• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada BAB IV ini merupakan pembahasan dan hasil pengujian pada Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor dengan Sensor RFID dan Sensor Fingerprint Berbasis Internet Of Things (IOT). Pengujian dilakukan menyesuaikan dengan pembahasan skema pengujian yang sudah dijabarkan pada BAB III. Nantinya akan dilakukan pengujian sensor RFID RC522 dan sensor Fingerpint FPM10A untuk melakukan monitoring pengamanan pada sistem pengaman kendaraan bermotor, kemudian pengujian Quality of Service yang meliputi pengujian Troughput, Delay, dan pengujian packet loss pada saat perangkat terhubung dengan jaringan wi-fi yang digunakan nantinya.

4.1 HASIL PERANCANGAN SISTEM

Pada tugas akhir ini, perancangan sistem meliputi beberapa aspek dalam mengimplementasikan alat ini. Beberapa hal yang dilakukan dalam perancangan sistem seperti perancangan hardware, perancangan platform Antares yang nantinya akan digunakan sebagai media untuk monitoring keamanan pada kendaraan bermotor, kemudian perancangan bot telegram yang akan berfungsi sebagai media untuk memberikan notifikasi kepada pengguna motor ketika terjadi kekeliruan atau kesalahan data masukan maka otomatis telegram akan mengirimkan notifikasi.

Gambar 4.1 Hardware pengaman Motor

Pada penelitian kali ini, alur dimulai pada saat hardware yang terdapat sensor RFID dan sensor Fingerprint Reader membaca data hasil kartu tag dan sidik jari yang ada pada prototype sistem pengaman kendaraan bermotor. Data ini yang kemudian akan diteruskan ke ESP32 untuk diproses. Pada saat proses berjalan, ESP32 otomatis mengirimkan sebuaah pesan “system ready” yang dikirim ke Telegram user. Ketika terjadi kekeliruan atau kesalahan data masukan maka otomatis telegram akan mengirimkan notifikasi “ALERT” yang akan diterima oleh Telegram user. Kemudian akan diproses menuju ke Antares untuk monitoring apabila data yang di terima dari sensor terjadi benar atau adanya kesalahan.

4.2

HASIL PENGUJIAN SENSOR

Dalam pengujian alat, penulis melakukan 5 kali percobaan dengan menggunakan kartu tag yang berbeda, berikut adalah percobaannya:

Gambar 4.2 RFID Tag Kondisi Pertama

Gambar 4.2 adalah kondisi ketika User atau pengguna sepeda motor menempelkan kartu tag yang sudah terdaftar ke RFID Reader. Maka relay 1 mengaktifkan kunci kontak dan relay 2 akan mengaktifkan electric starter motor.

Tabel 4.1 Hasil Kartu RFID yang benar

Percobaan Jarak Hasil Persentase

Keberhasilan

Percobaan 1 1 cm SUKSES 100 %

Percobaan 2 3 cm SUKSES 100 %

Percobaan 3 4 cm SUKSES 100 %

Percobaan 4 5 cm SUKSES 100 %

Percobaan 5 7 cm GAGAL 0 %

Dari hasil 10 kali percobaan pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa RFID Reader mampu mengirimkan data ID dari RFID Tag ke mikrokontroler dengan baik dan persentase keberhasilan lebih banyak daripada yang gagal , karena saat menggunakan kartu RFID yang benar, mikrokontroler dapat membaca dan memproses untuk perintah selanjutnya dan saat menggunakan RFID yang salah mikrokontroler tidak akan respon. Jarak baca RFID Reader yaitu antara 1 hingga 5 cm.

Tabel 4.2 Hasil Kartu RFID yang salah

Percobaan Jarak Hasil Persentase

Keberhasilan

Percobaan 1 1 cm GAGAL 0 %

Percobaan 2 3 cm GAGAL 0 %

Percobaan 3 4 cm GAGAL 0 %

Percobaan 4 5 cm GAGAL 0 %

Percobaan 5 7 cm GAGAL 0 %

Gambar 4.4 Cara Kerja RFID Tag

Gambar 4.6 Fingerprint Kondisi kedua

Gambar 4.6 adalah kondisi ketika User atau pengguna sepeda motor menempelkan jari yang sudah terdaftar ke Fingerprint Sensor. Maka relay 2 akan mengaktifkan electric starter dan menghidupkan motor.

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Sidik Jari No Pengujian sidik jari

kanan Terdaftar/Tidak Hasil Persentase Keberhasilan

1. Ibu jari Orang 1 Terdaftar sebagai user

Mengaktifkan

relay 1 dan 2 100 % Berhasil

2. Ibu jari Orang 2 Terdaftar sebagai user

4.3

HASIL PENGUJIAN NOTIFIKASI TELEGRAM

Dalam pengujian Telegram, penulis melakukan 10 kali percobaan dengan menggunakan kartu tag dan 10 kali percobaan dengan menggunakan jari yang berbeda, berikut adalah percobaannya:

Gambar 4.8 Pesan notifikasi ke Telegram setelah sistem dihidupkan

Gambar 4.8 adalah kondisi ketika User mengaktifkan sistem yang terhubung dengan internet dari modem wi-fi, maka akan mendapatkan pesan notifikasi “ System Ready “ ke Telegram.

Gambar 4.9 Hasil Pengujian menggunakan RFID Tag

Gambar 4.9 adalah hasil 10 kali pengujian dengan menggunakan RFID Tag yang sudah di daftarkan dan tidak di daftarkan. RFID Tag yang sudah di daftakan ke sistem maka jika di Tap sistem akan mengaktifkan kontak motor , dan jika RFID Tag yang tidak di daftarkan ke sistem maka jika di Tap sistem akan mengirimkan pesan notifikasi ke Telegram “AWAS !!! Ada Maling Mencoba Mencuri Kendaraan Anda“.

4.4

HASIL MONITORING PLATFORM ANTARES

Penulis melakukan monitoring menggunakan Platform Antares. Pada penelitian ini ESP32 berfungsi sebagai microprocessor yang nantinya akan memproses data yang didapat dari sensor RFID dan sensor Fingerprint. Proses akan menghasilkan sebuah respon yaitu upload dan pemberian notifikasi ke pengguna/user. Upload dilakukan secara berkala dengan rentang waktu 2 detik setiap kali penguploadan ke antares. Hasil upload pada antares bisa diliat pada gambar 4.10. Ini merupakan tampilan pada WEB platform antares.

Gambar 4.10 Hasil Pengujian Platform Antares

4.5

HASIL PENGUJIAN QUALITY OF SERVICE JARINGAN

Dalam pengujian akan mengukur kualitas jaringan Modem 4G LTE untuk pengiriman ke sistem pengaman kendaraan motor. Dari pengujian tersebut terbagi menjadi beberapa parameter yaitu:

1. Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data sebenarnya pada bandwidth yang diukur dalam persentase.

2. Packet loss merupakan suatu kondisi jumlah paket yang hilang, dapat terjadi collision dan congestion pada jaringan,

3. Delay adalah waktu yang dibutuhkan paket untuk mencapai tujuan.

Data akan diambil dari 5 percobaan di tempat yang berbeda–beda dan akan melihat perbedaan antara masing–masing kualitas jaringan pada sistem ini.

Pengumpulan data jaringan pada masing–masing tempat dilakukan 3 menit.

Pengambilan data diambil dari sisi user, untuk mengecek respon jaringan masing–

masing tempat. Rata–rata nilai parameter dapat dilihat dari Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Pengujian QOS sistem

No Percobaan Throughput Packet Loss

(%) Delay (ms)

1. Halaman Rumah Depan 825 0 373,011

2. Halaman Rumah Depan 2 1420 0 273,758

3. Rumah 1 2629 0 100,370

4. Rumah 2 1286 0 201,578

5. Kost 917 0 200,289

Rata - Rata 1415,4 0 229,801

Dari data yang didapat dari 5 tempat, terdapat nilai parameter-parameter. Nilai tersebut akan dibandingkan dengan kategori–kategori standar dari TIPHON.

1. Throughput

Hasil pengukuran parameter throughput untuk masing - masing tempat serta hasil nilai throughput mengacu pada kategori standarisasi dari TIPHON di Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Pengukuran Parameter thorughput di 5 tempat.

No Tempat Percobaan Throughput Kategori TIPHON

1 Halaman Rumah Depan 825 Kbps Fair

2 Halaman Rumah Depan 2 1420 Mbps Good

3 Rumah 1 2629 Mbps Excellent

4 Rumah 2 1286 Mbps Good

5 Kost 917 Kbps Fair

Rata - Rata 1415 Mbps Good

Gambar 4.11 Grafik Throughput

Hasil analisis perhitungan nilai rata rata parameter throughput dari table 4.5 untuk nilai throughput tinggi pada Humas dengan nilai 2629 bps dan nilai throughput rendah dengan nilai 825 bps. Sedangkan nilai total rata-rata parameter throughput sebesar 1415 bps dengan katagori sangat bagus.

(

)

2. Packet loss

Hasil pengukuran parameter packet loss untuk masing - masing tempat serta hasil nilai packet loss mengacu pada kategori standar TIPHON di Tabel 4.6

Tabel 4.6 Pengukuran Parameter packet loss di 5 tempat.

No Tempat Percobaan Packet Loss (%) Kategori TIPHON

1 Halaman Rumah Depan 0 Excellent

Gambar 4.12 Grafik Packet Loss

Pada Tabel 4.6, packetloss yang dihasillkan sangat bagus. Sebab hasil yang didapat adalah 0%. Ada beberapa hal yang mampu mempengaruhi packet loss sangat bagus atau jelek yaitu collision (tabrakan) dan congestion pada jaringan.

Pada wireshark sendiri untuk packet loss dapat ditinjau dari ada atau tidaknya drop packet yang diterima. Drop packet dapat dilihat pada menu capture yang tersedia pada aplikasi wireshark. Drop packet merupakan packet yang di drop akibat adanya collision atau congestion. Untuk menguji penelitian ini benar atau tidak, penulis menggunakan perhitungan manual dengan rumus yang sudah di tentukan dengan standar TIPHON sebagai berikut:

Dalam hal ini, paket yang dikirim merupakan total packet yang dicaptured.

Sedangkan paket yang diterima merupakan hasil pengurangan dari total packet dengan dropped packets. Kemudian dibagi dengan total packet yang tercapture.

Dokumen terkait