• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI SUMBER NITROGEN SKRIPSI OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI SUMBER NITROGEN SKRIPSI OLEH:"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI SUMBER NITROGEN

SKRIPSI

OLEH:

JEPRIWIRA K GINTING / 130301171 AGROEKOTEKONOLOGI-BPP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI SUMBER NITROGEN

SKRIPSI

OLEH:

JEPRIWIRA K GINTING / 130301171 AGROEKOTEKONOLOGI-BPP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

(3)

Judul Penelitian : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Berbagai Sumber Nitrogen

Nama : Jepriwira K Ginting

NIM : 130301171

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Jonis Ginting, M.S.) (Dr. Nini Rahmawati, SP, MSi Ketua Anggota

)

Mengetahui,

(Dr. Ir. T. Syarifuddin, M.S.

Ketua Program Studi Agroekoteknologi )

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi dua varietas selada (Lactuca sativa L.) terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lambar Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ±1200 meter di atas permukaan laut, yang dimulai pada bulan Juli 2017 sampai September 2017. Rancangan penelitian adalah rancangan acak kelompok faktorial 2 faktor yaitu varietas selada (selada krop dan selada daun) dan sumber nitrogen (pupuk N, pupuk kandang ayam dan POC urine kelinci). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, nilai kandungan klorofil, lingkaran tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman per sampel dan bobot segar tanaman per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kedua varietas berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, kehijauan daun, jumlah daun, bobot segar tanaman per sampel dan bobot segar tanaman per plot. Pemberian sumber nitrogen menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 9 sampai 10 MST, bobot segar tanaman per sampel dan bobot segar tanaman per plot.

Kata kunci: selada krop, selada daun, sumber nitrogen.

(5)

ABSTRACT

The research aims to determine the growth and production response of two varieties of lettuce (Lactuca sativa L.) to the provision of various sources of nitrogen. This research was conducted in Lambar village, Tigapanah sub-district, Karo regency, North Sumatera with altitude of ± 1200 meters above sea level, which started from July 2017 until September 2017. The research design is a 2 factor factorial randomized block design ie lettuce varieties (lettuce and lettuce leaves) and sources of nitrogen (N fertilizer, chicken manure and POC of rabbit urine). The parameters observed were plant height, value of chlorophyll content, crop circle, number of leaves, fresh weight of plant per sample and fresh weight of plant per plot. The results showed that the differences between the two varieties were significantly different to the parameters of plant height, greenish leaves, the number of leaves, the fresh weight of the plant per sample and the fresh weight of the plant per plot. Nitrogen source showed significant effect on plant height at 9 to 10 weeks of age, fresh weight of plant per sample and fresh weight of plant per plot.

Keywords: crop lettuce, lettuce leaves, source nitrogen

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis, Jepriwira Kusvandi Ginting, lahir di Sukadame pada tanggal 23 Agustus 1995. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak alm. Rekreasi Ginting dan Ibu Tiominar Uliarina br Sitepu.

Pada tahun 2013 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Berastagi dan pada tahun yang sama diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SBMPTN pada Program Studi Agroekoteknologi (sekarang menjadi Agroteknologi) dan memilih minat studi Budidaya Pertanian dan Perkebunan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum di Laboratorium Tanaman Penyegar pada tahun (2017-2018), sebagai asisten praktikum di Laboratorium Ilmu Gulma (2017-2018). Selain itu penulis juga aktif sebagai pengurus bidang Kekeluargaan Ikatan Mahasiswa Karo Mbuah Page Fakultas Pertanian (2016-2017), sebagai Wakil Komandan Resimen Mahasiswa Batalyon-A USU/KP (2017-2018), serta bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dan pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli sampai Agustus 2016 di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Panai Jaya, Labuhan Batu.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Respon Pertumbuhan Dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Berbagai Sumber Nitrogen”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda alm. Rekreasi Ginting dan Ibunda Tiominar Uliarina br Sitepu yang telah memberikan Penulis dukungan finansial dan spritual. Penulis juga berterima kasih kepada kepada bapak Ir. Jonis Ginting MS selaku ketua komisi pembimbing dan ibu Dr. Nini Rahmawati, S.P., M.Si selaku anggota komisi pembimbing

Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan usulan penelitian ini. Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Oktober 2017

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

RIWAYAT HIDUP iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian... 4

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) ... 5

Pupuk N ... 8

Pupuk Kandang Ayam ... 10

POC Urine Kelinci ... 11

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Rancangan Penelitian ... 13

PELAKSANAAN PERCOBAAN Persiapan Lahan ... 16

Persemaian ... 16

Pembuatan Bedengan ... 16

Pengaplikasian Pupuk Kandang Ayam ... 16

Penanaman ... 17

Pengaplikasian Pupuk N ... 17

Pengaplikasian POC Urine Kelinci ... 17

Pemeliharaan ... 17

Penyiraman ... 17

Penyiangan ... 17

(9)

Pemupukan ... 17

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 17

Panen ... 18

Pengamatan Parameter ... 18

Tinggi Tanaman... 18

Kehijauan Daun ... 19

Lingkaran Tanaman ... 19

Jumlah Daun ... 18

Bobot Segar ... 18 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman 20

Kehijauan Daun 22

Lingkaran Tanaman 22

Jumlah Daun 23

Bobot Segar 24

Pembahasan

Pertumbuhan Dua Varietas Selada (Lactuca sativa L.) 25 Respons Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Berbagai Sumber

Nitrogen 26

Interaksi Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Berbagai Sumber

Nitrogen 28

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 29

Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 31

(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Rataan tinggi tanaman dua varietas selada terhadap pemberian

berbagai sumber nitrogen. 20

2. Rataan kehijauan daun dua varietas selada terhadap pemberian

berbagai sumber nitrogen. 22

3. Rataan nilai lingkaran tanaman dua varietas selada terhadap

pemberian berbagai sumber nitrogen. 23

4. Rataan jumlah daun dua varietas selada terhadap pemberian

berbagai sumber nitrogen. 23

5. Rataan bobot segar tanaman per plot dua varietas selada

terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen. 24

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Selada Kepala Atau Selada Telur (Head lettuce) 4 2. Selada Rapuh (Cos lettuce dan Romaine lettuce) 5 3. Selada Daun (cutting lettuce atau leaf lettuce) 5 4. Selada Batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce) 6

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Deskripsi Varietas Selada Krop 22

2. Deskripsi Varietas Selada Daun 23

3. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian 24

4. Bagan Plot Penelitian 25

5. Bagan Penanaman Pada Plot 26

6. Rencana Anggaran Biaya Penelitian 27

7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST 28

8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST 28

9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST 29

10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MST 29

11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST 30

12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MST 30

13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 9 MST 31

14. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 9 MST 31

15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 10 MST 32

16. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 10 MST 32

17. Data Pengamatan Kehijauan Daun 33

18. Sidik Ragam Kehijauan Daun 33

19. Data Pengamatan Lingkaran Tanaman 34

20. Sidik Ragam Lingkaran Tanaman 34

21. Data Pengamatan Jumlah Daun 35

(13)

22. Sidik Ragam Jumlah Daun 35

23. Data Pengamatan Bobot Segar Sampel 36

24. Sidik Ragam Bobot Segar Sampel 36

25. Data Pengamatan Bobot Segar Per Plot 37

26. Sidik Ragam Bobot Segar Per Plot 37

27. Foto Penelitian 38

28. Perhitungan Kadar N 39

(14)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Selada merupakan salah satu jenis tanaman sayur yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selada memiliki peran dalam program ketahanan pangan nasional. Ketahanan (food security) tidak akan terwujud tanpa ketahanan nutrisi (nutritional security) dan hal tersebut berimbas pada kesehatan masyarakat yang akan semakin menurun. Konsep ketahanan nutrisi adalah menjamin ketersediaan pangan yang bernutrisi dan jumlahnya cukup bagi seluruh lapisan masyarakat.

Nutrisi dan keamanan pangan tidak terpisahkan, ketika ketersediaan pangan berkurang, maka masyarakat akan mengkonsumsi makanan kurang bergizi dan tidak aman yang disebabkan karena bahaya kontamisasi kimia, mikroba, penyakit asal hewan dan sebagainya. Kandungan gizi selada semakin disadari manfaatnya oleh masyarakat, sehingga ketersediaan sayuran khususnya selada menjadi hal penting dalam mendukung ketahanan pangan serta ketahanan nutrisi nasional.

Oleh karena itu pemerintah menggalakkan program penananam sayuran maupun komoditas buah di sekitar pekarangan untuk mendukung program ketahanan pangan serta ketahanan nutrisi di lingkungan rumah tangga (Utami, 2003).

Minimnya ketersediaan unsur organik di dalam tanah menyebabkan rendahya produktivitas tanaman selada. Selain itu, untuk meningkatkan produksi tanaman selada daun dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk nitrogen.

Pemberian nitrogen yang cukup pada tanaman di samping menjamin pertumbuhan yang baik juga meningkatkan hasil panen (Syarief, 1986; Cahyono, 2003).

Pupuk urea adalah salah satu jenis pupuk sumber nitrogen (45 - 46 %), bersifat mudah larut dalam air, rnudah tercuci, mudah menarik air dari dalam

(15)

udara (higroskopis), dan mempunyai pengaruh yang cepat terhadap pertumbuhan tanaman. Cara pemakaiamya adalah dengan dibenamkan di dalam tanah (Dwidjoseputro, 1981; Setyamidjaya, 1986).

Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan. Namun kelemahan pupuk organik pada umumnya adalah kandungan unsur hara yang rendah dan lambat tersedia bagi tanaman. Pupuk organik dapat berbentuk padat maupun cair. Kelebihan pupuk organik cair adalah unsur hara yang dikandungnya lebih cepat tersedia dan mudah diserap akar tanaman (Pardosi, 2014).

Pupuk kandang ayam adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam yang bercampur antara kandungan nutrisi tinggi dan ramah lingkungan. sisa makanan serta alas kandang. Setiawan (2007), menyatakan bahwa kotoran ayam lebih cepat terdekomposisi. Hal ini disebabkan (C/N) kotoran ayam cukup rendah sehingga tidak diperlukan waktu yang lama untuk melakukan proses penguraian.

Pupuk organik cair urine kelinci bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman, herbisida pra-tumbuh dan dapat mengendalikan hama penyakit, mengusir hama tikus, walang sangit dan serangga kecil pengganggu lainnya (Saefudin, 2009).

Tujuan penelitian

Untuk mengetahui tanggap pertumbuhan dan produksi dua varietas selada (Lactuca sativa L.) terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Hipotesis Penelitian

Pemberian berbagai sumber nitrogen berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kedua varietas selada (Lactuca sativa L.).

(16)

Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini berguna untuk mengetahui pengaruh berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi dua varietas selada (Lactuca sativa L.).

2. Untuk melengkapi data penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Selada

Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran semusim, banyak dikembangkan di Amerika dan menjadi sayuran penting disana (Suprayitna, 1996).

Saparinto (2013) mengklasifikasikan selada kedalam Kingdom: Plantae;

Super Divisi: Spermathophyta; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida;

Ordo: Asterales; Famili: Asteraceae; Genus: Lactuca; Species: Lactuca sativa L.

Menurut Cahyono (2014) selada yang dibudidayakan dan dikembangkan saat ini memiliki banyak varietas diantaranya yaitu :

a. Selada kepala atau selada telur (Head lettuce)

Selada yang memiliki ciri-ciri membentuk krop yaitu daun-daun saling merapat membentuk bulatan menyerupai kepala.

Gambar 1. Selada kepala atau selada telur (Head lettuce) b. Selada rapuh (Cos lettuce dan Romaine lettuce)

Selada yang memiliki ciri-ciri membentuk krop seperti tipe selada kepala. Tetapi krop pada tipe selada rapuh berbentuk lonjong dengan pertumbuhan meninggi, daunnya lebih tegak, dan kropnya berukuran besar dan kurang padat.

(18)

Gambar 2. Selada rapuh (Cos lettuce dan Romaine lettuce) c. Selada daun (cutting lettuce atau leaf lettuce)

Selada yang memiliki ciri-ciri daun selada lepas, berombak dan tidak membentuk krop, daunnya halus dan renyah. Biasanya tipe selada ini lebih enak dikonsumsi dalam keadaan mentah.

Gambar 3. Selada daun (cutting lettuce atau leaf lettuce) d. Selada batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce)

Selada yang memiliki ciri-ciri tidak membentuk krop, daun berukuran besar, bulat panjang, tangkai daun lebar dan berwarna hijau tua serta memiliki tulang daun menyirip.

(19)

Gambar 4. Selada batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce) Tanaman selada mempunyai akar serabut dengan bulu bulu akar yang menyebar didalam tanah. Ada hubungannya antara perkembangan sistem perakaran dengan struktur tanah. Pada tanah tanah yang padat perkembangan akar kurang baik dan pendek (Suprayitna, 1996).

Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam, bergantung varietasnya. Daun selada krop berbentuk bulat dengan ukuran daun yang lebar, berwarna hijau terang dan hijau agak gelap. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dengan tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20-25 cm dan lebar 15 cm (Wicaksono, 2008).

Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

(20)

Bunga selada berbentuk dompolan (inflorescence). Tangkai bunga bercabang banyak dan setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar bunga terdapat daun - daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm yang dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya serentak (Ashari, 1995).

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras, berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dan dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Penanaman selada dianjurkan pada akhir musim hujan, karena tanaman selada membutuhkan lingkungan tempat tumbuh yang beriklim dingin dan sejuk, yakni pada suhu udara antara 15-20 °C. Di daerah yang suhu udaranya tinggi (panas), tanaman selada tipe kubis (berkrop) akan gagal membentuk krop. Meskipun demikian, dengan adanya kemajuan teknologi di bidang pembenihan, dewasa ini telah banyak diciptakan varietas selada yang tahan terhadap suhu panas. Persyaratan iklim lainnya adalah faktor curah hujan. Tanaman selada tidak atau kurang tahan terhadap hujan lebat.

Suhu ideal untuk produksi selada berkualitas tinggi adalah 15-25 °C. Suhu yang lebih tinggi dari 30°C dapat menghambat pertumbuhan, merangsang tumbuhnya tangkai bunga (bolting), dan dapat menyebabkan rasa pahit. Sedangkan untuk tipe selada kepala suhu yang tinggi dapat menyebabkan bentuk kepala longgar. Selada tipe daun longgar umumnya beradaptasi lebih baik terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi ketimbang tipe bentuk kepala (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

(21)

Pada dasarnya tanaman selada dapat ditanam di lahan sawah maupun tegalan.

Jenis tanah yang ideal untuk tanaman selada adalah liat berpasir seperti tanah Andosol maupun Latosol. Syaratnya tanah tersebut harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang (becek). Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini pH antara 5,0 -6,8.

Suprayitna (1996) menyatakan bahwa tingkat kemasaman tanah (pH) yang ideal untuk pertumbuhan selada adalah berkisar antara 6,5-7. Pada tanah yang terlalu asam, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena keracunan Mg dan Fe.

Kekurangan unsur nitrogen dapat mengganggu kegiatan dalam pembentukan sel- sel baru, karena terganggunya perkembangan protein serta bahan-bahan penting lainnya. Defisiensi nitrogen menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun-daun kuning dan gugur. Kelebihan unsur nitrogen pada tanaman warna tanaman tampak gelap, pertumbuhan tanaman yang subur dan membuat tanaman mudah rusak (Misriatun, 2010).

Pupuk N

Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi.

Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Unsur nitrogen di dalam pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk N membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk N juga mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain).

Serta, pupuk N juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman.

(22)

Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi. unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia CO(NH2)2

Pupuk urea adalah salah satu jenis pupuk sumber N (45 - 46 %), bersifat mudah larut dalam air, rnudah tercuci, mudah menarik air dari dalam udara, dan mempunyai pengaruh yang cepat terhadap pertumbuhan tanaman. Cara pemakaianya adalah dengan dibenamkan di dalam tanah (Dwidjoseputro, 1981;

Setyamidjaya, 1986).

merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg nitrogen (Utami, 2003).

Pemupukan akan menjadi efektif apabila dilaksanakan dengan pemilihan cara, dosis, dan jenis pupuk yang tepat, sesuai dengan kondisi tanaman (Misriatun, 2010). Dosis urea yang disarankan adalah 2l7 kg/ha, atau setara dengan 1,2 g /tanaman. Asumsinya adalah setiap hektar lahan ditanami sejumlah 160.000 tanaman.

Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang merupakan salah satu pembenah tanah yang telah dirasakan manfaatnya dalam perbaikan sifat sifat tanah baik sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Secara fisik memperbaiki struktur tanah, menentukan tingkat perkembangan struktur tanah dan berperan pada pembentukan agregat tanah, Secara kimia memberikan keuntungan menambah unsur hara terutama NPK dan

(23)

meningkatkan KTK serta secara biologi dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah (Allison, 1973).

Menurut Harjowigeno (2003) pupuk kandang ayam mengandung nitrogen (N) tiga kali lebih besar dari pada pupuk kandang lainnya. Dalam semua pupuk kandang fosfor (P) selalu terdapat dalam kotoran padat, sedangkan sebagian besar kalium (K) dan N terdapat dalam kotoran cair atau urine. Kandungan K dalam urine adalah 5 kali lebih banyak daripada kotoran padat sedangkan kandungan N adalah 2-3 kali lebih banyak. Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling tinggi karena bagian cair atau urine tercampur dengan bagian padat.

Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang ditentukan oleh jenis makanan yang diberikan. Pupuk kandang ayam atau unggas memiliki kandungan unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain, yaitu N (1,00%), P2O5 (0,80%), dan K2

Mahrupi dkk (2015) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam dapat meningkatkan jumlah daun tanaman selada. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka semakin banyak jumlah daun yang dihasilkan. Pemberian 10 dan 15 ton/ha pupuk kandang ayam merupakan perlakuan terbaik dengan jumlah daun terbanyak dan berbeda nyata terhadap semua perlakuan dengan dosis dibawahnya.

O (0,4%).

Berdasarkan hasil penelitian Mahrupi dkk (2015) bahwa pupuk kandang ayam telah terdekomposisi sehingga unsur hara tersedia dan dapat diserap tanaman untuk pertumbuhan diantaranya mempertinggi tanaman. Hal ini diduga karena nitrogen berperan dalam mempercepat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

(24)

Peningkatan pemberian pupuk kandang ayam sejalan dengan peningkatan hasil luas daun tanaman. Hal ini diduga karena adanya bahan organik yang berasal dari pemberian pupuk kandang ayam yang terdekomposisi membuat unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman (Mahrupi dkk, 2015).

POC Urine Kelinci

Berdasarkan hasil kajian badan penelitian ternak (Balitnak) pada tahun 2005 menyatakan bahwa kotoran dan urine kelinci dapat dimanfaatkan sebagai pestisida dan pupuk organik. Hal tersebut dikarenakan kadar nitrogen khususnya pada urine kelinci lebih tinggi daripada hewan herbifora lainnya seperti sapi dan kambing. Hal tersebut dikarenakan kelinci hanya makan daun saja. Kandungan kotor/urin kelinci ; N :2,72%, P: 1,1%, dan K : 0,5 % (Kusnendar, 2013).

Hasil penelitian Erika Dewi Nugraheni dan Paiman (2010) pada tanaman sawi (Brassica juncea L.), menunjukan bahwa konsentrasi urin kelinci memberikan pengaruh nyata berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat kering daun, berat kering batang, dan berat kering akar. Frekuensi pemberian urin kelinci berpengaruh pada berat kering tanaman, berat kering daun, berat kering batang dan berat kering akar.

Penelitian Murtyarny dkk (2014) pada tanaman sawi (Brassica juncea L.) menyatakan bahwa pupuk organik cair urine kelinci dapat meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah yang aktif merombak dan melepaskan unsur hara dalam proses pelapukan, sehingga proses dekomposisi akan menggabungkan butir-butir tanah lepas yang menyebabkan daya serap air menjadi lebih baik. Tanah yang padat akan menjadi gembur akibatnya akar akan dapat menyerap unsure hara dengan baik, dengan demikian semakin baiknya sifat

(25)

fisik dan biologi tanah sebagai media tumbuh tanaman akan semakin meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu sifat pupuk organik dapat mengikat air empat kali dari berat tubuhnya. Berat basah tumbuhan disebabkan oleh kandungan air sehingga memungkinkan adanya peningkatan kandungan air tanaman yang optimal.

Pada tanaman sawi (Brassica juncea L.) pemberian urine kelinci berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah daun 2,3,4 MST, luas daun, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman, produksi per plot. Hal ini dikarenakan pada pemberian urine kelinci terdapat peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman sehingga meningkatkan jumlah biomassa pada tanaman dan mampu meningkatkan bobot segar tanaman (Djafar dkk, 2013).

(26)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Desa Lambar Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ±1.200 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2017 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman selada sebagai bahan tanam, top soil sebagai media tanam, polibag sebagai wadah media tanam, pupuk kandang ayam, urea, dan urine kelinci sebagai perlakuan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul sebagai alat untuk membuat plot, meteran sebagai alat untuk mengukur, bambu untuk membuat kerangka naungan, timbangan untuk menimbang pupuk kandang ayam dan urea, klorofil meter untuk menghitung nilai klorofil tanaman, handsprayer sebagai alat untuk menyiram tanaman, ember sebagai wadah merendam bahan tanam.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor perlakuan. Perlakuan pada masing-masing faktor sebagai berikut :

Faktor I : Varietas Selada (V) terdiri dari 2 jenis, yaitu:

V1

V

: Selada Krop

2 : Selada Daun

(27)

Faktor II : Sumber nitrogen (N) terdiri dari 4 jenis, yaitu:

N0

N

: Tanpa pemupukan nitrogen (kontrol)

1

N

: Pupuk urea 217 kg/ha (1,3 g/tanaman)

2

N

: Pupuk kandang ayam 9982 kg/ha (59,892 g/tanaman)

3

Sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan, yaitu :

: Urine kelinci 3669 l/ha (22,02 ml/tanaman)

V1N0 V2N0

V1N1 V2N1

V1N2 V2N2

V1N3 V2N3

Jumlah kombinasi perlakuan = 8 kombinasi Jumlah ulangan = 3 ulangan Jumlah plot penelitian = 24 plot

Jarak tanam = 25 cm x 25 cm Jarak antar blok = 30 cm

Jarak antar plot = 50 cm

Ukuran plot = 120 x 100 cm Jumlah tanaman/plot = 20 tanaman Jumlah sampel/plot = 4 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya = 480 tanaman Jumlah sampel seluruhnya = 96 tanaman

(28)

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut:

Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk i = 1,2,3 j= 1,2 k = 1,2,3,4 dimana:

Yijk : Data hasil pengamatan pada blok ke-i dengan perlakuan varietas selada ke- j dan sumber nitrogen ke-k

μ : Nilai tengah ρi : Pengaruh blok ke-i

αj : Pengaruh varietas selada pada taraf ke- j βk : Pengaruh perlakuan sumber nitrogen taraf ke-k

(αβ)jk :Pengaruh interaksi dari varietas selada pada taraf ke-j dan perlakuan sumber nitrogen pada taraf ke-k

Εijk : Galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan Varietas Selada pada taraf ke- j dan perlakuan sumber nitrogen pada taraf ke-k.

Terhadap sidik ragam nyata dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Beda Rataan Duncan Berjarak Ganda dengan taraf 5 % (Bangun, 1991).

(29)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Lahan penanaman yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma di areal tersebut. Kemudian lahan diolah dan digemburkan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman olah 20 cm. setelah itu dibuat plot-plot dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 30 cm dengan jarak antar blok 50 cm dan jarak antar plot 30 cm. Pada sekeliling daerah dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian. Bagan plot penelitian dilihat pada Lampiran 3, sedangkan bagan penanaman pada Lampiran 4.

Persemaian

Biji selada disemai dan dijaga kelembaban tempat persemaiannya, sehingga selada tumbuh cepat dan baik. Bibit selada dapat dipindahkan ke lahan apabila telah berumur 3 minggu atau sudah memiliki 2-3 helai daun.

Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dilakukan pada saat setelah dilakukan persiapan lahan dengan ukuran 120 cm x 100 cm dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm dengan media tanam yang digunakan adalah tanah lahan yang sudah digemburkan dan dicampur dengan kompos.

Pengaplikasian Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang ayam dibeli dari daerah Binjai dengan umur pengomposan

± 1,5 bulan. Pengaplikasian pupuk kandang ayam dilakukan dengan dosis 998,2 kg/ha. Dilakukan dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan

(30)

cara dicangkul sampai merata. Diaplikasikan satu minggu sebelum bibit dipindahkan dari persemaian.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan memindahkan benih yang telah disemai selama tiga minggu dan memiliki 2-3 helai daun. Penanaman dilaksanakan satu minggu setelah pengaplikasian pupuk kandang ayam.

Pengaplikasian Pupuk N

Pengaplikasian pupuk urea dilakukan dengan dosis 217 kg/ha.

Diaplikasikan secara tugal dan ditutup kembali dengan tanah. Diaplikasikan satu minggu setelah bibit dipindahkan dari persemaian.

Pengaplikasian POC Urine Kelinci

Pengaplikasian POC Urine Kelinci dilakukan dengan dosis 3669 l/ha.

Diaplikasikan dengan cara menyiram ke akar tanaman. Diaplikasikan satu minggu setelah bibit dipindahkan dari persemaian.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari tergantung kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma sekaligus menggemburkan tanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar tidak menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu.

(31)

Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar dilakukan satu minggu setelah tanam. Pupuk yang diberikan yaitu pupuk SP36 sebanyak 50 kg/ha (0,5 g/tanaman) , dan pupuk KCL 50 kg /ha (0,5 g/tanaman).

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilaksanakan dengan menggunakan insektisida Sevin 85 SP pada 6 MST dan 8 MST terhadap ulat daun dan fungisida dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g/l air yang diberikan sebelum persemaian.

Panen

Panen dilakukan pada saat selada berumur 64 HST dengan kriteria panen dapat dilihat dengan warna daun pertamanya mulai menguning dan hampir menyentuh media tanah, bunga belum terbentuk. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman beserta akar-akarnya.

Parameter pengamatan Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman selada daun dilakukan pada saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam dengan interval satu minggu sekali sampai panen. Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang.

Kehijauan Daun (unit)

Pengamatan kehijauan daun dilakukan sehari sebelum tanaman di panen dengan menggunakan alat klorofil meter.

(32)

Lingkaran Tanaman (cm)

Pengukuran lingkaran tanaman dilakukan setelah tanaman selada dipanen, dilakukan dengan cara menggambarkan lingkaran sesuai dengan tanaman selada kemudian mengukur dengan penggaris.

Jumlah daun (helai)

Penghitungan jumlah daun dilakukan setelah tanaman selada dipanen, dilakukan dengan cara dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang telah membuka sempurna.

Bobot Segar (kg/plot)

Pengukuran bobot segar dilakukan setelah tanaman selada dipanen dengan cara mencabut seluruh tanaman, lalu ditimbang pada setiap plot yang telah dibersihkan dahulu dari kotoran yang melekat dan daun yang tidak dapat dikonsumsi. Pengamatan ini dilakukan pada setiap plot.

(33)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 6 sampai 10 MST dengan interval satu minggu sekali. Data pengamatan tinggi tanaman disajikan pada Lampiran 7, 9, 11, 13, dan 15 sedangkan daftar sidik ragamnya disajikam pada Lampiran 8, 10, 12, 14 dan 16.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Umur

Pengamatan Varietas

Sumber Nitrogen

Rataan Tanpa N

(N0)

Pupuk Urea (N1)

Pukan Ayam (N2)

POC urine kelinci (N3)

6 MST

Selada krop

(V1) 4,3 4,2 4,6 4,3 4,4

Selada daun

(V2) 4,9 4,9 5,1 4,9 4,9

Rataan 4,6 4,6 4,9 4,6 4,7

7 MST

Selada krop

(V1) 6,6 6,8 6,7 6,8 6,7

Selada daun

(V2) 7,7 7,8 7,9 7,8 7,8

Rataan 7,2 7,3 7,3 7,3 7,3

8 MST

Selada krop

(V1) 12,3 12,3 11,9 12,4 12,2b

Selada daun

(V2) 14,4 14,6 14,8 14,6 14,6a

Rataan 13,3 13,5 13,4 13,5 13,4

9 MST

Selada krop

(V1) 13,9 14,6 15,8 14,8 14,7b

Selada daun

(V2) 16,1 16,6 17,8 16,6 16,8a

Rataan 15,0 15,6 16,8 15,7 15,7

10 MST

Selada krop

(V1) 14,9b 15,3b 16,1a 15,1b 15,3

Selada daun

(V2) 16,8a 17,2a 19,3a 17,2a 17,6

Rataan 15,8 16,2 17,7 16,2 16,5

(34)

Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi tanaman pada kedua varietas berbeda nyata pada setiap pengamatan. Sedangkan perlakuan nitrogen memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada umur 6 sampai 8 MST, tetapi tapi pada umur 9 dan 10 MST berpengaruh nyata. Interaksi perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada umur 10 MST. Rataan tinggi tanaman akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi tanaman dua varietas selada pada umur 6 dan 7 MST berbeda tidak nyata, tetapi pada umur 8, 9, dan 10 MST pertambahan tinggi tanaman berbeda nyata dimana tanaman selada daun (V2) pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan selada krop (V1).

Sumber nitrogen yang diberikan tidak berpengaruh nyata. Dapat dilihat bahwa pada umur pengamatan 6 sampai dengan 10 MST pemberian berbagai sumber nitrogen yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Dari hasil uji beda rataan pada taraf 5 % yang terdapat pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa interaksi antara kedua perlakuan hanya berpengaruh nyata pada akhir masa pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu 10 MST. Bahwa interaksi antara varietas dan sumber nitrogen memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2N2, V2N3, V2N1, V2N0, dan V1N2 tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Rata-rata tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan V2N2 (Varietas selada daun dengan pemberian pupuk kandang ayam (59,892 g/tanaman)) yaitu sebesar 19,3 cm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2N3, V2N1, V2N0, dan V1N2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sementara itu, rata-rata

(35)

tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan V1N0 (Varietas selada krop tanpa pemberian sumber nitrogen) yaitu sebesar 14,9 cm yang hanya berbeda secara nyata dengan perlakuan V2N2 (Varietas selada daun dengan pemberian pupuk kandang ayam (59,892 g/tanaman)), namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi tanaman maksimum dicapai pada varietas selada daun dengan pemberian pupuk kandang ayam (59,892 g/tanaman).

Kehijauan Daun (unit)

Data pengamatan kehijauan daun disajikan pada Lampiran 17, sedangkan daftar sidik ragamnya pada Lampiran 18.

Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa kehijauan daun pada kedua varietas berbeda nyata. Sedangkan perlakuan nitrogen memberikan pengaruh tidak nyata. Serta interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kehijauan daun. Rataan kehijauan daun akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan kehijauan daun dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Varietas

Sumber Nitrogen

Rataan Tanpa N

(N0)

Pupuk Urea (N1)

Pukan Ayam (N2)

POC urine kelinci (N3) Selada krop

(V1) 10,8 10,5 9,0 9,3 9,9a

Selada daun

(V2) 5,1 5,4 5,2 5,4 5,3b

Rataan 8,0 7,9 7,1 7,3 7,6

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa rata-rata kehijauan daun dua varietas selada berbeda nyata terhadap kehijauan daun. Nilai terbesar diperoleh pada

(36)

perlakuan V1 (9,9 unit), sedangkan paling sedikit diperoleh pada perlakuan V2 (5,3 unit).

Lingkaran Tanaman (cm)

Data pengamatan lingkaran tanaman disajikan pada Lampiran 19, sedangkan daftar sidik ragamnya pada Lampiran 20.

Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa lingkaran tanaman pada perlakuan kedua varietas dan perlakuan sumber nitrogen berpengaruh tidak nyata.

Serta interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap lingkaran tanaman. Rataan lingkaran tanaman akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan nilai lingkaran tanaman dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Varietas

Sumber Nitrogen

Rataan Tanpa N

(N0)

Pupuk Urea (N1)

Pukan Ayam (N2)

POC urine kelinci (N3) Selada krop

(V1) 23,0 21,9 23,0 23,5 22,8

Selada daun

(V2) 22,0 22,8 23,8 22,9 22,9

Rataan 22,5 22,3 23,4 23,2 22,9

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai lingkaran tanaman dua varietas selada, perlakuan sumber nitrogen serta interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap nilai lingkaran tanaman.

Jumlah Daun (Helai)

Data pengamatan jumlah daun disajikan pada Lampiran 21, sedangkan daftar sidik ragamnya pada Lampiran 22.

Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jumlah daun pada kedua varietas berbeda nyata. Sedangkan perlakuan nitrogen memberikan pengaruh tidak

(37)

nyata. Serta interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah daun. Rataan jumlah daun akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan jumlah daun dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Varietas

Sumber Nitrogen

Rataan Tanpa N

(N0)

Pupuk Urea (N1)

Pukan Ayam (N2)

POC urine kelinci (N3) Selada krop

(V1) 28,2 27,4 27,8 26,7 27,5a

Selada daun

(V2) 14,5 14,3 15,4 14,8 14,8b

Rataan 21,3 20,9 21,6 20,8 21,1

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah daun tanaman dua varietas selada berbeda nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun terbesar diperoleh pada perlakuan V1 (27,5 helai), sedangkan paling sedikit diperoleh pada perlakuan V2 (14,8 helai).

Bobot Segar (kg/plot)

Data rataan bobot segar sampel dan bobor segar per plot disajikan pada Lampiran 23 dan 25, sedangkan serta daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 26.

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bobot segar tanaman per plot pada kedua varietas memberikan pengaruh berbeda tidak nyata. Serta perlakuan nitrogen memberikan pengaruh berbeda tidak nyata. Sedangkan interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap bobot segar tanaman per plot. Rataan bobot segar tanaman per plot akibat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

(38)

Tabel 5. Rataan bobot segar tanaman per plot dua varietas selada terhadap pemberian berbagai sumber nitrogen.

Varietas

Sumber Nitrogen

Rataan Tanpa N

(N0)

Pupuk Urea (N1)

Pukan Ayam (N2)

POC urine kelinci (N3) Selada krop

(V1) 3,2 3,7 4,0 3,5 3,6

Selada daun

(V2) 1,5 1,7 1,9 1,7 1,7

Rataan 2,3 2,7 2,9 2,6 2,6

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot segar tanaman dua varietas selada memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap bobot segar tanaman per plot (V1: 3,6 kg; V2: 1,7 kg) .

Perlakuan sumber nitrogen memberikan pengaruh berbeda tidak nyata pada setiap perlakuan. Rataan bobot segar per plot yaitu berkisar 2,3 kg - 2,9 kg.

Pembahasan

Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa l.)

Selada merupakan sayuran yang dipanen pada masa vegetatif, sehingga kebutuhan unsur nitrogen harus terpenuhi, agar mendapat hasil yang baik.

Menurut Sarief (1986) bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, kekurangan nitrogen akan menyebabkan hambatan pertumbuhan tanaman yang berakibat pada rendahnya hasil tanaman.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lambar Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ±1.200 m di atas permukaan laut, dan diharapkan selada krop dapat membentuk kropnya dengan baik. Hal ini sesuai dengan literatur Rubatzky dan Yamaguchi (1998) yang menyatakan bahwa Pada dataran tinggi yang beriklim lembab produktivitas selada cukup baik. Di daerah pegunungan tanaman selada dapat membentuk

(39)

bulatan krop yang besar sedangkan pada daerah dataran rendah, daun selada berbentuk krop kecil dan berbunga.

Hasil analisis sidik ragam pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kehijauan daun memberikan pengaruh nyata pada kedua varietas namun berpengaruh tidak nyata pada perlakuan sumber nitrogen. Perbedaan kehijauan daun kedua varietas disebabkan perbedaan warna daun yang merupakan genetis tanaman itu sendiri dan tidak dipengaruhi oleh sumber nitrogen yang diberikan. Hal ini sesuai dengan literatur Buckman dan Brady (1982) yang menyatakan nitrogen mempunyai efek yang paling cepat dan menonjol yaitu meningkatkan pertumbuhan dan memberikan warna hijau pada daun, sedangkan kalium merupakan penyeimbang nitrogen maupun fosfor serta berperan penting untuk perkembangan klorofil. Dan Lakitan (2000) yang menyatakan bahwa seng berpartisipasi dalam pembentukan klorofil dan pencegahan kerusakan klorofil.

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman dua varietas selada berbeda nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun terbesar terdapat pada perlakuan V1 (27,5 helai), sedangkan paling sedikit terdapat pada perlakuan V2 (14,8 helai). Perbedaan jumlah daun pada kedua varietas disebabkan perbedaan genetis tanaman itu sendiri. Menurut Gardner, dkk

Respons Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa l.) Terhadap Pemberian Berbagai Sumber Nitrogen

(1991) bahwa pertambahan jumlah daun dipengaruhi oleh faktor genetis (genotif) terutama fisik daun pada tanaman, dimana duduk daun pada batang ditentukan secara genetis.

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa pemberian berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan dua varietas selada berpengaruh nyata terhadap bobot segar sampel, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman

(40)

per plot maupun interaksinya. Hal ini sesuai dengan Nyakpa dkk

Adapun nilai dan kriteria N di dalam tanah yang berdasarkan Standar Internasional (SI) dapat dilihat pada Tabel 6.

. (1988) yang menyatakan bahwa kekurangan N akan membatasi produksi protein dan bahan penting lainnya dalam pembentukan sel baru pada tanaman. Dan Hairunsyah dan Arifin (1992), miskinnya kandungan bahan organik dan unsur hara tanah merupakan faktor pembatas produksi disamping kemasaman tanah.

Tabel 6. Nilai dan Kriteria N dalam Tanah yang Berdasarkan Standar Internasional (SI)

Nilai N-Total Kriteria N-Total

< 0,1 0,1 – 0,21 0,22 – 0,51 0,52 – 0,75

> 0,75

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan N adalah kegiatan jasad renik, baik yang hidup bebas maupun yang bersimbiose dengan tanaman.

Pertambahan lain dari nitrogen tanah adalah akibat loncatan suatu listrik di udara.

Nitrogen dapat masuk melalui air hujan dalam bentuk nitrat. Jumlah ini sangat tergantung pada tempat dan iklim (Hakim, dkk., 1986).

Berdasarkan hasil analisis tanah diperoleh data kandungan N pada lahan penelitian adalah sebesar 1,48 % dan masuk kriteria sangat tinggi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan dua varietas selada tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, kehijauan daun, lingkaran tanaman dan jumlah daun. Hal ini diduga disebabkan karena tingginya kadar N dalam tanah sehingga pemberian sumber nitrogen pada tanaman tidak memberikan pengaruh yang nyata.

(41)

Interaksi Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Selada (Lactuca sativa l.) Terhadap Pemberian Berbagai Sumber Nitrogen

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa interaksi antara varietas dan sumber nitrogen terhadap tinggi tanaman hanya terjadi pada masa akhir pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu 10 MST. Hal ini dapat terjadi karena pada masa awal pertumbuhan belum terserapnya sumber nitrogen yang diberikan atau faktor lingkungan. Sedangkan pada fase pertumbuhan vegetatif 10 MST, sudah mulai timbul adanya perbedaan antar varietas tanaman dan sumber nitrogen yang diberikan. Hakim dkk

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan terbaik untuk tinggi tanaman akibat interaksi kedua faktor tersebut terdapat pada perlakuan V2N2 (varietas selada daun dengan pemberian pupuk kandang ayam) yaitu sebesar 19,3 cm dan V1N2 (varietas selada krop dengan pemberian pupuk kandang) yaitu sebesar 16,1 cm sedangkan rataan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan V1N0 (varietas selada krop tanpa pemberian nitrogen) yaitu sebesar 14,9 cm.

. (1986) menyatakan bahwa pupuk organik mempunyai efek sisa dimana haranya secara berangsur menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman. Umumnya efek sisa pupuk organik akan memberikan cadangan unsur hara sehingga dapat dimanfaatkan untuk penanaman periode selanjutnya.

(42)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Kehijauan daun dan jumlah daun memberikan pengaruh nyata pada kedua varietas tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, dan lingkaran tanaman.

2. Pemberian berbagai sumber nitrogen terhadap dua varietas selada tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter amatan.

3. Interaksi dua varietas selada dengan sumber nitrogen hanya memberikan pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur 10 MST.

Saran

Untuk mendapatkan produksi yang lebih maksimal diperlukan penelitian yang lebih lanjut dengan memperhatikan faktor lingkungan.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Allison, F.E. 1973. Soil Organic Matter and Its Role in Crop Production. USA : Elsevier Scientific Publishing Company.

Ashari, S. 1995. Hortikultura. Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. Badan Pusat Statistik.

Bangun, M.K., 1991. Perancangan Percobaan. Fakultas Pertanian. USU-Press,.

Medan.

Brady, N dan Buckman H. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bhratara Karya Aksara,h.

70-73.

Buckman,H.D dan N.C.Brady, 1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bhatara Karya Aksara, Jakarta. Hal : 532.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai Sai). Yayasan Pustaka Nusantara. 122 seatys 23 hal.

Cahyono, B. 2014. Teknik Budidaya Daya dan Analisis Usaha Tani Selada. CV.

Aneka Ilmu. Semarang. 114 hal.

Comish, P.S, H.B. So and J.R. Mc William.1984. Effects of Soil Bulk Density and Water regional on Root Growth and Uptake Of Phosphorus By Ryeguna.

Aust. J. Of agric. Res. p.35: 631-644.

Djafar, T, A., Asil, B., dan Syukri. 2013. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi ( Brassica juncea L ) Terhadap Pemberian Urine Kelinci Dan Pupuk Guano. Fakultas Pertanian USU. Medan.

Dwijoseputro, D., 1981. Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta : PT Gramedia.

282 hal.

Erika Dewi Nugraheni dan Paiman 2010, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicum esculentum Mill), Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta (UPY).

Fitter, A. M. And R.K.M.Hay.1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah Mada University . Press, Yokyakarta . 421 hal.

Gardner, F. P., Pearce R. B dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Prees. Jakarta. Hal 358.

Hairunsyah dan Arifin, M. Z. 1992. Kajian Pemberian Pupuk Kandang dan Fosfat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pipilan Kering pada Tanah Pasiran dan Lempengan. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Banjarbaru.

(44)

Hakim, N; M.Y. Nyakpa; A.M. Lubis; S.G. Nugroho; M.R. Saul; M.A. Diha; Go Ban Hong; H. Balley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Hal : 137.

Hammel, J.E. 1989. Long Term Tillage and Crop Rotation Effect on Bulk Density and Soil Impedence In Northern Idaho. Soil Sci. Soc . Am.J.53: p.1515- 1519

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.

Kusnendar. 2013. Pupuk Organik Dari Kotoran dan Urin Kelinci. Bumi Aksara.

Jakarta.

Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Mahrupy, M., Armaini, dan Erlida A. 2015. Pengaruh Kombinasi Pupuk Hijau Azolla Pinnata R.Br. Dengan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.).

Universitas Riau. Riau

Misriatun. 2010. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica alboglabra).

Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru

Mutryarny, E., Endriani, dan Utami L. 2014. Pemanfaatan Urine Kelinci Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L) Varietas Tosakan. Fakultas Pertanian Unilak.

Unilak

Nyakpa, M.Y., A.M. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A.Munawar, G.B. Hong dan N. Hakim, 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung, Lampung Pardosi, Andri H., Irianto dan Mukhsin. 2014. Respons Tanaman Sawi terhadap

Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran pada Lahan Kering Ultisol.

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014. ISBN : 979- 587-529-9.

Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2, Prinsip, Produksi dan Gizi, Edisi Kedua. ITB Ganesha. Bandung. 292 hal.

Saefudin. 2009. Cara Pembuatan Pupuk Organik dari Urin Kelinci, BP3K Bansari Temanggung. Jawa Tengah.

Saparinto, C. 2013. Gown Your Own Vegetables-Paduan Praktis Menenam Sayuran Konsumsi Populer di Pekaranagan. Lily Publisher. Yogyakarta.

180 hal.

(45)

Sarief, E. S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. Hal: 7-8.

Setiawan, L. 2007. Optimasi Konsentrasi Larutan Hara Pada Budidaya Selada (Lactuca Sativa L. Var Gand Rapids) Dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST). Skripsi. Progam Studi Hortikultura Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta. 122.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suprayitna, I. 1996. Menanam dan Mengolah Selada Sejuta Rasa. Aneka, Solo.

Hal : 9, 12=13, 18.

Utami S.N.H. 2003. Nutrisi Tanaman. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Wicaksono, A. 2008. Penyimpanan Bahan Makanan Serta Kerusakan Selada.

Skripsi Fakultas Politeknik Kesehatan. Yogyakarta.

(46)

Lampiran 1. Deskripsi varietas selada krop

Nama Latin : Lactuca sativa L.

Warna Biji : Coklat kehitaman

Bentuk Biji : Kecil dan berbentuk gepeng Sistem Perakaran : Menyebar dan dangkal Bentuk batang : Bulat pipih

Warna Batang : Hijau muda

Bentuk Daun : Membentuk krop, berukuran bulat, bertangkai, keriting

Warna Daun : Hijau muda atau terang Bentuk Tangkai Daun : Lebar

Jumlah Daun /tanaman : 5-10 helai Tinggi Tanaman : 25-30 cm

Umur Panen : 50-60 hari setelah semai benih

Produksi : 10-12 ton/ha

Sumber : PT. East West Seed Indonesia

(47)

Lampiran 2. Deskripsi varietas selada daun

Asal : Known You Seed Pte. Ltd, Taiwan

Varietas : New Grand Rapid

Golongan varietas : menyerbuk silang Bentuk tanaman : pendek kompak Tinggi tanaman : 27 – 32 cm

Umur panen : 35 – 42 hari setelah tanam Warna daun terluar : hijau kekuningan

Bentuk daun : keriting

Bentuk batang : silindris pendek Diameter batang : 2 -3 cm

Warna bunga : kuning

Bentuk krop : tidak membentuk krop Berat bersih pertanaman : 570 – 635 g

Rasa : agak manis, renyah

Daya simpan pada suhu kamar : 2-3 hari Bentuk biji : oval pipih

Warna biji : coklat kehitaman

Hasil : 6 – 7 ton/ha

Keterangan : beradaptasi dengan baik di dataran sedang sampai tinggi dengan ketinggian 600 –

1200 m C°dpl pada suhu 15 – 20

(48)

Lampiran 3. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian

No. Pelaksanaan Penelitian Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Persiapan lahan X

2. Persemaian X

3. Pengaplikasian Pupuk kandang

Ayam X

4. Pengaplikasian Pupuk Urea X

5. Pengaplikasian POC Urine

Kelinci X

7. Pemupukan Dasar X

8. Penanaman X

9. Pemeliharaan tanaman

Penyiraman X X X X X X X X X

Penyulaman X

Penyiangan X X X X X X

Pengendalian hama dan penyakit X X

10. Panen X

11. Pengamatan parameter

Jumlah daun (helai) X

Tinggi tanaman (cm) X X X X X

Lingkaran Tanaman (cm) X

Nilai Kandungan klorofil (unit) X

Bobot segar per sampel (g) X

Bobot segar per plot (g) X

(49)

Blok I Blok II Blok III

V1N0 V1N2 V1N1

V2N1

V1N3

V2N2

V1N1

V2N0

V1N2

V2N3

V2N3

V1N1

V2N0

V1N3

V2N2

V1N0

V2N1

V2N2

V1N0

V2N3

V1N2

V2N1

V1N3

V2N0 Lampiran 4. Bagan plot penelitian

50 CM

30 cm 50 CM

T

S

(50)

Lampiran 5. Bagan penanaman pada plot

100 cm

125 cm

X X X X

X X X X

X X X X

X X X X

X X X X

25 CM

25 CM

12,5 cm

(51)

Lampiran 6. Anggaran biaya penelitian

No. Komponen Harga

1. Benih Selada Krop Brando Cap Panah Merah Rp. 20.000 (1 Bungkus)

2. Benih Selada New Grand Rapid Rp. 20.000 (1 Bungkus)

3. Pupuk Urea ( 1 kg) Rp. 15.000

4. Kompos Pukan Ayam ( 6 kg) Rp. 90.000

5. POC Urine Kelinci ( 3 Liter) Rp. 75.000

6. Dithane M-45 + Sevin 85 SP Rp. 30.000

7. Analisis Tanah Rp. 306.000

8. Sewa lahan + Pengolahan + Pemeliharaan Rp. 500.000

9. Biaya Tak Terduga Rp. 100.000

Total Rp. 1.156.000

(52)

Lampiran 7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 4,38 4,18 4,43 12,98 4,33

V1N1 4,50 4,20 4,00 12,70 4,23

V1N2 4,75 4,43 4,68 13,85 4,62

V1N3 3,93 4,45 4,43 12,80 4,27

V2N0 4,73 4,95 4,93 14,60 4,87

V2N1 4,45 5,45 4,83 14,73 4,91

V2N2 4,75 4,98 5,55 15,28 5,09

V2N3 4,80 5,20 4,78 14,78 4,93

TOTAL 36,28 37,83 37,60 111,70

RATAAN 4,53 4,73 4,70 4,65

Lampiran 8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2 0,18 0,09 1,01tn 3,74

Perlakuan 7 2,43 0,35 4,01* 2,76

V 1 2,07 2,07 23,87* 4,60

N 3 0,32 0,11 1,24tn 3,34

VxN 3 0,04 0,01 0,16tn 3,34

Galat 14 1,21 0,09

Total 23 3,82

FK = 519,87 Ket : * = nyata

KK = 24 % tn = tidak nyata

(53)

Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 6,60 6,88 6,45 19,93 6,64

V1N1 6,78 6,93 6,63 20,33 6,78

V1N2 6,83 6,55 6,73 20,10 6,70

V1N3 6,70 6,65 7,05 20,40 6,80

V2N0 7,63 7,28 8,23 23,13 7,71

V2N1 7,80 7,88 7,73 23,40 7,80

V2N2 8,23 7,45 7,90 23,58 7,86

V2N3 7,55 7,70 8,13 23,38 7,79

TOTAL 58,10 57,30 58,83 174,23

RATAAN 7,26 7,16 7,35 7,26

Lampiran 10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MST

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2

0,15 0,07 0,94tn 3,74

Perlakuan 7

6,83 0,98 12,65* 2,76

V 1

6,75 6,75 87,46* 4,60

N 3

0,06 0,02 0,25tn 3,34

VxN 3

0,02 0,01 0,10tn 3,34

Galat 14

1,08 0,08

Total 23

8,05

FK = 1264,76 Ket : * = nyata

KK = 14 % tn = tidak nyata

(54)

Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 11,73 12,80 12,35 36,88 12,29

V1N1 11,68 12,55 12,65 36,88 12,29

V1N2 11,23 11,80 12,78 35,80 11,93

V1N3 11,58 12,60 13,10 37,28 12,43

V2N0 14,53 14,05 14,55 43,13 14,38

V2N1 14,58 14,43 14,85 43,85 14,62

V2N2 14,63 14,58 15,13 44,33 14,78

V2N3 14,65 14,23 14,90 43,78 14,59

TOTAL 104,58 107,03 110,30 321,90

RATAAN 13,07 13,38 13,79 13,41

Lampiran 12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MST

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2 2,06 1,03 6,56* 3,74

Perlakuan 7 33,90 4,84 30,79* 2,76

V 1 33,25 33,25 211,42* 4,60

N 3 0,12 0,04 0,26tn 3,34

VxN 3 0,52 0,17 1,10tn 3,34

Galat 14 2,20 0,16

Total 23 38,16

FK = 4317,48 Ket : * = nyata

KK = 11 % tn = tidak nyata

(55)

Lampiran 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 9 MST

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 13,13 14,48 14,10 41,70 13,90

V1N1 14,65 14,58 14,45 43,68 14,56

V1N2 15,08 16,00 16,18 47,25 15,75

V1N3 14,78 14,85 14,70 44,33 14,78

V2N0 15,80 15,75 16,63 48,18 16,06

V2N1 16,48 16,68 16,55 49,70 16,57

V2N2 17,73 18,00 17,58 53,30 17,77

V2N3 16,58 16,43 16,83 49,83 16,61

TOTAL 124,20 126,75 127,00 377,95

RATAAN 15,53 15,84 15,88 15,75

Lampiran 14. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 9 MST

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2 0,60 0,30 2,36tn 3,74

Perlakuan 7 34,08 4,87 38,30* 2,76

V 1 24,10 24,10 189,62* 4,60

N 3 9,90 3,30 25,96* 3,34

VxN 3 0,08 0,03 0,21tn 3,34

Galat 14 1,78 0,13

Total 23 36,46

FK = 5951,93 Ket : * = nyata

KK = 8% tn = tidak nyata

(56)

Lampiran 15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 10 MST

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 14,58 14,58 15,45 44,60 14,87

V1N1 14,98 15,80 14,98 45,75 15,25

V1N2 15,40 16,38 16,50 48,28 16,09

V1N3 15,40 15,05 14,85 45,30 15,10

V2N0 16,33 16,83 17,13 50,28 16,76

V2N1 17,33 17,13 17,28 51,73 17,24

V2N2 19,23 19,63 18,95 57,80 19,27

V2N3 16,98 17,10 17,60 51,68 17,23

TOTAL 130,20 132,48 132,73 395,40

RATAAN 16,28 16,56 16,59 16,48

Lampiran 16. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 10 MST

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2 0,48 0,24 1,57tn 3,74

Perlakuan 7 45,45 6,49 42,12* 2,76

V 1 31,63 31,63 205,15* 4,60

N 3 12,23 4,08 26,46* 3,34

VxN 3 1,59 0,53 3,43* 3,34

Galat 14 2,16 0,15

Total 23 48,09

FK = 6514,22 Ket : * = nyata

KK = 9 % tn = tidak nyata

(57)

Lampiran 17. Data Pengamatan Kehijauan Daun

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 8,15 9,65 14,60 32,40 10,80

V1N1 11,40 9,55 10,45 31,40 10,47

V1N2 9,08 7,98 9,85 26,90 8,97

V1N3 9,00 8,93 9,85 27,78 9,26

V2N0 6,10 4,28 4,95 15,33 5,11

V2N1 5,38 5,23 5,53 16,13 5,38

V2N2 5,60 4,43 5,50 15,53 5,18

V2N3 5,65 5,03 5,58 16,25 5,42

TOTAL 60,35 55,05 66,30 181,70

RATAAN 7,54 6,88 8,29 7,57

Lampiran 18. Sidik Ragam Kehijauan Daun

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2 7,92 3,96 2,55tn 3,74

Perlakuan 7 134,63 19,23 12,40* 2,76

V 1 127,19 127,19 82,02* 4,60

N 3 3,44 1,15 0,74tn 3,34

VxN 3 3,99 1,33 0,86tn 3,34

Galat 14 21,71 1,55

Total 23 164,26

FK = 1375,62 Ket : * = nyata

KK = 62 % tn = tidak nyata

(58)

Lampiran 19. Data Pengamatan Lingkaran Tanaman

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 23,08 22,85 22,96 68,89 22,96

V1N1 22,61 21,70 21,28 65,59 21,86

V1N2 22,99 23,67 22,48 69,14 23,05

V1N3 25,19 22,40 22,98 70,57 23,52

V2N0 22,65 20,33 22,90 65,88 21,96

V2N1 22,70 22,28 23,33 68,32 22,77

V2N2 24,11 24,43 22,87 71,40 23,80

V2N3 22,83 23,33 22,63 68,78 22,93

TOTAL 186,17 180,98 181,43 548,58

RATAAN 23,27 22,62 22,68 22,86

Lampiran 20. Sidik Ragam Lingkaran Tanaman

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2 2,06 1,03 1,43tn 3,74

Perlakuan 7 9,54 1,36 1,89 tn 2,76

V 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,60

N 3 5,42 1,81 2,50 tn 3,34

VxN 3 4,12 1,37 1,90 tn 3,34

Galat 14 10,11 0,72

Total 23 21,72

FK = 12538,94 Ket : tn = tidak nyata

KK = 14 %

(59)

Lampiran 21. Data Pengamatan Jumlah Daun

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 28,25 29,00 27,25 84,50 28,17

V1N1 27,00 27,50 27,75 82,25 27,42

V1N2 26,25 28,75 28,25 83,25 27,75

V1N3 26,00 27,00 27,00 80,00 26,67

V2N0 14,00 15,25 14,25 43,50 14,50

V2N1 15,50 13,75 13,75 43,00 14,33

V2N2 15,50 15,25 15,50 46,25 15,42

V2N3 15,00 14,75 14,75 44,50 14,83

TOTAL 167,50 171,25 168,50 507,25

RATAAN 20,94 21,41 21,06 21,14

Lampiran 22. Sidik Ragam Jumlah Daun

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2 0,94 0,47 0,82tn 3,74

Perlakuan 7 977,87 139,70 242,73* 2,76

V 1 972,19 972,19 1689,24* 4,60

N 3 2,74 0,91 1,59tn 3,34

VxN 3 2,95 0,98 1,71tn 3,34

Galat 14 8,06 0,58

Total 23 986,87

FK = 10720,94 Ket : * = nyata

KK = 13 % tn = tidak nyata

(60)

Lampiran 23. Data Pengamatan Bobot Segar Sampel

PERLAKUAN

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

V1N0 162,50 245,00 227,50 635,00 211,67

V1N1 227,50 260,00 197,50 685,00 228,33

V1N2 297,50 245,00 280,00 822,50 274,17

V1N3 215,00 212,50 265,00 692,50 230,83

V2N0 67,50 67,50 65,00 200,00 66,67

V2N1 70,00 75,00 75,00 220,00 73,33

V2N2 87,50 102,50 90,00 280,00 93,33

V2N3 77,50 77,50 70,00 225,00 75,00

TOTAL 1205,00 1285,00 1270,00 3760,00

RATAAN 150,63 160,63 158,75 156,67

Lampiran 24. Sidik Ragam Bobot Segar Sampel

SK Db JK KT F Hitung F.05

Blok 2 452,08 226,04 0,37tn 3,74

Perlakuan 7 159579,17 22797,02 36,89* 2,76

V 1 152004,17 152004,17 245,96* 4,60

N 3 6527,08 2175,69 3,52* 3,34

VxN 3 1047,92 349,31 0,57tn 3,34

Galat 14 8652,08 618,01

Total 23 168683,33

FK = 589066,6 7

Ket : * = nyata

KK = 59 % tn = tidak nyata

Referensi

Dokumen terkait

a. Fungsi kognitif, semakin kuat efikasi diri anak akan memperkuat komitmen individu terhadap tujuan hidupnya misalnya dalam hal cita-cita. Fungsi motivasi, mendorong anak

Setiap GP3A mempunyai kinerja masing-masing dalam berpartisipasi pada O&amp;P jaringan utama. Kinerja GP3A dinilai dari empat aspek yaitu aspek manajerial

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka mendapatkan beberapa saran yang dapat di jadikan tolak ukur atau pertimbangan untuk memperbaiki konsep diri dalam

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Golongan Senyawa dan Pengaruh Ekstrak Etanol 70

Sementara dari hasil pendugaan persamaan struktural adalah sebagai berikut: (1) Luas areal tanam dipengaruhi oleh harga gabah tingkat petani, dan luas areal tanam sebelumnya, (2)

Pada tujuan kreatif dalam perancangan desain kemasan ini terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Dalam Perancangan Merek dan Kemasan Gelamai Mak Leni Payakumbuh

Oleh karena itu dalam skripsi ini ada beberapa masalah yang menarik untuk dibahas dan dikaji menyangkut penerapan perlindungan hukum bagi nasabah, yaitu Bagaimana