• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Berdasarkan hasil analisis statistik yang tertera pada Lampiran 6 - 49 diketahui bahwa perlakuan pemberian ZPT pada tanaman binahong berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, jumlah daun, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar dan rasio tajuk akar,.

Panjang Tanaman

Data pengamatan dan sidik ragam panjang tanaman binahong dapat dilihat pada Lampiran 6-19. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa panjang tanaman 4 - 10 MSPT pada pemberian campuran ZPT alami berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman binahong. Panjang tanaman binahong 4 - 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Panjang tanaman binahong 4 - 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami.

Umur

Keterangan : P0 : kontrol (tanpa ZPT) P4 : ekstrak bawang merah + ekstrak rebung bambu (1:1) P1 : ekstrak bawang merah P5 : ekstrak bawang merah + ekstrak bonggol pisang (1:1) P2 : ekstrak rebung bambu P6 : ekstrak rebung bambu + ekstrak bonggol pisang (1:1) P3 : ekstrak bonggol pisang

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa panjang tanaman binahong tertinggi pada 4 - 7 MSPT terdapat pada perlakuan rebung bambu (P2), akan

tetapi perubahan panjang tanaman tertinggi berubah pada 10 MSPT terdapat pada perlakuan bonggol pisang (P3) yang mampu meningkatkan panjang tanaman tertinggi 420,44 cm.

Jumlah Daun

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah daun binahong dapat dilihat pada Lampiran 20-33. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah daun 4 - 10 MSPT pada pemberian campuran ZPT alami berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman binahong. Jumlah daun binahong 4 - 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah daun binahong 4 - 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami.

Umur

Keterangan : P0 : kontrol (tanpa ZPT) P4 : ekstrak bawang merah + ekstrak rebung bambu (1:1) P1 : ekstrak bawang merah P5 : ekstrak bawang merah + ekstrak bonggol pisang (1:1) P2 : ekstrak rebung bambu P6 : ekstrak rebung bambu + ekstrak bonggol pisang (1:1) P3 : ekstrak bonggol pisang

Pemberian ZPT alami menurunkan jumlah daun binahong pada 4-10 MSPT dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan kontrol (P0) mampu

meningkatkan jumlah daun pada tanaman binahong 79,19 helai.

Total Luas Daun

Data pengamatan dan sidik ragam total luas daun tanaman binahong dapat dilihat pada Lampiran 34-35. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian campuran ZPT alami berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun. Hasil dari total luas daun tanaman pada pemberian campuran ZPT alami dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Total luas daun binahong 4 - 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami.

Perlakuan Total Luas Daun

...cm2...

P0 (tanpa ZPT) 1328,43

P1 (ekstrak bawang merah) 1136,49

P2 (ekstrak rebung bambu) 1172,57

P3 (ekstrak bonggol pisang) 1206,28

P4 (ekstrak bawang merah+ekstrak rebung bambu) (1:1) 1061,47 P5 (ekstrak bawang merah+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 1110,68 P6 (ekstrak rebung bambu+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 1375,07

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa perlakuan rebung bambu+bonggol pisang (P6) menghasilkan total luas daun tertinggi 1375,07 cm² dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan bawang merah+rebung bambu (P4) 1061,47 cm² yang menunjukkan total luas daun yang terendah.

Volume Akar

Data pengamatan dan sidik ragam volume akar dapat dilihat pada Lampiran 36-39. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa campuran ZPT alami berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar. Hasil dari volume akar tanaman pada pemberian campuran ZPT alami dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Volume akar binahong 4 – 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami.

Perlakuan Volume Akar

...ml...

P0 (tanpa ZPT) 6,25

P1 (ekstrak bawang merah) 6,13

P2 (ekstrak rebung bambu) 6,81

P3 (ekstrak bonggol pisang) 5,50

P4 (ekstrak bawang merah+ekstrak rebung bambu) (1:1) 5,19 P5 (ekstrak bawang merah+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 6,25 P6 (ekstrak rebung bambu+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 7,66

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa perlakuan rebung bambu+bonggol pisang (P6) menghasilkan volume akar tertinggi 7,66 ml dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan bawang merah+rebung bambu (P4) menghasilkan volume akar terendah 5,19 ml.

Bobot Kering Tajuk

Data pengamatan dan sidik ragam bobot kering tajuk dapat dilihat pada Lampiran 40-41. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa campuran ZPT berpengaruh tidak nyata pada bobot kering tajuk. Hasil dari bobot kering tajuk tanaman pada pemberian beberapa campuran ZPT alami dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot kering tajuk binahong 4 – 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami.

Perlakuan Bobot Kering Tajuk

...g...

P0 (tanpa ZPT) 14,62

P1 (ekstrak bawang merah) 12,55

P2 (ekstrak rebung bambu) 13,82

P3 (ekstrak bonggol pisang) 13,02

P4 (ekstrak bawang merah+ekstrak rebung bambu) (1:1) 12,05 P5 (ekstrak bawang merah+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 14,13

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa perlakuan rebung bambu+bonggol pisang (P6) menghasilkan bobot kering tajuk tertinggi 15,12 g dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan bawang

merah+rebung bambu (P4) yang menunjukkan bobot kering tajuk yang terendah 12,05 g.

Bobot Kering Akar

Data pengamatan dan sidik ragam bobot kering akar dapat dilihat pada Lampiran 42-45. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa campuran ZPT alami berpengaruh tidak nyata pada bobot kering akar. Hasil dari bobot kering akar tanaman pada pemberian campuran ZPT alami dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot kering akar binahong 4 – 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami.

Perlakuan Bobot Kering Akar

...g...

P0 (tanpa ZPT) 1,36

P1 (ekstrak bawang merah) 1,23

P2 (ekstrak rebung bambu) 1,15

P3 (ekstrak bonggol pisang) 1,02

P4 (ekstrak bawang merah+ekstrak rebung bambu) (1:1) 1,04 P5 (ekstrak bawang merah+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 1,11 P6 (ekstrak rebung bambu+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 1,33

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa perlakuan kontrol (P0) menghasilkan bobot kering akar tertinggi 1,36 g dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan bonggol pisang (P3) yang menunjukkan bobot kering akar yang terendah 1,02 g.

Rasio Tajuk Akar

Data pengamatan dan sidik ragam rasio tajuk akar dapat dilihat pada Lampiran 46-49. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa campuran ZPT alami berpengaruh tidak nyata terhadap rasio tajuk akar. Hasil dari rasio tajuk akar tanaman pada pemberian beberapa campuran ZPT alami dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rasio tajuk akar binahong 4 – 10 MSPT dengan aplikasi ZPT alami.

Perlakuan Rasio Tajuk Akar

...g...

P0 (tanpa ZPT) 10,76

P1 (ekstrak bawang merah) 10,36

P2 (ekstrak rebung bambu) 17,33

P3 (ekstrak bonggol pisang) 11,50

P4 (ekstrak bawang merah+ekstrak rebung bambu) (1:1) 12,74 P5 (ekstrak bawang merah+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 13,52 P6 (ekstrak rebung bambu+ekstrak bonggol pisang) (1:1) 11,06

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa perlakuan rebung bambu (P2) menghasilkan rasio tajuk akar tertinggi 17,33 g dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan bawang merah (P1) menunjukkan rasio tajuk akar terendah 10,36 g.

Pembahasan

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan ZPT alami berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman 4 - 10 MSPT, jumlah daun, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk, bobok kering akar, dan rasio tajuk akar.

Pertambahan panjang tanaman pada 4 - 10 MSPT (Tabel 1) dengan perlakuan pemberian ZPT bonggol pisang berpengaruh tidak nyata terhadap

panjang tanaman, namun cenderung meningkatkan panjang tanaman dan menghasilkan tanaman terpanjang 420,44 cm (10 MSPT). Perlakuan bonggol pisang menunjukan panjang tanaman tertinggi dibandingkan dengan semua perlakuan, dikarenakan ekstrak bonggol pisang diduga mengandung sitokinin yang berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang tanaman binahong. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wicaksono et al., (2016) yang menyatakan bahwa sitokinin dapat meningkatkan tinggi tanaman dengan cara mendorong pemanjangan sel, karena sitokinin terbukti meningkatkan laju pemanjangan sel.

Perlakuan pemberian berbagai ZPT alami berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada 4 - 10 MSPT (Tabel 2). Jumlah daun tanaman binahong tertinggi pada 10 MSPT terdapat pada perlakuan kontrol (P0) 79,19 helai. Pada semua perlakuan, kontrol memiliki jumlah daun terbanyak apabila dibandingkan dengan perlakuan lainnya, dikarenakan serapan ZPT oleh tanaman tergantung pada faktor dari tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitanggang et al., (2015) yang menyatakan bahwa faktor dari tanaman yang akan mempengaruhi laju serapan ZPT oleh tanaman, yang berbeda tidak nyatanya pada perlakuan ini disebabkan bahwa ZPT hanya biostimulan saja, yaitu penggerak dalam proses-proses fisiologi tanaman, oleh karena itu semua proses fisiologis tanaman telah berjalan dengan baik dan sempurna, maka peranan ZPT tidak lagi memberikan pengaruh yang berarti terhadap tanaman.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah daun binahong pada umur 10 MSPT dengan pemberian campuran ZPT alami, perlakuan P0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1, P2, P3, P4, P5, dan P6. Data tertinggi pada kontrol (P0) menghasilkan 79,19 helai dan data terendah pada perlakuan rebung

bambu+bonggol pisang (P6) menghasilkan 70,56 helai. Respon tanaman terhadap ZPT ditentukan oleh jenis tanaman, fase pertumbuhan tanaman, jenis ZPT, konsentrasi dan cara aplikasi zat pengatur tumbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Isrianto (2017) yang menyatakan bahwa setiap tanaman memiliki respon yang berbeda-beda tergantung pada sifat genetik tanamannya serta konsentrasi dan cara aplikasi zat pengatur tumbuh alami.

Hasil pada Tabel 3 dapat dilihat, bahwa perlakuan rebung bambu + bonggol pisang (P6) mampu menghasilkan total luas daun tertinggi 10,5 cm² dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan bawang merah + rebung bambu (P4) menghasilkan total luas daun 8,11 cm² yang menunjukkan total luas daun yang terendah. Hal ini dikarenakan kandungan ZPT alami tertinggi terdapat pada rebung bambu dan bonggol pisang, pemberian beberapa campuran ZPT alami sudah memberikan efek terhadap total luas daun.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan oleh Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Lampiran 3) menunjukkan bahwa hasil pengujian kandungan ZPT alami pada rebung bambu dan bonggol pisang mempunyai kandungan yang paling tinggi terhadap kandungan yang diuji auksin, giberelin, dan sitokinin. Hal ini sesuai dengan pendapat Kurniati, et al (2017) yang menyatakan bahwa penggabungan dua atau lebih akan memberikan efek yang saling menguatkan, apabila perbandingan konsentrasi sitokinin lebih besar daripada auksin maka akan memperlihatkan pertumbuhan tunas dan daun lebih cepat.

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pada pemberian beberapa campuran zat pengatur tumbuh alami berpengaruh tidak nyata terhadap panjang

tanaman, jumlah daun, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar dan rasio tajuk akar. Hal ini dikarenakan zat pengatur tumbuh alami diaplikasikan secara langsung pada tanaman tanpa adanya proses fermentasi pada ZPT alami yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Syukri et al., (2017) yang menyatakan bahwa dengan dilakukan fermentasi pada bahan ZPT alami akan menghasilkan mikroorganisme yang mengandung hormon tumbuh seperti auksin, sitokinin, dan giberelin yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.

Dokumen terkait