4.1 Pengujian
Untuk mengetahui dan mengukur fungsionalitas, kehandalan dan keberhasilan suatu sistem yang telah dibuat, hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan pengujian terhadap alat tersebut.
4.2 Pengujian Akurasi Sensor SHT-11
Sensor SHT 11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan multi modul sensor yang keluarannya telah dikalibrasi secara digital karena sudah dilengkapi dengan ADC internal dengan resolusi 14 bit. Sehingga dapat dibaca langsung oleh mikrokontroler.
Pada pengujian sistem yang akan diuji adalah pengukran oleh SHT11. Dalam pengujian pengukuran oleh SHT11 digunakan pembanding pengukur suhu dan kelembaban digital pada kamar, dari pagi sampai siang hari.
Pengujian menggunakan alat pembanding pengkur suhu dan kelembaban digital terhadap ruangan dengan karakteristik sebagai :
Kamar yang akan diukur adalah di daerah sekeloa pada pagi hari pukul 07:30 , 08:30, 09:30, 10:30, 11:30.
Pengukur suhu dan kelembaban digital (SK Digital) sebagai pembanding pengukuran suhu dan kelembaban SHT11
Pengkuran dilakukan pada pagi hari pukul 07:00, kedua alat ukur diletakan berdambingan di tengah- tengah kamar. Pengukuran dimulai setelah kedua alat menyala ± 30 menit. Ini bertujuan agar suhu dan kelembaban pada kamar berada pada keadaan stabil saat pengambilan data dilakukan. Pengukuran diambil dengan selang waktu satu detik.
31 Dari pengujian sensor didapat hasil pengujan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data hasil pengujian SHT-11
No SHT 11 (oC) Termometer pembanding (oC) SHT 11(RH) Alat ukur pembanding (RH) 1 29 29.3 43 47 2 30 30.7 34 35 3 31 31.4 31 33 4 32 32.2 28 30 5 33 33.4 26 28
4.3 Pengujian Program Mist Maker
Pengujian program Mist Maker dilakukan untuk menguji perintah-perintah yang ter dapat di dalam program dapat bekerja dengan baik. Dalam pengujian ini Relay digunakan sebai on/off Mist Maker, relay mendapat sinyal on/off Mist Maker dari mikrokontroler ATMEGA8535.
Tabel 4.2 Pengujian Program Mist Maker
Data yang
dikirim (RH) Aksi
Banyak
pengujian Keterangan
98 Mist Maker Mati 2 Berhasil
96 Mist Maker Menyala 2 Berhasil
91 Mist Maker Menyala 1 Berhasil
85 Mist Maker Menyala 1 Berhasil
Tabel 4.3 Pengujian Mist MakerPada LCD
Data yang
dikirim (RH) Aksi
Banyak
pengujian Keterangan
98 LCD Menampilkan Kata “Mist Maker Mati” 2 Berhasil
96 Tetap menampilkan data
dari sensor 1 Berhasil
91 Tetap menampilkan data
dari sensor 1 Berhasil
85 Tetap menampilkan data
32 Pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 percobaan dilakukan dengan mengirimkan data 98,96,91,85 untuk menguji program. Tabel 4.2 adalah percobaan untuk program Mist Maker apakah berjalan dengan baik atau tidak. Tabel 4.3 adalah percobaan untuk LCD, apakah LCD bekerja dengan baik atau tidak untuk menampilkan kata “Mist Maker Mati”. Pada hasil percobaan di tunjukan bahwa program tersebut berjalan dengan baik.
4.4 Pengujian Program Indikator Air
Pengujian program indikator air dilakukan untuk menguji bahwa perintah-perintah yang terdapat didalam program dapat bekerja dengan baik. Dalam pengujian ini Buzzer digunakan sebagai penanda air habis dan LCD akan menampilkan indikator “Air Habis”.
Tabel 4.4 Pengujian Indikator Air Pada Buzzer
Data yang
dikirim (RH) Aksi
Banyak
pengujian Keterangan
40 Buzzer Mati 2 Berhasil
35 Buzzer Mati 2 Berhasil
30 Buzzer Menyala 1 Berhasil
25 Buzzer Menyala 1 Berhasil
Tabel 4.5 Pengujian Indikator Air Pada LCD
Data yang
dikirim (RH) Aksi
Banyak
pengujian Keterangan
40 Tetap menampilkan
data dari sensor 2 Berhasil
35 Tetap menampilkan
data dari sensor 1 Berhasil
30 LCD Menampilkan
Kata “Air Habis” 1 Berhasil
25 LCD Menampilkan
Kata “Air Habis” 2 Berhasil
Pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 percobaan dilakukan dengan mengirimkan data 40,35,30,25 untuk menguji program. Tabel 4.4 adalah percobaan untuk program Buzzer apakah berjalan dengan baik atau tidak. Tabel 4.5 adalah percobaan untuk
33
LCD, apakah LCD bekerja dengan baik atau tidak untuk menampilkan kata “Air
Habis”. Pada hasil percobaan di tunjukan bahwa program tersebut berjalan dengan baik.
4.5 Percobaan Pada Tanaman
Percobaan dilakukan dimulai dari penanaman benih, pembuatan media tanam aeroponik, mempersiapkan pupuk.
4.5.1 Cara penyemaian Benih
Benih Brocoli
Gambar 4.1 Bibit Brokoli
Bibit brokoli sebaiknya di rendam dahulu dalam air selama kurang lebih 1 jam agar biji brokoli lebih cepat tumbuh. Pada gambar 4.1 adalah bibit brokoli yang di gunakan yaitu bibit Green Magic.
Tempat penyemaian
34 Pada gambar 4.2 adalah persiapan untuk tempat penyemaian yang di tempatkan pada pot bunga kecil sebagai wadah media tanam, lalu masukan media tanam dan siram media sampai benar-benar basah merata. Buat lubang tanam menggunakan lidi atau pensil sekitar 4-5 mm.Masukan benih kedalam lubang lalu tutup lubang dengan media tanam yang lebih ringan, seperti campuran tanah dan abu jerami atau abu sekam.
Tanaman brokoli
Gambar 4.3 Brokoli umur 1 minggu
Gambar 4.3 adalah brokoli yang berumur 1 minggu lebih, sudah siap di pindah kan ke media tanam aeroponik.
4.5.2 Pembuatan Media Tanam Untuk Aeroponik
Persiapkan ember besar bekas cat berukuran 20kg lalu lubangi bagian samping 5cm x 5cm untung pemasangan kipas seperti pada gambar 4.4.
35
Penempatan tanamana pada aeroponik adalah pada tutup ember. Lubangi tutup ember tersebut di antara dua sisinya kurang lebih 5cm x 5cm untuk menyimpan tanaman seperti pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Tutup ember untuk penempatan tanaman
Buat tempat untuk menyimpan Minst Maker dengan menggunakan dengan
menggunakan toples bekas, lubangi bagian bawah toples tersebut, lalu tempelkan styrofoam pada bagian pinggir toples sampai toples dapat mengambang di air seperti pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Toples yang sudah dilubangi
Beri bantalan pada toples tempat menyimpan Mist Maker. Permukaan Mist Maker harus 3cm – 4cm di bawah permukaan air seperti pada gambar 4.7.
36
Gambar 4.7 Bantalan Untuk Mist Maker
Pasangkan kipas keong pada ember yang sudah di lubangi seperti pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Pemasangan Kipas Keong
Setelah mendapatkan bibit tanaman brokoli yang berumur kurang lebih 1
minggu maka pemindahan dari tampat membibitan ke media tanam dapat dilakukan.Pindahkan tanaman yang telah berumur 1 minggu lebih ke styrofoam yang sudah di siap kan untuk penanaman aeroponik seperti pada gambar 4.9.
37
Gambar 4.9 Media Tanam 1
Persiapkan ember besar yang sudah di isi air dan mixmaker yang sudah di
nyalakan seperti pada gambar 4.10.
Gambar 4.10 Media Tanam 2
Media tanam untuk aeroponik seperti pada gambar 4.11.
38
4.5.3 Larutan Nutrisi (Pupuk)
Disini pupuk yang digunakan adalah NPK Mutiara Biru
Unsure hara yang digunakan berupa pupuk kimia yang dilarutkan sesuai unsure hara yang dibutuhkan tanaman berupa N, P, K Dll.
Dosis/ jumlah yang digunakan 1 sendok makan di campur dengan 5 liter air.
4.6 Data Percobaan Tanaman Brokoli
Data percobaan pada tanaman brokoli meliputi pertumbuhan tanaman dan pengukuran daun. Data pertumbuhan tanaman berupa photo dan penjelasan nya. Sedangkan data pengukuran daun berupa photo, penjelasan , dan table pengukuran daun.
4.6.1 Data Pertumbuhan Pada Tanaman
Berikut adalah beberapa photo tanaman yang sedang di tanam menggunakan cara tanam aeroponik.
Percobaan pada tanggal 08 desember 2014 terdapat 7 helai daun pada
tanaman brokoli yang dapat dilihat pada gambar 4.12. Pengambilan gambar dilakukan pada jam 09 : 00 pagi.
39
Percobaan pada tanggal 16 desember 2014 terdapat 3 helai daun pada
tanaman brokoli yang di pangkas karena layu yang dapat dilihat pada gambar 4.13. Pengambilan gambar dilakukan pada jam 10 : 00 pagi.
Gambar 4.13 Tanaman Brokoli berumur 23 hari
Percobaan pada tanggal 21 desember 2014 terdapat 5 helai daun pada
tanaman brokoli yang dapat dilihat pada gambar 4.14. Pengambilan gambar dilakukan pada jam 09 : 00 pagi.
40
Percobaan pada tanggal 26 desember 2014 terdapat 7 helai daun pada
tanaman brokoli yang dapat dilihat pada gambar 4.15. Pengambilan gambar dilakukan pada jam 09 : 00 pagi.
Gambar 4.15 Tanaman Brokoli berumur 33 hari
Percobaan pada tanggal 05 januari 2015 terdapat 11 helai daun brokoli tetapi warna daun dan menjadi agak gelap dan daun pada tanaman brokoli sudah lebih besar dari sebelum nya yang dapat dilihat pada gambar 4.16 dan 4.17. Pengambilan gambar dilakukan pada jam 07 : 00 malam.
41
Gambar 4.17 Tanaman Brokoli berumur 74 hari
Data pada tabel 4.6 menunjukan hasilpercobaan pengukuran banyak daun pada tumbuhan brokoli,
Tabel 4.6 Banyak daun pada pada percobaan tumbuhan brokoli.
No Hari Pengukuran Banyak daun Pada tanaman
Brokoli 1 09 – 12 – 2014 7 Helai 2 12 – 12 – 2014 8 Helai 3 18 – 12 – 2014 5 Helai 4 21 – 12 – 2014 5 Helai 5 28 – 12 – 2014 6 Helai 6 31 – 12 – 2014 9 Helai 7 05 – 01 – 2015 11 Helai
4.6.2 Pengukuran Pada Daun Brokoli
Pengukuran juga dapat dilakukan pada daun brokoli dengan mengukur salah satu daun secara berkala. Berikut adalah data pengukuran pada daun brokoli:
Pengukuran pertama dilakukan pada tanggal 22 desember 2014 seteah
pemangkasan 3 helai daun brokoli yang dapat dilihat pada gambar 4.18. Daun yang di ukur adalah daun ke lima dari bawah. Hasil pengukuran panjang tanaman adalah 3 cm.
42
Gambar 4.18 Pengukuran pada hari ke-29
Pengukuran kedua dilakukan pada tanggal 24 desember 2014 daun yang di ukur adalah daun ke lima dari bawah yang dapat dilihat pada gambar 4.19 Hasil pengukuran panjang tanaman adalah 4 cm.
Gambar 4.19 Pengukuran pada hari ke-31
Pengukuran ketiga dilakukan pada tanggal 08 january 2015 daun yang
di ukur adalah daun ke lima dari bawah yang dapat dilihat pada gambar 4.20. Hasil pengukuran panjang tanaman adalah 12 cm.
43 Data pengukuran panjang daun juga di sediakan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Data hasil pengukuran daun pada brokoli
No Hari Pengukuran Panjang Daun Aeroponik (Cm) Panjang Daun di Tanah (Cm) Perbedaan Panjang Daun (Cm) 1 18 – 12 – 2014 2.3 2.5 0.3 2 20 – 12 – 2014 2.5 2.8 0.3 3 22 – 12 – 2014 3 3.6 0.6 4 25 – 12 – 2014 3.9 4.3 0.4 5 28 – 12 – 2014 5.3 5.6 0.3 6 31 – 12 – 2014 7.5 7.9 0.4 7 05 – 01 – 2015 11 11.4 0.4 8 08 – 01 – 2015 12 12.3 0.3 9 12 – 01 – 2015 12.2 12.5 0.3 10 15 – 01 – 2015 12.5 12.8 0.3
Pada table 4.7 ada 2 data yang di tampilkan yaitu panjang daun dari cara tanam aeroponik dan cara tanam di tanah sebagai pembanding. Perbedaan pertumbuhan daun dari kedua tanaman tersebut adalah dari 0.3 cm – 0.6 cm.
4.7 ANALISA
Dari data hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat dianalisa untuk melihat apakah tujuan dari alat telah tercapai atau tidak. Analisa yang dilakukan dengan cara membandingkan brokoli yang di tanam aeroponik dengan brokoli yang di tanam pada tanah.
4.7.1 Analisa Pertumbuhan Brokoli
Analisa yang dilakukan untuk metode aeroponik adalah, dengan cara membandingkan dengan yang di tanam di tanah.
4.7.1.1 Pengukuran Tinggi Tanaman Brokoli Yang Di Tanam Di Tanah
Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran tinggi tanaman brokoli. Pengukuran tanaman brokoli yang di tanam di tanah dilakukan pada tanggal 08
44 Januari 2015. Tinggi tanaman adalah 24 cm dari tanah sampai pucuk teratas daun yang dapat dilihat pada gambar 4.21.
Gambar 4.21 Pengukuran di tanah
4.7.1.2 Pengukuran Tanaman Brokoli Yang Di Tanam Aeroponik
Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran tinggi tanaman brokoli. Pengukuran tanaman brokoli yang di tanam aeroponik dilakukan pada tanggal 08 Januari 2015. Dikarenakan posisi tumbuh batang tanaman tidak lurus dan sebagian batang tanaman ada di bawah styrofoam maka tinggi tanaman adalah 14 cm dari styrofoam sampai pucuk teratas daun yang dapat dilihat pada gambar 4.22.
45 Pertumbuhan pada tanaman Aeroponik dari pemindahan dari tanah ke aeroponik agak lambat karena proses adap tasi pada tanaman. Tapi pada umur 40 hari pertumbuhan nya sangat cepat pada setiap harinya.
4.7.2 Analisa indikator air
Analisa bertujuan untuk mengetahui apakah program indikator air berjalan dengan baik atau tidak, data di tunjukan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Indikator air
No Kelembaban
(RH) Buzzer LCD
1 25 Menyala Menampilkan “Air Habis”
2 30 Menyala Menampilkan “Air Habis”
3 35 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”
4 40 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”
5 45 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”
6 50 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”
7 55 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”
8 60 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”
9 65 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”
10 70 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”
Dari hasil analisa ternyata program berjalan dengan baik, ketika 30 RH buzzer nya akan menyala dan LCD menampilkan “Air Habis”
4.7.3 Analisa Mist Maker
Analisa Mist maker untuk mengetahui apakah Mist Maker berkerja dengan baik atau tidak, data di tunjukan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Analisa Mist Maker
No Kelembaban (RH) Mist Maker
1 55 Menyala
2 60 Menyala
3 65 Menyala
46 5 75 Menyala 6 80 Menyala 7 85 Menyala 8 90 Menyala 9 98 Mati 10 99 Mati
Ternyata Mist Maker bekerja dengan baik, ketika 68RH Mist Maker mati, menunjukan kelembaban di dalam ember terlalu tinggi.
4.7.4 Kendala Pada Sistem Tanam Aeroponik
Sirkulasi larutan nutrisi di dalam budidaya sistem aeroponik sangat tergantung pada listrik, tanaman akan mati jika tidak mendapat siraman larutan nutrisi lebih dari 2 jam. Untuk mengatasinya gunakan media tanam yang bisa mengikat air relative lebih lama, sepeti rockwool. Potongan rockwool berbentuk kubus 2 cm bisa membuat tanaman bertahan hidup selama 3 jam walaupun tidak mendapat nutrisi. [3]
Pupuk atau larutan nutrisi harus di pisahkan dengan air karena kadar kimia yang ada pada larutan nutrisi bias merusak Mist Maker . Jika Mist Maker mati maka tanaman tidak mendapat larutkan nutrisi dan air untuk pertubuhan karena air dan larutan nutrisi tidak diembunkan oleh Mist Maker.[3]
Sama dengan budidaya tanaman yang lain, kegiatan bertanam secara aeroponik juga rentan ganguan hama, terlebih jika dilakukan di tempat terbuka.berbagai serangga pemakan daun menjadi ancaman dalam kegiaan aeroponik di tempat terbuka.[3]
47
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan yang dilakukan, sistem tanam Aeroponik berjalan
dengan baik dan pengukuran daun dengan cara tanam aeroponik
pertumbuhannya tidak jauh berbeda di bandingkan dengan yang di tanam di tanah.
2. Pengukuran tinggi tanaman pada aeroponik dan yang ada di tanah perbedaan
nya adalah 10 cm, perbedaan tinggi yang sangat jauh di sebabkan oleh posisi tanaman aeroponik yang miring dan sebagian batang masuk ke dalam ember. 3. Penempatan air dan larutan nutrisi harusnya dipisah agar larutan nutrisi tidak
merusak aquator yaitu Mist Maker. Selain mengembunkan air Mist Maker juga mengembunkan larutan nutrisi yang di campur kedalam ember. Larutan nutrisi yang di campur dengan air kedalam ember dapat menyebabkan kerusakan Pada Mist Maker.
5.2 Saran
Saran dalam perancanan ini alat ini adalah:
1. Kontroler masih menggunakan avr jenis 8 bit, pengembangan diharapkan bisa memakai jenis avr 16 bit atau 32 bit.
2. Penempatan kipas yang lebih baik supaya tidak terjadi konsleting istrik pada kipas.
3. Akuator yang berupa Mist Maker sebaik nya di ganti dengan sprinkler jet
spray karena pada penelitian terjadi kerusakan pada mist maker.
4. Penempatan untuk sensor suhu dan keembaban yang harus benar penempatan
nya dan pembungkus sensor harus lebih baik supaya sensor tidak mengalami keruksakan pada saat terkena embun dari Mist Maker.
5. Penempatan larutan nutrisai harus di pisah agar tidak mengganggu kerja Mist Maker.