• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 6 sampai 10 MST dengan interval satu minggu sekali. Data pengamatan tinggi tanaman disajikan pada Lampiran 7, 9, 11, 13, dan 15 sedangkan daftar sidik ragamnya disajikam pada Lampiran 8, 10, 12, 14 dan 16.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Umur

Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi tanaman pada kedua varietas berbeda nyata pada setiap pengamatan. Sedangkan perlakuan nitrogen memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada umur 6 sampai 8 MST, tetapi tapi pada umur 9 dan 10 MST berpengaruh nyata. Interaksi perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada umur 10 MST. Rataan tinggi tanaman akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi tanaman dua varietas selada pada umur 6 dan 7 MST berbeda tidak nyata, tetapi pada umur 8, 9, dan 10 MST pertambahan tinggi tanaman berbeda nyata dimana tanaman selada daun (V2) pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan selada krop (V1).

Sumber nitrogen yang diberikan tidak berpengaruh nyata. Dapat dilihat bahwa pada umur pengamatan 6 sampai dengan 10 MST pemberian berbagai sumber nitrogen yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Dari hasil uji beda rataan pada taraf 5 % yang terdapat pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa interaksi antara kedua perlakuan hanya berpengaruh nyata pada akhir masa pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu 10 MST. Bahwa interaksi antara varietas dan sumber nitrogen memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2N2, V2N3, V2N1, V2N0, dan V1N2 tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Rata-rata tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan V2N2 (Varietas selada daun dengan pemberian pupuk kandang ayam (59,892 g/tanaman)) yaitu sebesar 19,3 cm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2N3, V2N1, V2N0, dan V1N2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sementara itu, rata-rata

tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan V1N0 (Varietas selada krop tanpa pemberian sumber nitrogen) yaitu sebesar 14,9 cm yang hanya berbeda secara nyata dengan perlakuan V2N2 (Varietas selada daun dengan pemberian pupuk kandang ayam (59,892 g/tanaman)), namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi tanaman maksimum dicapai pada varietas selada daun dengan pemberian pupuk kandang ayam (59,892 g/tanaman).

Kehijauan Daun (unit)

Data pengamatan kehijauan daun disajikan pada Lampiran 17, sedangkan daftar sidik ragamnya pada Lampiran 18.

Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa kehijauan daun pada kedua varietas berbeda nyata. Sedangkan perlakuan nitrogen memberikan pengaruh tidak nyata. Serta interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kehijauan daun. Rataan kehijauan daun akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan kehijauan daun dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa rata-rata kehijauan daun dua varietas selada berbeda nyata terhadap kehijauan daun. Nilai terbesar diperoleh pada

perlakuan V1 (9,9 unit), sedangkan paling sedikit diperoleh pada perlakuan V2 (5,3 unit).

Lingkaran Tanaman (cm)

Data pengamatan lingkaran tanaman disajikan pada Lampiran 19, sedangkan daftar sidik ragamnya pada Lampiran 20.

Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa lingkaran tanaman pada perlakuan kedua varietas dan perlakuan sumber nitrogen berpengaruh tidak nyata.

Serta interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap lingkaran tanaman. Rataan lingkaran tanaman akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan nilai lingkaran tanaman dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai lingkaran tanaman dua varietas selada, perlakuan sumber nitrogen serta interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap nilai lingkaran tanaman.

Jumlah Daun (Helai)

Data pengamatan jumlah daun disajikan pada Lampiran 21, sedangkan daftar sidik ragamnya pada Lampiran 22.

Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jumlah daun pada kedua varietas berbeda nyata. Sedangkan perlakuan nitrogen memberikan pengaruh tidak

nyata. Serta interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah daun. Rataan jumlah daun akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan jumlah daun dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah daun tanaman dua varietas selada berbeda nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun terbesar diperoleh pada perlakuan V1 (27,5 helai), sedangkan paling sedikit diperoleh pada perlakuan V2 (14,8 helai).

Bobot Segar (kg/plot)

Data rataan bobot segar sampel dan bobor segar per plot disajikan pada Lampiran 23 dan 25, sedangkan serta daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 26.

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bobot segar tanaman per plot pada kedua varietas memberikan pengaruh berbeda tidak nyata. Serta perlakuan nitrogen memberikan pengaruh berbeda tidak nyata. Sedangkan interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap bobot segar tanaman per plot. Rataan bobot segar tanaman per plot akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan bobot segar tanaman per plot dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Varietas

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot segar tanaman dua varietas selada memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap bobot segar tanaman per plot (V1: 3,6 kg; V2: 1,7 kg) .

Perlakuan sumber nitrogen memberikan pengaruh berbeda tidak nyata pada setiap perlakuan. Rataan bobot segar per plot yaitu berkisar 2,3 kg - 2,9 kg.

Pembahasan

Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa l.)

Selada merupakan sayuran yang dipanen pada masa vegetatif, sehingga kebutuhan unsur nitrogen harus terpenuhi, agar mendapat hasil yang baik.

Menurut Sarief (1986) bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, kekurangan nitrogen akan menyebabkan hambatan pertumbuhan tanaman yang berakibat pada rendahnya hasil tanaman.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lambar Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ±1.200 m di atas permukaan laut, dan diharapkan selada krop dapat membentuk kropnya dengan baik. Hal ini sesuai dengan literatur Rubatzky dan Yamaguchi (1998) yang menyatakan bahwa Pada dataran tinggi yang beriklim lembab produktivitas selada cukup baik. Di daerah pegunungan tanaman selada dapat membentuk

bulatan krop yang besar sedangkan pada daerah dataran rendah, daun selada berbentuk krop kecil dan berbunga.

Hasil analisis sidik ragam pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kehijauan daun memberikan pengaruh nyata pada kedua varietas namun berpengaruh tidak nyata pada perlakuan sumber nitrogen. Perbedaan kehijauan daun kedua varietas disebabkan perbedaan warna daun yang merupakan genetis tanaman itu sendiri dan tidak dipengaruhi oleh sumber nitrogen yang diberikan. Hal ini sesuai dengan literatur Buckman dan Brady (1982) yang menyatakan nitrogen mempunyai efek yang paling cepat dan menonjol yaitu meningkatkan pertumbuhan dan memberikan warna hijau pada daun, sedangkan kalium merupakan penyeimbang nitrogen maupun fosfor serta berperan penting untuk perkembangan klorofil. Dan Lakitan (2000) yang menyatakan bahwa seng berpartisipasi dalam pembentukan klorofil dan pencegahan kerusakan klorofil.

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman dua varietas selada berbeda nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun terbesar terdapat pada perlakuan V1 (27,5 helai), sedangkan paling sedikit terdapat pada perlakuan V2 (14,8 helai). Perbedaan jumlah daun pada kedua varietas disebabkan perbedaan genetis tanaman itu sendiri. Menurut Gardner, dkk

Respons Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa l.) Terhadap Pemberian Berbagai Sumber Nitrogen

(1991) bahwa pertambahan jumlah daun dipengaruhi oleh faktor genetis (genotif) terutama fisik daun pada tanaman, dimana duduk daun pada batang ditentukan secara genetis.

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa pemberian berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan dua varietas selada berpengaruh nyata terhadap bobot segar sampel, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman

per plot maupun interaksinya. Hal ini sesuai dengan Nyakpa dkk

Adapun nilai dan kriteria N di dalam tanah yang berdasarkan Standar Internasional (SI) dapat dilihat pada Tabel 6.

. (1988) yang menyatakan bahwa kekurangan N akan membatasi produksi protein dan bahan penting lainnya dalam pembentukan sel baru pada tanaman. Dan Hairunsyah dan Arifin (1992), miskinnya kandungan bahan organik dan unsur hara tanah merupakan faktor pembatas produksi disamping kemasaman tanah.

Tabel 6. Nilai dan Kriteria N dalam Tanah yang Berdasarkan Standar Internasional (SI)

Nilai N-Total Kriteria N-Total

< 0,1

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan N adalah kegiatan jasad renik, baik yang hidup bebas maupun yang bersimbiose dengan tanaman.

Pertambahan lain dari nitrogen tanah adalah akibat loncatan suatu listrik di udara.

Nitrogen dapat masuk melalui air hujan dalam bentuk nitrat. Jumlah ini sangat tergantung pada tempat dan iklim (Hakim, dkk., 1986).

Berdasarkan hasil analisis tanah diperoleh data kandungan N pada lahan penelitian adalah sebesar 1,48 % dan masuk kriteria sangat tinggi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan dua varietas selada tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, kehijauan daun, lingkaran tanaman dan jumlah daun. Hal ini diduga disebabkan karena tingginya kadar N dalam tanah sehingga pemberian sumber nitrogen pada tanaman tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Interaksi Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa l.) Terhadap Pemberian Berbagai Sumber Nitrogen

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa interaksi antara varietas dan sumber nitrogen terhadap tinggi tanaman hanya terjadi pada masa akhir pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu 10 MST. Hal ini dapat terjadi karena pada masa awal pertumbuhan belum terserapnya sumber nitrogen yang diberikan atau faktor lingkungan. Sedangkan pada fase pertumbuhan vegetatif 10 MST, sudah mulai timbul adanya perbedaan antar varietas tanaman dan sumber nitrogen yang diberikan. Hakim dkk

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan terbaik untuk tinggi tanaman akibat interaksi kedua faktor tersebut terdapat pada perlakuan V2N2 (varietas selada daun dengan pemberian pupuk kandang ayam) yaitu sebesar 19,3 cm dan V1N2 (varietas selada krop dengan pemberian pupuk kandang) yaitu sebesar 16,1 cm sedangkan rataan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan V1N0 (varietas selada krop tanpa pemberian nitrogen) yaitu sebesar 14,9 cm.

. (1986) menyatakan bahwa pupuk organik mempunyai efek sisa dimana haranya secara berangsur menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman. Umumnya efek sisa pupuk organik akan memberikan cadangan unsur hara sehingga dapat dimanfaatkan untuk penanaman periode selanjutnya.

Dokumen terkait