi yang sama. Menurut Black (1983) perlakuan nutrisi mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap berat non karkas internal seperti hati, jantung dan paru-paru. Karena pakan yang digunakan mempunyai kandungan nutrisi yang sama maka tidak diperoleh perbedaan yang nyata terhadap persentase bobot hati. .

Limpa

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot limpa maka dilakukan

analisis keragaman persentase bobot limpa seperti terlihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Analisis keragaman persentase bobot limpa sapi Peranakan Ongole selama penelitian. SK db JK KT F Hit F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan 2 0.017836 0.008918 0.235966tn 9.55 30.81 Galat 3 0.113379 0.037793 Total 5 0.131215 tn = tidak nyata

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Dari hasil analisa keragaman Tabel 21, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot limpa sapi peranakan ongole. Faktor yang menyebabkan tidak nyatanya persentase bobot limpa tersebut adalah karena bobot limpa pertumbuhannya konstan, sehingga pertambahan bobot limpa setiap minggunya tetap. Karena berat hidup sapi relatif sama, maka tidak diperoleh perbedaan yang nyata terhadap persentase bobot limpanya. Wandrop dan Combe (1960) mengatakan bahwa bobot limpa akan meningkat pada minggu pertama dan selanjutnya konstan.

Paru-paru dan Trakhea

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot paru-paru dan trakhea

maka dilakukan analisis keragaman persentase paru-paru dan trakhea seperti terlihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Analisis keragaman persentase bobot paru-paru dan trakhea sapi Peranakan Ongole selama penelitian.

SK db JK KT F Hit F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan 2 0.015787 0.007894 0.108259tn 9.55 30.81 Galat 3 0.218745 0.072915 Total 5 0.234532 tn = tidak nyata

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Dari hasil analisa keragaman Tabel 22, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase paru-paru dan trakhea peranakan ongole. Faktor yang menyebabkan tidak nyatanya persentase paru-paru dan trakhea tersebut adalah karena pakan yang digunakan mempunyai kandungan nutrisi yang sama. Menurut Black (1983) perlakuan nutrisi mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap berat non karkas internal seperti hati, jantung dan paru-paru. Karena pakan yang digunakan mempunyai kandungan nutrisi yang sama maka tidak diperoleh perbedaan yang nyata terhadap persentase bobot hati. .

Jantung

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot jantung maka dilakukan

analisis keragaman persentase bobot jantung seperti terlihat pada Tabel 23.

Tabel 24. Analisis keragaman persentase karkas sapi Peranakan Ongole selama penelitian. SK db JK KT F Hit F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan 2 0.023465 0.011732 0.428635tn 9.55 30.81 Galat 3 0.082114 0.027371 Total 5 0.105579 tn = tidak nyata

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Dari hasil analisa keragaman Tabel 24, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot jantung peranakan ongole. Faktor yang menyebabkan tidak nyatanya persentase bobot jantung tersebut adalah karena pertumbuhan jantung dipengaruhi oleh energi yang terkandung didalam pakan. Menurut Soeparno (1994) mengatakan bahwa sapi yang mengkonsumsi pakan dengan kandungan energi yang tinggi mempunyai jantung yang lebih berat dari pada sapi yang mengkonsumsi pakan dengan kandungan energi yang rendah. Pada penelitian ini keempat jenis pakan mengandung energi yang sama, sehingga tidak diperoleh perbedaan yang nyata terhadap persentase bobot jantung.

Saluran Reproduksi

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase saluran reproduksi maka

dilakukan analisis keragaman persentase saluran reproduksi seperti terlihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Analisis keragaman persentase bobot saluran reproduksi sapi Peranakan Ongole selama penelitian.

SK db JK KT

F Hit F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 2 0.050846 0.025423 5.323111tn 9.55 30.81

Pandapotan Harahap : Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi, Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Produksi Non Karkas Sapi Peranakan Ongole (PO), 2009.

USU Repository © 2009

Total 5 0.065173

tn = tidak nyata

Dari hasil analisa keragaman Tabel 25, dapat dilihat bahwa pemberian pakan pelepah daun kelapa sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase saluran reproduksi sapi peranakan ongole. Faktor yang menyebabkan tidak nyatanya persentase saluran reproduksi tersebut adalah karena pemberian ketiga jenis pakan yang kandungan proteinnya sama yaitu sekitar 12% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase saluran reproduksi, hal ini didukung oleh penelitian Ridwan (1991) yang mengatakan bahwa pemberian pakan yang kandungan proteinnya sama sekitar 12% tidak nyata meningkatkan bobot total komponen non karkasa seperti bobot saluran pencernaan.

Testis

Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian pakan pelepah daun kelapa

sawit, jerami padi dan jerami jagung yang difermentasikan dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap persentase bobot testis maka dilakukan

analisis keragaman persentase karkas seperti terlihat pada Tabel 26.

Dokumen terkait