• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Tanam Aeroponik Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Tanam Aeroponik Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT KETERANGAN

PERSETUJUANPUBLIKASI

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui:

"tlnhtk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Rpvalti

Nonnekslusif atas penelitian ini dan bersediadi-online kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidftan".

Bandung Maret 2015

Penulis,

Fadhilah Umar

NIM:10811001

Mengetahui,

Pembingbing

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman merupakan sumberdaya alam yang berperan penting dalam

kehidupan manusia. Hal ini mengingat tanaman dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi manusia.

Pemanfaatannya hendaknya dilakukan seoptimal mungkin untuk memenuhi

kebutuhan dan memberikan kenyamanan bagi manusia. Banyak cara untuk

merawat tanaman supaya dalam pemanfaatan bisa lebih baik, salah satunya

dengan cara tanam aeroponik.

Perkembangan teknologi sangatlah pesat, namun teknologi dalam bidang

pertanian masih kurang pemanfaatannya dengan teknologi yang sedang

berkembang sekarang. Salah satunya adalah bercocok tanam dengan cara

aeroponik yang dipakai bidang pertanian. Teknik aeroponik terbukti efektif dalam

efisiensi lahan dan penggunaan air, sehingga teknik ini cocok sekali diaplikasikan

di kota-kota besar. Aeroponik merupakan satu cara penanaman tanaman yang

menggunakan udara serta air / nutrient tanpa penggunaan tanah. Kunci dari teknik

aeroponik adalah mengatur komposisi nutrisi dan waktu penyemprotan air secara

tepat sesuai kebutuhan tanaman.

Aeroponik merupakan salah satu cara budidaya tanaman hidroponik. Cara

ini belum dikenal dibandingkan cara-cara hidroponik lainnya (seperti cara tetes,

NFT - Nutrient Film Technique). Akar-akar menggantung di udara dikabutkan

oleh larutan nutrisi. Pengkabutan ini biasanya dilakukan setiap beberapa menit

sekali karena akar-akar terbuka di udara seperti NFT, akar-akar bisa cepat

(3)

2 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana membuat sebuah perangkat yang dapat membantu petani di

bidang pertanian dalam cara bercocok tanam.

2. Bagaimana cara bercocok tanam menggunakan cara aeroponik.

1.3 Maksud dan Tujuan

Dengan mempertimbangkan latar belakang, maka maksud dan tujuan dari

pembuatan sistem aeroponik adalah sebagai berikut:

1.3.1 Maksud

Mengembangkan cara bercocok tanam menggunakan cara aeroponik.

1.3.2 Tujuan

1. Untuk membuat sebuah perangkat yang dapat membantu petani di

bidang pertanian dalam cara bercocok tanam.

2. Untuk lebih menghemat lahan untuk menanam tanaman

1.4 Batasan Masalah

Dalam perancangan ini perlu diberikan beberapa batasan permasalahan

dengan tujuan agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari tujuan.

Adapun batasan permasalahan dari alat yang dirancang pada tugas akhir ini yaitu :

 Menggunakan sensor suhu dan sensor kelembaban SHT11.

 Menggunakan mikrokontroler atemega 8535 sebagai pengontrol sistem

otomatisasi .

 Menggunakan aktuator berupa mist maker.

 Pada tugas akhir ini tanaman yang di tanam adalah Brokoli.

(4)

3 1.5 Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :

 Studi Literatur, dalam merealisasikan tugas akhir ini tentu dibutuhkan

referensi yang meliputi dasar-dasar elektronika

 Perancangan dan pembuatan alat, merancang hardware dimulai dari

sensor, rangkaian mikrokontroler dan power supply. Merancang software

yang sesuai untuk perancangan sistem aeroponik otomatis berbasis

mikrokontroler

 Pengujian dan analisis alat, pengujian dan analisis alat dilakukan untuk

mengetahui system penyiraman yang dikendalikan oleh mikrokontroler.

 Penyusunan laporan, menyusun hasil analisa dan kesimpulan hasil pengukuran.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis membuat sistematika penulisan dengan

tujuan mempermudah pembaca dalam memahami laporan ini.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang dasar teori mengenai peralatan baik hardware

maupun software yang diperlukan untuk perancangan perangkat ini.

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pada bab ini menjelaskan mengenai dasar dari perancangan baik dari sisi

(5)

4 BAB IV PENGUJIAN ALAT

Pada bab ini berisi mengenai hasil pengujian dari perancangan perangkat ini.

BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang judul serta pengarang dari buku-buku yang digunakan untuk

(6)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aeroponik

Aeroponik dapat diartikan sebagai bercocok tanam di udara, karena akar

tanaman yang dibudidaya diposisikan menggantung di udara dan larutan nutrisi

diberikan dengan cara disemprotkan atau pengkabutan. Untuk penyemprotan ini

biasanya digunakan pompa bertekanan tinggi agar butiran yang dihasilkan sangat

halus atau dalam bentuk kabut. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan

durasi tertentu menggunakan pengatur waktu. Larutan nutrisi yang telah di

semprotkan akan masuk menuju bak penampungan untuk disemprotkan

kembali.[3]

Gambar 2.1 Skema Proses Aeroponik[3]

Dilihat dari gambar 2.1 komponen untuk membuat sistemtanam aeroponik

adalah pompa, pipa PVC, fleksibel tube, larutan nutrisi, timer dan bak penampung.

Kelebihan aeroponik ini adalah tanaman mendapat pasokan air, oksigen, dan

(7)

6 larutan nutrisi dalam aeroponik lebih hemat karena di berikan dengan cara

pengkabutan dan tanaman lebih mudah menyerap karena nutrisi berukuran

molekul kecil. Sementara itu, kekurangannya adalah biaya untuk intalasi

aeroponik terbilang cukup mahal dan sangat tergantung pada listrik.[3]

2.2 Tanaman Brokoli

Horticultural berasal dari Bahasa latin yang terdiri dari dua kata, yaitu

hortus (kebun) dan culture (bercocock tanam). Hortikultura memiliki makna

seluk-beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah-buahan atau

tanaman hias.[1]

Tanaman hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai sumber

bahan makanan, hiasan/keindahan, dan juga pekerjaan. Ilmu hortikultura

berhubungan erat dengan pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman,

mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagai nya.[1]

Brokoli (Brassica oleracea var.botrytis forma cymosa) termasuk dalam

family Brassicaceae. Pada kubis jenis ini, bakal bunganya mengembang

menyerupai telur berbentuk lonjong dan berwarna hijau. Bunga brokoli tersusun

dari kuntum-kuntum bunga dengan tangkai yang tebal.[1]

Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang

tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala

bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan kembang kol,

namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih.

Pada mulanya bunga brokoli dikenal sebagai sayuran daerah beriklim dingin

(sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran tinggi antara 1.000 –

2.000 meter dari atas permukaan laut (dpl) yang suhu udaranya dingin dan

lembab. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan produksi sayuran ini

antara 15,5 - 18°C, dan maksimum 24°C. Setelah beberapa Negara di kawasan

Asia berhasil menciptakan varietas-varietas unggul baru yang toleran terhadap

temperatur tinggi (panas), maka brokoli dapat ditanam di dataran menengah

(8)

7 2.2.1 Morfologi Brokoli

Brokoli memiliki tangkai daun agak panjang dan heai daun berlekuklekuk

panjang. Tangkai bunga brokoli lebih panjang dan lebih besar dibandingkan

dengan kubis bunga. Massa bunga brokoli tersusun secara kompak membentuk

bulatan berwarna hijau tua, atau hijau kebiru-biruan, dengan diameter 15-20 cm

atau lebih. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, massa bunga brokoli dapat

tumbuh memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga,

tiap bunga terdiri dari atas 4 helai kelopak bunga (calyx), empat helai daun

mahkota bunga (corolla), enam benang sari yang komposisinya empat memanjang

dan dua pendek. Bakal buah terdiri atas dua ruanga, dan setiap ruang berisi bakal

biji. Biji brokoli memiliki bentuk dan warna yang hamper sama, yaitu bulat kecil

berwarna coklat sampai kehitaman. Biji tersebut dihasilkan oleh penyerbukan

sendiri ataupun silang dengan bantuan sendiri atau pun serangga.[1]

Buah yang tebentuk seperti polong-polongan, tetapi ukurannya kecil,

ramping dan panjangnya sekitar 3-45 mm. Sistem perakaran relative dangkal,

dapat menembus kedalaman 60-70 cm. akar yang baru tumbuh berukuran 0.5 mm,

tetapi setelah berumur 1-2 bulan system perakaran menyebar kesamping pada

kedalaman 20-30 cm.[1]

Panen bunga brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90 hari sejak

ditanam, sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih berwarna hijau.

Jika bunganya mekar, tangkai bunga akan memanjang dan keluarlah

kuntum-kuntum bunga berwarna kuning.[1]

2.2.2 Jenis – Jenis Brokoli

Ada 3 jenis brokoli yang dikembangkan diseluruh dunia. Pertama adalah

brokoli Italia hijau yang sering ditemui di pasar dengan daun yang besar dan

batang yang tebal. Jenis kedua adalah brokoli Romanesco yang berwarna hijau

kekuningan dan bentuk daunnya menoljol. Tipe brokoli lainnya adalah brokoli

yang berwarna ungu yang memiliki daun seperti kembang kol namun lebih

(9)

8 2.2.3 Harga Jual Brokoli

Sampai saat ini konsumen terbesar sayuran brokoli masih terbatas dari

kalangan masyarakat menengah ke atas. Pasalnya, dibandingkan jenis sayuran

lain, harga brokoli terbilang masih lebih mahal. Biasanya, brokoli berkualitas baik

di pasarkan ke restoran-restoran besar dengan harga Rp 25.000,00/ kg sedangkan

brokoli kualitas biasa dipasarkan ke pasar tradisional dan toko ritel dengan kisaran

harga belasan ribu rupiah hingga Rp 20.000,00 per kilogram.

Berdasarkan data yang di peroleh dari Organisasi Pangan PBB(FAO),

Negara produsen brokoli terbesar tahun 2008 adalah China (8.585.000 ton),

kemudian disusul oleh India (5.014.500 ton) dan Amerika Serikat (1.240.710

ton).[1]

2.2.4 Pemeliharaan

Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari, terutama

saat tanaman mulai tumbuh. Setelah tanaman tumbuh dan berdaun, penyiraman

dapat dilakukan sekali sehari. Namun, apabila tanah kelihatan sangat kering dan

keras, penyiraman dapat dilakukan lebih sering. Sebaliknya bila curah hujan

sudah mencukupi, kita tidak perlu lagi melakukan penyiraman. Pemupukan pada

broccoli dilakukan tiga kali. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman mulai

tumbuh atau sekitar umur 5 hari setelah tanam, yaitu dengan pemberian pupuk

Urea dan atau NPK sebanyak 1 g setiap tanaman. Pupuk diberikan mengelilingi

tanaman dengan jarak 3 cm dari tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 10 hari

setelah tanam, yaitu dengan penambahan pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 3 –

5 g. Pupuk diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman.

Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berumur 3-4 minggu. Pemberiannya

mengelilingi tanaman dengan jarak 7-8 cm. Setiap selesai memupuk, sebaiknya

tanah di sekitar tanaman segera disiram.

2.3 Pupuk NPK

Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang

(10)

9 merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan. Pupuk

NPK mempunyai berbagai bentuk. Yang paling khas adalah pupuk padat yang

berbentuk granul atau bubuk. Salah satunya adalah pupuk NPK Mutiara Biru

pupuk ini memiliki banyak keunggulan dibanding pupuk NPK lainnya

seperti pupuk NPK Phonska dan pupuk NPK Pelangi. Keunggulan tersebut

diantaranya adalah:

1. Mengandung unsur hara NPK sekaligus hara mikro CaO dan MgO yang

sangat dibutuhkan tanaman.

2. Dibuat menggunakan proses Odda sehingga bersifat mobile dan cepat

bereaksi pada tanaman.

3. Menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada tanah.

4. Pengapliaksiannya yang cukup mudah sehingga biaya pemupukan relatif

lebih kecil.

Komposisis pada pupuk NPK Mutiara Biru ada pada table 2.1

Table 2.1 Komposisi NPK Mutiara Biru

Pupuk NPK Nitrogen

(N) Phospate (P) Kalium (K2O) Magnesium (MgO) Kalsium (CaO)

Mutiara Biru 16% 16% 16% 0.5% 6%

Data dari tabel tersebut didapat dari karung pembungkus pupuk NPK

Mutiara biru yang terdapat di tempat penjualan pupuk.

2.4 Mikrokontroler AVR ATMEGA 8535

AVR ATMEGA 8535 merupakan IC CMOS 8-bit yang memiliki daya

rendah dalam pengopersiannya dan berbasis pada arsitektur RISC AVR

ATMEGA 8535 dapat mengeksekusi satu instruksi dalam sebuah siklus

clock, dan dapat mencapai 1 MIPS per Mhz, sehingga para perancang dapat

(11)

10

2.4.1 Arsitektur ATMega8535

 Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D

 ADC 10 bit sebanyak 8 Channel

 Tiga buah timer / counte

 32 register

 Watchdog Timer dengan oscilator internal

 SRAM sebanyak 512 byte

 Memori Flash sebesar 8 kb

 Sumber Interrupt internal dan eksternal

 Port SPI (Serial Pheriperal Interface)

 EEPROM on board sebanyak 512 byte

 Komparator analog

 Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver

Transmitter)

2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

AVR ATMEGA 8535 mempunyai 40 kaki setiap port terdiri dari 8 pin,

sehingga terdapat 4 port, yaitu port A, port B, portC, port D. seperti pada gambar

2.2.

(12)

11 Penjelasan Pin :

 VCC merupakan Pin yang berfungsi sebagai pin masukan catudaya  GND merupakan Pin Ground

 Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC

 Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI

 Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi

khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator

 Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial

 RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler  XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal

 AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC

 AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC

2.4.3 Port Miktrokontroler AVR ATMEGA 8535

Dilihat dari gambar diatas Mikrokontroler AVR ATMEGA 8535 ini

memiliki 4 buah port paralel dan masing-masing memiliki karakteristik yang

berbeda-beda :

1. Port A (PA0-PA7) Port A berfungsi sebagai input analog ke ADC. Port A

juga dapat berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional, jika ADC tidak

digunakan maka pin port dapat menyediakan resistor pull-up internal

(dipilih untuk setiap bit).

2. Port B (PB0-PB7) Port B merupakan I/O 8 bit biderectional dengan

resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit)

3. Port C (PC0-PC7) Port C merupakan I/O 8 bit biderectional dengan

resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit)

4. Port D (PD0-PD7) Port D merupakan I/O 8 bit biderectional dengan

(13)

12 2.5 Bascom-AVR

BASCOM-AVR adalah program basic compiler berbasis windows untuk

mikrokontroler keluarga AVR merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat

tinggi ” BASIC ” yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS elektronika sehingga dapat dengan mudah dimengerti atau diterjemahkan.

Dalam program BASCOM-AVR terdapat beberapa kemudahan, untuk

membuat program software ATMEGA 8535, seperti program simulasi yang

sangat berguna untuk melihat, simulasi hasil program yang telah kita buat,

sebelum program tersebut kita download ke IC atau ke mikrokontroler.

Ketika program BASCOM-AVR dijalankan dengan mengklik icon

BASCOM-AVR, maka akan keluar jendela seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Tampilan Jendela Program BASCOM-AVR

BASCOM-AVR menyediakan pilihan yang dapat mensimulasikan

program. Program simulasi ini bertujuan untuk menguji suatu aplikasi yang dibuat

dengan pergerakan LED yang ada pada layar simulasi dan dapat juga langsung

(14)

13 Gambar 2.4 Tamplan Simulasi BASCOM-AVR

Pada gambar 2.4 adalah penjelasan tentang intruksi yang dapat digunakan

pada editor Bascom-AVR relatif cukup banyak dan tergantung dari tipe dan jenis

AVR yang digunakan.

Beberapa instruksi-instruksi dasar yang dapat digunakan pada

mikrokontroler ATMEGA 8535 yang di tunjukan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Beberapa instruksi dasar Bascom AVR

Instuksi Keterangan

DO ... LOOP Perulangan

GOSUB Memanggil Prosedur

IF ... THEN Percabangan

FOR ... NEXT Perulangan

WAIT Waktu Tunda Detik

WAITMS Waktu Tunda MiliDetik

WAITUS Waktu Tunda MicroDetik

GOTO Loncat Kealamat Memori

(15)

14 2.6 Modul Suhu Dan Kelembaban (SHT11)

SHT11 merupakan modul sensor temperatur dan kelembaban relatif dari

Sensirion yang sudah terintegrasi analog to digital converter 14 bit. Dan kontroler

masukan-keluaran. Ukurannya cukup kecil (2x4mm) sehingga cukup praktis pada

banyak penerapan. [3] Bentuk fisik SHT11 ditunjukan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Sensor SHT11

SHT11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif

dengan multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital.

Dibagian dalamnya terdapat kapasitas polimer sebagai elemen untuk sensor

kelembaban relatif dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor

temperatur. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit

dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini menghasilkan

sinyal keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat. SHT11 ini dikalibrasi

pada ruangan dengan kelembaban yang teliti menggunakan hygrometer sebagai

referensinya. Koefisien kalibrasinya telah diprogram kedalam OTP memory.

Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengaklibrasi keluaran dari sensor

selama proses pengukuran.

Adapun spesifikasi dari SHT11 ini adalah sebagai berikut:

1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Sensirion SHT11.

2. Mengukur suhu dari -40˚C hingga +123,8˚C atau dari -40˚F hingga

+254,9˚F dan kelembaban relatif dari 0% RH hingga 1%RH.

3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga 0,5˚C pada suhu

(16)

15 4. Memiliki antarmuka serial synchronous 2 wire, bukan I2C.

5. Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan rangkaian pencegah kondisi

sensor lock-up.

6. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah 30µW.

7. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6 sehingga memudahkan

pemasangannya.

Sistem sensor SHT11 ini mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk

perintah pengalamatan dan pembacaan data. Pengambilan data untuk

masing-masing pengukuran dilakukan dengan memberikan perintah pengalamatan oleh

mikrokontroler. Kaki serial data yang terhubung dengan mikrokontroler

memberikan perintah pengalamatan pada pin data SHT11 “00000101” untuk mengukur kelembaban relatif dan “00000011” untuk pengukuran temperatur. SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan temperatur pada pin data

secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan mikrokontroler agar sensor

dapat bekerja. Sensor SHT11 memiliki ADC (Analog to Digital Converter)

didalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah terkonversi dalam bentuk data

digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam pengolahan data

mikrokontroler. Skema pengambilan data SHT11 dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Skema Pengambilan data SHT11

2.7 Mist Maker

Sebuah alat pengembun air yang biasa kita kenal dengan alat penghasil

kabut air. Pengembun air tersebut akan dimanfaatkan untuk menyirami akar

(17)

16 Ultrasonik Mist Maker, alat ini cukup baik untuk pengkabutan dengan tujuan

menjaga kelembaban. Ultrasonic Mist Maker adalah alat yang dapat merubah air

biasa menjadi awan kabut seperti dinginnya es yang biasa terlihat pada biang es.

Alat ini bekerja menggunakan proses ultrasonic atomization yang merubah air

menjadi kabut. Gambar 2.7 menunjukan bentuk fisik dari Mist Maker.

Gambar 2.7 Bentuk Fisik Mist Maker

Pada table 2.3 berisi tentang datasheet untuk Mist Maker.

Tabel 2.3 ELECTRIC APPLIANCE REFERENCE

Rating Voltage (AC) Rating Current (A) Ultrasound Frequency (Khz) Size of Ceramic Membrane (mm) Run Out of Water (mm) Limited Temper ature Surface of Ceramic Membrane Life of Ceromie Membrane (Hour)

24 0.95 ~

1.1

(18)

17 Gambar 2.8 Skema Mist Maker

Pada gambar 2.8 menunjukan komponen – komponen yang ada pada Mist

Maker.

2.8 Lcd (liquid crystal diplay) 16x2

LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik

yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak

menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya

terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal

Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf,

angka ataupun grafik. Bentuk fisik LCD di tunjukan pada gambar 2.9.

(19)

18 2.8.1 Material LCD

LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening

dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment

dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan

medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris

menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki

polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang

diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati

molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan

terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

2.8.2 Kontroler lcd (liquid qristal display)

Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat mikrokontroler yang

berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).

mikrokontroler pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan

memori dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah

sebagai berikut :

a. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori

tempat karakter yang akan ditampilkan berada.

b. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan

memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari

karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.

c. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori

untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut

merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh

pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga

pengguna hanya mengambilnya alamat memori yang sesuai dan tidak dapat

(20)

19 Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.

a. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari

mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses

penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)

dapat dibaca pada saat pembacaan data.

b. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau

ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut

ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal

Display) diantaranya adalah :

a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin

ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat

dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler

dengan lebar data 8 bit.

b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang

menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low

menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high

menunjukan data.

c. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low

tulis data, sedangkan high baca data.

d. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

e. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin

ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan

dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5

(21)

20

BAB III

PERANCANGAN

3.1 Rancangan Kerja

Pada pelaksanaan tugas akhir ini menggunakan beberapa metode rancangan

yang terdiri dari identifikasi kebutuhan yang akan digunakan. Identifikasi

kebutuhan tersebut dianalisis untuk menentukan komponen yang akan digunakan

secara spesifik. Selanjutnya melakukan perancangan perangkat keras dan

perangkat lunak, setelah selesai melakukan perancangan perangkat maka

melakukan pembuatan dan pengujian perangkat.

3.2 Identifikasi Kebutuhan

Dalam perancangan perangkat ini, identifikasi kebutuhan yang diperlukan

adalah sebagai berikut:

1. Modul sistem minimum sebagai rangkaian pengendali dari rangkaian yang

dibuat.

2. Tanaman brokoli dan pupuk NPK untuk percobaan.

3. Sensor pembaca suhu dan kelembaban.

4. Downloader untuk memasukan program ke dalam mikrokontroler

ATmega 8535.

5. Rangkaian yang mampu mengeluarkan tegangan 5 volt DC secara stabil.

6. Kipas untuk menyebarkan embun.

7. Buzzer untuk memberikan peringatan.

8. Box sebagai tempat untuk pemasangan rangkaian mikrokontroler ATmega

8535.

9. Alat untuk membuat embun yaitu Mist Maker.

10.Hydropump untuk memindahkan air dari ember A ke ember B.

11.Penempatan Mist Maker harus tepat supaya menghasilkan embun yang

(22)

21 Gambar 3.1 Penempatan Mist Maker

Penjelasan untuk gambar 3.1 adalah:

1. Menunjukan alat pembuat kabut yaitu Mist Maker.

2. Menunjukan permukaan air.

3. Menunjukan jarak antara Mist Maker dan permukaan air.

Jadi jarak ideal untuk Mist Maker ke permukaan air adalah 2cm.

3.3 Analisis Kebutuhan

Berdasarkan identifikasi kebutuhan yang tertulis diatas, maka diperoleh

analisis kebutuhan terhadap kebutuhan yang diinginkan, yaitu:

1. Rangkaian sistem minimum ATmega 8535 sebagai rangkaian pengendali

utama dalam perangkat.

2. Rangkaian untuk Mist Maker.

3. Sensor yang digunakan untuk pembacaan suhu dan kelembaban adalah

sensor SHT 11 yang digunakan untuk membaca suhu dan kelembaban

yang memiliki keakurasi suhu hingga 0,5˚C pada suhu 25˚C dan ketetapan

(akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga 3,5%RH.

4. Rangkaian downloader yang digunakan untuk memasukan program ke

dalam mikrokontroler ATmega 8535.

(23)

22 3.4 Perancangan Perangkat Keras

Perancangan alat ini terdiri dari beberapa blok rangkaian yaitu blok sistem

pengendali. Blok pengendali sistem dalam hal ini adalah mikrokontroler ATmega

8535. Input pada rangkaian ini adalah sensor SHT 11 yang bekerja otomatis. Blok

output rangkaian ini adalah Mist Maker, Buzzer, LCD, dan Kipas.

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem

Cara kerja alat ini yang di tunjukan pada gambar 3.2 adalah ketika power

supply di nyalakan maka sensor SHT 11 akan mengirim data ke mikrokontroler,

di mikrokontoler data yang di terima dari SHT 11 akan di proses sesuai dengan

program apakah itu untum menampilkan data di LCD, menyalakan Buzzer, on /

off kipas, dan on/ off Mist Maker.

Keterangan:

1. Mikrokontroler ATMEGA 8535 sebagai pemroses.

2. Regulator 5v digunakan sebagai penurun tegangan.

3. Sensor SHT 11 digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban.

4. Lcd 16 x 2 digunaka sebagai salah satu media untuk menampilkan data.

5. Relay digunakan untuk mengatur Mist Maker.

6. Mist Maker digunakan untuk membuat embun.

7. Buzzer digunakan untuk indikator air.

8. Kipas digunakan untuk menurunkan suhu.

(24)

23 Berikut ini adalah rangkaian keseluruhan dari alat yang di buat yang di

tunjukan oleh gambar 3.3.

Gambar 3.3 Rangkaian Keseruruhan Alat

Pada rangkaian di atas terdapat beberapa komponen utama seperti

atmega8535, SHT11, 2 rangkaian relay, dan LCD untuk menampilkan data.

3.4.1 Rangkaian sistem minimum ATmega 8535

Rangkaian sistem minimum ATmega 8535 digunakan untuk pengendali

rangkaian pada proyek tugas akhir ini. ATmega 8535 merupakan mikrokontroler

yang memiliki fitur-fitur lengkap. Gambar 3.4 menunjukan rangkaian

ATMEGA8535.

(25)

24 3.4.2 Rangkaian sensor SHT11

Pada perancangan perangkat ini menggunakan sensor suhu sebagai

pembaca suhu dalam ember. Sensor SHT11 ini merupakan sensor yang sudah

terintegrasi analog to digital converter 14 bit. Sensor ini cukup akurat pada

rentang suhu 20-30˚ C. [4]

Gambar 3.5 Rangkaian SHT11

Pada gambar 3.5 di atas menunjukan rangkaian dari sensor SHT11 yang di

dalamnya terdapat sensor SHT11, resistor, kapasitor dan beberapa komponen

lainnya.

3.4.3 Rangkaian Relay

Rangkaian relay diguanakan untuk mengontrol perangkat, relay adalah suatu

peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah

kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan

dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai

sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena

efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus

listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan

manual tanpa perlu arus listrik. Gambar 3.6 adalah Bentuk fisik dari Relay 5 kaki

(26)

25 Gambar 3.6 Bentuk Fisik Relay 5 Kaki

Relay 5 kaki:

1. Menggunakan arus yang relatif kecil untuk mengendalikan peralatan

dengan arus yang besar.

2. Dengan sebuah sinyal kontrol dapat mengendalikan lebih dari satu kontak.

3. Dapat menghidupkan atau mematikan peralatan yang sulit dijangkau.

4. Mengisolasi bahaya tegangan tinggi dari manusia, karena rangkaian

dengan tegangan tinggi dapat dikendalikan melalui tegangan rendah.

(27)

26 3.4.4 Buzzer

Buzzer atau yang biasa disebut sebagai rangkaian alarm pengingat pesan

dan tanda pastinya sudah sering ditemukan di beberapa perangkat elektronik di

pasar. Pada era teknologi modern ini, pastinya alarm sudah tersedia di beberapa

perangkat elektronik seperti ponsel dan juga jam memiliki alarm sebagai tanda

peringatan. Rangkaian alarm atau tanda pengingat ini sudah menjadi salah satu

penunjang penting dan tidak dapat dipisahkan di beberapa perangkat elektronik

tersebut. Tetapi, perlu di ketahui jika rangkaian ini juga sering berdiri sendiri

sebagai perangkat elektronik tunggal.

3.5 Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak digunakan sebagai acuan dalam membuat

perangkat lunak yang kemudian bisa disesuaikan dengan kebutuhan saat

implementasi. Perancangan perangkat lunak untuk Mikrokontroler dengan

menggunakan bahasa basic

3.5.1 Algoritma Program Mikrokontroler

Pada perancangan perangkat lunak untuk mikrokontroler disini adalah

bahasa pemrograman yang ditujukan untuk mengontrol perangkat dan bahasa

pemrograman tersebut disimpan dalam sebuah chip mikrokontroler ATmega

8535. Dalam perancangan perangkat ini bahasa pemrograman yang digunakan

adalah bahasa basic yang tergolong bahasa tingkat tinggi. Alasan penggunaan

bahasa pemrograman ini adalah karena lebih mudah dan cepat dipahami baik oleh

orang awam ataupun orang yang sudah mahir dengan bahasa pemrograman.

Software yang digunakan untuk bahasa pemrograman ini adalah BASCOM AVR

(28)

27 Gambar 3.8 Program Keseluruhan Alat

Berdasarkan gambar 3.8 penjelasan untuk algoritma dari program

mikrokontroler program keseluruhan adalah :

1) Sensor SHT11 mengirim data ke mikrokontroler.

2) Mikrokontroler akan mengirimkan data ke LCD untuk ditampilkan.

3) LCD menampilkan data yag diberikan oleh Mikrokontroler .

4) Mistmaker dam Kipas menyala.

5) Program indikator air.

6) Program Mist Maker.

(29)

28 3.5.1.1 Algoritma Untuk Indikator Air

Indikator Air digunakan sebagai indikator ketika air di dalam bak

penampung / ember tinggal sedikit. Berikut adalah diagram flowchat program

indicator air.

Gambar 3.9 Program Indikator Air

Berdasarkan gambar 3.9 penjelasan untuk algoritma dari program

mikrokontroler program indicator air tersebut adalah :

1. Sensor SHT11 mengirim data ke mikrokontroler.

2. Mikrokontroler akan mengecek apakah data dari SHT11 kurang dari 65

RH, apabila melebihi 65 RH [1]maka mikrokontroler akan melakukan

pengecekan ulang.

3. Apabila kurang dari 65 RH, mikrokontroler akan mengirim kan sinyal

untuk menyalakan Buzzer.

4. Mikrokontroler akan mengirimkan data ke LCD untuk menampilkan

bahwa indicator “Air Habis”.

5. Hydropump mengalirkan air dari ember A ke ember B

(30)

29 3.5.1.2 Algoritma Untuk Mist Maker

Mist Maker di gunakan untuk membuat embun yang menyirami akar

[image:30.595.183.438.163.371.2]

tanaman.

Gambar 3.10 Program Mist Maker

Berdasarkan gambar 3.10 penjelasan untuk algoritma dari program

mikrokontroler program Mist Maker tersebut adalah :

1. Sensor SHT11 mengirim data ke mikrokontroler.

2. Mikrokontroler akan mengecek apakah data dari SHT11 lebih dari 98 RH,

apabila kurang dari 98 RH [1] maka mikrokontroler akan melakukan

pengecekan ulang.

3. Apabila lebih dari 98 RH, mikrokontroler akan mengirim kan sinyal pada

relay.

4. Relay akan mengirimkan sinyal untuk mematikan Mist Maker .

(31)

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian

Untuk mengetahui dan mengukur fungsionalitas, kehandalan dan

keberhasilan suatu sistem yang telah dibuat, hal tersebut dapat diketahui dengan

melakukan pengujian terhadap alat tersebut.

4.2 Pengujian Akurasi Sensor SHT-11

Sensor SHT 11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban

relatif dengan multi modul sensor yang keluarannya telah dikalibrasi secara digital

karena sudah dilengkapi dengan ADC internal dengan resolusi 14 bit. Sehingga

dapat dibaca langsung oleh mikrokontroler.

Pada pengujian sistem yang akan diuji adalah pengukran oleh SHT11.

Dalam pengujian pengukuran oleh SHT11 digunakan pembanding pengukur suhu

dan kelembaban digital pada kamar, dari pagi sampai siang hari.

Pengujian menggunakan alat pembanding pengkur suhu dan kelembaban

digital terhadap ruangan dengan karakteristik sebagai :

 Kamar yang akan diukur adalah di daerah sekeloa pada pagi hari pukul

07:30 , 08:30, 09:30, 10:30, 11:30.

 Pengukur suhu dan kelembaban digital (SK Digital) sebagai pembanding

pengukuran suhu dan kelembaban SHT11

Pengkuran dilakukan pada pagi hari pukul 07:00, kedua alat ukur diletakan

berdambingan di tengah- tengah kamar. Pengukuran dimulai setelah kedua alat

menyala ± 30 menit. Ini bertujuan agar suhu dan kelembaban pada kamar berada

pada keadaan stabil saat pengambilan data dilakukan. Pengukuran diambil dengan

(32)

31 Dari pengujian sensor didapat hasil pengujan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data hasil pengujian SHT-11

No SHT 11 (oC)

Termometer pembanding

(oC)

SHT 11(RH)

Alat ukur pembanding (RH)

1 29 29.3 43 47

2 30 30.7 34 35

3 31 31.4 31 33

4 32 32.2 28 30

5 33 33.4 26 28

4.3 Pengujian Program Mist Maker

Pengujian program Mist Maker dilakukan untuk menguji perintah-perintah

yang ter dapat di dalam program dapat bekerja dengan baik. Dalam pengujian ini

Relay digunakan sebai on/off Mist Maker, relay mendapat sinyal on/off Mist

[image:32.595.129.494.142.296.2]

Maker dari mikrokontroler ATMEGA8535.

Tabel 4.2 Pengujian Program Mist Maker

Data yang

dikirim (RH) Aksi

Banyak

pengujian Keterangan

98 Mist Maker Mati 2 Berhasil

96 Mist Maker Menyala 2 Berhasil

91 Mist Maker Menyala 1 Berhasil

85 Mist Maker Menyala 1 Berhasil

Tabel 4.3 Pengujian Mist MakerPada LCD

Data yang

dikirim (RH) Aksi

Banyak

pengujian Keterangan

98 LCD Menampilkan Kata “Mist Maker Mati” 2 Berhasil

96 Tetap menampilkan data

dari sensor 1 Berhasil

91 Tetap menampilkan data

dari sensor 1 Berhasil

85 Tetap menampilkan data

[image:32.595.128.497.465.566.2]
(33)

32 Pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 percobaan dilakukan dengan mengirimkan data

98,96,91,85 untuk menguji program. Tabel 4.2 adalah percobaan untuk program

Mist Maker apakah berjalan dengan baik atau tidak. Tabel 4.3 adalah percobaan

untuk LCD, apakah LCD bekerja dengan baik atau tidak untuk menampilkan kata

“Mist Maker Mati”. Pada hasil percobaan di tunjukan bahwa program tersebut berjalan dengan baik.

4.4 Pengujian Program Indikator Air

Pengujian program indikator air dilakukan untuk menguji bahwa

perintah-perintah yang terdapat didalam program dapat bekerja dengan baik. Dalam

pengujian ini Buzzer digunakan sebagai penanda air habis dan LCD akan

[image:33.595.131.494.381.479.2]

menampilkan indikator “Air Habis”.

Tabel 4.4 Pengujian Indikator Air Pada Buzzer

Data yang

dikirim (RH) Aksi

Banyak

pengujian Keterangan

40 Buzzer Mati 2 Berhasil

35 Buzzer Mati 2 Berhasil

30 Buzzer Menyala 1 Berhasil

25 Buzzer Menyala 1 Berhasil

Tabel 4.5 Pengujian Indikator Air Pada LCD

Data yang

dikirim (RH) Aksi

Banyak

pengujian Keterangan

40 Tetap menampilkan

data dari sensor 2 Berhasil

35 Tetap menampilkan

data dari sensor 1 Berhasil

30 LCD Menampilkan

Kata “Air Habis” 1 Berhasil

25 LCD Menampilkan

Kata “Air Habis” 2 Berhasil

Pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 percobaan dilakukan dengan mengirimkan data

40,35,30,25 untuk menguji program. Tabel 4.4 adalah percobaan untuk program

[image:33.595.129.494.517.681.2]
(34)

33 LCD, apakah LCD bekerja dengan baik atau tidak untuk menampilkan kata “Air

Habis”. Pada hasil percobaan di tunjukan bahwa program tersebut berjalan dengan baik.

4.5 Percobaan Pada Tanaman

Percobaan dilakukan dimulai dari penanaman benih, pembuatan media

tanam aeroponik, mempersiapkan pupuk.

4.5.1 Cara penyemaian Benih

[image:34.595.243.379.302.448.2]

 Benih Brocoli

Gambar 4.1 Bibit Brokoli

Bibit brokoli sebaiknya di rendam dahulu dalam air selama kurang lebih 1 jam

agar biji brokoli lebih cepat tumbuh. Pada gambar 4.1 adalah bibit brokoli yang di

gunakan yaitu bibit Green Magic.

 Tempat penyemaian

[image:34.595.221.403.585.723.2]
(35)

34 Pada gambar 4.2 adalah persiapan untuk tempat penyemaian yang di

tempatkan pada pot bunga kecil sebagai wadah media tanam, lalu masukan media

tanam dan siram media sampai benar-benar basah merata. Buat lubang tanam

menggunakan lidi atau pensil sekitar 4-5 mm.Masukan benih kedalam lubang lalu

tutup lubang dengan media tanam yang lebih ringan, seperti campuran tanah dan

abu jerami atau abu sekam.

[image:35.595.218.405.241.410.2]

 Tanaman brokoli

Gambar 4.3 Brokoli umur 1 minggu

Gambar 4.3 adalah brokoli yang berumur 1 minggu lebih, sudah siap di

pindah kan ke media tanam aeroponik.

4.5.2 Pembuatan Media Tanam Untuk Aeroponik

 Persiapkan ember besar bekas cat berukuran 20kg lalu lubangi bagian

[image:35.595.220.403.588.722.2]

samping 5cm x 5cm untung pemasangan kipas seperti pada gambar 4.4.

(36)

35  Penempatan tanamana pada aeroponik adalah pada tutup ember. Lubangi

tutup ember tersebut di antara dua sisinya kurang lebih 5cm x 5cm untuk

[image:36.595.208.415.138.306.2]

menyimpan tanaman seperti pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Tutup ember untuk penempatan tanaman

 Buat tempat untuk menyimpan Minst Maker dengan menggunakan dengan

menggunakan toples bekas, lubangi bagian bawah toples tersebut, lalu

tempelkan styrofoam pada bagian pinggir toples sampai toples dapat

mengambang di air seperti pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Toples yang sudah dilubangi

 Beri bantalan pada toples tempat menyimpan Mist Maker. Permukaan

Mist Maker harus 3cm – 4cm di bawah permukaan air seperti pada gambar

[image:36.595.216.406.428.578.2]
(37)
[image:37.595.217.408.85.228.2]

36 Gambar 4.7 Bantalan Untuk Mist Maker

[image:37.595.221.406.315.484.2]

 Pasangkan kipas keong pada ember yang sudah di lubangi seperti pada

gambar 4.8.

Gambar 4.8 Pemasangan Kipas Keong

 Setelah mendapatkan bibit tanaman brokoli yang berumur kurang lebih 1

minggu maka pemindahan dari tampat membibitan ke media tanam dapat

dilakukan.Pindahkan tanaman yang telah berumur 1 minggu lebih ke

styrofoam yang sudah di siap kan untuk penanaman aeroponik seperti pada

(38)
[image:38.595.247.377.85.260.2]

37 Gambar 4.9 Media Tanam 1

[image:38.595.231.394.336.461.2]

 Persiapkan ember besar yang sudah di isi air dan mixmaker yang sudah di nyalakan seperti pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Media Tanam 2

 Media tanam untuk aeroponik seperti pada gambar 4.11.

[image:38.595.248.378.523.703.2]
(39)

38 4.5.3 Larutan Nutrisi (Pupuk)

Disini pupuk yang digunakan adalah NPK Mutiara Biru

 Unsure hara yang digunakan berupa pupuk kimia yang dilarutkan

sesuai unsure hara yang dibutuhkan tanaman berupa N, P, K Dll.

 Dosis/ jumlah yang digunakan 1 sendok makan di campur dengan 5

liter air.

4.6 Data Percobaan Tanaman Brokoli

Data percobaan pada tanaman brokoli meliputi pertumbuhan tanaman dan

pengukuran daun. Data pertumbuhan tanaman berupa photo dan penjelasan nya.

Sedangkan data pengukuran daun berupa photo, penjelasan , dan table pengukuran

daun.

4.6.1 Data Pertumbuhan Pada Tanaman

Berikut adalah beberapa photo tanaman yang sedang di tanam

menggunakan cara tanam aeroponik.

 Percobaan pada tanggal 08 desember 2014 terdapat 7 helai daun pada

[image:39.595.245.378.522.700.2]

tanaman brokoli yang dapat dilihat pada gambar 4.12. Pengambilan

gambar dilakukan pada jam 09 : 00 pagi.

(40)

39  Percobaan pada tanggal 16 desember 2014 terdapat 3 helai daun pada

[image:40.595.237.388.153.361.2]

tanaman brokoli yang di pangkas karena layu yang dapat dilihat pada

gambar 4.13. Pengambilan gambar dilakukan pada jam 10 : 00 pagi.

Gambar 4.13 Tanaman Brokoli berumur 23 hari

 Percobaan pada tanggal 21 desember 2014 terdapat 5 helai daun pada

[image:40.595.227.398.463.700.2]

tanaman brokoli yang dapat dilihat pada gambar 4.14. Pengambilan

gambar dilakukan pada jam 09 : 00 pagi.

(41)

40  Percobaan pada tanggal 26 desember 2014 terdapat 7 helai daun pada

[image:41.595.232.393.147.365.2]

tanaman brokoli yang dapat dilihat pada gambar 4.15. Pengambilan

gambar dilakukan pada jam 09 : 00 pagi.

Gambar 4.15 Tanaman Brokoli berumur 33 hari

 Percobaan pada tanggal 05 januari 2015 terdapat 11 helai daun brokoli

tetapi warna daun dan menjadi agak gelap dan daun pada tanaman

brokoli sudah lebih besar dari sebelum nya yang dapat dilihat pada

gambar 4.16 dan 4.17. Pengambilan gambar dilakukan pada jam 07 :

[image:41.595.244.380.531.720.2]

00 malam.

(42)
[image:42.595.207.415.84.239.2]

41 Gambar 4.17 Tanaman Brokoli berumur 74 hari

Data pada tabel 4.6 menunjukan hasilpercobaan pengukuran banyak daun

pada tumbuhan brokoli,

Tabel 4.6 Banyak daun pada pada percobaan tumbuhan brokoli.

No Hari Pengukuran Banyak daun Pada tanaman Brokoli

1 09 – 12 – 2014 7 Helai 2 12 – 12 – 2014 8 Helai 3 18 – 12 – 2014 5 Helai 4 21 – 12 – 2014 5 Helai 5 28 – 12 – 2014 6 Helai 6 31 – 12 – 2014 9 Helai 7 05 – 01 – 2015 11 Helai

4.6.2 Pengukuran Pada Daun Brokoli

Pengukuran juga dapat dilakukan pada daun brokoli dengan mengukur

salah satu daun secara berkala. Berikut adalah data pengukuran pada daun brokoli:

 Pengukuran pertama dilakukan pada tanggal 22 desember 2014 seteah

pemangkasan 3 helai daun brokoli yang dapat dilihat pada gambar

4.18. Daun yang di ukur adalah daun ke lima dari bawah. Hasil

(43)
[image:43.595.237.388.83.195.2]

42 Gambar 4.18 Pengukuran pada hari ke-29

[image:43.595.248.375.310.480.2]

 Pengukuran kedua dilakukan pada tanggal 24 desember 2014 daun yang di ukur adalah daun ke lima dari bawah yang dapat dilihat pada

gambar 4.19 Hasil pengukuran panjang tanaman adalah 4 cm.

Gambar 4.19 Pengukuran pada hari ke-31

 Pengukuran ketiga dilakukan pada tanggal 08 january 2015 daun yang

[image:43.595.222.403.594.732.2]

di ukur adalah daun ke lima dari bawah yang dapat dilihat pada

gambar 4.20. Hasil pengukuran panjang tanaman adalah 12 cm.

(44)
[image:44.595.134.490.138.352.2]

43 Data pengukuran panjang daun juga di sediakan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Data hasil pengukuran daun pada brokoli

No Hari

Pengukuran Panjang Daun Aeroponik (Cm) Panjang Daun di Tanah (Cm) Perbedaan Panjang Daun (Cm)

1 18 – 12 – 2014 2.3 2.5 0.3

2 20 – 12 – 2014 2.5 2.8 0.3

3 22 – 12 – 2014 3 3.6 0.6

4 25 – 12 – 2014 3.9 4.3 0.4

5 28 – 12 – 2014 5.3 5.6 0.3

6 31 – 12 – 2014 7.5 7.9 0.4

7 05 – 01 – 2015 11 11.4 0.4

8 08 – 01 – 2015 12 12.3 0.3

9 12 – 01 – 2015 12.2 12.5 0.3

10 15 – 01 – 2015 12.5 12.8 0.3

Pada table 4.7 ada 2 data yang di tampilkan yaitu panjang daun dari cara

tanam aeroponik dan cara tanam di tanah sebagai pembanding. Perbedaan

pertumbuhan daun dari kedua tanaman tersebut adalah dari 0.3 cm – 0.6 cm.

4.7 ANALISA

Dari data hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat dianalisa untuk

melihat apakah tujuan dari alat telah tercapai atau tidak. Analisa yang dilakukan

dengan cara membandingkan brokoli yang di tanam aeroponik dengan brokoli

yang di tanam pada tanah.

4.7.1 Analisa Pertumbuhan Brokoli

Analisa yang dilakukan untuk metode aeroponik adalah, dengan cara

membandingkan dengan yang di tanam di tanah.

4.7.1.1 Pengukuran Tinggi Tanaman Brokoli Yang Di Tanam Di Tanah

Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran tinggi tanaman brokoli.

(45)

44 Januari 2015. Tinggi tanaman adalah 24 cm dari tanah sampai pucuk teratas daun

[image:45.595.240.386.133.329.2]

yang dapat dilihat pada gambar 4.21.

Gambar 4.21 Pengukuran di tanah

4.7.1.2 Pengukuran Tanaman Brokoli Yang Di Tanam Aeroponik

Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran tinggi tanaman brokoli.

Pengukuran tanaman brokoli yang di tanam aeroponik dilakukan pada tanggal 08

Januari 2015. Dikarenakan posisi tumbuh batang tanaman tidak lurus dan

sebagian batang tanaman ada di bawah styrofoam maka tinggi tanaman adalah 14

cm dari styrofoam sampai pucuk teratas daun yang dapat dilihat pada gambar

4.22.

[image:45.595.244.379.532.710.2]
(46)

45 Pertumbuhan pada tanaman Aeroponik dari pemindahan dari tanah ke

aeroponik agak lambat karena proses adap tasi pada tanaman. Tapi pada umur 40

hari pertumbuhan nya sangat cepat pada setiap harinya.

4.7.2 Analisa indikator air

Analisa bertujuan untuk mengetahui apakah program indikator air berjalan

[image:46.595.119.505.276.477.2]

dengan baik atau tidak, data di tunjukan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Indikator air

No Kelembaban

(RH) Buzzer LCD

1 25 Menyala Menampilkan “Air Habis”

2 30 Menyala Menampilkan “Air Habis”

3 35 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”

4 40 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”

5 45 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”

6 50 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”

7 55 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”

8 60 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”

9 65 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”

10 70 Mati Tidak Menampilkan “Air Habis”

Dari hasil analisa ternyata program berjalan dengan baik, ketika 30 RH

buzzer nya akan menyala dan LCD menampilkan “Air Habis”

4.7.3 Analisa Mist Maker

Analisa Mist maker untuk mengetahui apakah Mist Maker berkerja dengan

baik atau tidak, data di tunjukan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Analisa Mist Maker

No Kelembaban (RH) Mist Maker

1 55 Menyala

2 60 Menyala

3 65 Menyala

[image:46.595.160.469.652.748.2]
(47)

46

5 75 Menyala

6 80 Menyala

7 85 Menyala

8 90 Menyala

9 98 Mati

10 99 Mati

Ternyata Mist Maker bekerja dengan baik, ketika 68RH Mist Maker mati,

menunjukan kelembaban di dalam ember terlalu tinggi.

4.7.4 Kendala Pada Sistem Tanam Aeroponik

Sirkulasi larutan nutrisi di dalam budidaya sistem aeroponik sangat

tergantung pada listrik, tanaman akan mati jika tidak mendapat siraman larutan

nutrisi lebih dari 2 jam. Untuk mengatasinya gunakan media tanam yang bisa

mengikat air relative lebih lama, sepeti rockwool. Potongan rockwool berbentuk

kubus 2 cm bisa membuat tanaman bertahan hidup selama 3 jam walaupun tidak

mendapat nutrisi. [3]

Pupuk atau larutan nutrisi harus di pisahkan dengan air karena kadar kimia

yang ada pada larutan nutrisi bias merusak Mist Maker . Jika Mist Maker mati

maka tanaman tidak mendapat larutkan nutrisi dan air untuk pertubuhan karena

air dan larutan nutrisi tidak diembunkan oleh Mist Maker.[3]

Sama dengan budidaya tanaman yang lain, kegiatan bertanam secara

aeroponik juga rentan ganguan hama, terlebih jika dilakukan di tempat

terbuka.berbagai serangga pemakan daun menjadi ancaman dalam kegiaan

(48)

47

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil percobaan yang dilakukan, sistem tanam Aeroponik berjalan

dengan baik dan pengukuran daun dengan cara tanam aeroponik

pertumbuhannya tidak jauh berbeda di bandingkan dengan yang di tanam di

tanah.

2. Pengukuran tinggi tanaman pada aeroponik dan yang ada di tanah perbedaan

nya adalah 10 cm, perbedaan tinggi yang sangat jauh di sebabkan oleh posisi

tanaman aeroponik yang miring dan sebagian batang masuk ke dalam ember.

3. Penempatan air dan larutan nutrisi harusnya dipisah agar larutan nutrisi tidak

merusak aquator yaitu Mist Maker. Selain mengembunkan air Mist Maker

juga mengembunkan larutan nutrisi yang di campur kedalam ember. Larutan

nutrisi yang di campur dengan air kedalam ember dapat menyebabkan

kerusakan Pada Mist Maker.

5.2 Saran

Saran dalam perancanan ini alat ini adalah:

1. Kontroler masih menggunakan avr jenis 8 bit, pengembangan diharapkan bisa

memakai jenis avr 16 bit atau 32 bit.

2. Penempatan kipas yang lebih baik supaya tidak terjadi konsleting istrik pada

kipas.

3. Akuator yang berupa Mist Maker sebaik nya di ganti dengan sprinkler jet

spray karena pada penelitian terjadi kerusakan pada mist maker.

4. Penempatan untuk sensor suhu dan keembaban yang harus benar penempatan

nya dan pembungkus sensor harus lebih baik supaya sensor tidak mengalami

keruksakan pada saat terkena embun dari Mist Maker.

5. Penempatan larutan nutrisai harus di pisah agar tidak mengganggu kerja Mist

(49)

SISTEM TANAM AEROPONIK OTOMATIS BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Program Studi

Diploma III di Jurusan Teknik Komputer

Disusun Oleh :

FADHILAH UMAR

10811001

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(50)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan masalah 1

1.3 Maksud dan Tujuan 2

1.4 Batasan Masalah 2

1.5 Metode penelitian 2

1.6 Sistematika penulisan 3

BAB II 5

LANDASAN TEORI 5

2.1 Aeroponik 5

2.2 Tanaman Brokoli 6

2.2.1 Morfologi Brokoli 7

2.2.2 Jenis – jenis Brokoli 7

2.2.3 Harga Jual 8

2.2.4 Pemeliharaan 8

2.3 Pupuk NPK 8

2.4 Mikrokontroler AVR ATMEGA 8535 9

2.4.1 Arsitektur ATMEGA 8535 10

2.4.2 Konfigurasi Pin ATMEGA 8535 10

2.4.3 Port Mikrokontroler AVR ATMEGA 8535 11

2.5 Bascom- AVR 12

2.6 Modul Suhu Dan Kelembaban SHT11 14

2.7 Mist Maker 15

2.8 Lcd (liquid crystal diplay) 16x2 17

2.8.1 Material LCD 18

(51)

vi

BAB III 20

PERANCANGAN 20

3.1 Rancangan Kerja 20

3.2 Identifikasi Kebutuhan 20

3.3 Analisis Kebutuhan 21

3.4 Perancangan Perangkat Keras 22

3.4.1 Rangkaian sistem minimum ATmega 8535 23

3.4.2 Rangkaian sensor SHT 11 24

3.4.3 Rangkaian Relay 24

3.4.4 Buzzer 26

3.5 Perancangan Perangkat Lunak 26

3.5.1 Algoritma Program Mikrokontroler 26

3.5.1.1 Algoritma Untuk Indikator Air 28

3.5.1.2 Algoritma Untuk Mist Maker 29

BAB IV 30

HASIL DAN PEMBAHASAN 30

4.1 Pengujian 30

4.2 Pengujian Akurasi Sensor SHT-11 30

4.3 Pengujian Program Mist Maker 31

4.4 Pengujian Program Indikator Air 32

4.5 Percobaan Pada Tanaman 33

4.5.1 Cara penyemaian Benih 33

4.5.2 Pembuatan Media Tanam Untuk Aeroponik 34

4.5.3 Larutan Nutrisi (Pupuk) 38

4.6 Data Percobaan Tanaman Brokoli 38

4.6.1 Data Pertumbuhan Pada Tanaman 38

4.6.2 Pengukuran Pada Daun Brokoli 41

4.7 ANALISA 43

4.7.1 Analisa Pertumbuhan Brokoli 43

4.7.1.1 Pengukuran Tinggi Tanaman Brokoli Yang Di Tanam

Di Tanah 43

4.7.1.1 Pengukuran Tinggi Tanaman Brokoli Yang Di Tanam

Aeroponik 44

4.7.2 Analisa indikator air 45

4.7.3 Analisa Mist Maker 45

4.7.4 Kendala Pada Sistem Tanam Aeroponik 46

BAB V 47

KESIMPULAN 47

5.1 Kesimpulan 47

5.2 Saran 47

DAFTAR PUSTAKA 48

(52)

48

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sudarminto, 2015, Peluang Usaha Tani BROKOLI, Pustaka Baru

Press,Yogyakarta

[2] Ir.Rahmat Rukmana, 1994, budidaya kubis bunga dan broccoli,

KANISIUS,Yogyakarta

[3] Heru Agus Hendra, Agus Handoko, 2014, Bertanam Sayuran Hidroponik Ala

Paktani Hydrofarm, PT AgroMedia Pustaka, Jakarta

[4] DatasheetSHT11 Sensirion, 10 September 2014.

[5] Mist Maker, 8 September 2014 dari http://www.megatron.biz/mistmaker.htm

[6] LCD 16x2, 12 September 2014 dari

http://www.yujum.com/rangkaian-lcd-16x2-dan-cara-pemrogramanya-menggunakan-bascom-avr/

[7] Membaca suhu dan kelembaban SHT11, 2 September 2014 dari

http://technologination.blogspot.com/2011/09/tutorial-sht11-dengan-bascom-avr.html

(53)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., Pencipta dan Pemelihara alam semesta, shalawat

serta salam semoga terlimpah bagi Muhammad SAW., keluarga dan para pengikutnya

yang setia hingga akhir masa.

Atas rahmat Allah SWT., akhirnya Penulis dapat menyelesaikan laporan tugas

akhir ini, dengan judul sistem tanam aeroponik otomatis berbasis mikrokontroler

atmega 8535

.

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat meneyelesaikan laporan tugas akhir ini.

2. Bapak Dr. H. Ir Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor Universitas

komputer Indonesia

3. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie,Ir,.M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik

dan Ilmu Komputer.

4. Kepada Bapak Dr.Wendi Zarman, M.Si. selaku Ketua Program Studi Teknik

Komputer

5. Kepada Bapak Ayub Subandi,MT selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan

bimbingan, petunjuk, dorongan serta pengarahan yang sangat bermanfaat

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepada kedua Orang Tua, kakak, dan adik-adik Penulis , atas doa restu dan

dukungan serta cinta kasihnya yang tidak pernah putus diberikan kepada

(54)

iv 7. Teman-teman jurusan Teknik Komputer angkatan 2011 dan 2012, terutama

kelas TK-5 yang memberikan dorongan semangat dalam pengerjaan skripsi

ini.

8. Toni Oktoro, Raring Budi Utami, Alby Griondy Putra, Dwi Deska, Anton

Maulana, yang telah membantu dan memberikan semangat dalam mengerjakan

skripsi ini.

Akhirnya, Penulis berharap semoga penelitian ini menjadi sumbangsih yang

bermanfaat bagi dunia sains dan teknologi di Indonesia, khususnya disiplin keilmuan

yang Penulis dalami.

Bandung, Januari 2015

(55)

UNI.VEBSITA$

l(OM

PUTER

INDONE$IA

,

PROGRAM

STUDI SISTEM

INFORMAbI

IELP TELP TELP 2504119 2533676. 2503624.

BANDUNG 4O132 BANDUNG 4O132 112 11S 102 114 UKUR UKUR UKUR UKI-'FI TI TI T' II : JL. DIPA

: JL. DIPA

: JL. DIPA

I I rft KAMPUS KAMPUS KAMPUS

LEMBAR PERNYATAAIY KEASLIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

NIM

Prograrn Studi

Jenjang

Judul Skripsi

: Fadhilah Urnar

:108ii001

: Teknik Komputer

:D3

: SISTE]VI

TANAM

AEROPONIK

OTOMATIS

BERBASIS

MIKROKONTROLER

ATMEGA

8535

Bandung 4Maret2015

Yang membuat pernyataan,

(FADHILAE UilIAR}

NrM. 1.08.1r-0$1

Menyatakan dengan sebenarnya bahrva penulisan Tugas Akhir berdasarkan hasil

snelitian, pmikiran dan pemaparan asli dari penulis sendiri, baik untuk naskah laporaa

T.tup*

kegiatan pembuatan alat yang tercantnm sebagai bagran dari Tugas Akhir ini.

-rrka terdapat karya orang lain, penulis akan mencantuml*n *u*b"r yang

jjas.

Demikian prnyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

i,ari terdapat penyimpangan dan ketidakbecaran dalaL pernyataan

ini,

maka saya

trsedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan getai yang telah diperoleh
(56)

LEMBAR

PENGESAHAN

SISTEM

TAI\AM

AEROPOTilIC

OTOMATIS

BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA

8535

FADHILATI L]MAR

1.08.11.00I

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal

24 Fetrruari 2015

Menyetujuio Pembimbing

,^\

\L

)

Avub $ubandi,.l!$T

Nip :4127.70.05.030

Ketua Program Stutli ,,. Sistem Komputer

;" :'l,Fi;;6.-. .

Dekan Fakultas

k dan Ilmu Komputer

Gambar

Gambar 3.10 Program Mist Maker
Tabel 4.3 Pengujian Mist MakerPada LCD
Tabel 4.5 Pengujian Indikator Air Pada LCD
Gambar 4.1 Bibit Brokoli
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka dalam tugas proyek ini akan dibuat sebuah Sistem lampu lampu otomatis menggunakan pemancar Amplitudo Shift

Sangat banyak alasan kenapa LM35 menjadi banyak digunakan dalam suatu rangkaian, karena selain harganya cukup murah juga kinerja dalam menge-sense suhu yang lumayan bagus. Sensor

PERANGKAP TIKUS OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR PIR DAN REMOT KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 (Fahreza Setiawan, 2015; 54 halaman; 36 gambar; 8 tabel). Tujuan pembuatan

Pada hasil pengujian didapatkan apabila sensor PIR mendeteksi objek berupa pergerakan manusia maka mikrokontroler sebagai unit kendali utama pada alat akan

Laporan akhir ini mempresentasikan cara kerja sistem buka tutup pintu otomatis pada lift 3 lantai berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535.. Pembuatan ini juga

Pada alat yang dirancang ini, nilai hasil pembacaan sensor TSL2561 yang. tertampil di lcd sudah dalam satuan lx, Kemudian perlu dilakukan

Oleh karena itu penulis menciptakan alat pengukuran tekanan darah berbasis mikrokontroler ATmega328 menggunakan metode oscillometry, pada pengukuran ini menghitung

Sistem kontrol pengisian air otomatis dengan dua sumber suplai berbasis mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mengendalikan level air pada