• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan garam berpengaruh nyata terhadap tinggi planlet, panjang akar, jumlah daun, berat total planlet dan berat akar planlet sedangkan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi planlet, panjang akar, jumlah daun, berat total planlet dan berat akar planlet. Interaksi garam dan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi planlet, berat total planlet dan berat akar planlet.

Tinggi Plantlet (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam tinggi planlet dapat dilihat pada Lampiran 4. Rataan tinggi planlet pada perlakuan garam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi planlet pada perlakuan garam dan varietas

Garam

Varietas

Rataan

V1 V2 V3 V4 V5 V6

G0 27.43 a 17.19 b 13.19 cd 8.98 ghijkl 12.04 cdefg 12.56 cde 15.23 a

G1 12.75 cde 9.02 ghijkl 11.82 cdefg 13.70 c 11.24 cdefg 9.21 fghijk 11.29 b

G2 12.04 cdefg 9.27 fghijk 11.12 cdefgh 12.32 cdef 10.55 cdefghi 7.64 hijklm 10.49 b

G3 7.14 jklm 5.62 m 7.07 klm 10.09 defghij 8.05 hijklm 5.57 m 7.26 c

G4 7.30 jklm 5.68 m 6.04 lm 9.75 efghij 6.25 klm 5.70 m 6.79 c

Rataan 13.33 a 9.36 c 9.85 bc 10.97 b 9.63 c 8.14 d

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 %.

Tabel 1 menunjukkan bahwa garam berpengaruh nyata terhadap tinggi planlet dimana perlakuan G0 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa V1 berbeda nyata dengan varietas lainnya terhadap tinggi planlet. Interaksi antara garam dan varietas menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi planlet dimana perlakuan kombinasi G0V1 berbeda nyata dengan

kombinasi perlakuan lainnya. Hubungan antara tinggi planlet dengan interaksi antara garam dan varietas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara tinggi planlet dengan interaksi antara garam dan varietas

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi garam dalam media maka tinggi planlet semakin menurun pada semua varietas kecuali varietas mendawak yang mengalami peningkatan tinggi planlet secara kuadratik.

Panjang Akar (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam panjang akar dapat dilihat pada Lampiran 6. Rataan panjang akar pada perlakuan garam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan panjang akar pada perlakuan garam dan varietas

Garam Varietas Rataan

V1 V2 V3 V4 V5 V6 G0 2.81 1.68 1.58 1.58 1.69 1.62 1.83 a G1 2.21 1.64 1.50 1.74 1.13 1.37 1.60 ab G2 1.58 1.04 1.60 1.16 1.20 1.12 1.28 c G3 1.67 1.29 1.26 1.30 1.54 1.04 1.35 bc G4 1.10 1.04 0.92 1.17 1.23 1.04 1.08 c Rataan 1.87 a 1.34 b 1.37 b 1.39 b 1.36b 1.24 b

Tabel 2 menunjukkan bahwa garam berpengaruh nyata terhadap panjang akar dimana perlakuan G0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan G1 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya; V1 berbeda nyata dengan varietas lainnya terhadap panjang akar. Interaksi antara garam dan varietas menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap panjang akar. Hubungan antara panjang akar dengan konsentrasi garam dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan antara panjang akar dengan konsentrasi garam

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi garam dalam media maka panjang akar semakin menurun.

Hubungan panjang akar dengan varietas padi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar diatas dapat dilihat bahwa panjang akar tertinggi pada varietas cisadane (1,87 cm) dan panjang akar terendah pada varietas bestari (1,24 cm).

Jumlah Daun (helai)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah daun dapat dilihat pada Lampiran 8. Rataan jumlah daun pada perlakuan garam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Rataan jumlah daun pada perlakuan konsentrasi garam dan varietas

Garam Varietas Rataan

V1 V2 V3 V4 V5 V6 G0 4.00 2.10 2.70 2.40 2.50 2.70 2.73a G1 2.30 2.00 2.40 1.70 2.10 1.80 2.05b G2 2.20 1.50 1.60 2.20 1.50 1.60 1.77bc G3 1.50 1.30 1.50 1.70 1.50 1.30 1.47c G4 1.60 1.20 2.10 2.00 1.30 1.30 1.58c Rataan 2.32 a 1.62 b 2.06 ab 2.00 ab 1.78 b 1.74 b

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 %.

Tabel 3 menunjukkan bahwa garam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dimana perlakuan G0 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa V1 tidak berbeda nyata dengan V3 dan V4 namun berbeda nyata dengan varietas lainnya terhadap jumlah daun. Interaksi antara garam dan varietas menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun. Hubungan antara jumlah daun dengan konsentrasi garam dapat dilihat pada Gambar 4.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi garam dalam media maka jumlah daun semakin menurun.

Hubungan jumlah daun dengan varietas padi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan antara jumlah daun dengan varietas padi

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah daun tertinggi pada varietas cisadane yaitu 2,32 helai dan panjang akar terendah pada varietas ciherang (1,62 helai).

Berat Total Planlet(g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam berat total planlet dapat dilihat pada Lampiran 10. Rataan berat total planlet pada perlakuan garam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan berat total planlet pada perlakuan garam dan varietas

Garam Varietas Rataan

V1 V2 V3 V4 V5 V6

G0 0.13 a 0.07 b 0.06 bc 0.02 ij 0.05 cde 0.06 bcd 0.06 a

G1 0.06 bc 0.03 fghij 0.05 cdef 0.05 bcd 0.05 cdefg 0.03 efghij 0.04 b

G2 0.05 cdef 0.04 defghij 0.04 cdefgh 0.05 bcd 0.04 cdefghi 0.02 hij 0.04 b

G3 0.02 hij 0.01 j 0.02 ij 0.03 efghij 0.02 ij 0.01 j 0.02 c

G4 0.03 ghij 0.01 j 0.02 ij 0.03 ghij 0.02 ij 0.02 ij 0.02 c

Rataan 0.06 a 0.03 bc 0.04 b 0.04 bc 0.03 bc 0.03 c

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 %.

Tabel 4 menunjukkan bahwa garam berpengaruh nyata terhadap berat total planlet dimana perlakuan G0 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa V1 berbeda nyata dengan varietas lainnya terhadap berat total planlet. Interaksi antara garam dan varietas menunjukkan pengaruh nyata terhadap berat total planlet dimana perlakuan kombinasi G0V1 berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya. Hubungan antara berat total planlet dengan interaksi antara garam dan varietas dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hubungan antara berat total planlet dengan interaksi antara garam dan varietas

Gambar diatas memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi garam maka berat total planlet semakin menurun pada semua varietas kecuali varietas mendawak yang mengalami peningkatan berat total planlet secara kuadratik.

Berat Akar Planlet (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam berat akar planlet dapat dilihat pada Lampiran 1. Rataan berat akar planlet pada perlakuan garam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan berat akar planlet pada perlakuan garam dan varietas Garam Varietas Rataan V1 V2 V3 V4 V5 V6

G0 0.023a 0.014 b 0.012 bcde 0.006 efghi 0.013 bcd 0.012 bcd 0.013a

G1 0.014bc 0.009 bcdefgh 0.013 bcd 0.014 bc 0.012 bcde 0.009 cdefgh 0.012ab

G2 0.013bc 0.010 bcdefg 0.011 bcdef 0.014 b 0.009 bcdefgh 0.009 bcdefgh 0.011b

G3 0.009 bcdefgh 0.005 fghi 0.007 defghi 0.008 cdefghi 0.005 ghi 0.004 hi 0.006c

G4 0.009 bcdefgh 0.003 i 0.005 ghi 0.006 fghi 0.005 ghi 0.004 hi 0.005c

Rataan 0.014 a 0.008 b 0.009 b 0.010 b 0.009 b 0.008 b

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 %.

Tabel 5 menunjukkan bahwa garam berpengaruh nyata terhadap berat akar planlet dimana perlakuan G0 tidak berbeda nyata dengan G1 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 5 juga menunjukkan bahwa V1 berbeda nyata dengan varietas lainnya terhadap berat akar planlet. Interaksi antara garam dan varietas menunjukkan pengaruh nyata terhadap berat akar dimana perlakuan G0V1 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hubungan antara berat akar planlet dengan interaksi antara garam dan varietas dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan antara berat akar planlet dengan interaksi antara garam dan varietas

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi garam dalam media maka berat akar planlet semakin menurun pada semua varietas kecuali varietas mendawak yang mengalami peningkatan secara kuadratik.

Pengamatan Visual

Data diambil dengan mengamati seluruh bagian eksplan yang dilakukan pada akhir penelitian. Pengamatan visual pada perlakuan garam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengamatan visual pada perlakuan garam dan varietas

Perlakuan Ulangan

II IV V

G0V1 daunnya berwarna hijau daunnya berwarna hijau daunnya berwarna kehijauan G0V2 daunnya berwarna hijau daunnya berwarna hijau daunnya berwarna kehijauan G0V3 sampel pertama daunnya berwarna

hijau dan lainnya kuning daunnya berwarna kehijauan

daunnya berwarna kekuningan

G0V4 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kuning daunnya berwarna kuning G0V5 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kehijauan G0V6 daunnya berwarna agak kekuningan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna

kekuningan G1V1 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna

kekuningan G1V2 sampel pertama daunnya berwarna

kekuningan dan yang lainnya hijau daunnya berwarna kekuningan

daunnya berwarna kekuningan

G1V3 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna agak kekuningan

G1V4 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kekuningan

G1V5 daunnya berwarna agak hijau daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan G1V6 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna

kekuningan

G2V1 daunnya berwarna hijau daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan G2V2 daunnya berwarna hijau daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna agak

kehijauan G2V3 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna

kekuningan

G2V4 daunnya berwarna hijau daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kehijauan G2V5 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan G2V6 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kehijauan G3V1 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kehijauan G3V2 daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kuning G3V3 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan G3V4 daunnya berwarna hijau daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kehijauan G3V5 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna

kekuningan

G3V6 daunnya berwarna kuning daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kuning G4V1 daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kehijauan G4V2 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kuning daunnya berwarna kuning G4V3 daunnya berwarna agak kekuningan daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna

kekuningan

G4V4 daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kehijauan daunnya berwarna kehijauan G4V5 daunnya berwarna kuning daunnya berwarna kuning daunnya berwarna

kekuningan G4V6 daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna kekuningan daunnya berwarna

Pembahasan

Analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan garam berpengaruh nyata terhadap tinggi planlet, panjang akar, jumlah daun, berat total dan berat akar. Tinggi planlet, panjang akar, jumlah daun, berat total dan berat akar pada perlakuan garam memperlihatkan adanya penurunan pertumbuhan dengan semakin meningkatnya konsentrasi garam dalam media.

Analisis data secara statistik juga menunjukkan adanya perbedaan nyata antar beberapa varietas padi terhadap tinggi planlet, panjang akar, jumlah daun, berat total dan berat akar. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan

mekanisme dari beberapa varietas padi tersebut terhadap salinitas. Yuniati (2004) menyatakan beberapa proses fisiologis dan biokimia terlibat dalam

mekanisme toleransi dan adaptasi tanaman terhadap salinitas. Sebagai contoh, cekaman garam menginduksi akumulasi senyawa organik spesifik di dalam sitosol sel yang dapat bertindak sebagai osmoregulator, tanaman juga dapat mencegah akumulai Na dan Cl dalam sitoplama melalui ekskluasi Na dan Cl ke lingkungan eksternal (media tumbuh) dan kompartementasi ke dalam vakuola atau mentranslokasi Na dan Cl ke jaringan-jaringan lain.

Interaksi garam dan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi planlet, berat total dan berat akar planlet. Tinggi planlet, berat total dan berat akar pada perlakuan garam dan varietas memperlihatkan adanya penurunan pertumbuhan masing-masing varietas dengan semakin meningkatnya konsentrasi garam dalam media.

Penurunan tinggi, jumlah daun dan panjang akar disebabkan adanya larutan NaCl pada media yang mengakibatkan jumlah air dan unsur hara pada

tanaman semakin berkurang sehingga proses metabolisme terhambat. Penurunan jumlah air menyebabkan penurunan fotosintesis sehingga ketersediaan karbohidrat menurun. Karbohidrat sangat diperlukan untuk proses awal pembentukan jaringan seperti akar, batang dan daun, sehingga penurunan karbohidrat menyebabkan pembentukan jaringan tanaman terhambat. Gardner, dkk (1991) menyatakan bahwa proses diferensiasi sel pada tahap perkembangan jaringan primer sangat memerlukan karbohidrat untuk penebalan dinding sel epidermis batang dan perkembangan akar maupun batang. Pembelahan sel-sel inisial di daerah meristem sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon dan lingkungan. Perlakuan larutan NaCl juga mempengaruhi sintesis hormon IAA. Berkurangnya IAA menyebabkan proses pembelahan dan perkembangan sel terhambat sehingga jaringan yang terbentuk sedikit.

Penurunan tinggi tanaman diakibatkan terbatasnya persediaan air dan bahan organik dalam jaringan. Sari, dkk (2006) menyatakan bahwa penurunan jumlah air menyebabkan sel kehilangan turgor sehingga terdapat kecenderungan bagi plamalema untuk lepas dari dinding sel (plasmolisis). Pada proses pemanjangan sel, tanaman memerlukan keseimbangan air yang sesuai karena kekuatan pemanjangan sel merupakan akibat dari tekanan turgor. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa adanya air akan meningkatkan turgor dinding sel yang mengakibatkan dinding sel mengalami peregangan sehingga ikatan antara dinding sel melemah. Hal inilah yang mendorong dinding dan membran sel bertambah besar, sehhingga minimnya ketersediaan air akan menghambat pertumbuhan tanaman. Terbatasnya bahan organik juga menghambat pertumbuhan tanaman. Gardner, dkk (1991) menyatakan bahwa proses

diferensiasi sel pada tahap perkembangan jaringan primer sangat memerlukan karbohidrat untuk penebalan dinding sel epidermis batang dan perkembangan akar maupun batang. Perlakuan NaCl menyebabkan ketidakseimbangan ion pada jaringan tanaman sehingga proses metabolisme terganggu dan pertumbuhan tinggi tanaman menurun. Sari, dkk (2006) menyatakan pula bahwa cekaman garam akan menyebabkan berkurangnya sintesis hormon yang memacu pertumbuhan dan meningkatnya hormon yang menghambat pertumbuhan. IAA merupakan hormon yang merangsang pembelahan, pemanjangan dan perbesaran sel. Adanya salinitas yang tinggi menyebabkan berkurangnya asalm amino seperti triptofan yang diperlukan dalam sintesis hormon IAA sehingga konsentrasi hormon IAA menurun. Penurunan hormon IAA akan menghambat pertumbuhan tanaman. Pessarakli (1993) menyatakan bahwa tingkat stress garam yang berlebihan akan menurunkan IAA pada tanaman yang sensitif terhadap garam. Hastuti dkk (2000) menyatakan bahwa kandungan hormon ABA meningkat pada kondisi stres. ABA mempunyai peranan antagonis dengan hormon IAA yaitu menghambat pertumbuhan.

Penurunan jumlah daun diakibatkan berkurangnya ketersediaan air dan unsur hara pada tanaman menyebabkan penurunan turgor sel sehingga stomata menutup. Fitter dan Hay (1992) menyatakan bahwa penurunan stomata pada daun akan memotong suplai CO2 ke sel-sel mesofil sehingga fotosintesis terhambat dan fotosintat yang terbentuk sedikit. Pada awal perkembangan daun, fotosintat ditahan untuk mengembangkan daun secara cepat. Setelah daun berkembang penuh dengan kandungan pati yang tinggi maka fotosintat akan ditranslokasi ke daun-daun yang lebih muda. Sehingga ketersediaan sejumlah asimilat sangat

mempengaruhi pembentukan daun. Yuniati (2004) menyatakan bahwa salinitas mempengaruhi proses fisiologis yang berbeda-beda. Pelebaran daun terhambat oleh cekaman salinitas karena berkurangnya tekanan turgor sel. Berkurangnya pelebaran daun dapat berakibat berkurangnya fotosintesisis maupun produktivitas.

Konsentrasi NaCl yang tinggi sangat mengurangi pertumbuhan, baik tunas maupun akar. Meskipun keracunan NaCl lebih terlihat pada pucuk, tetapi terjadi pengurangan panjang akar akibat perlakuan. Yuniati (2004) menyatakan bahwa hal tersebut disebabkan karena sel-sel meristem akar sensitif terhadap garam sementara aktivitas mitosis sel-sel tersebut sangat tinggi untuk pertumbuhan akar. Ada dua alasan yang mungkin mendasari terjadinya pengurangan pertumbuhan akar dalam kondisi cekaman garam. Yang pertama adalah hilangnya tekanan turgor untuk pertumbuhan sel karena potensial osmotik media tumbuh lebih rendah dibanding potensial osmotik di dalam sel, sedangkan alasan kedua adalah kematian sel.

Penurunan berat tanaman diakibat adanya larutan NaCl pada media tumbuh yang menyebabkan kepekatan larutan media lebih sehingga jumlah air yang masuk ke akar tanaman semakin berkurang. Hakim (1986) menyatakan bahwa adanya garam-garam berpengaruh terhadap penurunan kemampuan tanaman dalam mengabsorpsi air sehingga jumlah air sel tanaman semakin berkurang dan dapat menaikkan tittik layu tanaman. Pangaribuan (2001) menyatakan pula bahwa adanya NaCl mengakibatkan peningkatan transpirasi. Peningkatan laju transpirasi akan menurunkan jumlah air tanaman sehingga tanaman menjadi layu. Hal inilah yang menyebabkan berat tanaman menurun.

Varietas Mendawak merupakan varietas tahan yang memperlihatkan peningkatan pertumbuhan secara kuadratik hingga tingkat konsentrasi garam 3000 ppm. Peningkatan pertumbuhan tersebut diindikatorkan melalui parameter tinggi planlet (cm), berat total planlet (g) dan berat akar planlet (g). Namun, penurunan terjadi pada konsentrasi garam yang lebih tinggi yakni pada 4500 ppm dan 6000 ppm seperti pada varietas yang lainnya. Pertumbuhan yang menurun ini diakibatkan oleh penyerapan air yang terhambat (Hakim, 1986), keracunan garam (Yuniati, 2004) dan defisiensi hara karena terlalu tingginya konsentrasi garam.

Varietas Cisadane merupakan kelompok tanaman tahan yang memiliki sifat-sifat tertentu (Nurhayati, 2005), dan memperlihatkan pertumbuhan tinggi planlet (13.33 cm), panjang akar (1.87 cm), berat total planlet (0.06 g) dan berat akar planlet (0.014 g) yang tertinggi jika dibandingkan dengan varietas lainnya. Pengamatan visual pada varietas Cisadane memperlihatkan sebagian besar daun berwarna hijau, yang menandakan bahwa varietas ini dapat tetap bertahan hidup. Hal ini diakibatkan adanya mekanisme adaptasi varietas tersebut terhadap cekaman garam yang diberikan. Pernyataan tersebut didukung oleh Yuniati (2004), bahwa beberapa proses fisiologis dan biokimia dalam mekanisme adaptasi tanaman terhadap salinitas adalah cekaman garam menginduksi akumulasi senyawa organik spesifik di dalam sitosol sel yang dapat bertindak sebagai osmoregulator, tanaman juga dapat mencegah akumulai Na dan Cl dalam sitoplama melalui ekskluasi Na dan Cl ke lingkungan eksternal (media tumbuh) dan kompartementasi ke dalam vakuola atau mentranslokasi Na dan Cl ke jaringan-jaringan lain.

Varietas Ciherang sebagai varietas peka memperlihatkan warna daun yang kuning pada konsentrasi garam yang rendah sekalipun (1500 ppm) dan pertumbuhan yang rendah dibandingkan dengan varietas tahan (Varietas Cisadane). Pengamatan ini memperlihatkan bahwa varietas ini tidak memperlihatkan mekanisme adaptasi terhadap cekaman garam yang diberikan dan mengalami pertumbuhan yang terhambat. Respon pertumbuhan yang diperlihatkan oleh varietas ini merupakan respon genotif terhadap faktor lingkungan yang memiliki kadar garam tinggi yang terlihat dalam penampilan fenotipik dari tanaman bersangkutan (Darliah dkk, 2001).

Varietas Bestari memiliki pertumbuhan tinggi planlet, panjang akar, jumlah daun dan berat akar planlet yang sangat rendah, demikian juga dengan varietas Sarinah dan Ir 64. Dengan cara in vitro, didapatkan bahwa ketiga varietas ini tidak memiliki perbedaan tingkat toleransi terhadap cekaman garam yang diberikan. Pertumbuhan yang sangat terhambat pada ketiga varietas ini, disebabkan oleh kadar garam tinggi yang mengganggu proses fisiologi tanaman, seperti yang dinyatakan oleh Pangaribuan (2001) bahwa salinitas yang tinggi menyebabkan ketidakseimbangan proses respirasi dan fotosintesis.

Dokumen terkait