• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1Rendemen

Rendemen minyak ylang-ylang yang dihasilkan setelah 2 jam penyulingan berkisar antara 0,34-0,44%. Minyak hasil penyulingan pertama ini disebut dengan mutu ekstra (mutu tertinggi) dimana biasanya berjumlah sekitar 30-40% dari total minyak yang dihasilkan. Karakteristik dari mutu ekstra ini ialah memiliki odor (bau) yang manis, eksotik, mengandung sedikit bau melati dan wangi cengkeh yang biasa digunakan dalam pembuatan parfum berkelas tinggi (Balittro 1998). Menurut Nurdjannah (2006), penyulingan minyak ylang-ylang selama 20 jam seperti yang dilakukan industri penyulingan menghasilkan rendemen antara 1,5%- 2,5%. Oleh karena itu, seharusnya penyulingan selama 2 jam yang dilakukan akan menghasilkan rendemen sekitar 0,45%-0,75%.

Rendahnya nilai rendemen minyak ylang-ylang yang dihasilkan dalam penelitian ini karena adanya penundaan penyulingan selama 1-3 hari. Oleh karena itu, kemungkinan untuk kandungan minyak ini banyak yang menguap lebih besar. Pada bunga yang tidak mengalami penyimpanan (kontrol) nilai rendemen yang dihasilkan juga lebih rendah yaitu 0,44%. Hal ini karena pengaruh dari faktor waktu dan kondisi pengangkutan. Pengangkutan yang membutuhkan waktu selama 6 jam ini menyebabkan minyak selama pengangkutan banyak yang menguap. Penguapan minyak selama proses pengangkutan dapat disebabkan oleh proses respirasi yang tetap terjadi pada bunga setelah dipetik, dimana respirasi tersebut menyebabkan ester-ester dari sel-sel menguap keluar dan diangkut pergi bersama angin (De jung 1987).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi dari waktu simpan, tebal hamparan dan kelembaban udara mempengaruhi secara nyata nilai rendemen minyak ylang-ylang (Lampiran 3). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa

waktu simpan 1 hari dengan tebal hamparan 10 cm baik disimpan pada kelembaban udara 75-80% maupun kelembaban udara 95-98% memiliki nilai rendemen yang tidak berbeda nyata dan merupakan perlakuan penyimpanan yang menghasilkan nilai rendemen tertinggi (Tabel 4). Apabila waktu simpannya ditingkatkan menjadi 2 hari ternyata bunga yang disimpan pada ruang berkelembaban 95-98% dapat mempertahankan rendemennya sedangkan bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 75-80% menghasilkan minyak dengan rendemen yang lebih rendah. Kondisi yang sama terjadi ketika bunga disimpan selama 3 hari baik dengan tebal hamparan 20 cm maupun 30 cm, sebagian besar rendemen minyak lebih tinggi ketika bunga disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98% (Tabel 4).

Tabel 4 Nilai rendemen minyak ylang-ylang

Rendemen Minyak Ylang-ylang *)

Tebal hamparan (cm) Waktu (hari) Kelembaban (%) 75 - 80 95 - 98 10 1 0,43 B 0,42 B 2 0,41 CD 0,42 B 3 0,40 E 0,41 C 20 1 0,39 F 0,40 E 2 0,38 G 0,38 G 3 0,36 H 0,37 G 30 1 0,36 H 0,39 F 2 0,36 H 0,37 G 3 0,34 I 0,36 H Kontrol (0 hari) 0,44 A

Keterangan : *) Nilai rendemen yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

Pada waktu simpan dan tebal hamparan yang sama, ada kecenderungan bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98% menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi dibandingkan bunga yang disimpan di dalam ruang berkelembaban 75-80% (Gambar 1). Hal ini diduga karena kelembaban 95-

98% dapat menghambat laju respirasi pada bunga sehingga rendemen pada kelembaban 95-98% lebih tinggi. Menurut Carbineau (1988) diacu dalam Oktapiyani (2004) kelembaban yang tinggi akan mengurangi laju respirasi. Berkurangnya laju respirasi dapat mengurangi terjadinya panas yang dapat menyebabkan terjadinya penguapan air yang akan membawa minyak astiri menguap. Menurut Ashari (1995) penyimpanan dingin dan kelembaban tinggi dapat menurunkan laju respirasi bunga, dengan menurunnya laju respirasi akan menghambat proses penguapan sehingga dapat memperpanjang umur simpan bunga.

Pada waktu simpan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin tebal hamparan menghasilkan rendemen yang semakin rendah (Gambar 1). Semakin tebal hamparan bunga dapat meningkatkan suhu pada tumpukan bunga, sehingga akan menimbulkan panas. Panas yang ditimbulkan mempercepat terjadinya proses penguapan dan oksidasi (Ketaren 1985). Adanya proses oksidasi dapat menurunkan jumlah persenyawaan kimia dalam minyak dan adanya penguapan dapat menyebabkan minyak astiri terbawa uap air sehingga rendemen yang dihasilkan semakin rendah.

Pada tebal hamparan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin lama penyimpanan menghasilkan rendemen yang semakin rendah (Gambar 1). Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumalaningsih dan Wijaya (1988), semakin lama waktu penyimpanan bunga semakin rendah rendemen yang dihasilkan. Semakin lamanya penyimpanan menyebabkan semakin banyaknya minyak atsiri yang menguap dan teroksidasi sehingga semakin banyak kandungan minyak yang hilang.

Gambar 1 Hubungan antara waktu penyimpanan bunga dan tebal hamparan dengan rendemen (%). Ket: (A) Kelembaban 75-80%; (B) Kelembaban 95-98%.

4.2Bobot Jenis

Nilai bobot jenis minyak ylang-ylang hasil penelitian berkisar antara 0,906- 0,942. Pada minyak tanpa perlakuan penyimpanan bunga (kontrol) menghasilkan nilai bobot jenis tertinggi dibandingkan dengan minyak yang diberi perlakuan penyimpanan bunga (Tabel 5). Nilai bobot jenis dari hasil penelitian secara keseluruhan memenuhi standar yang ditetapkan EOA dan SNI yang mensyaratkan 0,906-0,976. Berdasarkan EOA, minyak ylang-ylang kontrol termasuk dalam mutu I. Untuk tebal hamparan 10 dan 20 cm selama penyimpanan 1-3 dan tebal hamparan 30 cm selama penyimpanan 1 hari pada kedua kelembaban ruangan yang sama masuk ke dalam mutu II. Sedangkan pada tebal hamparan 30 cm selama penyimpanan 2-3 hari pada kedua kelembaban masuk ke dalam mutu III (Gambar 2).

Gambar 2 Hubungan antara waktu penyimpanan bunga dan tebal hamparan dengan bobot jenis Ket: (A) Kelembaban 75-80%; (B) Kelembaban 95-98%.

Pada waktu simpan 1 hari dengan tebal hamparan 10 cm dan kelembaban udara 95-98% merupakan perlakuan penyimpanan yang menghasilkan bobot jenis minyak tertinggi. Apabila waktu simpannya ditingkatkan menjadi 2 hari ternyata bunga yang disimpan pada ruang berkelembaban 95-98% dapat mempertahankan bobot jenisnya sedangkan bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 75-

80% menghasilkan minyak dengan bobot jenis yang lebih rendah. Kondisi yang sama terjadi ketika bunga disimpan selama 3 hari baik dengan tebal hamparan 20 cm maupun 30 cm sebagian besar bobot jenis minyak lebih tinggi ketika bunga disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98% (Gambar 2).

Pada waktu simpan dan tebal hamparan yang sama, ada kecenderungan bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 75-80% menghasilkan bobot jenis minyak yang lebih rendah dibandingkan bunga yang disimpan di dalam ruang berkelembaban 95-98%. Hal ini dikarenakan telah terjadi peningkatan proses penguapan pada kelembaban ruang 75-80% yang menyebabkan komponen-komponen minyak mudah menguap terbebaskan dan terhidrolisis, sehingga nilai dari bobot jenis akan berkurang. Salah satu senyawa yang mudah menguap dan terhidrolisis adalah senyawa ester. Menurut Ketaren (1985) proses hidrolisis terjadi dalam minyak atsiri yang mengandung ester. Ester merupakan senyawa berbobot molekul tinggi dan mudah menguap, sehingga semakin banyak senyawa ester yang menguap dan terhidrolisis maka akan mengurangi bobot jenis dari minyak tersebut.

Tabel 5 Nilai bobot jenis minyak ylang-ylang

Bobot Jenis Ylang-ylang *)

Tebal hamparan (cm) Waktu (hari) Kelembaban (%) 75 - 80 95 – 98 10 1 0,929 0,936 2 0,928 0,936 3 0,920 0,934 20 1 0,923 0,932 2 0,920 0,927 3 0,920 0,923 30 1 0,922 0,920 2 0,918 0,919 3 0,906 0,917 Kontrol (0 hari) 0,942

Pada waktu simpan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin tebal hamparan menghasilkan bobot jenis yang semakin rendah. Selain itu, pada tebal hamparan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin lama penyimpanan menghasilkan bobot jenis yang semakin rendah. Hal ini disebabkan pada saat penyimpanan terjadi proses penguapan dan proses oksidasi. Semakin tebal hamparan juga menyebabkan bobot jenis semakin rendah, karena tebalnya hamparan dapat meningkatkan laju respirasi yang meningkatkan proses penguapan. Meningkatnya proses penguapan ini dapat menyebabkan komponen-komponen minyak yang mudah menguap terbebaskan dan teroksidasi. Proses oksidasi minyak atsiri disamping mengakibatkan perubahan bau, juga dapat menurunkan jumlah persenyawaan kimia dalam minyak (Ketaren 1985). Selain itu, semakin lama penundaan penyulingan kemungkinan untuk terjadinya penguapan dan proses oksidasi semakin meningkat sehingga dapat menurunkan nilai bobot jenis dari minyak ylang-ylang.

4.3Indeks Bias

Hasil indeks bias rata-rata yang diperoleh berkisar antara 1,492–1,496. Nilai indeks bias ini lebih rendah dari nilai yang distandarkan oleh SNI maupun EOA. Menurut Ketaren (1985), rendahnya indeks bias dikarenakan adanya kerusakan komponen kimia dalam minyak. Indeks bias minyak dipengaruhi oleh panjang rantai karbon dan jumlah ikatan rangkap. Adanya proses oksidasi maupun hidrolisis dapat mengakibatkan terurainya ikatan rangkap pada senyawa terpen.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi ketiga faktor mempengaruhi secara nyata indeks bias minyak ylang-ylang (Lampiran 5). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan pada penyimpanan selama 1 hari dan tebal hamparan 10 cm dan kelembaban 75-80% memiliki nilai indeks bias yang tidak berbeda dengan kelembaban 95-98%. Tapi respon berbeda ketika bunga disimpan pada kondisi ruang yang sama namun tebal hamparan yang berbeda. Dimana semakin tebal hamparan menunjukkan indeks bias yang semakin tinggi.

Pada penyimpanan selama 2 hari dan tebal hamparan 10 cm dan pada kedua kelembaban yang sama, minyak yang dihasilkan memiliki indeks bias yang tidak berbeda nyata. Dimana semakin lama penyimpanan bunga, nilai indeks bias cenderung semakin tinggi. Tapi respon berbeda ketika bunga disimpan pada

kondisi ruang yang sama namun tebal hamparan yang berbeda. Dimana semakin tebal hamparan menunjukkan indeks bias yang semakin rendah. Demikian pula halnya dengan penyimpanan selama 3 hari. Ini menunjukkan bahwa lama penyimpanan lebih dari 1 hari, dengan teknik penyimpanan tidak mampu mempertahankan nilai indeks bias pada minyak (Tabel 6).

Tabel 6 Nilai indeks bias minyak ylang-ylang

Indeks Bias Minyak Ylang-ylang *)

Tebal hamparan (cm) Waktu (hari) Kelembaban (%) 75 - 80 95 - 98 10 1 1,492 C 1,492 C 2 1,494 B 1,494 B 3 1,495 AB 1,493 BC 20 1 1,493 BC 1,495 AB 2 1,494 B 1,493 BC 3 1,494 B 1,494 B 30 1 1,496 A 1,496 A 2 1,493 BC 1,494 B 3 1,494 B 1,494 B Kontrol (0 hari) 1,493 C

Keterangan : *) Nilai rendemen yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

Rendahnya nilai indeks bias diduga adanya proses oksidasi dan hidrolisis pada proses penyimpanan yang mengakibatkan terurainya ikatan rangkap pada senyawa terpen. Dengan berkurangnya ikatan rangkap dalam minyak membuat komponen-komponen menjadi lebih ringan dan kerapatannya berkurang. Kerapatan yang rendah memudahkan sinar yang menembus minyak untuk dibiaskan mendekati normal. Semakin mudah sinar dibiaskan dalam suatu medium, maka nilai indeks bias medium tersebut akan semakin rendah. Adanya kandungan air pada minyak juga dapat menyebabkan indeks bias menurun karena adanya air dapat memicu proses hidrolisis. Menurut Ketaren (1985) proses

hidrolisis dapat terjadi dalam minyak atsiri yang mengandung ester dan akan terhidrolisis sempurna dengan air dan asam sebagai katalisator.

4.4Bilangan Ester

Bilangan ester minyak ylang-ylang yang diperoleh berkisar antara 22,85 – 45,30 (Tabel 7). Namun hanya minyak ylang-ylang dari bunga tanpa penyimpanan (kontrol) yang memenuhi standar SNI (bilangan ester minimal 40). Artinya penyimpanan bunga akan menurunkan bilangan ester dan minyak belum memenuhi standar SNI (Gambar 3). Bila dibandingkan dengan minyak kenanga, bilangan ester minyak ylang-ylang hasil penyimpanan ini memenuhi persyaratan mutu SNI untuk minyak kenanga yang menuntut bilangan ester 15-35.

Tabel 7 Nilai bilangan ester minyak ylang-ylang

Bilangan Ester Minyak Ylang-ylang *)

Tebal hamparan (cm) Waktu (hari) Kelembaban (%) 75 - 80 95 - 98 10 1 31,00 B 31,28 B 2 25,61 CD 27,00 C 3 25,06 D 25,75 CD 20 1 27,27 CD 31,42 B 2 25,34 D 25,61 CD 3 24,51 E 25,20 D 30 1 26,17 CD 26,44 C 2 23,68 E 25,20 D 3 22,85 F 25,06 D Kontrol (0 hari) 45,30 A

Keterangan : *) Nilai rendemen yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

Bilangan ester minyak ylang-ylang dari bunga yang tidak mengalami penyimpanan ternyata jauh lebih rendah dibandingkan dengan bilangan ester pada fraksi yang sama dari hasil penelitian Djazuli dan Ma’mun (2003) yaitu sebesar 126,02. Perbedaan ini terjadi karena pada penelitian ini, minyak yang disuling

telah mengalami penguapan senyawa ester dalam bunga pada saat diangkut dari Banten ke Bogor yang membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Panas yang dihasilkan oleh bunga menyebabkan terjadinya penguapan yang membawa ester-ester keluar dari sel-sel dan diangkut pergi bersama dengan angin. Gusmalini (1987) panas dan oksigen yang ada di udara mengakibatkan proses oksidasi yang dapat menurunkan persenyawaan dalam minyak.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi ketiga faktor mempengaruhi secara nyata bilangan ester minyak ylang-ylang (Lampiran 7). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan penyimpanan berbeda nyata dengan bilangan ester kontrol. Sedangkan waktu simpan 1 hari dengan tebal hamparan 10 cm baik disimpan pada kelembaban udara 75-80% maupun kelembaban udara 95-98% memiliki bilangan ester yang tidak berbeda nyata dan menjadi perlakuan penyimpanan yang menghasilkan minyak dengan bilangan ester tertinggi (Tabel 7).

Apabila waktu simpannya ditingkatkan menjadi 2 hari ternyata bunga yang disimpan pada ruang berkelembaban 75-80% dan 95-98% tidak dapat mempertahankan bilangan ester. Sedangkan bunga yang disimpan pada kelembabanan 95-98% menghasilkan bilangan ester yang lebih tinggi. Namun pada kondisi yang sama terjadi ketika bunga disimpan selama 3 hari baik dengan tebal hamparan 20 cm maupun 30 cm sebagian besar bilangan ester minyak lebih tinggi ketika bunga disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98% (Tabel 7).

Pada waktu simpan dan tebal hamparan yang sama, ada kecenderungan bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98% menghasilkan bilangan ester yang lebih tinggi dibandingkan bunga yang disimpan di dalam ruang berkelembaban 75-80% (Gambar 3). Hal ini dikarenakan kelembaban yang tinggi dapat menghambat laju respirasi, sehingga dapat mengurangi proses oksidasi dan hidrolisis pada bahan. Menurut Carbineau (1988) diacu dalamOktapiyani (2004) RH yang tinggi dapat mengurangi angka respirasi. Selain itu, pada kelembaban yang lebih rendah diduga menghasilkan uap air yang dapat memicu ester terhidrolisis sempurna, sehingga menyebabkan nilai bilangan ester pada kelembaban 75–80 % lebih rendah. Menurut Ketaren (1985) kelembaban yang

rendah menyebabkan air beserta minyak yang terdapat dalam sel akan berdifusi kepermukaan bahan dan selanjutnya akan menguap dan terhidrolisis.

Gambar 3 Hubungan antara waktu penyimpanan bunga dan tebal hamparan dengan bilangan ester Ket: (A) Kelembaban 75-80%; (B) Kelembaban 95-98%.

Pada waktu simpan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin tebal hamparan menghasilkan bilangan ester yang semakin rendah (Gambar 3). Menurunnya nilai bilangan ester pada peningkatan tebal hamparan diduga karena semakin tebalnya hamparan menyebabkan panas didalam tumpukan bunga meningkat dan membuat proses oksidasi dan hidrolisis semakin meningkat. Menurut Ketaren (1985) proses oksidasi dan hidrolisis berlangsung cepat karena adanya panas.

Pada tebal hamparan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin lama penyimpanan menghasilkan bilangan ester yang semakin rendah (Gambar 3). Ester merupakan senyawa-senyawa yang mudah menguap, sehingga semakin lama penundaan penyulingan semakin banyak ester yang menguap dari bunga akibat proses oksidasi dan hidrolisis.

4.5Bilangan Asam

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 8), nilai bilangan asam minyak ylang- ylang berkisar antara 1,5 – 1,6 dengan bunga tanpa perlakuan penyimpanan (kontrol) memiliki nilai bilangan asam terendah yaitu 1,5. Semakin rendah bilangan asam, mutu dari minyak ylang-ylang semakin baik. Nilai bilangan asam

ini, secara keseluruhan masuk ke dalam standar SNI yang mensyaratkan bilangan asam ≤ 3.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara faktor lama penyimpanan, tebal hamparan dan kelembaban ruang penyimpanan tidak mempengaruhi bilangan asam minyak ylang-ylang secara nyata (Lampiran 9). Namun tebal hamparan dan lama penyimpanan mempengaruhi nilai bilangan asam.

Tabel 8 Nilai bilangan asam minyak ylang-ylang

TH (cm) Kelambaban (%) T (hari) Rataan TH

1 2 3 10 75-80 1,5 1,8 2,2 95-98 1,5 1,9 2,1 1,5 1,85 2,15 1,83 B 20 75-80 1,7 1,9 2,5 95-98 1,7 2,1 2,2 1,7 2 2,35 2,02 B 30 75-80 2,1 2,5 2,5 95-98 1,8 2,2 2,6 1,95 2,35 2,55 2,8 A Rataan T 1,72 a 2,07 b 2,35 c

Keterangan : TH : Tebal hamparan; T : Waktu penyimpanan; TH : Tebal hampar

Hasil uji lanjut Duncan juga menunjukkan bahwa waktu penyimpanan 1, 2, dan 3 hari menghasilkan minyak dengan bilangan asam yang berbeda satu dengan lainnya (Tabel 8). Dimana ada kecenderungan semakin lama waktu penyimpanan mengakibatkan semakin tinggi nilai bilangan asam (Gambar 4). Tingginya bilangan asam disebabkan karena terjadinya hidrolisa ester-ester menjadi asam bebas dan alkohol atau terjadinya oksidasi pada komponen- komponen minyak yang mempunyai ikatan rangkap yang menghasilkan asam organik, aldehid dan keton (Ketaren 1985). Dengan demikian, meningkatnya nilai

bilangan asam akan menurunkan nilai bilangan ester sehingga mutu minyak yang dihasilkan semakin rendah.

Gambar 4 Hubungan antara waktu penyimpanan dan bilangan asam minyak ylang-ylang.

Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa bilangan asam dari tebal hamparan penyimpanan bunga 10 cm tidak berbeda nyata dengan tebal hamparan 20 cm dan berbeda nyata dengan tebal hamparan 30 cm (Tabel 8). Namun ada kecenderungan semakin tebal hamparan menyebabkan bilangan asam minyak ylang-ylang yang semakin tinggi karena pengaruh dari respirasi pada tumpukan (Gambar 5). Proses respirasi bunga yang masih berlangsung akan menghasilkan energy panas, dimana semakin tebal hamparan panas yang ditimbulkan semakin banyak sehingga suhu bahan semakin tinggi. Naiknya suhu bahan akan mengakibatkan meningkatnya proses oksidasi dan hidrolisis (Ketaren 1985).

Gambar 5 Hubungan antara tebal hamparan dan bilangan asam minyak ylang- ylang.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kumalaningsih dan Wijaya (1988), semakin tebal hamparan dan semakin lama waktu penundaan penyulingan, nilai bilangan asam akan meningkat. Asam bebas pada sebagian

besar minyak atsiri terdapat dalam jumlah yang kecil dan dapat bertambah karena proses penyimpanan yang kurang baik.

4.6 Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabunan minyak ylang-ylang dalam penelitian ini berkisar antara 25,35-46,80 (Tabel 9). Berdasarkan standar mutu EOA minyak ylang-ylang tahun 1970 sebagian besar bilangan penyabunan tidak memenuhi nilai yang disyaratkan. Namun minyak ylang-ylang pada kontrol masuk kedalam mutu III yang mensyaratkan bilangan penyabunan 45-65. Sedangkan pada minyak ylang- ylang dengan perlakuan penyimpanan tidak memenuhi nilai yang distandarkan EOA minyak ylang-ylang, melainkan dikategorikan sebagai minyak kenanga karena memenuhi standar EOA minyak kenanga.

Tabel 9 Nilai bilangan penyabunan minyak ylang-ylang

Bilangan Penyabunan Minyak Ylang-ylang *)

Tebal hamparan (cm) Waktu (hari) Kelembaban (%)

75-80 95-98 10 1 32,5 B 32,78 B 2 27,41CDE 28,9 C 3 27,26 CDE 27,85 CD 20 1 28,97 C 33,12 B 2 27,24 CDE 27,71 CD 3 27,01 CDE 27,4 CDE 30 1 28,27 CD 28,24 CD 2 26,18 DE 27,4 CDE 3 25,35 E 27,66 CD kontrol 46,8 A

Keterangan : TH : Tebal hamparan; T : Waktu penyimpanan; TH : Tebal hampar

Menurut Ketaren (1985), fraksi I adalah fraksi minyak dengan mutu paling baik yang memiliki kadar ester dan eter paling tinggi dan kadar sesquiterpen paling rendah, sedangkan fraksi berikutnya mempunyai kadar ester dan eter yang

makin rendah dan sebaliknya kadar sesquiterpen yang semakin tinggi. Mutu terbaik (fraksi I) ylang-ylang dipengaruhi oleh bilangan ester dan penyabunan yang tinggi. Kualitas minyak yang paling baik adalah minyak yang mengandung kadar ester paling tinggi dan kadar sesquiterpen paling rendah. Dengan demikian bilangan penyabunan yang dihasilkan dari hasil penelitian ini sangatlah rendah.

Rendahnya bilangan penyabunan berbanding lurus dengan rendahnya bilangna ester minyak tersebut. Rendahnya bilangan ester disebabkan karena pada fraksi I penyulingan yang terdiri dari ester-ester dan eter-eter mudah menguap dan terhidrolisis atau teroksidasi. Menurut Ketaren (1985), pada proses hidrolisis dan oksidasi akan menghasilkan asam, sehingga semakin cepat ester-ester menguap pada proses tersebut maka asam yang dihasilkan akan semakin tinggi. Reaksi tersebut terbukti dengan meningkatnya bilangan asam dari minyak hasil penyimpanan, bilangan ester dan penyabunan yang dihasilkan semakin rendah.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi ketiga faktor mempengaruhi secara nyata bilangan penyabunan minyak ylang-ylang (Lampiran 11). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan penyimpanan berbeda nyata dengan bilangan penyabunan kontrol. Sedangkan waktu simpan 1 hari dengan tebal hamparan 10 cm baik disimpan pada kelembaban udara 75-80% maupun kelembaban udara 95-98% memiliki bilangan penyabunan yang tidak berbeda nyata dan menjadi perlakuan penyimpanan yang menghasilkan minyak dengan bilangan penyabunan tertinggi (Tabel 9).

Apabila waktu simpannya ditingkatkan menjadi 2 hari ternyata bunga yang disimpan pada ruang berkelembaban 75-80% dan 95-98% tidak dapat mempertahankan bilangan penyabunan. Sedangkan bunga yang disimpan pada kelembabanan 95-98% menghasilkan bilangan penyabunan yang lebih tinggi. Namun pada kondisi yang sama terjadi ketika bunga disimpan selama 3 hari baik dengan tebal hamparan 20 cm maupun 30 cm sebagian besar bilangan penyabunan minyak lebih tinggi ketika bunga disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98% (Tabel 9).

Pada waktu simpan dan tebal hamparan yang sama, ada kecenderungan bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98% menghasilkan bilangan ester yang lebih tinggi dibandingkan bunga yang disimpan di dalam ruang

berkelembaban 75-80% (Gambar 6). Hal ini dikarenakan penguapan yang terjadi pada kelembaban yang lebih rendah diduga menghasilkan uap air yang dapat memicu ester terhidrolisis sempurna, sehingga menyebabkan ester terurai menjadi monoester yang menyebabkan komponen ester mudah menguap. Seiring menurunya komponen dari ester karena proses hidrolisis ini, menyebabkan proses penyabunan yang menghasilkan sabun akan berkurang. Menurut Ketaren (1985) minyak atsiri yang mengandung fraksi monoester dan asam-asam organik dapat bereaksi dengan basa sehingga menghasilkan sabun.

Gambar 6 Hubungan antara waktu penyimpanan bunga dan tebal hamparan dengan bilangan penyabunan Ket: (A) Kelembaban 75-80%; (B) Kelembaban 95-98%.

Pada waktu simpan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin tebal hamparan menghasilkan bilangan penyabunan yang semakin rendah (Gambar 6). Semakin tebalnya hamparan menyebabkan panas didalam tumpukan bunga meningkat dan membuat proses oksidasi dan hidrolisis semakin meningkat sehingga menurunkan bilangan penyabunan. Menurunnya nilai bilangan penyabunan karena penguapan diduga uap-uap air yang keluar ikut membawa senyawa-senyawa ester keluar, sehingga semakin tebal hamparan menurunkan nilai bilangan penyabunan. Menurunya kandungan ester diikuti dengan menurunnya bilangan penyabunan, karena rendahnya bilangan penyabunan berbanding lurus dengan rendahnya bilangan ester minyak tersebut.

Pada tebal hamparan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin lama penyimpanan menghasilkan bilangan penyabunan yang semakin rendah (Gambar 6). Ester merupakan senyawa-senyawa yang mudah menguap, sehingga menyababkan semakin lama waktu penyimpanan bunga maka semakin banyak ester yang menguap dari bunga sehingga bilangan penyabunan semakin rendah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Rendemen minyak ylang-ylang hasil penyulingan setelah 2 jam pertama penyulingan (fraksi I) adalah 0,34-0,44%. Ada kecenderungan semakin lama penyimpanan, semakin tebal hamparan dan disimpan dalam kelembaban udara yang lebih rendah menghasilkan rendemen yang semakin rendah.

2. Kecuali bilangan asam dan bobot jenis, maka teknik penyimpanan tidak mampu mempertahankan nilai indeks bias, bilangan ester dan bilangan penyabunan karena lebih rendah dari standar mutu SNI maupun standar mutu EOA.

3. Berdasarkan EOA, minyak ylang-ylang fraksi I dari bunga tanpa penyimpanan (kontrol) yang dihasilkan dalam penelitian ini termasuk dalam mutu III. Sedangkan minyak ylang-ylang yang dihasilkan dari bunga yang disimpan tidak masuk dalam standar EOA untuk kategori minyak ylang-ylang melainkan kategori minyak kenanga.

4. Apabila penyimpanan selama 1 hari tidak dapat dihindari, maka bunga

Dokumen terkait