• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Warna koloni dan morfologi jamur C. cassiicola

Warna koloni yang diperoleh sebelum diinokulasikan pada cakram daun yaitu berwarna abu-abu sampai coklat kehitam-hitaman. Pada setiap pengamatan diperoleh perubahan warna dari koloni jamur seperti yang telah disajikan pada Gambar 3a, 3b, 3c, dan 3d.

Gambar 3a. Biakan murni jamur 7 hsi Gambar 3b. Biakan murni jamur 9 hsi

Koloni jamur C. cassiicola

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Gambar 3c. Biakan jamur murni 12 hsi Gambar 3d. Biakan murni jamur 14 hsi

Sumber: Foto langsung

Hasil pengamatan morfologi jamur yang diamati secara mikroskopik diperoleh konidia multisepta yang jumlahnya bervariasi, yaitu antara 3-4 septa yang dapat dilihat pada Gambar 4a dan 4b.

Gambar 4a. Konidia jamur dengan 3 Gambar 4b. Konidia jamur dengan 4 septa perebesaran 400x septa perebesaran 400x Sumber: Foto langsung

Intensitas Serangan (%) C. cassiicola

Pengamatan terhadap intensitas serangan C. cassiicola dilakukan sebanyak 8 kali, yang dimulai dari 2 hsi sampai 9 hsi. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 1-8 dan hasil analisis sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata. Untuk mengetahui beda nyata diantara klon yang digunakan dalam pengujian, maka dilanjutkan ke Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.

4 septa 3

septa 22

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Rata-rata intensitas serangan hasil pengamatan 2 hsi (Tabel 2) menunjukkan bahwa semua klon pembanding (BPM 1 (K26), RRIC 100 (K27), PB 260 (K28), dan RRIM 600 (K29)) belum menunjukkan adanya gejala serangan atau intensitas serangan masih 0 %, dan berbeda nyata terhadap klon IRR 405 (K6), IRR 412 (K13), IRR 421 (K22) tetapi tidak berbeda nyata terhadap klon lainnya. Intensitas serangan tertinggi ditemukan pada klon IRR 421 (K22) sebesar 23.33%.

Rata-rata intensitas serangan hasil pengamatan 3 hsi (Tabel 2) menunjukkan bahwa semua klon pembanding masih dalam keadaan resisten, dimana klon RRIM 600 (K29) berbeda nyata dengan klon IRR 400 (K1), IRR 401 (K2), IRR 405 (K6), IRR 412 (K13), IRR 417 (K18), IRR 419 (K20), IRR 421 (K22), tetapi tidak berbeda nyata dengan klon yang lain. Sedangkan klon RRIC 100 (K27) berbeda nyata dengan klon IRR 400 (K1), IRR 401 (K2), IRR 402 (K3), IRR 405 (K6), IRR 407 (K8), IRR 409 (K10), IRR 411 (K12), IRR 412 (K13), IRR 417 (K18), IRR 418 (K19), IRR 419 (K20), IRR 421 (K22), tetapi tidak berbeda nyata dengan klon lain. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

klon IRR 421 (K22) dan IRR 401 (K2) sebesar 24.17%, sedangkan yang terendah pada klon IRR 410 (K11), IRR 414 (K15), IRR 415 (K16), IRR 416 (K17), IRR 420 (K21), IRR 422 (K23), IRR 423 (K24) dan RRIC 100 (K27) sebesar 0 %.

Rata-rata intensitas serangan hasil pengamatan 4 hsi (Tabel 2) menunjukkan bahwa klon BPM 1 (K26) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 406 (K7), IRR 410 (K11), IRR 413 (K14), IRR 414 (K15), IRR 415 (K16), IRR 416 (K17), IRR 420 (K21), IRR 422 (K23), IRR 423 (K24), RRIC 100 (K27), dan PB 260 (K28) tetapi berebeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIM 600 (K29) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 424 (K25), IRR 421 (K22), IRR 419 (K20), IRR 418 (K19), IRR 417 (K18), IRR 412 (K13), IRR 411 (K12), IRR 409 (K10), IRR 407 (K8), IRR 405 (K6), IRR 404 (K5), IRR 403 (K4), IRR 402 (K3), IRR 401 (K2), IRR 400 (K1) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada klon IRR 419 (K20) sebesar 29.17 % dan yang terendah pada klon IRR 410 (K11), IRR 414 (K15), IRR 423 (K24), dan RRIC 100 (K27) sebesar 0 %.

Rata-rata intensitas serangan hasil pengamatan 5 hsi (Tabel 2) menunjukkan bahwa klon BPM 1 (K26) berbeda nyata dengan klon IRR 401 (K2), IRR 404 (K5), IRR 405 (K6), IRR 410 (K11), IRR 414 (K15), IRR 417 (K18), IRR 421(K22), RRIC 100 (K27), PB 260 (K28), dan RRIM 600 (K29) tetapi tidak berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIC 100 (K27) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 410 (K11) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Dimana intensitas serangan tertinggi terdapat pada klon RRIM 600 (K29) sebesar 66.67 % dan yang terendah terdapat pada klon RRIC 100 (K27) sebesar 0.83 %.

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Rata-rata intensitas serangan hasil pengamatan 6 hsi (Tabel 2) menunjukkan bahwa klon BPM 1 (K26) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 401 (K2), IRR 402 (K3), IRR 403 (K4), IRR 405 (K6), IRR 409 (K10), IRR 411 (K12), IRR 415 (K16), IRR 417 (K18), IRR 419 (K20), IRR 421 (K22), dan IRR 424 (K25) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIM 600 (K29) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 404 (K5), tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIC 100 (K27) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 410 (K11) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada klon RRIM 600 (K29) sebesar 94.17 % dan terendah pada klon RRIC 100 (K27) sebesar 4.17 %.

Rata-rata intensitas serangan hasil pengamatan 7 hsi (Tabel 2) menunjukkan bahwa klon RRIM 600 (K29) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 401 (K2), IRR 403 (K4), IRR 404 (K5), IRR 405 (K6), IRR 409 (K10), IRR 411 (K12), IRR 417 (K18), IRR 419 (K20), IRR 421 (K22), IRR 424 (K25), dan BPM 1 (K26) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIC 100 (K27) tidak berbeda nyata dengan IRR 406 (K7), IRR 410 (K11), IRR 414 (K15) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Intensitas serangan yang tertinggi terdapat pada klon RRIM 600 (K29) sebesar 100 % dan yang terendah terdapat pada klon RRIC 100 (K27) sebesar 15.83 %.

Rata-rata intensitas serangan hasil pengamatan 8 hsi (Tabel 2) menunjukkan bahwa klon RRIM 600 (K29) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 401 (K2), IRR 402 (K3), IRR 403 (K4), IRR 404 (K5), IRR 405 (K6), IRR 407 (K8), IRR 409 (K10), IRR 411 (K12), IRR 412 (K13), IRR 413 (K14), IRR 415

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

(K16), IRR 417 (K18), IRR 419 (K20), IRR 421 (K22), IRR 423 (K24), IRR 424 (K25), dan BPM 1 (K26) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIC 100 (K27) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 410 (K11) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon PB 260 (K28) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 408 (K9), IRR 416 (K17), IRR 418 (K19), dan IRR 422 (K23) tetapi berbeda nyata dengan klon yang lain. Intensitas serangan yang tertinggi terdapat pada klon RRIM 600 (K29), IRR 411 (K12), IRR 404 (K5), IRR 417 (K18), RRIM 600 (K26), dan BPM 1 (K26) sebesar 100 % dan yang terendah terdapat pada klon RRIC 100 (K27) sebesar 20.83 %.

Rata-rata intensitas serangan hasil pengamatan 9 hsi (Tabel 2) menunjukkan bahwa klon RRIM 600 (K29) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 400 (K1), IRR 401 (K2), IRR 402 (K3), IRR 403 (K4), IRR 404 (K5), IRR 405 (K6), IRR 407 (K8), IRR 408 (K9), IRR 409 (K10), IRR 411 (K12), IRR 412 (K13), IRR 413 (K14), IRR 415 (K16), IRR 417 (K18), IRR 419 (K20), IRR 420 (K21), IRR 421 (K22), IRR 423 (K24), IRR 424 (K25), dan BPM 1 (K26) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIC 100 (K27) dan IRR 410 (K11) berbeda nyata dengan klon lainnya. Intensitas serangan yang tertinggi terdapat pada klon IRR 401 (K2), IRR 403 (K4), IRR 405 (K6), IRR 407 (K8), IRR 409 (K10), IRR 412 (K13), IRR 415 (K16), IRR 419 (K20), IRR 421 (K22), IRR 423 (K24), IRR 424 (K25), IRR 411 (K12), IRR 404 (K5), IRR 417 (K18), BPM 1 (K26), dan RRIM 600 (K29) sebesar 100 % dan terendah pada klon RRIC 100 (K27) sebesar 25 %. Gambar hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 17.

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Pengamatan terhadap laju pertumbuhan bercak C. cassiicola dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan bercak pada saat hari pengamatan terhadap pengamatan hari sebelumnya. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 9-16 dan hasil analisis sidik ragam menunjukkan perbedaan yang sangat nyata. Selanjutnya untuk mengetahui beda nyata di antara klon yang digunakan dalam pengujian, maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Rata-rata laju pertumbuhan bercak (mm/hari) hasil pengamatan 2 hsi (Tabel 3) menunjukkan bawa semua klon pembanding belum menunjukkan adanya bercak pada cakram daun. Sedangakan laju bercak yang paling cepat terdapat pada klon IRR 421 (K22) sebesar 0.23 mm/hari.

Rata-rata hasil pengamatan 3 hsi (Tabel 3) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bercak (mm/hari) semua klon pembanding berbeda nyata dengan klon IRR 401 (K2) dan IRR 419 (K20), tetapi tidak berbeda nyata dengan klon lainnya. Laju pertumbuhan bercak yang paling cepat terjadi pada IRR 419 (K20) sebesar 0.44 mm/hari.

Rata-rata hasil pengamatan 4 hsi (Tabel 3) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bercak (mm/hari) klon BPM 1 (K26), PB 260 (K28) dan RRIM 600 (K29) berbeda nyata dengan klon IRR 419 (K20) tetapi tidak berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIC 100 (K27) berbeda nyata dengan klon IRR 405 (K6) dan 419 (K20). Laju pertumbuhan yang paling cepat terjadi pada klon IRR 419 (K20) sebesar 1.19 mm/hari.

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Rata-rata hasil pengamatan 5 hsi (Tabel 3) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bercak (mm/hari) klon RRIM 600 (K29) tidak berbeda nyata dengan IRR 404 (K5) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Klon RRIC 100 (K27) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 406 (K7), IRR 410 (K11), IRR 414 (K15), IRR 416 (K17), IRR 418 (K19), IRR 420 (K21), IRR 422 (K23), dan PB 260 (K28) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Laju pertumbuhan bercak yang paling cepat terdapat pada klon RRIM 600 (K29) sebesar 9.58 mm/hari dan klon yang belum menunjukkan adanya bercak yaitu pada klon RRIC 100 (K27).

Rata-rata hasil pengamatan 6 hsi (Tabel 3) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bercak (mm/hari) klon BPM 1 berbeda nyata dengan klon IRR 400 (K1), IRR 406 (K7), IRR 410 (K11), IRR 411 (K12), IRR 412 (K13), IRR 418 (K19), IRR 420 (K21), IRR 422 (K3), RRIC 100 (K27) dan PB 260 (K28) tetapi tidak berbeda nyata dengan klon lainnya. Laju pertumbuhan bercak yang paling cepat terdapat pada IRR 411 (K12) sebesar 6.23 mm dan yang paling lambat terdapat pada RRIC 100 (K27) sebesar 0.07 mm/hari.

Rata-rata hasil pengamatan 7 hsi (Tabel 3) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bercak (mm/hari) klon PB 260 (K28) berbeda nyata dengan klon IRR 403 (K4), IRR 409 (K10), IRR 411 (K12), IRR 415 (K16), IRR 424 (K25), dan BPM 1 (K26) tetapi tidak berbeda nyata dengan klon lainnya. Laju pertumbuhan bercak yang paling cepat terajadi pada klon BPM 1 (K26) sebesar 10.97 mm/hari dan yang paling lambat sebesar 1.05 mm/hari pada klon RRIC 100 (K27).

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Rata-rata hasil pengamatan 8 hsi (Tabel 3) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bercak (mm/hari) klon RRIM 600 tidak berbeda nyata dengan klon IRR 403 (K4), IRR 404 (K5), IRR 410 (K11), IRR 411 (K12), IRR 416 (K17), IRR 417 (K18), IRR 420 (K21), IRR 421 (K22), BPM 1 (K26) dan RRIC 100 (K27) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Laju pertumbuhan bercak yang paling cepat terdapat pada klon IRR 412 (K13) sebesar 8.22 mm/hari dan yang tidak mengalami pertumbuhan bercak yaitu pada klon RRIM 600 (K29).

Rata-rata hasil pengamatan 8 hsi (Tabel 3) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bercak (mm/hari) klon PB 260 (K28) tidak berbeda nyata dengan klon IRR 400 (K1), IRR 406 (K7), IRR 410 (K11), IRR 414 (K15), IRR 416 (K17), IRR 418 (K19), IRR 420 (K21), IRR 422 (K23), dan IRR 423 (K24) tetapi berbeda nyata dengan klon lainnya. Laju pertumbuhan bercak yang paling cepat terdapat pada klon PB 260 (K28) sebesar 5.33 mm/hari.

Pembahasan

Warna koloni dan morfologi jamur C. cassiicola

Isolat yang dipakai berasal dari klon GT 1 karena klon ini merupakan klon yang sesuai sebagai tempat tumbuh jamur Corynespora. Hal ini sesuai dengan pernyataan Situmorang dkk. (2001), bahwa klon GT 1 merupakan tempat patogen yang sesuai untuk memproduksi isolat yang tinggi virulensinya terhadap GT 1 sendiri dan klon lainnya.

Perubahan warna dari koloni pada setiap pengamatan yaitu dari 7-14 hsi dipengaruhi oleh umur biakan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Darmono

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

(1996), bahwa perbedaan warna koloni atau miselium tidak berhubungan dengan jenis klon, tetapi bergantung pada umur kultur.

Jumlah septa yang diperoleh yaitu 3 sampai 4 dengan bentuk yang berbeda. Keragaman jumlah septa ini juga dikemukakan oleh Rajalakshmy and Kothandaraman (1996), bahwa C. cassiicola dapat menghasilkan konidia multisepta antara 2-14 septa.

Jumlah septa yang diperoleh sangat berpengaruh terhadap munculnya penyakit, karena dari setiap septa dapat menghasilkan individu baru. Semakin banyak jumlah septa, maka individu baru yang dihasilkan makin banyak juga. Begitu juga dengan jumlah individu baru atau keturunan yang banyak, akan mempengaruhi penyakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Abadi (2003a), bahwa banyaknya keturunan yang dihasilkan oleh patogen berpengaruh terhadap timbulnya epidemi atau penyakit. Patogen yang yang mempunyai keturunan lebih banyak akan menghasilkan epidemi yang lebih cepat dibandingkan dengan patogen yang mempunyai keturunan dalam jumlah sedikit.

Intensitas serangan (%) C. cassiicola

Rata-rata hasil pengamatan dari 2 hsi samapai 9 hsi menunjukkan bahwa intensitas serangan terus meningkat. Dimana rata-rata intensitas yang paling tinggi terdapat pada pengamatan 9 hsi yaitu mencapai 89.57%.

Dari uraian hasil tersebut di atas, memberikan indikasi bahwa semua klon dapat diserang oleh patogen C. cassiicola tetapi dalam intensitas yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Situmorang dkk. (2001), bahwa semua klon karet mempunyai peluang terserang atau terinfeksi

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Corynespora, tetapi tingkat keparahan penyakit yang timbul pada setiap klon berbeda.

Klon pembanding (BPM 1 (K26), RRIC 100 (K27), PB 260 (K28), dan RRIM 600 (K29)) ada yang mengalami perubahan sifat ketahanan, yaitu klon BPM 1 (K26) yang dulunya resisten menurut Woelan dkk. (1999), tetapi disini klon tersebut termasuk dalam klon yang moderat. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa katahanan dan kerentanan dapat berubah. Ini diperjelas oleh Semangun (2001), yang menyatakan bahwa tingkatan ketahanan dan kerentanan suatu kultivar bukanlah merupakan suatu hal yang tetap, hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan patogen dan lingkungan.

Hasil percobaan di laboratorium menurut Pawirosoemardjo (1999), mengelompokkan klon yang resisten dengan intensitas serangan 0%-20% yaitu klon IRR 410 (K11) dan RRIC 100 (K27). Klon agak resisten dengan intensitas serangan 21%-40% yaitu klon IRR 400 (K1), IRR 406 (K7), IRR 408 (K9), IRR 414 (K15), IRR 416 (K17), IRR 418 (K19), IRR 420 (K21), IRR 422 (K23), IRR 423 (K24), dan PB 260 (K28). Klon moderat dengan intensitas serangan 41%-60% yaitu IRR 401 (K2), IRR 402 (K3), IRR 403 (K4), IRR 404 (K5), IRR 405 (K6), IRR 407 (K8), IRR 409 (K10), IRR 411 (K12), IRR 412 (K13), IRR 413 (K14), IRR 415 (K16), IRR 417 (K18), IRR 419 (K20), IRR 421 (K22), IRR 424 (K25), dan BPM 1 (K26) dan klon yang agak rentan dengan intesitas serangan 61%-80% yaitu RRIM 600 (K29).

Intensitas serangan (%) C. cassiicola selama pengamatan 2-9 hsi dalam bentuk histogram untuk setiap klonnya dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Histogram dapat dilihat bahwa semua klon mendapat serangan Corynespora dalam intensitas yang berebda-beda. Rata-rata intensitas serangan yang paling tinggi terdapat pada pengamatan 9 hsi yaitu klon IRR 401 (K2), IRR 403 (K4), IRR 405 (K6), IRR 407 (K8), IRR 409 (K10), IRR 412 (K13), IRR 415 (K16), IRR 419 (K20), IRR 421 (K22), IRR 423 (K24), IRR 424 (K25), IRR 411 (K12), IRR 404 (K5), IRR 417 (K18), BPM 1 (K26), dan RRIM 600 (K29) mencapai 100 %. Sedangkan rata-rata intensitas serangan yang terendah terdapat pada pengamatan 2 hsi, dimana klon IRR 401 (K2), IRR 402 (K3), IRR 406 (K7), IRR 410 (K11), IRR 414 (K15), IRR 415 (K16), IRR 416 (K17), IRR 420 (K21), IRR 422 (K23), IRR 423 (K24), BPM 1 (K26), RRIC 100 (K27), PB 260 (K28, dan RRIM 600 (K29) belum menunjukkan adanya gejala serangan Corynespora.

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Laju pertumbuhan bercak (mm/hari) C. Cassiicola

Rata-rata laju pertumbuhan bercak pengamatan 2-9 hsi yang paling besar terdapat pada pengamatan 7 hsi yaitu sebesar 5.34 mm/hari dan yang paling rendah pada pengamatan 2 hsi sebesar 0.03 mm/hari. Perbedaan laju pertumbuahan bercak yang muncul dari masing-masing klon bisa dipengaruhi oleh adanya perebedaan ketahanan yang ada pada setiap klon. Salah satu yang mempengaruhi perbedaan tingkat ketahanan yaitu adanya perbedaan gen yang terkandung pada masing-masing klon. Hal ini sesuai dengan pernyataan Abadi (2003a), bahwa variasi kerentanan terhadap patogen diantara varietas tanaman disebabkan oleh adanya gen ketahanan yang berbeda, dan mungkin pula karena adanya jumlah gen ketahanan yang berbeda dalam setiap varietas tanaman. Perbedaan gen ini terjadi karena setiap klon mempunyai induk yang berbeda, yang

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

merupakan hasil persilangan tahun 1992, sehingga menghasilkan ketahanan yang berbeda.

Laju pertumbuhan bercak (mm/hari) C. cassiicola selama pengamatan 2-9 hsi dalam bentuk histogram untuk setiap klonnya dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar Histogram dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan bercak paling cepat terdapat pada pengamatan 7 hsi dan yang paling lambat terdapat pada pengamatan 2 hsi. perebedaan kecepatan pertumbuhan bercak disebabkan oleh ketahanan yang terkandung pada masing-masing klon berbeda. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Abadi (2003b), bahwa laju penyakit dan epideminya tergantung pada tingkat ketahanan dan kondisi lingkungannya. Sedangkan pada penelitian ini kondisi lingkungan tidak mempengaruhi kecepatan tumbuh bercak karena kondisi lingkungannya homogen.

Derhana Siregar : Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. & Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium, 2008.

USU Repository © 2009

Dokumen terkait