• Tidak ada hasil yang ditemukan

Provinsi DIY terletak di bagian tengah-selatan administratif Provinsi DIY terdiri dari limadaerahyaitusatu Kotamadya dan empat Kabupaten yang seluruhnya terbagi ke dalam 78 kecamatan.Penduduk di Provinsi DIY masih banyak yang memelihara unggas antara lain ayam, itik dan burung puyuh. Provinsi DIY merupakan provinsi yang rawan terjadiwabahAI. Hal ini karena posisi geografis Provinsi DIY yang berada pada perlintasan mobilitas penduduk dari bagian barat ke bagian timur Pulau Jawa (Dinkes DIY 2012). Kasus AI yang terjadi di Provinsi DIY diketahui jumlahnya setiap tahun melalui survei yang dilakukan oleh tim PDSR.

Pusat Konsentrasi Kasus AI

Perubahan pusat konsentrasi kasus AI setiap tahunnya selama periode 2009-2012 diperoleh menggunakan metode perhitungan mean spatial. Hasilnya diperoleh suatu titik koordinat yang menunjukkan daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Provinsi DIY maupun di masing-masing kabupaten/kota.Hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 1.

Pusat konsentrasi kasus AI selalu berubah daerahnya baik di tingkat kabupaten/kota maupun di tingkat provinsi pada setiap tahun yang diamati. Namun demikian jika dicermati lebih lanjut dapat diketahui bahwa daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI tersebut letaknya selalu berdekatan atau bahkan bertetangga.

Daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Provinsi DIY pada tahun 2009 adalah Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul; pada tahun 2010 adalah Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul; pada tahun 2011 Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul; dan pada tahun 2012 adalah Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Secara geografis Kecamatan Pleret, Kecamatan Banguntapan, dan Kecamatan Sewon terletak bertetangga, sementara Kecamatan Patuk juga masih terletak berdekatan dan hanya terpisah oleh satu kecamatan. Jika dilihat dari pada Gambar 3, maka diketahui bahwa Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kiduljuga terletak bertetangga.

Daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Bantul pada tahun 2009 adalah Kecamatan Jetis, pada tahun 2010 dan 2011 adalah Kecamatan Bantul, sedangkan pada tahun 2012 adalah Kecamatan Pleret. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa secara geografis ketiga kecamatan yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Bantul pada tahun 2009-2012 terletak bertetangga.

Daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2009 adalah Kecamatan Playen, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 adalah Kecamatan Wonosari. Pada tahun 2012 pusat konsentrasi kasus AI berada di perbatasan Kecamatan Paliyan dan Kecamatan Saptosari. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa secara geografis keempat kecamatan yang menjadi pusat

11 konsentrasi kasus AI di Kabupaten Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2009-2012 terletak bertetangga.

Tabel 1 Titik koordinat pusat konsentrasi kasus AI di Provinsi DIY tahun 2009-2012

Daerah Tahun

Koordinat

Pusat Kasus AI

LS BT

Provinsi DIY 2009 7.86832 110.40500 Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul 2010 7.85748 110.39201 Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul 2011 7.91371 110.49033 Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul 2012 7.85764 110.37821 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul

Kabupaten

Bantul 2009 7.89407 110.36765 Kecamatan Jetis 2010 7.89332 110.34886 Kecamatan Bantul 2011 7.90799 110.33001 Kecamatan Bantul 2012 7.89595 110.41656 Kecamatan Pleret

Kabupaten

Gunung Kidul 2009 7.95345 110.57849 Kecamatan Playen 2010 7.97287 110.61325 Kecamatan Wonosari 2011 7.95961 110.59721 Kecamatan Wonosari 2012 7.98750 110.49315 Kecamatan Paliyan/Saptosari

Kabupaten

Kulon Progo 2009 7.83732 110.16212 Kecamatan Pengasih 2010 7.82545 110.15082 Kecamatan Wates 2011 7.81303 110.19103 Kecamatan Sentolo 2012 7.85269 110.17924 Kecamatan Pengasih

Kota

Yogyakarta 2009 7.81039 110.37945 Kecamatan Mergangsan 2010 7.80193 110.37045 Kecamatan Gondomanan 2011 7.80405 110.38032 Kecamatan Umbulharjo 2012 7.81240 110.39000 Kecamatan Umbulharjo Kabupaten Sleman 2009 7.72672 110.37068 Kecamatan Mlati 2010 7.72755 110.36409 Kecamatan Mlati 2011 7.71114 110.39684 Kecamatan Sleman 2012 7.71888 110.36964 Kecamatan Mlati

12

Gambar 3Pusat konsentrasi kasus AI di Provinsi DIYtahun 2009-2012 (Kecamatan Pleret, Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Patuk, dan Kecamatan Sewon).

Gambar 4Pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Bantultahun 2009-2012 (Kecamatan Jetis, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Pleret).

13 Daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2009 dan 2012 adalah Kecamatan Pengasih, pada tahun 2010 adalah Kecamatan Wates, dan pada tahun 2011 pusat konsentrasi kasus AI berada di Kecamatan Sentolo. Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa secara geografis ketiga kecamatan yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2009-2012 terletak bertetangga.

Daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Sleman pada tahun 2009, 2010 dan 2012 adalah Kecamatan Mlati, sedangkan pada tahun 2010 yang menjadi pusat konsentrasi AI adalah Kecamatan Sleman. Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa secara geografis kedua kecamatan yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Sleman pada tahun 2009-2012 terletak bertetangga.

Daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kota Yogyakarta pada tahun 2009 adalah Kecamatan Mergangsan, pada tahun 2010 adalah Kecamatan Gondomanan, dan pada tahun 2011 serta 2012 pusat konsentrasi kasus AI berada di Kecamatan Umbulharjo. Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa secara geografis ketiga kecamatan yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI di Kota Yogyakarta pada tahun 2009-2012 terletak bertetangga.

Gambar 5Pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Gunung Kidul tahun 2009-2012 (Kecamatan Playen, Kecamatan Wonosari, Kecamatan Paliyan, dan Kecamatan Saptosari.

14

Gambar 6Pusat konsentrasi kasus AI di Kabupaten Kulon Progo tahun 2009-2012 (Kecamatan Pengasih, Kecamatan Wates, dan Kecamatan Sentolo).

Gambar 7Pusat Konsentrasi Kasus AI di Kabupaten Slemantahun 2009-2012 (Kecamatan Mlati dan Kecamatan Sleman).

15

Setelah diketahui daerah-daerah yang menjadi pusat konsentrasi kasus AI setiap tahunnya maka dapat dilakukan tindakan untuk pencegahan dan pengendalian kasus AI. Daerah yang menjadi pusat konsentrasi AI perlu lebih diwaspadai karena dapat menjadi sumber penyebaran penyakit AI ke daerah lainnya. Terlihat adanya kecenderungan beberapa daerah yang muncul lebih dari satu kali sebagai pusat kasus AI yaitu Kecamatan Pleret, Kecamatan Bantul, Kecamatan Wonosari dan Kecamatan Umbulharjo. Hal ini menandakan bahwa daerah tersebut berpotensi lebih besar sebagai sumber penyakit AI. Tindakanpencegahan dan pengendalian penyakit AIyang dapat dilakukan di daerah ini adalah vaksinasi terhadap unggas yng dipelihara secara intensif disertai biosekuriti yang ketat. Pengendalian lalu lintas keluar masuk unggas dari daerah pusat konsentrasi kasus AI juga perlu dibatasi bahkan dilakukan pelarangan sampai kasus AI yang timbul berhasil diatasi. Jika memungkinkan, stamping out

merupakan tindakan terbaik yang dapat dilakukan (Ditkeswan 2008). Namun demikian tindakan eliminasi di Asia sangat sulit dilakukan sehubungan dengan kondisi sosial ekonomi yang ada sehingga sebagai alternatif dapat dilakukan depopulasi terbatas. Vaksinasi menjadi strategi yang diterapkan secara luas. Sebanyak 400 juta dosis vaksin telah didistribusikan sejak tahun 2004 di Indonesia (Sedyaningsih et al. 2007).

Pergeseran daerah yang menjadi pusat konsentrasi penyakit AI setiap tahunnya dapat terjadi karena adanya perubahan jumlah populasi unggas, lalu lintas unggas serta tindakan pencegahan dan pengendalian yang telah dilakukan di

Gambar 8Pusat Konsentrasi Kasus AI di Kota Yogyakarta tahun 2009-2012 (Kecamatan Mergangsan, Kecamatan Gondomanan, dan Kecamatan Umbulharjo).

16

daerah tersebut. Tindakan surveilans yang berkesinambungan sangat diperlukan untuk dapat memberikan input data statistik yang berguna mengenai situasi penyakit AI serta data lainnya yang mendukung untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

Pola Kejadian Kasus AI

Hasil analisis spasial terhadap pola kejadian kasus AIdi masing-masing kabupaten/kota dan di Provinsi DIY pada penelitian ini disajikan pada Tabel 2. Kejadian kasus AI yang terjadi di Kabupaten Bantul pada tahun 2009 berpola gerombol, namun berpola acak pada tahun lainnya. Kejadian kasus AI yang terjadi diKabupaten Gunung Kidul berpola gerombol hanya pada tahun 2012, sedangkan pada tahun lainnya berpola acak. Kejadian kasus AI yang terjadi diKabupaten Kulon Progo berpola acak pada setiap tahun yang diamati. Kejadian kasus AI yang terjadi diKota Yogyakarta berpola gerombol hanya pada tahun 2012, sedangkan pada tahun lainnya berpola acak. Kejadian kasus AI yang terjadi di Kabupaten Sleman pada setiap tahun yang diamati seluruhnya berpola acak.

Hal ini berbeda dengan kejadian kasus AI di Provinsi DIY. Hasil analisis spasial menunjukkan pola acak cenderung lebih sedikit dari pola gerombol pada setiap tahun yang diamati. Pola acak terjadi pada tahun 2009 dan tahun 2012, sementara pola gerombol terjadi pada tahun 2010, tahun 2011, dan pada analisis selama empat tahun sekaligus.

Kejadian AI dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bervariasi. Pola kejadian penyakit yang acak dapat terjadi karena luas daerahper kecamatan memiliki variasi yang besar yang besar, adanya buffer zone atau waktu pengamatan yang cukup singkat. Beberapa penyakit memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat diamati polanya. Penambahanwaktu penelitian atau pengamatan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pola yang ada. Ilustrasi mengenai pola kejadian penyakit dapat dilihat pada Gambar 9. Penyakit pada tahun X dan tahun Y terlihat acak, namun ketika pengamatan penyakit pada tahun X dan tahun Y digabungkan maka dapat terlihat adanya pola gerombol yang menunjukkan adanya pengelompokkan kejadian penyakit.

Informasi pola kejadian kasus AI di Provinsi DIY yang telah diperoleh sangat bermanfaat untuk menentukan tindakan pencegahan dan pengendalian kasus AI yang akan dilakukan. Peningkatan biosekuriti dan vaksinasi dapat menjadi strategi yang baik dalam mengendalikan penyakit AI (Sedyaningsih et al. 2007) di Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sleman yang memiliki pola kejadian penyakit acak. Pada daerah dengan pola kejadian penyakit gerombol yaitu pada Provinsi DIY dapat dilakukan vaksinasi pada unggas yang dipelihara secara intensif, biosekuriti, depopulasi terbatas, dan pengendalian lalu lintas keluar masuk unggas secara ketat agar unggas sakit tidak keluar dari daerah ini. Secara keseluruhan tetap diperlukan adanya pemantauan dan evaluasi terhadap penyakit AI (Ditkeswan 2008)

17

Tabel 2Nilai Z hitung dan pola kejadian AI di Provinsi DIY tahun 2009-2012

Daerah Tahun Z-hitung Indeks

Moran P-value Pola Kejadian AI

Provinsi DIY 2009 0.02 0.108 0.069 Acak

2010 0.23 0.131 0.013 Gerombol 2011 -1.35 0.359 0.011 Gerombol 2012 -1.65 0.227 0.064 Acak 2009-2012 8.77 0.114 0.035 Gerombol Kabupaten Bantul 2009 -0.73 0.223 0.023 Gerombol 2010 -1.49 -0.229 0.871 Acak 2011 -1.36 -0.097 0.596 Acak 2012 -0.20 0.143 0.050 Acak 2009-2012 -0.78 -0.034 0.423 Acak Kabupaten Gunung Kidul 2009 1.58 0.182 0.055 Acak 2010 -0.21 -0.194 0.816 Acak 2011 -1.13 0.020 0.303 Acak 2012 -1.41 0.208 0.031 Gerombol 2009-2012 1.63 -0.034 0.432 Acak Kabupaten Kulon Progo 2009 -0.17 0.101 0.125 Acak 2010 -1.04 -0.057 0.413 Acak 2011 -0.61 -0.106 0.542 Acak 2012 -1.73 0.073 0.194 Acak 2009-2012 -0.29 0.109 0.124 Acak Kota Yogyakarta 2009 0.35 0.048 0.096 Acak 2010 -1.68 0.093 0.117 Acak 2011 -0.98 0.136 0.073 Acak 2012 -0.67 0.401 0.000 Gerombol 2009-2012 0.73 -0.034 0.433 Acak Kabupaten Sleman 2009 -1.66 -0.062 0.501 Acak 2010 -1.53 -0.035 0.429 Acak 2011 -0.71 -0.142 0.732 Acak 2012 -2.00 -0.249 0.878 Acak 2009-2012 -0.10 0.069 0.197 Acak

18

Korelasi Spasial dan Hotspot Area

Morans scatterplotsecara visual terbagi atas empat kuadran. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk peta tematik dengan indeks lima macam warna. Daerah yang termasuk kategori high-high (kuadran pertama) memiliki autokorelasi positif dan dilambangkan dengan warna merah tua pada peta. Daerah ini memiliki nilai pengamatan kasus AI yang tinggi dengan dikelilingi oleh daerah dengan nilai pengamatan kasus AI yang juga tinggi. Daerah yang termasuk kategori high-low

(kuadran kedua) memiliki autokorelasi negatif dan dilambangkan dengan warna merah muda pada peta. Daerah ini memiliki nilai pengamatan kasus AI yang tinggi dengan dikelilingi oleh daerah dengan nilai pengamatan kasus AI yang rendah. Kuadran kedua merupakan daerah hotspot sehingga daerah ini perlu diwaspadai sebagai daerah yang menjadi sumber penularan AI. Daerah yang termasuk kategori low-low (kuadran ketiga) memiliki autokorelasi positif dan dilambangkan dengan warna biru tua pada peta. Daerah ini memiliki nilai pengamatan kasus AI yang rendah dengan dikelilingi oleh daerah dengan nilai pengamatan kasus AI yang juga rendah. Daerah yang termasuk kategori low-high

(kuadran keempat) memiliki autokorelasi negatif dan dilambangkan dengan warna biru muda pada peta. Daerah ini memiliki nilai pengamatan kasus AI yang rendah dengan dikelilingi oleh daerah dengan nilai pengamatan kasus AI yang tinggi. Kuadran keempat merupakan daerah coldspot sehingga daerah ini juga perlu lebih diperhatikan karena berpotensi menjadi tempat pertama yang mudah tertular AI.

Korelasi spasial kasus AI yang terjadi di Provinsi DIY pada tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 10. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kabupaten Sleman adalahKecamatan Berbah, Kecamatan Kalasan, Kecamatan Turi, dan Kecamatan Pakem. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kota Yogyakarta adalah Kecamatan Umbulharjo. Daerah yang

Gambar 9Ilustrasi pola penyakit (a) tahun x, (b) tahun y, (c) tahun x+tahun y.

19 berpotensi menjadi sumber penularan AI di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Kasihan, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Sewon. Pada Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul tidak ditemukan daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AI pada tahun 2009.

Daerah yang berpotensi tertular AI di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2009 terdapat padaKecamatan Girimulyo dan Kecamatan Lendah. Daerah yang berpotensi tertular AIkasus AI di Kabupaten Sleman adalah Kecamatan Moyudan dan Kecamatan Prambanan. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Gunung Kidul adalah Kecamatan Gedangsari,Kecamatan Purwosari,dan Kecamatan Semin. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kota Yogyakarta adalah Kecamatan Kotagede. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Banguntapan dan Kecamatan Pajangan.

Peta tematik pada area berwarna abu-abu menunjukkan tidak adanya korelasi spasial kasus AI. Daerah yang tidak terdapat korelasi spasial kasus AI adalah Kecamatan Bambanglipuro, Kecamatan Bantul, Kecamatan Cangkringan, Kecamatan Galur, Kecamatan Gamping, Kecamatan Godean, Kecamatan Mlati, Kecamatan Nanggulan, Kecamatan Ngaglik, Kecamatan Paliyan, Kecamatan Pengasih, Kecamatan Ponjong, Kecamatan Pundong, Kecamatan Sedayu, Kecamatan Semanu, Kecamatan Seyegan, Kecamatan Sleman, Kecamatan Srandakan, dan Kecamatan Tanjungsari.

Gambaran korelasi spasial yang terjadi pada tahun 2010 memiliki pola yang berbeda dan tersaji pada Gambar 11. Daerah yang berpotensi menjadi sumber

Gambar 10Peta tematik berdasarkan plot pencaran Moran kasus AI tahun 2009 di Provinsi DIY

20

penularan AIdi Kabupaten Kulon Progo adalah KecamatanPanjatan, KecamatanLendah, dan KecamatanSamigaluh. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kabupaten Sleman adalah KecamatanMlati, KecamatanNgaglik, KecamatanPakem, dan KecamatanPrambanan.Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kota Yogyakarta adalahKecamatan Gondokusuman. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kabupaten Bantul adalah KecamatanDlingo. Tidak ditemukan daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kabupaten Gunung Kidul.

Daerah yang berpotensi tertular AIpada tahun 2010 di Kabupaten Kulon Progo adalahKecamatan Kalibawang.Daerah yang berpotensi tertular AI di Kabupaten Sleman adalahKecamatan Cangkringan, Kecamatan Sleman, Kecamatan Turi, Kecamatan Depok, dan Kecamatan Moyudan.Daerah yang berpotensi tertular AI di Kabupaten Gunung KiduladalahKecamatanGedangsaridan KecamatanSemanu.Tidak ditemukan daerah yang berpotensi tertular AI di Kota Yogyakarta dan di Kabupaten Bantul.

Korelasi spasial kasus AI yang terjadi di Provinsi DIY pada tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 12. Daerah yang menjadihotspot kasus AI dan perlu diwaspadai sebagai sumber penularan AI di Kabupaten Kulon Progo adalah KecamatanSentolo,KecamatanGirimulyo, dan KecamatanSamigaluh. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AI di Kabupaten Sleman

Gambar 11Peta tematik berdasarkan plot pencaran Moran kasus AI tahun 2010 di Provinsi DIY

21 adalahKecamatanTempel dan KecamatanKalasan. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AI di Kabupaten Gunung Kidul adalahKecamatanPatuk. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AI di Kabupaten Kota Yogyakarta

adalahKecamatanUmbulharjo,KecamatanJetis,KecamatanDanurejan, dan KecamatanGedongtengen. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AI

di Kabupaten Bantul adalahKecamatanJetis (terdapat kecamatan yang memiliki nama sama dengan kecamatan yang terdapat pada Kota Yogyakarta),KecamatanKretek,

KecamatanBantul,KecamatanPandak,KecamatanSrandakan,dan KecamatanPleret. Sementara daerah yang menjadi coldspot dan rawan tertular AI di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2011 adalah KecamatanLendah dan KecamatanNanggulan. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Sleman adalahKecamatanPrambanan danKecamatanMoyudan. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Gunung Kidul adalahKecamatanPurwosari dan KecamatanGedangsari. Daerah yang berpotensi tertular AI di Kota Yogyakarta adalahKecamatanGondokusuman. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Bantul adalahKecamatanGirisubo, KecamatanBanguntapan,KecamatanPiyungan,KecamatanSanden,Kecamatan Pajangan,KecamatanImogiri,KecamatanBambanglipuro,dan KecamatanDlingo.

Gambar 12Peta tematik berdasarkan plot pencaran Moran kasus AI tahun 2011 di Provinsi DIY

22

Korelasi spasial kasus AI yang terjadi di Provinsi DIY pada tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 13. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIpada tahun ini ada 12 kecamatan. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kabupaten Kulon Progo adalah KecamatanKokap, KecamatanLendah, dan KecamatanSentolo. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kabupaten Sleman adalah KecamatanGodean, KecamatanTempel, dan KecamatanNgaglik. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kabupaten Gunung Kidul adalah KecamatanPatuk. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AIdi Kabupaten Kota Yogyakarta adalahKecamatanUmbulharjo. Daerah yang berpotensi menjadi sumber penularan AI di Kabupaten Bantul adalah KecamatanJetis, Kecamatan Pandak, KecamatanSanden, dan KecamatanSewon.

Sementara daerah yang menjadi coldspot dan rawan tertular AI di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2012 adalah Kecamatan Pengasih,Kecamatan Temon,Kecamatan Panjatan,dan Kecamatan Girimulyo. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Sleman adalah Kecamatan Mlati,Kecamatan Seyegan,Kecamatan Prambanan,Kecamatan Turi,dan Kecamatan Moyudan. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Gunung Kidul adalahKecamatan Saptosari. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Kota Yogyakarta adalahKecamatan Gondokusuman dan Kecamatan Mergangsan. Daerah yang berpotensi tertular AIdi Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Banguntapan,Kecamatan Bambanglipuro,Kecamatan Bantul,Kecamatan Srandakan,Kecamatan Imogiri,dan Kecamatan Pajangan.

Gambar 13Peta tematik berdasarkan plot pencaran Moran kasus AI tahun 2012 di Provinsi DIY

23 Perubahan daerah yang menjadi hotspot dapat terjadi karena penyakit AI dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor tersebut antara lain asal Day Old Chicken (DOC), keberadaan peternakan sektor III, status vaksinasi, luas daerah, manajemen umum, pergerakan unggas liar, dan keberadaan hewan lainnya. Widiasih et al.(2006) menyatakan bahwa keberadaan hewan pengerat memberikan infeksi 1,90 kali lebih besar daripada yang tidak ada hewan pengerat. Keberadaan penyakit lain juga sangat berpengaruh antara lain Newcastle Disease dan Gumboro karena dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga AI menjadi lebih ganas. Karenanya untuk memastikan penyebab pergeseran daerah yang menjadi

hotspot kasus AI di Provinsi DIY diperlukan data-data pendukung lain yang berkaitan dengan kejadian AI.

Kecamatan yang masuk dalam kategori hotspot lebih dari satu tahun pengamatan adalah Kecamatan Pakem, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Jetis, Kecamatan Lendah, Kecamatan Pandak, Kecamatan Kecamatan Sewon, Kecamatan Tempel, Kecamatan Ngaglik, Kecamatan Kalasan, Kecamatan Patuk, Kecamatan Sanden, Kecamatan Sentolo, dan Kecamatan Umbulharjo. Kecamatan yang termasuk dalam kategori hotspot merupakan kecamatan dengan jumlah kasus AI tinggi namun dikelilingi oleh kecamatan dengan jumlah kasus AI yang rendah sehingga berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit AI. Kecamatan yang berbatasan dengan daerah hotspotrentan terhadap penularan AI.

Perubahan daerah hotspot yang paling menarik terjadi di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Lendah merupakan daerah yang memiliki kecenderungan menjadi daerah hotspot dan juga sekaligus memiliki kecenderungan untuk menjadi daerah coldspot. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh adanya perubahan kuadran dan keberadaan kasus AI di kecamatan lain letaknya bertetangga dengan Kecamatan Lendah.

Tindakan vaksinasimungkin dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi penyebarluasan penyakit AI di daerah-daerah tertular dan terancam apabila dilakukan pada populasi unggas yang dipelihara secara intensif. Namun demikian, pelaksanaan vaksinasi harus dilakukan secara terpadu, masal dan didukung oleh biosekuriti yang ketat. Tujuan utama vaksinasi adalah untuk mengurangi risiko terjadinya pandemi AI pada manusia (Domenech et al. 2009). Vaksinasi yang baik bila dapat dilakukan mencapai 70% dari populasi unggas yang ada. Pembatasan lalu lintas unggas serta produknya keluar dari daerah

hotspotjuga berperan penting dalam menekan penyebaran penyakit AI (Martindah

et al. 2006).Produk unggas yang sering ditemukan beredar antara lain kotoran unggas, limbah unggas, dan bangkai unggas. Produk unggas ini umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai pupuk atau pakan ternak.

Hubungan Antara Jumlah Populasi Unggas dan Kasus AI

Hubungan antara jumlah populasi unggas dan kasus AI dianalisis menggunakan uji khi-kuadrat. Data yang diuji dengan ujikhi-kuadrat tersaji pada Tabel 3 dan Tabel 4.Hasil analisis uji khi-kuadratdibagi menjadi dua sebagai berikut:

24

H1 : Ada hubungan antara jumlah populasi unggas dan jumlah kasus AI.

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara jumlah populasi unggas dan jumlah kasus AI di Provinsi DIY pada tahun 2009-2012 seperti yang tersaji pada Tabel 5. Hal ini berarti pengendalian terhadap keberadaan populasi unggas akan dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap pengendalian penyakit AI. Pembatasan jumlah unggas yang dipelihara di suatu daerah kemungkinan akan dapat menekan laju pertumbuhan penyakit AI. Analisis yang dilakukan hanya menghitung unggas peliharaan dan belum memperhitungkan jumlah unggas liar yang ada di wilayah pengamatan.

Gambaran distribusi frekuensi kecamatan yang terkena AI di Provinsi DIY diperlihatkan lebih jelas pada gambar peta tematik. Pemberian warna yang semakin tua menunjukkan jumlah kasus AI yang lebih banyak jika dibandingkan dengan warna yang lebih muda. Gambar 14, Gambar 15, Gambar 16, dan Gambar 17 merupakan gambaran distribusi frekuensi kecamatan yang terkena AI di Provinsi DIY pada tahun 2009-2012.Berdasarkan gambar peta tematik dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi kecamatan yang terkena AI selalu mengalami perubahan setiap tahunnya. Adapun data kejadian kasus AI menggunakan desa sebagai satuan terkecil dan bukan berdasarkan jumlah unggasnya. Sebagai contoh adalah apabila dalam suatu desa terdapat unggas yang dinyatakan positif AI

Tabel 4 Distribusi frekuensi populasi unggas setiap kecamatan Jumlah Populasi Unggas (ekor) Jumlah Kecamatan 2009 2010 2011 2012 1-10000 11 12 14 14 10001-100000 25 27 27 24 100001-200000 14 12 12 15 >200000 28 27 25 25 Jumlah 78 78 78 78

Tabel 3Distribusi frekuensi kecamatan yang terkena AI Jumlah kasus AI Jumlah Kecamatan Terkena AI 2009 2010 2011 2012 tdk ada kasus 17 1 46 58 1-2 36 15 25 18 3-4 18 28 6 2 >4 7 34 1 0 Jumlah 78 78 78 78

25 berdasarkan uji anigen, maka jumlah kasus AI aktifnya dihitung satu meskipun yang ditemukan positif AI lebih dari satu ekor unggas. Distribusi frekuensi kasus AI terlihat mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012.

Dokumen terkait